Artikel
Artikel
METODE PENELITIAN
Siklus I Siklus II
71,5 % 82,14 %
Tabel 2 Data Persentase Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Siklus I dan Siklus II
PEMBAHASAN
Keterampilan proses sains siswa diperoleh dari hasil LKS yang dikerjakan
siswa, berdasarkan nilai yang ada pada lembar observasi keterampilan proses
sains siswa. Aspek yang dinilai dalam penilaian keterampilan proses sains siswa
antara lain mengamati, merumuskan hipotesis, merencanakan penelitian,
melakukan percobaan, melakukan percobaan, menganalisis data, dan
berkomunikasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata
keterampilan proses sains siswa pada siklus I dan siklus II. Data hasil observasi
menunjukkan bahwa persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa pada
siklus I yaitu 61,76 % dan dapat dikategorikan cukup baik. Pada siklus II
persentase rata-rata keterampilan proses sains siswa yaitu 69,34 % dan dapat
dikategorikan baik. Untuk tiap-tiap indikatornya didapatkan hasil pada indikator
mengamati pada siklus I persentasenya 59,3 % dan pada siklus II 68,75 %. Pada
indikator merumuskan hipotesis persentasenya untuk siklus I yaitu 66,91 % dan
pada siklus II yaitu 75,37 %. Pada indikator merencanakan penelitian persentase
siklus I yaitu 57,84 % dan untuk siklus II yaitu 64,71 %. Pada indikator
melakukan percobaan untuk siklus I persentasenya 61,52 % dan untuk siklus II
adalah 70,22 %. Indikator menganalisis data diperoleh persentase untuk siklus I
adalah 58,82 % dan siklus II adalah 64,95 %. Indikator terakhir yaitu
berkomunikasi diperoleh persentase untuk siklus I yaitu 66,17 % dan siklus II
yaitu 72,06 %. Pada kenyataannya siswa sulit untuk merumuskan hipotesis dan
merencanakan penelitian. Merumuskan hipotesis siswa perlu diberi pertanyaan
menggiring agar sampai ke hipotesis yang sesuai dengan materi dikarenakan
siswa belum pernah mengalami membuat hipotesis, bahkan kalimat hipotesis yang
benar seperti apa siswa perlu diberi contoh. Indikator merencanakan penelitian
memiliki persentase yang rendah dikarenakan siswa kelas X-MIA 1 belum pernah
mendapatkan praktikum sehingga siswa merasa masih awam dan tidak tahu apa
yang harus dilakukan.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Rohim, Fathur., Susanto, Hadi. & Ellianawati. 2012. Penerapan Model Discovery
Terbimbing pada Pembelajaran Fisika untuk Meningkatkan Kemampuan
Berpikir Kreatif. Unnes Physics Education Journal, 1 (1). (Online),
(http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upej/article/download/775/800),
diakses 29 November 2013.
Zubaidah, S., Yuliati, L., & Mahanal, S. 2013. Model dan Metode Pembelajaran
SMP IPA. Malang: Universitas Negeri Malang.