Anda di halaman 1dari 5

4/23/2018 Tumbuhan obat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Tumbuhan obat
Tumbuhan obat adalah tumbuhan yang telah diidentifikasi dan
diketahui berdasarkan pengamatan manusia memiliki senyawa yang
bermanfaat untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit, melakukan
fungsi biologis tertentu, hingga mencegah serangan serangga dan jamur.
Setidaknya 12 ribu senyawa telah diisolasi dari berbagai tumbuhan obat di
dunia, namun jumlah ini hanya sepuluh persen dari jumlah total senyawa
yang dapat diekstraksi dari seluruh tumbuhan obat.[1][2]

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat telah ada sejak zaman prasejarah


manusia. Pada tahun 2001, para peneliti telah mengidentifikasi bahwa 122
senyawa yang digunakan di dunia kedokteran modern merupakan turunan
dari senyawa tumbuhan yang sudah digunakan sejak zaman prasejarah.[3]
Begitu banyak obat-obatan yang tersedia saat ini merupakan turunan dari
pengobatan herbal, seperti aspirin yang terbuat dari kayu pohon dedalu,
juga digitalis, quinine, dan opium.
Kulit kayu pohon kina digunakan
WHO memperkirakan bahwa 80 persen warga di benua Asia dan Afrika sebagai obat malaria
memanfaatkan pengobatan herbal untuk beberapa aspek perawatan
kesehatan. Amerika Serikat dan Eropa memiliki ketergantungan yang lebih
sedikit, namun memperlihatkan kecenderungan meningkat sejak efektivitas beberapa tumbuhan obat telah teruji
secara ilmiah dan terpublikasikan. Pada tahun 2011, total tumbuhan obat yang diperdagangkan di seluruh dunia
mencapai nilai lebih 2.2 miliar USD.[4]

Dengan sumber yang berasal dari tumbuhan, maka kekayaan hayati suatu negara seperti hutan menjadi penting,[5]
dan kerusakan hutan mengancam keberadan tumbuhan obat yang pernah dan saat ini dimanfaatkan oleh masyarakat
adat penghuni kawasan hutan dan sekitarnya.[6] Keanekaragaman hayati di dalam hutan penting selain sebagai
sarana melestarikan spesies tumbuhan obat untuk manusia, juga dapat menjadi sumber obat-obatan darurat bagi
hewan langka yang ada di cagar alam. Tumbuhan yang bermanfaat tersebut perlu diidentifikasi dan diteliti lebih
lanjut, dan pakar konservasi atau jagawana perlu dilatih untuk menggunakan tumbuhan obat tersebut.[7]
Pengetahuan mengenai pemanfaatan tanaman obat di dalam hutan dapat digali dari masyarakat setempat
berdasarkan pengalaman mereka yang diturunkan dari generasi ke generasi.[8][9] Masyarakat Suku Tugutil di Taman
Nasional Aketajawe Lolobata, Halmahera, memiliki pengetahuan terhadap setidaknya 116 spesies tumbuhan lokal,
dengan 71 spesies dimanfaatkan sebagai tanaman pangan dan 45 spesies dimanfaatkan sebagai tumbuhan obat.[10]

Daftar isi
Sejarah
Fitokimia
Uji klinis
Lihat pula
Referensi
Bahan bacaan terkait

https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_obat 1/5
4/23/2018 Tumbuhan obat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Sejarah
Sejak zaman prasejarah, rempah-rempah pada awalnya digunakan sebagai bumbu penyedap makanan, namun
perlahan diketahui memiliki beragam manfaat.[1][2] Terutama rempah-rempah yang memiliki kemampuan
antimikroba sehingga dapat mengawetkan makanan. Cara ini diperkirakan berawal di wilayah tropis di mana
makanan tidak bisa diawetkan karena faktor iklim. Berbeda dengan wilayah iklim sedang yang memiliki musim dingin
sehingga makanan dapat diawetkan secara temperatur rendah.[11] Daging secara umum di berbagai budaya dibumbui
lebih banyak dari sayuran karena daging lebih cepat rusak.[12]

Berbagai bukti arkeologis menemukan bahwa manusia menggunakan tumbuhan obat setidaknya sejak zaman
Paleolitikum, sekitar 60 ribu tahun yang lalu. Namun diperkirakan hal itu terjadi lebih awal, karena primata yang
masih hidup saat ini juga telah menggunakan berbagai dedaunan spesifik untuk menyembuhkan penyakit tertentu.[13]
Sampel tumbuhan yang dikumpulkan dari lokasi prasejarah Neanderthal Gua Shanidar di Iran menemukan sejumlah
besar polen dari 8 spesies tumbuhan, dengan tujuh di antaranya masih digunakan sampai sekarang sebagai
pengobatan herbal.[14]

Dalam sejarah tertulis, setidaknya setudi mengenai rempah daun telah dilakukan sejak 5000 tahun lalu di Sumeria,
dan tertulis di tablet tanah liat yang memuat daftar ratusan tumbuhan obat. Pada tahun 1500 SM bangsa Mesir Kuno
menulis Papirus Eber yang berisi lebih dari 800 tumbuhan obat, termasuk di antaranya bawang putih dan
mariyuana.[15] Di India, pengobatan Ayurveda telah menggunakan berbagai tumbuhan obat sejak 1900 SM.[16][17]
Kaisar China Shennong disebutkan telah menulis setidaknya 365 tumbuhan obat dan pemanfaatannya, termasuk
mariyuana dan ephedra (yang menjadi asal kata nama obat ephedrine).[18] Pada Yunani Kuno, setidaknya tumbuhan
obat telah dipelajari sejak abad ke 3 SM oleh Diocles of Carystus, namun sebagian besar isinya mirip dengan yang
ditemukan di Mesir.[19]

Fitokimia
Semua tumbuhan menghasilkan senyawa kimia sebagai bagian dari aktivitas metabolisme. Senyawa fitokimia ini
dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

Metabolit primer seperti gula dan lemak yang ditemukan di seluruh jenis tumbuhan.
Metabolit sekunder yang tidak ditemukan di semua jenis tumbuhan, dan setiap jenis tumbuhan dapat memiliki
jenis dan fungsi metabolit sekunder yang berbeda-beda.[20]
Contoh metabolit sekunder yaitu toksin yang digunakan untuk melawan predator dan feromon yang digunakan untuk
menarik perhatian serangga untuk melakukan penyerbukan. Metabolit sekunder inilah yang banyak digunakan
sebagai obat-obatan pada manusia, seperti inulin dari akar dahlia sebagai media penyimpanan energi digunakan
manusia untuk pengobatan ginjal; kuinina dari kina menghasilkan rasa pahit sehingga mencegah tumbuhan dimakan
herbivora, pada manusia dijadikan obat malaria; dan morfin dari lateks opium merupakan pertahanan ketika biji
opium yang sedang berkembang diserang, oleh manusia dijadikan bahan obat-obatan.[20] Bahkan tumbuhan yang
beracun dapat memiliki manfaat secara medis.[21]

Tumbuhan mensintesis berbagai jenis fitokimia, namun sebagian besar merupakan turunan dari senyawa biokimia
dasar:[22]

Alkaloid merupakan senyawa kimia yang memiliki cincin nitrogen. Alkaloid dihasilkan dari berbagai jenis
organisme dari bakteri hingga animalia. Alkaloid dapat dimurnikan dengan menggubakan ekstraksi asam-basa.
Berbagai alkaloid bersifat toksik bagi organisme lain. Contoh alkaloid adalah kafeina. Secara umum alkaloid
memiliki rasa pahit.
Polifenol adalah senyawa yang mengandung cincin fenol. Contoh polifenol yaitu antosianin yang memberi warna
ungu pada anggur, tannin yang memberi rasa pada teh, dan isoflavon dari kedelai.
Glikosida adalah molekul gula yang terikat dengan substansi non-karbohidrat, biasanya senyawa organik.
Glikosida berperan sebagai media penyimpanan energi pada tumbuhan dan dapat diaktifkan melalui hidrolisis
oleh enzim yang melepaskan rantai gula dari glikosida sehingga dapat dimanfaatkan oleh tumbuhan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_obat 2/5
4/23/2018 Tumbuhan obat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Terpena adalah senyawa organik yang umumnya dihasilkan oleh konifer. Terpena memiliki aroma yang kuat dan
berfungi melindungi konifer dari serangan serangga. Terpena ada pada resin atau getah konifer. Oleh manusia,
terpena digunakan sebagai parfum, pemberi rasa pada makanan, dan aromaterapi.

Uji klinis
Berbagai rempah daun memiliki efek positif ketika diuji secara in-vitro, pada hewan, dan uji klinis skala kecil,[23]
namun tidak jarang beberapa tumbuhan obat memiliki efek negatif.[24]

Pada tahun 2002, National Institutes of Health mulai membiayai uji klinis terhadap efektivitas obat herbal.[25] Survey
pada tahun 2010 terhadap 1000 jenis tumbuhan, 356 di antaranya telah memiliki hasil uji klinis mengenai
manfaatnya secara farmakologi. Sekitar 12 persen dikatakan "tidak memiliki manfaat yang signifikan" meski telah
tersedia di pasar.[26] Dan berdasarkan Cancer Research UK, tidak ada satupun pengobatan herbal yang terbukti
secara klinis dapat mencegah atau mengobati kanker.[27] Berbagai pakar pengobatan herbal mengkritik studi ilmiah
terhadap obat-obatan herbal karena tidak memasukkan pengetahuan historis yang dapat memberikan informasi
mengenai dosis optimal, spesies yang detail, waktu pemanenan, dan target populasi penerima obat.[3][28]

Lihat pula
Etnobotani
Sejarah farmasi
Fitoterapi
Fitofarmakologi

Referensi
1. ^ a b Tapsell LC, Hemphill I, Cobiac L; et al. (August 2006). "Health benefits of herbs and spices: the past, the
present, the future". Med. J. Aust. 185 (4 Suppl): S4–24. PMID 17022438.
2. ^ a b Lai PK, Roy J (June 2004). "Antimicrobial and chemopreventive properties of herbs and spices". Curr. Med.
Chem. 11 (11): 1451–60. PMID 15180577.
3. ^ a b Fabricant DS, Farnsworth NR (March 2001). "The value of plants used in traditional medicine for drug
discovery". Environ. Health Perspect. 109 Suppl 1 (Suppl 1): 69–75. PMC 1240543  . PMID 11250806.
4. ^ http://www.traffic.org/medicinal-plants/
5. ^ Zuhud, Ervizal A. M. (1989). "Strategi Pelestarian dan Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati Tumbuhan Obat
Indonesia". Media Konservasi IPB.
6. ^ Zuhud, Ervizal A. M. (2009). "Kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Indonesia yang "Bhineka
Tunggal Ika" dengan Pengembangan Potensi Lokal Ethno-Forest-Pharmacy (Etno-Wanafarma) pada Setiap
Wilayah Sosio-Biologi Satu-Satuan Masyarakat Kecil". Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor.
7. ^ Ulfah, Maria (2006). "The Potency of Medicinal Plants as A Multi Function Phytobiotic to Improve Performance
and Health Condition of Wild Animals in Captivity". Media Konservasi IPB.
8. ^ Sangat, Harini M. (2006). "The Role Of Local Knowledge In Developing Indigenous Indonesian Medicine".
Media Konservasi IPB.
9. ^ Pulunggono, Heru Bagus (1999). "Ethonobotany of People Live in Amarasi of Kupang, Mollo and Amanatun of
South Central Timor, West Timor, Indonesia". Media Konservasi IPB.
10. ^ Karim, Kartini Abd.; Thohari, Mahmud; Sumardjo (2006). "Utilization of plant genetic biodiversity by Tugutil tribe
in Aketajawe Lolobata National Park". Media Konservasi IPB.
11. ^ Billing, Jennifer; Sherman, PW (March 1998). "Antimicrobial functions of spices: why some like it hot". Q Rev
Biol. 73 (1): 3–49. doi:10.1086/420058. PMID 9586227.
12. ^ Sherman, P; Hash, GA (May 2001). "Why vegetable recipes are not very spicy". Evol Hum Behav. 22 (3): 147–
163. doi:10.1016/S1090-5138(00)00068-4. PMID 11384883.
13. ^ Sumner, Judith (2000). The Natural History of Medicinal Plants. Timber Press. hlm. 16. ISBN 0-88192-483-0.
14. ^ Solecki, Ralph S. (November 1975). "Shanidar IV, a Neanderthal Flower Burial in Northern Iraq". Science. 190
(4217): 880–881. doi:10.1126/science.190.4217.880.
15. ^ Sumner, Judith (2000). The Natural History of Medicinal Plants. Timber Press. hlm. 17. ISBN 0-88192-483-0.
16. ^ Aggarwal BB, Sundaram C, Malani N, Ichikawa H (2007). "Curcumin: the Indian solid gold". Adv. Exp. Med. Biol.
ADVANCES IN EXPERIMENTAL MEDICINE AND BIOLOGY. 595: 1–75. doi:10.1007/978-0-387-46401-5_1.
https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_obat 3/5
4/23/2018 Tumbuhan obat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

ISBN 978-0-387-46400-8. PMID 17569205.


17. ^ "Turmeric Herb". Tamilnadu.com. 15 December 2012.
18. ^ Sumner, Judith (2000). The Natural History of Medicinal Plants. Timber Press. hlm. 18. ISBN 0-88192-483-0.
19. ^ Robson, Barry & Baek, O.K. (2009). The Engines of Hippocrates: From the Dawn of Medicine to Medical and
Pharmaceutical Informatics. John Wiley & Sons. hlm. 50. ISBN 9780470289532.
20. ^ a b Meskin, Mark S. (2002). Phytochemicals in Nutrition and Health. CRC Press. hlm. 123.
ISBN 9781587160837.
21. ^ "Angiospermae: Division Magnoliophyta: General Features". Encyclopædia Britannica (volume 13, 15th edition).
1993. hlm. 609.
22. ^ Springbob, Karen & Kutchan, Toni M. (2009). "Introduction to the different classes of natural products". Dalam
Lanzotti, Virginia. Plant-Derived Natural Products: Synthesis, Function, and Application. Springer. hlm. 3.
ISBN 9780387854977.
23. ^ Srinivasan K (2005). "Spices as influencers of body metabolism: an overview of three decades of research".
Food Research International. 38 (1): 77–86. doi:10.1016/j.foodres.2004.09.001.
24. ^ Pittler, M; Abbot, NC; Harkness, EF; Ernst, E (2000). "Location bias in controlled clinical trials of
complementary/alternative therapies". International Journal of Epidemiology. 53 (5): 485–489. doi:10.1016/S0895-
4356(99)00220-6. PMID 10812320.
25. ^ Herbal Medicine, NIH Institute and Center Resources (http://health.nih.gov/result.asp/324), National Center for
Complementary and Alternative Medicine, National Institutes of Health.
26. ^ Cravotto G, Boffa L, Genzini L, Garella D (February 2010). "Phytotherapeutics: an evaluation of the potential of
1000 plants". J Clin Pharm Ther. 35 (1): 11–48. doi:10.1111/j.1365-2710.2009.01096.x. PMID 20175810.
27. ^ "Herbal medicine". Cancer Research UK. Diakses tanggal August 2013. Periksa nilai tanggal di: |access-
date= (bantuan)
28. ^ Eric Yarnell, N.D., R.H., and Kathy Abascal, J.D (2002). "Dilemmas of Traditional Botanical Research".
HerbalGram. 55: 46–54.

Bahan bacaan terkait


Aronson, Jeffrey K. (2008). Meyler's Side Effects of Herbal Medicines. Elsevier. ISBN 9780080932903.
Braun, Lesley & Cohen, Marc (2007). Herbs and Natural Supplements: An Evidence-Based Guide. Elsevier.
ISBN 9780729537964.
Collins, Minta (2000). Medieval Herbals: The Illustrative Traditions. University of Toronto Press. hlm. 32.
ISBN 9780802083135.
Crellin, J.K. et al. (1990). Herbal Medicine Past and Present: A reference guide to medicinal plants. Duke
University Press. ISBN 9780822310198.
Girish Dwivedi, Shridhar Dwivedi (2007). History of Medicine: Sushruta – the Clinician – Teacher par Excellence
(PDF). National Informatics Centre. Diakses tanggal 2008-10-08.
Grene, Marjorie (2004). The philosophy of biology: an episodic history. Cambridge University Press. hlm. 11.
ISBN 978-0-521-64380-1.
Lewis, Walter H. (2003). Medical Botany: Plants Affecting Human Health. John Wiley & Sons.
ISBN 9780471628828.
Lichterman, B. L (2004). "Aspirin: The Story of a Wonder Drug". British Medical Journal. 329 (7479): 1408.
doi:10.1136/bmj.329.7479.1408.
Lindequist, U. (2005). "The Pharmacological Potential of Mushrooms". Evid Based Complement Alternat Med. 2
(3): 285–99. doi:10.1093/ecam/neh107. PMC 1193547  . PMID 16136207. Parameter |coauthors= yang tidak
diketahui mengabaikan (|author= yang disarankan) (bantuan)
Loudon, Irvine (2002). Western Medicine: An Illustrated History. Oxford University Press. hlm. 54.
ISBN 9780199248131.
Newall, Carol A. et al. (1996). Herbal medicines: a guide for health-care professionals. Pharmaceutical Press.
ISBN 9780853692898.
Satu atau lebih kalimat sebelum ini menyertakan teks dari suatu terbitan yang sekarang berada pada ranah
publik: Chisholm, Hugh, ed. (1911). "Theophrastus". Encyclopædia Britannica (edisi ke-11). Cambridge University
Press.
Wu, Jing-Nuan (2005). An Illustrated Chinese Materia Medica. Oxford University Press. hlm. 6.
ISBN 9780195140170.

Diperoleh dari "https://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Tumbuhan_obat&oldid=13405655"

https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_obat 4/5
4/23/2018 Tumbuhan obat - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Halaman ini terakhir diubah pada 2 Desember 2017, pukul 10.06.

Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi-BerbagiSerupa Creative Commons; ketentuan tambahan mungkin berlaku.
Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih jelasnya.

https://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_obat 5/5

Anda mungkin juga menyukai