Anda di halaman 1dari 31

JENIS – JENIS KACA

Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Kimia Bahan

Oleh :

Cindy Kartika Putri NIM. L2C009165

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2013
DAFTAR ISI

Halaman Judul
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB 2 ISI
2.1 Pengertian Kaca
2.2 Sejarah Perkembangan Kaca
2.3 Macam-macam Kaca
2.4 Sifat-Sifat Kaca
2.5 Proses Pembuatan Kaca Atau Gelas
2.6 Aplikasi Kaca
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Komposisi bahan-bahan penyusun


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kaca
Gambar 2. Silica Lebur
Gambar 3. Alkali Silikat
Gambar 4. Kaca Soda Gamping
Gambar 5. Kaca Timbal
Gambar 6. Kaca Borosilikat
Gambar 7. Kaca Khusus
Gambar 8. Serat Kaca (fiber glass)
Gambar 9. Kuarsa (SiO2), Salah Satu Bentuk Polimorfi Silika
Gambar 10. Bagian – Bagian Serat Optik
Gambar 11. Multimode Step Index Fiber
Gambar 12. Perambatan Gelombang
Gambar 13. Multimode Graded Index
Gambar 14. Perambatan Gelombang Cahaya
Gambar 15. Single Mode Fiber
Gambar 15. Perambatan Cahaya Dalam Single Mode Fiber
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kaca atau gelas adalah salah satu produk industri kimia yang paling akrab dengan
kehidupan kita sehari-hari. Akan tetapi masyarakat luas banyak yang belum mengerti tentang
senyawa unik ini. Kaca atau gelas apabila dipandang dari segi fisika merupakan zat cair yang
sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling
berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses
pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat”
menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida
anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan
senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat
yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama
dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
Sebagaimana bahan-bahan yang sangat banyak digunakan dalam peradaban modern,
riwayat penemuan kaca tidaklah jelas sama sekali. Salah satu rujukan yang paling tua mengenai
bahan ini dibuat oleh Pliny, yang menceritakan bagaimana pedagang-pedangang phoenisia purba
menemukan kaca tatkala memasak makanan. Kaca atau gelas merupakan materi bening dan
transparan (tembus pandang) yang biasanya di hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon
dioksida (SiO2), yang secara kimia sama dengan kuarsa. dari segi fisika kaca dipandang sebagai
zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang
saling berjauhan seperti dalam zat cair namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat
proses pendinginan (cooling) yang sangat cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat”
menyusun diri secara teratur. Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida
anorganik yang tidak mudah menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan
senyawa alkali dan alkali tanah, pasir serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat
yang khas dibanding dengan golongan keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama
dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2) dan proses pembentukannya.
BAB II
ISI

2.1 Pengertian Kaca


Kaca merupakan materi bening dan transparan (tembus pandang) yang biasanya di
hasilkan dari campuran silikon atau bahan silikon dioksida (SiO2), yang secara kimia sama
dengan kuarsa (bahasa Inggris: kwarts). Biasanya dibuat dari pasir. Suhu lelehnya adalah 2000
Derajat Celcius. Jenis kaca yang paling umum di kenal dan yang telah digunakan sejak berabad-
abad silam sebagai jendela dan gelas minum adalah kaca soda kapur, yang terbuat dari 75%
silica (SiO2) ditambah Na2O, CaO, dan sedikit aditif lain.
Di dalam ilmu pengetahuan, istilah kaca didefinisikan dalam arti yang luas, kaca dapat
dibuat dari paduan bahan yang berbeda: paduan logam, ion-ion yang di cairkan, molekul cair,
dan polimer. Untuk banyak aplikasi seperti; botol, kaca mata, gelas dll. Kaca memainkan peran
penting dalam ilmu pengetahuan dan industri. Karena struktur kimianya, fisik, dan khususnya
sifat optik kaca cocok untuk aplikasi optik dan bahan Optoelektronik, peralatan laboratorium,
isolator termal, bahan penguat, dan seni kaca (seni, kaca studio).
Dipandang dari segi fisika kaca merupakan zat cair yang sangat dingin. Disebut demikian
karena struktur partikel-partikel penyusunnya yang saling berjauhan seperti dalam zat cair
namun dia sendiri berwujud padat. Ini terjadi akibat proses pendinginan (cooling) yang sangat
cepat, sehingga partikel-partikel silika tidak “sempat” menyusun diri secara teratur.
Dari segi kimia, kaca adalah gabungan dari berbagai oksida anorganik yang tidak mudah
menguap , yang dihasilkan dari dekomposisi dan peleburan senyawa alkali dan alkali tanah, pasir
serta berbagai penyusun lainnya. Kaca memiliki sifat-sifat yang khas dibanding dengan golongan
keramik lainnya. Kekhasan sifat-sifat kaca ini terutama dipengaruhi oleh keunikan silika (SiO2)
dan proses pembentukannya.

Gambar 1. Kaca
2.2 Sejarah Perkembangan Kaca
Kaca pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000 SM, dengan
melelehnya batuan yang digunakan untauk memasak dan kemudian mengeras menjadi opaque
(tidak trnsparan). Sekitar 3500 SM, bahan dasar kaca mulai digunakan sebagai bahan yang
memberi efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang mengetahui ini mulai menyebarkan
informasi ini sepanjang perjalanan mereka.
Pada 1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca. Juga ditemukan bukti-bukti
pembuatan kaca di daereah Yunani dan Cina. Pada tahun 1500 SM, pengrajin Mesir menemukan
cara untuk membuat pot kaca dengan cetakan. Terbukti dengan ditemukannya 3 buah vas dengan
ukiran nama Pharoh Thoutmosis III (1504-1450SM), yang membawa pengrajin kaca dari misi
militernya di Cina.
Sampai abad 9 SM kerajinan kaca mulai berkembang didaerah Mesopotamia dan sampai
ke Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat pada tahun 650 SM dengan ukiran
diatas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja Assyria Ashurbanipal (669-626
SM).Antara 27 SM sampai 14 SM, ditemukan cara baru dalam mengolah kaca yaitu disebut
glassblowing.
Alat yang digunakan berupa pipa logam sempit sebagai alat untuk meniup. Lalu bangsa
Roma mulai menggunakan alat cetakan untuk membuat kaca. Pada tahun 100 M, bansa Roma
menjadi yang pertama menggunakan kaca dalam arsitektur, dengan ditemukannya clear glass
yang digunakan pada bangunan-bangunan penting dan vila-vila mewah. Sekitar tahun 1000 M,
bangsa Eropa yang mulai kesulitan mencari bahan dasar kaca mulai memakai bahan dasar lain,
yaitu potash.
Pada abad 11, Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran (glass sheet). Pada
abad 13, bangsa Venezia mulai memproduksi kaca dalam bentuk lembaran. Pada akhir abad19,
mulai berdiri bangunan yang menggunakan kaca sebagai bungkus luar bangunan dan menjadi hal
yang sangat baru karena pada zaman itu bangunan masih menggunakan batu bata untuk
dindingnya.
2.3 Macam-Macam Kaca
Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika Lebur
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi,
atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Kaca ini sering disebut kaca kuarsa (quartz
glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi.
Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca
ini juga sangat transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering
digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua
jutaan per kuvet.

Gambar 2. Silica Lebur

2. Alkali Silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca yang mengandung dua komponen yang di
publikasikan secara komersial. Pada proses pembuatannya pasir dan soda dilebur
bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal
sebagai kaca larut air (water soluble glass) dan banyak dipakai sebagai adhesif dalam
pembuatan kotak-kotak karton gelombang yang memiliki sifat tahan api.

Gambar 3. Alkali Silikat


3. Kaca Soda Gamping
Kaca soda gamping (soda-lime glass) merupakan 95 persen dari semua kaca yang
dihasilkan. Kaca ini digunakan untuk membuat segala macam bejana, kaca lembaran,
jendela mobil dan barang pecah belah.

Gambar 4. Kaca Soda Gamping

4. Kaca Timbal
Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca
cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang optik,
karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa
mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan
kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah
besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca
ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai
perisai radiasi nuklir.

Gambar 5. Kaca Timbal

5. Kaca Borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3, 80% sampai 87% silika,
dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal rendah,
lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik
tinggi. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, dan digunakan
juga untuk lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).

Gambar 6. Kaca Borosilikat

6. Kaca Khusus
Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca optik dan
kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung
pada produk akhir yang diinginkan.

Gambar 7. Kaca Khusus

7. Serat Kaca (fiber glass)


Serat kaca dibuat dari komposisi kaca khusus, yang tahan terhadap kondisi cuaca. Kaca
ini biasanya mempunyai kandungan silika sekitar 55%, dan alkali lebih rendah.

Gambar 8. Serat Kaca (fiber glass)


Selain itu, ada juga kaca silika yang digunakan di dalam keteknikan yang mempunyai
berbagai substansi yang ditambahkan ke SiO2, sehingga membuatnya lebih mudah direkayasa,
tetapi titik fusinya menjadi lebih rendah. Kaca-silika di dalam keteknikan diklasifikasikan
menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Kaca alkali tanpa oksida berat. Kaca ini mempunyai titik lebur yang agak rendah.
Pemakaiannya antara lain untuk botol dan kaca jendela.
2. Kaca alkali yang mengandung oksida berat. Kaca ini mempunyai sifat kelistrikan yang
tinggi dibandingkan dengan kaca alkali kelompok 1. Kaca flint ditambah dengan PbO
atau kaca crown ditambah dengan BaO digunakan sebagai kaca optik. Kaca khusus untuk
bahan dielektrik kapasitor adalah kaca flint yang disebut minos. Di antara kaca-kaca
crown terdapat jenis yang disebut pireks. Pireks mempunyai koefisien thermal 33. 10-7
per °C dan mampu menahan perubahan suhu yang mendadak.
3. Kaca non alkali.Penggunaan kaca ini adalah sebagai kaca optik dan bahan isolasi listrik.
Beberapa jenis kaca dari kelompok ini mempunyai titik pelunakan yang sangat tinggi.

2.4 Sifat-Sifat Kaca


1. Massa jenis kaca berkisar antara 2 hingga 8,1 g/cm3
2. Kekuatan tekannya 6000 hingga 21000 kg/cm2
3. Kekuatan tariknya 1 hingga 300 kg/cm2. Karena kekuatan tariknya relatif kecil, maka
kaca adalah bahan yang regas. Walaupun kaca adalah substansi berongga, tetapi tidak
mempunyai titik leleh yang tegas, karena pelelehannya adalah perlahan-lahan ketika suhu
pemanasan dinaikkan.
4. Titik pelembekan kaca berkisar antara 500 hingga 1700° C. Makin sedikit kandungan
SiO2 makin rendah titik pelembekan kaca. Demikian pula halnya dengan muai panjang
(α), makin banyak kadar SiO2 yang dikandungnya akan makin kecil α nya.
5. Muai panjang untuk kaca berkisar antara 5,5. 10-7 hingga 150. 10-7 per derajat celcius.
Nilai dari angka muai panjang adalah sangat penting bagi suatu kaca dalam hubungannya
dengan kemampuan kaca menahan perubahan suhu. Piranti dari kaca yang dipanaskan
atau didinginkan secara tiba-tiba akan meregang. Hal ini disebabkan distribusi suhu yang
tidak merata pada lapisan luarnya dan keadaan tersebut menyebabkan piranti retak.
Jika kekuatan tarik piranti kaca lebih rendah dari kekuatan tekannya, maka
pendinginan yang mendadak pada permukaannya akan lebih memungkinkan terjadinya
keretakan dibandingakan dengan pemanasan yang tiba-tiba. Kaca silika jenis Red-Hot
akan lebih aman dalam hal pendinginan atau pemanasan tiba-tiba karena kaca jenis ini
mempunyai α yang sangat rendah. Piranti kaca yang dindingnya tipis, ketahanannya
terhadap perubahan panas mendadak lebih baik dibandingkan dengan piranti kaca yang
dindingnya tebal. Hal ini karena dipengaruhi faktor kerataan pemuaian permukaan kaca
bagian luar dan dalam dinding piranti adalah tidak sama.
Kaca yang digunakan untuk suatu perangkat dan pada perangkat tersebut terdapat
juga logam, misalnya : lampu pijar dan tabung sinar katode, maka nilai α nya harus
disesuaikan, yaitu harus rendah karena selalu bekerja pada suhu yang cukup tinggi.
Dengan demikian, maka tidak terjadi keretakan di bagian kacanya pada waktu perangkat
tersebut digunakan.
Kemampuan larut kaca terhadap bahan lain akan bertambah sesuai dengan
kenaikkan suhunya. Kaca yang mempunyai kekuatan hidrolik rendah ketahanan
permukaannya pada media yang lembab adalah kecil. Kaca silika mempunyai ketahanan
hidrolik paling tinggi. Kekuatan hidrolik akan sangat berkurang jika kaca diberi alkali.
Pada kenyataannya, kaca silika adalah tidak peka terhadap asam kecuali asam fluorida.
Pada pabrikasi kaca, asam fluorida digunakan untuk membuat kaca embun.
Pada umumnya kaca tidak stabil terhadap pengaruh alkali. Sifat-sifat elektris dari
kaca dipengaruhi oleh komposisi dari kaca itu sendiri. Kaca yang digunakan untuk teknik
listrik pada suhu normal diperlukan syarat-syarat antara lain : resitifitas berkisar antara
108 hingga 1017 Ω-cm, permitivitas relatif єr berkisar antara 3,8 hingga 16,2, kerugian
sudut dielektriknya 0,003 hingga 0,01, tegangan break-down 25 hingga 50 kV/mm.Kaca
silika mempunyai sifat kelistrikan yang paling baik. Pada suhu kamar, besarnya
resitivitas adalah 107 Ω-cm, єr 3,8 dan sudut dielektriknya pada 1 MHZ adalah 0,0003.
Jika kaca silika ditambahkan natrium atau kalium, maka resitivitasnya akan turun, sudut
dielektriknya naik sedikit.
Sering kali oksida logam alkali ditambahkan pada pembuatan kaca dengan maksud agar
sifat-sifat kaca menjadi lebih baik. Oksida-oksida tersebut dimasukkan ke dalam kaca sebagai
pemurnian bahan-bahan mentah. Keberadaan natrium dalam kaca adalah lebih tidak
menguntungkan dari kalium. Karena ion Na adalah sangat kecil ukurannya dan sangat mudah
bergerak di dalam medan listrik. Itulah sebabnya mengapa Na dapat menambah konduktifitas
kaca. Kaca yang mengandung oksida-oksida dua logam alkali yang berbeda dimungkinkan
mempunyai sifat isolasi yang lebih tinggi dibandingkan jika kuantitas oksidanya hanya
mengandung 1 bagian dari kuantitas oksida dua logam (efek netralisasi atau polialkalin).
Kemampuan isolasi kaca juga dapat lebih baik jika ditambah PbO atau BaO.

Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
 Padatan amorf (short range order)
 Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair
 Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
 Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
 Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah kaca
banyak dipakai untuk peralatan laboratorium
 Efektif sebagai isolator
 Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan

Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO

Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam 30
tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku dari 90 persen
kaca yang diproduksi di dunia.

2.5 Proses Pembuatan Kaca Atau Gelas


a. Bahan-Bahan :
Pada dasarnya, bahan baku pembuatan kaca atau gelas terdiri atas 3 jenis bahan yang masing-
masing memiliki peranan pada kualitas dan hasil akhir dari produk gelas secara keseluruhan.
Ketiga jenis tersebut adalah :
1. Bahan pembentuk gelas
 Pasir kuarsa/silika dengan kemurnian SiO2 99.1 – 99.7%
Silikon (IV) oksida ialah molekul kovalen raksasa. Oleh karena itu, silicon (IV) oksida
memerlukan banyak tenaga haba untuk mengatasi setiap ikatan kovalen antara atom
dalam struktur raksasa. Maka, silicon (IV) oksida mempunyai titik lebur yang sangat
tinggi, yaitu 1710 C. Dalam silicon (IV) oksida, setiap atom silikon diikat secara kovalen
kepada 4 atom oksigen dalam bentuk tetrahedron dengan sudut antara ikatan 109.5 . Unit
itu diulangi secara tidak terhingga dengan setiap atom oksigen terikat kepada 2 atom
silikon untuk membentuk molekul kovalen raksasa seperti struktur berlian.

Gambar 9. Kuarsa (SiO2), Salah Satu Bentuk Polimorfi Silika


 Sodium karbonat/soda abu (Na2CO3)
 Asam borat/borax
 Phosfor pentaoksida
 Dolomit (CaCO3.MgCO3)
Dolomit merupakan variasi batu gamping yang mengandung < 50% karbonat. Secara
geologi dolomit dapat terbentuk karena proses primer maupun sekunder. Secara sekunder
dolomit terjadi karena proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit menjadi
dolomit, selain itu dapat juga terbentuk karena diendapkan secara tersendiri sebagai
endapan evaporit. Dolomit primer berbentuk urat, yang terbentuk bersama-sama dalam
jebakan bijih. Dolomit mempunyai struktur kristal rhombohedral yang mempunyai
komposisi kimia CaMg(CaCO3)2 atau manganodolomit dan berkomposisi MgFe(CaCO3)2
atau ferrodolomit. Umumnya dolomit berwarna putih keabu-abuan atau kebiru-biruan,
kekerasan 3,5 – 4, berifat pejal, berat jenis 2,8 – 2,9, berbutir halus-kasar, mudah
menyerap air, mudah dihancurkan.
 Feldspar, dengan rumus molekul R2O.Al2O3.6SiO2 di mana R2O mewakili Na2O atau
K2O atau gabungan keduanya.
Feldspar adalah nama kelompok mineral yang terdiri atas potasium, sodium dan kalsium
alumino silikat. Pada umumnya kelompok ini terbentuk oleh proses pneumatolitis dan
hidrotermal yang membentuk urat pegmatit. Felspar ditemukan pada batuan beku, batuan
erupsi dan metamorfosa, baik bersifat asam maupun basa. Felspar mempunyai nilai
kekesaran 6 – 6,5 skala Mosh, berat jenis 2,4 – 2,8, warna dari putih keabu-abuan, merah
jambu, coklat, kuning dan hijau. Felspar adalah mineral alumina anhidrat silikat yang
berasosiasi dengan unsur Kalium (K), Natrium (Na) dan Calsium (Ca) dalam
perbandingan yang beragam. Mutu felspar ditentukan oleh kandungan oksida kimia K2O
dan Na2O yang relatif tinggi diatas 6%, oksida Fe2O3 dan TiO2 .
 Cullet, merupakan pecahan-pecahan kaca atau kaca yang berasal dari produk tak lolos
quality control. Cullet berfungsi untuk menurunkan temperatur leleh dari bahan baku.
Cullet yang diumpankan sebanyak 25% dari total bahan baku.
2. Bahan stabilizer
Bahan stabilizer merupakan bahan yang mampu menurunkan kelarutan di dalam air, tahan
terhadap serangan bahan kimia lain termasuk materi-materi lain yang terdapat di atmosfer.
Contoh bahan stabiliser yang biasa dipakai di industri gelas adalah :
 Kalsium Karbonat atau Limestone, membuat produk akhir menjadi tidak larut di dalam
air.
 Barium Karbonat, meningkatkan berat spesifik dan indeks bias.
 Timbal Oksida, membuat produk menjadi transparan, mengkilat, dan memiliki indeks
bias yang tinggi.
 Seng Oksida, membuat gelas tahan terhadap panas yang mendadak, memperbaiki sifat-
sifat fisik dan mekanik, dan meningkatkan indeks bias.
 Aluminium oksida
Aluminium oksida adalah sebuah senyawa kimia dari aluminium dan oksigen, dengan
rumus kimia Al2O3 dan nama mineralnya adalah alumina. Disini alumunium oksida
berfungsi untuk meningkatkan viskositas gelas, kekuatan fisik dan ketahanan terhadp
bahan kimia.
3. Komponen sekunder
 Refining agent, menghilangkan gelembung-gelembung gas pada saat pelelehan bahan
baku. Bahan yang biasa digunakan sebagai refining agent pada industri gelas adalah
sodium nitrat dan sodium sulfat atau arsen oksida (As2O3).
 Penghilang warna (decolorant), menghilangkan warna yang biasanya diakibatkan oleh
kehadiran senyawa besi oksida yang masuk bersama bahan baku. Bahan penghilang
warna yang digunakan adalah mangan dioksida (MnO2), logam selenium (Se), atau nikel
oksida (NiO).
 Pewarna (colorant), digunakan untuk membuat gelas khusus sesuai dengan warna yang
dikehendaki.
 Opacifiers. Bahan yang digunakan sebagai opacifier adalah fluorite (CaF2), kriolit
(Na3AlF6), sodium fluorosilika (Na2SiF6), timah phospat, seng phospat (Zn3(PO4)2), dan
kalsium phospat (Ca3(PO4)2). Opacifiers adalah zat yang ditambahkan untuk membuat
kaca atau gelas bersifat buram atau tidak dapat ditembus gelombang elektromagnetik,
walaupun kaca atau gelas tersebut transparan.
 Proses Dari Bahan Baku Menjadi Produk
Prosedur pembuatan kaca dapat di bagi menjadi empat tahap utama yaitu :
1. PELEBURAN
Tanur kaca dapat di klasifikasikan sebagai tanur periuk dan tanur tanki. Tanur
periuk (pot furnace), dengan kapasitas sekitar 2 t atau kurang dapat di gunakan secara
menguntungkana untuk membuat kaca khusus dalam jumlah kecil di mana tumpak cair
itu harus di lindungi terhadap hasil pembakaran. Tanur ini digunakann dalam pembuatan
kaca optik dan kaca seni melalui proses cetak. Periuknya sebetulnya ialah suatu cawan
yang terbuat dari lempung pilihan atau platina. Sulit sekali melebur kaca didalm bejana
ini tanpa produknya terkontaminasi atau tanpa sebagian bejana itu sendiri meleleh,
keculai biola bejana itu terbuat dari bejana platina.
Dalam tanur tanki (tank furnace), bahan tumpak itu dimuat ke satu ujung suatu
tanki besar yang di muat ke sutu ujung suatu tanki besar yang terbuat dari blok-blok
reflaktor, di antaranya ada yang berukuran 38 x 9 x 1,5 m dengan kapasitas kaca cair
sebesar 1350 t. Kaca itu membentuk kolam di dasar tanur itu, sedang nyala api menjilat
berganti darti satu sisi ke sisi lain. Kaca halusan (fined glass) di kerjakan dari ujung lain
tanki itu, operasinya kontinyu. Dalam tanur jenis ini, sebagaimana juga dalam tanki
periuk, dindingnya mengalami korosi karena kaca panas, kulaitas panas dan umur tanki
bergantung pada kualitas blok kontruksi. Karena itu, perhatian biasanya di tujukan pada
reflaktori tanur kaca.
Tanur tanki kecil disebut tanki harian (day tank) dan berisi persediaaan kaca cair
untuk satu hari sebanyak 1 t sampai 10 t. Tanki ini di panasi secara elektrotermal atau
dengan gas.
Tanur-tanur yang disebautkan di atas adalah tergolong tanur regenerasi
(regenerative furnace) dan beroperasi dalam dua siklus dengan dua perangkat ruang
berisis susunan bata rongga. Gas nyala setelah memberiakan kalornya pada waktu
melalui tanur berisi akca cair, megalir ke bawah melalui satu perangkat ruang yang diisi
penuh dengan pasangan baja terbuka atau bata rongga (checkerwork). Sebagian besar dari
kandungan kalor sensibel gas keluar dari situ , dan isian itu berkisar antara 1500°C di
dekat pintu keluar. Bersamaan dengan itu, udara di panaskan dengan melewatkannya
melalui ruang regemerasi yang telah di panaskan sebelumnya dan telah di campur denagn
gas bahan bakar yang telah terbakar, sehingga suhu nyalanya menjadi lebih tinggi lagi,
(di bandingkan dengan jika udara tidak di panaskan terlebih dahulu). Pada selang waktu
yang teratur, yaitu antara 20 sampai 30 menit, aliran campuran udar bahan bakar, atau
siklus itu di balik, dan sekarang masuk tanur dari ujung yang berlawanan melaui isian
yang tealh mendapat pemanasan sebelumnya, kemudian melalui isian semula, dan
mencapai suhu yang lebih tinggi.
Suhu tanur yang baru mulai berproduksi hanya dapat di naikkan sedikit demi
sedikit setiap hari, tergantung kepada kemampuan reflaktorinya menampung ekspansi.
Bila tanur regenerasi itu sudah di panaskan, suhunya harus di pertahankan sekurang-
kurangnya 1200°C setiap waktu. Kebanyakan kalor hilang dari tanur melalui radiasi, dan
hanya sebagian kecil yang termanfaatkan untuk pencairan. Tanpa membiarkan
dindingnya sedikit karena radiasi, suhu akan menjadi terlalu tinggi sehingga kaca cair itu
dapat menyerang dinding dan melarutkannya. Untuk mengurangi aksi kaca cair, pada
dinding tanur kadang-kadang di pasang pipa air pendingin.
Komposisi dari bahan-bahan penyusunnya adalah sebagai berikut :
Bahan Komposisi (%)

Pasir Silika 72,6

Natrium Karbonat 13,0

Kalsium Karbonat 8,4

Dolomit 4,0

Alumina 1,0

Lain-Lain 1,0

Tabel 1. Komposisi bahan-bahan penyusun

2. PEMBUATAN BENTUK ATAU PENCETAKAN


Kaca dapat di bentuk dengan mesin atau denagn cetak tangan. Faktor yang terpenting
yang harus di perhatikan dalam cetak mesin (machine molding) ialah bahwa rancang mesin
itu haruslah sedemikian rupa sehingga percetakan barang kaca dapat di selesaikan dalm
tempo beberapa detik saja. Dalam waktu yang sangat singkat itu kaca berupa dari zat cair
viscos menjadi zat cair yang berwarna bening. Jadi, jelas sekali bahwa masalh rancang yang
harus di selesaikan, seperti aliran kalor stabilitas logam, dan jarak bebas bantalan merupakan
masalh yang rumit sekali. Keberhasilan mesin cetak kaca merupakan prestasi besar bagi para
insinyur kaca.
Berikut ini akan di bahas jenis-jenis mesin pembentuk kaca yang umum yaitu kaca jendela,
kaca plat, kaca apung, botol, bola lampu, dan tabung.
 Kaca Jendela
Pada proses fourcault, ruang penarikan di isi penuh dengan kaca dari tanki peleburan.
Kaca itu di tarik secara vertikal dari tanur melalui “dibitense” denagn suatu mesin
penarik. Dibitense itu terdiri dari sampan refraktonsi yang mempunyai celah di
tengahnya. Kaca mengalir melalui celah ini, pada waktu sampan setengah terbenam, kaca
mengalir ke atas secara kontinyu. Penarikan kaca di mulai dengan menurunkan
pemancing dari logam ke gelas itu di melalui celah, pada waktu bersamaan denagn di
turunkannya dibitense, sehingga kaca mulai mengalir. Kaca itu di tarik ke atas secara
kontinyu dalm bentuk pita secepat itu dia mengalir melalui celah, dan permukaannya di
dinginkan denagn gulungan air di dekat itu pita kaca yang masih bergerak ke atas dan di
topang oleh rol-rol, di lewatkan melalui cerobong penyangai atau lehr yang panjangnya
7,5 m. Pada waktu keluar dari lehr, kaca itu di potong-potong menjadi lembaran menurut
ukuran yang di kehendaki dan di kirim ke bagian penggolongan dan pemotongan.
PPG industri es mengoperasikan proses fourcault yang di modifikasi dan menghasilkan
kaca pennvernon. Lembaran-lembaran kaca sebesar 3 m denagn ketebalan sampai 0,55
cm. Pada proses ini dibitense apung di ganti dengan batangan tarik yang terbenam, yang
mengendalikan dan mengarahkan lembran itu. Setelah di tarik ke atas sepanjang 8 m,
dimana sebagian besarnya ada di dalm lehr penyangai, kaca itu di potong untuk ketebalan
di atas kekuatan tunggal atau rangkap dua, dilakukan penyangaian kedua di dalam lehr
horizontal standar 36 m.
 Kaca Plat
Bahan baru di tumpahkan ke satu ujung tanur, dan kaca cair pada suhu cair pada suhu
sampai setinggi 1595°C, kemudian di lewatkan melalui zone pemurnian dan keluar
melalui ujung yang satu lagi dalam bentuk aliran yang tak putus-putus. Dari keluaran
refraktori yang lebar itu, kaca cair dilewatkan melalui dua rol pembentuk yang
didinginkan dengan air, sehingga mengambil konfigurasi pita plastik. Pita kaca itu di
tarik di atas sederetan rol yang lebih kecil, yang juga didinginkan dengan air dengan
kecepatan permukaan sedikit lebih tinggi dari rol pembentuk. Efek peregangan yang di
akibatkan oleh perbedaan kecepatan dan pencairan kaca pada waktu mendingin
menyebabkan pita itu menjadi lebih tipis pada waktu memasuki lehr. Setealh mengalami
penyangaian, pita itu di potong-potong menjadi lembaran yang kemudian di gerinda dan
di poles. Atau, boleh pula pita itu bergerak terus secara otomatis sepanjang 50 sampai
100 m, melalui operasi penyangaian, gerinda, poles, dan inspeksi sebelum di lewatkan ke
mesin potong yang memotong-motongnya menjadi ukuran yang cocok unutk pemanasan.
Operasi gerinda dan poles membuang kira-kira 0,8 mm, kaca dari masing-masing
permukaan.
 Kaca Apung
Kaca apung di kembangkan oleh pilkington brothers di inggris. Perkembangan ini
merupakan suatu perbaikan fundamental dalam pembutan kaca plat berkualitas tinggi.
Proses apung mrnggunakan sistem peleburan tanur tangki dimana bahna baku di
umpankan pada satu ujung tanur dan kaca cair di lewatakan melalui zone pemurnian dan
masuk ke kanal sempit yang menghubungkan tanur dengan penangas. Laju aliran di
kendalikan secarra presisis dengan cara menaikan dan menurunkan pintu yang
membentang kanal itu secara otomatis, kaca cair lalu lewat ke dalam kolam timah cair, di
atas permikaaan tiamah itu, dalam atmosfir yang tak mengoksidasi, dan di bwah kondisis
suhu yang di kontrol dengan ketat. Pemanasan terkendali itu di menyebabkan cairnya
semua ketakrataan sehingga menghasilkan kaca yang kedua sisinya rata dan sejajar.
 Kaca Berkawat Dan Berpola
Kaca cair di alirkan darim bibir tanur dan lewat diantra rol-rol logam yang sudah
mempunyai goresan pola pada permukaanya. Rol itu membetuk kaca tadi dan
mencetakan pola itu dalam satu operasi saja. Karena itu menyebabkan cahaya terdisfusi
sehingga tak tembus pandang. Kaca seperti ini cocok unutk pintu, ruang kantor, dan
dinding kamar mandi. Kaca itu dapt pula di perkuat dengan kawat yang di pasangkan
pada saat awal pembentukannya. Hal ini berguna untuk meningkatkan keselamatan,
misalnya pada jendela pintu darurat.
 Kaca Tiup
Kebutuhan modern akan kaca tiup akhir-akhir ini mendorong pengembangan metode
produksi yang lebih cepat dan lebih murah.Mesin pembuatan botol merupakan satu-
satunya mesin pencetak dengan menggunkana udara untuk membuata bentuk lowong.
Beberapa jenis mesin itu menghasilakan parison yaitu botol setengah jadi atau blanko
botol.
Salah satu di antaranya adalah :
1. Jenis umpan sedot (section feet), yang dengan beberapa variasinya, di gunakan dalam
pemnbuatan bola lampu dan gelas anggur.
2. Jenis umpan gumbal (god feet) yang di terapka oleh para pembuat berbagai barang
yang di buat dengan press (tekan) tiup atau gabungan “pres dan tiup”.
Pada mesin umpan sedot, kaca yang terdapat di dalam tanki dangkal bundar yang
berputar di sedot dalam cetakan. Cetakan itu kemudian diayun menjauh dari permukaan
kaca, di bika dan dilepasakan sehingga tinggal parison yang di pegang pada lehernya.
Cetakan botol lalu naik dan mengurung parison itu dan hembusan udara tekan kemudian
membuat kaca itu mengalir ke dalam cetakan. Cetakan itu di biarkan mengungkung botol
yang terbentuk sampai operasi pengumpulan. Kemudian, setelah melepaskan botol itu,
cetakan naik kembali mengungkung parison baru. Operasi ini seluruhnya otomatis, dan
kemudian kecepatan 60 unit per menit bukanlah sesuatu hal yang luar biasa.
Pengumpan gumpal merupakan salah satu perkembangan penting dalam
pembuatan barang kaca secara otomatik. Dalam operasi ini kaca cair mengalir dari tanur
melalui palung yang pada ujungnya mempunyai sebuah lubang. Kaca jauth melalui
lubang itu, dan di potong dengan gunting mekanik sehingga merupakan suatu gumpal
dengan ukuran persis sebagaimana yang di kehendaki. Kaca itu lalu di teruskan melalui
suatu corong ke cetakan parison, yang melaui operasi pembetukan botol dalm posisi
terbalik. Sebuah jarum leher naik dan menempati posisinya, sementara sebuah plunyer
jatuh dari atas; dan udar tekan di “tiup enap” (settle blow) lalu mendorong kaca menjadi
bentuk-bentuk lehernya. Cetakan itu di tutup di sebelah atas ( dasar botol), jarum leher di
tarik dan udar di suntikan pada “tiup lawan” (counter blow) melalui leher yang baru
terbentuk sehingga membuat lubang lowong. Cetakan parison terbuka, parison itu di
balikan sambil di pindahkan ke possisi baru, dimana botol yang setengah jadi itu
sekarang berada dalam posisis tegak. Kemudian, cetakan tiup akan mengungkung parison
yang di panaskann kembali untuk selang waktu yang singkat. Udara lalu di suntikan
untuk memberikan tiupan akhir, dan bersamaan dengan itu menciptaka bentuk dalam dan
bentuk luar pada botol itu. Cetakan tiup itu kemudian berayun meniggalkan botol, dan
botol itu bergerak ke leher.
Mesin otomatis peniupan botol biasanya terdiri dari dua buah meja bundar yang di
kenal denagn nama meja cetak parison (parison mold table) dan meja tiup (blow table).
Berbagi operasi yang di sebutkan di atas berlangsung pada waktu kaca itu bergerak
mengelilingi meja tadi. Gerakan meja di kendalikan oleh udara tekan yang menggerakan
piston bolak-balik dan berbagai operasi yang berlangsung di atas meja di ikoordinasikan
dengan gerakan meja oleh mekanisme pengatur waktu motor. Piranti yang tersebut
terakhir itu merupakan salh satu alt yang paling vital dan paling mahal di antara semua
peralatan yang di gunakan.
 Bola Lampu
Peniupan bola lampu yang tipis berbeda dengan pembuatan botol, karena bentuk dan
ukuran bola lampu pada mulanya di tentukan oleh tiupan itu sendiri, dan bukan oleh
cetakannya. Kaca cair mengalir melalui bukaan berbentuk anulus pada tanur dan turun ke
bawah melalui dua rol yang didinginkan dengan air. Salah satu rol mempunyai lekkukan
sehingga menyebabkan pita kaca mempunyai bagian yang menggelembung yang
bertepatan dengan lubang bundar pada konveyer rantai horizontal tempat pita itu
berpindah selanjutnya. Kaca itu melengkung melalui lubang itu karena beratnya sendiri.
Di bawah setiap lubang itu terdapat cetakan putar, nozel udar jatuh ke permukaan pita,
masing-masing sebuah di atas setiap gelembungan kaca atau lubnag konveyer. Pada
waktu pita itu bergerak, nozel melepaskan suatu hembusann udara yang kemudian
menyebabkan terbentuknya gelembung bola pada pita. Cetakan yang berputar itu
sekarang naik dan sebuah lagi hembusan udara, yang bertekanan jauh lebih rendah dari
hembusan pertama membentuk gelembung bola itu ke dalam cetakan menjadi bentuk
bola lampu. Cetakan itu lalu terbuka, sebuah palu kecil memukul bola lampu itu lepas
dari pita. Bola lampu jatuh ke atas sabuk yang membawanya ke rak lehr, dimana leher
lampu di masukan ke dalam, diantara dua bilah vertikal yang menopangnya pada waktu
disangai. Waktu total unutk ke seluruhan operasi yang di sebutkan di atas, termasuk
penyangaian kira-kira 8 menit. Mesin ini ada yang mencapi kecepatan 2000 bola lampu
per menit.
 Tabung Televisi
Tabung btelevisi yang sekarang di buat sampai sebesar 68 cm ukuran melintang, terdiri
dari tiga bagian utama, yaitu muka layar yang fosforeson tempat gambar televisi di
munculkan, kaca pengurung, dan penembak elektron. Pemasangan fosfor pada muka
layar kurung di lakukan dengan penyerapan atau pendebuan. Pembuatan kaca kurung itu
sendiri merupakan masalh yang sulit hingga kemudian di temukan prosedur pencetakan
centrifugal, yang menggunkan cetakan putar yang dapat menghasilkan tebal dinding yang
lebih seragam. Bagian-bagian kaca itu di pertautkan satu sama lain dengan menggunkan
nyala gas, gas atau listrik. Untuk tabung televisi warna, fosfor di pasangkan pada
permukaan sebelah dalam tabung. Semacam topeng berlubang-lubang kemudian di
pasang berkas elektron sebagaimana di kehendaki. Dalm hal ini, suhu yang di gunakan
untuk merapatkan bagian-bagian tabung tidak boleh terlalu tinggi karena hal ini dapat
merusak fosfor.
 Tabung Kaca
Pada proses danner, kaca cair mengalir ke atas sebuah batang lempung lowong berputar
yang terpasang dengan kemiringan 300. Udara di tiupkan melaluinya dan kaca pada
batangan itu mengalir berlahan-lahan ke bawah dan di tarik ke luar dari bawah dalm
bentuk tabung. Sepasang sabuk memegang tabung itu dan menariknya dengan kecepatan
seragam. Diameter dan tebal dinding di kendalikan melalui pengaturan suhu, kecepatan
tarik dan volume udar yang di tiupkan melalui batangan. Tabung ini tidak memerlukan
perlakuan penyaringan.
Kaca untuk piringan tudung gelembung menara distilasi, prisma dan kebanyakan
kaca optik, barang-baranf dapur, isolator dan beberap jenis kaca warna, kaca arsitektur,
dan berbagai barang seperti itu di buat dengan cetak tangan (hand mold). Proses ini
terdiri dari operasi penarikan suatu kwalitas kaca tertentu, yangh di sebut kumpul
(gather)., dari periuk atau tangki dan membawanya ke cetakan. Di sini, kualitas kaca
yang persis di perlukan di potong dengan gunting dan cetakan itu di pasang dengan
tangan atau dengan tekanan hidraulik. Beberapa kaca tertentu di bentuk dengan cara semi
otomatik yang melibatkan gabungan proses percetakan dengan mesin dan tangan
sebagaimana di uraikan di atas. Lalu volumetrik dan bagian menara yang berbentuk
silinder dan pyrek di buat dengan cara ini.
3. PENYANGAIAN ATAU SEPUH LINDAP
Untuk mengurangi regangan-regangan dalam kaca, semua barang kaca harus disangai
(anneal), baik barang kaca yang di buat dengan mesin maupun yang di buat dengan tangan.
Secara singkat, penyangaina menyangkut dua macam operasi yaitu :
a. Menahan kaca itu pada suatu suhu di atas suhu kritis tertentu selama beberapa waktu
yang cukup lama sehingga mengurangi regangan-regangan dalam denagn jalan
pengaliran plastik sehingga regangannya kurang dari sustu maksimum yang di tentukan.
b. Mendinginkan masa kaca itu sampai suhu kamar secara cukup perlahan sehingga
regangan itu selalu berada di bawah batas maksimum lehr atau tungku penyaringan, tidak
lain hanyalah satu ruang pemanasan yang di rancang dengan baik dimana laju pendingin
dapat di atur sehingga memenuhi persyaratan yang di sebut di atas.
Adanya hubungan kuantitatif antara tegangan dan birefringence yang di sebabkan oleh
tegangan itu telah memungkinkan para ahli teknologi kaca merancang kaca yang dapat
menangani kondisi tegangan termal dan mekanii tertentu. Dengan data di atas sebagai dasar para
insinyur berhasil membuat peralatan penyangat kontinyu dengan pengaturan suhu otomatik dan
sirkulasi terkendali sehingga penyangaian dapat di laksanakan dengan biaya bahan bakar lebih
rendah dan kerugian produk lebih sedikit.
4. PENYELESAIAN
Semua kata yang sudah di sangai harus mengalami operasi penyelesaian yang relatif
sederhana tetapi sangat penting, operasi ini meyangkut Beberapa proses penyelesaian akhir pada
industri gelas adalah cleaning and polishing, cutting, enameling, dan grading.

2.6 Aplikasi Kaca


Pemakaian kaca antara lain :
1. Pembuatan bola lampu, tabung elektronik, penyangga filament
Titik pelunakan kaca ini tidak terlalu tinggi, muai panjangnya hendaknya dibuat
mendekati muai panjang logam maupun paduannya yang disangga. Logam yang
dimaksud adalah wolfram, molibdenum.
2. Untuk bahan dielektrik pada kapasitor
Minos adalah salah satu jenis kaca permeabilitas relatif tinggi yaitu 7,5, sudut kerugian
dielektrik (tan δ) kecil pada frekuensi 1MHz, suhu 20°C, tan δ = 0.0009 pada frekuensi
1MHz, suhu 200°C, tan δ = 0,0012. Kaca minos mempunyai α = 8,2 . 107 per °C. massa
jenis 3,6 g/cm3.
3. Untuk membuat berbagai isolator
Misalnya isolator penyangga, isolator antena, isolator len, dan isolator bushing. Untuk
penggunaan ini, selain sifat kelistrikan yang baik juga dituntut mempunyai kekuatan
mekanis yang tinggi, tahan terhadap perubahan suhu yang mendadak, dan tahan terhadap
pengaruh kimia. Jenis kaca yang digunakan untuk keperluan ini antara lain kaca silika,
pireks kalium-natrium.
4. Pelapisan logam
Salah satu jenis kaca adalah enamel (bukan enamel vernis). Enamel dalam hal ini dapat
digunakan untuk pelapisan logam atau benda lain sejenisnya, misalnya dudukan lampu,
reflektor, barang-barang dekoratif yang tujuannya untuk mendapatkan permukaan yang
lebih bagus. Enamel juga dapat digunakan sebagai isolasi listrik, yaitu untuk melapisi
resistor tabung (kawat yang dililitkan pada tabung tersebut adalah resistor, antara lain :
nikrom, konstantan).
Dalam hal ini, enamel dileburkan dan kemudian tabung keramik yang sudah
dililiti kawat tersebut dicelupkan sehingga sela-sela di antara lilitan diisi enamel.
Tujuannya di samping untuk mengisolasi lilitan, juga melindungi lilitan terhadap uap,
debu, dan oksidasi udara pada suhu kerja yang tinggi. Enamel dipabrikasi dengan
meleburkan komponen-komponennya yang halus, kemudian dituangkan sedikit demi
sedikit dalam keadaan meleleh ke dalam air yang dingin hingga membentuk seperti bola,
selanjutnya dihaluskan menjadi bubuk.
Pemakaian enamel untuk pelapisan dapat dilakukan dengan cara kering maupun
basah. Pada pelapisan kering, perangkat yang akan dilapisi dipanasi hingga suhu tertentu
kemudian dimasukkan ke dalam bubuk enamel. Dengan demikian maka bubuk di
sekelilingnya akan meleleh dan melapisi perangkat tersebut. Proses ini diulang berkali-
kali hingga diperoleh ketebalan lapisan yang diinginkan. Pada pelapisan basah, mula-
mula enamel diaduk dengan air sehingga menjadi bubur enamel yang digunakan untuk
melapisi perangkat yang dimaksud. Selanjutnya perangkat yang sudah dilapis tersebut
dikeringkan, lalu dipanaskan dengan oven sehingga enamel meleleh dan dengan
demikian melapisi perangkat.
Untuk keperluan pelapisan ini, koefisien muai panjang enamel harus diusahakan
sama dengan muai panjang perangkat yang dilapisi. Komponen elamen untuk pelapisan
resistor tabung (kaca boron-timah hitam dengan mangan peroksida) adalah sangat
sederhana yaitu : 27% PbO, 70% H3BO3 dan 3% MnO2. Titik lebur enamel ± 600°C.
Enamel akan hilang warnanya dan sebagian akan melarut jika direndam dalam air dalam
waktu yang lama. Untuk menambah ketahanan enamel terhadap air dan panas biasanya
ditambahkan pasir kuarsa. Sedangkan untuk menambahkan kemampuan lekatnya, enamel
yang digunakan untuk melapisi baja atau besi tulang, ditambah Ni dan Co.
5. Fiber Optic (Serat optik)
Adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk
mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di
dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks
bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai
spektrum yang sangat sempit. Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core.
Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari
pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali
kedalam core lagi.

Gambar 10. Bagian – Bagian Serat Optik

Jenis – Jenis Kabel Serat Optik


Menurut jenisnya, kabel serat optik dibedakan menjadi 3 macam :
1. Multimode Step Index Fiber

Gambar 11. Multimode Step Index Fiber

Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 – 400 um)
dibandingkan dengan diameter cladding (125 – 500 um). Sama halnya dengan single
mode fiber, pada serat optik ini terjadi perubahan index bias dengan segera (step index)
pada batas antara core dan cladding. Diameter core yang besar (50 – 400 um) digunakan
untuk menaikkan effisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti
LED. Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam
material/bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase
bahan silica pada serat optik ini akan meningkatkan penampilan (performance). Tetapi
jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan, rugi-rugi
dispersi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan
data/informasi dengan kecepatan rendah dan jarak relatif dekat. Perambatan gelombang
pada multimode step index fiber sebagai berikut :

Gambar 12. Perambatan Gelombang

2. Multimode Graded index

Gambar 13. Multimode Graded index

Multimode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau
dapat juga dengan silica glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik tipe ini,
indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded index multimode). Indeks bias inti berubah
mengecil perlahan mulai dari pusat core sampai batas antara core dengan cladding. Makin
mengecilnya indeks bias ini menyebabkan kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan
akan berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan
pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan di penerima (ujung
serat optik). Diameter core jenis serat optik ini lebih kecil dibandingkan dengan diameter core
jenis serat optic Multimode Step Index, yaitu 30 – 60 um untuk core dan 100 – 150 um untuk
claddingnya.
Biaya pembuatan jenis serat optik ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan jenis Single
mode. Rugi-rugi transmisi minimum adalah sebesar 0,70 dB/km pada panjang gelombang 1,18
um dan lebar band frekwensi 150 MHz sampai dengan 2 GHz. Oleh karenanya jenis serat optik
ini sangat ideal untuk menyalurkan informasi pada jarak menengah dengan menggunakan
sumber cahaya LED maupun LASER, di samping juga penyambungannya yang relatif mudah.
Perambatan gelombang cahaya pada jenis serat optik ini sebagai berikut :

Gambar 14. Perambatan Gelombang Cahaya

3.Single Mode Fiber

Gambar 15. Single Mode Fiber

Pada single mode fiber, terlihat pada gambar bahwa index bias akan berubah dengan
segera pada batas antara core dan cladding (step index). Bahannya terbuat dari silica glass baik
untuk cladding maupun corenya. Diameter core jauh lebih kecil 10 mm) dibandingkan dengan
diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugi-rugi transmisi akibat
adanya fading. Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh
karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga mempunyai band frkuensi yang lebar.
Misalnya untuk ukuran 10/125 mm, pada panjang gelombang cahaya 1300 nm, redaman
maksimumnya 0,4 – 0,5 dB/km dan lebar band frekwensi minimum untuk 1 km sebesar 10 GHz..
Perambatan cahaya dalam single mode fiber adalah sebagai berikut
Gambar 15. Perambatan Cahaya Dalam Single Mode Fiber

Single mode fiber dapat juga dibuat dengan index bias yang berubah secara perlahanlahan
(graded index).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya
adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000◦ C yang bersifat transparan dan dingin.
2. Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara umum:
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
3. Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu:
a. Peleburan
b. Pembuatan bentuk atau pencetakan
c. Penyangaian atau sepuh lindap
d. Penyelesaian
DAFTAR PUSTAKA

Barsounan, Michael. 1997. FUNDAMENTALS OF CERAMIC. The Mc-Graw Hill inc.


Singapore.
Austin, Goerge T. 1984. SHEREVE’S CHEMICAL PROCESS INDUSTRIES. The Mc-Graw Hill
inc.
http://aadhew.wordpress.com/2011/09/26/pembuatan-kaca/
http://digilib.ittelkom.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=410:serat-
optik&catid=23:sistem-komunikasi-optik&Itemid=14
http://en.wikipedia.org/wiki/Glass
http://hernorjen.blogspot.com/p/makalah-proses-pembuatan-kaca.html
http://id.wikipedia.org
http://kerismas11.wordpress.com/products/
http://prada-na.blogspot.com/2013/01/makalah-pengertian-dan-aplikasi-kaca.html
http://teknologi.kompasiana.com/terapan/2011/01/14/jenis-kaca-dan-aplikasinya-332838.html
http://wapedia.mobi/ms/Kaca
http://www.agc.com/english/csr/environment/products/sp01.html
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_anorganik/beberapa_fakta_seputar_kaca/
http://www.scribd.com/doc/38153019/Gelas-Dan-Kuarsa
http://www.wisegeek.com/what-is-glass.htm
http://yullie-glass.blogspot.com/2009/10/macam-macam-kaca.html

Anda mungkin juga menyukai