Anda di halaman 1dari 12

Review Lima Buku

diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi

Kelas B
Dosen Pengampu :
Rully Putri Nirmala Puji, S.Pd., M.Pd.
Wiwin Hartanto, S. Pd., M. Pd

Oleh
Resti Alawiyah 170210302066

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................................. i

ANALISIS LIMA BUKU ............................................................................................. 3

1. Catatan Hitam Lima Presiden ............................................................................ 3

2. Perang Sabil vs Perang Salib ............................................................................. 4

3. Sang Penguasa .................................................................................................... 5

4. Islam, Doktrin dan Peradaban ............................................................................ 7

5. Menuju Madinatul Munawwarah Membina Perdamaian ................................... 9

6. Perbandingan Lima Buku................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 12

ii
ANALISIS LIMA BUKU
1. Catatan Hitam Lima Presiden
1.1.Identitas Buku
Judul : Catatan Hitam Lima Presiden
Pengarang : Ishak Rfick
Penerbit : PT Cahay Insan Suci
Tahun Penerbitan : 2008
Jumlah Halaman : 251

1.2.Sinopsis Buku
Sehabis kejatuhan pemerintahan otoriter Soeharto, ternyata ruang kosong
demokratisasi dengan cepat diisi dan diambil alih oleh oligarki politik dan ekonomi
yang tumbuh pada masa Orde Baru. Dengan kata lain demokratisasi Indonesia telah
"dibajak" oleh tokoh- tokoh dan kekuatan lama Orde Baru yang telah berhasil
melakukan akumulasi finansial maupun jaringan selama 32 tahun Orde Baru. strategi
dan kebijakan ekonomi sejak pemerintahan Habibie, Gusdur, Mega dan SBY.
Tampak jelas walaupun ada upaya-upaya untuk mengembalikan kedaulatan ekonomi
dan upaya untuk menghindari peranan yang sangat besar dari lembaga-Iembaga
international untuk menentukan arah dan kebijakan ekonomi nasional, tetapi karena
kevakuman ideologi, dominasi pragmatisme serta kelemahan visi, pada akhirnya
peranan lembaga-Iembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia sangat dominan
dalam menentukan arah dan kebijakan ekonomi Indonesia. Mereka lebih akomodatif
terhadap kepentingan negara-negara besar dalam bidang politik luar negeri dan
pertahanan, tetapi sangat mandiri dalam penentuan strategi dan arah kebijakan
ekonomi. (Rafick, 2008)
1.3.Kelebihan
Buku ini merupakan hasil penelusuran jurnalistik selama 10 tahun, sekaligus
analisis kritis yang komprehensif mengenai setiap peristiwa yang berlangsung selama
itu. Buku ini yang paling komprehensif memotret Indonesia selama sepuluh tahun

3
terakhir. Di dalamnya ada sejarah heroik dan menegangkan menegangkan selama
berlangsungnya reformasi yang mengalir bersama krisis ekonomi.
Buku mengupas secara mendalam mengenai sistem pemerintahan setiap presiden,
sehingga pembaca dapat benar benar mengenai jalan ceritanya.
1.4.Kekurangan
Dalam buku tersebut penulis tidak menyertakan pendahuluan sehingga pembaca
akan sulit menangkap isi pokok dari buku tersebut. Masih banyak pula masalah yang
tidak dibahas. Padahal bagi banyak kalangan mungkin itu merupakan hal penting
yang mesti ada.

2. Perang Sabil vs Perang Salib


2.1 Identitas Buku
Judul : Perang Sabil vs Perang Salib
Pengarang : Abdul Qadir Djaelani
Penerbit : Yayasan Pengkajian Madinah Al-Munawarrah
Tahun Penerbitan : 1999
Jumlah Halaman : 92

2.2 Sinopsis
Datangnya Portugis dan Belanda ke Indonesia, selain untuk menjajah juga
untuk mengkristenkan umat Islam Indonesia. Kedua tujuan tersebut dilaksanakan
dalam ruang lingkup Perang Salib yang tidak pernah padam dalam dada umat Kristen
Barat. Pernyataan tersebut didukung oleh Th. Muller Kruger, guru besar Sekolah
Tinggi Kristen di Jakarta, pernah menulis antara lain:
Tentulah orang-orang Portugis ini bukan saja ingin untuk menemukan negeri-negeri
lain, melainkan mereka ingin pula menaklukkan negeri-negeri tersebut, serta
mencari kekayaan dunia. Tetapi tak dapat disangkal bahwa yang mendorong mereka
ialah "hasrat untuk mengkristenkan daerah-daerah yang ditemukan dan
ditaklukannya itu". Tiada percuma pada layar-layar kapal mereka tertera "tanda

4
salib". Mereka hendak menenamkan salib di tengah-tengah bangsa kafir, bahkan
dapat juga dikatakan bahwa merupakan semacam "perang salib" apa yang mereka
lakukan. Perang Salib yang penghabisan tidak mengikuti lagi jalan-jalan yang
semula. Sekarang "musuh Islam" ini diserang dari belakang; maksudnya untuk
memotong dari sumber penghidupannya. Penyebaran Injil sudah menjadi tujuan
yang utama, bukannya sebagai pekerjaan sambil lalu saja, sebagaimana halnya
dengan usaha-usaha bangsa Belanda dan Inggris kemudiannya
Karena misi utama kedatangan Portugis dan Belanda ke Indonesia untuk
melanjutkan perang salib terhadap umat Islam Indonesia, maka perlawanan
umat Islam seperti Perang Padri, Perang Jawa, Perang Banjar, Perang Aceh,
dan lain-lain adalah PERANG SABIL, dimana panji-panji Islam menjadi
lambang perjuangan. Demikian ungkap W.F. Wartheim (Djaelani, 1999)

2.3 Kelebihan
Buku ini menejalaskan perang perang yang terjadi antara umat islam
dengan penjajah Portugis Kristen dengan ringkas sehingga mudah dipahami
oleh pembaca.
Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dipahami sehingga pesan
pesan dalam buku dapat tersampaikan dengan baik.
2.4 Kekurangan
. dalam pembahasan buku tersebut menggunakan bahasa bahasa yang
tidak baku sehingga terkesan tidak formal dan banyak kata yang melanggar
aturan PUEBI.

3. Sang Penguasa
3.1. Identitas Buku
Judul : Sang Penguasa

5
Pengarang : Niccolo Machiavelli
Penerbit : PT GRAMEDIA PUSTAKA UTAMA
Tahun Penerbitan : 1991
Jumlah Halaman : 185

3.2.Sinopsis
Penguasa dalam kerajaan-kerajaan di Asia Timur, termasuk raja-raja kerajaan
Jawa dahulu, masih mempertahankan perlengkapan magis-religius pada kekuasaan
yang mereka pegang, di belahan bumi sebelah Barat pada masa Machiavelli hidup,
kekuasaan yang berwajah dua (mempesona dan menakutkan itu) sudah mengalami
proses sekularisasi. Legitimasi religius sebagai model legitimasi kekuasaan yang
paling kuno membuka peluang bagi penguasa untuk menjalankan kekuasaannya
melampaui penilaian moral. Dengan perlengkapan magis-religius itu, penguasa tidak
dilihat sebagai subyek yang bertanggung jawab atas tindakantindakannya melainkan
hanya sebuah wadah yang digerakkan oleh kekuatan Ilahi. Dan karena sang penguasa
hanyalah wadah dari yang Ilahi maka rakyat atau warga negara tidak dapat meminta
pertanggungjawaban moral dari penguasa. Masyarakat tinggal menerima apa yang
dikehendaki oleh penguasa, tanpa sikap menuntut dan tanpa hak untuk
mendengarkan. Nasib rakyat tergantung dari belas kasih sang penguasa. Kalau rasa
belas kasih raja besar maka nasib rakyat selamat, kalau rasa belas kasihnya sedikit
maka rakyat celaka dan melarat. (Pease, 2003)
Kekuasaan bagi masyarakat Yunani, yang menjadi akar kultur kekuasaan
Barat kemudian, merupakan wadah organisasi rasional masyarakat yang dikelola
untuk mencapai kepentingan bersama. Plato, filsuf Yunani, melihat kekuasaan
sebagai sarana untuk mewujudkan keadilan. Sejak itu masalah keadilan selalu
dihadapkan dengan kekuasaan dan dengan demikian filsafat politik dapat dibahas
secara rasional. dalam masa Kekaisaran Roma kekuasaan akan menjadi sarana yang
efektif untuk menegakkan keadilan, melalui jalur-jalur suatu sistem hukum yang

6
diberlakukan untuk mengontrol kesewenang-wenangan praktek kekuasaan atas hak-
hak asasi manusia kongkret
3.3. Kelebihan
Buku ini menjelaskan dengan gamblang mengenai bagaimana seharusna sikap
seorang pemimpin dalam mengambil tindakan. Buku ini juga menjabarkan
bagaimana membangun kualitas militer yang baik bagi sebuah negara, bagaimana
mensiasati perjanjian dengan negara lain, bagaimana seorang raja menghindari
kebencian dan tetap disegani rakyatnya. Salah satu poin penting untuk menjaga
stabilitas politik adalah bagaimana penguasa menyikapi perselisihan antar kelas di
dalam masyarakat: antara penguasa (raja, presiden)- bangsawan (borjuis penguasa
ekonomi)-rakyat biasa.
3.4. Kekurangan
Dalam buku ini banyak ditemukan kata-kata: tumpas, basmi, sampai bunuh,
buku ini juga penuh dengan cara-cara licik demi kekuasaan politik sehingga terkesan
kasar dikalangan masyarakat Indonesia dan juga dikhawatirkan menimbulkan salah
pengertian terhadap pesan yang ingin disampaikan oleh buku.

4. Islam, Doktrin dan Peradaban


4.1. Identitas Buku
Judul : Islam, Doktrin dan Peradaban
Pengarang : Nurcholish Madjid
Penerbit : PARAMADINA
Tahun Penerbitan : 1999
Jumlah Halaman : 575

4.2.Sinopsis
Kitab Suci mengajarkan prinsip bahwa semua orang yang beriman adalah
bersaudara. Kemudian diperintahkan agar antara sesama orang beriman yang
berselisih selalu diusahakan ishlâh (rekonsiliasi) dalam rangka taqwa kepada Allah

7
dan usaha menda-patkan rahmat-Nya yaitu dengan memelihara Ukhûwah Islâmîyah
yang sangat disayangkan agaknya bagian cukup besar kaum beriman sendiri tidak
banyak memperhatikan. (Madjid, 1998)
Pembahasan diusahakan sejauh mungkin tidak hanya bersifat normatif, dalam
arti tidak hanya menekankan apa yang seharusnya menurut ajaran, tetapi dikaitkan
dengan segi-segi peradaban Islam yang berkaitan. Peradaban adalah fungsi
kekhalifahan umat manusia. Kekhalifahan itu (yaitu posisi manusia sebagai khalifah
atau pengganti Tuhan di bumi), diberikan karena manusia dikaruniai kemampuan
mengenal dan memahami lingkungan hidupnya (mengetahui nama-nama seluruh-
Nya), dan tidak diberikan kepada malaikat meskipun mereka ini sangat religius
(senantiasa bertasbih untuk memuji Tuhan dan meng-kuduskan- Nya--Lihat Q., s. al-
Baqarah/2:31-33). Dalam sejarah dan peradaban itulah tali hubungan dengan Allah‖
diterjemahkan secara nyata menjadi tali hubungan dengan sesama manusia‖. Sebab
peradaban Islam adalah peradaban kaum Muslim, yaitu peradaban yang
mengasumsikan adanya titik tolak penciptaannya oleh orang-orang yang mempunyai
komitmen kepada nilai-nilai Islam ridlâ- Nya. Tetapi peradaban itu sendiri juga
mengasumsikan daya cipta manusia dan usahanya dalam lingkup hidup dengan
sesamanya. Jadi benar-benar bersifat kemanusiaan.
4.3.Kelebihan
Pembahasan diusahakan sejauh mungkin tidak hanya bersifat normatif, dalam
arti tidak hanya menekankan apa yang seharusnya menurut ajaran, tetapi dikaitkan
dengan segi-segi peradaban Islam yang berkaitan,
pendekatan kepada ajaran sejauh mungkin tidak dogmatis, melainkan analitis,
bahkan dalam pendekatan kepada masalah pemahaman sumber- sumber suci agama.
4.4.Kekurangan
Dalam pembahasan buku ini menggunakan banyak bahasa bahasa yang sulit
untuk dicerna sehingga harus dilakukan pengulanagn dalam membaca untuk
memahami pesan dari buku. Kemudian kata kata yang digunakan juga banyak yang
bersifat ambigu.

8
5. Menuju Madinatul Munawwarah Membina Perdamaian
5.1. Identitas Buku
Judul : Menuju Madinatul Munawwarah Membina Perdamaian
Pengarang : Muhammad Isa
Penerbit : Forum Kajian al-Quran
Tahun Penerbitan : 1960
Jumlah Halaman : 43

5.2.Sinopsis
Latar belakangnya berkisar di sekitar perjuangan umat Islam di Indonesia
dalam usahanya memperjuangkan terujudnya satu kehidupan yang berdasarkan Islam,
di persada Indonesia. Teristimewa mengenai kegagalan mereka dalam pemilihan
umum di tahun 1955 di mana berdasarkan catatan penulis sejarah, penduduk
Indonesia 90% terdiri dari orang-orang Islam. Tetapi kenyataan menunjukkan bahwa
suara-suara yang dapat dikumpulkan oleh partai-partai Islam dalam keseluruhannya
hanya mencapai jumlah 40% saja. Berarti satu kekalahan yang menegakkan bulu
roma terhadap perjuangan partai- partai Islam sebagai umat, yang sudah barang tentu
menjadi satu masalah yang sangat unik bagi setiap Muslim yang sadar akan
keyakinannya, yaitu ideologi Islam. (Isa: 3)
“Mukadimah” melukiskan, apa dan siapa sebenarnya manusia itu dalam
hubungan fungsional dengan alam sekitarnya, bentuk kenyataan sosial dalam
prosesnya, faktor-faktor yang menyetir kenyataan sosial ini sebagai susur-galur dari
kegiatan- kegiatan manusia, dan kedudukan serta pendirian umat Islam sekarang ini
dalam arus yang demikian. “Muhammad Membawa Revolusi dan Perdamaian”
menjelaskan arus sejarah proses sosial di mana Nasionalisme, Organisme dan
Liberalisme adalah prinsip-prinsip yang merupakan political philosophy-nya, yang
merupakan back- ground dari kekacauan-kekacauan kehidupan, dan revolusi
“Perdamaian”1 adalah satu- satunya yang sesuai dengan fitrah manusia untuk
dijadikan konsepsi dalam mencapai keselamatan dan kesejahteraan hidup manusia

9
dan sosialnya. “Umat Islam Sebagai Pewaris Amanat Muhammad” menggambarkan
perkembangan sejarah “sosial Islam”, faktor-faktor yang memperkuat dan yang
melemahkannya serta sebab-sebab yang meruntuhkannya. Bagian ke-4 “Penutup”
memuat kesimpulan-kesimpulan dan pandangan ke depan serta cara memperbaikinya
untuk mengembalikan kejayaan umat Islam.
5.3.Kelebihan
Motif dari risalah ini, ukuran yang dipakai dalam pemikiran dan peninjauan
ini ialah Quran dan Sunnah Rasul; teristimewa sejarah perjuangan Rasul sendiri.
5.4.Kekurangan
Buku yang dimaksud baru akan dikeluarkan nanti dalam tahun 1962. Akan tetapi,
oleh desakan kawan-kawan dan memperhatikan keadaan perjuangan umat Islam
umumnya sehingga isinya pun di ringkas sedemikian rupa, jadi mungkin sekali ada
banyak kekurangan dalam buku ini baik berupa informasi atapun tata cara penulisan
yang kurang benar.

6. Perbandingan Lima Buku

PERBANDINGAN BUKU
Buku ini menjelaskan kehidupan politik
khususnya pada ranah Presiden dengan keadaan
politik yang begitu nyata, buku ini menuntut para
pembaca untuk berimajinasi menggunakan
Catatan Hitam Lima
caranya sendiri dengan tidak member bagian
Presiden
pendahuluan dalam buku. Jika dibandingan
dengan kelima buku yang saya analisis hanya
buku ini yang sengaja tidak menyertakan
pendahuluan.
Buku ini membahas mengenai kedatangan bangsa
barat ke Indonesia namun lebih spesifik dalam
penyebaran agama Kristen yang menyulut
Perang Sabil vs Perang Salib
terjadinya perang Salib vs perang sabil. Buku ini
jika dibandingkan dengan kelima buku yang saya
analisis menonjol akan penggunaan kata kata yang

10
tidak formal atau banyak yang mengabaikan
aturan PUEBI

Buku ini membahas tentang tindakan tindakan


yang harus diambil oleh para pemimpin. Buku ini
juga menjelaskan mengenai trik trik untuk
menjaga stabilitas politik. Namun jika
Sang Penguasa
dibandingkan dengan kelima buku yang saya
analisis buku ini cenderung kasar dalam pemilihan
kosa kata, contohnya adalah penggunaan kata
tumpas, basmi, sampai bunuh.
Buku ini mebahas secara mendalam mengenai
hakikat islam, dan peradaban islam namun jika
dibandingkan dengan kelima buku yang saya
analisis buku ini menggunakan banyak bahasa
Islam, Doktrin dan bahasa yang sulit untuk dicerna sehingga harus
Peradaban dilakukan pengulanagn dalam membaca untuk
memahami pesan dari buku. Kemudian kata kata
yang digunakan juga banyak yang bersifat
ambigu.

Buku ini berdasarkan keterangan penulis


diterbitkan sebelum waktunya atas desakan pihak
Menuju Madinatul pihak tertentu sehingga isinya pun di ringkas
Munawwarah Membina sedemikian rupa, jadi mungkin sekali ada banyak
Perdamaian kekurangan dalam buku ini baik berupa informasi
atapun tata cara penulisan yang kurang benar.

11
DAFTAR PUSTAKA
Djaelani, Q., A.1999. Perang Sabil versus Perang Salib. Jakarta: Yayasan Pengkajian
Islam Madinah Al-munawwarah.
Rafick, I. 2008. Catatan Hitam Lima Presiden Indonesia. Jakarta: PT Cahaya Insan
Suci.
Machiavelli, N. 1991. Sang Penguasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
Isa, M. 1960. Menuju Madinatul Munawwarah Membina Persatuan.Yogyakarta:
Forum Kajian al-Quran.
Madjid, N. 1998. Islam Doktrin dan Peradaban. Jakarta: PENERBIT
PARAMADINA.

12

Anda mungkin juga menyukai