Anda di halaman 1dari 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN

PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR PADA WANITA


USIA ANTARA 30 – 45 TAHUN
Christianto Nugroho
Dosen Akper Pamenang Pare – Kediri

Cervical cancer is a malignant process that occurs in the cervix, so that its surrounding tissue can not
perform the function properly. Pap Smear is a method of examination of cells taken from the cervix and then
examined under a microscope to see the changes that occur from such cells. Pap Smear Behaviour can be
influenced by several factors such as, knowledge. Based on research results in sub-village Bulurejo RW 1 RT 1,
2, 3, 4, 5. from the total respondents who researched, data obtained the majority of respondents have good
knowledge about cervical cancer but only a small proportion that checked of Pap Smear is fine. The purpose of
this study was to examine the relationship between knowledge about the behavior of Cervical Cancer by Pap
Smear in women aged between 30-45 years in Village of Bulurejo village of Kawedusan district of Plosoklaten,
Kediri regency.
Research design used Cross sectional that is a study that emphasizes the time of measurement /
observation data dependent and independent variables only once at a time, the population in this study are
women aged between 30-45 years in the sub village of Bulurejo RW 1 RT 1, 2, 3, 4, 5 Village of Kawedusan,
district of Plosoklaten, Kediri regency (P value 0.018 <0.005 (α)) (Ho rejected). Relations between the two
variables is positive and low (correlation coefficient 0.333) its mean the better knowledge about Cervical
Cancer so the better of the examination behavior of Pap Smear.
Results of research showed that most respondents have knowledge about Cervical Cancer in good
categories amount to 29 respondents (45.31%) and only 6 respondents (9.37%) had a examination of Pap
Smear behavior of a total 64 respondents.
Results of research are that there is a relationship between knowledge of cervical cancer with Pap smear
behavior so that knowledge about cervical cancer and Pap smear tests need to be improved. But there are some
respondents with good knowledge level but does not perform Pap smears well. This can be influenced by several
factors, including the factors of culture, beliefs and also the resources (facilities, money, time, and energy)

Keywords: Knowledge, Cervical Cancer, Behavior, Pap Smear

Latar Belakang seseorang menderita kanker leher rahim (Yohanes


Kanker servik atau servical cancer adalah kanker Riono, 1999). Menurut Menkes, salah satu alasan
yang terjadi pada daerah leher rahim atau serviks. Jadi penyebab kematian akibat kanker di Indonesia adalah
yang diserang adalah bagian rahim yang karena penderita tidak melakukan deteksi sejak dini
menghubungkan rahim sebelah atas dengan vagina (Cax, 2008). Hal tersebut terjadi salah satunya adalah
(Debby lukito, 2008). Kanker serviks merupakan karena tidak banyak perempuan yang mengenal organ
karsinoma ginekologi yang terbanyak diderita (Arif reproduksinya dengan baik, mengetahui penyebab
mansjoer dkk, 2001). Layaknya semua kanker, kanker kanker serviks, dapat menghindari faktor resiko dan
leher rahim terjadi ditandai dengan adanya mencegahnya (Elok Dyah, 2008).
pertumbuhan sel-sel pada leher rahim yang tidak Kanker serviks adalah kanker terbanyak
lazim (abnormal). Sel-sel yang abnormal tersebut penderitanya dari 10 jenis kanker yang ada. Angka
dapat dideteksi kehadirannya dengan suatu test yang prevalensi kanker serviks di dunia masih sangat tinggi
disebut “Pap smear test”, sehingga semakin dini sel- termasuk di asia tenggara. Menurut data Globocan
sel abnormal tadi terdeteksi, semakin rendahlah resiko 2002, kasus kanker serviks di dunia adalah sekitar

Jurnal AKP 55 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011


500.000 kasus baru dengan 250.000 kematian setiap Selain itu dengan ditunjangnya fasilitas kesehatan
tahunnya. Di Indonesia diperkirakan ada sekitar 41 yang baik dan biaya yang terjangkau akan dapat
kasus baru ditemukan setiap harinya yang berujung membuat seseorang semakin aktif dalam
pada kematian 20 orang perhari (Elok Dyah, 2008). memeriksakan dirinya. Oleh karena itu peneliti
Setiap hari sedikitnya ada 8 hingga 10 kasus kanker tertarik untuk meneliti hubungan antara pengetahuan
mulut rahim di RSUD dr. Soetomo Surabaya. Setiap tentang kanker serviks dengan perilaku pemeriksaan
tahun rata-rata ditemukan kasus baru kanker serviks pap smear pada wanita usia 30-45 tahun.
300-350 orang. (Dinas Komunikasi dan Informatika
Prov. Jatim, 2009). Sedangkan menurut data, metode Rumusan Masalah
deteksi dini kanker rahim menggunakan pap smear Berdasarkan uraian latar belakang di atas dapat
baru mencakup 5% dari jumlah perempuan di dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:
Indonesia (Cax, 2008). Berdasarkan Studi “Adakah hubungan antara pengetahuan tentang
pendahuluan pada 5 orang Wanita yang berusia antara kanker serviks dengan perilaku pemeriksaan pap
30-45 tahun di Dusun Bulurejo, Desa Kawedusan, smear pada wanita usia 30-45 tahun di Dusun
Kecamatan Plosoklaten 3 responden (60%) Bulurejo Desa Kawedusan Kecamatan Plosoklaten
mengatakan tidak tahu tentang kanker serviks, 1 Kabupaten Kediri?”
responden (20%) mengatakan tahu tentang kanker
serviks tapi tidak melakukan pemeriksaan pap smear, Tujuan
dan 1 responden (20%) mengatakan tahu tentang 1. Tujuan Umum
kanker serviks dan mengatakan pernah melakukan Mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang
pap smear. kanker serviks dengan perilaku pemeriksaan Pap
Rendahnya pengetahuan dan kesadaran akan smear pada wanita usia 30-45 tahun di Dusun
bahaya kanker serviks menyebabkan penderita yang Bulurejo.
berobat ke rumah sakit biasanya datang dalam 2. Tujuan khusus
stadium lanjut dan sulit disembuhkan. (Elok Dyah, a. Mengidentifikasi pengetahuan tentang kanker
2008). Pengetahuan merupakan domain kognitif yang serviks pada wanita usia 30-45 tahun di
mempengaruhi perilaku seseorang (Notoatmodjo, Dusun Bulurejo.
2003). Jadi bila perilaku seseorang terhadap suatu hal b. Mengidentifikasi perilaku pemeriksaan pap
buruk, maka dapat dipastikan bahwa pengetahuan smear pada wanita usia 30-45 tahun di Dusun
orang terhadap hal tersebut rendah. Rendahnya Bulurejo.
pengetahuan dan kesadaran wanita diperkirakan c. Menganalisis hubungan antara tingkat
karena kurangnya informasi mengenai kanker serviks pengetahuan tentang kanker serviks dengan
dan pap smear. Sehingga tidak banyak wanita yang perilaku pemeriksaan Pap smear pada wanita
melakukan pemeriksaan dini munculnya kanker. usia 30-45 tahun di Dusun Bulurejo.
Sehingga apabila muncul sel – sel abnormal di area
serviks tidak diketahui dan tidak dilakukan Metode Penelitian
pengobatan. Hal tersebut menyebabkan semakin Desain penelitian yang digunakan dalam
tingginya angka kematian wanita yang disebabkan penelitian ini adalah desain penelitian analitik yaitu
kanker serviks. penelitian observasional dimana peneliti menetapkan
Memperhatikan akibat yang mungkin muncul tujuan untuk menganalisis, ada tidaknya hubungan
dari terlambatnya penderita kanker serviks pergi atau beda antara dua atau lebih kelompok atau
berobat yang disebabkan karena tidak melakukan variabel (Tamsuri, 2008). Adapun desain penelitian
pemeriksaan dini karena kurangnya pengetahuan dan analitik yang digunakan adalah crossectional. Desain
kesadaran tentang kanker serviks dan pap smear, crossectional adalah jenis penelitian yang
maka dapat dilakukan upaya mengatasinya yaitu menekankan pada waktu pengukuran atau observasi
dengan jalan menambah pengetahuan tentang kanker data variabel independent dan dependen hanya satu
seviks dan pap smear terutama pada wanita usia kali pada satu saat (Nursalam, 2003).
antara 30-45 tahun melalui penyuluhan baik di Variabel penelitian ini adalah pengetahuan
lembaga kesehatan maupun melalui media massa. tentang kanker serviks sebagai variabel independen

Jurnal AKP 56 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011


dan variabel tergantung adalah perilaku pemeriksaan (Notoatmodjo, 2005). Uji statistik analitik kedua
papsmear. variabel dalam penelitian ini dilakukan dengan
Penelitian diselenggarakan di Dusun Bulurejo menggunakan uji koefisien kontingensi karena salah
RW 1 RT 1, 2, 3, 4, 5 Desa Kawedusan Kecamatan satu variabel dinyatakan dalam skala nominal
Plosoklaten Kabupaten Kediri pada tanggal 10 (Nursalam, 2003). Alat Bantu yang digunakan
September 2009 sampai 10 Mei 2010. software computer program SPSS. Cara penarikan
Populasi penelitian ini adalah seluruh warga kesimpulan didasarkan dari hasil uji koefisien
Dusun Bulurejo RW 1 RT 1, 2, 3, 4, 5 Desa kontingensi. Jika Ho ditolak maka dapat disimpulkan
Kawedusan Kecamatan Plosoklatan Kabupaten Kediri ada pengaruh dan sebaliknya jika Ho diterima maka
yang berjenis kelamin perempuan berusia 30-45 tahun tidak ada pengaruh.
sebanyak 77 orang. Dalam penelitian ini sampel yang
diambil adalah sebagian dari warga Dusun Bulurejo Hasil Penelitian
RW 1 RT 1, 2, 3, 4, 5 Desa Kawedusan yang berjenis Data Umum
kelamin perempuan berusia 30-45 tahun sebanyak 64 a. Karakteristik Usia Responden
orang dimana sampel tersebut sesuai dengan kriteria
inklusi sebagai berikut: 1)Warga yang bisa baca tulis. 22; 34,37% 22; 34,37%
2) Warga yang bersedia menjadi responden. Pada
penelitian ini tekhnik sampling yang digunakan
adalah purposive sampling. Purposive sampling
adalah suatu tekhnik penetapan sampel dengan cara
memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang 20; 31,25%
dikehendaki peneliti (tujuan/masalah dalam
penelitian), sehingga sampel tersebut dapat mewakili
karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya 30 - 35 Tahun 36 - 40 Tahun 41 - 45 Tahun
(Notoatmodjo, 2008).
Pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner. Dari diagram di atas menunjukkan bahwa dari
Kuesioner yang dipakai dalam penelitian ini adalah 64 responden didapatkan sebagian besar responden
kuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri, bentuk dengan jumlah terbanyak ada di rentang usia 30 –
pertanyaan tertutup (closed ended) yaitu multiple 35 tahun yaitu sebanyak 22 responden (34,37%)
choice atau kueisioner yang jawabanya sudah tersedia dan di rentang usia 41 – 45 tahun sebanyak 22
sehingga tinggal memilih. Kuesioner ini belum di uji responden (34,37%) dan sebagian kecil responden
cobakan karena keterbatasan waktu sehingga hanya di dengan jumlah terkecil ada di rentang usia 36 – 40
konsulkan ke dosen pembimbing. tahun sebanyak 20 responden (31,25%)
Analisis data dilakukan dengan tahapan editing
yaitu menyunting apakah data hasil pengumpulan data b. Karakteristik Pendidikan Responden
telah siap digunakan untuk proses selanjutnya; coding
yaitu memberikan kode terhadap jawaban responden, 9; 14,06%
scoring yaitu tahapan penilaian hasil jawaban 24; 37,5%
responden dan tabulating adalah kegiatan mentabulasi
data sehingga menjadi satu kesatuan utuh sebagai 16; 25%
bentuk presentasi data penelitian Untuk pengolahan
data hubungan antara pengetahuan tentang kanker 15; 23,44%
serviks dengan perilaku pemeriksaan Pap smear
dilakukan dengan tabulasi. Yang dimaksud dengan
SD SMP SMU Perguruan Tinggi
tabulating / tabulasi adalah penyusunan data dalam
bentuk tabel. Setelah data dikategorikan, dilakukan
analisa data. Analisa data yang dilakukan adalah Dari diagram di atas menunjukkan bahwa dari
analisis univariate yaitu analisis yang dilakukan total 64 responden didapatkan sebagian besar
terhadap tiap variabel dari hasil penelitian responden berpendidikan SD berjumlah 24

Jurnal AKP 57 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011


responden (37,5 %) dan sebagian kecil responden b. Perilaku Pemeriksaan Pap Smear
berpendidikan Perguruan Tinggi berjumlah 9
responden (14,06 %)
6; 9,37%

c. Karakteristik Pekerjaan Responden

3; 4,69%
20; 31,25% 26; 40,62% 58; 90,62%

Baik Tidak Baik


15; 23,44%
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa dari
Ibu Rumah Tangga Buruh Wiras wasta PNS 64 responden didapatkan sebagian besar responden
memiliki perilaku pemeriksaan pap smear tidak
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa dari baik sebanyak 58 responden (90,62 %) dan
64 responden didapatkan sebagian besar responden sebagian kecil responden memiliki perilaku
adalah ibu rumah tangga sebanyak 26 responden pemeriksaan pap smear baik sebanyak 6 responden
(40,62 %) dan sebagian kecil responden adalah (9,37 %)
PNS sebanyak 3 responden (4,69 %)
c. Hubungan Tingkat Pengetahuan Wanita Usia
Data Khusus Antara 30 – 45 Tentang Kanker Serviks dengan
a. Tingkat Pengetahuan Wanita Usia Antara 30 – 45 Perilaku Pemeriksaan Pap Smear
Tentang Kanker Serviks Perilaku Pemeriksaan Pap Smear
Tingkat
Baik Tidak Total
Pengetahuan
14; Baik
21,87% Baik 6 23 29
29; 45,31% (9,37%) (35,94%) (45,31%)
Cukup 0 21 21
(0%) (32,81%) (32,81%)
Kurang 0 14 14
21; (0%) (21,87%) (21,87%)
32,81% Total 6 58 64
(9,37%) (90,62%) (100%)
Baik Cukup Kurang
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 64
responden terdapat 6 (9,37 %) responden dengan
Dari diagram di atas menunjukkan bahwa dari tingkat pengetahuan baik memiliki perilaku baik
64 responden didapatkan sebagian besar responden dalam pemeriksaan pap smear. Terdapat 23 (35.94
memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 29 %) responden dengan tingkat pengetahuan baik
responden (45,31 %), dan sebagian kecil memiliki perilaku pemeriksaan pap smear tidak
responden memiliki pengetahuan kurang sebanyak baik. Terdapat 21 (32,81 %) responden dengan
14 responden (21,87 %) pengetahuan cukup memiliki perilaku pemeriksaan
pap smear tidak baik. Terdapat 14 (21,87 %)
responden dengan tingkat pengetahuan kurang,
memiliki perilaku pemeriksaan pap smear tidak
baik.

Jurnal AKP 58 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011


Dari tabel di atas didapatkan ada hubungan ini disebabkan semakin mudahnya seseorang untuk
antara pengetahuan tentang kanker serviks dengan mendapatkan informasi yaitu dari penyuluhan
perilaku pemeriksaan pap smear pada wanita usia tenaga kesehatan, media massa baik media cetak
antara 30 – 45 tahun di Dusun Bulurejo RW 1 RT maupun elektronik, internet dan lain sebagainya
1, 2, 3, 4, 5 Desa Kawedusan Kecamatan yang mendukung kemajuan pengetahuan seseorang
Plosoklaten Kabupaten Kediri Yaitu P Value 0,018 tentang kanker serviks. Untuk menjaga agar
[< 0,05 (α)] berarti Ho ditolak. Hubungan kedua pengetahuan warga tetap baik dan meningkat,
variabel adalah positif dan rendah (correlation maka pemerintah perlu secara rutin memberikan
coefficient 0,333), artinya semakin baik penyuluhan tentang kanker serviks dan pap smear.
pengetahuan tentang kanker serviks maka semakin
baik pula perilaku pemeriksaan pap smear. 2. Perilaku Pemeriksaan Pap Smear
Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh
Pembahasan data bahwa 6 responden (9,37 %) memiliki
Setelah dilakukan analisa data dan interpretasi perilaku yang baik dalam pemeriksaan pap smear,
data maka ada beberapa yang perlu dibahas yaitu dan 58 responden (90,62 %) tidak melakukan
tingkat pengetahuan wanita usia antara 30 – 45 tahun pemeriksaan pap smear dengan baik.
tentang kanker serviks, perilaku pemeriksaan pap Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas
smear, dan hubungan antara pengetahuan tentang organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan
kanker serviks dengan perilaku pemeriksaan pap (Notoatmodjo, 2003). Perilaku menurut Skinner
smear pada wanita usia antara 30 – 45 tahun. (1938) yang dikutip (Suliha, dkk, 2002) adalah
1. Tingkat Pengetahuan Tentang Kanker Serviks hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan
Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh tanggapan (respons). Ensiklopedi Amerika yang
data 29 responden (45,31 %) berpengetahuan baik, dikutip Notoatmodjo (2003) perilaku sebagai suatu
21 responden (32,81 %) berpengetahuan cukup, aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya.
dan 14 responden (21,87 %) berpengetahuan Perilaku pemeriksaan Pap smear yang
kurang tentang kanker serviks. diharapkan adalah perilaku pemeriksaan yang
Pengetahuan adalah hasil dari ranah tahu dan memenuhi anjuran pemeriksaan Pap Smear yang
ini terjadi setelah seseorang melakukan baik dan benar. Namun demikian belum tentu
penginderaan terhadap suatu objek tertentu. semua orang telah berperilaku memenuhi anjuran
Pendengaran, penciuman, raba, dan rasa. Sebagian pemeriksaan Pap Smear yang baik dan benar. Hal
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata ini terjadi karena pada dasarnya banyak faktor
dan telinga (Notoatmojo, 2003). Pengetahuan atau yang mempengaruhi perilaku seseorang. Menurut
kognitif merupakan domain yang sangat penting WHO yang dikutip Notoatmodjo (2005)
untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari determinant perilaku tersebut meliputi pemikiran
pengamatan dan penelitian ternyata perilaku yang dan perasaan (thoughts and feeling), adanya acuan
didasari pengetahuan akan lebih langgeng dari atau referensi dari seseorang atau pribadi yang
pada yang tidak didasari pengetahuan dipercayai (personal preferences), sumber daya
(Notoatmodjo, 2003). (resources) yang tersedia merupakan pendukung
Pengetahuan seseorang bisa dipengaruhi untuk terjadinya perilaku, dan sosio budaya
faktor umur, pendidikan, pengalaman, ekonomi (culture).
dan informasi (Nursalam dan Pariani, 2001). Jika didapatkan didapatkan sebagian besar
Disamping itu, semakin tinggi pendidikan responden memiliki perilaku pemeriksaan Pap
seseorang akan semakin baik cara menerima Smear yang tidak baik maka hal ini dapat juga
informasi, juga semakin banyak informasi yang disebabkan oleh berbagai faktor di atas yakni
diperoleh, maka semakin tinggi pula pengetahuan pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling),
(Notoatmojo, 2002). adanya acuan atau referensi dari seseorang atau
Dari hasil penelitian di atas didapatkan pribadi yang dipercayai (personal preferences),
sebagian besar responden memiliki pengetahun sumber daya (resources) yang tersedia merupakan
baik tentang kanker serviks, menurut peneliti hal pendukung untuk terjadinya perilaku dan sosio

Jurnal AKP 59 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011


budaya (culture). Jika seseorang tidak pernah yang rutin dan baik sehingga bisa menjadi suri
memiliki pemikiran mengenai kerugian tidak tauladan yang baik bagi masyarakat dalam
menjalani pemeriksaan Pap Smear dengan baik pemeriksaan pap smear. Untuk masalah sumber
dan benar terhadap masalah kesehatan, maka daya yang berkaitan dengan finansial dapat diatasi
mustahil orang tersebut melakukan pemeriksaan dengan memberikan pelayanan pemeriksaan pap
Pap Smear dengan baik dan benar sesuai anjuran. smear dengan biaya terjangkau atau bahkan gratis
Selain itu adanya acuan atau referensi juga dapat bila ada kerjasama yang baik antara petugas
mempengaruhi perilaku pemeriksaan Pap Smear kesehatan dengan pemerintah desa dalam
seseorang. Maksud dari pernyataan ini adalah bila pengadaan biaya pemeriksaan pap smear bagi
di daerah tersebut orang-orang yang dijadikan masyarakat atau dapat juga dengan cara
acuan atau referensi (bisa tokoh masyarakat seperti menyediakan fasilitas pap smear bagi masyarakat.
perangkat desa sampai ibu kepala desa, tokoh Masalah etika atau norma pada pemeriksaan yang
agama, atau bisa juga tokoh adat) ternyata tidak masih dianggap tabu bagi masyarakat dapat diatasi
menjalani pemeriksaan Pap Smear dengan baik dengan memberikan penjelasan dan penegasan
dan benar, maka umumnya warga juga tidak akan tentang pentingnya pap smear bagi kesehatan dan
melakukan pemeriksaan Pap Smear dengan baik pemeriksaan pap smear bisa dilakukan oleh
dan benar. Mereka berfikir orang yang patut petugas kesehatan yang sama-sama wanita.
dicontoh saja tidak melakukan pemerikaan dengan
baik dan benar maka sudah sewajarnya mereka 3. Hubungan Pengetahuan Tentang Kanker Serviks
juga tidak melakukan pemeriksaan dengan baik Dengan Perilaku Pemeriksaan Pap Smear.
dan benar. Faktor sumber daya juga menjadi faktor Berdasarkan hasil penelitian di atas diperoleh
yang sangat mempengaruhi seseorang untuk data dari 64 responden, 29 responden (45,31 %)
melakukan pemeriksaan Pap Smear. Hal ini dapat memiliki pengetahuan baik, 6 responden (9,37 %)
dilihat pada masyarakat miskin atau masyarakat memiliki perilaku yang baik dalam pemeriksaan
dengan pendapatan rendah, penghasilan yang pap smear, 23 responden (35,94 %) memiliki
didapat untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- perilaku yang tidak baik dalam pemeriksaan pap
hari terkadang tidak cukup, apalagi harus smear. 21 responden (32,81 %) memiliki
melakukan pemeriksaan Pap Smear dengan biaya pengetahuan cukup, tidak ada yang memiliki
yang tidak sedikit. Yang tidak kalah penting adalah perilaku baik dalam pemeriksaan pap smear. Dan
budaya masyarakat setempat, apabila di suatu 14 responden (21,87 %) memiliki pengetahuan
daerah tidak terbiasa menerima hal baru dari dunia kurang, tidak ada yang memiliki perilaku baik
kesehatan, salah satunya adalah metode dalam pemeriksaan pap smear.
pemeriksaan Pap Smear maka masyarakat juga Berdasarkan hasil penelitian didapatkan ada
tidak akan menjalani Pemeriksaan Pap Smear hubungan antara pengetahuan tentang kanker
dengan baik dan benar karena sudah membudaya serviks dengan perilaku pemeriksaan pap smear
di daerah tersebut. Belum lagi adanya masalah pada warga Dusun Bulurejo Desa Kawedusan
etika atau norma dari pemeriksaan Pap Smear yang Kecamatan Plosoklaten Kabupaten Kediri Yaitu P
dianggap tabu karena pemeriksaan ini mengambil Value 0,018 [<0,05(α)] berarti Ho ditolak.
bahan pemeriksaan langsung dari serviks melalui Hubungan kedua variabel adalah positif dan
vagina yang sudah barang tentu hal ini menjadi rendah (correlation coefficient 0,333), artinya
sesuatu yang tidak lazim bagi masyarakat. semakin baik pengetahuan tentang kanker serviks
Melihat hal di atas, masalah tersebut dapat maka semakin baik pula perilaku pemeriksaan pap
diatasi dengan jalan meningkatkan pengetahuan smear.
masyarakat tentang kerugian tidak menjalani Pengetahuan menjadi dasar bagi terbentuknya
pemeriksaan pap smear dengan baik dengan perilaku seseorang. Hal ini sesuai dengan konsep
harapan akan muncul pemikiran dan kesadaran ”K-A-P” (Knowledge-Attitude-Practice) yang
dari masyarakat itu sendiri untuk menjalani dikemukakan Notoatmodjo (2003) bahwa perilaku
pemeriksaan pap smear. Perlu juga adanya sosok seseorang dapat dipengaruhi sikap (attitude)
panutan sebagai acuan pemeriksaan pap smear sedangkan sikap yang terbentuk dipengaruhi oleh

Jurnal AKP 60 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011


pengetahuan (knowledge). Selain itu menurut dimungkinkan karena adanya faktor-faktor yang
Lawrence Green faktor predisposisi (predisposing mempengaruhi seperti pemikiran dan perasaan
factors) perilaku antara lain adalah pengetahuan, (thougts and feeling), yang berupa pengetahuan,
sikap, nilai, persepsi, dan keyakinan. Juga menurut persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian
Snehendu B Karr dalam Notoatmodjo (2005) terhadap suatu objek, selain itu ada tidaknya tokoh
disebutkan salah satu determinant perilaku adalah penting sebagai panutan, kebudayaan dan yang
terjangkaunya informasi (accesibility of tidak kalah penting adalah sumber- sumber daya
information) selain niat (intention) untuk bertindak (resources), yang meliputi fasilitas, uang, waktu
maupun dukungan dari masyarakat sekitarnya dan tenaga.
(social support), otonomi atau kebebasan Dengan perilaku pemeriksaan pap smear yang
(personal autonomy) untuk mengambil keputusan tidak baik perlu adanya peningkatan pengetahuan
dan kondisi maupun situasi yang memungkinkan tentang kanker serviks dan pap smear, selain itu
(action situation). juga bagi pemerintah perlu meningkatkan sarana
Berdasarkan landasan teori di atas jika ada dan prasarana pemeriksaan pap smear, dengan
hubungan pengetahuan tentang kanker serviks berbagai cara diantaranya memfasilitasi bidan-
dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada bidan praktek, puskesmas, balai pengobatan, dan
wanita usia antara 30-45 tahun warga Dusun rumah bersalin dengan sarana pap smear sehingga
Bulurejo Desa Kawedusan Kecamatan Plosoklaten masyarakat bisa mendapatkan pelayanan pap
Kediri, maka dari hasil analisis ini menunjukkan smear dengan mudah serta memberikan pelayanan
bahwa pengetahuan terbukti menjadi predisposisi kesehatan kepada masyarakat dengan biaya yang
bagi terbentuknya perilaku seseorang. terjangkau dan lebih meningkatkan sosialisasi
Namun banyak juga warga yang tidak tentang kanker serviks dan pap smear.
melakukan pemeriksaan pap smear dengan baik
walaupun tingkat pengetahuannya baik, dari total Kesimpulan
64 responden, terdapat 29 responden 1. Tingkat pengetahuan wanita usia 30 – 45 tahun
berpengetahuan baik tentang kanker serviks dan tentang kanker serviks mayoritas kategori baik
hanya 6 responden yang memiliki perilaku baik yaitu sebanyak 29 responden (45,31 %)
dalam pemeriksaan pap smear, sisanya 23 2. Sebagian besar responden memiliki perilaku
responden memiliki perilaku pemeriksaan pap pemeriksaan pap smear yang tidak baik yaitu
smear tidak baik. sebanyak 58 responden (90,62 %), dan 6
Sesuai dengan teori WHO (1984) dikutip responden (9,37 %) memiliki perilaku
(Notoatmodjo, 2003) bahwa yang menyebabkan pemeriksaan pap smear yang baik
seseorang berperilaku tertentu adalah yaitu antara 3. Ada hubungan antara pengetahuan tentang kanker
lain pemikiran dan perasaan (thougts and feeling) serviks dengan perilaku pemeriksaan pap smear
yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, pada wanita usia antara 30-45 tahun warga Dusun
kepercayaan, dan penilaian seseorang terhadap Bulurejo Desa Kawedusan Kecamatan
objek, kemudian tokoh penting sebagai panutan, Plosoklaten Kabupaten Kediri yaitu P Value 0,018
apabila seseorang itu penting untuknya, maka apa [< 0,05 (α)] berarti Ho ditolak. Hubungan kedua
yang ia katakan atau perbuatan cenderung untuk variabel adalah positif dan rendah (correlation
dicontoh. Sumber-sumber daya (resources), coefficient 0,333), artinya semakin baik
mencakup fasilitas , uang, waktu, tenaga, serta pengetahuan tentang kanker serviks maka
perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan semakin baik pula perilaku pemeriksaan pap
penggunaan sumber-sumber di dalam suatu smear
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup
(way of life) yang pada umumnya disebut Saran
kebudayaan. 1. Bagi Institusi Pendidikan
Sesuai dengan teori di atas jika banyak Diharapkan institusi pendidikan dapat
responden yang memiliki pengetahuan baik tapi menggunakan hasil penelitian ini sebagai bahan
perilaku pemeriksaan pap smear tidak baik pertimbangan untuk memperbanyak literatur

Jurnal AKP 61 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011


tentang kanker serviks dan pap smear serta www.kapanlagi.com/h/html.(download: 02
mengarahkan mahasiswa untuk mengadakan September 2009).
penyuluhan kesehatan di masyarakat sehingga Dinas Komunikasi dan Informatika Prov
dapat membantu memperlancar masyarakat dalam Jatim.(2009).Bahaya Kanker Serviks
memperoleh informasi yang dibutuhkan. Mengintai.http: Kanker Serviks
2. Bagi Peneliti Selanjutnya 2/jatim.htm.(download: 28 agustus 2009).
Disarankan untuk melakukan penelitian tentang Gale, Danielle.(2000). Rencana Asuhan Keperawatan
kanker serviks dan pap smear lebih dalam lagi, Onkologi.Jakarta: EGC.
mengingat hasil penelitian ini menunjukkan Goeyardi, Debby Lukito.(2008). Cegah Kanker
mayoritas responden tidak melakukan Serviks sejak Dini.http://muda-fashion.com/
pemeriksaan pap smear dengan baik. kesehatan/70-kanker-serviks.html.
3. Bagi Responden (download; 03 Agustus 2009).
Diharapkan wanita usia antara 30-45 tahun lebih Long, C. Barbara.(1999). Perawatan Medikal
berusaha lagi mencari informasi mengenai kanker Bedah.Bandung: Yayasan Ikatan Alumni
servis dan pap smear serta tidak ragu untuk Pendidikan Keperawatan Padjajaran
melakukan pemeriksaan pap smear secara rutin, Bandung.
baik dan benar Mansjoer, Arif dkk.(2001). Kapita Selekta
4. Bagi Institusi Kesehatan Kedokteran.Jakarta: Media Aesculapius
Diharapkan institusi dan tenaga kesehatan untuk FKUI.
lebih gencar lagi dalam mensosialisasikan kanker Manuaba, Ida Bagus Gde.(1999). Memahami
serviks dan pap smear serta mengajak warga Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta:
untuk melakukan pemeriksaan pap smear Arcan.
5. Bagi Pemerintah Messwati, Elok Dyah.(2008). Bersatu Melawan
Diharapkan pemerintah ikut berpartisipasi dalam Kanker Serviks. http://elok.
menyebarkan informasi tentang kanker serviks multiply.com/journal/item. (download: 03
dan pap smear pada masyarakat serta yang utama Agustus 2009).
adalah menyediakan fasilitas pap smear yang Notoatmodjo, Soekidjo.(2003). Pendidikan dan
merata di masyarakat dengan biaya yang lebih Perilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
terjangkau agar semakin memudahkan .(2005).Metodologi Penelitian
masyarakat Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
6. Bagi Tempat Penelitian Nursalam.(2008).Konsep dan Penerapan Metodologi
Diharapkan pemerintahan desa berkenan Penelitian Ilmu Keperawatan.Jakarta:
membentuk sebuah tim atau organisasi yang Salemba Medika
bergerak dengan tujuan pengadaan dan pengelola Nursalam dan Siti Pariani.(2001). Metodologi Riset
biaya pemeriksaan pap smear bagi warga desa Keperawatan pendekatan praktis.Jakarta:
sehingga warga desa bisa mendapatkan pelayanan CV agung Setyo.
pap smear dengan biaya terjangkau Riono, Yohanes.(1999).Kanker Leher Rahim.http:
dokter.indo.net.id/serviks.html. (download:
DAFTAR PUSTAKA 02 September 2009).
Shadine, Mahannad.(2009). Penyakit Wanita.Jakarta:
Admin.(2008).Pap Smear;tes Skrinning Kanker Keen Books.
Serviks.http:www.mayonclinik. Sikaca, Bertiani E.(2009). Cara Cerdas Menghadapi
com/PapSmear/artikel.php.html.(download: Kanker Serviks (Leher Rahim).Yogyakarta:
02 September 2009). Genius Printika.
Brunner & Suddart dkk (2005) Keperawatan Medikal Tamsuri, Anas.(2008). Panduan Praktis Riset
Bedah. Jakarta : EGC. Keperawatan Bagi Pemula.Pare:Akademi
Cax.(2008).Pap Smear Baru Dilakukan 5% Keperawatan Pamenang Pare.
Perempuan Indonesia.http: Yatim, Faisal.(2008). Penyakit Kandungan.Jakarta:
Pustaka Populer Obor.

Jurnal AKP 62 Vol.2 No.1, 1 Jan – 30 Juni 2011

Anda mungkin juga menyukai