.. , I
.. •
" ~ ~.
. f
SNI
SNI 01-6366-2000
Daftar lsi
Halaman
Pendahuluan
Daftar lsi i
Judul 1
1 Ruang Lingkup 1
2 Definisi 1
3 Klasifikasi 2
4 Persyaratan 2
5 Cara Pengambilan Contoh 2
6 Cara Pemeriksaan 2
, '
. >
Pendahuluan
Bahan makanan khususnya yang berasal dari hewan mempunyai sifat mudah
rusak. Kerusakan tersebut diakibatkan oleh adanya perubahan yang terjadi,
baik di dalam bahan itu sendiri maupun adanya kerusakan dan pencemaran
dari luar. Agar manfaat bahan makanan ini bisa berkelanjutan bagi kehidupan
manusia dan terjangkau daya bell masyarakat. maka diperlukan langkah-
langlcah pengamanan terhadap bahan makanan dimaksud sehingga
menghasilkan bahan makanan yang sehat, aman, utuh dan halal serta dapat
diterima oleh konsumen sesuai seleranya.
Disamping itu pada era globaJisasi saat ini. produk hasil peternakan kita
dituntut untuk mampu bersaing bukan saja di dalam negeri (dengan produk
impor) akan tetapi juga terutama untuk merebut pasar internasional.
Konsumen di dalam dan di luar negeri dewasa ini semakin menuntut
persyaratan mutu yang terjamin baik. Persyaratan produk yang bebas residu
(residu free) baik terhadap bahan hayati, bahan kimia, pestisida. logam berat,
antibiotika, hormon dan obat-obatan lainnya maupun terhadap cemaran
mikroba yang dapat menularkan penyakit serta memiliki kualitas yang balk,
akan dapat terpenuhi apabila terdapat pengawasan yang ketat sejak dad teknik
pembudidayaan. pemberian pakan dan obat-obatan. proses pengolahan.
penanganan pasca panen, penyimpanan dan pendistribusiannya sampai ke
konsumen. Persyaratan mutu tersebut harus jelas didefinisikan yang
kemudian disusun berdasarkan konsensus dan prosedur menjadi spesifikasi
teknis atau dokumen baku yang dinamakan standar.
Untuk menetapkan ambang batas cemaran mikroba dan residu dalam bahan
makanan asal hewan (daging. susu dan telur) telah dilakukan pertemuan-
pertemuan teknis dan pengumpulan data di lapangan oleh Tim Penyusunan
Ambang Batas Cemaran Mikroba dan Residu, sehingga berhasil disusun nUai
ambang batas untuk 9 (sembilan) jenis cemaran mikroba dan 314 (tiga ratus
empat belas) jenis residu. Batas maksimum cemaran mikroba dinyatakan
dalam satuan tIoColoniFonning Unit per gram'" (CFU/gr). Batas malcsimum
residu dinyatakan dalam satuan miligram per kilogram (mglkg).
1 Ruang Lingkup
2 Definisi
d) Residu obat atau bahan kimia adalah akumulasi obat atau bahan kimia
dan atau metabolitnya dalam jaringan atau organ bewan setelah pemakaian
obat atau bahan kimia untuk tujuan pencegahanlpengobatan atau sebagai
imbuhan pakan untuk pemacu pertumbuhan.
h) Susu adalah cairan yang diperoleh dari ambing ternak perah sehat,
dengan cara pemerahau yang benar, terus menerus dan tidak dikurangi
sesuatu dan/atau ditambah ke dalamnya sesuatu bahan lain.
1 dari 12
Standar Nasionallndonesia
SNI No. : 01 - 6366-2000
3 Klasifikasi
Batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksimum residu dalam bahan
makanan asaI hewan digolongkan dalam satu tingkatan mutu.
4 Persyaratan
Batas maksimum cemaran mikroba dan batas maksimum residu dalam bahan
makanan asaI hewan seperti tercantum pada tabel 1.2. 3 dan 4.
6 Cara Pemeriksaan
2 dan 12
. '.
. Standar Nasionallndonesia
SNI No. : 01 - 6366-2000
Tabell
Spesifikasi persyaratan mutu
batas maksimum cemaran mikroba pada daging
(dalam satuan CFU/gram)
Tabell
Spesirakasi persyaratan mutu
batas maksimum cemaran mikroba pada susu
(dalam satuan CFU/gram atau mI)
a) JwuJab Total (Total Plate Count) I x 106 < 3 x 104 5 x 104 < 10/0.1
b) Colifon" 2 x 101 <0.1 x 101 0 0
c) Esdll!ric/,ia coli (patogtll) (*) 0 0 0 0
d) Enterococci 1 x 102 1 x 102 I x 101 0
e) Slapl.ylococcIIs aureus 1 x 102 I x 101 1 x 101 0
f) Clostridiu", sp 0 0 0 0
g) Sabnonl!lla sp (**) negatif negalif negatif llcgatif
h) Camplrylobacter sp 0 0 0 0
i) Usteria sp 0 0 0 0
Keterangan :
(*) : dal8l11satuall MPN/gnuu atau 011
(**) : dal8lll satuan kualitatif
3 dari ]2
',0
'.
Standar Nasionallndonesia
SNI No. : 01 - 6366-2000
Tabel3
Spesinkasi persyaratan mutu
batas maksimum cemaran mikroba pada telur
(dalam satuan CFU/gram)
a) Jumlah Total Kuman (Total Plate I x 10S < 2.S x 103 < 2.S x 103
Count)
b) Coliform < 1x lol < 1 x 101 < 1 x 101
c) Escherichia coli (.) 1 x 101 1 x 101 1 x 101
d) Enterococci <1 x lol < 1 x 101 < 1 x 101
e) Stap/rylococd allTrllS < 1 x lol 0 1 x 101
f) Oostridium sp 0 0 0
g) Salmonellasp (•• ) oegatif negatif oegatif
b) Call1p/rylobactu sp 0 0 0
i)Usteriasp 0 0 0
K«erolJgan:
~) : dalam satllQl' MPN/gram
~.) : dala", satuan blalitatif
4 dari 12
Standar Nasional Indonesia
SNI No. : 01 - 6366-2000
Tabel4
Spesifikasi persyaratan mutu
batas maksimum residu dalam bahan makanan asal hewan
(dalam satuan mg/kg)
1. 2-AtelYl-amino5-nitnlthiazole 0.1
2. ~_clopnlpi()namill(l-4 6-diamino-l 3 5-triazine 02
3. 2-(M-cblonlphenoxy) PnlPiOllicacid 0.05
4. 2-(4-Ten-butoxyphell0XY)isoPnlPilvl 0-,1
5. 2 2-0PA 0.2 o1
6. 2, 4 D dan metabollt O,OS O.OS O.OS
7. 3.5-0initrobenzanlide 002
8. 3. 5-Dinitro-o-toluamide 20
9. AbamektJn (Avennektln BLa) 0,01 0.01
10. Acepat dan metabolh 01 0.1 0.1
11. AcltJourpan dan metaboJit 001 001 001
12. AcinodlrosoJ 01
13. AcJomide o1
14. Aflatoksin 002 002 0001
15. AlbendazoJe (2-amioosulfon-1) o1 0,1
16. Aldicarb 001 0.01
17. Aldrin 0,2 0,1 0.006
18. Anlitoll 0002 0.002 0002
19. Amitoxe 0002
20. Amitraz 0_._05 0-,05 001
21. Anloksilin 001 001 001
22. AnlPisiain 001 001 001
23. Anlproliwll 0.1 01
24. Apramisin o1 0,1 0.1
25. Alsen 0.5 0.5 0.5
26. Attazine 0.02
27. Avo~ill 0.2
28. Azametmphos 005 0.05 005
29. Azaperon (Azaperol) 005
30. Azinphosphomethyl oI
31. Basitrasill 05 0.5
32. Bendlocarb 0,1 0,05 0,05
33. Bellon!},1 oI o1 0.1
34. Bentazon dan metabolit 005
35. Besuilpellisillin 005 0_._0015 001
5 dari 12
Standar Nasional Indonesia
SNI No. : 01 - 6366-2000
6 dari 12
· .
7 dari 12
...... ,'
"
8 dan 12
"
.'
Standar NasionaI Indonesia
SNI No. : 01 - 6366-2000
9 dan 12
... . ,'
.,
...
Standar Nasional Indonesia
SNl No. : 0 I - 6366-2000
214.Novobiosin 1 0.1 I
215.N.pbthalimide-S dan OXYJ!enanalog 0.2
216.Nvstatin 0 0
217.ODD 0.01
218.Oksasilin 03 003
219.Oksfendazole dan metabolit 0.1 0.1
220.Oksibendazole dan metabolit 0.1 0.05
221.OksitcttaSiklin 0.1 0.05 0.05
222.Olakuindoks 02
223.OlcandoDlisin 015 015
224.OmletoDrilll o I 001 0,1
225. OXaDlole 0-,02 0,02
226. Oxidiazone 0-,01
227. Oxolinic acid 0.01 0.01
228. OxYclosanlidc 0.5 005
229. Oxvdemeton Rlethyl dan metabolit 0.01
230. Oxvf1uorfen dan mctabolit 0.05
231. OxvtWoauinox 005
232. Paraquat 0-,05 0.01 0.01
233. PCB's 0.2
234. Penisilin 0.1 0.1
235. Pcmlitrin dan nlctabolit 0.1 o1 005
236. Pertbanc 0
237. Pbenoriazin 0 0 0
238. Pborate dan metabolit 005 005 0.05
239. Pbosalon 0.25
240. Pbosoamidon 002 0.02
241. Phosohine 001
242. Piclonuu 005
243. Pipemnyl butoxide 0.1
244. Pirimicarb 0.1 0.1 005
245. Pirimophos-mcthyl dan mctabolit 005 005 005
246. Plwubum 002
247. Polimiksin B o I
248. Poloxatene 2.0 Q._5
249. Phosmet 0.02 0.02
250. Profenofos dan metaboHt 005
251. Pmfluralin 0.02
252. Prozesteron 0003
253. Pmma....il 0.5
254. Pmnamide dan metabolit 0.02
2S5. Pnlpachlor 002
256. Pronanil dan metabollt 0.1
257. PropnllIite 0.1 oI oI
258. Pn)J)iconazolc dan metaholit 0.1 0.05 005
to dari 12
•
, .'
~ I • •
r'
Standar Nasionallndonesia
SNI No. : 01 - 6366-2000
11 dari 12
..
-.
\.
It '. t ,
..
•
12 dan 12