Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Tidak bisa salah satu pihak menyatakan dirinya sebagai yang paling berhasil
selalu berusaha untuk dapat melakukan kegiatan belajar dengan aman dan
nyaman.
Dalam pelajaran IPS, dengan materi pelajaran yang cukup padat dan
menjadi beban yang cukup berat bagi siswa untuk dapat berprestasi secara
maksimal. Siswa kurang berminat dalam mengikuti pelajaran IPS, hasil yang
1
untuk berpikir logis dan kritis dalam memecahkan masalah yang terjadi
dimasyarakat.
dalam pembelajaran IPS, perlu dilakukan upaya secara serius dan terus
aktifitas belajar semakin meningkat dan prestasi belajar siswa juga semakin
Ada persepsi umum yang sudah berakar dalam dunia pendidikan dan
bahwa sudah merupakan tugas guru untuk mengajar dan menyodori siswa
informasi. Lebih celaka lagi, siswa belajar dalam situasi yang membebani dan
proses belajar siswa dan interaksi antara siswa dan guru. Sudah
siswa. Siswa bukanlah sebuah botol kosong yang bisa diisi dengan muatan-
muatan informasi apa saja yang dianggap perlu oleh guru. Selain itu, alur
proses belajar tidak harus berasal dari guru menuju siswa. Siswa bisa juga
ternyata lebih efektif daripada pengajaran oleh guru. Sistem pengajaran yang
2
memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama
keterampilan baru untuk bisa ikut berpartisipasi dalam dunia yang berubah
bahwa banyak guru telah sering menugaskan para siswa untuk bekerja dalam
kelompok.
metode kerja kelompok. Jika kerja kelompok tidak berhasil, siswa cenderung
kekecewaaan. Bukan hanya guru dan siswa yang merasa pesimis mengenai
3
penggunaan metode kerja kelompok, bahkan kadang-kadang orang tua pun
merasa was-was jika anak mereka dimasukkan dalam satu kelompok dengan
tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih
adalah lima unsru pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling
sistem akuntabilitas individu. Siswa tidak bisa begitu saja membonceng jerih
payah rekannya dan usaha setiap siswa akan dihargai sesuai dengan poin-poin
perbaikannya.
4
Dari latar belakang masalah tersebut, maka peneliti merasa terdorong
Model GI Pada Siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Rote Timur Tahun Pelajaran
2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Merujuk pada uraian latar belakang di atas, dapat dikaji ada beberapa
belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Rote timur
pada siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Rote timur tahun pelajaran 2013/2014?
C. Tujuan Penelitian
hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Rote
5
2. Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata
D. Pentingnya Penelitian
Sosial oleh guru IPS pada SMP Negeri 3 Rote timur tahun pelajaran
2013/2014.
tujuan belajar.
Pengetahuan Sosial.
6
E. Definisi Iperasional Variabel
Agar tidak terjadi salah persepsi terhadap judul penelitian ini, maka
Hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor,
F. Batasan Masalah
meliputi:
1. Penelitian ini hanya dikenakan pada siswa Kelas IX SMP Negeri 3 Rote
pelajaran 2013/2014
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1. Pengertian
unsur hasil dan unsur belajar. Hasil merupakan suatu hasil yang telah
Bahasa Indonesia, (1995: 787). Dari pengertian ini, maka hasil belajar
oleh mata pelajaran, lajimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka
memaknai sesuatu yang diperoleh. Akan tetapi apabila kita bicara tentang
hasil belajar, maka hal itu merupakan hasil yang telah dicapai oleh si
pebelajar.
belajar. Akan tetapi lebih dahulu sebaiknya kita simak pendapat yang
8
panjang, misalnya satu cawu, satu semester dan sebagainya. Sedangkan
di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor dari hasil tes
dicapai oleh tenaga atau daya kerja seseorang dalam waktu tertentu”,
diukur”.
9
yang efektif. Para pakar dibidang pendidikan dan psikologi mencoba
a. Faktor Internal
kurang sehat. Untuk menjaga agar keadaan jasmani tetap sehat, nutrisi
10
b. Faktor Eksternal
ikut mempengaruhi belajar anak, yang antara lain berasal dari orang
sebagi cara mendidik orang tua terhadap anaknya. Dlam hal ini
orang tua akan bertindak ing ngarsa sung tulada, ing madya
yang positif kepada anak untuk dapat diteladani. Orang tua juga
11
Dalam kaitan dengan hal ini, Tim Penyusun Buku Sekolah
pengaruh atau campur tangan orang lain. Oleh karena itu menjadi
mempengaruhi.
12
Selain beberapa faktor internal dan eksternal di atas, faktor
1) Minat
2) Kecerdasan
3) Bakat
13
seseorang dalam belajar (Sumadi, 1989: 12). Belajar pada bidang
4) Motivasi
14
mengemukakan suatu informasi secara tetap dan cermat merupakan
B. Pengajaran Kooperatif
(Houlobec, 2001).
belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar tetapi juga sesama
siswa.
sesamanya. Karena satu sama lain saling membutuhkan maka harus ada
15
Perbedaan antar manusia yang tidak terkelola secara baik dapat
sistematis mengembangkan interaksi yang silih asah, silih asih, dan silih
nyata”.
positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4)
79)
16
memberikan motivasi ntuk meraih hasil belajar yang optimal. Saling
tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan sesama siswa. Interaksi
sangat penting karena ada siswa yang merasa lebih mudah belajar dari
sesamanya.
c. Akuntabilitas individual
dan karena itu tiap anggota kelompok harus memberikan urunan demi
17
kemajuan kelompok. Penilaian kelompok secara individual inilah yang
tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan
Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya
18
hingga 6 siswa. Ada 3 faktor yang menentukan jumlah anggota tiap
berikut:
19
sehinga harus disusun oleh panitia untuk menentukan siapa yang
yang kompleks.
secara acak yang dapat digunakan oleh guru. Ketiga teknik tersebut
20
kelompok siswa dengan masing-masing beranggotakan 3 orang
disusun agar tiap kelompok dapat saling bertatap muka tetapi cukup
hadapan.
banyak pengalaman atau masih baru, guru perlu memberi tahu para
21
positif. Ketiga macam cara tersebut dapat dikemukakan sebagai
berikut.
mempelajarinya.
menyelesaikan tugas.
22
penyimpul, yang lainnya lagi sebagai penulis, yang lainya lagi sebagai
kerja sama.
oleh para guru dalam menjelaskan tugas akademik kepada para siswa.
kepada guru.
23
a. Meminta kepada kelompok untuk menghasilkan suatu karya atau
dipelajari.
24
9. Menyusun kerja sama antar kelompok. Hasil positif yang ditemukan
dapat diberikan jika seluruh siswa di dalam kelas meraih standar mutu
terintegrasi.
dinilai.
25
a. Tiap anggota kelompok menjelaskan bagaimana memperoleh
jawaban.
jawabannya.
menyelesaikan tugas.
26
menjawab pertanyaan, dan mengajarkan keterampilan menyelesaikan
untuk menjalin kerja sama yang cukup dan adanya kelompok yang
semacam itu, guru perlu memberikan nasihat agar siswa dapat bekerja
efektif.
15. Menutup pelajaran. Pada saat pelajaran berakhir, guru perlu meringkas
ide atau contoh, dan menjawab pertanyaan dan hsil belajar mereka.
16. Menilai kualitas pekerjaan atau hasil belajar siswa. Guru menilai
belajar mereka.
17. Menilai kualitas kerja sama antar anggota kelompok. Meskipun waktu
untuk mengetahui apa yang telah dilakukan dengan baik dan apa yang
27
C. Metode GI (Group Investigation)
dan diperbaiki oleh Sharan dan kawan-kawannya dari Universitas Tel Aviv.
Metode GI sering dipandang sebagai metode yang paling kompleks dan paling
proses kelompok (group process skills). Para guru yang menggunakan metode
terhadap sutu topok tertentu. Para siswa memilih topik yang ingin dipelajari,
1. Seleksi topik. Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah
masalah umum yang biasanya digambarkan lebih dahulu oleh guru. Para
28
2. Merencanakan kerja sama. Para siswa beserta guru merencanakan
berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum (goals) yang
konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih pada
langkah 1 di atas.
keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa untuk
menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari agar semua siswa dalam
kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas mengenai
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
peneliti, penanggung jawab penuh penelitian ini adalah guru. Tujuan utama
kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari
kehadiran peneliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan
seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini
yang diperlukan.
30
B. Tempat, Waktu dan Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
SMP negeri 3 Rote timur, kecamatan Rote timur kab. Rote Ndao
2. Waktu Penelitian
3. Subyek Penelitian
C. Rancangan Penelitian
Menurut Tim Pelatih Proyek PGSM, PTK adalah suatu bentuk kajian yang
31
Sedangkah menurut Mukhlis (2000: 5) PTK adalah suatu bentuk
maka penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan dari Kemmis dan
Taggart (dalam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spiral dari siklus yang satu
D. Instrumen Penelitian
1. Silabus
pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-
32
masing RP berisi kompetensi dasar, indikator pencapaian hasil belajar,
4. Tes formatif
akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan guru (objektif).
kemudian penulis mengadakan analisis butir soal tes yang telah diuji
validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk
memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil
a. Validitas Tes
dapat ditentukan butir soal yang gagal dan yang diterima. Tingkat
N XY X Y
rxy
N X 2
X
2
N Y 2
Y
2
(Suharsimi Arikunto,
2001: 72)
33
Dengan: rxy : Koefisien korelasi product moment
b. Reliabilitas
2r1 / 21 / 2
r11 (Suharsimi Arikunto, 2001: 93)
(1 r1 / 21 / 2 )
Kriteria reliabilitas tes jika harga r11 dari perhitungan lebih besar dari
c. Taraf Kesukaran
B
P (Suharsimi Arikunto, 2001: 208)
Js
34
Kriteria untuk menentukan indeks kesukaran soal adalah sebagai
berikut:
d. Daya Pembeda
B A BB
D PA PB (Suharsimi Arikunto, 2001: 211)
JA JB
Dimana:
D : Indeks diskriminasi
BA
PA Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar.
JA
BB
PB Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JB
35
- Soal dengan D = 0,000 sampai 0,200 adalah jelek
observasi pengolahan belajar aktif, observasi aktivitas siswa dan guru, dan tes
formatif.
teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat
dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga
siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara
memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap akhir putaran.
36
1. Untuk menilai ulangan atau tes formatif
X
X
N
Dengan : X = Nilai rata-rata
Σ N = Jumlah siswa
belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas
belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap
P
Siswa. yang.tuntas.belajar x100%
Siswa
37
BAB IV
Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data
pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data tes
Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan tes yang
betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat
Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan
meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan
guru.
penelitian berupa tes dan mendapatkan tes yang baik, maka data tes tersebut
diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian.
38
1. Validitas
perhitungan 46 soal diperoleh 15 soal tidak valid dan 25 soal valid. Hasil
Tabel 4.1. Soal Valid dan Tidak Valid Tes Formatif Siswa
25, 26, 27, 28, 29, 30, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 43, 24, 31, 32, 33, 34, 35, 40,
44, 45 46
2. Reliabilitas
sebesar 0, 554. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk
- 20 soal mudah
- 15 soal sedang
- 11 soal sukar
4. Daya Pembeda
39
Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan
1. Siklus I
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, soal tes formatif 1 dan alat-alat
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
40
proses belajar mengajar yang telah dilakukan. Adapun data hasil
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
41
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus I
atau ada 17 siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil tersebut
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa masih baru dan asing
c. Refleksi
d. Refisi
42
Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih
1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas
catatan
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 2, soal tes formatif II dan alat-alat
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
43
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
digunakan adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
44
Tabel 4.5. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus II
siswa dari 28 siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan bahwa
belajar siswa ini karena siswa mambantu siswa yang kurang mampu
mengajar.
c. Refleksi
1) Memotivasi siswa
3) Pengelolaan waktu
d. Revisi Rancangan
45
1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa
2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan
bertanya.
kesimpulan/menemukan konsep.
belajar mengajar.
3. Siklus III
a. Tahap Perencanaan
yang terdiri dari rencana pelajaran 3, soal tes formatif 3 dan alat-alat
jumlah siswa 28 siswa. Dalam hal ini peneliti bertindak sebagai guru.
46
Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan
belajar mengajar.
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes formatif III
digunakan adalah tes formatif III. Adapun data hasil penelitian pada
Keterangan: T : Tuntas
TT : Tidak Tuntas
Klasikal : Tuntas
47
Tabel 4.7. Hasil Tes Formatif Siswa Pada Siklus III
sebesar 77,14 dan dari 28 siswa yang telah tuntas sebanyak 25 siswa
lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus
ada tanggung jawab kelompok dari siswa yang lebih mampu untuk
c. Refleksi
Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan
baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar
48
2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa siswa aktif
d. Revisi Pelaksanaan
model GI dengan baik dan dilihat dari aktivitas siswa serta hasil
dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang
dan mempertahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada
C. Pembahasan
prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya
disampaikan guru selama ini (ketuntasan belajar meningkat dari sklus I, II,
49
dan III) yaitu masing-masing 60,71%, 75,00%, dan 89,29%. Pada siklus
belajar siswa dan penguasaan materi pelajaran yang telah diterima selama
dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan
baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas
besar.
50
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
kerjasama antara siswa, hal ini ditunjukkan adanya tanggung jawab dalam
kurang mampu.
51
B. Saran
proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil
dihadapinya.
3. Perlu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya
dilakukan pada siswa kelas IX SMP negeri 3 Rote timur tahun pelajaran
2012/2013.
52
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algesindon.
Rineksa Cipta.
Aksara.
Combs. Arthur. W. 1984. The Profesional Education of Teachers. Allin and Bacon,
Inc. Boston.
Cipta.
53
Hamalik, Oemar. 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Hamalik, Oemar. 1999. Kurikuum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hasibuan. J.J. dan Moerdjiono. 1998. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Rosdakarya.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa untuk Belajar. Surabaya. University Press.
Sardiman, A.M. 1996. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina
Aksara.
Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan Model Pembelajaran. Jakarta: PAU-
Cipta.
Remaja Rosdakarya.
54
Usman, Moh. Uzer. 2001. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton. 1986. Teknik-teknik Belajar dan
55
MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ILMU PENGETAHUAN
OLEH
56
LEMBAR PENGESAHAN
perpustakaan sekolah menengah pertama dan diajukan sebagai salah satu Karya
Ilmiah untuk Penetapan Angka Kredit Jabatan Guru pada Golongan IIIc ke IIId.
Sotimori, ………………………..
Kepala Sekolah
SMP Negeri 3 Rote Timur Penulis,
i
57
ABSTRAK
tersebut seharusnya bisa dihindari jika saja guru mau meluangkan lebih banyak
yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsru pokok
(Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab
(b) Seberapa tinggi tingkat penguasaan materi pelajaran ilmu pengetahuan sosial
ii
58
(b) Ingin mengetahui seberapa jauh pemahaman dan penguasaan mata pelajaran
sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri dari empat tahap yaitu: rancangan,
kegiatan dan pengamatan, refleksi, dan refisi. Sasaran penelitian ini adalah siswa
Kelas IX SMP Negeri 3 Rote timur. Data yang diperoleh berupa hasil tes
peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (60,71%), siklus II
berpengaruh positif terhadap motivasi belajar Siswa IX SMP Negeri 3 Rote timur,
serta model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternative ilmu
pengetahuan sosial.
iii
59
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Allah yang maha kuas, hanya dengan
ilmiah ini kami susun untuk dipakai dalam bacaan di perpustakaan sekolah dan
dapat dipakai sebagai perbandingan dalam pembuatan karya ilmiah bagi teman
sejawat juga anak didik pada latihan diskusi ilmiah dalam rangka pembinaan
Penulis menyadari bahwa penulisan karya ilmiah ini jauh dari sempurna
untuk itu segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak
Penulis
iv
60
DAFTAR ISI
Halaman
Abstrak ............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Perumusan Masalah............................................................ 5
v
61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
C. Pembahasan ...................................................................... 49
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................ 51
B. Saran-saran ........................................................................ 52
vi
62