Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kota Batam dijuluki kota industri, sesuai dengan semboyan “ Terwujudnya

Kota Batam Sebagai Bandar Dunia Madani yang Modern dan Menjadi Andalan

Pusat Pertumbuhan Perekonomian Nasional”. Pastinya untuk mengwujudkan hal

itu memiliki tantangan seperti tata kelola infrastruktur lingkungan. Tantangan tata

kelola infrastruktur lingkungan meliputi air bersih, sanitasi, dan sampah.

Permasalahan sampah di Batam sampai saat ini belum bisa teratasi. Seiring

dengan bertambahnya jumlah penduduk, tingkat konsumsi masyarakat juga

semakin tinggi. Akibatnya, jumlah timbulan sampah akibat aktivitas manusia juga

semakin banyak. Oleh karena itu, diperlukan adanya pengelolaan sampah dengan

tujuan utama untuk mengurangi sampah dan mendayagunakan sampah agar tidak

menjadi barang yang benar-benar tidak berguna dan terbuang. Selain itu,

pengelolaan sampah yang tidak mempergunakan metode dan teknik pengelolaan

yang ramah lingkungan dapat menimbulkan dampak negatif terhadap terhadap

kesehatan dan mengganggu fungsi lingkungan.

Mendapatkan lingkungan hidup yang sehat dan baik adalah hak setiap

warga Negara. Dijelaskan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32

Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. 1 Bahwa

lingkungan hidup yang baik dan sehat merupakan hak asasi setiap warga negara

1
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, hal.1
Indonesia sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 28H Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sampai saat ini sampah bukan hanya menjadi masalah di kota-kota besar

tetapi perkampungan kecil, jalanan, laut, sungai, tempat umum dan seluruh sudut

lingkungan selalu ditemukan timbunan sampah yang berserakan dimana-mana.

Jefridin mengatakan bahwa:

“Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota
Batam, pada tahun 2014, jumlah timbunan sampah mencapai nilai 432.264
ton per tahun, artinya setiap hari setidaknya ada kurang lebih 1.184,28 ton
sampah per harinya”.2

Hal ini diakibatkan dari minimnya kesadaran masyarakat dalam membuang

sampah pada tempatnya, tempat pembuangan sampah yang terbatas, dan

minimnya jumlah armada yang mengangkut sampah hingga ke Tempat

Pembuangan Akhir (TPA). Masalah ini tentunya harus ada solusi penanganan

pengelolaan sampah melalui peran pemerintah dan masyarakat, serta bagaimana

caranya agar ditegakkan Peraturan Daerah tentang sampah.

Sampah adalah semua jenis benda atau barang bangunan/kotoran manusia,

hewan atau tumbuh-tumbuhan atau yang berasal dari aktivitas kehidupan manusia

dalam memenuhi kebutuhan hidupnya yang dapat menimbulkan dan atau

mengakibatkan pengotoran terhadap air, tanah dan udara sehingga dapat

menimbulkan pengrusakan lingkungan hidup manusia.3 Jika masalah

persampahan tidak ditangani sebagaimana mestinya, maka dapat menimbulkan

berbagai masalah, sampai pada resiko bagi kesehatan manusia serta makhluk

2
Kompas.com (Online), 13 Desember 2017
3
Mohamad Rizal, “Analisis Pengelolaan Persampahan Perkotaan”, Jurnal SMARTek, 9:2, (Mei
2011), hlm. 155-172
lainnya. Pengelolaan sampah di mulai dari tempat awal pembuangan sampah baik

di tingkat rumah tangga, institusi maupun pembuangan sementara. Keterlibatan

pemerintah sangat dibutuhkan dalam kegiatan operasional persampahan, meliputi

tahap pengangkutan, pengolahan pembuangan akhir, dan pemanfaatan sampah.

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah di antaranya aspek

sosial politik.4

Pemerintah berperan dalam menegakkan Peraturan Daerah (Perda) tentang

sampah sehingga tidak ada lagi masyarakat yang membuang sampah

sembarangan. Dalah hal ini pemerintah dapat melakukan peran tersebut melalui

pengawasan dan penerapan sanksi hukum. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota

Batam Nomor 11 Tahun 2013 Pasal 64 Tentang Pengelolaan Sampah. Setiap

orang dilarang membuang sampah sembarangan di jalan, taman atau tempat

umum, membuang sampah ke sungai, membakar sampah dan menumpuk sampah

di fasilitas umum akan dikenakan denda mulai dari 300 ribu hingga 50

juta.5Kemudian yang melanggar akan didata sesuai dengan KTP, selanjutnya akan

mengikuti persidangan dan membayar denda langsung ke rekening yang telah

ditunjuk.

Institusi pemerintah yang terkait untuk mengatasi pengelolaan persampahan

Kota Batam yaitu Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Dinas Lingkungan Hidup

Kota Batam dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 10 Tahun

2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Batam yang

merupakan gabungan dari Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal)

4
Hartiningsih, “Bungai Rampai Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah di Perkotaan”, Jurnal
Plantaxia, (22 Juli 2015)
5
Peraturan Daerah Kota Batam Nomor 11 Tahun 2013 Tentang Pengelolaan Sampah
dan Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Batam. Dinas Lingkungan

Hidup Kota Batam merupakan OPD Tipe A yang terdri dari satu Sekretariat dan

empat Bidang diantaranya 1) Bidang Pengawasan dan Penindakan 2) Bidang

Pengelolaan Persampahan 3) Bidang Tata Lingkungan 4) Bidang Perlindungan

Lingkungan Hidup.6 Pemerintah juga mempunyai upaya lain dalam pengelolaan

sampah dengan melibatkan masyarakat. Peran pemerintah tersebut dapat berupa

peran langsung kepada masyarakat melalui dinas terkait, juga peran dalam

penegakan hukum/ regulasi.

Berdasarkan observasi awal di Tiban Kampung, Kelurahan Tiban Lama,

Kecamatan Sekupang masih banyak masyarakat yang mempunyai kebiasaan

membuang sampah sembarangan seperti badan jalan, lahan kosong, ke sungai dan

membakar sampah di halaman rumah. Sehingga banyak terdapat tumpukkan-

tumpukkan sampah yang tentunya dapat mengganggu kesehatan masyarakat dan

asap pembakaran yang menyebabkan polusi udara serta menggangu kenyamanan

warga yang lain. Minimnya tong sampah setiap rumah dan hanya ada pada setiap

masuk gang serta jauhnya tempat pembuangan sampah sementara membuat warga

membuang sampahnya sembarangan, apalagi untuk lokasi gang yang kecil dan di

atas bukit tidak memungkinkan petugas kebersihan mengutip sampah setiap

rumah tangga. Penumpukkan sampah di Tempat Pembuangan Sementara (TPS)

telah menyebar bau busuk yang sangat menggangu karena belum diangkut oleh

petugas kebersihan. Kurangnya partisipasi masyarakat dan kesadaran masyarakat

dalam hal pengelolaan sampah menjadi penyebab menumpuknya sampah dilahan

6
Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam, “Sejarah Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam”, diakses
dari https://dlh.batam.go.id/profil/sejarah , pada tanggal 26 Januari 2018 pukul 12.07
kosong. Alasan peneliti memilih di Tiban Kampung karena daerah ini dianggap

representatif untuk menjadi lokasi penelitian.

Berdasarkan uraian diatas menunjukkan kelemahan implementasi kebijakan

Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2013 tentang pengelolaan sampah di Tiban

Kampung terlihat dari beberapa faktor yaitu efektifitas, adequacy dan

responsiviness. Efektivitas parameternya dilihat sampah sampai di TPA tepat

waktu. Adequacy (ketepatan), dilihat tidak ada sampah dilokasi TPS, dan

responsiviness, dilihat dari tingkat kepedulian lembaga (Dinas Lingkungan

Hidup) dan masyarakat belum memperlihatkan kepedulian dan perilaku yang

mengarah pada bagaimana sampah di buang.

Berdasarkan indikasi-indikasi permasalahan tersebut, maka mendorong

minat penulis untuk mengambil judul penelitian “Upaya Pemerintah dalam

Pengelolaan Sampah di Tiban Kampung, Kelurahan Tiban Lama (Studi Evaluasi

Kebijakan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Tahun 2018)”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut: “Bagaimana Upaya Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah di

Tiban Kampung, Kelurahan Tiban Lama (Studi Evaluasi Kebijakan di Dinas

Lingkungan Hidup Kota Batam Tahun 2018)”?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Upaya

Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah di Tiban Kampung, Kelurahan Tiban


Lama (Studi Evaluasi Kebijakan di Dinas Lingkungan Hidup Kota Batam Tahun

2018).

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan studi ilmiah untuk mengetahui upaya pemerintah dalam

pengelolaan sampah di Tiban Kampung, Kelurahan Tiban Lama.

b. Sebagai studi perbandingan bagi penulis yang berkaitan dengan upaya

pemerintah dalam pengelolaan sampah di Tiban Kampung, Kelurahan

Tiban Lama.

2. Manfaaat Praktis

a. Bagi Instansi

1) Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan atau bahan

pertimbangan dalam pengelolaan sampah di Kota Batam

khususnya Tiban Kampung.

2) Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan atau

sumbangan pemikiran kepada Dinas Lingkungan Hidup, guna

mencapai lingkungan yang bersih

3) Dapat menjadi rekomendasi atau meningkatkan kegiatan yang

lainnya dalam mewujudkan Kota Batam yang bersih dan sehat,

bebas dari timbunan sampah.

b. Bagi Mahasiswa

Hasil penelitian ini bermanfaat guna menambah pengetahuan baik

dalam cara penulisan skripsi dan mempelajari pengelolaan sampah di


Kota Batam khususnya di Tiban Kampung. Serta digunakan sebagai

bahan peneliti selanjutnya.

c. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan atau

sumber referensi untuk memperluas wawasan yang terkait dengan

pengelolaan sampah.

E. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

a. Prastiyo (2016)

Penelitian dengan judul “Peran Pemerintah Dalam Pengelolaan

Sampah di Kecamatan Tanjung Pinang Timur (Studi Evaluasi Kebijakan

di Kelurahan Batu IX)”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui Peran Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah di Kecamatan

Tanjung Pinang Timur (Studi Evaluasi Kebijakan di Kelurahan Batu IX).

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

deskriptif dengan analisa kualitatif. Dalam penelitian ini, menggunakan

informan penelitian. Yang dimaksud informan penelitian adalah orang

yang tahu banyak informasi mengenai objek yang sedang diteliti atau data

yang dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumber pertama. Adapun

kesimpulan dalam penelitian ini adalah pemerintah daerah memang telah

melakukan diberlakukannya retribusi sampah. Namun, penulis mengamati

di lapangan tentang retribusi sampah, ditemukan bahwa masih ada RT

yang tidak memberlakukan retribusi sampah. Peran pemerintah dengan


kaitannya terhadap kemampuan masyarakat dalam mengenal pengelolaan

dan peran serta/partisipasi masyarakat yang dapat diukur dari peran serta

aktif masyarakat dengan membuang sampah ke tempat sampah yang telah

disediakan di Kelurahan batu IX sudah dilaksanakan dengan melalui

pembinaan langsung melalui pengelolaan kompos dan pemanfaatan

sampah juga dengan mengajak gotong royong membersihkan lingkungan

sekitar secara rutin, namun partisipasi masyarakat dan kesadaran

masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya masih kurang

dikarenakan masyarakat masih memegang paradigma lama yaitu sampah

adalah barang kotor dan tidak bermanfaat lagi sehingga harus dibuang atau

dimusnahkan. Sarana dan prasarana pengelolaan sampah untuk lingkungan

seperti Tempat Pembuangan Sementara (TPS) sampah yang disediakan

Pemerintah Kota Tanjung Pinang sudah cukup, juga petugas pengangkut

sampah sudah terbilang cukup, namun perlu dilakukan penambahan

seiring dengan jumlah jumlah penduduk yang selalu bertambah dimana

jumlah perumahan penduduk juga semakin bertambah yang

mengakibatkan sampah yang dihasilkan pun semakin bertambah.

b. Dwijayanti Maharini (2012)

Penelitian dengan judul “Upaya Dinas Kebersihan dam Pertamanan

dalam Pengelolaan Sampah di Kota Surabaya”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis upaya Dinas Kebersihan

dan Pertamanan dalam Pengelolaan sampah di Kota Surabaya. Teknik

pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan


dokumentasi. Selanjutnya, data yang diperoleh, dianalisis dengan

menggunakan analisis data kualitatif melalui tahapan pengumpulan data,

reduksi data, penyajian data, sampai dengan penarikan kesimpulan. Hasil

penelitian mendeskripsikan upaya pengelolaan sampah oleh Dinas

Kebersihan dan Pertamanan Kota Surabaya. Pengelolaan yang dilakukan

adalah penanganan di tempat, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan

dan pembuangan akhir. Penanganan yang dilakukan adalah

mensosialisasikan pengelolaan sampah kepada masyarakat dengan cara

memilah antara sampah basah dan kering. Pengumpulan dilakukan dengan

cara mengumpulkan sampah yang berasal dari masing-masing sumber

sampah untuk kemudian diangkut ke Tempat Pembuangan Sementara

(TPS). Pengangkutan yang dilakukan mulai dari Tempat Pembuangan

Sementara (TPS) menuju ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dengan

menggunakan armroll. Pengolahan atau pengelolaan sampah yang

dilakukan melalui pengurangan sampah yang berasal dari sumbernya.

Kegiatannya dimulai dari pemilahan atau pemisahan antara sampah kering

dan sampah basah, mendaur ulang serta menjadikan kompos. Pembuangan

akhir dilakukan di TPA Benowo dengan melakukan beberapa metode

sanitary landfill, tangkap air dan mengelola air lindi.

Anda mungkin juga menyukai