Anda di halaman 1dari 4

TUGAS REVIEW ARTIKEL KESIAPSIAGAAN BENCANA

Oleh : Lukman Dwi Prasetya


NIM : 17/420126/PMU/09337

1. Judul : Disaster Management and Preparadness : The Development and


Piloting of a Self-Assessment Survey to Judge the Adequacy of
Community-Based Physician Knowledge
Penulis : Bruce R. Guerdan, MD, MPH
Sumber : American Journal Of Clinical Medicine Summer 2009 • Volume
Six, Number Three

Jurnal ini membahas tentang Manajemen Bencana dan Kesiapsiagaan Bencana


yang sangat diperhatikan di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan banyak tenaga
kesehatan di Amerika Serikat yang belum mempunyai kompetensi dalam menangani
dua hal tersebut karena tidak ada standard kompetensi. Sehingga didalam jurnal ini,
menilai tentang bagaimana tenaga kesehatan berpartisipasi dalam menangani
bencana.Dalam kesimpulannya, bahwa beberapa komunitas tenaga kesehatan yang
ada masih merupakan sumber daya yang belum digunakan secara maksimal dalam
penanganan bencana. Padahal, tenaga kesehatan ini dapat mempunyai andil yang
sangat besar dalam mensupport secara emosional bahkan dalam penanganan secara
professional. Di Indonesia, tenaga kesehatan juga belum siap secara skill dan
kompetensi dalam menghadapi bencana.

2. Judul :Disaster Preparedness Through Simulation Training


Penulis :R. MARK PEARSON
Sumber :Journal (American Water Works Association), Vol. 103, No. 1
(January 2011), pp. 30-32 Published by: American Water Works
Association Stable
URL :http://www.jstor.org/stable/41314148 Accessed: 04-04-2018 00:08
UTC
Kesiapsiagaan Bencana perlu dilatih dengan simulasi agar siap ketika bencana itu
datang. Mempersiapkan bencana adalah tujuan utama dalam latihan ini, dimana setiap
orang baik itu staff maupun karyawan perusahaan air mengerti tentang tugas dan
tanggung jawab individu maupun kelompok sebelum, selama dan sesudah kejadian
bencana. Latihan simulasi ini adalah hasil dari perencanaan sistematis untuk respon
darurat yang terdiri dari kerangka dalam merespon, aktivasi tim pemulihan, evaluasi
kerentanan bencana, identifikasi protokol respon, dan latihan. Melalui proses ini dan
latihan berkelanjutan, semua peralatan dan perlengkapan dapat dipersiapkan segera
ketika bencana datang. Indonesia telah mempersiapkan hal ini dengan seringnya
mengadakan latihan kesiapsiagaan bencana dan mempersiapkan segala sesuatu
dalam menghadapi bencana sehingga ketika bencana datang dapat tanggap dengan
cepat.

3. Judul :Getting Ahead of the Next Disaster: Recent Preparedness


Efforts in Indonesia
Penulis :Eric James
Sumber : Development in Practice, Vol. 18, No. 3 (Jun., 2008), pp. 424-
429 Published by: Taylor & Francis, Ltd. on behalf of Oxfam
GB Stable
URL :http://www.jstor.org/stable/27751937 Accessed: 03-04-2018
16:28 UTC

Indonesia adalah Negara yang mempunyai potensi bencana alam yang sangat
besar. Hal ini dibuktikan ketika kejadian bencana Tsunami di Aceh yang menewaskan
ratusan ribu jiwa. Selain itu, Indonesia yang terletak dalam “ring of fire”, wilayah tropis,
dan ada ketidakstabilan politik dan keamanan di beberapa wilayah di Indonesia.
Dengan berbagai potensi tersebut, tidak salah bahwa ada seorang staf NGO ketika
bencana di Aceh menyampaikan bahwa Indonesia adalah “Supermarket Bencana”.
Pertanyaan selanjutnya adalah Apa yang harus dilakukan dengan hal tersebut?
Dalam jurnal ini, peneliti meneliti tentang kesiapan Indonesia dalam menghadapi
bencana selanjutnya. Dalam kesimpulannya, Indonesia tampaknya siap untuk maju dari
bencana besar berikutnya yang mungkin menyerang negara ini. Suatu pendekatan
progresif, yang menggabungkan berbagai tingkat respons dan pendekatan semua
pemangku kepentingan, mungkin akan menurunkan tingkat kerugian pada saat
berikutnya situasi seperti itu muncul. Dalam jangka panjang, manajemen risiko
bencana harus menjadi bagian dari fokus semua pembangunan berkelanjutan. Cara
kami menanggapi ide-ide baru ini dan pengembangan masa depan dari agensi risiko
bencana adalah tantangan yang kami hadapi di Indonesia dan di seluruh dunia.

4. Judul :The Role of Education on Disaster Preparedness Case Study


of 2012 Indian Ocean Earthquakes on Thailand’s Andaman
Coast
Penulis : Raya Muttarak and Wiraporn Pothisiri
Sumber : Ecology and Society, Vol. 18, No. 4 (Dec 2013) Published by:
Resilience Alliance Inc. Stable
URL :http://www.jstor.org/stable/26269420 Accessed: 04-04-2018
00:03 UTC

Jurnal ini berisi tentang investigasi bagaimana penduduk lokal di Teluk Andaman
di Provinsi Phang Nga, Thailand dalam persiapan menghadapi bencana tsunami dan
gempa bumi. Dihipotesiskan bahwa pendidikan formal dapat mempromosikan
kesiapsiagaan bencana karena pendidikan meningkatkan keterampilan kognitif dan
pembelajaran individu, serta akses ke informasi Penelitian ini meneliti terhadap dampak
tsunami tahun 2012. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa pendidikan formal, baik itu
dalam individu, rumah tangga maupun komunitas, mempunyai hubungan yang positif
dengan tingkat kesiapsiagaan. Hasil penelitian ini juga menemukan relasi bahwa latihan
yang mengenai bencana adalah hal yang sangat efektif bagi individu. Selain itu, hidup
di masyarakat yang mempunyai proporsi perempuan yang mengenyam pendidikan
smp, lebih banyak daripada laki-laki cenderung mempunyai tingkatan kesiapsiagaan
yang tinggi. Kesimpulannya adalah, jurnal ini menemukan bahwa pendidikan formal
dapat meningkatkan kesiapsiagaan bencana dan mengurangi kerentanan terhadap
bencana alam. Di Indonesia, pendidikan formal tentang bencana memang belum terlalu
intensif akan tetapi ada arah menuju perbaikan dalam pendidikan.

5. Judul :Disaster Response Preparedness in India and China


Penulis :MIHIR R BHATT
Sumber :Economic and Political Weekly, Vol. 47, No. 1 (JANUARY 7,
2012), pp. 25-27 Published by: Economic and Political Weekly
Stable
URL :http://www.jstor.org/stable/23065570 Accessed: 03-04-2018
16:24 UTC
Jurnal ini meneliti tentang kesiapsiagaan di India dan China. Bahwa di India,
respon kesiapsiagaan Bencana masih membangun ulang apa yang telah hancur akibat
bencana. DI China, respon terhadap bencana adalah peluang tidak hanya membanun
ulang tetapi juga mengembangkan area dan masyarakat yang terdampak. China lebih
baik dalam melindungi hasil pertumbuhan ekonomi dari bencana alam dibanding India.
Seperti kejadian gempa di Sichuan tahun 2008, China focus dalam mengurangi resiko
terhadap manusia dan memperbaiki dan membangun ulang gedung dan menciptakan
lapangan kerja baru walaupun dampak gempa sangat kecil bagi ekonomi China. Di
India, mereka kurang terlalu fokus dalam membangun kembali lingkungan dan
lapangan kerja setelah bencana akan tetapi masih memungkinkan untuk berubah
dalam waktu tertentu seperti memberikan pelatihan membangun kembali lapangan
kerja dan lingkungan setelah bencana. Hal ini langkah yang bagus untuk India
walaupun harus membandingkan ke China dalam hal ini serta yang terpenting India
adalah india dan China adalah China yang merupakan dua Negara berbeda. Indonesia
lebih baik dalam hal ini dibanding India, dimana semua aspek setelah bencana sangat
diperhatikan.

Anda mungkin juga menyukai