A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir. (Sofian,2012)
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang
berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendan dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
4. Light for date sama dengan small for date
5. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin
dengan lanjutnya kehamilan atay bayi-bayi yang lahir dngan Berat Badan tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala intrauterine
malnutrition or wasting.
6. Large for date
Adalah bayi yang diolahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misal
pada diabetes melitus.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).
b. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas,
tonus otot dan reflek).
c. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
d. Pengkajian spesifik/
e. Pemeriksaan fungsi paru/
f. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler/
(Pediatric.com)
Pemeriksaan Penunjang : (Saifudin, 1991)
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
prenatal/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan , 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa data gas darah.
E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Rukiyah, dkk (2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi,
oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus di pertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegah infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR sebelum sempurna, oleh sebab
itu pemberian nutrisi di lakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan
dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya di ganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
6. Kepala bayi di tutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/ tetes dengan pemberian ASI
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon, 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan:
1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan: Secara umum pada pola ini dikaji
mengenai :
2. Pola Nutrisi: Pada pola nutrisi, untuk pasien yang mengalami gangguan pemenuhan
cairan dan elektrolit (kelebihan atau kekurangan volume cairan tubuh) dapat di
fokuskan dikaji mengenai :
a. Apakah Warna kulit kemerahan / pink ?
b. Apakah Bayi terpasang infus D 10% 8 tpm micro ?
c. Apakah Bayi terpasang NGT no. 5 ?
d. Apakah Saat diberi minum bayi kelihatan malas menghisap ?
e. Apakah Bayi menghabiskan PASI 5 cc ?
a. Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar selama di rumah dan di rumah
sakit ?
b. Bagaimanakah konsistensi feses ibu dalam buang air besar?
c. Bagaimana warna feses saat buang air besar ?
d. Berapakah frekuensi setiap kali buang air kecil selama di rumah dan di rumah
sakit ?
e. Berapakah jumlah urine keluar saat buang air kecil ?
f. Bagaimana warna urin saat buang air kecil ?
4. Pola Aktivitas – Latihan : Penekanan yang dikaji pada pola ini berupa :
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4
Mandi
Berpakaian/berdandan
Eliminasi/toileting
Berpindah
Berjalan
Naik tangga
Berbelanja
Memasak
Pemeliharaan rumah
6. Pola Kognitif-Persepsi : Penekanan yang dikaji pada pola ini pada umunya dikaji
mengenai :
a. Bagaimana cara pembawaan pasien saat bicara? Apakah normal, gagap, atau
berbicara tak jelas?
b. Bagaimanakah tingkat ansietas pada pasien?
c. Apakah pasien mengalami nyeri?
Jika iya, lakukan pengkajian dengan menggunakan:
P (provoking atau pemacu) :
Q (quality atau kualitas) :
R (region atau daerah) :
S (severity atau keganasan) :
T (time atau waktu) :
7. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri:Pengkajian pola ini pada umumnya dikaji
mengenai :
Body image/gambaran diri
a. Adakah prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh?
b. Apakah pasien memiliki perubahan ukuran fisik?
c. Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?
d. Adakah transplantasi alat tubuh?
e. Apakah pernah operasi?
f. Bagaimana proses patologi penyakit?
g. Apakah pasien menolak berkaca?
h. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu?
i. Adakah keluhan karena kondisi tubuh?
Role/peran
j. Apakah pasien mengalami overload peran?
k. Adakah perubahan peran pada pasien?
Identity/identitas diri
l. Apakah pasien merasa kurang percaya diri?
m. Mampukah pasien menerima perubahan?
n. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi?
o. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?
Self esteem/harga diri
p. Apakah pasien menunda tugas selama sakit?
q. Apakah pasien menyalahgunakan zat?
Self ideals/ideal diri
r. Apakkah pasien tidak ingin berusaha selama sakit
9. Seksual dan Reproduksi :Pada pola ini pada umumnya dikaji mengenai :
10. Koping – Toleransi Stres : Pengkajian pada pola pada umumnya dikaji mengenai
bagaimana pasien menangani masalah yang dimiliki dan bagaimana cara pasien
menggunakan system pendukung dalam menghadapi masalah.
11. Nilai – Kepercayaan :Pada pola inipada umumnya dikaji mengenai bagaimana
pasien memandang secara spiritual serta keyakinannya masing-masing.
G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
Definisi :berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam
kisaran normal
Faktor Risiko
Perubahan laju metabolism
Dehidrasi
Pemajanan suhu lingkungan yang ekstrem
Usia ekstrem
Berat badan ekstrem
Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
Tidak beraktivitas
Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan
Obat yang menyebabkan fasokontriksi
Obat yang menyebabkan vasodilatasi
Sedasi
Trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
Aktivitas yang berlebihan
2. Risiko Infeksi
Definisi :mengalami peningkatan risiko terserang organisme patogenik
Faktor Risiko
Penyakit kronis
- Diabetes mellitus
- Obesitas
Pengetahuan yang tidak cukupuntuk mengindari pemajanan
patogen
Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
- Gangguan peristalsis
- Kerusakan integritas kulit ( pemasangan kateter intravena,
prosedur invasive)
- Perubahan sekresi pH
- Penurunan kerja siliaris
- Pecah ketuban dini
- Pecah ketuban lama
- Merokok
- Stasis cairan tubuh
- Trauma jaringan (mis, trauma destruksi jaringan)
Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
- Penurunan hemoglobin
- Imunosupresi (mis, imunitas didapat tidak adekuat, agen
farmaseutikaltremasuk imunosupresan, steroid antibody
monoklonal, imunomudulator )
- Supresi respon inflamasi
Vaksinasi tidak adekuat
Pemajanan terhadap pathogen lingkungan meningkat
- Wabah
Prosedur invasif
Malnutrisi
3. Ikterik Neonatus
Definisi :kulit dan membran mukosa neonates berwarna kuning yang terjadi
setelah 24 jam kehidupan sebagai akibat bilirubin tak terkonjugasi ada
di dalam sirkulasi
Batasan Karakteristik
Profil darah abnormal (hemolisis; bilirubin serum total > 2 mg/dl,
bilirubin serum total pada rentang risiko tinggi menurut usia pada
nomogram spesifik waktu)
Memar kulit abnormal
Membran mukosa kuning
Kulit kuning sampai orange
Sclera kuning
Faktor yang berhubungan
Penurunan berat badan abnormal (> 7-8 % pada bayi baru lahir yang
menyusui ASI; 15 % pada bayi cukup bulan)
Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
Bayi menunjukan kesulitan dalam transisi ke kehidupan ekstrauterin
Usia neonates 1-7 hari
Feses (mekonium) lambat keluar
4. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi :inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak member ventilasi
Batasan Karakteristik
Perubahan kedalaman pernapasan
Perubahan ekskursi dada
Mengambil posisi tiga titik
Bradipneu
Peningkatan diameter anterior-posterior
Pernapasan cuping hidung
Ortopneu
Fase ekspirasi memanjang
Pernapasan bibir
Takipneu
Penggunaan otot aksesorius untuk bernapas
Faktor yang Berhubungan
Ansietas
Posisi tubuh
Deformitas tulang
Deformitas dinding dada
Keletihan
Hiperventilasi
Sindrom hipoventilasi
Gangguan musculoskeletal
Kerusakan neurologis
Imaturitas neurologis
Disfungsi neuromuskular
Obesitas
Nyeri
Keletihan otot pernapasan cedera medulla spinalis
5. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi :asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
Kerapuran kapiler
Diare
Kehilangan rambut berlebih
Bising usus hiperaktif
Kurang makan
Kurang informasi
Kurang minta pada makanan
Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
Kesalahan konsepsi
Kesalahan informasi
Membran mukosa pucat
Ketidakmampuan memakan makanan
Tonus otot menurun
Mengeluh gangguan sensari rasa
Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily
allowance)
Cepat kenyang setelah makan
Sariawan rongga mulut
Steatorea
Kelemahan otot pengunyah
Kelemahan otot untu menelan
Faktor yang Berhubungan
Faktor biologis
Faktor ekonomi
Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
Ketidakmampuan untuk mencerna makan
Ketidakmampuan menelan makanan
Faktor psikologis
6. Diskontinuasi Pemberian ASI
Definisi :penghentian kontinuitas proses pemberian ASI akibat ketidakmampuan
atau kesalahan dalam mengubah posisi bayi pada payudara untuk menyusui
Batasan Karakteristik
Kurang pengetahan cara pemberian ASI
Kurang pengetahuan tentang cara penyimpanan ASI
Bayi tidak mendapat nutrisi dari payudara untuk beberapa atau semua
pemberian makanan
Keinginan ibu untuk pada akhirnya memberikan ASI guna memenuhi
kebutuhan nutrisi anak
Keinginan ibu untuk mempertahankan pemberian ASI untu memenuhi
kebutuhan nutrisi anak
Perpisahan ibu dan anak
Faktor yang Berhubungan
Kontraindikasi terhadap menyusui (mis, agens farmaseutik tertentu)
Penyakit bayi
Prematuritas
Ibu bekerja
Penyakit ibu
Kebutuhan untuk segera menyapih bayi
7. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Definisi :peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kurang aktivitas
peristaltik di dalam sistem gastrointestinal
Batasan Karakteristik
Kram abdomen
Distensi abdomen
Nyeri abdmen
Tidak flaktus
Akselerasi pengsongan lambung
Residu lambung berwarna empedu
Perubahan bising usus (mis, tidak ada, hipoaktif, hiperaktif)
Diare
Kesulitan mengeluarkan feses
Feses kering
Feses keras
Peningkatan residu lambung
Mual
Regurgitas
Muntah
Faktor yang Berhubungan
Penurunan
Ansietas
Pemberian makanan enteral
Intoleransi makanan (mis, gluten, laktosa,)
Imobilitas
Makan kontaminan (mis, makanan, air)
Malnutrisi
Mediaksil (mis, narkotika/opiate, laksatif, antibiotik, anestesi)
Prematuritas
Gaya hidup monoton
Pembedahan
H. RENCANA KEPERAWATAN
kriteria Hasil :
a. Suhu kulit normal a. Pengaturan suhu : a. Agar suhu tubuh
mencapai dan pasien tetap
atau dalam range
mempertahan-kan normal
suhu dalam range b. Untuk
normal mengetahui
b. Suhu badan 36.0- b. Pantau suhu bayi perubahan suhu
37.0 C baru sampai stabil c. Untuk
mengetahui
c. Pantau tekanan perubahan
c. TTV dalam batas darah, nadi, dan tekanan darah,
normal pernafasan nadi dan
dengan tepat pernafasan dan
melakukan
tindakan yang
sesuai
d. Untuk
mengetahui
setiap perubahan
yang terjadi pada
d. Pantau warna- warna dan suhu
d. Hidrasi adekuat warna dan suhu kulit
kulit e. Agar dapat
melakukan
e. Tidak hanya tindakan sesuai
menggigil dan tepat jika
terjadi tanda dan
gejala hipotermi
e. Pantau dan dan hipertermi
f. Gula darah DBN laporkan tanda f. Agar cairan dan
dan gejala nutrisi pasien
hipotermi dan terpenuhi
hipertemi g. Agar bayi dalam
g. Keseimbangan kondisi stabil
asam basa
h. Agar bayi tetap
merasa nyaman
dan aman
h. Bilirubin DBN f. Tingkatkan i. Agar bayi tetap
keadekuatan hangat sesuai
masukan cairan dengan
dan nutrisi kebutuhan bayi
g. Tempatkan bayi j. Agar kondisi
baru lahir pada bayi tetap stabil
ruangan isolasi dan mencegah
atau dibawah bayi menggigil
pemanas k. Agar bayi
h. Pertahankan nyaman pada saat
panas tubuh bayi mandi dan tetap
Gunakan matras menyesuaikan
panas bayi dengan suhu
i. Gunakan matras tubuh dengan
panas dan selimut tepat
hangat yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan.
j. Berikan
pengobatan
dengan tepat
untuk mencegah
atau control
menggigil
k. Gunakan matras
sejuk dan mandi
dengan air hangat
untuk
menyesuaikan
dengan suhu
tubuh dengan
tepat
Kriteria hasil
a. Menyusui secara a. Meninjau sejarah a. Agar mengetahui
mandiri ibu dan bayi sejarah ibu dan
untuk faktor bayi untuk
resiko untuk faktor resiko
hiperbilirubine- untuk
mia (misalnya, hiperbiliru-bin
ketidak cocokan
Rh atau ABO,
polisitemia,
sepsis,
prematuritas, mal
presentasi) b. Untuk
b. Amati tanda- mengetahui
b. Tetap tanda ikterus tanda-tanda
mempertahankan ikterus dan
laktasi melakukan
tindakan yang
sesuai
c. Agar bayi tetap
c. Tempat bayi di kondisi yang
c. Pertumbuhan dan isolette stabil dan aman
perkembangan d. Agar keluarga
bayi dalam batas mengerti dan
normal d. Intruksikan paham terhadap
d. Mengetahui keluarga pada prosedur
tanda-tanda prosedur fototerapi
penurunan suplai fototerapi dan e. Agar mengetahui
ASI peralatan adanya edema,
drainase, dan
warna atau tidak
e. Memantau mata dan melakukan
e. Ibu mampu untuk edema, tindakan yang
mengumpulkan drainase, dan sesuai da tepat
dan menyimpan warna f. Agar kondisi
ASI secara aman bayi nyaman
dan penglihatan
bayi tidak
terfokus pada
lampu yang
terlalu terang
g. Agar mengetahui
perubahan
f. Tempat fototerapi intensitas lampu
f. Penyapihan lampu di atas bayi sehari-hari
pemberian ASI pada ketinggian h. Agar mengetahui
diskontinuitas yang sesuai perubahan
progresif tanda-tanda
pemberian ASI dehidrasi dan
melakukan
tindakan yang
g. Periksa intensitas sesuai dan tepat
lampu sehari-hari i. Agar tidak
g. Kemampuan terjadinya bekas
penyedia tidur dan
perawatan untuk menyebab-kan
mencairkan, h. Memonitor tanda- luka pada kulit
menghangatkan, tanda vital per bayi
dan menyimpan protokol atau j. Agar mengetahui
ASI secara aman sesuai kebutuhan tanda-tanda
h. Menunjukkan dehidrasi dan
teknik dalam melakukan
memompa ASI tindakan dengan
tepat
k. Agar mengetahui
i. Ubah posisi bayi perubahan berat
setiap 4 jam atau badan bayi tiap
per protokol kali di timbang
l. Agar bayi
i. Berat badan bayi mendapatkan
= masa tubuh ASI yang
ekslusif dengan
j. Amati tanda- tepat dan nutrisi
tanda dehidrasi bayi terpenuhi
(misalnya, dengan tepat
depresi fontanel, m. Agar keluarga
turgor kulit dapat
j. Tidak ada respon mengkerut, memahami dan
alergi sistemik kehilangan BB) ikut
berpartisipa-si
k. Timbang setiap dalam terapi
hari cahaya untuk
bayi
n. Agar keluarga
mengetahui
k. Respirasi setatus: bagaimana
jalan napas, l. Mendorong 8 kali fototerapi yang
pertukaran gas, menyusui per hari sesuai
dan ventilasi
nafas bayi
adekuat
l. Tanda-tanda vital
bayi dalam batas
normal
m. Dorong keluarga
untuk
berpartisipasi
dalam terapi
cahaya
m. Penerimaan :
kondisi kesehatan
n. Intruksikan
keluarga pada
fototerapi di
rumah yang
sesuai
n. Dapat mengontrol
kadar glukosa
darah
o. Dapat
memanejemen
dan mencegah
penyakit semakin
parah
p. Tingkat
pemahaman
untuk dan
pencegahan
komplikasi
q. Dapat
meningkatkan
istirahat
r. Status nutrisi
adekuat
s. Kontrol resiko
proses infeksi
NOC NIC
a. Breastfeeding Bottle Feeding
ineffective
b. Breathing pattern
ineffective
c. Breasfeeding
interrupted
Kriteria Hasil
a. Menyusui secara a. Posisikan bayi a. Posisi saat
mandiri semi-fowler bayi
b. Tetap b. Letakkan pentil diberikan dot
mempertahankan dot diatas lidah b. Agar bayi
laktasi bayi mulai
c. Pertumbuhan dan c. Monitor atau menyedot dot
perkembangan evaluasi reflek yang
bayi dalam batas menelan sebelum diberikan
normal memberikan susu c. Mengetahui
d. Tentukan sumber ada tidaknya
air yang reflex
d. Mengetahui digunakan untuk menelan pada
tanda- tanda mengencerkan bayi
penurunan suplai susu formula d. Agar air yang
ASI yang kental atau digunakan
dalam bentuk tidak
bubuk mengandung
e. Pantau berat zat-zat yang
badan bayi, jika berbahaya
e. Ibu mampu diperlukan e. Agar
mengumpulkan f. Instruksikan dan mengetahui
dan menyimpan demonstrasikan pertumbuhan
ASI secara aman kepada orang tua bayi
teknik f. Agar orang
membersihkan tua tidak
mulut bayi salah dalam
setelah bayi membersihka
diberikan susu n mulut bayi
setelah bayi
diberikan
susu
f. Penyampihan
pemberian ASI
diskontinuitas
progresif
pemberian ASI
g. Kemampuan
penyedia
perawatan untuk
mencairkan,
menghangatkan,
dan menyimpan
ASI secara aman
h. Menunjukan
teknik dalam
memompa ASI
i. Berat badan bayi
= masa tubuh
j. Tidak ada respon
alergi sistematik
k. Respirasi status :
jalan nafas,
pertukaran gas,
dan ventilasi
nafas bayi
adekuat
l. Tanda-tanda vital
bayi dalam batas
normal
5 Risiko infeksi Setelah melakukan
berhubungan asuhan keperawatan
dengan pertahanan selama…x 24 jam di
imunologis tidak harapkan pasien mampu
adekuat memenuhi keriteria hasil
sebagai berikut :
NOC NIC
a. Immune status Infection Control
b. Knowledge : (control infeksi)
c. Risk control
Kriteria Hasil
a. Klien bebas dari a. Bersihkan a. Menurunkan
tanda dan gejala lingkungan potensial
infeksi setelah dipakai terpejan pada
pasien lain penyakit
b. Mendeskripsikan b. Pertahankan infeksius
proses penularan teknik isolasi b. Untuk
penyakit, faktor menjaga
yang lingkungan
mempengaruhi tetap steril
penularan serta c. Untuk
penatalaksanaann pencegah
ya penularan
c. Menunjukkan c. Batasi infeksi
kemampuan pengunjung bila d. Untuk
untuk mencegah perlu mencegah
timbulnya infeksi penularan
d. Jumlah d. Instruksikan pada infeksi
leukositdalam pengunjung dan e. Mencegah
batas normal setelah penyebaran
berkunjung pathogen
meninggalkan melalui
pasien cairan
e. Gunakan sabun f. Mencegah
e. Menunjukan antimikrobia penyebaran
perilaku hidup untuk cuci tangan pathogen
sehat f. Cuci tangan melalui
setiap sebelum cairan
dan sesudah g. Untuk
tindakan menghindari
keperawatan dari tertular
g. Gunakan baju, infeksi/ virus
sarung tangan h. Agar alat
sebagai alat tetap steril
pelindung i. Mencegah
h. Pertahankan terjadinya
lingkungan risiko infeksi
aseptik selama j. Mencegah
pemasangan alat terjadinya
i. Ganti letak IV infeksi
perifer dan line saluran
central dan kemih akibat
dressing sesuai pemasangan
dengan petunjuk kateter
umum k. Malnutrisi
j. Gunakan kateter dapat
intermiten untuk mempengaru
menurunkan hi kesehatan
infeksi kandung umum dapat
kencing menurunkan
k. Tingkatkan intake tahanan
nutrisi terhadap
l. Berikan terapi infeksi
antibiotik bila l. Menghambat
perlu Infection pertumbuhan
Protection bakteri
(proteksi terhadap pathogen
infeksi) m. Mencegah
m. Monitor tanda terjadinya
dan gejala infeksi komplikasi
sistemik dan lokal lebih berat
n. Monitor hitung yang
granulosit, WBC diakibatkan
o. Monitor infeksi
kerentanan bakteri
terhadap infeksi pathogen
p. Pertahankan n. Mengetahui
teknik aseptis tingkat
pada pasien yang virulensi
berisiko suatu infeksi
dan
bagaimana
sistem imun
tubuh dalam
mempertahan
kan
kekebalannya
o. Mengetahui
sejauh mana
tubuh dapat
mempertahan
kan
kekebalannya
dan
mencegah
terjadinya
komplikasi
lebih berat
p. Mencegah
terjadinya
infeksi silang
6 Ketidakefektifan Setelah melakukan
pola nafas asuhan keperawatan
berhubungan selama…x 24 jam di
dengan imaturitas harapkan pasien mampu
otot- otot pernafasan memenuhi keriteria hasil
dan penurunan sebagai berikut :
ekspansi paru NOC NIC
a. Respiratory Oxygen Therapy
status:
Ventilation
b. Respiratory
status: Airway
patency
c. Vital sign status
Kriteria Hasil
a. Mendemonstrasik a. Bersihkan mulut, a. Membantu
an batuk efektif hidung, dan bersihan
dan suara nafas sekret trakea jalan nafas
yang bersih, tidak pasien
ada sianosis dari
dypsneu (mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah, tidak ada b. Menjaga
pursed lips) b. Pertahankan jalan frekuensi
b. Menunjukan jalan nafas yang paten nafas pasien
nafas yang paten
(klien tidak
merasa tercekik,
irama nafas,
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, c. Memastikan
tidak ada suara c. Atur peralatan ketepatan
nafas abnormal) oksigenasi pemberian
c. Tanda-tanda vital d. Monitor aliran oksigen pada
dalam rentang oksigen pasien
normal (tekanan e. Pertahankan d. Menjaga
darah, nadi, posisi pasien kepatenan
pernafasan) f. Observasi adanya jalan nafas
tanda-tanda pasien
hipoventilasi e. Menjaga
g. Monitor adanya jalan nafas
kecemasan pasien pasien
terhadap f. Mengetahui
oksigenasi adanya
tanda-tanda
hipoventilasi
g. Agar
mengetahui
kecemasan
terhadap
pasien
terhadap
oksigenasi
I. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan intervensi.
J. EVALUASI
a. Evaluasi Formatif : evaluasi segera terhadap klien terhadap respon langsung
pada intervensi keperawatan.
b. Evaluasi Sumatif : evaluasi rekapitulasi mengenai status kesehatan klien
terhadap waktu.
Poer.(2012)
K. REFERENSI