Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

ANALISIS PENGARUH MASA OPERASIONAL TERHADAP PENURUNAN


KAPASITAS TRANSFORMATOR DISTRIBUSI DI PT PLN (PERSERO)

Sulistiyono, Haris Nur Azis


Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Mercu Buana
Email : aa.harys@gmail.com

Abstract - One cause the interruption of transformer is loading that exceeds the capabilities of the
transformer. The state of continuous overload will affect the age of the transformer and result in a
reduced capacity of the transformer. The declining capacity, loading on the transformer will not be
maximized and increase the risk of damage. Actions taken to attempt the decrease disturbances
resulting from the transformer loadings are by the transformer test and known how many percent
decrease in capacity of the transformer. The data from the test is used to calculate the reduction in the
capacity of the transformer. Result of the research on the transformer which is not operated yet
relating to the ideal state of a transformer. As for the research on the second transformer indicates
how transformer which been operating for several years has decreased the capacity of the
transformer. So that the second transformer can not be loaded to the maximum.
Kata kunci : Supply Electricity, loading, distribution transformers, age, capacity transformers,
interruption , reliable operation.

PENDAHULUAN merupakan suatu kerugian yang menyebabkan


Fungsi utama sistem tenaga listrik adalah penurunan kWh terjual. Mengingat lamanya
untuk memenuhi kebutuhan energi listrik setiap waktu pemulihan gangguan pada transformator
konsumen secara terus menerus. Sebelum tenaga maka diperlukan upaya preventif untuk
listrik disalurkan ke konsumen dari pusat mencegah terjadinya kerugian yang besar akibat
pembangkit tenaga listrik, terlebih dahulu daya yang tidak tersalurkan akibat gangguan
transformator yang terdapat di gardu induk transformator. Oleh karena itu, perlu dilakukan
maupun di gardu distribusi. Transformator adalah rangkaian pengujian yang dimaksudkan agar
salah satu bagian dari sistem tenaga listrik yang transformator tersebut bisa bekerja sesuai dengan
dapat menjaga agar kebutuhan listrik masyarakat spesifikasi dan masa pemakaian maksimumnya
dapat terpenuhi secara terus menerus. pada berbagai kondisi di lapangan.
Transformator merupakan suatu peralatan Salah satu pengujian yang akan dibahas
tenaga listrik yang berfungsi untuk dalam Tugas Akhir ini adalah pengujian
mentransformasikan atau mengubah energi listrik transformator distribusi dengan teknik rangkaian
dari suatu nilai tegangan ke nilai tegangan alat instrumen sederhana yang dibuat dengan
lainnya. Transformator merupakan peralatan regulator tegangan sebagai instrumen utama.
listrik yang penting karena berhubungan Maksud dari pengujian ini adalah untuk
langsung dengan saluran transmisi dan distribusi mengetahui penurunan kapasitas sebuah
listrik ke konsumen. Oleh karena itu, transformator distribusi, sehingga suatu
transformator harus dipelihara dan diuji transformator dapat beroperasi dengan normal
kelayakan operasinya agar dapat beroperasi tanpa menimbulkan gangguan dan kerusakan.
secara maksimal dan jauh dari gangguan-
gangguan yang dapat mengakibatkan kegagalan LANDASAN TEORI
operasi pada transformator. Transformator
Karena transformator merupakan asset yang Transformator merupakan peralatan mesin
mahal, penggantian transformator untuk listrik statis yang bekerja berdasarkan prinsip
meningkatkan keandalan sistem secara ekonomis induksi elektromagnetik, yang dapat
bukan pilihan yang tepat. Kerusakan pada mentransformasikan energi listrik dari tegangan
transformator menyebabkan kontinuitas tinggi ke tegangan rendah ataupun sebaliknya,
pendistribusian tenaga listrik ke konsumen akan dimana perbandingan tegangan antara sisi primer
terganggu atau terjadi pemadaman. Pemadaman dan sisi sekunder berbanding lurus dengan

Vol. 8 No.1 Januari 2017 72


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

perbandingan jumlah lilitan dan berbanding


terbalik dengan perbandingan arusnya dengan Pengaruh Pembebanan Terhadap Efisiensi
nilai frekuensi yang sama besar. Pada sistem Transformator
distribusi, transformator digunakan untuk Jika transformator kemudian dibebani terus
menurunkan tegangan penyaluran 20 kV ke menerus, maka rugi (losses) akan mempunyai
tegangan pelayanan 400 / 231 Volt. karakteristik efisiensi penyaluran daya terhadap
Jenis Transformator pembebanan trafo sebagai berikut :
Secara umum, terdapat dua jenis
transformator distribusi yang banyak digunakan
pada jaringan distribusi, yaitu :
a) Transformator Konvensional
Transformator konvensional dilengkapi
dengan konservator, yaitu sebuah tabung atau
tangki yang letaknya diatas body transformator, Gambar 2.1 Kurva Karakteristik Efisiensi –
yang berfungsi untuk menampung pemuaian Pembebanan Transformator
minyak saat transformator berbeban. Dari kurva diatas, terlihat bahwa
b) Transformator Hermetical transformator akan mempunyai efisiensi tertinggi
Pada sistem ini konservator dan sistem pipa pada saat terjadi pembebanan sebesar 80 % dari
untuk hubungan dengan atmosfer luar tidak pembebanan nominalnya. Efisiensi transformator
digunakan lagi. Untuk mengamankan pemuaian dinyatakan dalam angka presentase. Pada faktor
maupun penyusutan minyak, tangki dibuat cos φ = 0,2 efisiensi trafo mencapai sekitar
fleksibel (hermetic), dimana kenaikan volume 65%. Pada beban dengan faktor kerja cos φ =
minyak akan ditampung oleh sirip-sirip yang 1,0, efisiensi trafo bisa mencapai 90%.
dapat mengembang dan mampu menampung
semua pemuaian minyak. Lubang pernapasan
sengaja ditiadakan agar minyak tidak bersentuhan
dengan udara.
Konstruksi Transformator
Konstruksi transformator distribusi
dikelompokkan menjadi beberapa bagian, yaitu :
a) Bagian utama/aktif Gambar 2.2 Hubungan Antara Efisiensi Dengan
Terdiri dari inti besi, kumparan Beban Pada Cos φ Berbeda
transformator, minyak transformator, bushing Tegangan Pengenal Transformator dan
dan tangki konservator. Penyadapannya
b) Bagian pasif Tegangan Primer
Terdiri dari sistem pendingin, tap changer, Tegangan primer ditetapkan sesuai dengan
alat pernapasan (dehydrating breather), dan alat tegangan nominal sistem pada jaringan tegangan
indicator. menengah (JTM) yang berlaku dilingkungan
c) Sistem Insulasi PLN, 6 kV dan 20 kV. Pada sistem distribusi tiga
d) Terminal fasa empat kawat, maka transformator fasa
e) Proteksi gangguan internal tunggal yang dipasang tentunya mempunyai
Proteksi dari gangguan internal pada tegangan pengenal 20 kV/V3 = 12 kV. Karena
transformator, seperti hubung singkat di dalam SPLN 1 : 1978 menetapkan tegangan nominal
kumparan dan hubung singkat antara fase sistem 20 kV, maka masih perlu dipasang
kumparan. transformator fasa tungga dengan tegangan
f) Peralatan proteksi pengenal 12 kV.
Terdiri dari Rele Bucholz, pengaman Tegangan Sekunder
tekanan lebih (explosive membrame/bursting Tegangan sekunder ditetapkan tampa
plate), rele tekanan lebih (sudden pressure relay), deisesuaikan dengan tegangan nominal sistem
rele pengaman tangki. pada jaringan tegangan rendah (JTR) yang
g) Peralatan tambahan untuk pengaman berlaku dilingkungan PLN adalah 127 dan 220 V
Terdiri dari rele differensial, rele arus lebih, untuk sistem fasa tunggal dan 127 / 220 V dan
rele hubung tanah, rele thermis, dan Lightning 220 / 380 V untuk sistem fasa tiga, yaitu : 133 /
Arrester. 231 V dan 231 / 400 V pada kedaaan tampa
Vol. 8 No.1 Januari 2017 73
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

beban. Bilamana dipakai tidak serentak, maka sisi transformator dan sisi lainnya dibiarkan
dengan bertegangan sekunder 231 / 400 Volt dalam keaadaan tanpa beban.
daya transformator tetap 100 % daya pengenal. d) Pengujian Karakteristik Hubung Singkat
Sedang dengan tegangan sekunder 133 / 231 Volt Pengujian dilakukan dengan cara
dayanya hanya 75 % daya pengenal. memberikan arus nominal pada salah satu sisi
Impedansi Transformator transformator dan sisi yang lain dihubung
Impedansi transformator merupakan total singkat, dengan demikian akan dibangkitkan juga
jumlah keseluruhan perlawanan terhadap arus arus nominal pada sisi yang di hubung singkat.
bolak-balik (AC) di dalam sebuah peralatan Adapun tujuan dari pengujian ini adalah untuk
listrik. Nilai impedansi sebuah transformator mengetahui besarnya rugi daya yang hilang
umumnya dicantumkan pada name plat akibat dari tembaga dari transformator saat
transformator itu sendiri dalam satuan persen beroperasi.
(%), misalnya 3%, 4%, 5%, dan seterusnya.
Pengertian nilai tersebut adalah bahwa drop PERANCANGAN
tegangan yang timbul karena impedansi adalah Alat dan Bahan
sekian persen dari tegangan yang ditetapkan. Pada proses persiapan perancangan harus
Maka drop tegangan pada transformator tersebut didukung dengan peralatan dan bahan yang
didapat dengan persamaan : lengkap dan standar agar memudahkan pada
Vdrop = V x Z waktu pelaksanaan perakitan. Alat-alat dan bahan
(%)…………………...(2.1) akan diuraikan sebagai berikut :
Atau untuk menentukan impedansi pada a) Regulator Tegangan
sebuah transformator dengan berdasarkan kepada Regulator tegangan adalah bagian utama alat
tegangan drop dan tegangan dari transformator uji ini. Regulator tegangan tiga fasa dengan
itu sendiri, persamaannya : menghasilkan tegangan 380 Volt ditujukan untuk
𝑉𝑑𝑟𝑜𝑝 injeksi ke transformator yang dijadikan objek
Z (%) = ( ) x 100
𝑉 pengujian.
%....................(2.2)
b) Transformator Step-Up
Pengujian Pada Transformator
Transformator step up digunakan untuk
Pengujian yang harus dilakukan pada sebuah
menaikan tegangan injeksi ke transformator yang
transformator biasanya disesuaikan dengan
diuji. Penggunaan transformator step up
kebutuhannya. Beberapa jenis pengujian pada
dimaksudkan untuk mendapatkan nilai tegangan
transformator adalah sebagai berikut :
sampai dengan 800 Volt. Transformator step up
a) Pengujian Tahanan Isolasi
800 volt digunakan karena menyesuaikan dengan
Pengujian Tahanan Isolasi biasanya
angka persen impedansi pada transformator.
dilaksanakan pada awal pengujian dengan tujuan
Dimana angka tersebut berarti besar tegangan
untuk mengetahui secara dini kondisi isolasi
drop yang timbul karena impedansi tersebut
transformator dan untuk menghindari kegagalan
seperti yang telah dijelaskan pada bab
yang bisa berakibat fatal, sebelum pengujian
sebelumnya.
selanjutnya dilakukan. Pengujian dilakukan
Pada transformator yang diuji, angka persen
dengan menggunakan alat uji tahanan isolasi
impedansi terdapat pada name plat. Pada
Megger.
pengujian kali ini akan menggunakan
b) Pengujian Tahanan Kumparan
transformator dengan impedansi sebesar 4
Pengujian dilakukan dengan cara melakukan
(empat) persen. Jadi, pemilihan transformator
pengukuran tahanan kumparan transformator.
step up 800 volt berdasarkan persamaan yang
Data hasil pengujian digunakan untuk
telah ditulis pada Bab sebelumnya, yaitu pada
menghitung besarnya rugi tembaga pada
(persamaan 2.1).
transformator tersebut.
V drop = V x Z
c) Pengujian Karakteristik Beban Nol
V drop = 20000 Volt x 4 %
Pengujian Karakteristik Beban Nol atau
= 800 Volt
Tanpa Beban dilakukan untuk mengetahui
c) Volt Ampere Meter
besarnya kerugian daya yang disebabkan oleh
Volt Ampere meter adalah alat yang
rugi hysterisis dan eddy current pada inti
digunakan untuk mengukur kuat arus dan
transformator dan besarnya arus yang pada daya
tegangan listrik pada satu device sekaligus. Volt
tersebut. Pengukuran dilakukan dengan
Ampere meter adalah alat ukur yang
memberikan tegangan nominal pada salah satu
Vol. 8 No.1 Januari 2017 74
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

mengkombinasikan volt meter dan ampere meter.


Volt Ampere meter yang digunakan pada alat ini
adalah jenis digital untuk pengukuran satu fasa.
d) Kabel Penghubung
Pada pengujian ini akan dipakai kabel
NYAF yang berfungsi sebagai penghubung
antara transformator (objek pengujian) dan
regulator tegangan serta komponen lainnya
sehingga dapat dilewati sumber tegangan.
e) MCB
Pada pengujian ini MCB digunakan sebagai
pengaman hubung singkat atau pengaman alat
utama. MCB dipasang sebagai pengaman sumber
utama dari PLN dan sebagai pengaman untuk
regulator tegangan.
f) Selector Switch
Selector Switch digunakan pada saat
pengujian untuk mendapatkan nilai volt dan
ampere pada tiap fasa yang tertera pada volt
ampere meter yang dipasang, karena pada alat ini
digunakan volt ampere meter untuk pengukuran
masing-masing fasa. Gambar 3.1 Flow Chart Pengujian
g) CT Perancangan Teori Alat
CT digunakan agar pada saat pengujian Pengujian dengan alat ini akan
dapat membaca arus yang diukur pada sisi menghasilkan data berupa tegangan dan arus.
sekunder transformator yang diuji. Pada Hasil yang terbaca setelah proses pengujian
pengujian ini digunakan CT 1000/5 Ampere. adalah arus nominal transformator baik itu pada
Pemilihan CT 1000/5 berdasarkan pada kapasitas sisi primer maupun pada sisi sekunder. Arus
transformator yang diuji. nominal yang ideal pada suatu transformator
h) Box Panel dari plat besi telah terdapat pada name plat. Arus nominal
Box panel digunakan sebagai wadah untuk dapat dikatakan juga sebagai arus beban penuh
memasang semua alat-alat dan komponen diatas (full load) pada transformator tersebut.
agar terpasang rapi dan aman digunakan pada Daya transformator bila ditinjau dari sisi
saat proses pengujian. tegangan primer (tegangan tinggi) dapat
Flow Chart Pengujian dirumuskan sebagai berikut :
Deskripsi sistem rancang rangkaian untuk S = √3 x V x I ................................. (3.1)
pengujian transformator ini digambarkan dalam dimana :
flowchart sebagai berikut : S = Daya Transformator (kVA)
V = Tegangan sisi primer transformator
(kV)
I = Arus jala-jala (A)
Sehingga untuk menghitung arus beban
penuh (full load) dapat menggunakan rumus :
𝑆
I FL = ........................................ (3.2)
√3 𝑥 𝑉
dimana :
I FL = Arus Beban Penuh (A)
S = Daya transformator (kVA)
V = Tegangan transformator (V)

Cara Kerja Alat


Tegangan yang dihasilkan oleh regulator
tegangan dengan minimal 380 volt
tigafasakemudian dinaikkan kembali oleh
transformator step up menjadi 800 volt yang di

Vol. 8 No.1 Januari 2017 75


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

injeksi ke transformator pada kumparan primer. Spesifikasi Transformator


Kemudian pada kumparan sekunder dibuat Merk UNINDO
rangkaian tertutup (loop) dengan memasang CT.
Hal ini dimaksudkan supaya pengukuran di sisi Tahun Pembuatan 2001
sekunder dapat dilakukan dan menghasilkan hasil Tahun Operasi 2002
ukur berupa arus nominal transformator di sisi Nomor Seri 741000
tegangan rendah. Daya Nominal 4000 kVA
Dengan terpasangnya alat ukur volt ampere Tegangan Primer 20000 Volt
meter pada alat, akan menunjukkan angka hasil Tegangan 400 Volt
ukur berupa tegangan dan arus pada sisi primer Sekunder
dan sekunder transformator. Angka hasil ukur ini Frekuensi 50 Hz
kemudian dibuat perhitungan untuk mengetahui Pendingin ONAN
berapa persen penurunan kapasitas dan maksimal Tegangan 4.0 %
pembebanan yang dapat ditampung oleh Impedansi
transformator tersebut.
Blok Diagram Pengujian
Blok diagram dari rangkaian pengujian PENGUJIAN DAN ANALISIS
transformator ini adalah sebagai berikut : Langkah Kerja Pengujian
Dalam proses pengujian transformator ini,
tahapan dan langkah-langkah kerja diuraikan
sebagai berikut :
1. Sebelum memulai pengujian, terlebih dahulu
mengukur belitan transformator dengan AVO
meter untuk memastikan transformator dalam
Gambar 3.2 Blok Diagram Pengujian
kondisi belitan yang masih baik atau tidak putus.
2. Memeriksa posisi tap changer dengan skala
Spesifikasi Transformator Yang Diuji
20000 Volt / 400 Volt
Spesifikasi transformator pertama yang diuji
3. Mendata transformator dengan melihat name
yaitu transformator baru yang belum beroperasi
plat transformator dan memperhatikan kapasitas,
disebutkan dalam (Tabel 3.1) sebagai berikut :
beban, dan impedansi transformator.
4. Merangkai semua komponen, alat ukur, dan
Tabel 3.1 Data Transformator Baru di Gudang
objek pengujian dengan kabel penghubung.
Data Transformator Distribusi Beberapa rangkaiannya adalah sebagai berikut :
Spesifikasi Transformator a) Regulator tegangan terhubung ke sumber
Merk B&D tegangan dan transformator step up
Tahun Pembuatan 2016 dilengkapi dengan MCB sebagai pengaman.
Nomor Seri 1602790 b) Rangkaian dari regulator tegangan ke alat
ukur berupa volt ampere meter untuk
Daya Nominal 400 kVA menghidupkan display.
Tegangan Primer 20000 Volt c) Transformator step up terhubung ke
Tegangan 400 Volt objek pengujian pada sisi primer
Sekunder transformator.
Frekuensi 50 Hz 5. Pada sisi sekunder transformator, dibuat
Pendingin ONAN rangkaian tertutup (loop) dengan men-jumper
Tegangan 4.0 % antar fasa termasuk netral.
Impedansi 6. Memasang CT pada sisi sekunder
transformator dan hubungkan dengan volt ampere
Spesifikasi transformator kedua yang meter untuk menghasilkan angka pengukuran.
diuji adalah transformator pada gardu BL 152 7. Memastikan semua komponen terangkai
tersebut terdapat pada (Tabel 3.2) sebagai berikut dengan baik dan aman diberi tegangan.
: 8. Memulai injeksi tegangan dari regulator
secara bertahap sambil memperhatikan volt
Tabel 3.2 Data Transformator BL 152 ampere meter.
Data Transformator Distribusi

Vol. 8 No.1 Januari 2017 76


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

9. Catat hasil pengukuran tegangan dan dihubungkan ke transformator yang diuji, ukur
arusnya. tegangan di output transformator step-up. Setelah
10. Selesai. diukur dan didapat hasilnya, setting kembali
regulator tegangan secara bertahap sampai
Rangkaian dan Wiring Alat Pengujian tegangan mencapai 400 volt. Berikut hasil ukur
Pengujian dilakukan dengan menggunakan pada output transformator step-up :
alat uji sederhana hasil dari rangkaian beberapa Tabel 4.1 Hasil Ukur Tegangan Setelah
komponen dan instrumen pengukuran. Masing- Dinaikkan Transformator Step-up
masing alat dan instrumen yang dipakai telah
dijelaskan pada bab sebelunya. Setelah dilakukan
uji fungsi masing-masing, alat dan instrumen
tersebut dirangkai sedemikian rupa dan
ditempatkan pada suatu tempat dari plat besi agar
rapi dan aman ketika digunakan.
Regulator tegangan dan MCB ditempatkan
di dalam serta pengawatannya. Sementara untuk
Volt Ampere Meter dihadapkan keluar untuk Setelah didapat hasil ukur, kemudian
memudahkan pembacaan hasil ukur pada display. hubungkan alat ke transformator yang diuji.
Begitu juga dengan selector switch agar lebih Sebelumnya matikan dulu alat sebagai tindakan
mudah untuk dioperasikan. Sementara untuk keamanan dari tegangan sentuh. Setelah alat
transformator step-up dan CT di pisahkan dari terhubung dengan transformator yang diuji, alat
box. CT terpasang pada jumper antar fasa di sisi dinyalakan kembali. Kemudian atur tegangan
sekunder transformator yang diuji dan dikonek ke kembali secara bertahap seperti tahap
Volt Ampere meter untuk mendapatkan hasil sebelumnya sampai dengan 400 Volt. Setelah
pengukuran arus di sisi tegangan rendah. tegangan di injeksi ke transformator yang diuji,
Berikut gambar untuk rangkaian pengawatan cek pada display Volt Ampere Digital Meter
alat pengujian untuk mengetahui penurunan yang telah dihubungkan pada CT yang terpasang
kapasitas transformator distribusi : di sisi sekunder transformator.
GAMBAR PENGAWATAN PENGUJIAN Perhitungan Arus Nominal Ideal Pada
IN OUT
Transformator Baru
R R R
REGULATOR TEGANGAN

Arus nominal yang ideal pada suatu


SUMBER PLN 3 FASA

3 FASA 380 VOLT

S S S
transformator dapat dilihat pada name plat yang
T T T
terdapat sebagai identitas transformator. Pada
setiap transformator dengan daya 400 kVA
N
N
tertera pada name plate nya arus nominal pada
sisi primer adalah 11,5 Ampere (acuan SPLN
TRAFO STEP-UP
D3.002-1 tahun 2007). Jika mengacu pada
persamaan (3.2), hasil perhitungan untuk arus
nominal pada sisi primer yang ideal adalah :
𝑆
T S R

I FL =
3
√ 𝑥𝑉
400000 𝑉𝐴
TRANSFORMATOR 400 KVA
I FL = 3 𝑥 20000 𝑉
VOLT
(OBJEK UJI)

400000 𝑉𝐴
AMPERE
METER METER

I FL =
34600
N
T S R

I FL = 11,56 Ampere
CT TR 1000/5 A

Sedangkan perhitungan untuk keadaan ideal


Gambar 4.1 Pengawatan Alat Pengujian arus nominal pada sisi sekunder (tegangan
rendah) transformator adalah :
Hasil Pengujian Transformator 𝑆
I FL =
Tahap pertama pengujian adalah dengan 3 𝑥𝑉

400000 𝑉𝐴
menghubungkan alat uji ke sumber tegangan 3 I FL =
√3 𝑥 400 𝑉
fasa. Setelah terhubung, nyalakan regulator 400000 𝑉𝐴
I FL =
tegangan dan atur tegangan di 100 volt. Sebelum 692
I FL = 578,03 Ampere
Vol. 8 No.1 Januari 2017 77
Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

Perhitungan Hasil Uji Transformator-1 Hasil yang didapat dari pengujian pada
(Keadaan Baru/Belum Beroperasi) transformator-2 menunjukan angka arus nominal
Transformator pertama yang diuji adalah pada sisi primer (tegangan tinggi) adalah 7,62
transformator dengan daya 400 kVA yang berada Ampere. Hasil ini menunjukkan angka yang
di gudang PLN dan belum beroperasi. Pengujian berbeda dengan arus nominal sisi primer yang
pada transformator baru dilakukan untuk terdapat pada name plat transformator.
mengetahui apakah hasil pengujian akan sama Dengan diketahuinya arus nominal primer
dengan spesifkasi transformator yang terdapat transformator-2, maka untuk mengetahui berapa
pada name plat. sisa kVA transformator tersebut dapat
Hasil yang didapat dari pengujian pada dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut
transformator 1 menunjukan angka arus nominal :
pada sisi primer (tegangan tinggi) adalah 11,55 𝑆
I FL = 3 𝑥𝑉
Ampere. Hasil ini menunjukkan angka yang √
𝑆
hampir sama dengan arus nominal sisi primer 7,62 A = 3
√ 𝑥 20000 𝑉
yang terdapat pada name plat transformator. S = 7,62 x 34600
Dengan diketahuinya arus nominal primer S = 263652 VA ≈ 263,6 kVA
transformator, maka untuk mengetahui apakah Kemudian untuk hasil pengujian pada sisi
kapasitas (kVA) transformator tersebut sama sekunder transformator, arus nominal yang
dengan yang terdapat pada name plat, dapat terukur adalah 381,5 Ampere. Maka dimasukkan
dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut kedalam persamaan menjadi :
: 𝑆
𝑆
I FL = 3 𝑥𝑉

I FL = 3 𝑥𝑉 𝑆
√ 381,5 A = 3 𝑥 400 𝑉
𝑆 √
11,55 A = S = 381,5 x 692
√3 𝑥 20000 𝑉
S = 11,55 x 34600 S = 263998 VA ≈ 263,9 kVA
S = 399630 VA ≈ 400 kVA Dengan hasil perhitungan dari pengujian
Kemudian untuk hasil pengujian pada sisi yang didapat dari transformator-2, dapat
sekunder transformator, arus nominal yang diketahui bahwa arus nominal baik sisi primer
terukur adalah 577,8 Ampere. Maka dimasukkan maupun sekunder memiliki nilai sudah jauh
kedalam persamaan menjadi : berbedaa atau sudah menurun kapasitasnya jika
𝑆
I FL = 3 𝑥𝑉 dibandingkan dengan kondisi ideal transformator

𝑆 baru.
577,8 A = 3 𝑥 400 𝑉 Sesuai dengan hasil perhitungan , telah

S = 577,8 x 692 terjadi penurunan kapasitas pada transformator-2.
S = 399873.6 VA ≈ 400 kVA Berikut perhitungan untuk mengetahui penurunan
Dengan hasil perhitungan dari pengujian kapasitas transformator-2 :
yang didapat dari transformator-1 yang masih
dalam keadaan baru, dapat diketahui bahwa arus
nominal baik sisi primer maupun sekunder
memiliki nilai yang hampir sama dengan kondisi
ideal transformator baru yang sesuai dengan
SPLN D3.002-1 tahun 2007. Sehingga apabila
dikaitkan dengan penurunan kapasitas, dapat
disimpulkan bahwa pada transformator-1 tidak
mengalami penurunan kapasitas.

Perhitungan Hasil Uji Transformator-2 Jadi, berdasarkan hasil perhitungan diatas,


(Keadaan Telah Beroperasi) transformator-2 mengalami penurunan kapasitas
Transformator kedua yang diuji adalah sebesar 34,025 %. Oleh karena itu, sangat
transformator dengan daya 400 kVA yang berada disarankan untuk pembebanan pada
di gardu BL 152 dan telah beroperasi sejak tahun transformator-2 tidak melebihi dari 263,9 kVA
2002. Pengujian pada transformator yang telah atau sebesar 63 persen.dari kapasitas 400 kVA.
beroperasi dilakukan untuk mengetahui
penurunan kapasitas pada transformator.

Vol. 8 No.1 Januari 2017 78


Jurnal Teknologi Elektro, Universitas Mercu Buana ISSN : 2086‐9479

Tabel 4.2 Hasil Uji Transformator 1 dan 2 Serta 4. Dengan dapat terkontrolnya pembebanan
Perbandingannya Dengan Kondisi Ideal Sesuai pada transformator beroperasi, keandalan
Standar jaringan dapat terjaga dan pasokan listrik kepada
konsumen juga terjamin.

DAFTAR PUSTAKA
1. Kadir, Abdul. 1979. Transformator. Jakarta :
Pradnya Paramitha.
2. Manajemen Aset Transformator Distribusi
Jawa Bali. 2010. Jakarta : PT PLN (Persero)
Kantor Pusat
3. Prayoga, Aditya. 2010. Teknik Tenaga
Listrik Transformer. Universitas Indonesia.
4. Zuhal. 1995. Dasar Teknik Tenaga Listrik
KESIMPULAN dan Elektronika Daya. Jakarta : Gramedia.
Dari penulisan tugas akhir ini tentang 5. Sulasno, Ir. 2010. Distribusi Tenaga Listrik.
rangkaian pengujian untuk mengetahui Semarang : Badan Penerbit UNDIP.
penurunan kapasitas transformator, dari hasil 6. Sumardjati, Prih. 2008. Teknik Pemanfaatan
percobaan dan pengujian yang telah dilakukan, Tenaga Listrik Jilid 3. Jakarta : Direktorat
maka penulis dapat mengambil kesimpulan Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan
sebagai berikut : Departemen Pendidikan Nasional.
1. Berdasarkan pada hasil ukur pada 7. Standar PLN No : 17 dan 17A. 1979 tentang
transformator-1 dengan daya pengenal 400 kVA, Pedoman Pembebanan Transformator
setelah dilakukan pengujian dapat diketahui Terendam Minyak. Jakarta : PT PLN
bahwa arus nominal transformator pada sisi (Persero) Kantor Pusat.
tegangan tinggi adalah 11,5 Ampere dan pada sisi
tegangan rendah adalah 577,8 Ampere. Hasil
perhitungan menunjukkan tidak terdapat
penurunan kapasitas pada transformator tersebut
dan sesuai dengan name plat pada transformator.
Hal ini menunjukkan bahwa transformator-1
yang merupakan transformator baru dan belum
beoperasi berada dalam keadaan ideal dan dapat
beroperasi dengan maksimal sesuai spesifikasi
standar.
2. Berdasarkan pada hasil ukur pada
transformator-2 dengan daya pengenal 400 kVA,
setelah dilakukan pengujian dapat diketahui
bahwa arus nominal transformator pada sisi
tegangan menengah adalah 7,62 Ampere dan
pada sisi tegangan rendah adalah 381,5 Ampere.
Hasil perhitungan menunjukkan terdapat
penurunan kapasitas pada transformator tersebut
sebesar 34,025 persen dan kapasitas asalnya 400
kVA. Hal ini menunjukkan bahwa transformator
2 dalam keadaan tidak ideal dan dapat hanya
dapat beroperasi dengan maksimal pembebanan
sebesar 63 persen.
3. Hasil pengujian ini dapat dijadikan acuan
untuk menentukan batas persen pembebanan
yang dapat ditampung oleh transformator
tersebut. Hal ini dapat mengurangi transformator
rusak akibat pembebanan yang tidak terkontrol
dan melebihi batas kemampuan transformator.

Vol. 8 No.1 Januari 2017 79

Anda mungkin juga menyukai