Anda di halaman 1dari 5

Nama : Emyga Dwi Setyanti

NIM : 142150137
RESUME ETIKA BISNIS DAN PROFESI

GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG)

A. Latar Belakang Munculnya GCG


Tata kelola perusahaan yang baik atau GCG tidak dapat dilepaskan dari maraknya
skandal perusahaan yang menimpa perusahaan-perusahaan besar, baik yang ada di
Indonesia maupun AS.
Timbulnya krisis ekonomi di Indonesia disebabkan oleh tata kelola perusahaan yang
buruk dan tata kelola pemerintahan yang buruk juga, sehingga memberi peluang besar
timbulnya praktik-praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Akibat berbagai praktik tata kelola perusahaan yang buruk oleh perusahaan-perusahaan
besar bukan saja telah menimbulkan krisis ekonomi di Indonesia tetapi juga
mempengaruhi perekonomian AS dan dunia.
B. Pengertian GCG
Konsep GCG:
1. Wadah: organisasi (perusahaan, sosial, pemerintahan)
2. Model: Suatu sistem, proses, dan seperangkat peraturan, termasuk prinsip-prinsip,
serta nilai-nilai yang melandasi praktik bisnis yang sehat.
3. Tujuan:
- meningkatkan kinerja organisasi,
- menciptakan nilai tambah bagi semua pemangku kepentingan,
- mencegah dan mengurangi manipulasi serta kesalahan yang signifikan dalam
pengelolaan organisasi,
- meningkatkan upaya agar para pemangku kepentingan tidak dirugikan.
4. Mekanisme:Mengatur dan mempertegas kembali hubungan, peran, wewenang, dan
tanggung jawab
C. Prinsip-prinsip GCG
Prinsip-prinsip tersebut:
a. Perlakuan yang setara antar pemangku kepentingan (fairnes)
b. Transparansi
c. Akuntabilitas
d. Responsibilitas
Dalam hubungannya dengan tata kelola BUMN, ada lima prinsip menurut Kep-117/M-
MBU/2002:

a. Kewajaran
b. Transparansi
c. Akuntabilitas
d. Pertanggungjawaban
e. Kemandirian

Selanjutnya National Commitee on Governance mengemukakan lima prinsip GCG:

a. Transparansi
b. Akuntabilitas
c. Responsibilitas
d. Independensi
e. Kesetaraan

Penjelasan singkat tentang masing-masing prinsip:

a. Prinsip yang setara, merupakan prinsip agar para pengelola memperlakukan semua
pemangku kepentingan secara adil dan setara.
b. Prinsip transparansi, kewajiban bagi para pengelola untuk menjalankan prinsip
keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi.
c. Prinsip akuntabilitas, para pengelola diwajibkan untuk membina sistem akuntansi
yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dipercaya.
d. Prinsip responsibilitas, para pengelola wajib memberikan pertanggungjawaban atas
semua tindakan sebagai wujud kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Prinsip tanggung jawab ini memiliki lima dimensi:
- Dimensi ekonomi, diwujudkan dalam bentuk pemberian keuntungan ekonomis
bagi para pemangku kepentingan
- Dimensi hukum, diwujudkan dalam bentuk ketaatan terhadap hukum dan
peraturan yang berlaku
- Dimensi moral, tanggung jawab telah dirasakan keadilannya bagi semua
pemangku kepentingan
- Dimensi sosial, menjalankan CSR sebagai wujud kepedulian terhadap
kesejahteraan masyarakat dan kelestarian alam di lingkungan perusahaan
- Dimensi spiritual, mampu mewujudkan aktualisasi diri atau telah dirasakan
sebagai bagian dari ibadah sesuai dengan ajaran agama yang diyakininya.
e. Kemandirian, suatu keadaan dimana para pengelola dalam mengambil suatu
keputusan bersifat profesional, mandiri, bebas dari konflik kepentingan.

Berbagai skandal yang marak dihadapi di dunia usaha terjadi dalam bentuk:

a. Perilaku tidak adil yang dihadapi oleh satu atau beberapa pemangku kepentingan
b. Maraknya rekayasa laporan keuangan dan sering timbulnya insider trading yang
dilakukan oleh para eksekutif puncak
c. Munculnya berbagai kejahatan kerah putih.
D. Manfaat GCG
Indra Surya dan Ivan Y. Mengatakan bahwa tujuan dan manfaat dari oenerapan GCG
adalah:
1. Memudahkan akses terhadap investasi domestik maupun asing
2. Mendapatkan biaya modal yang lebih murah
3. Memberikan keputusan yang lebih baik dalam meningkatkan kinerja ekonomi
perusahaan
4. Meningkatkan keyakinan dan kepercayaan dari para pemangku kepentingan
terhadap perushaan
5. Melindungi direksi dan komisaris dari tuntutan hukum.
E. GCG dan Hukum Perseroan di Indonesia
Sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat 1 UU nomor 40 tahun 2007, yang dimaksud
dengan Perseroan adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan
berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang
seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU
ini.
RUPS merupakan organ tertinggi dan memegang wewenang tertinggi dalam
perusahaan yang berbadan hukum PT. Anggota dewan komisaris dan dan dewan direksi
diangkat dan diberhentikan oleh RUPS. Dewan komisaris bertugas untuk mengawasi
tindakan dewan direksi serta memberikan nasihat dan arahan kepada dewan direksi.
Dewan direksi bertugas untuk menjalankan kegiatan operasi perusahaan berdasarkan
arahan dan garis besar kebijakan yang telah ditetapkan oleh RUPS, dewan komisaris
serta Anggaran Dasar Perseroan yang berlaku dalam koridor hukum.
F. Organ Khusus dalam Penerapan CGC
1. Komisaris dan direktur independen
Ada dua pengertian terkait dengan konsep komisaris dan direktur independen,
yaitu:
Pertama, komisaris dan direktur independen adalah seseorang yang ditunjuk untuk
mewakili pemegang saham independen (pemegang saham minoritas). Kedua,
komisaris dan direktur independen adalah pihak yang ditunjuk tidak dalam
kapasitas mewakili pihak manapun dan semata-mata ditunjuk berdasarkan
latarbelakang pengetahuan, pengalaman dan keahlian profesional yang dimilikinya
untuk sepenuhnya menjalankan tugas demi kepentingan perusahaan.
Independen in fact menekankan sikap mental dalam mengambil keputusan dan
tindakan atas pertimbangan profesionalisme dari dalam diri tanpa campur tangan
dari pihak luar.
Independent in appearance dilihat dari sudut pandang pihak luar yang
mengharapkan calon yang bersangkutan secara fisik tidak mempunyai hubungan
darah dengan para pemangku kepentingan lainnya.
2. Komite audit
Komite audit muncul disebabkan oleh kecenderungan makin meningkatnya
berbagai skandal penyelewengan yang dilakukan para direktur dan komisaris
perusahaan.
3. Sekretaris perusahaan
Tujuan utama sekretaris perusahaan antara lain menyimpan dokumen perusahaan,
daftar pemegang saham, risalah rapat direksi dan RUPS serta menyimpan dan
menyediakan informasi penting bagi pemangku kepentingan.
G. GCG dalam BUMN
Menteri Negara BUMN mengeluarkan keputusan Menteri BUMN Nomor Kep-23/M-
PM.PBUMN/2000 tanggal 21 Mei 2000 selanjutnya disempurnakan melalui Keputusan
Menteri Negara BUMN Nomor Kep-117/M-MBU/2002 tanggal 1 Agusus 2002.
H. GCG dan Pengawasan Pasar Modal di Indonesia
Kegiatan pasar modal disebut efektif bila para investor dn calon investor tertarik untuk
melakukan transaksi di bursa. Kegiatan pasar modal disebut efisien apabila semua
lembaga terkait termasuk investor merasakan bahwa penyelenggaraan kegiatan dapat
terselenggara dengan cepat tanpa dibebani biaya yang belebihan. Kegiatan pasar modal
dianggap adil bila semua pihak terkait tidak merasa dirugikan oleh kegiatan di bursa
tersebut.
I. GCG Perbankan di Indonesia
Aktivitas bisnis dan sistem perekonomian yang kuat harus didukung oleh sistem
perbankan yang sehat dan kuat. Menyadari hal ini, Bank Indonesia melakukan
pengawasan terhadap kegiatan dunia perbankan di Indonesia.

Pertanyaan:

Anda mungkin juga menyukai