Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN PENDAHULUAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH

A. PENGERTIAN
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gram
pada waktu lahir. (Sofian,2012)
Dalam hal ini dibedakan menjadi :
1. Prematuritas murni
Yaitu bayi pada kehamilan < 37 minggu dengan berat badan sesuai
2. Small for date (SFD) atau kecil untuk masa kehamilan (KMK) adalah bayi yang
berat badannya kurang dari seharusnya umur kehamilan.
3. Retardasi pertumbuhan janin intrauterin (IUGR)
Yaitu bayi yang lahir dengan berat badan rendan dan tidak sesuai dengan usia
kehamilan.
4. Light for date sama dengan small for date
5. Dismaturitas
Suatu sindrom klinik dimana terjadi ketidakseimbangan antara pertumbuhan janin
dengan lanjutnya kehamilan atay bayi-bayi yang lahir dngan Berat Badan tidak
sesuai dengan tuanya kehamilan. Atau bayi dengan gejala intrauterine
malnutrition or wasting.
6. Large for date
Adalah bayi yang diolahirkan lebih besar dari seharusnya tua kehamilan, misal
pada diabetes melitus.

B. TANDA DAN GEJALA


1. Sebelum bayi lahir
a. Pada anamnese sering di jumpai adanya riwayat abortus, partus prematurus
dan lahir mati
b. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
c. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya- sering di jumpai kehamilan dengan oligradramnion
gravidarum atau perdarahan anterpartum
d. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
2. Setelah bayi lahir
a. Bayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin
b. Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
c. Bayi small for date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan
intrauterine
d. Bayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
(Tim Adaptasi Indonesia, 2009)
C. POHON MASALAH

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).
b. Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas,
tonus otot dan reflek).
c. Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
d. Pengkajian spesifik/
e. Pemeriksaan fungsi paru/
f. Pemeriksaan fungsi kardiovaskuler/
(Pediatric.com)
Pemeriksaan Penunjang : (Saifudin, 1991)
1. Jumlah sel darah putih : 18.000/mm3, netrofil meningkat sampai 23.000-
24.000/mm3, hari pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis).
2. Hematokrit (Ht) : 43% - 61% (peningkatan sampai 65% atau lebih menandakan
polisitemia, penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic
prenatal/perinatal).
3. Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia
atau hemolisis berlebihan).
4. Bilirubin total : 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan , 8 mg/dl 1-2 hari, dan 12
mg/dl pada 3-5 hari.
5. Destrosix : tetes glukosa pertama selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-
rata 40-50 mg/dl meningkat 60-70 mg/dl pada hari ketiga.
6. Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl) : biasanya dalam batas normal pada awalnya.
7. Pemeriksaan Analisa data gas darah.

E. PENATALAKSANAAN MEDIS
Menurut Rukiyah, dkk (2010) perawatan pada bayi berat lahir rendah (BBLR)
adalah :
1. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi,
oleh sebab itu suhu tubuh bayi harus di pertahankan dengan ketat.
2. Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi,
memperhatikan prinsip-prinsip pencegah infeksi termasuk mencuci tangan sebelum
memegang bayi.
3. Pengawasan nutrisi (ASI). Refleks menelan BBLR sebelum sempurna, oleh sebab
itu pemberian nutrisi di lakukan dengan cermat.
4. Penimbangan ketat. Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi bayi dan
erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu penimbangan dilakukan
dengan ketat.
5. Kain yang basah secepatnya di ganti dengan kain yang kering dan bersih,
pertahankan suhu tubuh tetap hangat.
6. Kepala bayi di tutup topi, beri oksigen bila perlu.
7. Tali pusat dalam keadaan bersih.
8. Beri minum dengan sonde/ tetes dengan pemberian ASI
F. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Menurut pola fungsi Gordon, 1982, terdapat 11 pengkajian pola fungsi kesehatan:

1. Pola Persepsi dan Pemeliharaan Kesehatan: Secara umum pada pola ini dikaji
mengenai :

a. Pandangan ibu mengenai sehat dan sakit ?


b. Apakah ibu memahami keadaan kesehatan dirinya?
c. Apakah jika sakit ibu segera berobat ke dokter, ataukah menggunakan obat
tradisional?
d. Apakah ibu sudah memeriksakan dirinya sebelum ke rumah sakit?
e. Bagaimana cara ibu untuk menjaga kesehatan dirinya dan janinya ?

2. Pola Nutrisi: Pada pola nutrisi, untuk pasien yang mengalami gangguan pemenuhan
cairan dan elektrolit (kelebihan atau kekurangan volume cairan tubuh) dapat di
fokuskan dikaji mengenai :
a. Apakah Warna kulit kemerahan / pink ?
b. Apakah Bayi terpasang infus D 10% 8 tpm micro ?
c. Apakah Bayi terpasang NGT no. 5 ?
d. Apakah Saat diberi minum bayi kelihatan malas menghisap ?
e. Apakah Bayi menghabiskan PASI 5 cc ?

3. Pola Eliminasi: Menggambarkan pola fungsi ekskresi tubuh (kandung kemih,


kulit). Pada pasien yang mengalami gangguan pemenuhan cairan tubuh
(kekurangan atau kelebihan volume cairan) fokus yang dikaji mengenai :

a. Berapakah frekuensi setiap kali buang air besar selama di rumah dan di rumah
sakit ?
b. Bagaimanakah konsistensi feses ibu dalam buang air besar?
c. Bagaimana warna feses saat buang air besar ?
d. Berapakah frekuensi setiap kali buang air kecil selama di rumah dan di rumah
sakit ?
e. Berapakah jumlah urine keluar saat buang air kecil ?
f. Bagaimana warna urin saat buang air kecil ?
4. Pola Aktivitas – Latihan : Penekanan yang dikaji pada pola ini berupa :

1) Kemampuan perawatan diri

SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi

Berpakaian/berdandan

Eliminasi/toileting

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Berjalan

Naik tangga

Berbelanja

Memasak

Pemeliharaan rumah

Tabel 1. Kemampuan perawatan diri

Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat


1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu
2 = dibantu orang lain
2) Kebersihan diri
a. Berapakah frekuensi pasien mandi dan menggosok gigi per 1 hari
saat sakit?
b. Berapakah frekuensi pasien memotong kuku dan keramas selama
seminggu saat sakit?
3) Altivitas sehari-hari
a. Apakah pasien bisa mengikuti aktivitas sehari-hari selama sakit?
b. Apakah pasien ada gangguan pada saat melakukan aktivitasnya ?
4) Rekreasi
a. Apakah pasien selama sakit melakukan rekreasi?
5) Olah raga
a. Apakah pasien bisa melakukan kegiatan olah raga?

5. Pola Istirahat – Tidur : Mengkaji pasien yang memiliki gangguan keseimbangan


cairan dan elektrolit yang dikaji mengenai:

a. Bagaimanakah pola tidur pasien selama sakit? Yang digambarkan dengan


pukul berapa pasien mulai tidur dan sampai pukul berapa pasien tidur saat
malam hari?
b. Bagaimana frekuensi tidur pasien selama sakit? Yang digambarkan dengan
berapa lama pasien tidur malam?
c. Dari dan sampai jam berapa pasien tidur di siang hari ?
d. Apakah pasien sering terbangun dini hari ?
e. Adakah gangguan pada saat pasien tidur ?
f. Berapa jumlah jam tidur pasien selama sehari ?

6. Pola Kognitif-Persepsi : Penekanan yang dikaji pada pola ini pada umunya dikaji
mengenai :

a. Bagaimana cara pembawaan pasien saat bicara? Apakah normal, gagap, atau
berbicara tak jelas?
b. Bagaimanakah tingkat ansietas pada pasien?
c. Apakah pasien mengalami nyeri?
Jika iya, lakukan pengkajian dengan menggunakan:
P (provoking atau pemacu) :
Q (quality atau kualitas) :
R (region atau daerah) :
S (severity atau keganasan) :
T (time atau waktu) :

7. Pola Persepsi Diri – Konsep Diri:Pengkajian pola ini pada umumnya dikaji
mengenai :
Body image/gambaran diri
a. Adakah prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh?
b. Apakah pasien memiliki perubahan ukuran fisik?
c. Adakah perubahan fisiologis tumbuh kembang?
d. Adakah transplantasi alat tubuh?
e. Apakah pernah operasi?
f. Bagaimana proses patologi penyakit?
g. Apakah pasien menolak berkaca?
h. Apakah fungsi alat tubuh pasien terganggu?
i. Adakah keluhan karena kondisi tubuh?
Role/peran
j. Apakah pasien mengalami overload peran?
k. Adakah perubahan peran pada pasien?
Identity/identitas diri
l. Apakah pasien merasa kurang percaya diri?
m. Mampukah pasien menerima perubahan?
n. Apakah pasien merasa kurang memiliki potensi?
o. Apakah pasien kurang mampu menentukan pilihan?
Self esteem/harga diri
p. Apakah pasien menunda tugas selama sakit?
q. Apakah pasien menyalahgunakan zat?
Self ideals/ideal diri
r. Apakkah pasien tidak ingin berusaha selama sakit

8. Peran – Hubungan:Pada pola ini pada umumnya dikaji mengenai :

a. Apakah pekerjaan pasien?


b. Bagaimanakah kualitas pekerjaan pasien?
c. Bagaimanakah pasien berhubungan dengan orang lain?

9. Seksual dan Reproduksi :Pada pola ini pada umumnya dikaji mengenai :

a. Kapan terakhir menstruasi ?


b. Apakah ada keluhan saat menstruasi ?
c. Apakah rutin melakukan pemeriksaan payudara/testis ?
d. Apakah ada riwayat penyakit sebelumnya ?

10. Koping – Toleransi Stres : Pengkajian pada pola pada umumnya dikaji mengenai
bagaimana pasien menangani masalah yang dimiliki dan bagaimana cara pasien
menggunakan system pendukung dalam menghadapi masalah.
11. Nilai – Kepercayaan :Pada pola inipada umumnya dikaji mengenai bagaimana
pasien memandang secara spiritual serta keyakinannya masing-masing.

Sumber : Potter, Patricia. A. (1996)

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Risiko Ketidakseimbangan Suhu Tubuh
Definisi :berisiko mengalami kegagalan mempertahankan suhu tubuh dalam
kisaran normal
Faktor Risiko
 Perubahan laju metabolism
 Dehidrasi
 Pemajanan suhu lingkungan yang ekstrem
 Usia ekstrem
 Berat badan ekstrem
 Penyakit yang mempengaruhi regulasi suhu
 Tidak beraktivitas
 Pakaian yang tidak sesuai untuk suhu lingkungan
 Obat yang menyebabkan fasokontriksi
 Obat yang menyebabkan vasodilatasi
 Sedasi
 Trauma yang mempengaruhi pengaturan suhu
 Aktivitas yang berlebihan
2. Risiko Infeksi
Definisi :mengalami peningkatan risiko terserang organisme patogenik
Faktor Risiko
 Penyakit kronis
- Diabetes mellitus
- Obesitas
 Pengetahuan yang tidak cukupuntuk mengindari pemajanan
patogen
 Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat
- Gangguan peristalsis
- Kerusakan integritas kulit ( pemasangan kateter intravena,
prosedur invasive)
- Perubahan sekresi pH
- Penurunan kerja siliaris
- Pecah ketuban dini
- Pecah ketuban lama
- Merokok
- Stasis cairan tubuh
- Trauma jaringan (mis, trauma destruksi jaringan)
Ketidak adekuatan pertahanan sekunder
- Penurunan hemoglobin
- Imunosupresi (mis, imunitas didapat tidak adekuat, agen
farmaseutikaltremasuk imunosupresan, steroid antibody
monoklonal, imunomudulator )
- Supresi respon inflamasi
 Vaksinasi tidak adekuat
 Pemajanan terhadap pathogen lingkungan meningkat
- Wabah
 Prosedur invasif
 Malnutrisi

3. Ikterik Neonatus
Definisi :kulit dan membran mukosa neonates berwarna kuning yang terjadi
setelah 24 jam kehidupan sebagai akibat bilirubin tak terkonjugasi ada
di dalam sirkulasi
Batasan Karakteristik
 Profil darah abnormal (hemolisis; bilirubin serum total > 2 mg/dl,
bilirubin serum total pada rentang risiko tinggi menurut usia pada
nomogram spesifik waktu)
 Memar kulit abnormal
 Membran mukosa kuning
 Kulit kuning sampai orange
 Sclera kuning
Faktor yang berhubungan
 Penurunan berat badan abnormal (> 7-8 % pada bayi baru lahir yang
menyusui ASI; 15 % pada bayi cukup bulan)
 Pola makan tidak ditetapkan dengan baik
 Bayi menunjukan kesulitan dalam transisi ke kehidupan ekstrauterin
 Usia neonates 1-7 hari
 Feses (mekonium) lambat keluar
4. Ketidakefektifan Pola Napas
Definisi :inspirasi dan / atau ekspirasi yang tidak member ventilasi
Batasan Karakteristik
 Perubahan kedalaman pernapasan
 Perubahan ekskursi dada
 Mengambil posisi tiga titik
 Bradipneu
 Peningkatan diameter anterior-posterior
 Pernapasan cuping hidung
 Ortopneu
 Fase ekspirasi memanjang
 Pernapasan bibir
 Takipneu
 Penggunaan otot aksesorius untuk bernapas
Faktor yang Berhubungan
 Ansietas
 Posisi tubuh
 Deformitas tulang
 Deformitas dinding dada
 Keletihan
 Hiperventilasi
 Sindrom hipoventilasi
 Gangguan musculoskeletal
 Kerusakan neurologis
 Imaturitas neurologis
 Disfungsi neuromuskular
 Obesitas
 Nyeri
 Keletihan otot pernapasan cedera medulla spinalis
5. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Definisi :asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolik
Batasan Karakteristik
 Kram abdomen
 Nyeri abdomen
 Menghindari makanan
 Berat badan 20% atau lebih dibawah berat badan ideal
 Kerapuran kapiler
 Diare
 Kehilangan rambut berlebih
 Bising usus hiperaktif
 Kurang makan
 Kurang informasi
 Kurang minta pada makanan
 Penurunan berat badan dengan asupan makanan adekuat
 Kesalahan konsepsi
 Kesalahan informasi
 Membran mukosa pucat
 Ketidakmampuan memakan makanan
 Tonus otot menurun
 Mengeluh gangguan sensari rasa
 Mengeluh asupan makanan kurang dari RDA (recommended daily
allowance)
 Cepat kenyang setelah makan
 Sariawan rongga mulut
 Steatorea
 Kelemahan otot pengunyah
 Kelemahan otot untu menelan
Faktor yang Berhubungan
 Faktor biologis
 Faktor ekonomi
 Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrient
 Ketidakmampuan untuk mencerna makan
 Ketidakmampuan menelan makanan
 Faktor psikologis
6. Diskontinuasi Pemberian ASI
Definisi :penghentian kontinuitas proses pemberian ASI akibat ketidakmampuan
atau kesalahan dalam mengubah posisi bayi pada payudara untuk menyusui
Batasan Karakteristik
 Kurang pengetahan cara pemberian ASI
 Kurang pengetahuan tentang cara penyimpanan ASI
 Bayi tidak mendapat nutrisi dari payudara untuk beberapa atau semua
pemberian makanan
 Keinginan ibu untuk pada akhirnya memberikan ASI guna memenuhi
kebutuhan nutrisi anak
 Keinginan ibu untuk mempertahankan pemberian ASI untu memenuhi
kebutuhan nutrisi anak
 Perpisahan ibu dan anak
Faktor yang Berhubungan
 Kontraindikasi terhadap menyusui (mis, agens farmaseutik tertentu)
 Penyakit bayi
 Prematuritas
 Ibu bekerja
 Penyakit ibu
 Kebutuhan untuk segera menyapih bayi
7. Disfungsi Motilitas Gastrointestinal
Definisi :peningkatan, penurunan, ketidakefektifan, atau kurang aktivitas
peristaltik di dalam sistem gastrointestinal
Batasan Karakteristik
 Kram abdomen
 Distensi abdomen
 Nyeri abdmen
 Tidak flaktus
 Akselerasi pengsongan lambung
 Residu lambung berwarna empedu
 Perubahan bising usus (mis, tidak ada, hipoaktif, hiperaktif)
 Diare
 Kesulitan mengeluarkan feses
 Feses kering
 Feses keras
 Peningkatan residu lambung
 Mual
 Regurgitas
 Muntah
Faktor yang Berhubungan
 Penurunan
 Ansietas
 Pemberian makanan enteral
 Intoleransi makanan (mis, gluten, laktosa,)
 Imobilitas
 Makan kontaminan (mis, makanan, air)
 Malnutrisi
 Mediaksil (mis, narkotika/opiate, laksatif, antibiotik, anestesi)
 Prematuritas
 Gaya hidup monoton
 Pembedahan
H. RENCANA KEPERAWATAN

N DIAGNOSA TUJUAN DAN


INTERVENSI RASIONAL
O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL
1 Resiko Setelah melakukan
Ketidakseimbangan asuhan keperawatan
Suhu Tubuh selama…x 24 jam di
Berhubungan harapkan pasien mampu
dengan kegagalan memenuhi keriteria hasil
mempertahankan sebagai berikut :
suhu tubuh,
NOC NIC
a. Termoregulasi Newborn Care
b. Termoregulasi :
Newborn

kriteria Hasil :
a. Suhu kulit normal a. Pengaturan suhu : a. Agar suhu tubuh
mencapai dan pasien tetap
atau dalam range
mempertahan-kan normal
suhu dalam range b. Untuk
normal mengetahui
b. Suhu badan 36.0- b. Pantau suhu bayi perubahan suhu
37.0 C baru sampai stabil c. Untuk
mengetahui
c. Pantau tekanan perubahan
c. TTV dalam batas darah, nadi, dan tekanan darah,
normal pernafasan nadi dan
dengan tepat pernafasan dan
melakukan
tindakan yang
sesuai
d. Untuk
mengetahui
setiap perubahan
yang terjadi pada
d. Pantau warna- warna dan suhu
d. Hidrasi adekuat warna dan suhu kulit
kulit e. Agar dapat
melakukan
e. Tidak hanya tindakan sesuai
menggigil dan tepat jika
terjadi tanda dan
gejala hipotermi
e. Pantau dan dan hipertermi
f. Gula darah DBN laporkan tanda f. Agar cairan dan
dan gejala nutrisi pasien
hipotermi dan terpenuhi
hipertemi g. Agar bayi dalam
g. Keseimbangan kondisi stabil
asam basa
h. Agar bayi tetap
merasa nyaman
dan aman
h. Bilirubin DBN f. Tingkatkan i. Agar bayi tetap
keadekuatan hangat sesuai
masukan cairan dengan
dan nutrisi kebutuhan bayi
g. Tempatkan bayi j. Agar kondisi
baru lahir pada bayi tetap stabil
ruangan isolasi dan mencegah
atau dibawah bayi menggigil
pemanas k. Agar bayi
h. Pertahankan nyaman pada saat
panas tubuh bayi mandi dan tetap
Gunakan matras menyesuaikan
panas bayi dengan suhu
i. Gunakan matras tubuh dengan
panas dan selimut tepat
hangat yang
disesuaikan
dengan
kebutuhan.
j. Berikan
pengobatan
dengan tepat
untuk mencegah
atau control
menggigil

k. Gunakan matras
sejuk dan mandi
dengan air hangat
untuk
menyesuaikan
dengan suhu
tubuh dengan
tepat

2 Ikterik Neonatus Setelah melakukan


berhubungan asuhan keperawatan
dengan bilirubin tak selama…x 24 jam di
terkonjugasi dalam harapkan pasien mampu
sirkulasi. memenuhi keriteria hasil
sebagai berikut :
NIC
NOC : Phothoterapy : Neonate
a. Breasfeeding
Inefektif
b. Breasfeeding
interrupted
c. Liver function,
risk of impaired
d. Blood glucose, risk
for
e. Unstable

Kriteria hasil
a. Menyusui secara a. Meninjau sejarah a. Agar mengetahui
mandiri ibu dan bayi sejarah ibu dan
untuk faktor bayi untuk
resiko untuk faktor resiko
hiperbilirubine- untuk
mia (misalnya, hiperbiliru-bin
ketidak cocokan
Rh atau ABO,
polisitemia,
sepsis,
prematuritas, mal
presentasi) b. Untuk
b. Amati tanda- mengetahui
b. Tetap tanda ikterus tanda-tanda
mempertahankan ikterus dan
laktasi melakukan
tindakan yang
sesuai
c. Agar bayi tetap
c. Tempat bayi di kondisi yang
c. Pertumbuhan dan isolette stabil dan aman
perkembangan d. Agar keluarga
bayi dalam batas mengerti dan
normal d. Intruksikan paham terhadap
d. Mengetahui keluarga pada prosedur
tanda-tanda prosedur fototerapi
penurunan suplai fototerapi dan e. Agar mengetahui
ASI peralatan adanya edema,
drainase, dan
warna atau tidak
e. Memantau mata dan melakukan
e. Ibu mampu untuk edema, tindakan yang
mengumpulkan drainase, dan sesuai da tepat
dan menyimpan warna f. Agar kondisi
ASI secara aman bayi nyaman
dan penglihatan
bayi tidak
terfokus pada
lampu yang
terlalu terang
g. Agar mengetahui
perubahan
f. Tempat fototerapi intensitas lampu
f. Penyapihan lampu di atas bayi sehari-hari
pemberian ASI pada ketinggian h. Agar mengetahui
diskontinuitas yang sesuai perubahan
progresif tanda-tanda
pemberian ASI dehidrasi dan
melakukan
tindakan yang
g. Periksa intensitas sesuai dan tepat
lampu sehari-hari i. Agar tidak
g. Kemampuan terjadinya bekas
penyedia tidur dan
perawatan untuk menyebab-kan
mencairkan, h. Memonitor tanda- luka pada kulit
menghangatkan, tanda vital per bayi
dan menyimpan protokol atau j. Agar mengetahui
ASI secara aman sesuai kebutuhan tanda-tanda
h. Menunjukkan dehidrasi dan
teknik dalam melakukan
memompa ASI tindakan dengan
tepat
k. Agar mengetahui
i. Ubah posisi bayi perubahan berat
setiap 4 jam atau badan bayi tiap
per protokol kali di timbang
l. Agar bayi
i. Berat badan bayi mendapatkan
= masa tubuh ASI yang
ekslusif dengan
j. Amati tanda- tepat dan nutrisi
tanda dehidrasi bayi terpenuhi
(misalnya, dengan tepat
depresi fontanel, m. Agar keluarga
turgor kulit dapat
j. Tidak ada respon mengkerut, memahami dan
alergi sistemik kehilangan BB) ikut
berpartisipa-si
k. Timbang setiap dalam terapi
hari cahaya untuk
bayi
n. Agar keluarga
mengetahui
k. Respirasi setatus: bagaimana
jalan napas, l. Mendorong 8 kali fototerapi yang
pertukaran gas, menyusui per hari sesuai
dan ventilasi
nafas bayi
adekuat
l. Tanda-tanda vital
bayi dalam batas
normal
m. Dorong keluarga
untuk
berpartisipasi
dalam terapi
cahaya

m. Penerimaan :
kondisi kesehatan

n. Intruksikan
keluarga pada
fototerapi di
rumah yang
sesuai

n. Dapat mengontrol
kadar glukosa
darah

o. Dapat
memanejemen
dan mencegah
penyakit semakin
parah

p. Tingkat
pemahaman
untuk dan
pencegahan
komplikasi

q. Dapat
meningkatkan
istirahat
r. Status nutrisi
adekuat

s. Kontrol resiko
proses infeksi

3 Ketidakseimbangan Setelah melakukan


Nutrisi Kurang dari asuhan keperawatan
Kebutuhan Tubuh selama…x 24 jam di
Berhubungan harapkan pasien mampu
dengan memenuhi keriteria hasil
ketidakmampuan sebagai berikut :
menerima nutrisi, NIC
imaturitas peristaltic NOC Nutrition Management
gastrointestinal a. Nutritional
Status : food and
fluid intake
b. Nutritional
status : nutrient
intake
c. Weight control
Kriteria Hasil a. Kaji adanya
a. Adanya alergi makanan a. Untuk
peningkatan berat menentukan
badan sesuai makanan yang
dengan tujuan b. Kolaborasi tepat yang akan
b. Berat badan ideal dengan ahli gizi diberikan kepada
sesuai dengan untuk pasien
tinggi badan menentukan b. Untuk membantu
jumlah kalori dan pasien
nutrisi yang mendapatkan
dibutuhkan kalori dan nutrisi
pasien. yang tepat
c. Anjurkan pasien c. Makanan yang
c. Mampu untuk mengandung
mengidentifikasi meningkatkan protein akan lebih
kebutuhan nutrisi protein dan cepat
vitamin C d. Agar passion
d. Tidak ada tanda- tidak mengalami
tanda malnutrisi konstipasi
e. Untuk
d. Yakinkan diet memberikan
yang dimakan makanan yang
e. Menunjukan mengandung tepat sesuai
peningkatan tinggi serat untuk dengan
fungsi mencegah kebutuhan pasien
pengecapan dari konstipasi f. Untuk
menelan e. Berikan makanan mengetahui
f. Tidak terjadi yang terpilih tingkat
penurunan berat (sudah pengetahuan
badan yang dikonsultasikan pasien mengenai
berarti dengan ahli gizi) kebutuhan nutrisi
f. Ajarkan pasien g. Menjaga agar
bagaimana jumlah nutrisi
membuat catatan dan kandungan
makanan harian kalori tetap
g. Monitor jumlah terjaga
nutrisi dan h. Untuk
kandungan kalori mengetahui
h. Berikan informasi tingkat
tentang pengetahuan
kebutuhan nutrisi pasien mengenai
i. Kaji kemampuan kebutuhan nutrisi
pasien untuk i. Untuk
mendapatkan mengetahui
nutrisi yang tingkat
dibutuhkan pengetahuan
pasien mengenai
kebutuhan nutrisi

4 Diskontinuitas Setelah melakukan


Pemberian ASI asuhan keperawatan
Berhubungan selama…x 24 jam di
dengan harapkan pasien mampu
prematuritas. memenuhi keriteria hasil
sebagai berikut :

NOC NIC
a. Breastfeeding Bottle Feeding
ineffective
b. Breathing pattern
ineffective
c. Breasfeeding
interrupted
Kriteria Hasil
a. Menyusui secara a. Posisikan bayi a. Posisi saat
mandiri semi-fowler bayi
b. Tetap b. Letakkan pentil diberikan dot
mempertahankan dot diatas lidah b. Agar bayi
laktasi bayi mulai
c. Pertumbuhan dan c. Monitor atau menyedot dot
perkembangan evaluasi reflek yang
bayi dalam batas menelan sebelum diberikan
normal memberikan susu c. Mengetahui
d. Tentukan sumber ada tidaknya
air yang reflex
d. Mengetahui digunakan untuk menelan pada
tanda- tanda mengencerkan bayi
penurunan suplai susu formula d. Agar air yang
ASI yang kental atau digunakan
dalam bentuk tidak
bubuk mengandung
e. Pantau berat zat-zat yang
badan bayi, jika berbahaya
e. Ibu mampu diperlukan e. Agar
mengumpulkan f. Instruksikan dan mengetahui
dan menyimpan demonstrasikan pertumbuhan
ASI secara aman kepada orang tua bayi
teknik f. Agar orang
membersihkan tua tidak
mulut bayi salah dalam
setelah bayi membersihka
diberikan susu n mulut bayi
setelah bayi
diberikan
susu
f. Penyampihan
pemberian ASI
diskontinuitas
progresif
pemberian ASI
g. Kemampuan
penyedia
perawatan untuk
mencairkan,
menghangatkan,
dan menyimpan
ASI secara aman

h. Menunjukan
teknik dalam
memompa ASI
i. Berat badan bayi
= masa tubuh
j. Tidak ada respon
alergi sistematik
k. Respirasi status :
jalan nafas,
pertukaran gas,
dan ventilasi
nafas bayi
adekuat
l. Tanda-tanda vital
bayi dalam batas
normal
5 Risiko infeksi Setelah melakukan
berhubungan asuhan keperawatan
dengan pertahanan selama…x 24 jam di
imunologis tidak harapkan pasien mampu
adekuat memenuhi keriteria hasil
sebagai berikut :
NOC NIC
a. Immune status Infection Control
b. Knowledge : (control infeksi)
c. Risk control
Kriteria Hasil
a. Klien bebas dari a. Bersihkan a. Menurunkan
tanda dan gejala lingkungan potensial
infeksi setelah dipakai terpejan pada
pasien lain penyakit
b. Mendeskripsikan b. Pertahankan infeksius
proses penularan teknik isolasi b. Untuk
penyakit, faktor menjaga
yang lingkungan
mempengaruhi tetap steril
penularan serta c. Untuk
penatalaksanaann pencegah
ya penularan
c. Menunjukkan c. Batasi infeksi
kemampuan pengunjung bila d. Untuk
untuk mencegah perlu mencegah
timbulnya infeksi penularan
d. Jumlah d. Instruksikan pada infeksi
leukositdalam pengunjung dan e. Mencegah
batas normal setelah penyebaran
berkunjung pathogen
meninggalkan melalui
pasien cairan
e. Gunakan sabun f. Mencegah
e. Menunjukan antimikrobia penyebaran
perilaku hidup untuk cuci tangan pathogen
sehat f. Cuci tangan melalui
setiap sebelum cairan
dan sesudah g. Untuk
tindakan menghindari
keperawatan dari tertular
g. Gunakan baju, infeksi/ virus
sarung tangan h. Agar alat
sebagai alat tetap steril
pelindung i. Mencegah
h. Pertahankan terjadinya
lingkungan risiko infeksi
aseptik selama j. Mencegah
pemasangan alat terjadinya
i. Ganti letak IV infeksi
perifer dan line saluran
central dan kemih akibat
dressing sesuai pemasangan
dengan petunjuk kateter
umum k. Malnutrisi
j. Gunakan kateter dapat
intermiten untuk mempengaru
menurunkan hi kesehatan
infeksi kandung umum dapat
kencing menurunkan
k. Tingkatkan intake tahanan
nutrisi terhadap
l. Berikan terapi infeksi
antibiotik bila l. Menghambat
perlu Infection pertumbuhan
Protection bakteri
(proteksi terhadap pathogen
infeksi) m. Mencegah
m. Monitor tanda terjadinya
dan gejala infeksi komplikasi
sistemik dan lokal lebih berat
n. Monitor hitung yang
granulosit, WBC diakibatkan
o. Monitor infeksi
kerentanan bakteri
terhadap infeksi pathogen
p. Pertahankan n. Mengetahui
teknik aseptis tingkat
pada pasien yang virulensi
berisiko suatu infeksi
dan
bagaimana
sistem imun
tubuh dalam
mempertahan
kan
kekebalannya
o. Mengetahui
sejauh mana
tubuh dapat
mempertahan
kan
kekebalannya
dan
mencegah
terjadinya
komplikasi
lebih berat
p. Mencegah
terjadinya
infeksi silang
6 Ketidakefektifan Setelah melakukan
pola nafas asuhan keperawatan
berhubungan selama…x 24 jam di
dengan imaturitas harapkan pasien mampu
otot- otot pernafasan memenuhi keriteria hasil
dan penurunan sebagai berikut :
ekspansi paru NOC NIC
a. Respiratory Oxygen Therapy
status:
Ventilation
b. Respiratory
status: Airway
patency
c. Vital sign status
Kriteria Hasil
a. Mendemonstrasik a. Bersihkan mulut, a. Membantu
an batuk efektif hidung, dan bersihan
dan suara nafas sekret trakea jalan nafas
yang bersih, tidak pasien
ada sianosis dari
dypsneu (mampu
mengeluarkan
sputum, mampu
bernafas dengan
mudah, tidak ada b. Menjaga
pursed lips) b. Pertahankan jalan frekuensi
b. Menunjukan jalan nafas yang paten nafas pasien
nafas yang paten
(klien tidak
merasa tercekik,
irama nafas,
frekuensi
pernafasan dalam
rentang normal, c. Memastikan
tidak ada suara c. Atur peralatan ketepatan
nafas abnormal) oksigenasi pemberian
c. Tanda-tanda vital d. Monitor aliran oksigen pada
dalam rentang oksigen pasien
normal (tekanan e. Pertahankan d. Menjaga
darah, nadi, posisi pasien kepatenan
pernafasan) f. Observasi adanya jalan nafas
tanda-tanda pasien
hipoventilasi e. Menjaga
g. Monitor adanya jalan nafas
kecemasan pasien pasien
terhadap f. Mengetahui
oksigenasi adanya
tanda-tanda
hipoventilasi
g. Agar
mengetahui
kecemasan
terhadap
pasien
terhadap
oksigenasi

7 Disfungsi Motilitas Setelah melakukan


Gastrointestinal asuhan keperawatan
Berhubungan selama…x 24 jam di
dengan prematuritas harapkan pasien mampu
ketidakadekuatan/ memenuhi keriteria hasil
Imatur aktivitas sebagai berikut :
peristaltic di dalam NOC NIC
sistem a. Gastrointestinal Tube Care
gastrointestinal Function Gastrointestinal
b. Bowel continence
Kriteria Hasil
a. Tidak ada distensi a. Monitor TTV a. Mengetahui
abdomen perubahan
b. Tidak ada kram b. Monitor status TTV
abdomen cairan dan b. Mengetahui
elektrolit monitor setiap
bising usus perubahan
c. Monitor irama yang terjadi
c. Tidak ada nyeri jantung pada status
abdomen d. Catat intake dan cairan dan
d. Peristaltik usus output secara elektrolit,
dalam batas akurat bising usus
normal 15- e. Kaji tanda-tanda c. Mengetahui
30x/mnt gangguan setiap
e. Frekuensi, warna, keseimbangan perubahan
konsistensi, cairan dan yang terjadi
banyaknya feses elektrolit pada irama
dalam batas (membran jantung
normal mukosa kering, d. Agar tidak
sianosis, keliru pada
jaundice) pemeriksaan
f. Kolaborasi dan
f. Tidak ada darah dengan ahli gizi pencatatan
di feses jumlah kalori dan selanjutnya
jumlah zat gizi e. Mengetahui
yang dibutuhkan adanya
g. Pasang NGT jika tanda-tanda
g. Tidak ada diare diperlukan gangguan
h. Monitor diare keseimbanga
n cairan dan
elektrolit
f. Untuk
membantu
h. Tidak ada mual pasien
dan muntah mendapatkan
i. Nafsu makan kalori dan
meningkat nutrisi secara
tepat
g. Untuk
membantu
pasien agar
nutrisinya
tetap
terpenuhi
melalui NGT
h. Mengetahui
ada atau
tidaknya
diare

I. IMPLEMENTASI
Dilakukan berdasarkan intervensi.
J. EVALUASI
a. Evaluasi Formatif : evaluasi segera terhadap klien terhadap respon langsung
pada intervensi keperawatan.
b. Evaluasi Sumatif : evaluasi rekapitulasi mengenai status kesehatan klien
terhadap waktu.
Poer.(2012)
K. REFERENSI

Betz, L C dan Sowden, L A. 2002. Keperawatan Pediatri Edisi 3. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai