PENDAHULUAN
1
1.2 Sejarah Perkerasan Jalan
Sejarah perkerasan jalan dimulai bersamaan dengan sejarah umat manusi itu sendiri
dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup dan berkomunikasi dengan sesame. Perkembangan
sistem struktur perkerasan jalan paling terkait dengan peningkatan mutu kehidupan dan
teknologi yang ditemukan umat manusia. Pada awalnya jalan hanyalah berupa jejak manusia
yang mencari kebutuhan hidup, termasuk sumber air. Setelah manusia mulai hidup
berkelompok, jejak-jejak itu berubah menjadi jalan setapak. Dengan digunakannya hewan
sebagai alat transportasi, permukaan jalan dibuat rata dan diperkeras dengan bebatuan.
Teknologi perkerasan jalan berkembang pesat sejak ditemukannya roda sekitar 3500
tahun sebelum Masehi di Mesopotamia dan pada zaman keemasan Romawi. Pada saat itu
jalan dibangun dalam beberapa lapisan perkerasan terutama dari pasangan batu, yang secara
keseluruhan lebih tebal dari struktur jalan saat ini, walaupun belum menggunakan aspal
ataupun semen sebagai bahan pengikat.
2
Beban lalulintas adalah beban kendaraan yang dilimpahkan ke perkerasan jalan
melalui kontak antara ban dan muka jalan. Beban lalulintas merupakan beban dinamis
yang terjadi secara berulang selama masa pelayanan jalan. Besarnya beban lalulintas
dipengaruhi oleh berbagai faktor kendaraan seperti:
Konfigurasi sumbu dan roda kendaraan
Beban sumbu dan roda kendaran
Tekanan ban
Volume lalulintas
Repetisi sumbu
Distribusi arus lalulintas pada perkerasan jalan
Kecepatan kendaraan
Volume lalulintas didefinisikan sebagai jumlah kendaraan yang melewati satu
titik pengamatan selama satu satuanwaktu (menit, jam, atau hari). Lalulintas harian
rata-rata adalah volume lalulintas rata-rata dalam sati hari. Dari lama waktu
pengamatan untuk mendapatkan nilai lalulintas harian rata-rata, dikenal 2 jenis
lalulintas rata-rata, yaitu:
Lalulintas Harian Rata-rata Tahunan (LHRT), dan
Lalulintas Harian Rata-rata (LHR).
Repetisi beban lalulintas adalah berupa berat kendaraan yang dilimpahkan
melalui kontak antara roda dan perkerasan jalan, merupakan beban berulang (repetisi
beban) yang terjadi selama umur rencana atau masa pelayanan jalan. Konfigurasi dan
beban sumbu kendaraan bermacam-macam, sedangkan repetisi beban dinyatakan
dalam lintasan sumbu kendaraan, oleh karena itu perlu ditentukan cara untuk
menyatakan repetisi beban sehingga data yang diberikan tidak memberi peluang yang
salah menafsirkan besarnya beban lalulintas.
Berikut adalah rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan beban lalulintas
(CESAL) (Sukirman, S., 2010, “ Perancangan Tebal Perkerasan Lentur):
3
1
𝐿𝐻𝑅 (𝑘𝑒𝑛𝑑 ⁄ℎ𝑎𝑟𝑖 ⁄2𝑎𝑟𝑎ℎ) = 𝐿𝐻𝑅 (𝑘𝑒𝑛𝑑⁄𝑗𝑎𝑚⁄2𝑎𝑟𝑎ℎ) ×
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑘
4
Jenis CBR berdasarkan kondisi benda uji:
CBR Rencana
CBR Lapangan
CBR Lapangan Rendaman
Segmen jalan adalah bagian dari ruas jalan yang memiliki mutu daya dukung,
sifat tanah, dan keadaan lingkungan yang relatif sama. Jalan dalam arah memanjang
dapat melintas berbagai jenis tanah dan kondisi medan yang berbeda. Mutu daya
dukung lapisan tanah dasar dapat bervariasi dari jelek sampai dengan baik atau
sebaliknya. Dengan demikian tidak ekonomis jika perencanaan tebal lapisan
perkerasan jalan berdasarkan nilai yang terjelek dan tidak pula memenuhi syarat jika
berdasarkan hanya nilai terbesar saja. Oleh karena itu sebaiknya panjang jalan dibagi
atas beberapa segmen jalan. Setiap segmen jalan memiliki mutu daya dukung tanah
dasar yang hamper sama. Pengujian CBR sebaiknya dilakukan setiap jarak 250 meter
dan ditambah ketika ditemuinya perubahan jenis tanah atau kondisi lingkungan.
Berikut adalah rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan daya dukung
tanah dasar:
Metoda Distribusi Normal (Sukirman, S., 2010, “ Perancangan Tebal Perkerasan
Lentur)
∑ %𝐶𝐵𝑅
𝐶𝐵𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 (𝑥𝑏𝑎𝑟 ) =
𝑛
∑(𝑥 − 𝑥𝑏𝑎𝑟 )2
𝑆=√
𝑛−1
𝑆
𝐶𝑉 = × 100%
𝑥𝑏𝑎𝑟
𝐶𝐵𝑅𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 = 𝐶𝐵𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − (𝐾 × 𝑆)
*Tabel nilai K → Lampiran
5
Metoda Persentil (MDPJ 2017)
𝑛 = Σ𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐶𝐵𝑅 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑏𝑒𝑑𝑎
𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 = 𝑛 × 10%
𝐶𝐵𝑅𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠−𝑖 + 𝐶𝐵𝑅𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠−𝑖+1
𝐶𝐵𝑅𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 = ; 𝑗𝑖𝑘𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑖𝑙. 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡
2
= 𝐶𝐵𝑅𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠−𝑖 ; 𝑗𝑖𝑘𝑎 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑖𝑙. 𝑏𝑢𝑙𝑎𝑡
6
Lapis Pondasi (Base Course) adalah bagian perkerasan yang terletak antara lapis
permukaan dengan lapis pondasi bawah (atau dengan tanah dasar bila tidak
menggunakan lapis pondasi bawah). Lapis pondasi dibuat dari dolomitic limestone.
Nilai CBR minimum spesifikasi adalah 75%.
Tanah Dasar (Subgrade) adalah permukaan tanah semula atau permukaan galian
atau permukaan tanah timbunan, yang dipadatkan dan merupakan permukaan dasar
untuk perletakan bagian-bagian perkerasan lainnya.
7
MR = modulus resilent tanah dasar (psi)
= 1500 (CBR)
= 2555 (CBR)0,64
*Tabel yang dibutuhkan → Lampiran
𝑆𝑁1 = 𝑎1 × 𝐷1
𝑆𝑁2 = (𝑎1 × 𝐷1 ∗ ) + (𝑎2 × 𝐷2 × 𝑚2 )
𝑆𝑁3 = (𝑎1 × 𝐷1 ∗ ) + (𝑎2 × 𝐷2 ∗ × 𝑚2 ) + (𝑎3 × 𝐷3 × 𝑚3 )
8
Pelat beton semen mempunyai sifat yang cukup kaku serta dapat menyebarkan beban
padabidang yang luas dan menghasilkan tegangan yang rendah pada lapisan-lapisan
dibawahnya. Bila diperlukan tingkat kenyaman yang tinggi, permukaan perkerasan beton
semen dapat dilapisi dengan lapis campuran beraspal setebal 5 cm.
Berikut adalah rumus-rumus yang digunakan untuk perhitungan perancangan tebal
perkerasan lentur (Pd T-14-2003):
𝐿𝐻𝑇𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑘𝑎𝑎𝑛 = 𝐿𝐻𝑅 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑖𝑛𝑖 × (1 + 𝑖)𝑛
[(1 + 𝑖)𝑄 − 1]
𝑁= + (𝑈𝑅 − 𝑄) × (1 + 𝑖)𝑄−1
𝑖
ΣCESAL = Σrss × 𝐷𝐴 × 𝐷𝐿 × 𝑁 × 365
𝑟𝑠𝑠 = 𝐿𝐻𝑅 × 𝐷𝐴 × 𝐷𝐿 × 𝑁 × 365
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 (𝑘𝑁) × 𝐹𝐾𝐵
𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑅𝑜𝑑𝑎 =
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑟𝑜𝑑𝑎
𝑇𝐸
𝐹𝑅𝑇 =
𝑓𝑐𝑓
𝑟𝑒𝑝𝑒𝑡𝑖𝑠𝑖 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑒𝑟𝑗𝑎𝑑𝑖
%𝑟𝑢𝑠𝑎𝑘 = × 100%
𝑟𝑒𝑝𝑒𝑡𝑖𝑠𝑖 𝑖𝑧𝑖𝑛
9
BAB II
PERANCANGAN PERKERASAN JALAN
∑(𝑥 − 𝑥𝑏𝑎𝑟 )2
𝑆=√
𝑛−1
7,069286
=√
14 − 1
= 0,737%
10
𝐶𝐵𝑅𝑠𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 = 𝐶𝐵𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − (𝐾 × 𝑆)
= 4,207 − (1,64 × 0,737)
= 3%
Metoda Japan
4,5 + 4,8 + 3,8 + 3,7 + 2,8 + 3,2 + 4,3 + 3,8 + 4,3 + 3,9 + 4,4 + 4,7 + 5,2 + 5,5
𝐶𝐵𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 =
14
= 4,207%
𝐶𝐵𝑅𝑚𝑎𝑘𝑠. − 𝐶𝐵𝑅𝑚𝑖𝑛.
𝐶𝐵𝑅𝑆𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 = 𝐶𝐵𝑅𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑅
5,5−2,8
= 4,207 − 3,18
= 3,4 %
Kesimpulan :
𝐶𝐵𝑅 𝑆𝑒𝑔𝑚𝑒𝑛 yang digunakan adalah 3 %
Diketahui :
Fungsi jalan : Arteri Primer
11
Tipe Jalan : 4/2 UD
Umur Jalan : 20 tahun
Pertumbuhan Lalu Lintas : 3% per tahun
Distribusi arah : 0,3(Kendaraan ringan)
0,45 (kendaraan berat)
Distribusi lajur : 1
Jalan dibuka untuk lalulintas tahun 2018
2.2.2 Perhitungan
Tabel 2.3 Lintasan Sumbu Standar 2018
Lintasan Sumbu
Tahun 2017 Tahun 2018
No. Kendaraan Standar 2018
(kend/hari/2 arah) (kend/hari/2 arah)
(LSS/hari/2 arah)
1 Mobil Penumpang 8800 9152.00 344,432
2 Bus 790 821.60 253,154
3 Truk (low) 540 561.60 329,708
4 Truk (heavy) 322 334.88 137,78
5 Trailer 121 125.84 207,375
6 Trailer 60 62.40 169,074
Contoh Perhitungan:
LHR 2 Arah Tahun 2018 (Mobil Penumpang)
=8800 x ( 1 + 3%)1
= 9064 𝑘𝑒𝑛𝑑/ℎ𝑎𝑟𝑖/2𝑎𝑟𝑎ℎ
12
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢 4
𝐸=( )
5400
2 4 2 4
=( ) +( )
5,4 5,4
= 0,038
Faktor Umur Rencana (20 tahun)
[(1 + 𝑖)𝑈𝑅 − 1]
𝑁=
𝑖
[(1 + 3%)20 − 1]
=
3%
= 36,459
CESAL2018 (Mobil Penumpang)
𝐶𝐸𝑆𝐴𝐿2018 = Σ(𝐿𝐻𝑅2018 × 𝐸) × 𝑁 × 𝐷𝐴 × 𝐷𝐿 × 365
13
Tabel 2.4 Data beban sumbu kendaraan
Diketahui :
CESA : 7.150.385 LSS/UR/LR LASTON MS = 590
Ipt : 2,5 LPA batu pecah (A) , cbr = 100%
R : 90 % LPB pitrus (B), cbr = 70 %
So : 0,5 Subgrade cbr = 3%
Zr : -1,282
Ipo :4
2.3.2 Perhitungan
SN3
MR = 1500 (CBR) = 1500 (3) =4500
∆𝑃𝑠𝑖
log ( )
4,2 − 1,5
Log(𝑤18 ) = 𝑧𝑅 . 𝑆𝑜 . +9,36 . log(𝑆𝑁 + 1) − 0,2 +
1094
0,4 +
(𝑆𝑁 + 1)5,19
+ 2,32 . log(𝑀𝑅) − 8,07
1,5
log( )
4,2−1,5
Log (7.150.385) = −1,282 × 0,45 + 9,36 ×. log(𝑆𝑁 + 1) − 0,2 + 1094 +
0,4+
(𝑆𝑁+1)5,19
14
MR = 2555 (𝑐𝑏𝑟)0,64 = 2555 (70)0,64 = 38748,389
1,5
log( )
4,2−1,5
Log (7.150.385) = −1,282 × 0,45 + 9,36 ×. log(𝑆𝑁 + 1) − 0,2 + 1094 +
0,4+
(𝑆𝑁+1)5,19
𝑆𝑁1 = 2,426
Kesimpulan :
15
𝑆𝑁1 = 𝑎1 . 𝐷1
2,426 = 0,4 × 𝐷1
𝐷1 * = 15,4051 cm ≈ 16 cm
= 6,299 in
𝑆𝑁2 = 𝑎1 . 𝐷1 * + 𝑎2 . 𝑚2 . 𝐷2
𝐷2 * = 6 in
= 15,24 cm ≈ 16 cm
= 6,299 in
𝑆𝑁3 = 𝑎1 . 𝐷1 * + 𝑎2 . 𝑚2 . 𝐷2 * + 𝑎3 . 𝑚3 . 𝐷3
𝐷3 * = 53,159 cm ≈ 54 𝑐𝑚
= 21,2598 𝑖𝑛
LASTON 𝐷1 = 16 𝑐𝑚
Lapisan Pondasi Atas 𝐷2 = 16 𝑐𝑚
Lapisan Pondasi Bawah 𝐷3 = 54 𝑐𝑚
Subgrade
16
2.4 Rancangan Tebal Perkerasan Kaku
2.4.1 Perhitungan Beban Lalu Lintas Perkerasan Kaku
Data yang digunakan untuk perhitungan beban lalu lintas perkerasan kaku
8800 9152.00
Mobil Penumpang (1.1)
790 821.60
Bus (1.2)
540 561.60
Truk (1.2L)
322 334.88
Truk (1.22H)
121 125.84
Trailer (1.2 + 2)
60 62.40
Trailer (1.2 + 22)
17
Diketahui :
Fungsi Jalan : Arteri Primer
Jalan Tipe : 4/2 UD dengan lebar 14 m
Umur Rencana: 25 tahun
Pertumbuhan Lalulintas (i) : 3% per tahun
Distribusi Arah (DA) kendaraan ringan : 30%
Distribusi Arah (DA) kendaraan berat : 45%
Distribusi Lajur (DL) : 90%
Jalan dibuka untuk lalulintas pada tahun 2018
Contoh Perhitungan :
(1+3%)25 −1
R= 3%
= 36,459
Contoh Perhitungan :
Jenis Sumbu : Sumbu Tunggal Roda Tunggal (3t)
Beban Sumbu : 2 ton = 20 kN
Beban Rencana Per Roda : (20/2) X 1,1 = 11kN
Repetisi yang Terjadi :
JSTRT2t= (790)×365×36,459×0,5= 4,73×106 LSTRT2t/UR/LR
18
2.4.2 Rancangan Tebal Perkerasan Kaku
Data yang digunakan untuk perhitungan beban lalu lintas perkerasan kaku
Diketahui ;
Jumlah sumbu kendaraan niaga : 23728459 Ls/UR/LR
CBR tanah dasar :3%
19
Gambar 2.3 Grafik CBR tanah dasar efektif (%)
20
Gambar 2.4 Grafik Tebal Pelat Beton
21
Tabel 2.7 Analisa fatik dan erosi
22
Diketahui :
JSKN (Jumlah Sumbu Kendaraan Niaga) = 2,37×107
Contoh Perhitungan
0% < 100%......OK
23
2.5 Potongan Melintang Jalan Perkerasan Lentur dan Kaku
LASTON 𝐷1 = 16 𝑐𝑚
Lapisan Pondasi Atas 𝐷2 = 16 𝑐𝑚
Lapisan Pondasi Bawah 𝐷3 = 54 𝑐𝑚
Subgrade
𝐷 = 20 𝑐𝑚
Subgrade
24
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
3.1.1 Kesimpulan perhitungan Daya Dukung Tanah Dasar
CBRsegmen jika dihitung menggunakan metoda distribusi normal adalah 3,4% dan
CBRsegmen jika dihitung menggunakan metoda persentil adalah 3%.
3.1.2 Kesimpulan perhitungan CESAL
Cummulative Equivalent Single Axle Load untuk perkerasan lentur pada tahun
2043 adalah 7.150.385 rss/UR/lajur rencana, dan untuk perkerasan kaku pada tahun
2043 adalah 23728459 rss/UR/lajur rencana.
Dan jika dibandingkan dengan CESAL 2017, terbukti bahwa pada tahun 2023
kendaraan mengalami pertumbuhan.
3.1.3 Kesimpulan perhitungan Tebal Perkerasan Lentur
Tebal perkerasan lentur untuk lapis fondasi bawah adalah 54 cm, tebal perkerasan
lentur untuk lapis fondasi adalah 16 cm, dan tebal perkerasan lentur beton aspal
adalah 16 cm, dan CBRsegmen adalah 3%
3.1.4 Kesimpulan perhitungan Tebal Perkerasan Kaku
∑%Rusak < 100%, maka tebal untuk perkerasan kaku adalah 200 mm atau 20 cm.
3.2 Saran
Saran yang saya berikan adalah untuk data daya dukung tanah dasar agar data yang
diberikan tidak terlalu kecil, karena akan mempersulit dalam perhitungannya.
25
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pekerjaan Umum, (2010), Kementerian Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Bina
Marga, “Spesifikasi Umum Perkerasan Aspal Revisi 3”.
Sukirman. S., 2012, “Beton Aspal Campuran Panas”, Bandung, Institut Teknologi Nasional.
Sukirman, S., 2010, “Perancangan Tebal Struktur Perkerasan Lentur”. Bandung; Penerbit
NOVA.
26
LAMPIRAN
27
Fungsi Jalan K
Tol / bebas hambatan 1.645
Kolektor / Arteri 1.282
Lokal / Kecil 0.842
28
29
30
31
Koefisien Kekuatan Kekuatan Bahan
Relatif MS Kt CBR Jenis Perkerasan
a1 a2 a3 (kg) (kg/cm3) (%)
0.400 744
0.350 590
Laston
0.320 454
0.300 340
0.350 744
0.310 590
Lasbutag
0.280 454
0.260 340
0.300 340 HRA
0.260 340 Penetrasi Makadam
0.250 Lapen (Mekanis)
0.200 Lapen (Manual)
0.280 590
0.260 454 Laston Atas
0.240 340
0.230 Lapen (Mekanis)
0.190 Lapen (Manual)
0.150 22 Stabilisasi
0.130 18 Dengan Semen
0.150 22 Stabilisasi
0.130 18 Dengan Kapur
0.140 100 Batu Pecah (Kelas A)
0.130 80 Batu Pecah (kelas B)
0.120 60 Batu Pecah (Kelas C)
0.130 70 Sirtu/Pitrun (Kelas A)
0.120 50 Sirtu/Pitrun (Kelas B)
0.110 30 Sirtu/Pitrun (Kelas C)
0.100 20 Tanah/Lempung Kepasiran
Nilai
No Penggunaan
FKB
Jalan beban hambatan utama dan jalan berjalur banyak,
1 yang aliran lalulintasnya tidak terhambat serta volume 1.2
kendaraan niaga yang tinggi
Jalan bebas hambatan (freeway) dan jalan dengan
2 1.1
volume kendaraan niaga menengah
3 Jalan dengan volume kendaraan niaga rendah 1.0
32
33