Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tut
Nama Anggota :
Afifurrahman 1711412017
UNIVERSITAS ANDALAS
2017
Kata Pengantar
Assalamualaikum wr.wb
Alhamdulillahirabbilalamin, sungguh banyak nikmat yang Allah berikan kepada kita, tetapi
sedikit sekali yang kita ingat. Segala puji bagi Allah atas segala berkat, rahmat, taufik, serta Hidayah-
Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas hasil laporan Tutorial
Skenario modul 4 ini.
Dalam penyusunannya kami mengucapkan terimakasih kepada dokter tutor kita drg. Ridha
Syahri yang telah memberikan dukungan, kasih dan kepercayaan yang begitu besar. Dari sanalah
semua kesuksesan ini berawal, semoga laporan ini bisa bermanfaat dan menuntun pada langkah yang
lebih baik lagi bagi kami.
Meskipun kami berharap isi dari laporan tutor kami ini bebas dari kekurangan dan kesalahan,
namun pasti selalu ada yang kurang. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun agar laporan tutorial ini dapat lebih baik lagi.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih, semoga hasil laporan tutorial kami ini dapat
bermanfaat.
Wassalam
Penyusun
Skenario 4 "Kok bisa kebas?"
Ani seorang mahasiswi FKG pergi menemani ayahnya untuk mencabut gigi geraham bawah.
Sebelum melakukan pencabutan gigi, dokter gigi melakukan anestesi terlebih dahuu. Ani bertanya
mengapa anestesinya dilakukan sebanyak 2 kali, kenapa tidak satu kali saja. Doker gigi menjelaskan
bahwa nervus yang akan dianasesi ada beberapa jenis, jadi tempat menginjeksikan jarumnya juga
berbeda-beda. Ujuan kia menganastesi adalah untuk menghambat penghantara impus ke reseptor
nyeri sehingga pasien tidak merasakan sakit saat dilakukan pencabutan.
Sama halnya dengan bius umum dan bius lokal. Jika bius umum yang dianastesi adalah sistem
syaraf pusat, sementara bius local menganastesi sistem syaraf tepi. Ani masih pesasaran dengan
bagaimana kerja bahan anastesi bisa menghambat impuls syaraf sehingga pasien tidak merasakan
sakit apa-apa.
A. Mengklarifikasi terminologi yang tidak diketahui dan mendefinisikan hal-hal yang dapat
menimbulkan kesalahan interpretasi
B. Menentukan masalah
D. Membuat skema atau diagram dari komponen-komponen permasalahan dan mencari korelasi
dan interaksi antar masing-masing komponen untuk membuat solusi secara terintegrasi
Uraian:
A. Terminologi
1. Anastesi : suatu tindakan penghilang rasa sakit untuk pembedahan hilangnya rasa sensasi di
beberapa bagian tubuh yang disebabkan oleh adanya blokade impuls secara mekani.
2. Injeksi : mendorong obat dalam tubuh dengan menggunakan jarum suntik, dengan di dalam
vena, otot dan jaringan lemak dibawah kulit
3. Bius umum : Membuat mati rasa bagian tubuh pada pasien dan menyebabkan kehilangan
kesadaran secara penuh dalam jangka waku tertentu
4. Sistem saraf : pengaturan tubuh dan memberi tanggapan rangsangan yang terbagi 2 , yaitu :
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terbagi atas otak dan medula
spinallis, sedangkan sistem saraf tepi terbagi atas autonom dan somatik.
5. Bius lokal : anastesi bagian tubuh yang ingin/ akan dibedah yang akan diastesi yaitu sistem
saraf tepinya.
6. Kebas : mati rasa / kaku yang disebabkan oleh gangguan saraf tepi
7. Nyeri : mekanisme proteksi tubuhatas rasa sakit dan atas kerusakan jaringan tubuh.
B. Masalah
1. Anastesi lokal
digunakan pada operasi kecil pada bagian tubuh tertentu. Suntikkan anastesi diberikan di sekitar area
yang akan dioperasi untuk mengurangi rasa sakit. Anastesi ini juga dapat diberikan salep / semprotan.
Sebuah anastesi lokal akan membuat pasien terjaga sepanjang operasi, tapi akan mengalamimati rasa
di sekitar daerah yang dioperasi, dan anastesi lokal memiliki pengaruh jangka pendek.
2. Anastesi regional
Anastesi yang diberikan pada sekitar saraf utama tubuh untuk mematikan bagian yang lebih besar.
Pada prosedur ini pasien mungkin tidak sadarkan diri selama periode waktu yang lebih panjang. Obat
anastesi disuntikkan dekat sekelompok saraf untuk menghambat rasa sakit selama prosedur bedah dan
setelah prosedur bedah.
a. anastesi spinal
bentuk anastesi regional yang disuntikkan ke dalam tulang belakang pasien. Pasien akan mengalami
mati rasa pada leher ke bawah. Tujuan anastesi ini adalah untuk memblokir transmisi sinyal saraf.
Biasanya pasien tetap sadar selama prosdur medis, tapi diberikan obat penenang untuk membuat
pasien tetap tenang selama operasi.misalnya pada bagian pinggul, perut dan kaki
b. anastesi epidural
anastesi yang cara kerjanya sama dengan anastesi spinal, bedanya anastesi ini disuntikkan di ruang
epidural dan kurang menyakitkan daripada anastesi spinal. Pada anastesi ini biasanya diberikan pada
bagian pinggul, dada, perut dan kaki.
3. anastesi umum
Anastesi yang ditujukan membuat pasien sepenuhnya tidak sadar selama operasi. Obst bius
disuntikkan ke tubuh pasien atau dalam bentuk gas yang dilewatkan melalui alat pernapasan.
Pasien sama sekali tidak akan mengingat apapun tentang operasi karena anastesi umum
mempengaruhi otak dan seluruh tubuh.
- anastesi lokal : bahan kerja anastesi lokal melekat pada reseptor yang ada di dekat gerbang sodium
pada membran sel, lalu mengurangi permeabilitas ion sodium sehingga dapat menghambat konduksi
impuls. Ion sodium ini berfungsi untuk berikatan dengan reseptor pada membran sel, untuk
meningkatkan permeabilitas dan membuka gerbang sodium. Karena anstesi lokal diinjeksikan, maka
cairan anastesi ini akan berikatan dengan reseptor pada membran sel, maka terjadilah penurunan
permeabilitas membran sel sehinga menghasilkan blokade gerbang sodium. Hal ini mengakibatkan
terjadinya penurunan konduksi sodium dan rasio depolarisasi dan mengakibatkan terhambatnya
pengiriman impuls sehingga sensasi rasa sakit dapat dihilangkan.
- anastesi umum : mempengaruhi sistem otak karena hilangnya kesadaran, mempengaruhi batang otak
karna hilangnya kemampuan bergerak dan mempengaruhi kortex serebral karna terjadinya perubahan
listrik pada otak. Menghambat impuls saraf dan metabolisme pada tubuh karena dapat bereaksi secara
kimia mempengaruhi sum-sum tulang belakang, otak dan korteks cerebral.
- menggigil
- sulit berpikir
- terasa pusing
- Jika bahan anastesi overdosis, menyebabkan terjadinya masalah pada peredaran darah dan
pernapasan
- pneumonia
-pandangan kabur
Ada.
- anxiety
- overdosis
- efek dari anastesi yang belum maksimal sehingga masih nyeri saat operasi
Pada kepala :
Tcranial : 12 pasang
1. afoktarius
2. optikus
3. oklumotor
4. froklearis
5. trigeminus
6. abdusen
7. faciasil
8. vestibulo koklea
9. glossefaringeal
10. fagus
11. aksessoris
12. hypoglossus
ket: 1,2,8 => sensoris
3,4,6,11,12 => motorik
Sisa => gabungan
Ssebagai suplai persarafan sensoris dari oropharing dan bagian posterior lidah
1. Stroke: Kerusakan otak akibat pecah/tersumbatnya pembuluh darah dalam otak, sehingga
saraf tidak cukup oksigen akibatnya sel saraf mati dan penderita mempunyai masalah dengan
pengucapan, gerakan, ingatan.
2. Hidrocephalus : Pembesaran kepala akibat penimbunan secara aktif cairan otak dalam bilik
otak
3. Neuritis : Radang saraf tepi karena pukulan, tekanan, patah tulang, defisiensi vitamin B
4. Alzheimer : Penyakit kehilangan kemampuan untuk peduli terhadap diri sendiri
5. Epilepsi : Penyakit yang menyerang pada neuron motorik dan sensorik secara berulang
sehingga menimbulkan kontraksi otot berulang tanpa disadari
6. Gegar otak : Penyakit yang disebabkan oleh benturan. Benturan ringan menyebabkan pusing
dan muntah sedang benturan berat menyebabkan muntah dan pingsan
7. Meningitis : Peradangan Meningitis yang akut oleh bakteri
8. Sifilis : Infeksi bakteri pada otak yang dapat menyebabkan hilangnya daya berpikir, ingatan,
gangguan berbicara dan kelumpuhan
9. Amnesia : Kondisi ingatan penderita terganggu dikarenakan kerusakan pada otak karena
benturan, suatu penyakit, guncangan batin dan trauma
Informasi => reseptor => akseptor => syaraf pusat => saraf sensoris => efektor
Jenis nyeri :
1. Nyeri cepat
-berlangsung 0,1 dt sesudah stimulus
- contohnya seperti : sharp pain, pricking pain, acute pain, electric pain
2. Nyeri lambat
chronic pain
D. Skema
Ayah Ani
Anastesi
Sistem Saraf
Head and Neck
- Persayarafan Orofacial (N V,
VII, IX)
- Susunan sistem saraf
- Reseptor Nyeri
E. Tujuan pembelajaran/ learning objectives
F. Kumpulan informasi
Menuju kepermukaan Ventral batang otak dan pada pertengahan pontis membentuk:
Kemudian kedua akar serabut ini menuju kedepan dan lateral dan membentuk : Ganglion Trigeminalis
yang berbentuk picak dan ovoid, dan hanya serabut-serabut sensoris yang menempati Ganglion ini.
Dari bagian anterior ganglion ini akan muncul Nv1, Nv2, Nv3.
Serabut motorik akan terdapat di bawah ganglion ini dan akan muncul di N.V3
1. Parasymphatis
- Gl. Ciliaris
- Gl. Oticus
- Gl. Submandibularis
2. Symphatis
1. N. Opthalmicus (N.v1)
• Menembus durameter dan berjalan kedepan pada dinding lateral sinus cavernosus di bawah N
III dan N IV
• Cabang-cabang :
= N. Lacrimalis
Palpebra Sup
= N. Supra Orbitalis
= N. Supratrochlearis
bawah
= N. Infratrochlearis
berdekatan
= R. Nasalis Ext
2. N. Maxillaris (Nv2)
• Keluar dari rongga tengkorak melalui foramen rotundum fossa pterygo palatina (pada fosa
ini mudah di blok) kemudian memasuki orbita melalui fissura pterygo palatine selanjutnya
berjalan didalam canalis infra orbitalis dan keluar melalui foramen infra orbitalis .
• Cabang dibagi atas 2 kelompok :
3. N. Mandibularis (NV3)
• Merupakan cabang terbesar dari Nv
• Dibentuk oleh :
- Serabut-serabut sensorik
Yang berasal dari Gl. Trigeminal
- Serabut-serabut motorik
Yang terdapat dibawah Gl. Trigeminal
• Kedua serabut ini meninggalkan cavum cranium melalui foramen ovale dan segera bergabung
membentuk N. Mandibularis menuju Fossa Infra temporalis
Maka N. mandibularis akan bercabang menjadi :
- Divisi Anterior
- Divisi Posterior
Sewaktu N. Mandibularis berada di fossa infra temporalis nervus ini dapat diblok dnegan
anastesi lokal dengan menyuntikkan melalui incisura mandibularis.
N. Mandibukaris mempunyai hubungan
a. Post : A. Meningea Media
b. Lateral : M. Pterygoideus lateralis
c. Medial : M. Tensor Velli Palatini
- Divisi Anterior N. Mandibularis
Menerima :
a. Serabut-serabut Motoris
Serabut-serabut ini akan mensyarafi otot-otot pengunyah yaitu :
- M. Pterygoideus Lateral
- M. Temporalis
- M. Masseter
b. Serabut-serabut sensoris
Menerima :
- N. Alveolaris inferior
- N. Lingualis
- N. Auriculo Temporalis
- M. Mylohyoideus
1. N. Auricularis Post
- Melayani otot-otot Auricula
- Kulit kepala belakang telinga
2. R. Digastricus
Mensyarafi venter post M. Digastricus
3. R. Stylohyoideus
Mensyarafi M. Stylohyoideus
- Setelah mempercabangkan syaraf-syaraf ini N. Facialis selanjutnya membelok ke depan
masuk ke glandula parotis membentuk plexus parotidicus yang akan memberikan cabang
yaitu :
1. Bagian Temporo Facialis
2. Bagian Cervicofacialis.
• Muncul dari sulcus Retro OlivaryMedulla Oblongata dimana akar-akarnya satu garis dengan :
- N XI -> dibawahnya
• Serabut-serabut ini meninggalkan tengkorak melalui foramen yugulare. Didepan n X, XI, dan
terpisah dari saraf-saraf ini oleh duramater
- Ganglion Superior
Mengandung badan sel serabut general somatic afferen yang akan didistribusikan ke
membrana mucosa telinga tengah
- Ganglion Inferior
Lebih besar dan penting mengandung badan sel dari serabut-serabut sensoris
Cabang-cabang n IX :
1. N. Tympanicus
2. N. Carotid
Cabang ini membawa serabut afferen dari baroreceptor di sinus caroticus dan
chemoreceptor di glomus caroticus
3. N. Pharyngicus
Bersama-sama dengan N. Vagus & Truncus symphaticus pars cervicalis akan
membentuk Pl. Pharyngicus
4. R. Muscularis
5. N. Tonsilaris
6. R. Lingualis
Memberikan serabut sensoris ke taste bud mucosa lidah 1/3 belakang dan taste bud
pada papilla circum valata.
Sistem saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan,
yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).
Sel fungsional yang bekerja pada sistem saraf adalah neuron atau sel saraf.
Neuron
Terdiri dari
Badan sel (soma)
Akson yang menghantarkan impuls ke neuron berikutnya
Dendrit yang menerima impuls dari neuron lain
Dua jenis :
Bermielin (myelinated neuron)
Tidak bermielin (unmyelinated neuron)
Neuron aferen
- Mentransmisikan informasi (sensorik) dari reseptor ke susunan syaraf
pusat
- Tidak punya dendrit
- Impuls hanya berasal dari reseptor
Neuron eferen
- Mentransmisikan informasi (motorik) dari susunan syaraf pusat ke
efektor (otot, kelenjer ,dll)
- Bentuk sel lengkap : soma, dendrit, dan akson
Interneuron
- Berfungsi mengintegrasikan dan mengubah sinyal
- Mengintegrasikan neuron aferen dan neuron eferen pada sirkuit
refleks
- Merupakan kelompok neuron terbanyak
Divisi sensorik-reseptor
Aktivitas susunan syaraf dimulai oleh informasi sensorik yang diterima reseptor.
Informasi sensorik diteruskan ke : medulla spinallis, substansia retikularis dari
medulla oblongata, pons, 4 mesensefalom, serebelum, talamus, korteks somestetik.
Divisi motorik-efektor
Korteks motorik
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi
terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
(1) Otak
Otak dilapisi oleh selaput otak yang disebut selaput meninges. Selaput meninges terdiri dari 3
lapisan, yaitu lapisan durameter, lapusan araknoid, dan lapisan piameter.
(a) Lapisan durameter yaitu lapisan yang terdapat di paling luar dari otak dan bersifat
tidak kenyal. Lapisan ini melekat langsung dengan tulang tengkorak. Berfungsi untuk
melindungi jaringan-jaringan yang halus dari otak dan medula spinalis.
(b) Lapisan araknoid yaitu lapisan yang berada dibagian tengah dan terdiri dari lapisan
yang berbentuk jaring laba-laba. Ruangan dalam lapisan ini disebut dengan ruang
subaraknoid dan memiliki cairan yang disebut cairan serebrospinal. Lapisan ini berfungsi
untuk melindungi otak dan medulla spinalis dari guncangan.
(c) Lapisan piameter yaitu lapisan yang terdapat paling dalam dari otak dan melekat
langsung pada otak. Lapisan ini banyak memiliki pembuluh darah. Berfungsi untuk
melindungi otak secara langsung.
Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil (Cerebellum), dan batang otak.
Otak dibagi menjadi beberapa bagian, di antaranya adalah cerebrum, mesenchepalon,
dienchephalaon, dan cerebellum. Adapun penjelasan dari masing-masing bagian yaitu:
(a) Cerebrum
Cerebrum merupakan bagian otak yang memenuhi sebagian besar dari otak kita yaitu 7/8 dari
otak. Cerebrum mempunyai 2 bagian belahan otak yaitu otak besar belahan kiri yang
berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kanan. Kemudian otak besar belahan kanan
yang berfungsi mengatur kegiatan organ tubuh bagian kiri. Bagian kortex cerebrum berwarna
kelabu yang banyak mengandung badan sel saraf. Sedangkan bagian medulla berwarna putih
yang bayak mengandung dendrit dan neurit. Bagian kortex dibagi menjadi 3 area yaitu area
sensorik yang menerjemahkan impuls menjadi sensasi, area motorik yang berfungsi
mengendalikan koordinasi kegiatan otot rangka, area asosiasi yang berkaitasn dengan
ingatan, memori, kecedasan, nalar/logika, kemauan.
(d) Lobus parietal berfungsi sebagai pusat ingatan, kecerdasan, memori, kemauan,
nalar, sikap.
(b) Mesencephalon
Mesencephalon merupakan bagian otak yang terletak di depan cerebellum dan jembatan
varol. Mesencephalon berfungsi sebagai pusat pengaturanan refleks mata, refleks
penyempitan pupil mata dan pendengaran.
(c) Diencephalaon
Diencephalaon merupakan bagian otak yang terletak di bagian atas dari batang otak dan di
depan mesencephalon. Diencephalaon terdiri dari talamus yang berfungsi untuk stasiun
pemancar bagi impuls yang sampai di otak dan medulla spinalis. Bagian yang kedua adalah
hipotalamus yang berfungsi sebagai pusat pengaturan suhu tubuh, selera makan dan
keseimbangan cairan tubuh, rasa lapar, sexualitas, watak, dan emosi.
(d) Cerebellum
Cerebellum merupakan bagian otak yang terletak di bagian belakang otak besar, berfungsi
sebagai pusat pengaturan koordinasi gerakan yang disadari dan keseimbangan tubuh serta
posisi tubuh. Cerebellum memiliki 2 bagian belahan yaitu belahan cerebellum bagian kiri dan
belahan cerebellum bagian kanan yang dihubungkan dengan jembatan varoli yang berfungsi
untuk menghantarkan impuls dari otot-otot belahan kiri dan kanan.
Medulla oblongata disebut juga dengan sumsum lanjutan atau penghubung atau batang otak.
Terletak langsung setelah otak dan menghubungkana dengan medulla spinalis, di depan
cerebellum. Susunan kortexmya terdiri dari neeurit dan dendrite dengan warna putih dan
bagian medulla terdiri dari bdan sel saraf dengan warna kelabu. Medulla oblongata berfungsi
sebagai pusat pengaturan ritme respirasi, denyut jantung, penyempitan dan pelebaran
pembuluh darah, tekanan darah, gerak alat pencernaan, menelan, batuk, bersin, sendawa.
Medulla spinalis disebut dengan sumsum tulang belakang dan terletak di dalam ruas-ruas
tulang belakang yaitu ruas tulang leher sampaia dengan tulang pinggang yang kedua.
Medulla spinalis berfungsi sebagai pusat gerak refleks dan menghantarkan impuls dari organ
ke otak dan dari otak ke organ tubuh
Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang menghubungkan semua bagian tubuh dengan
sistem saraf pusat.
Sistem saraf pada otak merupakan sistem saraf yang berpusat pada otak dan dibedakan
menjadi 12 pasang saraf
Sistem saraf sumsum spinalas merupakan sistem saraf yang berpusat pada medula spinali
(sumsum tulang belakang) yang berjumlah 31 pasang saraf yang terbagi sepanjang medula
spinalis. 31 pasang saraf medula spinalis
Sistem saraf otonom mengatur kerja jaringan dan organ tubuh yang tidak disadari atau
yang tidak dipengaruhi oleh kehendak kita. Jaringan dan organ tubuh diatur oleh sistem saraf
otonom adalah pembuluh darah dan jantung. Sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf
simpatik dan sistem saraf parasimpatik.
Sistem saraf simpatik disebut juga sistem saraf torakolumbar, karena saraf
preganglion keluar dari tulang belakang toraks ke-1 sampai dengan ke-12. Sistem saraf ini
berupa 25 pasang ganglion atau simpul saraf yang terdapat di sumsum tulang belakang.
Fungsi dari sistem saraf simpatik adalah untuk mempercepat denyut jantung, memperlebar
pembuluh darah, memperlebar bronkus, mempertinggi tekanan darah, memperlambat gerak
peristaltis, memperlebar pupil, menghambat sekresi empedu, menurunkan sekresi ludah, dan
meningkatkan sekresi adrenalin.
Sistem saraf parasimpatik disebut juga dengan sistem saraf kraniosakral, karena saraf
preganglion keluar dari daerah otak dan daerah sakral. Susunan saraf parasimpatik berupa
jarring-jaring yang berhubung-hubungan dengan ganglion yang tersebar di seluruh tubuh.
Urat sarafnya menuju ke organ tubuh yang dikuasai oleh susunan saraf simpatik. Sistem saraf
parasimpatik memiliki fungsi yang berkebalikan dengan fungsi sistem saraf simpatik.
Misalnya pada sistem saraf simpatik berfungsi mempercepat denyut jantung, sedangkan pada
sistem saraf parasimpatik akan memperlambat denyut jantung
SINAPS
Nyeri merupakan gejala yang sering ditemukan. Dimana tujuan nyeri : yaitu untuk mekanisme
protektif tubuh.
1. Nyeri cepat
2. Nyeri lambat
- 1 dt sesudah stimulus
chronic pain
-Banyak terdapat pada kulit, periosteum, dinding arteri permukaan sendi, falx dan tentorium cerebri
1. Mechanical
2. Thermal
3. Chemical
1. Tidak beradaptasi
Intensitas nyeri sebanding dengan kecepatan kerusakan jaringan, Intensitas nyeri juga berkorelasi
dengan peningkatan konsentrasi ion K dan Enzim proteolitik
3. Spasme otot
JALUR SENSORIK :
2. Sistem Anterolateral
5. Sensasi kinestetik
SISTEM ANTEROLATERAL
1. Nyeri
2. Termal
5. Sensasi seksual
KORTEX SOMATOSENSORIK
post sentralis)
REFERRED PAIN
- Yaitu, nyeri dirasakan pada tempat yang jauh dari tempat terjadinya keusakan jaringan.
- Penyebab : iritasi viscus dan direfer ke jaringan somatis,rasa somatik yang dalam seperti
sakit gigi juga dapat direfer.
- Contoh :
a. Referred pain dari jantung ke lengan kiri
b. Referred pain iritasi diafragma bagin depan ke pundak
c. Referred pain distensi ureter ke testis.
- Mekanisme reffered pain
a. Teori konvergensi
Serat afferent viseral mengadakan konvergensi dnegan serat afferent somaitk
pada neuron yang sama pada ttsktus spinotalamikus
Distribusi reffered pain sesuai dengan segmen embrionik yang sama
Prinsip dermatom rules
b. Teori fasilitasi
Efek impuls bawah ambang yang masuk dari daerah viseral menurunkan
ambnag neuron spinotalamikus yang menerima serat afferent dari daerah
somatik.
VISERAL PAIN
- Penyebab true viseral pain :
a. Iskemia
b. Stimulus kimia
c. Spasme hollow viscus
d. Overdistensi Hollow Viscus
- Viseral yang insensitif : parenkim hati dan paru
DAFTAR PUSTAKA
Tartowo, Ns, S.Kep, dkk. 2009. farmkakologi bahan kedokteran gigi. CV. Trans Info
Media. Jakarta.
http://isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/92908111118.pdf
http://health.ghiboo.com/
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/1346/1/BK2010-
SEPO1.pdf
http://www.ilmudasar.com/2016/08/pengertian-fungsi-12-saraf-kranial-adalah.html
http://aisyahdewifauziah.blogspot.co.id/2011/06/vaskularisasi -dan-persarafan-pada-otot.html
Kp. Rahmatina B.herman, fisiologi FK unand “susunan sistem saraf sinaps dna subtansi
transmiter”
Kp. dr. Detty Iryani,M kes, M.Pd ked “mekanisme nyeri”