Minyak bumi merupakan sumber energi utama untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pada saat ini maupun pada masa yang akan datang. Permintaan terhadap minyak bumi semakin besar sejalan dengan kebutuhan manusia yang semakin meningkat. Indonesia sebagai salah satu negara penghasil minyak bumi memproduksi 329.249 barrel per hari pada tahun 2011 [Migas, 2012]. Semakin besar produksi minyak bumi, semakin berpotensi untuk mencemari lingkungan bila minyak bumi tumpah atau terbuang ke lingkungan. Minyak bumi tersebut akan menjadi limbah yang dapat menjadi pencemar yang berbahaya dan beracun dan akan berpengaruh terhadap kehidupan tanaman, hewan maupun manusia. Limbah minyak bumi dapat berasal dari tumpahan, ceceran ataupun buangan dari minyak bumi maupun produk-produk yang dihasilkan, minyak bekas pakai, dan minyak yang terkandung dalam limbah dari suatu kegiatan industri. Limbah tersebut akan menimbulkan masalah apabila memiliki kandungan TPH lebih besar dari 1% dan total PAH lebih besar dari 10 ppm. Bila limbah minyak bumi dibiarkan akan mengganggu dan merusak ekosistem lingkungan, bila dibakar akan menimbulkan pencemaran udara dan bila didaur ulang memerlukan teknologi dan biaya yang tinggi. Oleh karena itu limbah minyak bumi bila terbuang ke lingkungan perlu ditanggulangi semaksimal mungkin [MenLH, 2003]. Upaya-upaya penanggulangan pencemaran secara konvensional yang berdasarkan kepada proses mekanik, fisik, dan kimia, selama ini sering kurang memuaskan dan tidak memadai lagi [Udiharto, 1992]. Penanganan limbah minyak bumi secara fisika dan kimia tidak tuntas karena masih meninggalkan residu. Untuk itu salah satu alternatif yang dikembangkan saat ini adalah proses bioremediasi. Selain biaya yang lebih murah, output yang dihasilkan tidak bersifat toksik dan ramah lingkungan karena proses bioremediasi menggunakan kemampuan mikroba untuk mendegradasi hidrokarbon yang terdapat dalam limbah minyak bumi [Cookson, 1995]. Salah satu proses bioremediasi adalah metode kompos (composting). Composting merupakan upaya pengomposan yang memanfaatkan aktifitas mikroorganisme endogen (bakteri atau jamur) untuk mendegradasi limbah minyak bumi. Dalam proses composting,tanah tercemar minyak bumi dicampur zat zat organik sebagai bulking agent seperti kulit kayu, tandan kosong sawit, serbuk gergaji dan sekam padi dalam suatu windrow. Faktor lingkungan yang harus dikendalikan pada proses ini antara lain pH, kelembaban, temperatur rasio C:N:P dan oksigen [Eweis dkk,1998]. Dalam penelitian ini akan dilakukan proses bioremediasi menggunakan metode composting dengan serbuk gergaji sebagai bulking agent untuk melihat pengaruh nutrisi (C:N:P) pada proses bioremediasi tanah tercemar limbah minyak bumi.
1.2 Perumusan Masalah
Limbah minyak bumi yang mengandung hidrokarbon dan beberapa unsur lain seperti sulfur, nitrogen, oksigen dan logam-logam termasuk logam berat diketahui bersifat racun terhadap makhluk hidup. Oleh karena itu perlu dilakukan penanganan terhadap limbah minyak bumi tersebut. Penanganan limbah minyak bumi dapat dilakukan dengan proses bioremediasi. Teknik bioremediasi yang dipilih adalah metode composting menggunakan serbuk gergaji sebagai bulking agent. Parameter yang sangat menetukan keberhasilan proses pengomposan adalah rasio C:N:P dan pH. Kedua parameter tersebut penting diteliti pengaruhnya terhadap kinerja proses kompos agar diperoleh penyisihan kadar minyak yang maksimal. Budiharjo [2007] melakukan proses bioremediasi dengan metode composting menggunakan serbuk gergaji sebagai bulking agent dan rasio nutrisi (C:N:P) 100:10:1 memperoleh efisiensi penyisihan TPH sebesar 79,43%. Pada penelitian ini rasio nutrisi divariasikan yaitu 100:10:10, 100:10:5 dan 100:5:1 untuk melihat pengaruh nutrisi pada proses bioremediasi limbah minyak bumi. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain : 1. Untuk mempelajari pengaruh rasio nutrisi (C:N:P) terhadap proses bioremediasi tanah tercemar limbah minyak bumi 2. Untuk menyisihkan kadar TPH limbah minyak bumi dengan menggunakan metode kompos dan serbuk gergaji sebagai bulking agent.
1.2 Manfaat penelitian
1. IPTEK Penelitian ini dapat bermanfaat untuk memberikan solusi dan pengetahuan dalam penanganan tanah tercemar limbah minyak bumi. 2. Jurusan Teknik Kimia Penelitian ini bermanfaat untuk menambah referensi bagi mahasiswa teknik kimia dan juga alternatif untuk mengolah limbah minyak bumi. 3. Masyarakat Dengan adanya penelitian ini diharapkan kadar TPH limbah minyak bumi menjadi lebih sedikit sehingga tidak menimbulkan pencemaran lingkungan yang dapat membahayakan kesehatan masyarakat.