Anda di halaman 1dari 16

CLINICAL SCIENCE STUDY

Perbandingan Kegunaan Klinis dan Keamanan Pemakaian


Adapalene Gel dan Tretinoin Gel Sebagai Terapi Acne vulgaris:
Pusat Penelitian Eropa dan Amerika Serikat

Disusun oleh:
Vickrie Yosafat T 1115011
Sylvania Purnamawati 1115222
Paulina K H 1115238
Ariel Jesse J J 1115152
Erfina S 1015127

Pembimbing:
dr. Dian Puspitasari, Sp.KK

SMF BAGIAN ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
RUMAH SAKIT IMMANUEL
BANDUNG
2016
Perbandingan Kegunaan Klinis dan Keamanan Pemakaian
Adapalene Gel dan Tretinoin Gel Sebagai Terapi Acne vulgaris:
Pusat Penelitian Eropa dan Amerika Serikat

W. J.Cunliffe, MD, R. Caputo, MD, B. Dreno, MD, L. Forstrom, MD, M. Heenen, MD, C. E.
Orfanos, MD, Y. Privat, MD, A. Robledo Aguilar, MD, J. Meynadier, Mohsen Alizerai, MD, S.
Jablonska, MD, A. Shalita, MD, J. S. Weiss, MD, D. K. Chalker, MD, C. N. Ellis, MD, A.
Greenspan, MD, H. I. Katz, MD, I. Kantor, MD, L. E. Millikan, MD, J. M. Swinehart, MD, L.
Swinyer, MD, C. Whitmore, MD, J. Czernielewski, MD, and M.V Verschoore, MD, Leeds,
United Kingdom; Milano, Italy; Nantes, Aixen Provence, Montpellier, and Levallois-Perret,
France; Helsinki, Finland; Brussels, Belgium; Berlin, Germany; Madrid, Spain; Warsaw, Poland;
Brooklyn, Port Chester and Great Neck, New York; Atlanta and Augusta, Georgia; Ann Arbor,
Michigan; Maywood, New Jersey; Fridley, Minnesota; New Orleans, Louisiana; Denver,
Colorado; Salt Like City; Utah; and Lynchburg, Virginia.

Latar belakang: Adapalene adalah obat baru dengan cara kerja menyerupai tretionin dengan
mekanisme kerja yang berbeda.
Tujuan: Mengevaluasi efek dari dua dosis adapalene dengan konsentrasi yang berbeda, serta
membandingkan gel adapalene 0.1% dengan gel tretinoin 0.025% sebagai terapi pada pasien
jerawat di dua pusat penelitian.
Metode:
Hasil: Gel adapalene 0,1% terbukti lebih efektif sebagai terapi lesi jerawat dibandingkan gel
adapalene 0,03%. Dalam penelitian lainnya, gel adapalene 0.1% terbukti lebih efektif dibanding
gel adapalene 0.025% atau tretinoin, dan dalam penenlitian yang lain disebutkan memilii efek
yang sama. Gel adapalane selalu dapat ditoleransi lebih baik dibanding gel tretinoin.
Simpulan: gel adapalene 0.1% aman dan efektif sebagai terapi acne vulgaris.

Adapalene memilki mekanisme biologikal yang sama dengan tretinoin, namun berbeda
dalam reaksi kimianya. Karakteristik utamanya meningkatkan reaksi, stabilitas, dan lebih
lipofilik.
Sebagai tambahan, afinitas nuclear dan sitosolik dari reseptor asam retinoat berbeda dari
yang dimiliki tretinoin atau isotretinoin. Treitnioin berikatan dengan asam retioat binding protein
dengan daya afinitas tinggi, sedangkan adapalene tidak berikatan sama sekali. Tretinoin memiliki
afinitas yang tinggi terhadap seluruh reseptor nuklear asam retinoat (RARs α, β, dan
γ),sementara adapalene hanya selektif pada RAR-β dan RAR-γ.
Pada penelitian farmakologi terhadap 25 subjek yang diterapi dengan gel adapalene 0.1%
atau krim tretinoin 0.1% selama 4 hari tidak menyebabkan efek samping. Hanya pada pemberian
asam retinoat menyebabkan tanda kemerahan, spongiosis dan hyperplasia. Bagaimanapun, baik
adapalene dan tretinoin menyebabkan peningkatan signifikan dari asam retinoat sitosolik binding
protein-II mRNA. Pada penelitian terdahulu telah terbukti efek lotion adapalene sebagai terapi
jerawat.
Pada penelitian farmaologi menunjukkan perbandingan kegunaan dan keamanan dari gel
tretinoin dan gel adapalene pada pasien yang berjerawat menunjukkan tingkat keamanan yang
tinggi dan efek yang hampir sama antara adapalene dan tretinoin.
Tiga penelitian dilakukan untuk memilih konsentrasi adapalene yang paling efektif
sebagai terapi jerawat dan untuk membandingkan kegunaan dan keamanan gel adapalane dalam
onsentrasi tertentu dengan gel tretinoin

Penelitian I
Subjek dan metode
Studi terkontrol ini terbagi dalam dua kelompok paralel. Berdasarkan pola randomisasi
predeterminan menggunakan metode Latin, dengan tiga terapi: gel adapalene 0.03%, gel
adapalene 0.1%, atau gel tretinoin 0.025%. Pada penelitian ini, pilihan terapi pada subjek tidak
diberikan dilangsung oleh peneliti melainkan seorang asisten.
Terapi dioleskan ke jerawat pada kulit wajah yang sudah dibersihkan satu jam sebelum
tidur setiap hari selama 12 minggu. Jika memungkinkan, terapi dapat dioleskan ke jerawat pada
tempat lain seperti bahu, dada, atau punggung.
Subjek penelitian ini adalah pria dan wanita berusia 12 – 30 tahun dan termasuk
kelompok jerawat ringan-sedang (skala Burke and Cunliffe), dengan minimal 20 komedo dan 10
lesi lesi inflamasi di wajah. Subjek dengan kelompok jerawat yang berat tidak dapat ikut
penelitian ini. Subjek yang sudah diterapi dengan retinoid sistemik selama 6 bulan atau dengan
antibitoik sistemik (kecuali penisilin), anti-inflamasi sistemik atau topical selama 4 minggu, juga
tidak dapat mengikuti penelitian ini.
Penelitian ini dilakukan selama 4 bulan dengan berdasarkan pedoman Helsinki Statement
dan disetujui oleh komite etik Ethical Committee of the Montpellier-Nimes C.H.U. Seluruh
subjek menandatangani surat persetujuaan tindakan medis setelah dijelaskan secara rinci
pedoman penelitian ini.

Terapi
Produk yang dievaluasi adalah gel adapalene 0.1% atau 0.03% dan gel tretinoin 0.025%.
Semua terapi dimasukkan dalam wadah 90 gram yang identik. Subjek diminta tetap
menggunakan produk kebersihan mereka seperti biasa (kecuali produk yang mengandung
astringen dan alkohol).

Evaluasi Kegunaan
Dalam setiap peninjauan ( minggu 1, 2, 3, 8, dan 12) lesi non-inflamasi dan inflamasi
(komedo terbuka dan tertutup, papula, pustule, nodul, dan kista) dihitung pada dahi, pipi kanan
dan kiri, dan dagu. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah perubahan jumlah lesi jerawat.
Penilaian pada subjek juga dinilai dengan menggunakan metode Burke and Cunliffe dengan
skala 0-10. Setiap subjek diberi gambar penilaian derajat jerawat.

Evaluasi Keamanan
Toleransi lapisan subkutan wajah seperti eritema, kulit kering, pengelupasan, sensasi
terbakar, dan pruritus dievaluasi sebelum aplikasi pertama dan pada minggu ke 1, 2, 4, 8, dan 12.
Subjek diminta memperhatikan jika timbul pruritus dan sensasi terbakar yang terbagi dua: reaksi
kronik persisten yaitu selama pemakaian dan reaksi sementara yaitu sesaat setelah pemakaian.
Evaluasi memakai skala 0 (tidak ada reaksi), 1(reaksi ringan), 2(reaksi sedang), dan 3(reaksi
berat). Eritema berat atau iritasi yang muncul mungkin disebabkan oleh dermatitis kontak akibat
penggunaan pilihan terapi dalam penelitian ini, yang dikonfirmasi dengan uji temple.
Penilitian II: Adapalene 0,1% dibandingkan tretinoin oleh Penelitian di Amerika
Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kegunaan dan keamanan dari gel
adapalene 0,1% dan gel tretinoin 0,025% sebagai terapi acne vulgaris. Penelitian ini dilakukan
oleh: A. Shalita (Brooklyn, NY), J.S. Weiss (Atlanta, GA), D.K. Chalker (Augusta, GA), C.N.
Ellis (Ann Arbor, MI), A. Greenspan (Maywood, NJ), H.I. Katz (Fridley, MN), I. Kantor (Great
Neck, NY), L.E. Millikan (New Orleans, L.A.), T. Swinehart (Denver CO), L. Swinyer (Salt
Lake City, UT), and C. Whitmore (Lynchburg, VA).
Kriteria eksklusi sama dengan Penelitian I. 323 subyek yang berusia 12 sampai 30 tahun.
Metode evaluasi kegunaan dan keamanannya sama dengan Penelitian I. Evaluasi laboratorium
untuk pemeriksaan kimiawi, hematologi, dan urinalisis dilakukan oleh pusat penelitian sebelum
dan setelah 3 bulan terapi.

Gambar 1 Penurunan jumlah lesi selama 12 minggu terapi dengan gel adapalene 0,03%
(diamonds), gel adapalene 0,1% (squares), dan gel tretinoin 0,025% (triangles).

Penelitian III: Adapalene 0,1% dibanding tretinoin oleh Penelitian di Eropa


Metode penelitian sama dengan metode pada penelitian I. Penelitian ini berdasarkan
Declaration of Helsinki, dan subyek sudah menandatangani surat persetujuan tindakan medis
setelah prosedur dijelaskan secara lengkap. Penelitian dilakukan oleh klinisi dan laboratorium
terlatih.
Penelitian ini dilakukan oleh: W.J. Cunliffe (Great Britain), C.E. Orfanos and H. Gollnick
(Germany), R. Caputo dan C. Rigoni (Italy), L. Forstrom (Finland), N. Heenen dan D. Parent
(Belgium), Y. Privat, P. Berbis, dan C. Dufo (France), B. Dreno (France), A. Robledo Aguilar
dan E. Lopez Bran (Spain).
Gambar 2 Persentase rerata penurunan penghitungan jumlah lesi selama 12 minggu masa terapi.

Terapi
Penelitian II dan Penelitian III
Pada kedua penelitian metode terapi yang digunakan sama. Produk yang dievaluasi
adalah gel adapalene 0,1% dan gel tretinoin 0,025%. Kedua terapi dimasukkan ke dalam wadah
45 gram yang identik. Cara penggunaan kedua terapi sama. Terapi diberikan oleh asisten, bukan
oleh peneliti langsung.

Evaluasi Kegunaan
Penelitian II dan Penelitian III
Pada kedua penelitian metode yang digunakan sama dengan penelitian I. Subyek
dievaluasi 5 kali selama periode penelitian, pada awal dan minggu 2, 4, 8, dan 12. Pada setiap
peninjauan, dihitung lesi non inflamasi dan inflamasi (komedo terbuka dan tertutup, papula,
pustule, nodul) pada dahi, pipi kanan dan kiri, dan dagu. Penilaian pada subjek juga dinilai
dengan menggunakan metode Burke and Cunliffe dengan skala 0-10.

Evaluasi Keamananan
Penelitian II dan Penelitian III
Pada kedua penelitian metode yang digunakan sama dengan penelitian I. Subyek
dievaluasi selama periode penelitian, pada awal dan minggu 2, 4, 8, dan 12. Evaluasi keamanan
kulit wajah dilihat munculnya eritema, kulit kering, pengelupasan, sensasi terbakar, dan pruritus.
Subjek diminta memperhatikan jika timbul pruritus dan sensasi terbakar yang terbagi dua: reaksi
kronik persisten yaitu selama pemakaian dan reaksi sementara yaitu sesaat setelah pemakaian.
Evaluasi memakai skala 0 (tidak ada reaksi), 1(reaksi ringan), 2(reaksi sedang), dan 3(reaksi
berat). Kadar plasma adapalene dinilai pada tinjauan akhir dari 32 subyek yang diterapi pada
area kulit yang luas.

Gambar 3 Persentase rerata penurunan lesi non inflamasi yang dihitung selama 12 minggu
periode terapi.

Gambar 4 Persentase rerata penurunan lesi inflamasi yang dihitung selama 12 minggu periode
terapi

Tabel 1 Perubahan lesi jerawat (jumlah rata-rata dan persentase penurunan) dari terapi tretinoin
dan gel adapalene
Hasil: Penelitian I, II III
1. Penelitian I: Hasil penelitian pemakaian rentang dosis
Dari total jumlah 89 subyek laki-laki dan perempuan yang ditelitit pada penelitian I; 45 di
Montpellier dan 44 di Warsaw. Sejumlah 29 subjek menggunakan gel adapalene 0,03%, 30
subjek menggunakan gel adapalene 0,1%, dan 30 subyek menggunakan tretinoin 0,025%.
Selama penelitian, didapatkan 8 subyek dropout: 3 karena ketidakefetifan setelah 8 minggu
terapi, 5 subyek tidak bereaksi dengan terapi.
Penurunan jumlah lesi jerawat yang diamati selama penelitian dibagi ke dalam 3
kelompok (gambar 1.)Kegunaan rentang dosis diamati dalam 2 konsentrasi adapalene: 0,03%
kurang efektif pada lesi inflamasi (p<0,01 pada minggu 12), total jumlah lesi jerawat (p<0,01
pada minggu 12), dan skor jerawat secara umum (p<0,05 pada minggu 8 dan p<0,01 pada
minggu 12) (Tabel 1). Konsentrasi yang lebih rendah dari gel adapalene 0,03% kurang efektif
dibanding tretinoin dalam mengurangi lesi non inflamasi (p<0,05 pada minggu 4 dan 8). Pada
subyek didapatkan penurunan 50% dari total jumlah lesi jerawat adalah 76% pada kelompok
adapalene 0,03%, 90% pada kelompok adapalene 0,1%, dan 93% pada kelompok tretinoin.
Ketiga produk dapat menyebabkan iritasi kulit, meskipun terdapat perbedaan signifikan
(p<0,05) menyerupai eritema, pengelupasan, dan sensasi terbakar dari pemakaian adapalene.

Gambar 5 Persentase rerata dari subyek yang mengalami eritema ringan (tingkat 1)

Gambar 6 Persentase rerata dari subyek yang mengalami kulit mengelupas ringan (tingkat 1)
Gambar 7 Persentase rerata dari subyek yang mengalami kekeringan kulit ringan (tingkat 1)

Gambar 8 Persentase rerata dari subyek yang mengalami sensasi terbakar ringan (tingkat 1)

Studi II: Studi Kontrol Multisenter Adapalene 0,1% dibandingkan dengan Tretinoin (US
study)
Dari 323 pasien yang terdaftar, 288 (149 Adapalene, 139 Tretinoin), menyelesaikan
penelitian sampai minggu ke 12 sedangkan 35 lainnya tidak selesai sampai akhir. Dari 35 orang
ini 25 pasien tidak melanjutkan penelitian sampe akhir karena alasan non medis dan 10 orang
lainnya karena alasan medis, yakni: 4 orang yang diberikan gel Adapalene (2 orang mengalami
jerawat yang lebih parah, 2 orang lagi mengalami iritasi kulit) dan 6 orang yang diberi gel
Tretinoin (1 orang mengalami jerawat yang lebih parah, 1 orang mengalami iritasi kulit, 2 orang
mengalami kulit kering, 1 orang mengalami Herpes Zoster, dan 1 orang lagi terkena infeksi
kulit). Jadi total keseluruhan 323 pasien dievaluasi untuk keamanan obat dan 290 pasien
dievaluasi untuk kemanjuran obat.
Rata-rata jumlah lesi awal yang dihitung tidak berbeda jauh antara kelompok perlakuan
(82,1 total lesi pada kelompok perlakuan Adapalene dan 85,3 total lesi pada kelompok perlakuan
Tretinoin). Pemberian gel Adapalene memberikan hasil pengurangan yang lebih besar pada lesi
non inflamasi, lesi inflamasi dan total lesi daripada pemberian gel Tretinoin pada minggu ke 12.
Dari rata-rata persentase pengurangan jumlah lesi: 49% berbanding 37% untuk total lesi
(p<0,01); 46% berbanding 33% untuk lesi non inflamasi (p=0,02), 48% berbanding 38% untuk
lesi inflamasi (p=0,06) (gambar 2-4).
Jumlah pasien yang diterapi menggunakan gel Adapalene yang menunjukkan perbaikan
yang signifikan (p<0,05) pada minggu ke 12 yakni pada lesi non inflamasi (31% vs 18%) dan
total lesi (29% vs 18%), tetapi tidak signifikan untuk lesi inflamasi (32% vs 22%). Terdapat
iritasi lokal yang khas pada tahap awal pengobatan dengan menggunakan Retinoid topikal.
Secara umum iritasi terjadi secara ringan pada kedua perlakuan (Figs 5-8).

Gambar 9 Penurunan persentase lesi non inflamasi selama 12 minggu pengobatan dengan gel
Adapalene 0,1% dan gel Tretinoin 0,025%

Gambar 10 Penurunan persentase lesi inflamasi selam 12 minggu pengobatan dengan gel
Adapalene 0,1% dan gel Tretinoin 0,025%
Gambar 11. Persentase pasien dengan kulit kering stadium moderate dan severe

Gambar 12. Persentase pasien dengan kulit kering stadium moderate dan severe

Terdapat angka kejadian yang lebih sedikit (p<0,05) dan derajat eritema yang lebih
rendah, pengelupasan kulit, kekeringan pada kulit, dan sensasi terbakar pada kelompok
pemberian gel Adapalene (gambar 5-8). Evaluasi laboratorium dilakukan pada 54 pasien
sebelum dan sesudah 3 bulan terapi. Tidak ada perbedaan klinis yang signifikan.

Studi III: Studi Kontrol Multisenter Adapalene 0,1% dibandingkan dengan Tretinoin
(European study)
Dari total 268 pasien yang terdaftar dalam penelitian, 134 pasien mendapatkan
pengobatan dengan gel Adapalene (74 laki-laki, 60 perempuan, umur rata-rata 19,7 tahun antara
umur 12-30 tahun) dan 134 mendapatkan pengobatan dengan gel Tretinoin (69 laki-laki, 65
permepuan, umur rata-rata 19,2 tahun antara umur 12-28 tahun). Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok perlakuan berdasarkan umur, jenis kelamin, dan kondisi kulit.
Gambar 13. Persentase pasien dengan sensasi terbakar stadium moderate dan severe

Gambar 14. Pasien berjerawat yang diterapi dengan gel Adapalene 0,1% (sebelum terapi)

Gambar 14. Pasien berjerawat yang diterapi dengan gel Adapalene 0,1% (setelah terapi)
Sebanyak 8 dari total 32 pasien yang tidak menyelesaikan penelitian (3 dari kelompok
perlakuan Adapalene, 5 dari kelompok perlakuan Tretinoin) tidak dapat di follow up atau tidak
setuju dengan protokol penelitian setelah kunjungan pertama (minggu ke 0). 1 pasien pengobatan
tretinoin berhenti pada kunjungan minggu ke 2. 23 pasien lainnya (10 dari kelompok perlakuan
Adapalene, 13 dari kelompok perlakuan Tretinoin) dievaluasi kemanjuran terapinya karena
mereka menghentikan pengobatannya setelah kunjungan minggu ke 4. Sedangkan dari 268
pasien yang terdaftar dalam penelitian, 259 dapat dievaluasi kemanjurannya (131 dari kelompok
perlakuan Adapalene, 128 dari kelompok perlakuan Tretinoin) dan 236 dapat menyelesaikan
penelitian hingga minggu ke 12 (121 dari kelompok perlakuan Adapalene, 115 dari kelompok
perlakuan Tretinoin).
Dalam 2 kelompok perlakuan, diamati penurunan jumlah lesi jerawat dengan perubahan
maksimum mendektai 60% pada minggu ke 12. 1 pasien yang diterapi dengan Adapalene
sembuh (tidak terdapat lesi) pada minggu ke 8. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara
perlakuan yang berhubungan dengan semua hal yang dinilai pada evaluasi tersebut. Rata-rata
hitung jumlahlesi inflamasi dan non inflamasi cenderung turun lebih cepat pada kelompok
perlakuan Adapalene daripada kelompok perlakuan Tretinoin pada minggu ke 2 (gambar 9-10).
Saat kelompok perlakuan dibandingkan dengan keadaan semula berdasarkan derajat
penurunan masing-masing poin yang dinilai, didapatkan 72% penurunan lebih dari 50% total lesi
pada minggu ke 12 pada kelompok perlakuan Adapalene dan 75% pada kelompok perlakuan
Tretinoin.
Gambar 16 Pasien berjerawat yang diterapi Gambar 16 Pasien berjerawat yang diterapi
dengan gel Adapalene 0,1% (sebelum terapi) dengan gel Adapalene 0,1% (setelah terapi)

Sebanyak 7 pasien berhenti karena gagal dalam pengobatan (2 dari kelompok perlakuan
Adapalene, 5 dari kelompok perlakuan Tretinoin) karena berdasarkan penilaian terhadap
keamanan terapi, hasil keduanya hampir sama.
Selanjutnya, nilai rata-rata terhadap hal-hal yang dinilai kecuali gatal yang terus-menerus,
lebih tinggi daripada keadaan semula pada kedua kelompok perlakuan, meningkat sampai
maksimal pada minggu ke 2, kemudian turun secara drastis. Saat gel Adapalene dibandingkan
dengan gel Tretinoin terdapat perbedaan penurunan yang signifikan (p<0,05) nilai rata-rata pada
penggunaan gel Adapalene terhadap hal-hal berikut: sensasi terbakar setelah pemakaian (minggu
ke 2 sampai 12, p<0,01), sensasi terbakar yang terus-menerus (minggu ke 8), gatal setelah
pemakaian (minggu ke 12), kekeringan, dan pengelupasan kulit (minggu 8 dan 12) (gambar 11-
13). Rata-rata skor eritema tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kedua perlakuan.
Perubahan dosis regimen untuk alasan keamanan kulit dibutuhkan oleh 19 dari kelompok
perlakuan Adapalene, 29 dari kelompok perlakuan Tretinoin.

Pembahasan
Kemanjuran Tretionin sebagai pengobatan untuk acne vulgaris telah diperlihatkan
beberapa penelitian yang membandingkan konsentrasi 0,1%, 0,05%, 0,025% dalam beberapa
variasi vehikulum dan terhadap vehikulum itu sendiri. Untuk menilai kemanjuran gel Adapalene
digunakan gel Tretinoin dengan potensi terkuat yang terdapat di pasaran. Karena alasan itulah
gel Adapalene 0,1% dibandingkan dengan gel Tretinoin 0,025% pada kedua percobaan
multisenter itu. Setelah 12 minggu pengobatan pada pasien dengan acne vulgaris derajat ringan-
sedang (derajat 1-5 Global Facial Acne Score) gel Adapalene 0,1% mempunyai efektifitas yang
sama dengan gel Tretinoin 0,025% pada satu penelitian dan secara signifikan lebih efektif
daripada gel Tretinoin pada penelitian yang lain. Hasil klinis terapi dengan Adapalene
ditunjukkan pada gambar 14-17. Tidak ada efek sistemik yang diamati dari produk yang diteliti.
Gel Adapalene 0,1% menyebabkan iritasi kulit ringan, meningkat sampai maksimum
pada minggu ke 2 saat pengobatan sebelum penurunan secara bertahap sampai minggu ke 12.
Intensitas iritasi dengan penggunaan gel Adapalene 0,1% lebih rendah secara signifikan
dibandingkan dengan gel Tretinoin untuk: sensasi terbakar setelah pemakaian, sensasi terbakar
terus menerus, gatal setelah pemakaian, kekeringan dan pengelupasan kulit. Tidak ada pasien
yang diterapi menggunakan gel Adapalene berhenti menggunakan obat tersebut karena efek
samping seperti pasien yang menerima pengobatan gel Tretinoin (mengalami erupsi kemerahan).
Sedikit pasien yang menerima pengobatan Adapalene (19 vs 29) mengalami perubahan dosis
karena alasan keamanan.
Kami menyimpulkan bahwa penggunaan gel Adapalene topikal 0,1% efektif aman dan
dapat ditoleransi dengan baik pada pengobatan untuk acne vulgaris, menghasilkan pajanan
sistemik dan toksisitas sistemik yang rendah. Penggunaan gel Adapalene sama efektifnya dengan
penggunaan gel Tretinoin dan memiliki tingkat keamanan yang tinggi pada kulit.
DAFTAR PUSTAKA

Cunliffe, W. J., Caputo, R., Dreno, B., Forstrom, L., & Heenen, M. (1997). Clinical
Efficacy and Safety Comparison of Adapalene Gel and Tretinoin Gel in The Treatment of Acne
Vulgaris. Journal of the American Academy of Dermatology , 126-134.

Anda mungkin juga menyukai