Jenis-Jenis Kaca (Cindy Kartika Putri, L2C009165)
Jenis-Jenis Kaca (Cindy Kartika Putri, L2C009165)
Artikel ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Kimia Bahan
Oleh :
Halaman Judul
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Gambar
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
BAB 2 ISI
2.1 Pengertian Kaca
2.2 Sejarah Perkembangan Kaca
2.3 Macam-macam Kaca
2.4 Sifat-Sifat Kaca
2.5 Proses Pembuatan Kaca Atau Gelas
2.6 Aplikasi Kaca
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR TABEL
Gambar 1. Kaca
Gambar 2. Silica Lebur
Gambar 3. Alkali Silikat
Gambar 4. Kaca Soda Gamping
Gambar 5. Kaca Timbal
Gambar 6. Kaca Borosilikat
Gambar 7. Kaca Khusus
Gambar 8. Serat Kaca (fiber glass)
Gambar 9. Kuarsa (SiO2), Salah Satu Bentuk Polimorfi Silika
Gambar 10. Bagian – Bagian Serat Optik
Gambar 11. Multimode Step Index Fiber
Gambar 12. Perambatan Gelombang
Gambar 13. Multimode Graded Index
Gambar 14. Perambatan Gelombang Cahaya
Gambar 15. Single Mode Fiber
Gambar 15. Perambatan Cahaya Dalam Single Mode Fiber
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 1. Kaca
2.2 Sejarah Perkembangan Kaca
Kaca pertama kali ditemukan secara tidak sengaja di daerah Syria pada 5000 SM, dengan
melelehnya batuan yang digunakan untauk memasak dan kemudian mengeras menjadi opaque
(tidak trnsparan). Sekitar 3500 SM, bahan dasar kaca mulai digunakan sebagai bahan yang
memberi efek kilau pada vas dan pot. Para pedagang yang mengetahui ini mulai menyebarkan
informasi ini sepanjang perjalanan mereka.
Pada 1600 SM mulai dibuat vas yang terbuat dari kaca. Juga ditemukan bukti-bukti
pembuatan kaca di daereah Yunani dan Cina. Pada tahun 1500 SM, pengrajin Mesir menemukan
cara untuk membuat pot kaca dengan cetakan. Terbukti dengan ditemukannya 3 buah vas dengan
ukiran nama Pharoh Thoutmosis III (1504-1450SM), yang membawa pengrajin kaca dari misi
militernya di Cina.
Sampai abad 9 SM kerajinan kaca mulai berkembang didaerah Mesopotamia dan sampai
ke Italia. Cara pembuatan kaca yang tertulis pertama dibuat pada tahun 650 SM dengan ukiran
diatas lempengan batu yang tersimpan di perpustakaan raja Assyria Ashurbanipal (669-626
SM).Antara 27 SM sampai 14 SM, ditemukan cara baru dalam mengolah kaca yaitu disebut
glassblowing.
Alat yang digunakan berupa pipa logam sempit sebagai alat untuk meniup. Lalu bangsa
Roma mulai menggunakan alat cetakan untuk membuat kaca. Pada tahun 100 M, bansa Roma
menjadi yang pertama menggunakan kaca dalam arsitektur, dengan ditemukannya clear glass
yang digunakan pada bangunan-bangunan penting dan vila-vila mewah. Sekitar tahun 1000 M,
bangsa Eropa yang mulai kesulitan mencari bahan dasar kaca mulai memakai bahan dasar lain,
yaitu potash.
Pada abad 11, Jerman menciptakan metode membuat kaca lembaran (glass sheet). Pada
abad 13, bangsa Venezia mulai memproduksi kaca dalam bentuk lembaran. Pada akhir abad19,
mulai berdiri bangunan yang menggunakan kaca sebagai bungkus luar bangunan dan menjadi hal
yang sangat baru karena pada zaman itu bangunan masih menggunakan batu bata untuk
dindingnya.
2.3 Macam-Macam Kaca
Secara umum, kaca komersial dapat dikelompokkan menjadi beberapa golongan:
1. Silika Lebur
Silika lebur atau silika vitreo dibuat melalui pirolisis silikon tetraklorida pada suhu tinggi,
atau dari peleburan kuarsa atau pasir murni. Kaca ini sering disebut kaca kuarsa (quartz
glass). Kaca ini mempunyai ciri-ciri nilai ekspansi rendah dan titik pelunakan tinggi.
Karena itu, kaca ini mempunyai ketahanan termal lebih tinggi daripada kaca lain. Kaca
ini juga sangat transparan terhadap radiasi ultraviolet. Kaca jenis inilah yang sering
digunakan sebagai kuvet untuk spektrometer UV-Visible yang harganya sekitar dua
jutaan per kuvet.
2. Alkali Silikat
Alkali silikat adalah satu-satunya kaca yang mengandung dua komponen yang di
publikasikan secara komersial. Pada proses pembuatannya pasir dan soda dilebur
bersama-sama, dan hasilnya disebut Natrium silikat. Larutan silikat soda juga dikenal
sebagai kaca larut air (water soluble glass) dan banyak dipakai sebagai adhesif dalam
pembuatan kotak-kotak karton gelombang yang memiliki sifat tahan api.
4. Kaca Timbal
Dengan menggunakan oksida timbal sebagai pengganti kalsium dalam campuran kaca
cair, didapatlah kaca timbal (lead glass). Kaca ini sangat penting dalam bidang optik,
karena mempunyai indeks refraksi dan dispersi yang tinggi. Kandungan timbalnya bisa
mencapai 82% (densitas 8,0, indeks bias 2,2). Kandungan timbal inilah yang memberikan
kecemerlangan pada “kaca potong” (cut glass). Kaca ini juga digunakan dalam jumlah
besar untuk membuat bola lampu, lampu reklame neon, radiotron, terutama karena kaca
ini mempunyai tahanan (resistance) listrik tinggi. Kaca ini juga cocok dipakai sebagai
perisai radiasi nuklir.
5. Kaca Borosilikat
Kaca borosilikat biasanya mengandung 10 sampai 20% B2O3, 80% sampai 87% silika,
dan kurang dari 10% Na2O. Kaca jenis ini mempunyai koefisien ekspansi termal rendah,
lebih tahan terhadap kejutan dan mempunyai stabilitas kimia tinggi, serta tahanan listrik
tinggi. Kaca borosilikat juga digunakan sebagai isolator tegangan tinggi, dan digunakan
juga untuk lensa teleskop seperti misalnya lensa 500 cm di Mt. Palomer (AS).
6. Kaca Khusus
Kaca berwarna , bersalut, opal, translusen, kaca keselamatan, fitokrom, kaca optik dan
kaca keramik semuanya termasuk kaca khusus. Komposisinya berbeda-beda tergantung
pada produk akhir yang diinginkan.
Adapun beberapa sifat-sifat lain dari kaca secara umum. Sifat-sifat tersebut adalah:
Padatan amorf (short range order)
Berwujud padat tapi susunan atom-atomnya seperti pada zat cair
Tidak memiliki titik lebur yang pasti (ada range tertentu)
Mempunyai viskositas cukup tinggi (lebih besar dari 1012 Pa.s)
Transparan, tahan terhadap serangan kimia, kecuali hidrogen fluorida. Karena itulah kaca
banyak dipakai untuk peralatan laboratorium
Efektif sebagai isolator
Mampu menahan vakum tetapi rapuh terhadap benturan
Reaksi yang terjadi dalam pembuatan kaca secara ringkas adalah sebagai berikut:
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
Walaupun saat ini terdapat ribuan macam formulasi kaca yang dikembangkan dalam 30
tahun terakhir ini namun gamping, silika dan soda masih merupakan bahan baku dari 90 persen
kaca yang diproduksi di dunia.
Dolomit 4,0
Alumina 1,0
Lain-Lain 1,0
Serat optik ini pada dasarnya mempunyai diameter core yang besar (50 – 400 um)
dibandingkan dengan diameter cladding (125 – 500 um). Sama halnya dengan single
mode fiber, pada serat optik ini terjadi perubahan index bias dengan segera (step index)
pada batas antara core dan cladding. Diameter core yang besar (50 – 400 um) digunakan
untuk menaikkan effisiensi coupling pada sumber cahaya yang tidak koheren seperti
LED. Karakteristik penampilan serat optik ini sangat bergantung pada macam
material/bahan yang digunakan. Berdasarkan hasil penelitian, penambahan prosentase
bahan silica pada serat optik ini akan meningkatkan penampilan (performance). Tetapi
jenis serat optik ini tidak populer karena meskipun kadar silicanya ditingkatkan, rugi-rugi
dispersi sewaktu transmit tetap besar, sehingga hanya baik digunakan untuk menyalurkan
data/informasi dengan kecepatan rendah dan jarak relatif dekat. Perambatan gelombang
pada multimode step index fiber sebagai berikut :
Multimode graded index dibuat dengan menggunakan bahan multi component glass atau
dapat juga dengan silica glass baik untuk core maupun claddingnya. Pada serat optik tipe ini,
indeks bias berubah secara perlahan-lahan (graded index multimode). Indeks bias inti berubah
mengecil perlahan mulai dari pusat core sampai batas antara core dengan cladding. Makin
mengecilnya indeks bias ini menyebabkan kecepatan rambat cahaya akan semakin tinggi dan
akan berakibat dispersi waktu antara berbagai mode cahaya yang merambat akan berkurang dan
pada akhirnya semua mode cahaya akan tiba pada waktu yang bersamaan di penerima (ujung
serat optik). Diameter core jenis serat optik ini lebih kecil dibandingkan dengan diameter core
jenis serat optic Multimode Step Index, yaitu 30 – 60 um untuk core dan 100 – 150 um untuk
claddingnya.
Biaya pembuatan jenis serat optik ini sangat tinggi bila dibandingkan dengan jenis Single
mode. Rugi-rugi transmisi minimum adalah sebesar 0,70 dB/km pada panjang gelombang 1,18
um dan lebar band frekwensi 150 MHz sampai dengan 2 GHz. Oleh karenanya jenis serat optik
ini sangat ideal untuk menyalurkan informasi pada jarak menengah dengan menggunakan
sumber cahaya LED maupun LASER, di samping juga penyambungannya yang relatif mudah.
Perambatan gelombang cahaya pada jenis serat optik ini sebagai berikut :
Pada single mode fiber, terlihat pada gambar bahwa index bias akan berubah dengan
segera pada batas antara core dan cladding (step index). Bahannya terbuat dari silica glass baik
untuk cladding maupun corenya. Diameter core jauh lebih kecil 10 mm) dibandingkan dengan
diameter cladding, konstruksi demikian dibuat untuk mengurangi rugi-rugi transmisi akibat
adanya fading. Single mode fiber sangat baik digunakan untuk menyalurkan informasi jarak jauh
karena di samping rugi-rugi transmisi yang kecil juga mempunyai band frkuensi yang lebar.
Misalnya untuk ukuran 10/125 mm, pada panjang gelombang cahaya 1300 nm, redaman
maksimumnya 0,4 – 0,5 dB/km dan lebar band frekwensi minimum untuk 1 km sebesar 10 GHz..
Perambatan cahaya dalam single mode fiber adalah sebagai berikut
Gambar 15. Perambatan Cahaya Dalam Single Mode Fiber
Single mode fiber dapat juga dibuat dengan index bias yang berubah secara perlahanlahan
(graded index).
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Kaca atau gelas adalah salah satu alat rumah tangga yang bahan utama penyusunnya
adalah SiO2 dengan suhu pelelehan 2000◦ C yang bersifat transparan dan dingin.
2. Reaksi pembuatan kaca atau gelas secara umum:
Na2CO3 + aSiO2 → Na2O.aSiO2 + CO2
CaCO3 + bSiO2 → CaO.bSiO2 + CO2
Na2SO4 + cSiO2 + C → Na2O.cSiO2 + SO2 + SO2 + CO
3. Pada prinsipnya tahapan proses pembuatan kaca atau gelas ada lima, yaitu:
a. Peleburan
b. Pembuatan bentuk atau pencetakan
c. Penyangaian atau sepuh lindap
d. Penyelesaian
DAFTAR PUSTAKA