Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Mineral adalah senyawa alami yang terbentuk melalui proses geologis

(Sunita, 2014). Istilah mineral tidak hanya bahan komposisi kimia tetapi juga

struktur mineral. Mineral termasuk dalam komposisi unsur murni dan garam

sederhana sampai silikat yang sangat kompleks dengan ribuan bentuk yang

diketahui (senyawa organik biasanya tidak termasuk). Ilmu yang mempelajari

mineral disebut mineralogy (Hatta Wilham, 2009).

Mineral terdapat didalam tubuh dan memegang peran penting dalam

pemeliharaan fungsi tubuh , baik tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi

tubuh secara keseluruhan (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2012). Keseimbangan

mineral dalam tubuh diperlukan untuk pengaturan kerja enzim, pemeliharaan

keseimbangan asam basa, pemeliharaan kepekaan otot syaraf terhadap

rangsangan.

Agar dapat diklasifikasikan sebagai mineral sejati, senyawa tersebut

haruslah berupa padatan dan memiliki struktur kristal. Senyawa ini juga harus

terbentuk secara alami dan memiliki komposisi kimia yang tertentu. Definisi

sebelumnya tidak memasukkan senyawa seperti mineral yang berasal dari

turunan senyawa organik. Klasifikasi modern telah mengikutsertakan kelas

organik kedalam daftar mineral, seperti skema klasifikasi yang diajukan oleh

Dana dan Strunz.

Berdasarkan kebutuhannya didalam tubuh, mineral dapat digolongkan

menjadi 2 kelompok utama yaitu mineral Makro dan Mikro ((Achmad Djaeni

1
Sediaoetama, 2012). Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1%

total berat badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari1000mg/hari

Sedangkan Mineral mikro merupakan mineral yang dibutuhkan dengan jumlah

kurang dari 100mg/hari. Mineral yang termasuk didalam kategopri mineral Makro

utama adalah kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K),

clorida(Cl) dan natrium(Na). Sedangkan mineral Mikro terdiri dari kromium (Cr),

tembaga (Cu), floride (F), yodium (T), besi (Fe), mangan (Mn), silicium (Si), dan

seng (Zn). Kalium dalam tubuh orang dewasa lebih banyak terdapat dalam ruang

intra seluler .Jadi kalium merupakan ion utrama dari cairan intra seluler. Natrium

merupakan ion utama dalam cairan ekstra seluler (Fery Kusnandar, 2010).

Kalium dan Natrium berperan dalam mengatur tekanan osmosis cairan tubuh .

Mineral makro dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar, yang terdiri atas

kalsium, klorin, magnesium, kalium, fosfor, natrium, dan sulfur. Kekurangan

(defisiensi) mineral, baik pada manusia maupun hewan, dapat menyebabkan

penyakit. Sebaliknya pemberian mineral esensial yang berlebihan dapat

menimbulkan gejala keracunan. Analisis kandungan mineral dalam jaringan

biologik dengan metode spektrofotometri serapan atom dapat mendiagnosis

kasus defisiensi atau keracunan mineral (Robert, dkk, 2010).

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi mineral makro?

2. Bagaimana klasifikasi mineral makro?

3. Bagaimana sumber, fungsi, absorbsi, metabolismedan jumlah kebutuhan

mineral makro berdasarkan klasifikasinya?

2
4. Bagaimana proses absorpsi dan ekskresi mineral makro berdasarkan

klasifikasinya?

5. Bagaimana dampak kekurangan dan kelebihan dari mineral makro?

6. Berapa banyak kebutuhan mineral makro pada masa kehamilan dan

menyusui?

C. Tujuan

a. Tujuan Umum

Agar mampu memahami konsep serta pentingnya mineral makro bagi tubuh

dan kesehatan.

b. Tujuan Khusus

1. Untuk memahami definisi mineral makro

2. Untuk menjelaskan klasifikasi dari mineral makro

3. Untuk menjelaskan sumber, fungsi, absorbsi, metabolismedan jumlah

kebutuhan mineral makro berdasarkan klasifikasi

4. Untuk menjelaskan proses absropsi dan ekskresi mineral makro

berdasarkan klasifikasinya

5. Untuk menjelaskan dampak kekurangan dan kelebihan dari mineral

makro

6. Untuk menjelaskan kebutuhan mineral makro pada masa kehamilan dan

menyusui

D. Manfaat

1. Manfaat bagi penulis, Pengkajian ini memberikan pengetahuan tentang

mineral makro serta klasifikasinya.

3
2. Manfaat bagi pembaca, pengkajian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian

atau referensi tambahan bagi dunia ilmu kesehatan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Mineral Makro

Mineral makro adalah mineral yang menyusun hampir 1% total berat

badan manusia dan dibutuhkan dengan jumlah lebih dari1000mg/hari (Sunita,

2014). Mineral yang termasuk didalam kategopri mineral Makro utama adalah

kalsium (Ca), fosfor (P), magnesium (Mg), sulfur (S), kalium (K), clorida (Cl) dan

natrium (Na).

B. Natrium

1. Definisi dan Pendahuluan

Natrium merupakan kation utama dalam cairan ekstraseluler . 35-40 %

terdapat dalam kerangka tubuh (Dewi Laelatul Badriah, 2014). Cairan saluran

cerna, sama seperti cairan empedu dan pancreas mengandung banyak

natrium.

2. Sumber

Sumber utama Natrium adalah garam dapur (NaCl). Sumber natrium yang

lain berupa monosodium glutamate (MSG), kecap dan makanan yang

diawetkan dengan garam dapur. Makanan yang belum diolah, sayur dan

buah mengandung sedikit natrium. Sumber lainnya seperti susu, daging,

telur, ikan, mentega dan makanan laut lainnya (Cakrawati, 2014).

3. Fungsi

 Menjaga keseimbangan cairan dalam kompartemen ekstraseluer.

 Mengatur tekanan osmosis yang menjaga cairan tidak keluar dari darah

dan masuk ke dalam sel.

5
 Menjaga keseimbangan asam basa dalam tubuh dengan mengimbangi

zat-zat yang membentuk asam.

 Berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi otot.

 Berperan dalam absorbsi glukosa dan sebagai alat angkut zat gizi lain

melalui membran, terutama melalui dinding usus sebagai pompa natrium.

4. Dampak Kekurangan dan Kelebihan serta Angka Kecukupan Gizi (AKG).

 Akibat kekurangan natrium adalah menyebabkan kejang, apatis dan

kehilangan nafsu makandapat terjadi setelah muntah, diare, keringat

berlebihan, dan diet rendah natrium.

 Akibat kelebihan natrium dapat menimbulkan keracunan yang dalam

keadaan akut menyebabkan edema dan hipertensi.

Jadi, taksiran kebutuhan untuk orang dewasa yaitu 500 mg/hari.

5. Absorpsi dan Metabolisme

Natrium diabsorpsi di usus halus secara aktif (membutuhkan energi), lalu

dibawa oleh aliran darah ke ginjal untuk disaring kemudian dikembalikan ke

aliran darah dalam jumlah cukup untuk mempertahankan taraf natrium dalam

darah. Kelebihan natrium akan dikeluarkan melalui urin yang diatur oleh

hormone aldosteron yang dikeluarkan oleh kelenjar adrenal jika kadar natrium

darah menurun (Margarets Gibney, 2009).

Didalam tubuh terdapat Na sebanyak 0,15% dari berat badan, sedangkan

K0,35%, atau terdapat sekitar 1 ½ kali lebih banyak dibandingkan dengan Na.

Dalam cairan tubuh, Na membentuk larutan garam NaCl atau Na-carbonat.

6
Ion Na+ terutama terdapat ekstraselular, sedangkan ion K+ terutama terdapat

intraselular (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2012).

C. Klorida (CL)

1. Definisi dan Pendahuluan

Klorida merupakan anion utama cairan ekstraselular.Konsentrasi klor

tertinggi adalah dalam cairan serebrospinal (otak dan sumsum tulang

belakang), lambung dan pancreas (Lean Michael, 2013).

2. Sumber

Klorida terdapat bersamaan dengan natrium dalam garam dapur.

Beberapa sayuran dan buah juga mengandung klor. Hasil laut, susu, telur,

daging, garam dapur, makanan yang diproses dengan garam dapur (Lean

Michael, 2013).

3. Fungsi

 Berperan dalam memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam

cairan ekstraseluler.

 Memelihara suasana asam dalam lambung sebagai bagian dari HCL, yang

diperlukan untuk bekerjanya enzim-enzim pencernaan.

 Membantu pemeliharaan keseimbangan asam dan basa bersama unsur-

unsur pembentuk asam lainnya

 Ion klor dapat dengan mudah keluar dari sel darah merah dan masuk ke

dalam plasma darah guna membantu mengangkut karbondioksida ke paru-

paru dan keluar dari tubuh.

7
 Mengatur sistem rennin-angiotensin-aldosteron yang mengatur

keseimbangan cairan tubuh.

4. Dampak Kekurangan dan Kelebihan serta Angka Kecukupan Gizi (AKG)

Kekurangan klor dapat menyebabkan muntah-muntah, diare kronis, dan

keringat berlebihan. Sedangkan, jika kelebihan juga bisa membuat muntah

(Achmad Djaeni Sediaoetama, 2012).

Jadi AKG minimum klor sehari sebesar 750 mg.

5. Absorpsi dan Eksresi Klorida

Klorida diabsorpsi di usus halus dan dieksresi melalui urin dan

keringat.Kehilangan klorida mengikuti kehilangan natrium (Achmad Djaeni

Sediaoetama, 2012).

D. Kalium (K)

1. Definisi dan Pendahuluan

Kalium merupakan ion yang bermuatan positif dan terdapat di dalam sel

dan cairan intraseluler (Fery Kusnandar, 2010)

2. Sumber

Kalium berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sumber utama adalah

makanan segar/ mentah, terutama buah, sayuran dan kacang-kacangan

(Lean Michael, 2013).

3. Fungsi

 Berperan dalam pemeliharaan keseimbangan cairan dan elektrolit serta

keseimbangan asam dan basa bersama natrium.

8
 Bersama kalsium, kalium berperan dalam transmisi saraf dan kontraksi

otot.

 Di dalam sel, kalium berfungsi sebagai katalisator dalam banyak reaksi

biologic, terutama metabolisme energi dan sintesis glikogen dan protein.

 Berperan dalam pertumbuhan sel.

4. Dampak Kelebihan dan Kekurangan serta AKG

Kekurangan kalium dapat terjadi karena kebanyakan kehilangan melalui

saluran cerna atau ginjal. Kehilangan banyak melalui saluran cerna dapat

terjadi karena muntah-muntah, diare kronis atau kebanyakan menggunakan

obat pencuci perut. Kebanyakan kehilangan melalui ginjal adalah karena

penggunaan obat diuretic terutama untuk pengobatan hipertensi. Kekurangan

kalium menyebabkan lesu, lemah, kehilangan nafsu makan, kelumpuhan,

mengigau, dan konstipasi (Lean Michael, 2013).

Kelebihan kalium akut dapat terjadi bila konsumsi melebihi 12 mg

permukaan tubuh sehari tanpa diimbangi oleh kenaikan ekskresi.

Hiperkalemia akut dapat menyebabkan gagal jantung yang berakibat

kematian. Kelebihan kalium dapat terjadi bila ada gangguan fungsi ginjal.

Kebutuhan kalium bervariasi luas tergantung pada jenis malnutrisi. Pada

marasmus berat, setelah beberapa hari replesi nutrisi, hipokalemia

berkembang segera. Ini disebabkan masuknya kalium kedalam sel karena air

yang kaya kalium berikatan dengan glikogen saat terjadi deposisi glikogen

(Hatta Wilham, 2009). Hipofosfatemia juga bisa terjadi jika fosfor tidak

diberikan dalam jumlah cukup, khususnya pada regimen nutrisi dengan

9
sumber energi glukosa. Tetani dapat mengesankan perlunya asupan kalsium

dalam jumlah besar, namun pada pasien bedah hipomagnesemia dan pasien

akan lebih memberi respons terhadap pemberian magnesium ketimbang

kalsium. Karena variasi-variasi dalam kebutuhan elektrolit, ada baiknya

pasien sakit kritis menggunakan larutan nutrien yang memungkinkan

invidualisasi asupan air dan mineral sesuai dengan status klinis pasien (Dewi

Laelatul Badriah, 2014)

Jadi, kebutuhan minimum kalium sekitar 2000 mg sehari.

5. Absorpsi dan Ekskresi Kalium

Kalium diabsorpsi dengan mudah dalam usus halus.Kalium dieksresi

melalui urin, feses, keringat dan cairan lambung.Taraf kalium normal darah

dipelihara oleh ginjal melalui kemampuannya menyaring, mengarbsorpsi

kembali dan mengeluarkan kalium di bawah pengaruh aldosteron.Kalium

dikeluarkan dalam bentuk ion dengan menggantikan ion natrium melalui

mekanisme pertukaran di dalam tubula ginjal (Dewi Laelatul Badriah, 2014).

E. Kalsium (CA)

1. Definisi dan Pendahuluan

Kalsium merupakan mineral yang paling banyak dalam tubuh yang berada

dalam jaringan keras yaitu tulang dan gigi. Di dalam cairan ekstraseluler dan

intraseluler, kalsium berperan penting dalam mengatur fungsi sel, seperti

untuk transmisi saraf, kontraksi otot, penggumpalan darah dan menjaga

permebialitas membrane sel. Kalsium mengatur kerja hormone dan faktor

pertumbuhan (Dewi Laelatul Badriah, 2014).

10
Kalsium dalam plasma terdapat dalam 3 bentuk yaitu :

a. Ion bebas

b. Berikatan dengan ion organic

c. Terikat oleh protein

2. Sumber

Sumber kalsium terutama pada susu dan hasilnya, seperti keju. Ikan

dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium

yang baik, udang, kerang, kepiting, kacang-kacangan dan hasil olahanannya,

daun singkong, daun lamtoro (Cakrawati, 2014)

3. Fungsi

 Pembentukan tulang dan gigi

 Kalsium dalam tulang berguna sebagai bagian integral dari struktur tulang

dan sebagai tempat menyimpan kalsium.

 Mengatur pembekuan darah

 Katalisator reaksi biologic, seperti absorpsi vitamin B12, tindakan enzim

pemecah lemak, lipase pancreas, eksresi insulin oleh pancreas,

pembentukan dan pemecahan asetilkolin.

 Relaksasi dan Kontraksi otot, dengan interaksi protein yaitu aktin dan

myosin.

 Berperan dalam fungsi saraf, tekanan darah dan fungsi kekebalan.

 Meningkatkan fungsi transport membran sel, stabilisator membrane, dan

transmisi ion melalui membrane organel sel.

11
4. Dampak Kelebihan dan Kekurangan serta AKG

Kekurangan kalsium pada masa pertumbuhan menyebabkan gangguan

pertumbuhan, tulang kurang kuat, mudah bengkok dan rapuh. Pada usia

lanjut terjadi osteoporosis yang dapat dipercepat oleh keadaan stress. Dapat

juga terjadi pada perokok dan pemabuk (Djeni Ahmad , 2012). Selain itu

dapat juga menyebabkan osteomalasia yaitu riketsia pada orang dewasa dan

terjadi karena kekurangan vitamin D. kadar kalsium darah yang rendah dapat

menyebabkan tetani atau kejang.

Akibat kelebihan kalsium menimbulkan batu ginjal atau gangguan ginjal,

gangguan absorpsi mineral lain serta konstipasi.

 Jadi, AKG yang diperlukan adalah sebagai berikut:

- Bayi : 300-400 mg

- Anak-anak : 500 mg

- Remaja : 600-700 mg

- Dewasa laki-laki : 500-800 mg

- Dewasa perempuan : 500-600 mg

- Manula : 500 mg

5. Pengaturan keseimbangan kalsium

Untuk mempertahankan kadar kalsium dalam keadaan normal, diperlukan

interaksi beberapa proses antara lain :

a. Pemasukan yang berasal dari makanan dan absorpsi saluran cerna

b. Pengeluaran melalui ekskresi urin dan faeses

12
c. Keseimbangan formasi dan resorpsi tulang yang disebut sebagai

dinamika tulang(bone turnover)

Untuk menjamin keseimbangan proses-proses diatas dengan baik diperlukan

pengaturan secara hormonal,yaitu :

a. Hormon paratiroid

b. Vitamin D

c. Kalsitonon

6. Absorpsi dan Eksresi Kalsium

Sebanyak 30-50 % kalsium yang dikonsumsi diabsorpsi tubuh yang terjadi

di bagian atas usus halus yaitu duodenum.Kalsium membutuhkan pH 6 agar

dapat berada dalam kondisi terlarut. Absorpsi kalsium terutama dilakukan

secara aktif dengan menggunakan alat angkut protein-pengikat

kalisum.Absorpsi pasif terjadi pada permukaan saluran cerna. Kalsium hanya

bias diabsorpsi bila terdapat dalam bentuk larut air dan tidak mengendap

karena unsure makanan lain. Kalsium yang tidak diabsorpsi dikeluarkan

melalui feses.Kehilangan kalsium dapat terjadi melalui urin, sekresi cairan

yang masuk saluran cerna serta keringat (Dewi Lailatul Badriah, 2014).

7. Kebutuhan Kalsium Ibu Hamil

Dianjurkan mengkonsumsi kalsium sebanyak 1200-1500 mg per hari.

Menurut Robert and William (1993), suplementasi kalsium pada ibu hamil

sebanyak 1200 mg setiap hari akan meningkatkan massa tulang bayi sekitar

15%. Selain untuk tulang kalsium juga dibutuhkan untuk mencegah

preeklampsia atau tekanan darah tinggi pada ibu hamil yang dapat

13
menyebabkan kejang pada ibu, prematuritas, bahkan kematian (Dewi

Laelatul Badriah, 2014).

8. Kebutuhan Kalsium Ibu Menyusui

Kebutuhan kalsium pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama dan kedua

sebanyak +400 mg/hari.Kekurangan kalsium pada ibu menyusui dapat

mengakibatkan kehilangan kalsium pada tulang ibu, sekresi kalsium pada ASI

rendah, dan gangguan pembentukan tulang pada bayi (Dewi Laelatul

Badriah, 2014).

F. Fosfor (P)

1. Definisi dan Pendahuluan

Fosfor merupakan mineral kedua terbanyak dalam tubuh, sekitar 1 % dari

berat badan. Fosfor terdapat pada tulang dan gigi serta dalam sel yaitu otot

dan cairan ekstraseluler.Fosfor merupakan bagian dari asam nukleat DNA

dan RNA. Sebagai fosfolipid, fosfor merupakan komponen structural dinding

sel. Sebagai fosfat organic, fosfor berperan dalam reaksi yang berkaitan

dengan penyimpanan atau pelepasan energi dalam bentuk Adenin Trifosfat

(ATP) (Fery Kusnandar, 2010)

2. Sumber

Fosfor terdapat pada semua sel mahluk hidup, terutama makanan kaya

protein, seperti daging, ayam, ikan, telur, susu dan hasilnya, kacang-

kacangan serta serealia (Margarets Gibney, 2009).

3. Fungsi

 Klasifikasi tulang dan gigi melalui pengendapan fosfor pada matriks tulang

14
 Mengatur peralihan energi pada metabolisme karbohidrat, protein dan

lemak melalui proses fosforilasi fosfor dengan mengaktifkan berbagai

enzim dan vitamin B.

 Absorpsi dan transportasi zat gizi serta system buffer bagian dari ikatan

tubuh esensial yaitu RNA dan DNA serta ATP dan fosfolipid.

 Mengatur keseimbangan asam basa.

4. Dampak Kelebihan dan Kekurangan serta AKG

Kekurangan fosfor bisa terjadi karena menggunakan obat antacid untuk

menetralkan asam lambung, yang dapat mengikat fosfor sehingga tidak dapat

diabsorpsi (Graham L Hill, 2010). Kekurangan fosfor juga terjadi pada

penderita yang kehilangan banyak cairan melalui urin. Kekurangan fosfor

mengakibatkan kerusakan tulang dengan gejala lelah, kurang nafsu makan

dan kerusakan tulang.

Bila kadar fosfor darah terlalu tinggi, ion fosfat akan mengikat kalsium

sehingga dapat menimbulkan kejang.

Jadi, AKG yang diperlukan:

- Bayi : 200-250 mg

- Anak-anak : 250-400 mg

- Laki-laki : 500 mg

- Perempuan : 450 mg

- Ibu hamil dan menyusui : 200-300 mg (Romauli Suryati, 2011).

15
5. Absorpsi dan Metabolime Fosfor

Fosfor dapat diabsorpsi secara efisien sebagai fosfor bebas di dalam usus

setelah dihidrolisis dan dilepas dari makanan oleh enzim alkalin fosfatase

dalam mukosa usus halus dan diabsorpsi secara aktif yang dibantu oleh

bentuk aktif vitamin D dan difusi pasif. Kadar fosfor dalam darah diatur oleh

hormone paratiroid (PTH) yang dikeluarkan oleh kelenjar paratiroid dan

hormone kalsitonin serta vitamin D, untuk mengontrol jumlah fosfor yang

diserap, jumlah yang ditahan oleh ginjal, jumlah yang dibebaskan dan

disimpan dalam tulang. PTH menurunkan reabsorpsi fosfor oleh

ginjal.Kalsitonin meningkatkan eksresi fosfat oleh ginjal (Robert, dkk, 2010).

G. Magnesium (Mg)

1. Definisi dan pendahuluan

Magnesium adalah kation terbanyak setelah natrium di dalam cairan

interselular.Magnesium merupakan bagian dari klorofil daun. Peranan

magnesium dalam tumbuh-tumbuhan sama dengan peranan zat besi dalam

ikatan hemoglobin dalam darah manusia yaitu untuk pernafasan (Achmad

Djaeni Sediaoetama, 2012).

Magnesium terlibat dalam berbagai proses metabolisme. Magnesium

terdapat dalam tulang dan gigi, otot, jaringan lunak dan cairan tubuh lainnya.

16
2. Sumber

Sumber utama magnesium adalah sayur hijau, biji-bijian dan kacang-

kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta cokelat merupakan sumber

magnesium yang baik (Fery Kusnandar, 2010).

3. Fungsi

 Magnesium berperan penting dalam sistem enzim dalam tubuh.

Magnesium berperan sebagai katalisator dalam reaksi biologic termasuk

metabolisme energi, karbohidrat, lipid, protein dan asam nukleat, serta

dalam sintesis, degradasi, dan stabilitas bahan gen DNA di dalam semua

sel jaringan lunak.

 Di dalam sel ekstraselular, magnesium berperan dalam transmisi saraf,

kontraksi otot dan pembekuan darah. Dalam hal ini magnesium

berlawanan dengan kalsium.

 Magnesium mencegah kerusakan gigi dengan cara menahan kalsium

dalam email gigi.

4. Dampak Kelebihan dan Kekurangan (AKG)

Kekurangan magnesium bisa terjadi jika kekurangan protein dan energi

serta berbagai komplikasi penyakit yang menyebabkan gangguan absorpsi

atau penurunan fungsi ginjal, endokrin, terlalu lama mendapat makanan tidak

melalui mulut (intravena). Penyakit yang menyebabkan muntah-muntah,

diare, penggunaan diuretika (perangsang pengeluaran urin), juga dapat

menyebabkan kekurangan magnesium (Achmad Djaeni Sediaoetama, 2012)

17
Kekurangan magnesium berat akan menyebabkan kurang nafsu makan,

gangguan pertumbuhan, mudah tersinggung, gugup, kejang/tetanus,

gangguan system saraf pusat, halusinasi, koma dan gagal jantung.

Akibat kelebihan magnesium belum diketahui secara pasti. Kelebihan

magnesium terjadi pada penyakit gagal ginjal.

Jadi, AKG untuk orang dewasa untuk pria 280 mg/hari dan wanita

250 mg/ hari.

5. Pencernaan dan Metabolisme

Magnesium diabsorpsi di usus halus dengan bantuan alat angkut aktif dan

secara difusi pasif. Di dalam darah magnesium terdapat dalam bentuk ion

bebas. Keseimbangan magnesium dalam tubuh terjadi melalui penyesuaian

eksresi magnesium melalui urin. Eksresi magnesium meningkat oleh adanya

hormone tiroid, asidosis, aldosteron serta kekurangan fosfor dan kalium

.eksresi magnesium menurun karena pengaruh kalsitonin, glukagon dan PTH

terhadap resorpsi tubula ginjal (Robert, dkk, 2010).

H. Sulfur (S)

1. Definisi

Sulfur merupakan bagian dari zat-zat gizi esensial, seperti vitamin tiamnin

dan biotin serta asam amino metionin dan sistein. Rantai samping molekul

sistein yang mengandung sulfur berkaitan satu sama lain sehingga

membentuk jembatan disulfide yang berperan dalam menstabilkan molekul

protein (Robert, dkk, 2010). Sulfur terdapat dalam tulang rawan, kulit, rambut

dan kuku yang banyak mengandung jaringan ikat yang bersifat kaku.

18
Sumber sulfur adalah makanan yang mengandung protein.

2. Fungsi Sulfur

Sulfur berasal dari makanan yang terikat pada asam amino yang

mengandung sulfur yang diperlukan untuk sintesis zat-zat penting. Berperan

dalam reaksi oksidasi-reduksi, bagian dari tiamin, biotin dan hormone insuline

serta membantu detoksifikasi. Sulfur juga berperan melarutkan sisa

metabolisme sehingga bias dikeluarkan melalui urin, dalam bentuk

teroksidasi dan dihubungkan dengan mukopolisakarida (Sunita, 2014).

3. Dampak Kelebihan dan Kekurangan (AKG)

Kecukupan sehari sulfur tidak ditetapkan dan hingga sekarang belum

diketahui adanya kekurangan sulfur bila makanan yang kita konsumsi cukup

mengandung protein. Dampak kekurangan sulfur bisa terjadi jika kekurangan

protein.

Kelebihan sulfur bisa terjadi jika konsumsi asam amino berlebih pada

hewan yang akan menghambat pertumbuhan.

Jadi, AKG untuk orang dewasa dicukupi oleh asam amino esensial yang

mengandung sulfur.

4. Pencernaan dan Metabolisme

Sulfur diabsorpsi sebagai bagian dari asam amino atau sebagai sulfat

anorganik. Sulfur juga merupakan bagian dari enzim glutation serta berbagai

koenzim dan vitamin, termasuk koenzim A. Sebagian besar sulfur dieksresi

melalui urin sebagai ion bebas. Sulfur juga merupakan salah satu elektrolit

19
intraseluler yang terdapat dalam plasma berkonsentrasi rendah (Robert, dkk,

2010).

I. Mineral DalamAir Susu Ibu (ASI)

ASI mengandung mineral yang lengkap.Walaupun kadarnya relatif rendah

tetapi cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan. Total mineral selama masa laktasi

adalah konstan, tetapi beberapa mineral yang spesifik kadarnya tergantung dari

diet dan stadium laktasi. Fe dan Ca paling stabil, tidak dipengaruhi oleh diet ibu.

Garam organik yang terdapat dalam ASI terutama adalah kalsium, kalium dan

natrium dari asam klorida dan fosfat (Romauli Suryati, 2011).

Komposisi terbanyak adalah kalium, sedangkan kadar Cu, Fe dan Mn yang

merupakan bahan untuk pembuat darah relatif sedikit. Ca dan P yang

merupakan bahan pembentuk tulang kadarnya dalam ASI cukup (Dewi Laelatul

Badriah, 2014).

20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Mineral makro terutama natrium, klorida, dan kalium, berperan

dalam menjaga keseimbangan cairan tubuh. Natrium, kalium, kalsium,

dan magnesium diperlukan untuk transmisi saraf dan kontraksi otot.

Fosfor dan magnesium terlibat dalam metabolisme energi. Kalsium,

fosfor, dan magnesium berperan dalam memberi bentuk tulang.

Mineral makro terdapat secara natural, homogen, bahan ini

organik yang dibutuhkan oleh manusia dan berfungsi dari sebagian dari

zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai bagian dari struktur sel

jaringan. Dampak negatif dari kelebihan maupun kekurangan mineral

makro dapat berpengaruh terhadap kesehatan.

Kebutuhan Kalsium pada ibu hamil mengalami peningkatan yaitu

sebanyak 1200-1500 mg/hari. Suplementasi kalsium pada ibu hamil

akan meningkatkan massa tulang bayi sekitar 15%. Sedangkan

kebutuhan kalsium ibu menyusui pada 6 bulan pertama dan kedua

sebanyak +400 mg/hari. Kekurangan kalsium pada ibu menyusui dapat

mengakibatkan kehilangan kalsium pada tulang ibu, sekresi kalsium

pada ASI rendah, dan gangguan pembentukan tulang pada bayi. Jadi

kebutuhan mineral makro pada setiap orang, rentang usia, serta fase

kehidupan berbeda-beda.

21
B. Saran

1. Kita perlu menjaga keseimbangan asupan nutrisi. Mineral makro

walaupun sedikit asupannya bagi tubuh, tapi perlu terus dijaga agar

tubuh tidak mengalami defisiensi mineral.

2. Bagi tenaga kesehatan

Menyarankan ibu hamil agar lebih meningkatkan konsumsi nutrisi

khususnya Kalsium untuk meningkatkan massa tulang bayi.

3. Mineral merupakan bagian tubuh yang memegang peran penting

dalam pemeliharaan fungsi tubuh, oleh karena itu perlu diperhatikan

keseimbangan cairan tubuh yang diperlukan dalam beraktifitas

sehari-hari khususnya mineral makro, dimasa berfungsi sebagai

bagian zat yang aktif dalam metabolisme atau sebagai struktur sel

dan jaringan

22
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Djeni. (2012). Ilmu Gizi.Jakarta : Dian Rakyat .


Badriah, Dewi Laelatul. (2014). Gizi dalam Kesehatan Reproduksi. Bandung
: Refika Aditama.
Cakrawati. (2014). Bahan Pangan Gizi Dan Kesehatan. Bandung : Alfabeta.
Gibney, Margarets. (2009). Gizi Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.
Hill, Graham L. (2010). Buku Ajar Nutrisi Bedah. Jakarta : Liary Cipta
Mandiri.
Kusnandar, Fery. (2010). Kimia Pangan Komponen Makro. Jakarta : PT.
Dian Rakyat.
Michael, Lean. (2013). Ilmu Pangan Gizi dan Kesehatan. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Robert, dkk. (2010). Biokimia Harper. Jakarta : EGC.
Sediaoetama, Achmad Djaeni. (2012). Ilmu Gizi .Jakarta : Dian Rakyat.
Suryati, Romauli. (2011). Asuhan Kebidanan. Yogyakarta : Mukia Medika.
Sunita, (2014). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
Wilham, Hatta. 2009. Kimia Organik dan Hayati. Jakarta : PT. Glora Aksara.
.

23

Anda mungkin juga menyukai