Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minyak bumi merupakan sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Permintaan
terhadap minyak bumi semakin besar sejalan dengan kebutuhan manusia yang
semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak bumi
memproduksi 329.249 barrel per hari pada tahun 2011 [Migas, 2012]. Semakin
besar produksi minyak bumi, semakin berpotensi untuk mencemari lingkungan
bila minyak bumi tumpah atau terbuang ke lingkungan. Minyak bumi tersebut
akan menjadi limbah yang dapat menjadi pencemar yang berbahaya dan beracun
dan akan berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan maupun manusia.
Limbah minyak bumi dapat berasal dari tumpahan, ceceran ataupun
buangan dari minyak bumi maupun produk-produk yang dihasilkan, minyak bekas
pakai, dan minyak yang terkandung dalam limbah dari suatu kegiatan industri.
Limbah tersebut akan menimbulkan masalah apabila memiliki kandungan TPH
lebih besar dari 1% dan total PAH lebih besar dari 10 ppm. Bila limbah minyak
bumi dibiarkan akan mengganggu dan merusak ekosistem lingkungan, bila
dibakar akan menimbulkan pencemaran udara dan bila didaur ulang memerlukan
teknologi dan biaya yang tinggi. Oleh karena itu limbah minyak bumi bila
terbuang ke lingkungan perlu ditanggulangi semaksimal mungkin [MenLH,
2003].
Upaya-upaya penanggulangan pencemaran secara konvensional yang
berdasarkan kepada proses mekanik, fisik, dan kimia, selama ini sering kurang
memuaskan dan tidak memadai lagi [Udiharto, 1992]. Penanganan limbah minyak
bumi secara fisika dan kimia tidak tuntas karena masih meninggalkan residu.
Untuk itu salah satu alternatif yang dikembangkan saat ini adalah proses
bioremediasi. Selain biaya yang lebih murah, output yang dihasilkan tidak bersifat
toksik dan ramah lingkungan karena proses bioremediasi menggunakan
kemampuan mikroba untuk mendegradasi hidrokarbon yang terdapat dalam
limbah minyak bumi [Cookson, 1995].
Salah satu proses bioremediasi adalah metode kompos (composting).
Composting merupakan upaya pengomposan yang memanfaatkan aktifitas
mikroorganisme endogen (bakteri atau jamur) untuk mendegradasi limbah minyak
bumi. Dalam proses composting,tanah tercemar minyak bumi dicampur zat zat
organik sebagai bulking agent seperti kulit kayu, tandan kosong sawit, serbuk
gergaji dan sekam padi dalam suatu windrow. Faktor lingkungan yang harus
dikendalikan pada proses ini antara lain pH, kelembaban, temperatur rasio C:N:P
dan oksigen [Eweis dkk,1998].
Dalam penelitian ini akan dilakukan proses bioremediasi menggunakan
metode composting dengan serbuk gergaji sebagai bulking agent untuk melihat
pengaruh nutrisi (C:N:P) pada proses bioremediasi tanah tercemar limbah minyak
bumi.

1.2 Perumusan Masalah


Limbah minyak bumi yang mengandung hidrokarbon dan beberapa unsur
lain seperti sulfur, nitrogen, oksigen dan logam-logam termasuk logam berat
diketahui bersifat racun terhadap makhluk hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan
penanganan terhadap limbah minyak bumi tersebut. Penanganan limbah minyak
bumi dapat dilakukan dengan proses bioremediasi. Teknik bioremediasi yang
dipilih adalah metode composting menggunakan serbuk gergaji sebagai bulking
agent. Parameter yang sangat menetukan keberhasilan proses pengomposan
adalah rasio C:N:P dan pH. Kedua parameter tersebut penting diteliti pengaruhnya
terhadap kinerja proses kompos agar diperoleh penyisihan kadar minyak yang
maksimal.
Budiharjo [2007] melakukan proses bioremediasi dengan metode
composting menggunakan serbuk gergaji sebagai bulking agent dan rasio nutrisi
(C:N:P) 100:10:1 memperoleh efisiensi penyisihan TPH sebesar 79,43%. Pada
penelitian ini rasio nutrisi divariasikan yaitu 100:10:10, 100:10:5 dan 100:5:1
untuk melihat pengaruh nutrisi pada proses bioremediasi limbah minyak bumi.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini antara lain :
1. Untuk mempelajari pengaruh rasio nutrisi (C:N:P) terhadap proses
bioremediasi tanah tercemar limbah minyak bumi
2. Untuk menyisihkan kadar TPH limbah minyak bumi dengan
menggunakan metode kompos dan serbuk gergaji sebagai bulking agent.

1.2 Manfaat penelitian


1. IPTEK
Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan solusi dan
pengetahuan dalam penanganan tanah tercemar limbah minyak bumi.
2. Jurusan Teknik Kimia
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi bagi mahasiswa
teknik kimia dan juga alternatif untuk mengolah limbah minyak bumi.
3. Masyarakat
Dengan adanya penelitian ini diharapkan kadar TPH limbah minyak
bumi menjadi lebih sedikit sehingga tidak menimbulkan pencemaran
lingkungan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai