Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

BUDIDAYA TANAMAN TAHUNAN


ACARA II
TANGGAPAN BIBIT KAKAO TERHADAP BERBAGAI MACAM PUPUK ORGANIK
SEBAGAI MEDIA TANAM

Disusun oleh:
Audia Maharani 14/367186/PN/13815
Rhea Henti Norchita 14/367479/PN/13847
Zulisara Widarti 14/367506/PN/13858
Aji Syahruroji 14 /368040/PN/13866
Muhammad Mikail A 14/369409/PN/13909

Gol/ Kelompok : A3/ 5


Asisten : 1. Chailendriani
2. Rahma Galuh Barliana
3. Indah Rahmawati

LABORATORIUM MANAJEMEN PRODUKSI TANAMAN


DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2017
PEMBAHASAN
Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan
sisa-sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair. Fungsi
pupuk organik adalah memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah; menyediakan unsur hara
makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium,magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga,
kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit; dan meningkatkan kapasitas
tukar kation tanah dan membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman
seperti aluminium, besi, dan mangan. Pupuk organik yang digunakan pada praktikum acara ini
adalah pupuk sapi, pupuk kambing, pupuk kascing, pupuk ayam, dan kompos.
Menurut Pranata (2010), pupuk organik memiliki beberapa fungsi,yaitu
1. Memperbaiki sifat kimia tanah
Pupuk organik mampu mencegah hilangnya unsur hara akibat penguapan. Bahan organik dari
pupuk tersebut mengikat unsur hara sehingga tidak mudah tercuci dan dapat tersedia bagi
tanaman.Pupuk organik juga dapat memperbaiki keasaman tanah. Aplikasi pupuk organik dapat
meningkatkan pH tanah.
2. Memperbaiki sifat fisika tanah
Adanya pupuk organik membuat tanah yang semulanya padat menjadi gembur serta pupuk
tersebut memperbaiki struktur tanah sehingga pada tanah terdapat ruang untuk air dan udara
3. Meningkatkan Daya Serap Tanah Terhadap Air
Pada musim kemarau,tanah yang dipupuk dengan pupuk organik bisa menyediakan air yang
banyak untuk tanaman. Hal tersebut disebabkan karena tanah gembur karena pupuk organik. Pada
musim hujan,tanah yang dipupuk dengan pupuk organik bisa menahan air sehingga erosi dan banjir
dapat dikurangi.
4. Meningkatkan Efektivitas Mikroorganisme Tanah
Pupuk organik dapat merangsang pertumbuhan mikroorganisme dalam tanah. Mikroorganisme
ini membantu mengikat unsur hara an menggemburkan tanah. Selain itu, mikroorganisme dapat
berperan dalam daur unsur hara.

5. Sumber Makanan Bagi Tanaman dan Meningkatkat Kualitas Produksi Tanaman


Kandungan hara pupuk organik seimbang dan mengandung zat pengatur tumbuh dan
mikroorganisme yang menguntungkan tanaman.
Praktikum ini mengamati tanggapan berbagai jenis klon tanaman kakao terhadap berbagai
jenis pupuk. Klon yang digunakan adalah hibrida, KKM 22, dan RCC 71. Pupuk yang digunakan
adalah kontrol (M0), sapi (M1), kambing (M2), ayam (M3), kompos (M4), dan bekas cacing (M5).
Variabel yang digunakan adalah tinggi tanaman, jumlah daun, luas daun, berat segar akar dan tajuk
tanaman, serta berat kering akar dan tajuk tanaman. Pengamatan dilakukan selama empat minggu.
Kompos mempunyai kandungan yang sudah lengkap baik unsur hara makro (N, P, k, Ca,
Mg, S) dan hara mikro (Fe, Cu, Mn, Mo, Zn, Cl, B). Akan tetapi, memang bila dibandingkan
dengan pupuk kimia buatan, kandungan haranya lebih rendah, sehingga dalam pengaplikasiannya
dibutuhkan pupuk kompos dalam jumlah yang banyak. Di sisi lain, kompos dapat menjadikan tanah
semakin ramah lingkungan dan subur juga terdapat adanya kandungan senyawa organiknya yaitu
asam humat dan asam fulfat yang berfungsi sebagai pemacu pertumbuhan. Kompos biasanya
dikatakan multivitamin bagi tanah.Hal ini dikarenakan kompos dapat menyuburkan tanah, sehingga
merangsang pertumbuhan perakaran dan meningkatkan aktivitas mikroba dalam tanah yang
berfungsi untuk membantu tanaman dalam menyerap unsur hara dari tanah dan membentuk senyawa
yang dapat merangsang pertumbuhan tanaman.
Klon – klon unggul kakao merupakan hasil pemuliaan yang dilakukan secara periodik dan
berkesinambungan dari suatu material genetik. Kriteria seleksi bahan tanam pada program
pemuliaan adalah daya hasil tinggi. Sampai saat ini eksplorasi klon-klon unggul spesifik lokal
belum banyak dikaji untuk digunakan bagi perbaikan dan peningkatan klon kakao yang tahan OPT.
Klon-klon yang didapat akan dikembangkan dan diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan
ketahanan tanaman akibat serangan OPT sehingga produksi dapat ditingkatkan baik kualitas maupun
kuantitas. Klon kakao RCC 71 merupakan klon kakao unggul. Klon tersebut dapat digunakan
sebagai sumber entres untuk sambung pucuk dan sambung samping. Klon tersebut merupakan klon
kakao lindak yang dapat dianjurkan untuk program klonalisasi. Klon tersebut dapat digunakan untuk
rehabilitasi tanaman kakao seluas 94 ha melalui teknik sambung samping (Winarsih dan
Prawoto cit. Limbongan, 2010). Klon kakao RCC 71 merupakan klon kakao yang unggul sehingga
memiliki daya kecambah yang baik. Kakao RCC 71 dan KKM 22 termasuk jenis yang sangat rentan
terhadap P. palmivora. Akan tetapi KKM 22 lebih rentan daripada RCC 71 (Rubiyo dkk., 2010).
Kakao klon RCC 71 memiliki produktivitas tinggi mencapai 1.891 kg/ha/tahun.
DAFTAR PUSTAKA
Limbongan, J. 2010. Kesiapan penerapan teknologi sambung samping untuk mendukung program
rehabilitasi tanaman kakao. Jurnal Litbang Pertanian 30: 156-163.
Rubiyo, A. Purwantara dan Sudarsono. 2010. Ketahanan 35 klon kakao terhadap
infeksi Phytophthora palmivora Butl berdasarkan uji detached pod. Jurnal litri 16: 172-178.

Anda mungkin juga menyukai