Anda di halaman 1dari 5

DEFINISI

Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD)
adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan pada katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup mitral) sebagai akibat
adanya gejala sisa dari Demam Rematik (DR).

ETIOLOGI

Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan
tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada
tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan
pertama maupun demam reumatik serangan ulang.

PATOFISIOLOGI

Gangguan yang disebabkan demam rematik pada katup jantung dapat berupa penyempitan
katup (stenosis) atau kebocoran katup (insufisiensi). Kedua kelainan ini akan menyebabkan
gangguan aliran darah pada jantung. Pada keadaan stenosis, darah yang dipompa akan sulit
melalui katup jantung yang menyempit. Sementara pada keadaan insufisiensi terjadi semacam
kebocoran. Meskipun kuman penyakit ini bisa menyerang semua katup jantung, yang paling
sering terjadi adalah kerusakan pada katup mitral. Jika pada stenosis katup mitral, lanjut dr.
Albertus, darah tidak dapat dipompa ke luar secara leluasa dari bilik jantung kiri, pada
insufisiensi katup mitral terjadi sebaliknya.
Ketika bilik jantung kiri jantung berkontraksi, katup yang terdapat antara serambi jantung kiri
dan bilik jantung kiri ini tidak dapat menutup rapat. Akibatnya, darah yang dipompa oleh bilik
jantung kiri sebagian menuju pembuluh aorta, dan sebagian lagi kembali ke bilik jantung kiri
melalui katup yang tak menutup rapat tadi. “Stenosis maupun insufisiensi katup mitral yang
ringan mungkin tidak menimbulkan gejala. Namun, dokter yang memeriksa pasien dapat
mendengarkan perubahan bunyi jantung akibat kelainan tersebut, sehingga dapat mendeteksi
kelainan ini,” tambahnya. Karena penyumbatan atau kebocoran pada katup jantung, maka bilik
jantung kiri harus bekerja lebih keras untuk memompa darah yang cukup ke seluruh tubuh
(sirkulasi). Akibatnya terjadi pembesaran bilik jantung kiri hingga menyebabkan gagal jantung.

GEJALA KLINIS
Demam reumatik merupakan kumpulan sejumlah gejala dan tanda klinik. Demam reumatik
merupakan penyakit pada banyak sistem, mengenai terutama jantung, sendi, otak dan jaringan
kulit. Tanda dan gejala akut demam reumatik bervariasi tergantung organ yang terlibat dan
derajat keterlibatannya. Biasanya gejala-gejala ini berlangsung satu sampai enam minggu
setelah infeksi oleh Streptococcus. Gejala klinis pada penyakit jantung reumatik bisa berupa
gejala kardiak (jantung) dan non kardiak.
*Gejala non kardiak pada Penyakit Jantung Reumatik antara lain:
*Manifestasi kardiak dari demam reumatik
– (infeksi dan peradangan jantung) adalah komplikasi paling serius dan kedua paling umum dari
demam reumatik (sekitar 50 %). Pada kasus-kasus yang lebih lanjut, pasien dapat mengeluh
sesak nafas, dada terasa tidak nyaman, nyeri dada, edema (bengkak), batuk atau ortopneu
(sesak saat berbaring)
– Pada pemeriksaan fisik, karditis (peradangan pada jantung) umumnya dideteksi dengan
ditemukannya bising jantung (gangguan bunyi jantung) atau takikardia (jantung berdetak >
100x/menit) diluar terjadinya demam
– Manifestasi kardiak lain adalah gagal jantung kongestif dan perikarditis (radang selaput
jantung)
– Pasien dengan diagnosis demam reumatik akut harus dikontrol sesering mungkin karena
progresifitas penyakitnya
*Murmur (bising jantung) baru atau perubahan bunyi murmur. Murmur yang didengar pada
demam reumatik akut biasanya disebabkan oleh insufisiensi katup (gangguan katup).
*Gagal jantung kongestif
– Gagal jantung dapat terjadi sekunder akibat insufisiensi katup yang berat atau miokarditis
(radang pada sel otot jantung)
*Perikarditis
*Gejala umum non kardiak dan manifestasi lain dari demam rematik akut antara lain:
– Poliartritis (peradangan pada banyak sendi) adalah gejala umum dan merupakan manifestasi
awal dari demam reumatik (70 – 75 %). Umumnya artritis (radang sendi) dimulai pada sendi-
sendi besar di ekstremitas bawah (lutut dan engkel) lalu bermigrasi ke sendi-sendi besar lain di
ekstremitas atas atau bawah (siku dan pergelangan tangan). Sendi yang terkena akan terasa
sakit, bengkak, terasa hangat, eritem dan pergerakan terbatas. Gejala artritis mencapai
puncaknya pada waktu 12 – 24 jam dan bertahan dalam waktu 2 – 6 hari (jarang terjadi lebih
dari 3 minggu) dan berespon sangat baik dengan pemberian aspirin. Poliartritis lebih umum
dijumpai pada remaja dan orang dewasa muda dibandingkan pada anak-anak.
– Khorea Sydenham, khorea minor atau St. Vance, dance mengenai hampir 15% penderita
demam reumatik. Manifestasi ini mencerminkan keterlibatan sistem syaraf sentral pada proses
radang. Penderita dengan khorea ini datang dengan gerakan-gerakan yang tidak terkoordinasi
dan tidak bertujuan dan emosi labil. Manifestasi ini lebih nyata bila penderita bangun dan dalam
keadaan stres. Penderita tampak selalu gugup dan seringkali menyeringai. Bicaranya tertahan-
tahan dan meledak-ledak. Koordinasi otot-otot halus sukar. Tulisan tangannya jelek dan
ditandai oleh coretan ke atas yang tidak mantap dengan garis yang ragu-ragu. Pada saat
puncak gejalanya tulisannya tidak dapat dibaca sama sekali.
– Erithema marginatum merupakan ruam yang khas untuk demam reumatik dan jarang
ditemukan pada penyakit lain. Karena kekhasannya tanda ini dimasukkan dalam manifestasi
minor. Kelainan ini berupa ruam tidak gatal, makuler dengan tepi erithema (kemerahan) yang
menjalar dari bagian satu ke bagian lain mengelilingi kulit yang tampak normal, terjadi pada
5% penderita. Gangguan ini berdiameter 2,5 cm dan paling sering ditemukan pada batang
tubuh dan tungkai bagian atas, tidak melibatkan muka. Erithema ini timbul sewaktu-waktu
selama sakit, meskipun yang tersering adalah pada stadium awal, dan biasanya terjadi hanya
pada penderita demam reumatik dengan karditis.
– Nodul subkutan. Frekuensi manifestasi ini menurun sejak beberapa dekade terakhir, dan kini
hanya ditemukan pada penderita penyakit jantung reumatik khronik. Frekuensinya kurang dari
5%, namun pada penjangkitan di Utah nodulus subkutan ditemukan pada sampai 10%
penderita. Nodulus (benjolan) ini biasanya terletak pada permukaan sendi, terutama ruas jari,
lutut, dan persendian kaki. Kadang-kadangg nodulus ini ditemukan pada kulit kepala dan di atas
tulang belakang. Ukurannya bervariasi dari 0,5 sampai dengan 2 cm serta tidak nyeri dan dapat
digerakkan secara bebas; biasanya kecil dan menghilang lebih cepat. Kulit yang menutupi tidak
pucat atau meradang. Nodulus ini muncul hanya sesudah beberapa minggu sakit dan
kebanyakan hanya ditemukan pada penderita dengan karditis.
– Manifestasi lain dari demam reumatik antara lain nyeri perut, epistaksis (mimisan), demam
dengan suhu di atas 39 °C dengan pola yang tidak karakteristik, pneumonia reumatik yang
gejalanya mirip dengan pneumonia karena infeksi.
*Tromboemboli (sumbatan di pembuluh darah) bisa terjadi sebagai komplikasi dari stenosis
mitral (gangguan katup).
*Anemia hemolitik kardiak bisa terjadi akibat pecahnya sel darah merah karena bergesekan
dengan katup yang terinfeksi. Peningkatan penghancuran trombosit bisa juga terjadi.
*Aritmia atrium (gangguan irama jantung) biasanya terjadi karena pembesaran atrium kiri
karena gangguan pada katup mitral.
*Gejala kardiak pada Penyakit Jantung Reumatik antara lain:
*Pankarditis (radang pada jantung) adalah komplikasi paling serius dan kedua paling umum
dari demam reumatik (sekitar 50 %). Pada kasus-kasus yang lebih lanjut, pasien dapat
mengeluh sesak nafas, dada terasa tidak nyaman, nyeri dada, edema (bengkak), batuk.
*Manifestasi kardiak lain adalah gagal jantung kongestif dan perikarditis.
*Kelainan pada bunyi jantung
*Gagal jantung
*Radang pada selaput jantung
PEMERIKSAAN
*Pemeriksaan Fisik
*Pemeriksaan Rontgen
Pada pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan beberapa hal penting yaitu terlihat pembesaran
atrium kiri dan ventrikel kiri, serta mungkin tanda-tanda bendungan paru pada kasus regurgitasi
mitral yang berat. Kadang-kadang terlihat pengapuran pada anulus mitral. Sedangkan pada
kasus ringan tanpa gangguan hemodinamik yang nyata, besar jantung biasanya normal.
Pada foto rontgen thoraks AP pasien ini didapatkan adanya pembesaran jantung (kardiomegali)
dengan pinggang jantung menghilang dan apeks membulat yang menunjukkan pembesaran
atrium kiri dan ventrikel kiri. Dari. Dari hasil EKG pasien ini juga terdapat fibrilasi atrium yang
sering menjadi temuan penting pada penderita regurgitasi mitral.
*Pemeriksaan Elektrokardiografi
Elektrokardiografi
Ketika dilakukan pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) saat istirahat kelihatan normal. Akan
tetapi pada saat melakukan aktifitas fisik atau emosi ketidak seimbangan mulai terjadi, dan
timbullah keluhan-keluhan akibat otot jantung kekurangan oksigen. Itulah sebabnya, kemudian
dikembangkan pemeriksaan elektrokardiografi yang dilakukan pada saat melakukan aktifitas
fisik, pemeriksaan ini disebut uji latih jantung (test treadmill).
EKG ð pencatatan aktifitas jantung atas dasar perbedaan potensial listrik
Berguna untuk :
Menentukan hipertrofi
Menentukan terdapat gangguan miokard
Membantu diagnosis spesifik disritmia
Membantu diagnosis perikarditis / efusi pericard
Mengetahui efek pelbagai obat terhadap kardiovaskular
Menentukan terdapat gangguan metabolik atau elektrolit
Ada 12 hantaran yang perlu dicatat pada EKG : I, II, III, aVR, aVL, aVF, V1, V2, V3, V4, V5, V6.
V3R dan V4R disebut hantaran dada kanan penting untuk menggambarkan keadaan ventrikel
kanan.
*Pemeriksaan Ekokardiografi
Menilai beratnya penyumbatan atau kebocoran katup tersebut. Bila penyumbatan atau
kebocoran ringan, tidak diperlukan tindakan khusus, selain pemberian obat untuk menunjang
fungsi jantung. Namun jika penyumbatan atau kebocoran memberat, diperlukan pergantian
katup jantung dengan operasi.
Ekokardigrafi Doppler dapat dipergunakan untuk mengetahui morfologi lesi katup mitral, derajat
atau beratnya MR. Hasil ekokardiografi yang telah dilakukan pada pasien ini ± 1 bulan SMRS
menunjukkan adanya mitral regurgitasi dengan fungsi sistolik dari ventrikel kiri yang telah
menurun, selain itu dari gambaran ekokardiografi juga tampak dilatasi ventrikel kiri dan atrium
kiri.
PENATALAKSANAAN
Tatalaksana bergantung dari tipe dan beratnya penyakit jantung rheuma. Pada kebanyakan
kasus, obat pengencer darah (aspirin) diberikan untuk mencegah penumpukan. Dokter
biasanya juga memberikan beta blocker dan calcium channel blocker untuk menurunkan kerja
jantung. Dan digitalis untuk meningkatkan efisiensi kerja jantung.
Karena demam rheuma merupakan penyebab dari penyakit jantung rheuma, pengobatan yang
terbaik adalah untuk mencegah relaps dari demam rheuma. Antibiotik seperti penisilin dan
lainnya biasanya dapat mengobati infeksi dari bakteri streptococcus. Dan menghentikan demam
rheuma bermanifestasi. Apabila anda mempunyai riwayat terkena demam rheuma biasanya kan
diberikan terapi antibiotik dalam jangka waktu yang panjang untuk mencegah demam rheuma
timbul kembali dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung rheuma. Untuk mengurangi
gejala peradangan dapat diberikan aspirin, kortikosteroid atau NSAID(obat anti inflamasi non-
steroid).
Terapi pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki dan mengganti katup jantung yang
rusak.
*PENGOBATAN
*TERAPI DIET
Tujuan diet pada penyakit jantung adalah memberikan makanan secukupnya tanpa
memberatkan kerja jantung, mencegah atau menghilangkan penimbunan garam atau air.
Syarat-syarat diet penyakit jantung antara lain: energi yang cukup untuk mencapai dan
mempertahankan berat badan normal, protein yang cukup yaitu 0,8 gram/kgBB, lemak sedang
yaitu 25-30% dari kebutuhan energi total (10% berasal dari lemak jenuh dan 15% lemak tidak
jenuh), Vitamin dan mineral cukup, diet rendah garam 2-3 gram perhari, makanan mudah
cerna dan tidakmenimbulkan gas, serat cukup untuk menghindari konstipasi, cairan cukup 2
liter perhari. Bila kebutuhan gizi tidak dapat dipenuhi melalui makanan dapat diberikan
tambahan berupa makanan enteral, parenteral atau sulemen gizi.
*PENCEGAHAN JANTUNG REMATIK
Jika kita lihat diatas bahwa penyakit jantung paru sangat mungkin terjadi dengan adanya
kejadian awal yaitu demam rematik (DR), Tentu saja pencegahan yang terbaik adalah
bagaimana upaya kita jangan sampai mengalami demam rematik (DR) (terserang infeksi kuman
Streptococcus beta hemolyticus).
Ada beberapa faktor yang dapat mendukung seseorang terserang kuman tersebut, diantaranya
faktor lingkungan seperti kondisi kehidupan yang jelek, kondisi tinggal yang berdesakan dan
akses kesehatan yang kurang merupakan determinan yang signifikan dalam distribusi penyakit
ini. Variasi cuaca juga mempunyai peran yang besar dalam terjadinya infeksi streptokokkus
untuk terjadi DR.
Seseorang yang terinfeksi kuman Streptococcus beta hemolyticus dan mengalami demam
rematik, harus diberikan therapy yang maksimal dengan antibiotiknya. Hal ini untuk
menghindarkan kemungkinan serangan kedua kalinya atau bahkan menyebabkan Penyakit
Jantung Rematik.
PROGNOSIS
Adanya atau tidak adanya kerusakan jantung permanen menentukan prognosis. Perkembangan
dari penyakit jantung residual dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :
1.Keadaan jantung pada awal terapi. Semakin berat keterlibatan jantung pada saat pertama kali
pasien diperiksa, semakin besar resiko timbulnya kelainan jantung residual.
2.Kekambuhan demam reumatik. Semakin berat keterlibatan katup, maka angka
kekambuhannya semakin tinggi.
3.Regresi dari gangguan jantung. Bukti adanya keterlibatan jantung pada serangan awal
mungkin tidak terlihat pada 10 – 25 % pasien, dan baru nampak kurang lebih 10 tahun setelah
serangan awal

Anda mungkin juga menyukai