Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bela negara adalah sebagai organisasi mata Rantai Perintis Kemerdekaan


Republik Indonesia yang dibentuk untuk turut dalam mempertahankan kemerdekaan
indonesia agar tetap tegak dan utuhnya wilayah negara indonesia. Era reformasi
membawa banyak perubahan di hampir segala bidang di republik indonesia. Ada
perubahan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat, tapi ada juga yang negatif
dan pada gilirannya akan merugikan bagi keutuhan wilayah dan kedaulatan Negara
Kesatuan Republic Indonesia. Suasana keterbukaan pasca pemerintahan orde baru
menyebabkan arus informasi dari segala penjuru dunia seolah tidak terbendung.
Berbagai ideologi, mulai dari ekstrim kiri sampai ke ekstrim kanan, menarik
perhatian bangsa kita, khususnya generasi muda, untuk dipelajari, dipahami dan
diterapkan dalam upaya mencari jati diri bangsa setelah selama lebih dari 30 tahun
merasa terbelenggu oleh sistem pemerintahan yang otoriter.
Salah satu dampak buruk dari reformasi adalah memudarnya semangat
nasionalisme dan kecintaan pada negara. Perbedaan pendapat antar golongan atau
ketidaksetujuan dengan kebijakan pemerintah adalah suatu hal yang wajar dalam
suatu sistem politik yang demokratis. Namun berbagai tindakan anarkis, konflik sara
dan separatisme yang sering terjadi dengan mengatas namakan demokrasi
menimbulkan kesan bahwa tidak ada lagi semangat kebersamaan sebagai suatu
bangsa. Kepentingan kelompok, bahkan kepentingan pribadi, telah menjadi tujuan
utama. Semangat untuk membela negara seolah telah memudar.
Bela negara biasanya selalu dikaitkan dengan militer atau militerisme, seolah-
olah kewajiban dan tanggung jawab untuk membela negara hanya terletak pada
tentara nasional indonesia. Padahal berdasarkan pasal 27 ayat 3 UUD 1945, bela
negara merupakan hak dan kewajiban setiap warga Negara republik indonesia. Bela
negara adalah upaya setiap warga negara untuk mempertahankan Republik Indonesia
terhadap ancaman baik dari luar maupun dalam negeri.
Untuk mencapai kemerdekaan Indonesia telah melalui waktu yang amat
panjang. Dibutuhkan banyak perjuangan dan pengorbanan hingga akhirnya
kemerdekaan bisa diwujudkan. Berbagai upaya dilakukan demi membela bangsa dan
negara Indonesia. Upaya bela negara tidak hanya dilakukan pada masa perjuangan
kemerdekaan saja. Sampai saat ini, upaya bela negera masih harus tetap dilaksanakan
demi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara Indonesia. Upaya bela negara
merupakan hak dan kewajiban setiap warga negara yang dilandasi oleh rasa kecintaan
dan nasionalismenya terhadap tanah air. Dalam hal ini dibahas mengenai hak bela
negara sebaimana tercantum didalam Pasal 27 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945,
“Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
Upaya bela negara dapat dilakukan dalam berbagai bentuk, baik secara fisik maupun
non fisik. Salain itu, mencintai produk dalam negeri juga termasuk kedalam upaya
bela negara. Arti mencintai produk dalam negeri itu sendiri adalah hal yang sangat
dibutuhkan di negri kita tercinta ini, banyak orang di indonesia tidak begitu paham
tentang keuntungan apabila dia membeli produk indonesia, yang padahal
keuntungan itu adalah menyumbangkan banyak bagi kehidupan berbangsa dan
bernegara khusunya untuk kejayaan kita sendiri secara lebih lanjut akan dibahas
mengenai bela,mencintai produk indonesia, konsep mencintai produk dalam negeri
dan lain-lainnya yang termasuk kedalam upaya mencintai produk dalam negeri

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana persepsi masyarakat tentang bela negara?


2. bagaimana tingkat kepedulian masyarakat terhadap produk dalam negeri?

1.3 Tujuan

1. untuk mengetahui persepsi masyarakat tentang bela negara.


2. untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap prduk dalam
negeri.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bela Negara

Upaya bela negara dapat dilakukan oleh seluruh rakyat melalui pengabdian
sesuai dengan profesinya yang pada hakikatnya kegiatan pembelaan negara
merupakan usaha dari warga negara untuk mewujudkan ketahanan nasional
(Winarno, 2010:182).

Menurut penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


2002 Pasal 9 Ayat 1 tentang Pertahanan Negara, bela negara adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan
negara, bukan hanya sebagai kewajiban dasar warga negara, tetapi juga merupakan
kehormatan warga negara sebagai wujud pengabdian dan kerelaan berkorban kepada
bangsa dan negara.

Bela negara yang dilakukan oleh warga negara merupakan hak dan kewajiban
membela serta mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara,keutuhan
wilayah,dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman.Pembelaan yang
diwujudkan dengan keikutsertaan dalam upaya pertahanan negara merupakan
tanggung jawab dan kehormatan setiap warga negara. Oleh karena itu,warga negara
mempunyai kewajiban untuk ikut serta dalam pembelaan negara,kecuali ditentukan
lain dengan undang-undang.

Dengan demikian,terkandung pengertian bahwa upaya pertahanan negara


harus didasarkan pada kesadaran akan hak dan kewajiban warga negara,serta
keyakinan pada kekuatan sendiri.Hal ini juga tercantum dalam Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pada pasal 1
Ayat 1,yaitu “Pertahanan keamanan negara adalah segala usaha untuk
mempertahankan negara,keutuhan wilayah NKRI,dan keselamatan bangsa dari
ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara”.

Bangsa Indonesia tercinta ini cinta perdamaian,tetapi lebih cinta kemerdekaan


dan kedaulatan.Alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyatakan, “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah
hak segala bangsa dan oleh sebab itu,maka penjajahan di atas dunia harus
dihapuskan.Karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan
perikeadilan”.Penyelesaian pertikaian atau konflik antarbangsa pun harus
diselesaikan melalui cara-cara damai.Bagi bangsa Indonesia,perang harus
dihindari.Perang merupakan jalan terakhir dan dilakukan jika semua usaha-usaha dan
penyelesaian secara damai tidak berhasil.Indonesia menentang segala bentuk
penjajahan dan menganut politik bebas aktif.Prinsip ini merupakan pelaksanaan dari
bunyi alinea pertama Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945.

Sebagai warga negara yang baik sudah sepantasnya bila kita turut serta
dalam bela Negara dengan mewaspadai dan mengatasi berbagai macam
ancaman,tantangan,hambatan,dan gangguan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia,seperti para pahlawan yang rela berkorban demi kedaulatan dan
kesatuan.Ancaman,tantangan,hambatan,dan gangguan tersebut dapat datang dari luar
negeri bahkan dari dalam negeri sekalipun.Adapun,pengertian sederhana dari arti
ancaman,tantangan,hambatan,dan gangguan tersebut adalah sebagai berikut:

1.Ancaman

Ancaman adalah usaha yang bersifat mengubah atau merombak kebijaksanaan yang
dilakukan secara konsepsional melalui tindak kriminal dan politis.Ancaman militer
adalah ancaman yang menggunakan kekuatan bersenjata yang terorganisasi yang
dinilai mempunyai kemampuan yang membahayakan kedaulatan negara,keutuhan
wilayah negara,dan keselamatan segenap bangsa.Ancaman militer dapat berasal dari
luar negeri maupun dari dalam negeri.Beberapa macam ancaman dan gangguan
pertahanan dan keamanan negara yaitu:

a.Dari Luar Negeri

1).Agresi

2)Pelanggaran wilayah oleh negara lain

3).Spionase (mata-mata)

4).Sabotase

5).Aksi teror dari jaringan internasional

b.Dari Dalam Negeri

1).Pemberontakan senjata

2).Konflik Horizontal

3).Aksi Teror

4).Sabotase

5).Aksi kekerasan yang berbau SARA

6).Gerakan separatis (upaya pemisahan diri untuk membuat negara baru)

7).Pengrusakan Lingkungan

Adapun,ancaman non militer adalah ancaman yang tidak menggunakan senjata


tetapi jika dibiarkan akan membahayakan kedaulatan negara,keutuhan wilayah
negara,dan keselamatan segenap bangsa.

2.Tantangan

Tantangan adalah hal atau usaha yang bertujuan untuk menggugah kemampuan

3.Hambatan
Hambatan adalah usaha yang berasal dari diri sendiri yang bersifat atau bertujuan
untuk melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional.

4.Gangguan

Gangguan adalah hal atau usaha yang berasal dari luar yang bersifat atau bertujuan
melemahkan atau menghalangi secara tidak konsepsional (tidak terarah).

Bentuk-Bentuk Bela Negara

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara pasal 9 Ayat 2,ditegaskan berbagai bentuk usaha pembelaan negara,yaitu
sebagai berikut:

1.Pendidikan Kewarganegaraan

Berdasarkan Pasal 7 Ayat 1 dan 2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20


tahun 2003 tentang Sisdiknas,dijelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan
merupakan pelajaran wajib yang diajarkan di tingkat pendidikan dasar,menengah,dan
tingkat pendidikan tinggi.Pendidikan Kewarganegaraan dapat memupuk jiwa
patriotik,rasa cinta tanah air,semangat kebangsaan,kesetiakawanan sosial,kesadaran
akan sejarah perjuangan bangsa Indonesia,dan sikap menghargai jasa para
pahlawan.Pendidikan kewarganegaraan dapat memberikan pemahaman,analisis,dan
menjawab masalah yang dihadapi oleh masyarakat ,bangsa,dan negara secara
berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan sejarah nasional.

2.Pelatihan Dasar Kemiliteran

Selain Tentara Nasional Indonesia (TNI),salah satu komponen warga negara yang
mendapat pelatihan dasar militer adalah siswa sekolah menengah dan unsur
mahasiswa.Unsur mahasiswa tersusun dalam organisasi Resimen Mahasiswa
(Menwa).Setelah memasuki resimen tersebut mahasiswa harus mengikuti latihan
dasar kemiliteran.Sedangkan,siswa sekolah menengah dapat mengikuti organisasi
yang menerapkan dasar-dasar kemiliteran,seperti Pramuka,Patroli Keamanan Sekolah
(PKS),Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra),Palang Merah Remaja (PMR),dan
organisasi lainnya.

3.Pengabdian sebagai Tentara Nasional Indonesia

Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30


Ayat 2 disebutkan bahwa TNI dan POLRI merupakan unsur utama dalam usaha
pertahanan dan keamanan rakyat.Prajurit TNI dan POLRI merupakan pelaksana dan
kekuatan utama dalam usaha pertahanan dan keamanan negara.Setiap warga negara
berhak untuk mengabdi sebagai prajurit TNI dan POLRI melalui syarat-syarat
tertentu.

4.Pengabdian sesuai dengan keahlian atau profesi

Upaya bela negara tidak hanya melalui cara-cara militer saja,tetapi banyak usaha
bela negara dapat dilakukan tanpa cara militer.Misalnya,sebagai atlet nasional dapat
mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali emas dalam pertandingan
olahraga.Salah satu contoh atlet nasional yang sering mengharumkan nama bangsa
Indonesia di kancah internasional adalah Taufik Hidayat,beliau merupakan seorang
legenda atlet bulutangkis Indonesia yang sering sekali mengharumkan nama bangsa
Indonesia di kancah internasional dengan memenangkan dan mempersembahkan
banyak medali emas untuk Indonesia.Selain itu,siswa yang ikut Olimpiade
Fisika,Matematika atau Kimia di luar negeri dan mendapatkan penghargaan
merupakan prestasi yang menunjukkan upaya bela negara.Pengabdian sesuai dengan
profesi adalah pengabdian warga negara untuk kepentingan pertahanan negara
termasuk dalam menanggulangi dan memperkecil akibat yang ditimbulkan oleh
perang,bencana alam,atau bencana lainnya.
Upaya bela negara merupakan sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Bela negara bukan
lagi hanya kewajiban dasar tetapi merupakan kehormatan bagi setiap warga negara
yang harus dilaksanakan dengan penuh kesadaran,tanggung jawab,dan rela
berkorban.

Dasar Hukum Bela Negara

Ada beberapa dasar hukum dan peraturan tentang wajib bela negara,yaitu sebagai
berikut:

1.Tap MPR No. VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan Keamanan
Nasional

2.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1954 tentang Pokok-Pokok


Perlawanan Rakyat.

3.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan


Pokok Hankam Negara RI, diubah oleh Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
1 Tahun 1988.

4.Tap MPR No. VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI

5.Tap MPR No. VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.

6.Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal


30 Ayat (1) dan (2) yang menyatakan “Bahwa tiap warga negara berhak dan wajib
ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara yang dilaksanakan melalui
sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh TNI dan Kepolisian sebagai
komponen utama,dan rakyat sebagai kekuatan pendukung”.Ada pula pada pasal 27
Ayat (3): “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan
negara”.

7.Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan


Negara,pasal 9 Ayat 1: “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
bela negara yang diwujudkan dalam penyelenggaraan pertahanan negara”; Ayat 2:
“Keikutsertaan warga negara dalam upaya bela negara,sebagaimana dimaksud ayat 1
diselenggarakan melalui:

a.Pendidikan Kewarganegaraan

b.Pelatihan dasar kemiliteran

c.Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela atau wajib,dan

d.Pengabdian sesuai dengan profesi.


Prinsip-Prinsip Pembelaan Negara

Bela negara sebagai perwujudan hak dan kewajiban warga negara. Bangsa Indonesia
yang memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945 bertekad
untuk membela, mempertahankan, dan menegakkan kemerdekaan serta kedaulatan
negara dan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Oleh
karena itu, aspek pertahanan keamanan merupakan faktor hakiki dalam menjamin
kelangsungan hidup negara sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 aliena keempat. Dengan demikian, maka pemerintah
negara RI berkewajiban untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah
Indonesia memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial.
Dari pandangan tersebut, penyelenggaraan keamanan negara menganut prinsip-
prinsip sebagai berikut.
Bangsa Indonesia berhak dan wajib membela, serta mempertahankan kemerdekaan
negara yang telah diperjuangkan, oleh segenap bangsa

Indoensia dan seluruh rakyat Indonesia. Oleh sebab itu, tidak sejengkal pun wilayah
Republik Indonesia dan segala kekayaan yang terkandung di dalamnya yang boleh
jatuh ke tangan asing.Upaya pertahanan keamanan negara merupakan tanggung
jawab dan keharusan bagi setiap warga negara. Oleh sebab itu, setiap warga negara
berhak dan berkewajiban dalam usaha pembelaan negara.Bangsa Indonesia cinta
perdamaian, akan tetapi lebih cinta pada kemerdekaan dan kedaulatannya. Bagi
bangsa Indonesia perang adalah tindakan tidak berperikemanusiaan, tidak sesuai
dengan martaba manusia, dan merupakan jalan terakhir apabila semua usaha dengan
jalan damai yang telah ditempuh belum membawah hasil. Perang hanya dilakukan
dalam keadaan terpaksa untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan, serta
kepentingan nasional dan sedapat mungkin diusahakan agar wilayah nasional tidak
menjadi ajang perang. Bangsa Indonesia menentang segala bentuk penjajahan, serta
menganut politik bebas dan aktif. Oleh karena itu, pertahanan tidak agresif dan tidak
ekspansif dan sejauh ketentuan nasional tidak terancam, tidak akan mulai menyerang.
Sedangkan ke dalam bersifat preventif aktif yang berarti sedini mungkin mengambil
langkah dan tindakan guna mencegah dan mengatasi setiap timbulnya ancaman dalam
bentuk apapun dari dalam negri. Atas dasar sikap dan pandangan ini bangsa Indonesia
tidak membenarkan dirinya terikat atau ikut serta dalam suatu ikatan pertahanan
keamanan dengan negara lain. Kerja sama dalam bidang pertahanan kemanan guna
meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta operasi keamanan perbatasan,
tidak merupakan suatu ikatan pertahanan. Bahwa bentuk perlawanan rakyat Indonesia
dalam rangka membela dan mempertahankan kemerdekaan bersifat kerakyatan dan
kesemestaan. Artinya, dalam mempertahankan kemerdekaan itu melibatkan seluruh
rakyat dan segenap sumber daya nasional serta prasarana nasional. Selain bersifat
kerakyatan dan kesemestaan, juga bersifat kewilayahan. Artinya seluruh wilayah
negara merupakan tumpuan perlawanan. Perlawanan rakyat semesta dilaksanakan
dengan perkembangan zaman.Beberapa alasan kewajiban bela negara bagi setiap
warga negara, antara lain
Mempertahankan kemerdekaan dan kedaulatan negara,Mempertahankan martabat
bangsaRasa cinta terhadap tanah air dan bangsa (nasionalisme)Rasa bangga terhadap
bangsaTanggung jawabnya sebagai warga negara.

Nilai-Nilai Belan Negara


Arti dari bela negara itu sendiri adalah Warga Negara Indonesia (WNI)
yang memiliki tekad, sikap dan perilaku yang dijiwai cinta NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang rela berkorban demi
kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Adapun kriteria warga negara yg memiliki kesadaran bela negara adalah mereka yg
bersikap dan bertindak senantiasa berorientasi pada nilai-nilai bela negara.

Nilai-nilai bela negara yang dikembangkan adalah Cinta Tanah air,


yaitu mengenal, memahami dan mencintai wilayah nasional, menjaga
tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia,
melestarikan dan mencintai lingkungan hidup, memberikan kontribusi
pada kemajuan bangsa dan negara, menjaga nama baik bangsa dan negara serta
bangga sebagai bangsa indonesia dengan cara waspada dan siap membela tanah air
terhadap ancaman tantangan, hambatan dan gangguan yang membahayakan
kelangsungan hidup bangsa serta negara dari manapun dan siapapun.

Nilai yang kedua adalah Sadar akan berbangsa dan bernegara, yaitu
dengan membina kerukunan menjaga persatuan dan kesatuan dari
lingkungan terkecil atau keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan
pendidikan dan lingkungan kerja, mencintai budaya bangsa dan produksi dalam
negeri, mengakui, menghargai dan menghormati bendera merah putih, lambang
negara dan lagu kebangsaan indonesia raya, menjalankan hak dan kewajiban sesuai
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dan mengutamakan kepentingan
bangsa di atas kepentingan pribadi, keluarga dan golongan.

Nilai ketiga adalah yakin kepada Pancasila sebagai ideologi negara,


yaitu memahami hakekat atau nilai dalam Pancasila, melaksanakan nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, menjadikan Pancasila sebagai
pemersatu bangsa dan negara serta yakin pada kebenaran Pancasila
sebagai ideologi negara.
Nilai keempat rela adalah berkorban untuk bangsa dan negara, yaitu
bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan
negara, siap mengorbankan jiwa dan raga demi membela bangsa dan negara dari
berbagai ancaman, berpastisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan
negara, gemar membantu sesama warga negara yg mengalami kesulitan dan yakin
dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak sia-sia.

Untuk nilai yang terakhir memiliki kemampuan awal bela negara secara
psikis dan fisik. Secara psikis, yaitu memiliki kecerdasan emosional,
spiritual serta intelegensia, senantiasa memelihara jiwa dan raganya
serta memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji.
Sedangkan secara fisik yaitu memiliki kondisi kesehatan, ketrampilan
jasmani untuk mendukung kemampuan awal bina secara psikis dengan cara gemar
berolahraga dan senantiasa menjaga kesehatan.

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan nyata, yakni siskamling,


menjaga kebersihan, mencegah bahaya narkoba, mencegah perkelahian
antar perorangan sampai dengan antar kelompok, meningkatkan hasil
pertanian sehingga dapat mencukupi ketersediaan pangan daerah dan
nasional, cinta produksi dalam negeri agar dapat meningkatkan hasil
eksport, melestarikan budaya Indonesia dan tampil sebagai anak bangsa
yang berprestasi baik nasional maupun internasional.

Daftar pustaka

https://belanegarari.com/2009/03/02/nilai-nilai-bela-negara/
Upaya pembelaan negara bukan sekadar untuk mempertahankan negara saja,
melainkan juga untuk memajukan bangsa dan negara. Oleh karena itu, maka segala
bentuk peran serta warga negara yang positif demi keutuhan, kemajuan, kejayaan,
dan kelangsungan hidup bangsa dan negara merupakan wujud pembelaan terhadap
negara.
Berdasarkan ketentuan UUD 1945 pasal 27 ayat 3, setiap warga negara berhak
dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara. Dan dalam UUD 1945 pasal 30
ayat 1 menyatakan bahwa, tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara. Dan isi kedua pasal tersebut berarti bahwa
kemampuan serta komitmen atau kesanggupan untuk berpartisipasi dalam usaha
pembelaan negara. Peran serta warga negara dalam usaha pembelaan negara dapat
diartikan sebagai keikutsertaan (partisipasi) warga negara untuk turut berusaha
mempertahankan, menjaga dan memlihara negara agar negara tetap tegak atau berdiri
dengan kokoh.
Contoh upaya bela negara yang dilakukan oleh kita semua di berbagai
lingkungan, mulai dari lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat dan juga negara.
Dan berikut ini beberapa contoh upaya bela negara di berbagai lingkungan :
1. Contoh upaya bela negara di lingkungan keluarga
a. Mengembangkan sikap saling mengasihi, saling menolong, saling menghormati
dan menghargai antar anggota keluarga.
b. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga.
c. Membentuk keluarga yang sadar hukum
d. Menjaga kebersihan dan kesehatan keluarga
e. Saling mengingatkan kepada sesama anggota keluarga apabila ada yang akan
berbuat kejahatan, misalnya : minum minuman keras di rumah dan lain sebagainya.
f. Memberikan pengertian kepada anak supaya cinta kepada tanah air dan mencintai
produk-produk dalam negeri
g. Memberikan pengertian kepada anggota keluarga agar selalu berusaha untuk selalu
menggunakan produk-produk dalam negeri
h. Menjaga nama baik keluarga dengan perilaku yang terpuji atau mulia
i. Saling mengingatkan sesama anggota keluaraga untuk selalu patuh pada hukum
yang berlaku
j. Menciptakan keluarga yang sadar dan patuh terhadap hukum/peraturan yang
berlaku
2. Contoh upaya bela negara di lingkungan sekolah

a. Meningkatkan imtaq dan iptek


b. Membudayakan GDN (Gerakan Disiplin Nasional) di sekolah meliputi : budaya
tertib, budaya bersih, dan budaya kerja/belajar
c. Mengembangkan kepedulian sosial di sekolah, misalnya dengan keihklasan
mengumplkan dana sosial, infak, zakat, shodaqoh, untuk membantu warga sekolah
yang membutuhkan.
d. Kesadaran untuk menaati tata tertib sekolah
e. Menjaga nama baik sekolah dengan tidak melakukan perbuatan yang berdampak
negatif bagi sekolah dan sebagainya
f. Belajar dengan giat terutama pada materi Pendidikan Kewarganegaraan
g. Belajar dengan giat supaya mendapatan prestasi yang baik
i. Saling mengingatkan sesama siswa apabila ada yang akan melanggar peraturan
sekolah
j. Menjadi siswa yang berprestasi dan mengharumkan nama baik sekolah dan negara.

3. Contoh upaya bela negara di lingkungan masyarakat

a. Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tolong menolong antar warga negara
masyarakat.
b. Bersama-sama menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat
c. Meningkatan kegiatan gotong royong dan semangant persatuan dan kesatuan
d. Menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan siskamling/ronda
e. Menciptakan suasana rukun, damai, dan tentram dalam masyarakat
f. Menghargai adanya perbedaan dan memperkuat persamaan yang ada
g. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama
h. Selalu aktif dalam kegiatan sosial seperti kerja bakti, dll.
4. Contoh upaya bela negara di lingkungan negara

a. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku


b. Mengamalkan nilai-nila yang terkandung dalam Pancasila sebagai ideologi dan
dasar negara
c. Membayar pajak tepat pada waktunya
d. Mendukung program GDN, GNOTA, dan wajib belajar 9 tahun
e. Memperkokoh semangat persatuan dan kesatuan bangsa
f. Bersikap selektif terhadap masuknya budaya asing ke Indonesia dan lain
sebagainya.
g. Selalu kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Usaha pembelaan negara bertumpu pada kesadaran setiap warganegara akan hak dan
kewajibannya. Kesadaran demikian perlu ditumbuhkan melalui proses motivasi untuk
mencintai tanah air dan untuk ikut serta dalam pembelaan negara. Proses motivasi
untuk membela negara dan bangsa akan berhasil jika setiap warga negara memahami
kemungkinan segala macam ancaman terhadap eksistensi bangsa dan negara
Indonesia. Dalam hal ini ada beberapa dasar pemikiran yang dapat dijadikan sebagai
bahan motivasi setiap warga negara untuk ikut membela negara Indonesia. Yaitu :
pengalaman sejarah perjuangan RI
kedudukan geografis Nusantara yang strategis;
keadaan penduduk (demografis) yang besar;
kekayaan sumber daya alam;
perkembangan dan kemajuan IPTEK di bidang persenjataan.

Sumber:
https://utarikusuma.wordpress.com/2012/06/18/kewajiban-bela-negara-bagi-setiap-
warga-negara/
IMPLEMENTASI BELA NEGARA

Dalam kehidupan negara, setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban
termasuk yang paling mendasar adalah hak dan kewajiban membela negara, namun
bela negara itu bukanlah bawaan dari sejak lahir, tapi harus dibangun dan
ditumbuhkembangkan. Bela negara tidak sama dengan wajib militer. Sebagai warga
negara harus sadar, bahwa negara tidak hanya dibela oleh militer saja, namun juga
warga negara yang ada didalamnya. Program ini akan menumbuhkan semangat juang
dan rasa cinta tanah air yang tinggi hingga ke depannya Indonesia akan menjadi
bangsa yang maju tidak hanya dari pertahanan saja tapi juga di sisi keadilan dan
kesejahteraan masyarakat.

Bela negara dibagi menjadi dua tipe :

Bela negara fisik, artinya peserta akan dilatih menggunakan senjata secara aktif.

Bela negara non fisik, akan diberi materi atau ulasan yang dapat meningkatkan rasa
nasionalisme, kesadaran berbangsa dan bernegara, serta terlibat aktif dalam
memajukan bangsa dan negara.

Dengan pelatihan baik fisik maupun non fisik ini, warga negara diharapkan akan
sadar perannya dalam mempertahankan negara dan dapat meningkatkan martabat
negara Indonesia di dunia internasional.

Implementasi atau penerapan program bela negara yaitu dengan contoh kain
batik. Kain batik itu sendiri adalah salah satu warisan dari leluhur bangsa Indonesia
yang harus kita lestarikan dan bela, agar batik tidak di-claim oleh negara lain. Sebagai
warga negara dan penerus bangsa, sudah tugas kita untuk menjaga warisan leluhur
kita ini karena sebenarnya didalam motif atau corak pada kain batik memiliki
kekhasan, makna atau cerita yang di gambarkan, misalnya cerita atau legenda suatu
tempat, dsb. Tetapi banyak pemuda bangsa yang menganggap bahwa kain batik itu
adalah kuno, tidak trendy, seperti pakaian orangtua, dsb. Seiring berjalannya waktu,
kita harus mengembangkan citra kain batik itu sendiri agar memiliki nilai jual yang
tinggi. Dengan cara yaitu membuat kain batik dengan corak atau motif yang menarik,
menggunakan pewarnaan yang lebih cerah-cerah atau mengikuti dengan mode tren,
dsb.

Hal terpenting dalam mengimplementasi atau penerapan program bela negara


ini yaitu :

Memiliki sikap cinta tanah air

Selalu mencintai dan selalu mengutamakan produk-produk dalam negeri.

Memiliki jiwa besar dan patriotisme serta memiliki kesadaran atas tanggungjawab
sebagai warga negara.

Selalu menjaga produk atau karya milik negara sendiri dan tidak merusaknya.

Memiliki kemampuan awal bela negara.

Secara psikis, setiap warga negara dituntut untuk memiliki sikap perilaku disiplin,
ulet, kerja keras, taat aturan, pantang menyerah.

Rela berkorban untuk bangsa dan negara.

Seluruh warga negara dituntut untuk rela berkorban dengan mendahulukan


kepentingan umum daripada kepentingan pribadi atau golongan.

Dan yang terpenting dalam mengimplementasikan produk kain batik adalah sebagai
warga negara kita harus terus-menerus untuk selalu mempromosikan kain batik
sampai ke internasional. Sebagai warga negara dan penerus bangsa kita juga tidak
boleh malu saat menggunakan kain batik ini karena semakin berkembangnya zaman
kain batik sekarang memiliki motif atau corak menarik dan tidak terlihat lagi kesan
kuno atau tua. Jadi sebagai warga negara dan penerus bangsa kita patut untuk bangga
saat mengenakannya.

Ini jurnal tapi kayak artikel

Kalo ada yang kurang kabarin yaaa


Maap kalo banyak kurangnya :D

Makasih naaa

http://stai-
siliwangi.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=91:implementasi-
nilai-nilai-belanegara-dalam-kehidupan-bermasyarakat-berbangsa-dan-bernegara-
bagi-tegaknya-keutuhan-nkri&catid=42:islamica-vol-2-no-1-th-
2014&Itemid=70&i=1
Penyimpangan Bela Negara dalam Kehidupan Sehari-hari.

Bela negara adalah tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh
kecintaan kepada negara kesatuan republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan
uud 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. pembelaan negara
bukan semata-mata tugas tni, tetapi segenap warga negara sesuai kemampuan dan
profesinya dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

Konsep bela negara dapat diartikan secara fisik dan non-fisik, secara fisik dengan
mengangkat senjata menghadapi serangan atau agresi musuh, secara non-fisik dapat
didefinisikan sebagai segala upaya untuk mempertanankan Negara dengan cara
meningkatkan rasa nasionalisme, yakni kesadaran berbangsa dan bernegara,
menanamkan kecintaan terhadap tanah air, serta berperan aktif dalam memajukan
bangsa dan negara.

Perkembangan internet yang sangat maju membuat warga Indonesia bisa berinteraksi
dengan warga negara asing. Banyaknya pengguna Facebook, Twitter, Instagram, dan
lain-lain membuat warga Indonesia menjadi pengguna internet teraktif ke 13 versi
wikipedia. Tetapi pada kenyataannya, warga negara kita banyak yang tidak sadar
mereka telah diperbudak oleh Gadget mereka. Mereka jadi lupa diri akan
kehidupannya. Bahkan sampai lupa jati dirinya bahwa mereka adalah warga negara
Indonesia. Memang benar bahwa kita tidak harus berinteraksi dengan sesama warga
negara saja. Banyak warga negara kita yang punya teman di luar negeri. Sayangya,
karena beberapa hal mereka jadi lebih menyukai budaya luar yang di informasikan
oleh teman-teman mereka di luar negeri daripada budaya sendiri. Bahkan ada yang
sampai menjelekkan budaya sendiri dan ingin pindah ke luar negeri. Bahkan mereka
dengan bangganya menyorakkan ketidaksukaan mereka akan negara kita sendiri di
Facebook. Seperti dalam beberapa gambar yang ditemukan di berbagi grup facebook.

Kami tidak tahu apakah mereka hanya bercanda dalam menulis status tersebut. Tapi
bagi kami sebagai warga negara Indonesia, itu adalah suatu tindakan yang sangat
buruk apalagi sampai ingin membuat negara kita menjadi bagian negara Jepang.
Memang benar sekarang ini banyak warga negara kita yang menyukai budaya Jepang
dibandingkan budaya kita. Tetapi walaupun memang suka dengan budaya lain,
jangan jadikan hal tersebut sebagai sesuatu yang di lebih-lebihkan. Orang seperti itu
haruslah ingat bahwa dia lahir di negara ini, bukan di negara lain.

Tidak hanya itu, sering ditemukan juga kelakuan buruk remaja zaman sekarang jika
berhubungan dengan menghargai jasa pahlawan. Beberapa hari yang lalu, kami
menemukan kelakuan miris remaja kita yang mengancungkan jari tengah ke arah foto
Jendral Sudirman.

Sebagai warga negara yang baik, tidak ada alasan untuk memberikan jari tengah yang
bisa diartikan sebagai “Fuck” kepada pahlawan nasional yang telah berjuang
membela tanah air. Kami pun tidak tahu apakah orang tersebut hanya bermaksud
bercanda atau tidak. Walaupun hanya bercanda, bercanda seperti ini bukanlah sesuatu
yang bisa di tolerir. Sudah termasuk kurang ajar apalagi mengancungkan jari
tengahnya dengan keadaan tertawa. Setelah kami membaca dari berbagai sumber,
akhirnya orang yang mengupload gambar tersebut menutup akunnya.

Kita tidak bisa menyalahkan sepenuhnya hal-hal tersebut kepada pelaku. Mungkin
saja dalam kenyataannya, sang pelaku kurang mendapat perhatian dalam
kehidupannya sehari-hari. Dan mungkin saja dia kurang memahami akan konsep bela
negara. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang besar dengan berbagai budaya. Kita
tidak dituntut untuk mempelajari dan mengembangkan semua budaya yang ada di
Indonesia. Tapi setidaknya banggalah akan negara ini yang punya berbagai budaya
dan suku bangsa.

Dzaky Naufal Spd.penyimpangan bela negara.UGM yogjakarta :EGC 2010 vol:2

Anda mungkin juga menyukai