Republik Indonesia
2014
Penataan
Barang Dagangan
Paket Keahlian Pemasaran
SMK/MAK KELAS XI
Semester 1
Hak Cipta © 2014 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Dilindungi Undang-Undang
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Kontributor
Penyunting Materi : Posman, S.E.
Penelaah : Drs. Ratiman, M.M.
Desktop Publisher : Tim
Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka
implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah
koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal
penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki,
diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini.
KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 dirancang untuk memperkuat kompetensi siswa dari sisi sikap, pengetahuan dan
keterampilan secarautuh. Keutuhan tersebut menjadi dasar dalam perumusan kompetensi dasar tiap
mata pelajaran yang mencakup kompetensi dasar kelompok sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Semua mata pelajaran dirancang mengikuti rumusan tersebut.
Pembelajaran kelas XI pada Sekolah Menengah Kejuruan untuk Bidang Keahlian Bisnis dan
Manajemen, Program Keahlian Tata Niaga, dan Paket Keahlian Pemasaran yang disajikan dalam
buku ini juga tunduk pada ketentuan tersebut. Buku siswa ini berisi materi pembelajaran yang
membekali siswadengan pengetahuan, keterampilan dalam menyajikan pengetahuan yang dikuasai
secara kongkrit dan abstrak, serta sikap sebagai makhluk yang mensyukuri anugerah alam semesta
yang dikaruniakan kepadanya melalui pemanfaatan yang bertanggungjawab.
Buku ini menjabarkan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi
yang diharuskan. Sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam kurikulum 2013, siswa
diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia dan terbentang luas di sekitarnya.
Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan
ketersediaan kegiatan buku ini. Guru dapat memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-
kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.
Buku ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.Untuk itu, kami
mengundang para pembaca memberikan kritik, saran, dan masukan untuk perbaikan dan
penyempurnaan. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terimakasih. Mudah-mudahan kita dapat
memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan dalam rangka mempersiapkan generasi
seratus tahun Indonesia Merdeka (2045).
Penyusun
DAFTAR ISI
Kegiatan Belajar 4 : Kode Etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia (APLI) ................. 67
4.1. Tujuan Pembelajaran ................................................................................................... 67
4.2. Uraian Materi ................................................................................................................ 67
4.3. Rangkuman .................................................................................................................. 72
4.4. Tugas ........................................................................................................................... 74
4.5. Uji Kompetensi/ Ulangan .............................................................................................. 75
4.6. Kunci Jawaban Uji Kompetensi/ Ulangan ..................................................................... 75
4.7. Lembar Kerja Siswa ..................................................................................................... 77
Bab II ............................................................................................................................................. 99
Tujuan Penataan Produk ............................................................................................................. 99
Kegiatan Belajar 1 : Syarat Penataan Produk ....................................................................... 100
1.1 Tujuan Pembelajaran ................................................................................................. 100
1.2 Uraian Materi .............................................................................................................. 100
1.3 Rangkuman ................................................................................................................ 113
1.4 Tugas ......................................................................................................................... 116
1.5 Uji Kompetensi/ Ulangan ............................................................................................ 117
1.6 Kunci Jawaban Uji Kompetensi/ Ulangan ................................................................... 117
1.7 Lembar Kerja Siswa ................................................................................................... 120
DAFTAR GAMBAR
GLOSARIUM
BAGIAN 1 : PENDAHULUAN
Deskripsi
Buku “Penataan Produk atau Penataan Barang Dagangan” ini disusun untuk
mencapai Kompetensi Dasar (KD3 dan KD4) dalam rangka memberikan bekal kompetensi
sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Buku Penataan Barang Dagangan
dilengkapi dengan uraian materi pemelajaran mandiri yang merupakan bagian dari unit
kompetensi yang harus dipelajari bagi peserta didik SMK Bidang Keahlian Tata Niaga, Paket
Keahlian Pemasaran. Bahan ajar ini memberikan bekal Sikap, Pengetahuan, dan
Ketrampilan dalam melakukan Penataan Barang Dagangan yang efektif dan efisien. Keahlian
yang dimiliki peserta didik dalam mempelajari bahan ajar ini terdiri atas dua Kompetensi
Dasar :
Prasyarat
Adapun buku yang dipersyaratkan harus anda kuasai dengan tuntas tersebut, yakni
buku mata pelajaran :
Pengantar Ekonomi dan Bisnis
Pengantar Administrasi Perkantoran
Pengantar Akuntnasi
Analisa dan Riset Pasar
Perencanaan Pemasaran
Pengelolaan Usaha Pemasaran
Strategi Pemasaran
Pemasaran On-Line
Simulasi Digital
Prinsip-Prinsip Bisnis
Pengetahuan Produk
Petunjuk Penggunaan
Bacalah petunjuk penggunaan buku ini dan pahamilah isinya, untuk memudahkan
anda dan guru/instruktur dalam proses pemelajaran dengan menggunakan buku ini.
1. Langkah-langkah yang harus anda lakukan adalah sebagai berikut :
a. Bacalah dengan cermat rumusan tujuan dari kegiatan belajar ini yang memuat kinerja
yang diharapkan, kriteria keberhasilan, dan kondisi yang diberikan dalam rangka
membentuk kompetensi kerja yang akan dicapai melalui buku ini.
b. Bacalah dengan cermat dan pahami dengan baik daftar pertanyaan pada lembar kerja
yang disediakan sebagai pengukur kompetensi yang harus dikuasai dalam buku ini.
c. Diskusikan dengan sesama peserta didik apa yang telah anda cermati untuk
mendapatkan pemahaman yang baik tentang tujuan belajar dan kompetensi yang
ingin dicapai dalam buku ini. Bila masih ragu, maka tanyakanlah pada guru/instruktur
sampai paham.
d. Bacalah dengan cermat peta kedudukan modul, prasyarat dan pengertian dari istilah-
istilah sulit dan penting dalam modul.
e. Bacalah dengan cermat materi setiap kegiatan belajar, rencanakan kegiatan belajar,
kerjakan tugasnya, dan jawablah pertanyaan tes, kemudian cocokkan dengan kunci
jawaban. Lakukan kegiatan ini sampai anda tuntas menguasai hasil belajar yang
diharapkan.
f. Bila dalam proses memahami materi anda mendapatkan kesulitan, maka diskusikan
dengan teman-teman anda atau konsultasikan dengan guru.
g. Setelah anda menuntaskan semua kegiatan belajar dalam modul ini,selanjutnya
pelajarilah modul selanjutnya sesuai yang tertuang pada peta kedudukan modul untuk
Program Keahlian Penjualan atau konsultasikan dengan guru/instruktur
h. Anda tidak dibenarkan melanjutkan kepada kegiatan belajar berikutnya, bila belum
menguasai benar materi pada kegiatan belajar sebelumnya
i. Setelah semua modul untuk mencapai satu kompetensi telah tuntas dipelajari maka
ajukan uji kompetensi dan sertifikasi
2. Peranan Guru
a. Pastikan bahwa peserta didik yang akan mempelajari buku ini telah mempelajari buku
ini secara tuntas.
b. Bantulah peserta didik dalam menyusun rencana kegiatan belajar dalam rangka
mempelajari buku ini.
c. Berikan perhatian khusus pada perencanaan jenis kegiatan, tempat kegiatan belajar
dan waktu penyelesaian akhir pembelajaran, agar mereka dapat belajar efektif
dan efisien untuk mencapai kompetensi dasar standar dan sub-sub kompetensi.
d. Mengidentifikasi dan menganalisis sarana-prasarana kegiatan belajar yang ada
di sekolah untuk mengoptimalkan kegiatan pembelajaran.
e. Berikan motivasi, bimbingan dan pendampingan pada peserta diddik agar semangat
belajarnya meningkat.
Tujuan Akhir
Tujuan akhir dari mempelajari buku penataan barang dagangan ini adalah pencapaian
kompetensi siswa dalam menata menata barang dagangan sesuai dengan tuntutan dunia
usaha atau dunia industri dalam mengerjakan tugas-tugas kerjanya di dunia usaha
1. Kinerja yang diharapkan
Setelah mempelajari kompetensi ini adalah terbentuknya kompetensi peserta didik dari
segi pengetahuan, sikap dan keterampilan dalam Prinsip Profesional Bekerja
2. Kriteria keberhasilan
Kriteria keberhasilan dalam penguasaan kompetensi ini dalam pencapaian nya dapat
terlihat dari segi kuantitas dan kualitas, Dari segi kuantitas dilihat dari perolehan nilai
kompetensi siswa melalui angka yang diperoleh nya, dan dari segi kualitas dilihat dari
terbentuknya kompetensi siswa dari segi pengetahuan, sikap dan keterampilan
KETERANGAN :
C1.1 = Pengantar Ekonomi dan Bisnis
C1.2 = Penantar Administrasi Perkantoran
C1.3 = Pengantar Akuntansi
C2.1 = Analisa dan Riset Pasar
C2.2 = Perencanaan Pemasaran
C2.3 = Pengelolaan Usaha Pemasaran
C2.4 = Strategi Pemasaran
C2.5 = Pemasaran On-Line
C2.6 = Simulasi Digital
C3.1 = Prinsip-Prinsip Bisnis
C3.2 = Pengetahuan Produk
C3.3 = Penataan Barang Dagangan
C3.4 = Komunikasi Bisnis
C3.5 = Administrasi Barang
C3.6 = Administrsi Transaksi
C3.7 = Pelayanan Penjualan
Sebelum anda mempelajari buku ini , anda diminta untuk menjawab semua
pertanyaan di bawah ini. Kemudian, anda diminta belajar pada materi yang belum anda
kuasai dengan tuntas.
Jawablah semua pertanyaan dan uraian secara singkat dan seperlunya.
1. Uraikan secara singkat Ruang Lingkup Penataan Produk
2. Uraikan secara singkat Desain Penataan Produk
3. Uraikan secara singkat Pengelompokan Barang Dagangan
BAGIAN 2 : PEMBELAJARAN
Bab I
1 Mendeskripsikan Pengertian
Penataan Produk
Kompetensi Dasar :
3.1. Mendiskripsikan Pengertian Penataan Produk
4.1. Mengklasifikasikan Bentuk Penataan Produk
Materi pokok :
A. Pengertian Penataan Produk
B. Ruanglingkup Penataan Produk
C. Pasal 7 UU No 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen
D. Kode Etik Asosiasi Penjualan Lansung di Indonesia
E. Segmentasi Pasar, Targeting dan Positioning
market, supermarket maupun hypermarket. belakangan, display yang dilakukan oleh para
peritel modern berkembang semakin inovatif, terutama sejak semakin banyaknya peritel yang
memahami konsep dan pemanfaatan alat bantu display (visual merchandising) yang kini
semakin populer. bentuk arsitektur sebuah toko menunjukkan status sosial, budaya dan
perubahan dari ekonomi setempat. dahulu, bentuk ritel berupa toko-toko milik suatu keluarga
yang berdiri sendiri. Kini berubah menjadi toko-toko di dalam satu arcade atau suatu mall di
mana arcade, promenade, gallery, sebagai satu area terlindung dengan suasana
menyenangkan. Konsep ini menjadi gambaran makin besarnya kebutuhan ruang wisata
belanja.
Marc Gobe, penulis buku pemasaran dalam salah satu buku terlarisnya, Emotional
Branding mengungkapkan munculnya kecenderungan perdagangan eceran (retail) yang
mampu menjadi sebuah kekuatan promosi. Mengalahkan kekuatan dari media periklanan
sendiri. Retailing has become advertising. Hal ini diperoleh lewat kekuatan ritel-ritel yang tak
semata karena menawarkan harga produk yang murah. Melainkan lebih karena kecerdikan
retailer menciptakan kesan nyaman kepada konsumen saat menghadapi produk dalam
sebuah pusat perbelanjaan.
Penataan produk adalah suatu cara pengaturan barang dagangan yang diterapkan
perusahaan dengan semenarik mungkin untuk memikat pelanggan. Untuk dapat
memvisualisasikan penataan produk yang menarik perlu perencanaan yang optimal. Selain
itu, untuk memperoleh hasil yang baik memerlukan desainer penataan produk yang
profesional, sumber daya manusia yang menguasai tetang display, memahami jenis produk,
mutu, dan spesfikasi barang yang akan ditata, megetahui segmentasi pasar yang akan
dijadikan sasaran, serta kode etik dalam penjualan.
Menata produk dikenal dengan banyak istilah diantaranya yaitu : display, visual
merchandising, merchandise presentation dan lain sebagainya. Sedangkan pengertian
display dapat dilihat sebagai berikut:
1) Ngadiman (2008 : 329) menyatakan bahwa Display: tata letak barang dengan
memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang, kerapihan dan
keindahan agar terkesan menarik dan mengarahkan konsumen untuk melihat,
mendorong, dan memutuskan untuk membeli.
Pelaksanaan display yang baik adalah salah satu kunci keberhasilan dalam self sevice, hal
ini dapat dilihat di setiap para penjual, baik penjual asongan, warung kecil, toko, bahkan mega
mall. Adapun tujuan pendisplay adalah sebagai berikut:
1) Antetion dan interest customer, yaitu untuk menarik perhatian para pembeli dengan
cara menggunaka lampu warna warni, pernak pernik, cat dinding yang bervariasi
warnanya bila perlu diberikan hiasan, plang toko yang besar dan sebagainya.
2) Desiser dan action customer, yaitu untuk menimbulkan keinginan-keinginan Calon
pembeli sehingga tertarik untuk memiliki barang yang di pamerkan/pajang,dengan cara
menghias tempat barang dagang, memberikan label harga yang besar bila discon,
bahkan menghias barang daganga dengan hiasan yang menarik dan melengkapinya
dengan pelengkap lainnya dan sebagainya.
Penataan produk (display) dapat dapat dibagi dalam beberapa bagian diantaranya adalah
sebagai berikut :
1) Window Display
Window display adalah pemajangan barang dagangan di etalase atau jendela kegiatan
usaha atau mmajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol,
dan sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase.
Window display adalah untuk menarik minat konsumen sekaligus menjaga keamanan
barang dagangan.window display hanya memperlihatkan barang dagangan yang
ditawarkan saja, tanpa dapat disentuh oleh konsumen, sehingga pengamanan menjadi
lebih mudah. Bila konsumen ingin mengetahui lebih lanjut, maka ia dipersilahkan untuk
masuk lebih memperjelas pengamatannya.
Tujuan display
a) Untuk menarik perhatian pelanggan
b) Menemancing minat pelanggan
c) Untuk menimbulkan impulse buying (dorongan seketika untuk membeli)
d) Menimbulkan daya tarik
e) Menyatakan berkualitas dengan harga terjangkau
2) Interior Display
Yaitu memajangkan barang-barang dagangan, gambar-gambar, kartu harga, simbol-
sibol, boneka, yang unik, menarik, lucu, antik yang dipajang di dalam etalase, gondola,
meja, rak di dalam toko. Barang-barang yang dipajang dengan interior display adalah
barang-barang yang sudah dikenal luas oleh masyarakat. Interior display terbagi atas
beberapa bagian yatiu:
a) Open display, yaitu barang dipajang pada tempat terbuka sehingga pembeli mudah
untuk melihat dan mengamati, memilih barang dagangan tersebut tanpa bantuan
petugas penjual (pramuniaga), misalnya self display, island display (barang-barang
diletakkan diatas lantai dan ditata dengan baik sehingga menyerupai pulau-pulau).
b) Closed display, yaitu barang dipajang di dalam lemari kaca, etalase kaca, atau
sebagainya sehingga pembeli haya bisa melihat saja tampa memegang dan untuk
memegang atau mencobanya harus dengan bantuan karyawan. Hal ini bertujuan
untuk menjaga barang agar tidak kotor, lebih menarik, atau mungkin barangnya
mahal dan menghindari dari pencurian.
seperti cuci gudang, discount dan sejenisnya. Untuk pemasaran secara tetap
pemajangan sistem ini kurang optimal karena kelemahan faktor pengamanan, cuaca,
pengiriman barang dan sebagainya. Intinya, eksterior display hanya tepat
dipergunakan untuk kondisi penjualan tertentu.
Selain itu perlu diperhatikan juga beberapa hal dalam display, yaitu:
Setore design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang dapat mempermudah
pelanggan dalam penyimpanan barang biasanya tanda-tanda ini di simpan di atas
meja digantung di dalam toko dan digunakan pada moment-momet tertentu atau
pada toko besar.
Dealer display, penataan yang dilaksanakan dengan cara mholesaler, yang terdiri
atas simbol-simbol dan petunjuk penggunaan yang tertera pada produk, sehingga
memberi peringatan pada petugas penjaga agar jagan memberikan petunjuk
diluar keteranggan yang tertera pada produk.
4) Solari Display
Solari display yaitu menempatkan barang dagangan di bagian Depaertement Store
sebagai daya tarik bagi konsumen setelah masuk kedalam toko, misalnya pakaian
yang digunakan oleh boneka model (menequin). Baik dengan open interior display,
maupun dengan closed interior display, barang dagangan itu perlu diatur, ditata,
disusun sedemikian rupa, agar para konsumen atau para pelanggan dapat tertarik
dan berminat mau membelinya.
Banyak cara yang dilakukan para pengusaha untuk memikat, merangsang agar
barang dagangannya banyak diminati, disenangi para konsumen dan para pelanggan.
Salah satu cara untuk memajukan barang dagangannya, diantaranya dengan ikut
serta menyelenggarakan pameran. Pameran (exhibition) adalah salah satu cara
promosi barang dagangan dengan melalui pameran khusus.
1.3 Rangkuman
1.4 Tugas
Tugas 1
a. Carilah pengertian penataan produk dari sumber-sumber informasi yang lain (buku,
internet, kliping, majalah, pelaku usaha dll)
b. Dikerjakan masing-masing siswa
c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
d. Hasilnya dilaporkan secara tertulis
e. Dipresentasikan di depan kelas
Tugas 2
Pergilah ke sebuah Mall atau toko, amatilah Penataan Produk pada toko itu, lalu carilah
informasi tentang pengertian penataan produk kepada karyawan atau pemilik toko pada
kegiatan bisnis ritel tradisional, moderen di Mall yang terdapat disekitar tempat tinggal :
a. Dikerjakan secara kelompok
b. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
c. Buatlah laporan Hasil kerja kelompok secara tertulis
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan
kelompok lain ikut menanggapi untuk menyempurnakan
e. Guru dan siswa menyimpulkan bersama
Jika iklan bertujuan memberitahu, menarik, memikat atau mendorong kosumen untuk
datang ke gerai untuk membeli barang, maka suasan atau atmosfer dalam gerai berperan
penting memikat pembeli, membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan
memngingakan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun
untuk keperluan rumah tangga. Suasana yang dimaksd adalah dalam arti atmosfer atau
ambience yang tercipta dari gabunga unsur unsur design toko/gerai, perencanaan toko,
komunikasi visual, dan merchandising.
a. Kelompok Produk
Menurut Philip Kotler Produk adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar
untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi
keinginan atau kebutuhan. Ini meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan
gagasan. Berdasarkan definisi tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi
tersebut ialah bahwa konsumen membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada
sasarannya mereka membayar untuk sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan
keinginan. Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata.
Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
1). Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka
panjang.
a). Solutari product (barang yang bermanfaat) Solutary product yaitu barang-barang
yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi dapat memberikan manfaat
yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang, misalnya detergen
dengan fosfat rendah.
b). Deficient product (barang yang kurang sempurna) Deficient product yaitu barang-
barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap mempunyai manfaat
untuk konsumen. Misalnya, obat obatan yang rasanya pahit tetapi manjur
mengobati penyakit.
c). Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan) Pressing product yaitu
barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli tetapi
dapat berakibat sangat buruk bagi pemakai barang tersebut. Misalnya, rokok,
minuman keras dan sebagainya.
d). Desirable product (barang yang sangat diperlukan)
Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan segera
dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, makanan dan
minuman.
b. Tingkatan Produk
c. Klasifikasi Produk
Barang. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik
lainnya.
Jasa. Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan untuk
dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon kecantikan,
hotel dan sebagainya.
Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu
Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak tahan lama adalah
barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian normal
kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng, dan
sebagainya.
Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan barang
berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya: lemari
es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa produk
tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono (1999:98-101)
mengklasifikasikan produk menjadi:
i. Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan konsumen
akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan bisnis, barang
konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
barang mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar
dan pakaian desain terkenal.
Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh onsumen atau
kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik
untuk membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.
Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi
kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa
yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola
keseluruhan produk jadi.
d. Image Toko
Seperti penataan produk, sebuah toko juga memiliki kepribadian. Beberapa toko
bahkan memiliki citra yang jelas di dalam benak konsumen. Dengan kata lain, image
(cita) sebuah toko adalah kepribadian sebuah toko. Kepribadian atau image toko
menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu.
Bagi konsumen kepribadian itu juga memiliki suatu gambaran yang utuh bagi pemilik
toko. Oleh sebab itu, pemilik toko harus mampu mengetahui dan merancang apa yang
diinginkan, dilihat dan dirasakan oleh konsumen terhadap toko tertentu
Menciptakan sebuah image yang baik bagi konsumen adalah pekerjaan yang
tidak mudah. Image adalah suatu bayangan atau gambaran yang ada dalam benak
seseorang yang timbul karena emosi dan reaksi terhadap lingkungan di sekitarnya.
Image sebuah toko terhadap konsumen dapat diciptakan dengan cara :
Menyajikan produk yang lengkap, bermutu, dan berkualitas
Menetapkan harga dengan wajar
Tata ruang toko yan nyaman
Customer service (pelayanan pramugari yang sopan dan terlatih)
Suasana atau atmosfer dalam gerai merupakan salah satu dari unsur dalam retail
marketing mix. Gerai kecil yang tertata rapi dan menarik akan lebih mengundang pembeli
dibandingkan gerai yang diatur biasa saja. Sementara, gerai yang diatur biasa saja tapi rapi
bersih lebih menarik daripada agerai yang tidak diatur sama sekali dan tampak kotor.
Gerai besar atau gerai milik perusahaan eceran dan skala besar pada pusat
perbelanjaan menghadapi tantangan yang sama dengan gersai kecil, yaitu bagaimana
memikat calon pembeli dan bagaimana cara menata secara menarik agar bisa menyaingi
gerai gerai besar atau pisat perbelanjaan pesaung. (Pusat perbelanjaan semestinya melayani
suatu trading area atau area catchment. Tetapi di Jakarta, khususnya, konsep ini kurang
berlaku). Tetapi, berbeda dengan gerai kecil, gerai besar harus menangani persoalan dalam
skala yang besar, seperti penataan barang dalm jumlah besar, penataan interior, penataan
cahaya, dan lain lain. Tantangan gerai besar adalah bagaiman mengelola suasana (atmosfer)
dalam toko sedemikian rupa sehingga tujuan meningkatkan kunjungan pelanggan tercapai,
penjualan bertambah, dan citra positif terbangun.
Untuk itu, perlu diketahui hal-hal apa saja yang dapat menunjang terbentuknya suasana
dalam gerai besar yang sesuai dengan harapan konsumen. Ada dua macam perilaku
berbelanja yang menjadi titik perhatian peritel dalam rangka menyiapkan suasan dalam gerai
yang sesuai.
Pertama adalah kelompok orang yang berorientasi “belanja adalah belanja”. Kelompok
ini lebih mementingkan aspek fungsional. Meskipun demikian, syarat minimal gerai yang
mereka pilih adalah yang tertata baik, bersih, dan berpendingin udara. Tetapi soal daya tarik
visual dan fasilitas tambahan bukanlah hal yang penting bagi mereka.
Sedangkan bagi kelompok kedua, yaitu orang orang yang berorientasi “rekreasi”, faktor
ambience, visual merchandising, dan fasilitas fasilitas yang lengkap menjadi aspek penentu
dalam keputusan mereka mengunjungi suatu pusat perbelanjaan. Dikaitkan denan perilaku
konsumen indonesia, mereka kebanyakan saat ini berorientasi rekreasi. Sehingga menjadi
semacam keharusan bagi semua peritel dan pemilik pusat perbelanjaan untuk mendandani
tempat belanja mereka semenarik mungkin.
Dari diagram berikut ini terlihat bahwa suasana dalam gerai diciptakan untuk melayani
target market (yaitu, kelompok masyarakat yang menjadi sasaran pemasaran) guna
menyentuh emosi mereka dan memberi pengalaman berbelanja yang berujung pada
tercapainya sasaran segera (penjualan) dan sasaran jangka panjang berupa citra positif dan
rekomendasi untuk teman dan keluarga.
Sehingga menciptakan
Agar Menyentuh hasil
Untuk Melayani Emosi dan
Suasana dalam Target Market Pengalaman Konsumen lebih
gerai Sosio-ekonomi (memengkan dan menikmati
Desain Contoh: mempertahankan Nyaman berlama lama
Toko/Gerai -Umur mind share dan heart Berbelanja lebih banyak
-Desain interior -Pengeluaran share) Hasil janka panjang
-Ambience -Jenis kelamin Emosi Kesan positif yang
Perencanan toko Life-style Contoh : terbentuk
-Alokasi ruang Contoh: -Senang (modern, fashionable,
-Rencana gang -Waktu Sempit -Antusias status, handal, lengkap,
-Layout -Trendy -Bangga dll)
Komunikasi visual Ekspektasi/harap -Parsimonious Kunjungan ulang
-Identitasi ritel an Pengalaman Frekuensi kunjungan
-Grafis Contoh: Contoh : naik
Pengajian -Belanja saja Nyaman Merekomendasikan
merchandise -Pengalaman mendapatkan gerai
Informasi (untuk memperoleh dan
memperoleh teman memperthankan market
share)
Gambar 1. 8 - Diagram Suasana Gerai Tujuan Mencapai Hasil Segera/Hasil Jangka Panjang
Mesti diagram diatas menunjukan kotak perispan suasan dalam gerai mendahului kotak
target market, langkah awal dalam pemasaran adalah memahami dan memilih target market.
Fungsi penciptaan “suasana dalam gerai” dilakuakn setelah peritel memiliki konsep yang
jelas siapa saja di masyarakat yang menjadi sasaran dari program pemasarannya.
Suasana dalm gerai menggambarkan moment of truth, yaitu situasi langsung yang
dirasakan konsumen saat berbelanja. Jika setting dari suasana itu optimal maka peritel
(dengan gerai yang dikunjungi konsumen) akan dpaat menentuh emosi konsumen dan
memberi pengalaman berbelanja. Emosi dan pengalaman yang positif memberi peritel
peluang mendapatkan pangsa pasar di benak masyarakat (disebut sebagai mind share) dan
memenangkan hati mereka (diebut heart share).
Dari situ, langkah selanjutnya adalah hasil konkret berupa belanja konsumen. Rupiah
yang dibelanjakan memberi peritel kesempatan memperoleh pangsa pasar atau market
share. Market share adalah persentasi dari penjualan yang diraih peritel dibandingkan total
penjualan yang terjadi oleh semua peritel diwilayah yang sama.
f. Desain Toko/Gerai
Toko merupakan bangunan tetap untuk menjual barang kebutuhan sehari-hari. Luas
bangunannya lebih besar daripada warung. Pengelolaan usahanya pun dilakukan secara
lebih rapi. Saat ini toko ada yang mengkhususkan diri untuk menjual barang tertentu.
Misalnya Toko Roti menjual roti, roti kalaeng, snck, permen. Toko pakaian menjual pakaian
untuk anak-anak dan dewasa. Toko elektronik menjual barang elektronik, seperti televisi,
radio, dan kipas angin. Sementara itu, macam-macam perabotan seperti lemari, meja, kursi,
dan tempat tidur dapat ditemui di toko mebel.
Desain toko (store design) merupakan stategi penting untuk menciptkan suasan yang
akan membuat pelangga merasa betah berada dalam suatu toko/gerai. Desain toko saat ini
lebuh banyak bersifat consumer-led, yakni penataan yang dikembangkan sesuai dnegan
keinginan, kebutuhan, dan selera konsumen. Sudah tentu pertimbangan akhir tetap ditangan
pimpinan perusahaan ritel atau manajer toko yang mendapat wewenang. Pada intinya,
desain toko bertujuan memenuhi syarat fungsional sambil menyediakan pengalaman
berbelanja yang menyenangkan sehingga mendukung terjadinya transaksi.
Desain toko mencakup desain di lingkungan toko, yaitu mencakup desain eksterior, lay
out, dan ambience. Desain eksterior mencakup wajah gerai atau sore front, marquee, pintu
masuk, dan jalan masuk. Layout atau tata letak berkaitan erta dengan alokasi ruang guna
penempatan produk yang dijual. Amibience adalah suasana dalam toko yang menciptakan
perasaan tertentu dalam diri pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur unsur
desian interior, pengaturan cahaya, tata suara, sistem pengaturan udara, dan pelayanan.
Desain toko yang tepat akan membantu tercapainya sasaran komunikasi visual.
g. Eksterior
Desain ekternal merupaka wajah dari sbeuah gerai. Ada beberapa unsur sehubungan
dengan desain eksternal yaitu :
Store front
Desain eksternal yang menunjuakn ciri khas dari perusahaan, baik berupa gaya,
struktur maupun bahan. Gerai kecil berupa minimarket mempunyai bentu yang mirip
saru sama lain dalam hal perwajahan, yaitu penggunaan kaca sepanjang lebar toko
dengan lis plang (kayu atau logam) dibagian atas memanjang juga selebar toko dengan
lebar sekitar 50 cm. Yang membeakan adalah warna dan nama. Gerai besar sekelas
hypermart mempunyai wajah yang membedakan dengan kontras antara satu peritel
dengan peritel lainnya. Bentuk bangunan dikombinasikan dengan warna dan nama
gerai yang dibuat dengan khas sesuai karakter perusahaan masing masing dapat
segera terasa perbedaanya.
Marquee
simbol baik yang hanya berupa tulisan beserta gambar maupun yang diwujudkan ke
bentuk 3 dimensi. Contohnya adalah lambang Mcdonald’s berupa huruf “M” yang khas
disertai nama lengkapnya “Mcdonald’s” yang dibuat atas lembaran plastik, serat kayu,
kaca, atau bahan daar lainnya. Huruf dan nama juga dicetak pada kertas pembungkus.
Lambang “M” juga diwujudkan dalam 3 dimensi yang diletakkan didepan restoran
tersebut. Hal yang sama juga terjadi pada gerai lain seperti Carrefour dan Hero yang
mendapatkan marquee mereka di atap gedung.
Pintu masuk
Gerai kecil hanya memiliki satu pintu masuk. Tetapi gerai menengah dan besar memiliki
sedikitnya dua pintu, yaitu pintu utama dan pintu akses dari lahan parkir. Ini banyak
ditemui pad gerai yang menyediakan batang kebutuhan harian seperti gerai toko besar
(hypermarket). Sebagian gerai besar dapat memutuskan untuk memiliki lebih dari 2
pintu masuk sesuai kebutuhan. Gerai yang berlokasi di gedung bertingkat dan memiliki
ruang gerai dibeberapa lantai mempunyai pintu masuk sebanyak lantai dimana mereka
berada.
Jalan masuk
Jalan masuk bisa dibuat lebar, sedang atau sempit. Itu bergantung dari kebijakan yang
dinut peritel. Kebijakan yang menganut “ingin menyenangkan dan melayani” akan
mengatur lebar jalan masuk yang mebuta dua orang bisa berjalan beriringan masuk
sambil berpapasan dengan dua orang dari arah berlawanan yang juga berjalan
beriringan. Sebaliknya, jika kebijakannya adalah “melakukan efisiensi” lebar jalan akan
diatur cukup untuk 2 orang berjalan berpapasan secara pas-pasan. Jalan masuk yang
lebar banyak dipakai oleh gerai kelas atas sementara jalan masuk yang sempit banyak
dipakai gerai kelas menengah dan atas.
h. Atmosfer/Amibience
Penataan interior amat meengaruhi konsumen secara visual, sensual, dan mental
sekaligus. Semakin bagus dan menarik penataan interior suatu gerai msemakin tinggi daya
tarik pada panca indra pelanggan yaitu penglihatan, pendengaran, aroma, rasa, sentuhan.
Konsep tentang ide/citra, membuat semakin senang pelanggan berada pada gerai itu.
Tetapi penataa yang canggih memerelukan penanganan ahli dan memerlukan bahan
baku yang tidak murah. Karena itu, penataan yang canggih biasa terjadi pada gerai yang
mampu menghasilkan banyak penjualan dan keuntungan. Ini terjadi pada gerai menengah
dan besar dan gerai khusus seperti gerai kosmetik. Gerai kosmetik yang khusus menjual
barang kecantikan (kosmetik) yang mengkombinasikan semua unsur yang dapat memikat
konsumen dalam hal visual, sensual, dan mental, yaitu berupa cahaya, musik,
merchandising, tata udara, dan alat bantu dengar berupa layar sentuh untuk mencari
informasi
Atmosfer dan ambience dapat tercipta melalui aspek aspek berikut ini:
Visual, yang berkaitan dengan pandangan: warna, brightness (terang tidaknya),
ukuran, bentuk.
Tactile, yang berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit; softeness, smoothness,
temperatur
Olfactory, yang berkaitan dengan, bebauan/aroma: scent, freshness
Aural, yang berkaitan dengan suara: volume, pitch, tempo
Visual Warna :
Warna menjadi salah satu faktor penting dalam aspek visual. Warna biru misalnya,
memberi dampak psikologis tenang, dampak temperatur dingin, dan memberi kesan jauh.
Warna merah memberi dampak psikologis perangsangan, sehingga berdampak temperatur
hangat, dan memberi kesan dekat. Warna kuning memberi dampak psikologis exciting,
sehingga berdampak temperatur sangat hangat, dan memberi kesan dekat. Sementara
warna hijau memberi dampak psikologis sangat tenang, dengan dampak temperatur dingin
atau netral, dan meberi kesan jauh. Warna oranye mirip dengan warna kuning kecuali kesan
temperatur hangat, sementara kuning sangat hangat.
Cahaya (lighting) adalah faktor penting lain dalam aspek visual. Cahaya yang penuh
menambah kecerahan dan meningkatkan tingkat energi. Penempatan lampu secara tepat
akan memberi efek tertentu, misalnya efek sejuk meski terang. Penataan cahya yang tepat
juga mebuat warna menjadi sedikit berubah dari aslinya. Hal ini diperlukan untuk bagian
bagian tertentu dalam gerai. Ukuran dan bentuk adalah faktor lain dari aspek visual.
Aspek Tactile :
Aspek tactile berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit atau bahkan kaki jika itu
membuat pelanggan ingin merasakan dengan kakinya (mislanya lain kayu atau karpet).
Aspek tactile diwujudkan dalam permukaan yang empuk, lembut, kasar atau berupa udara
yang sejuk atau dingin. Meski tactile berkaitan denga tangan dan kulit sebenarnya juga
berkaitan dengan mata. Misalnya tembok yang dibuat kasar tetapi menjadi berseni adalah
bagian dari tactile. Tembok itu bisa disentuh, diraskaan jika ada seseorang pelanggan
yangingin mengetahui permukaan tembok tersebut.
Olfactory :
Tujuan pengunaan aroma adalah menciptakan kesan rasatertentu, misalnya segar atau
rasa lainnya seperti kesejukan. Aroma dapat juga digunakan untuk menstimulasi suasan
tertentu, misalnya suasana kebun, suasana pesta. Pada jenis gerai tertentu dimana aspek
olfactory amat memengaruhi. Penggunaan wewangian, tanaman, atau unsur bebauan
lainnya menjadi dominan.
Suara dan music menurut volume, pitch, temp berpengaruh pada suasan hati
(mood). Musik yang lembut membuat pengunjung suatu gerai terpengaruh menjadi lebih
santai dibandingakan dengan musik yang menghentak keras. Sebaliknya, musik yang
berirama mars membuat bawah sadar pengunjungi gerai terdorong menjadi cepat. Musik
ridak selalu berarti harus digunakan. Beberapa jenis peritel tidak menggunakan musik dalam
gerainya.
i. Layout Toko
koordinasi semua komponen, mulai dari struktur ruang (lantai, dinding, dan langit-
langit/plafon, arsitektur, sampai dengan desai interiornya.
Ada beberapa macam layout, yaitu tata letak lurus (gridirom layout atau grid layout),
tata letak arus bebas (free flow layout atau carving layout), tata letak butik (boutique layout),
dan tata letak atuis berpenuntun (guided shopper flows)
1) Gridirom layout
Pola lurus ini banyak dipakai gerai seperti minimarket, supermarket, dan hypermarket.
Pola lurus menguntungkan dalam hal kesan efisien, lebih banyak menampung barang
yang dipamerkan, mempermudah konsume untuk berhemat waktu belanja, dan kontrol
lebih mudah
2) Free flow layout
Pola arus bebas untuk gerai kecil gerai besar dapat digunakan. Untuk gerai besar
seperti departemen store tata letak ini disebut juga sebgaai tata letak lengkung atau
carving layout karena polanya berbelok atau melengkung dengan potongan berupa
gang (aisle) yang memungkinkan pengunjung gerai bebas berbelok—sama bebasnya
dengan gerai kecil yangf memakai free flaw layout. Tata letak dengan pola ini
menguntungkan dalam hal memberi kesan bersahabat dan mendorong kosumen untuk
bersantai dalam memilih
3) Boutique layout
Tata letak butik merupakan versi yang sama dengan tata letak arus bebas, kecuali
bawha bagian bagian atau masing masing department diatur seolah olah toko specialty
yang berdiri sendiri. Tata letak ini menjadi mahal karena pengaturannya disesuaikan
dengan target market yang berbeda beda dalam setiap gerai yang sama. Namun,
karena marjin laba butik lebih tinggi daripada department store biasa, mahalnya
penataan demikian tertutup oleh keuntungan yang diraih.
4) Guided shopper flows
Tata letak arus berpenunutn, tata letak jarang dipakai atau sedikit dianut. Tata letak ini
membuat pelanggan dapat “digiring” melalu jalan yang diciptakan sehingga salah satu
kerugiannya adalah kelelahan sebagai pelanggan. Tetapi, keuntungan bagi pelanggan
mereka mendapatkan suguhan pilihan produk dalan ragam dan jumlah item yang besar
Dalam penataan toko, peta lokasi penting dibuat guna mempermudah penempatan
barang. Pemataan dipakai untuk gerai yang luas (ribuan meter persegi) baik dalam satu lantai
atau pada lantai lantai yang berbeda. Pelanggan hypermarket dan supermarket yang sering
berkunjung denga cepat mengetahiu ke bagian mana untuk mencari suatu produk.
Pelanggan department store meski tidak tiap bulan berkunjung akan mudah menemukan
barang yang diinginkan karena penataan barang yang memudahkan.
Beberapa hal yang perlu diketahui dalam penataan antara lain adalah:
Gang/jalan (walkway) hendaknya bersih dari rintangan bagi pengunjung
Jika perlu cermin dan tempat duduk perlu diperhatikan jarak dan penataannya supaya
ada kesan lega dan ada pengaruh pada keberadaan pelanggan
Tanaman dapat mengeluarkan oksigen—bagus untuk dapat berpikir jernih
Tiang dan patung melambangkan stabilitas dan membumi
Alokasi runag toko terbagi dalam beberapa jenis ruang atau area, ayitu selling
spacemerchandise space, customer space, dan personnel space. Selling space adalah ruang
atau area penempatan barang yang akan diambil konsumen, merchandise space adalah
ruang/area untuk mendapatkan barang peersediaan, customer space adalah ruang atau area
untuk berbagai keperluan pembeli seperti ruang pas, bangku untuk beristirahat sejenak, milet,
dan gang/jalan untuk lalu lalang. Personnel space adalah ruang untuk parakaryawan berganti
seragam, istirahat, menyimpan barang pribadi, dan lainnya.
Alokasi ruang toko juga dapat dilakukan dengan fungsi atau situasi seperti berikut ini:
Fungsi masing masing produk dan ikutannya, misalnya kemeja dengan celana panjang
dan dasi
Disatukan untuk kemudahan bagi pelanggan, didalam contoh gerai department store
yang berada di beberapa lantai, sehingga mereka tidak perlu naik turun ke lantai atas
atau bawah
Menurut usia dan selera pembeli seperti pengelompokan fashion (remaja, dewasa, laki,
perempuan) dan pengelompokan CD musik (pop, jazz, klasik, R&B)
Produk yang perlu alat pendingin yang perlu disatukan dalam area yang sama seperti
sayuran, daging, bakery, bunga, buah-buahan
Dalam melakukan alokasi ruang display perlu dipertimbangkan hal hal berikut ini:
Menghindari kehabisan stok :
Kehabisan stok sebisa mungkin dihindari oleh peritel besar. Akibat dari kehabisan stok
adalah kehilangan peluang penjualan, menurunnya citra, atau berkurangnya loyalitas
Citra dan postioning toko :
Sesuai dengan bentuk dan sifatnya masing masing, gerai gerai telah mengalokasikan
berapa luas ruang yang diperuntukan bagi masing masing kategori produk yang merka
jual. Gerai menengah dan besar memiliki standar internal standar alokasi. Itu berkitan
dengan citra dan positoning mereka masing masing
Kebutuhan pasar setempat :
Peritel dengan gerai gerai yang beroperasi diprovinsi berbeda akan terlihat kebutuhan
penduduk setempat yang berbeda anatar satu tempat dengan tempat yang lain. Karena
itu terjadi penyesuaian alokasi ruang agar lebih pas melayani konsumen setempat
Profititabilitas produk :
Gross margin return on investment (GMROI) dan profitabilitas produk menjadi
pertimbangan perngalokasian runag. Meskipun GMROI dan profitabilitas produk harus
diperhatikan, keseimbangan dengan pelayanan konsumen harus diperhatiakn
Category management :
Secara teoris, category management mengatur apa yang harus dicakup dalam suatu
kategori menurut kacamat kosnumen. Kategori produk juga harus mempertimbangkan
sasaran keseluruhan dari suatu kategori produk. Tetapi, menghabiskan waktu dan
tenaga untuk mengatur display dan lokasi produk dalan gerai bisa bisa malah
mempersulit konsumen untuk berbelanja sehingga bukannya kenyamanan yang
mereka dapatkan. Ini akan berpengaruh buruk pada pola belanja mereka.
j. Komunikasi Visual
Komunikasi peritel dengan pelanggannya tidaklah selalu dengan media massa seperti
dengan suara di radio, dengan tulisan, dan gambar seperti di majalah dan koran, ataupun
dengan media massa suara dan gambar seperti televisi. Komunikasi dapat terjadi melalui
gambaran visual yang ada digerai pemilik peritel. Komunikasi visual adalah komunikasi
perusahaan ritel atau gerai dengan konsumennya melalui wujud fisik berubah identitas
peritel, grafis, dan in store communication. Identitas peritel berupa wajah toko (store front)
dan marquee. Eajah toko dan marquee lah yang pertama kali terlihat oleh calon pembeli
ketika ia berniat belanja. Keduanya menjadi ciri khas perusahaan. Ketika positif calon pembeli
yang direkam adalah interaksi berbelanja sebelumnya akan menimbulkan efek ingatan yang
positid sehingga mendorong niatan berbelanja di gerai yang bersangkutan.
Didalam gerai, grafis atau tata grafis berkaitan dengan produk grafis dua dimensi
berfungsi untuk menarik perhatian dna minat pelanggan serta untuk memberi penjelasan
singkat. Grafis merupakan pendukung dalam komunikasi dalam toko (in store
communication) yang melibatkan tata suara, textures, entertaiment, promosi, personal, cash
points, kios interaktif.
k. Penyajian Merchandise
Salah stau contok visual merchandise adalah display harga, khusu nya harga yang
menciptkan citra ritel dan suasan ritel di benak pelanggan. Harga yang didiskon yang
diletakkan pada tempat yang tepat dan dalam ukuran huruf yang cukup besar akan menarik
perhatian. Penempatan konter kasir juga turut menentukan. Toko yang berbasis diskon
(seperti factory outlet) menempatkan konter kasir ditempat yang mudah dilihat dari sega;la
arah didalam gerai. Sementara toko bergengsi akan menempatkan konter kasir secara agak
tersembunyi, misalnya akan ke belakang atau dibalik tiang
Penyajian merchandise dan visual merchandise bertujuan memikat pelanggan dari segi
penampialn, suara, dan aroma, bahkan pada rupa barang yand dapat disentuh konsumen.
Pada tingkat yang lebih tinggi, visual merchandise (berikut tehnik penyajian merchandise)
diharapkan mampu menembus benak konsumen melalu ide ide dan image.
Displsay terkoordinasi yaitu suati display yang melengkapi item utama yang didisplay
dengan item-item terkait sehingga membentuk suatu rangkaian yang lengkap dan utuh,
contohnya suatu merek jeans tertentu yang di display secara lengkap (kemeja dan
celana) plus aksesorinya seperti ikat pinggang, sepatu, dll
Display didominasi kategori produk
Display didominasi kategori produk yaitu display yang mencakup segala ukuran, segala
warna atu jenis gunanya untuk memberi kesan peritel yang bersangkutan memiliki
keragaman dan kedalaman kategori produk yang dijualnya
Display ower aisles
Displya power aisles yaitu display yang sedikit itemnya tetapi jumlahnya/volumenya
besar ditempatkan disuatu gang untuk memberi kesan bahwa harga item itu rendah.
Teknik ini biasa dipakai oleh gerai besar.
Nama atau konsesi,
Display nama atau konsesi atau kyaitu display yang menawarkan koleksi produk merek
tertentu atau merek private (merek pribadi)
Display lemari (case display)
Display lemari (case display) yaitu display semacam rak barang tapi untuk jenis seperti
CD musik, buku, barang barang besar.
Display keaslian packaging (cut case)
Display keslian packaging (cut case) yaitu display kotak atau dus untuk tempat barang
yang dipotong sebagiannya dan dijadikan sebagai display. Tetapi cara ini hanya
digunakan untuk menimbulakan citra orisinilitas packaging.
Teknik tertentu seperti penempatan produk pada posisi yang favorit display di ujung
jalan, posisi sebatas tingi mata, dan biasanya berada di konter kasir
paket). Sedangkan solution selling adalah penjualan dengan kelompok harga, mislanya
“dibawah Rp. 100.000, dibawa Rp. 250.000, dibawah Rp. 500.000, dan Rp. 500.000 atau
lebih”. Cara ini memberi kesempatan bagi konsumen untuk menentukan sendiri barang apa
yang memang sesuai untuknya.
2.3. Rangkuman
Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata.
Barang-barang tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen
jangka panjang.
a. Solutari product (barang yang bermanfaat) Solutary product yaitu barang-
barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah tetapi dapat memberikan
manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka panjang,
misalnya detergen dengan fosfat rendah.
b. Deficient product (barang yang kurang sempurna) Deficient product yaitu
barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi tetap
mempunyai manfaat untuk konsumen. Misalnya, obat obatan yang rasanya
pahit tetapi manjur mengobati penyakit.
c. Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan) Pressing product
yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si pembeli
tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi pemakai barang tersebut. Misalnya,
rokok, minuman keras dan sebagainya.
d. Desirable product (barang yang sangat diperlukan)
Desirable product yaitu barang yang dapat memberikan kepuasan dengan
segera dan dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia. Misalnya, makanan
dan minuman.
2. Kelompok barang menurut tujuan pemakaian
a. Barang konsumsi Barang konsumsi merupakan barang-barang yang dapat
dibeli untuk konsumsi.
b. Barang industri merupakan barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk
kepentingan dalam industri
3. Produk Tambahan
Produk tambahan harus diwujudkan dengan menawarkan jasa pelayanan
tambahan untuk memuaskan konsumen, misalnya dengan menanggapi dengan
baik claim dari konsumen dan melayani konsumen lewat telepon jika konsumen
mempunyai masalah atau pertanyaan.
1. Berdasarkan wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua kelompok
utama, yaitu:
Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak tahan lama
adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau
beberapa kali pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam
kondisi pemakaian normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta
gigi, minuman kaleng, dan sebagainya.
Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan barang
berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian
(umur ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih).
Contohnya: lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
Beberapa toko bahkan memiliki citra yang jelas di dalam benak konsumen. Dengan
kata lain, image (cita) sebuah toko adalah kepribadian sebuah toko. Kepribadian
atau image toko menggambarkan apa yang dilihat dan dirasakan oleh konsumen
terhadap toko tertentu.
Atmosfer toko yang menarik akan mendorong konsumen untuk berbelanja. Atmosfer
toko juga akan mempengaruhi:
Desain toko mencakup desain di lingkungan toko, yaitu mencakup desain eksterior,
lay out, dan ambience. Desain eksterior mencakup wajah gerai atau sore front,
marquee, pintu masuk, dan jalan masuk. Layout atau tata letak berkaitan erta
dengan alokasi ruang guna penempatan produk yang dijual. Amibience adalah
suasana dalam toko yang menciptakan perasaan tertentu dalam diri pelanggan yang
ditimbulkan dari penggunaan unsur unsur desian interior, pengaturan cahaya, tata
suara, sistem pengaturan udara, dan pelayanan.
Layout toko adalah pemetaan area yang dirancang sebagai tempat menjual suatu
barang untuk membantu pengunjung/calon pembeli berbelanja dan mempermudah
pencarian barang yang akan dibeli. Pengaturan layout toko harus memperhatian
alur pengunjung, serta kemudahan akses antara area penjualan dan gudang
penyimpanan barang. Pada umunya pengunjung yang memasuki toko akan berjalan
dan memperhatikan berbagai macam produk yang dipajang.
2.4. Tugas
Tugas 1
Tugas 2
Carilah informasi tentang tingkatan produk, yang terdapat pada produsen yang disekitar
tempat tinggal :
2) Barang industri
Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan
(konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk
keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang
lain atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga
kelompok yaitu:
Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau
sepenuhnya masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi
dua kelas yaitu bahan baku serta bahan jadi dan suku cadang.
Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang
memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk
jadi.
Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta
jasa yang memberi kemudahan dalam mengembangkan atau
mengelola keseluruhan produk jadi.
e. Atmosfer dan ambience dapat tercipta melalui aspek aspek berikut ini:
Visual, yang berkaitan dengan pandangan: warna, brightness (terang
tidaknya), ukuran, bentuk.
Tactile, yang berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit; softeness,
smoothness, temperatur
Olfactory, yang berkaitan dengan, bebauan/aroma: scent, freshness
Aural, yang berkaitan dengan suara: volume, pitch, tempo
f. Amibience adalah suasana dalam toko yang menciptakan perasaan tertentu dalam
diri pelanggan yang ditimbulkan dari penggunaan unsur unsur desian interior,
pengaturan cahaya, tata suara, sistem pengaturan udara, dan pelayanan
g. Atmosfer dan ambience dapat tercipta melalui aspek aspek berikut ini:
Visual, yang berkaitan dengan pandangan: warna, brightness (terang
tidaknya), ukuran, bentuk.
Tactile, yang berkaitan dengan sentuhan tangan atau kulit; softeness,
smoothness, temperatur
Olfactory, yang berkaitan dengan, bebauan/aroma: scent, freshness
Aural, yang berkaitan dengan suara: volume, pitch, tempo
tukar dan kondisi serta jaminan yang dijanjikan; hak untuk diperlakukan atau dilayani secara
benar dan jujur serta tidak diskriminatif; hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan
atau penggantian, apabila barang dan atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian
atau tidak sebagaimana mestinya; dan sebagainya. Masalah perlindungan konsumen ini
semakin gencar dibicarakan. Permasalahan ini tidak akan pernah habis dan akan selalu
menjadi bahan perbincangan di masyarakat. Selama masih banyak konsumen yang dirugikan,
masalahnya tidak akan pernah tuntas. Oleh karena itu, masalah perlindungan konsumen perlu
diperhatikan.
Hak konsumen yang diabaikan oleh pelaku usaha perlu dicermati secara seksama. Pada
era globalisasi dan perdagangan bebas saat ini, banyak bermunculan berbagai macam produk
barang/pelayanan jasa yang dipasarkan kepada konsumen di tanah air, baik melalui keamanan
penataan barang, promosi, iklan, maupun penawaran barang secara langsung. Jika tidak
berhati-hati dalam memilih produk barang/jasa yang diinginkan, konsumen hanya akan menjadi
objek eksploitas dari pelaku usaha yang tidak bertanggung jawab. Tanpa disadari, konsumen
menerima begitu saja barang/jasa yang dikonsumsinya.
Materi ini membahas mengenai bagaimana perlindungan terhadap konsumen serta apa
saja hak dan kewajiban konsumen. Dalam buku ini kami juga akan menjelaskan tentang prinsip,
asas-asas dan tujuan perlindungan konsumen yang mungkin akan berguna bagi peserta didik
untuk dipahami dan berguna dimasa yang akan datang.
Pelaku usaha, di sampiang mempunyai kewajiban juga mempunyai hak pelaku usaha antara
lain:
1) Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai kondisi
dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan
2) Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumennya yang beritikad
tidak baik
3) Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian hukum sengketa
konsumen
4) Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila tebukti secara hukum kegian konsumen tidak
diakibatkan oleh barang atau jasa yang diperdagangkan
5) Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundag-undagan lainnya
Meskipun secara umum produk dan jasa telah dibuat secara benar, kadang sering terjadi
kesalahan atau kelalaian dan mungkin juga kesengajaan, sehingga konsumen merasa
dirugikan setelah membeli/ mengkonsumsi produk merk tertentu. Setiap konsumen yang
dirugikan akibat mengkonsumsi barang/ jasa yang tidak memenuhi aspek kesehatan,
keamanan, kenyamanan, dan keselamatan dapat menuntut ganti rugi kepada pelaku usaha
Sehubungan hal tersebut maka konsumen dapat merujuk pada Undang-Undang nomor 8 tahun
1999 tentang perlindungan konsumen Bab VI ( Tanggung jawab Pelaku Usaha ) Pasal 19 yang
berbunyi sebagai berikut;
Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan, pencemaran,
dan/ atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/ atau jasa yang
dihasilkan atau diperdagangkan
Ganti rugi sebagai mana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian uang atau
penggantian barang dan/atau jas yang sejenis atau setara nilainya, atau perawatan
kesehatan dan /atau pemberan santunan yang sesuai dengan ketentuan peraturan
peerundang- undangan yang berlaku
Pemberian ganti rugi dikalsanakan dalam tenggang waktu 7 ( tujuh ) hari setelah tanggal
transaksi
Pemberian ganti rugi sebagi mana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak menghapuskan
kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian lebih lanjut mengenai
adanya unsur kesalahan
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila pelaku
usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan kesalahan konsumen
Selanjutnya menurut pasal 23 pelaku usaha yang menolak dan/ atau tidak memberikan
tanggapan dan/atau tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen maka pelaku usaha
dapat digugat melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) yang mempunyai
tugas menyelesaikan sengketa konsumen diluar pengadilan dan juga melakukan pengawasan
terhadap Klausula Baku. Anggota BPSK terdiri dari unsur pemerintah, konsumen, dan pelaku
usaha. BPSK berkedudukan disetiap pemerintahan kabupaten atau kota diseluruh wilayah
Indonesia.
Pengaduan harus dilakukan dengan menyebut nama dan alamat pengadu (konsumen),
pelaku usaha dan melampirkan barang/ jasa yang diadukan, bukti perolehan ( Bon, faktur,
kwitansi dll) serta keterangan tempat dan waktu dimana barang/ jasa tersebut diperoleh
Penyelesaian sengketa di BPSK dapat dilakukan dengan tiga cara, hal ini tergantung pilihan
dan kesepakatan para pihak yang bersengketa yaitu dengan cara konsiliasi, mediasi dan
arbritasi. Jika para pihak memilih konsiliasi atau mediasi, maka BPSK hanya bertindak sebagai
fasilitator mempertemukan kedua belah pihak. Bentuk dan besarnya ganti rugi ditentukan yang
bersengketa Bilamana para pihak memilih dengan cara arbritrase maka konsumen memilih
arbiter dari salah satu unsur komsumen yang ada di BPSK, demikian juga pelaku usaha dengan
cara yang sama. Selanjutnya keduanya memilih arbiter ketiga dari unsur pemerintah yang akan
menjadi ketua majelis. Yang menentukan bentuk dan besarnya ganti rugi adalah majelis BPSK
bukan para pihak. Penyelesaian sengketa di BPSK dilakukan berdasarkan prinsip cepat,
murah, dan sederhana. Waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan selambat-
lambatnya dalam waktu 21 hari kerja terhitung sejak pengaduan konsumen diterima secara
benar dan lengkap
3.3. Rangkuman
Adapun kewajiban pelaku usaha yang tertuang dalam pasal 7 tersebut antara lain
sebagai berikut:
a. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
b. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai jaminan
barang/jasa serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan
pemeliharaan.
c. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tidak
diskriminatif.
Setiap konsumen yang dirugikan akibat mengkonsumsi barang/ jasa yang tidak
memenuhi aspek kesehatan, keamanan, kenyamanan, dan keselamatan dapat
menuntut ganti rugi kepada pelaku usaha. Sehubungan hal tersebut maka
konsumen dapat merujuk pada Undang- undang nomor 8 tahun 1999 tentang
perlindungan konsumen Bab VI ( Tanggung jawab Pelaku Usaha ) Pasal 19 yang
berbunyi sebagai berikut;
Pelaku usaha bertanggung jawab memberikan ganti rugi atas kerusakan,
pencemaran, dan/ atau kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang dan/
atau jasa yang dihasilkan atau diperdagangkan
Ganti rugi sebagai mana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa pengembalian
uang atau penggantian barang dan/atau jas yang sejenis atau setara nilainya,
atau perawatan kesehatan dan /atau pemberan santunan yang sesuai dengan
ketentuan peraturan peerundang- undangan yang berlaku
Pemberian ganti rugi dikalsanakan dalam tenggang waktu 7 ( tujuh ) hari
setelah tanggal transaksi
Pemberian ganti rugi sebagi mana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak
menghapuskan kemungkinan adanya tuntutan pidana berdasarkan pembuktian
lebih lanjut mengenai adanya unsur kesalahan
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila
pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan
kesalahan konsumen
Yang menentukan bentuk dan besarnya ganti rugi adalah majelis BPSK bukan para
pihak. Penyelesaian sengketa di BPSK dilakukan berdasarkan prinsip cepat,
murah, dan sederhana. Waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan
selambat- lambatnya dalam waktu 21 hari kerja terhitung sejak pengaduan
konsumen diterima secara benar dan lengkap
3.4. Tugas
Tugas 1
Tugas 2
c. Adapun kewajiban pelaku usaha yang tertuang dalam pasal 7 tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Beritikad baik dalam melakukan kegiatan usahanya.
2. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai jaminan barang/jasa
serta memberikan penjelasan penggunaan, perbaikan, dan pemeliharaan.
3. Memperlakukan atau melayani konsumen secara benar dan jujur, serta tidak
diskriminatif.
4. Menjamin mutu barang/jasa yang diproduksi dan/atau diperdagangkan
berdasarkan ketentuan standar mutu atau jasa yang berlaku.
5. Memberikan kepada konsumen untuk menguji, dan atau mencoba barang atau
jasa tertentu serta memberi jaminan atau garansi barang yang dibuat atau yang
diperdagangkan.
d. Pelaku usaha, di sampiang mempunyai kewajiban juga mempunyai hak pelaku usaha
antara lain:
1. Hak untuk menerima pembayaran yang sesuai dengan kesepakatan mengenai
kondisi dan nilai tukar barang/jasa yang diperdagangkan
2. Hak untuk mendapatkan perlindungan hukum dari tindakan konsumennya yang
beritikad tidak baik
3. Hak untuk melakukan pembelaan diri sepatutnya dalam penyelesaian hukum
sengketa konsumen
4. Hak untuk rehabilitasi nama baik apabila tebukti secara hukum kegian konsumen
tidak diakibatkan oleh barang atau jasa yang diperdagangkan
5. Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundag-undagan lainnya
Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 tidak berlaku apabila
pelaku usaha dapat membuktikan bahwa kesalahan tersebut merupakan
kesalahan konsumen
Kode etik se dunia diterbitkan oleh federasi se dunia asosiasi penjualan langsung
(WFDSA). Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional indonesia. Kode etik
ini menyangkut hubungan antara perusahaan-perusahaan penjualan langsung dan para
konsumen, penjual langsung dengan anggota dan calon anggota independen/mandiri,sertadia
ntara perusahaan-perusahaan penjual langsung sediri. Kode etik ini bertujuan memberikan
kepausan dan perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi
yang sehat dalam rangka sistem dunia usaha bebas, dan peningkatan sekaligus mendapakk
dacitra umum dari kegiatan penjualan langsun.
APLI, merupakan singkatan dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, adalah suatu
organisasi yang merupakan wadah persatuan dan kesatuan tempat berhimpun para
perusahaan penjualan langsung (Direct Selling/DS), termasuk perusahaan yang menjalankan
penjualan dengan system berjenjang (Multi Level Marketing/MLM) di Indonesia. Dalam Bahasa
Inggris, APLI diterjemahkan menjadi IDSA, singkatan dari Indonesian Direct Selling
Association. APLI, telah terdaftar sebagai Organisasi Usaha/Asosiasi pada Departemen
Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia dengan No. 110/AS/BUPP-I/XI/2001, dan
telah menjadi Anggota Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN INDONESIA), dengan
nomor anggota 20203.18688-6/. APLI, juga merupakan bagian dan satu-satunya asosiasi
penjualan langsung di Indonesia yang telah diakui oleh Federasi Penjualan Langsung
Internasional (World Federation of Direct Selling Assosiation/ WFDSA). Asosiasi Penjualan
Langsung Indonesia (APLI), merupakan organisasi independent, yang tidak berafiliasi dengan
salah satu kegiatan politik praktis, selain kegiatan professional dalam bidang mewujudkan
Penjualan Langsung (Direct Selling), termasuk penjualan dengan system berjenjang (MLM)
yang murni dan benar.
Pada bagian pertama ini, akan dibahas mengenai ruang lingkup kode etik APLI, adapun
ruang lingkup kode etik bagian pertama ini adalah sebagai berikut:
1). Ruang Lingkup Kode Etik
Kode etik sedunia diterbitkan oleh Federasi Sedunia Asosiasi Penjualan Langsung
(WFDSA). Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional penjualan
langsung yang tergantung pada WFDSA. Kode etik ini menyangkut hubungan anatar
perusahan-perusahan penjualan langsung dan para penjual langsung disuatu pihak dan
para konsumen dilain pihak, antara perusahaan penjualan langsung dengan anggota dan
calon anggota independent/mandiri, serta diantara perusahan-perusahan penjual
langsung sendiri. Kode etik ini bertujuan memberikan kepuasan dan perlindungan
kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi yang sehat dalam
rangka sisitem dunia usaha bebas, dan peningkatan citra umum dari kegiatan penjualan
langsung.
2). Istilah –Istilah mengenai Kode Etik
Untuk keperluan kode etik ini, istilah-istilah yang digunakan mempunyai arti sebagai
berikut :
Penjualan Langsung
APLI ( Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia)
Perusahaan Penjualan Langsung
Penjual Langsung
Produk
Konsumen
Penjualan
Penjualan arisan
Formulir pesanan
Perekrutan
Administrator kode etik
3). Asosiasi
APLI berjanji untuk menganut suatu kode etik yang mencakup subtansi-subtansi dari
ketentuan didalam kode etik WFDSA, UUPK, dan instansi pemerintah yang terkait,
sebagai suatu syarat untuk menerima dan dipertahankan sebagai anggota WFDSA.
4). Perusahaan
Setiap perusahaan anggot APLI berjanji akan menaati kode etik sebagai syarat diterima
menjadi dan dipertimbangkan sebagai anggota APLI.
5). Penjual Langsung
Penjual langsung tidak terkait secara langsung oleh kode etik ini, tetapi perusahaan harus
mewajibkan para penjual langsung untuk berpegang teguh pada ketentuannya ataupun
pada peraturan-peraturan perilaku yang memenuhi standar perusahaan sebagai syarat
keanggotaan pada perusahaan tersebut.
6). Pengaturan Diri Sendiri
Kode etik ini adalah alat untuk mengatur diri sendiri dalam industri penjualan
langsung.Kode etik ini bukan undang-undang dan kewajiban –kewajiban yang
dibebankan untuk menuntut suatu perilaku etis yang melampaui tuntutan persyaratan
hukum yang berlaku.
7). Hukum
Perusahaan-perusahaan dan para penjual langsung dianggap telaah menaati
persyaratan-persyaratan hukum. Oleh karena itu, kode etik ini tidak menyebutkan semua
kewajiban hukum yang ada.
8). Standar
Kode etik ini memuat standar perilaku etis bagi perusahaan penjualan langsung dan para
penjual langsung. APLI bisa mengubah standar ini asalkan subtansi kode etik tetap
terpelihara atau tetap seperti yang telah dipersyaratkan oleh hukum nasional.
Kode etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia Bagian 2 tentang prilaku terhadap
konsumen yang diuraikan prilaku penjual atau perusahaan terhadap konsumen sebagai
berikut:
Untuk keperluan kode etik, istilah-istilah yang digunakan mempunyai arti sebagai berikut:
1) Penjualan langsung, yaitu pemasaran produk secara langsung kepada konsumen, di luar
lokasi permanen pengecer. Seperti para salesmen.
2) APLI adalah asosiasi nasional dari perusahaan penjualan langsung yang mewakili
kepentingan industri penjual langsung di Indonesia.
3) Perusahaan penjual langsung adalah suatu kesatuan usaha yang menggunakan sistem
penjualan langsung untuk memasarkan produk yang berhubungan dengan merek
dagang atau merek jasa.
4) Penjual langsung adalah seseorang yang menjadi anggota sistem distribusi suatu
perusahaan penjual langsung.
5) Produk mencakup barang dan jasa, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
6) Konsumen merupakan setiap orang pemakai barang dan jasa yang tersedia dalam
masyarakat.
7) Penjual meliputi kegiatan menghubungkan calon pelanggan, menawarkan dan
memperkenalkan produk, menerima order dan mengirim barang atau menagih
pembayaran.
8) Penjualan arisan adalah penjualan melalui peragaan dan penjelasan produk kepada
sekelompok atau seorang calon pembeli oleh seorang penjual langsung.
9) Formulir pesanan ini termasuk order-order tercetak atau tertulis, tanda terima dan surat
perjanjian.
10) Perekrutan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengajarkan seseorang menjadi
penjual.
11) Administator kode etik merupakan seseorang atau suatu badan independen yang
ditunjuk oleh APLI guna membantu ketaatan perussahaan anggota pada kode etik APLI.
4.3. Rangkuman
Kode etik se dunia diterbitkan oleh federasi se dunia asosiasi penjualan langsung
(WFDSA). Kode etik ini juga berlaku untuk para anggota asosiasi nasional
indonesia. Kode etik ini menyangkut hubungan antara perusahaan-perusahaan
penjualan langsung dan para konsumen, penjual langsung dengan anggota dan
calon anggota independen/mandiri,sertadia ntara perusahaan-perusahaan
penjual langsung sediri. Kode etik ini bertujuan memberikan kepausan dan
perlindungan kepada semua pihak yang berkepentingan, memajukan kompetisi
yang sehat dalam rangka sistem dunia usaha bebas, dan peningkatan sekaligus
mendapakk dacitra umum dari kegiatan penjualan langsun.
4.4. Tugas
Tugas 1
1. Uraikan penjelasan dari Ruang Lingkup Kode Etik APL Pada bagian pertama ini, dan
coba dibahas mengenai ruang lingkup kode etik APLI, pada bagian pertama ini
2. Dikerjakan masing-masing siswa
3. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
4. Hasilnya dilaporkan secara tertulis
5. Dipresentasikan di depan kelas
Tugas 2
Carilah informasi dari orang-orang yang sudah melaksanakan tentang APLI, yang merupakan
singkatan dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, atau suatu organisasi yang
merupakan wadah persatuan dan kesatuan tempat berhimpun para perusahaan penjualan
langsung (Direct Selling/DS), termasuk perusahaan yang menjalankan penjualan dengan
system berjenjang (Multi Level Marketing/MLM) di Indonesia. Dalam Bahasa Inggris, APLI
diterjemahkan menjadi IDSA, singkatan dari Indonesian Direct Selling Association.
1. Dikerjakan secara kelompok
2. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
3. Buatlah laporan Hasil kerja kelompok secara tertulis
4. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan
kelompok lain ikut menanggapi untuk menyempurnakan
5. Guru dan siswa menyimpulkan bersama
c. Penjual Langsung: Penjual Langsung adalah seseorang yang menjadi anggota sistem
distribusi suatu perusahaan Penjualan Langsung. Seorang Penjual Langsung mungkin
saja seorang agen komersial yang independen, seorang kontraktor independen, seorang
dealer atau distributor independen, seorang wakil yang dipekerjakan oleh Perusahaan
atau yang mandiri, pemegang hak waralaba atau yang semacamnya.
e. Kode etik Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia terhadap perilaku konsumen adalah :
1) Praktik-praktik terlarang, yaitu penjual langsung dilarang tidak etis menarik atau
mengumpulkan uang dari konsumen, menjanjikan konvensasi tidak wajar atau tindakan
tidak pantas lainnya.
2) Identifikasi, yaitu penjual langsung wajib memperkenalkan diri dan identitas diri secara
benar.
3) Penjelasan dan peragaan dari peroduk yang ditawarkan harus akurat dan lengkap.
4) Menjawab pertanyaan, yaitu pendagang langsung wajib menjawab pertanyaan dengan
akurat, mudah dan mampu dipahami konsumen.
f. Kode etik yang harus diperhatikan oleh Penjual Langsung atau Perusahaan adalah :
1) Formulir pesanan tertulis sebagai tanda pembelian harus diserahkan kepada
konsumen pada waktu penjualan.
2) Janji-janji lisan, penjual haya akan memberikan janji sebatas yang diperoleh secara
tertulis oleh perusahaan.
3) Penyejukan dan pengambilan barang, seperti klausal jual beli. Walaupun tidak tertera
dalam hukum pembelian.
4) Jaminan dan layanan purna jual.
5) Literatur promo, iklan, surat penawaran via pos atau label produk tidak boleh memuata
keterangan, pernyataan atau gambar yang mengecoh, mengelabui, menyesatkan atau
tidak benar.
6) Kesaksian penjual langsung tidak boleh mengacu pada pernyataan apapun yang tidak
resmi.
7) Perbandingan dan pencemaran, penjual langsung harus menahan diri untuk tidak
membuat perbandingan yang menyesatkan dan tidak sesuai dengan azaz kompetensi,
tidak boleh mencemarkan nama baik konsumen, perusahaan dan penjualan langsung.
8) Hormat pada hak pribadi, kontak pribadi atau melalui media social lainya harus
dilakukan dengan cara dan pada waktu yang wajar agar tidak menganggu orang lain.
Dan menghormati pendapat konsumen.
9) Kewajaran (keadilan), penjual langsung tidak boleh menyalahgunakan keprcayaan
yang diberikan konsumen atau perusahaan, tidak boleh memanfaatkan kekurangan
dan kesempatan yang tidak etis pada konsumen.
10) Penyerahan barang langsung wajib memenuhi pesanan secara tepat waktu sesuai
dengan yang telah disepakati.
11) Daftar harga, perusahaan atau penjualan langsung harus menyediakan daftar harga
secara tertulis yang berlaku dalam rupiah ata barang atau jasa yang telah ditentukan.
Suatu pasar terdiri dari begitu banyak konsumen dan konsumen tersebut begitu beragam
dan berbeda-beda dalam banyak hal. Mereka mempunyai perbedaan dalam hal kebutuhan,
daya beli, lokasi geografis, kebiasaan membeli dan karakteristik pembelian. Semua
hal/variabel tersebut dapat digunakan untuk men-segmentasi pasar. Setiap manajer
pemasaran sudah seharusnya memahami segmentasi pasar. Dirumuskan oleh Wendell Smith
pada tahun 1956 dalam artikel terkenalnya yang berjudul Product Differentiation and Market
Segmentation as Alternative Marketing Strategiesâ, segmentasi telah menjadi bagian utama
dari strategi marketing mana pun yang harus diperhatikan, supaya manajer pemasaran bisa
membuat keputusan berkenaan dengan pasar yang dimaksud.
Segmentasi atau membagi pasar menjadi beberapa segmen adalah dasar atau fondasi
dari kinerja bisnis yang superior. Penting sekali untuk mengerti apa saja kebutuhan dan
keinginan konsumen supaya kita mampu merancang strategi pemasaran yang efektif. Setiap
perusahaan kini dituntut untuk dapat semakin mengerti kebutuhan konsumen serta
menciptakan produk yang dapat memuaskan kebutuhan mereka karena kebutuhan menjadi
semakin berbeda/unik dan juga karena faktor teknologi yang semakin maju.
Perusahaan-perusahaan kini tanggap terhadap peluang-peluang bisnis yang ada untuk
menciptakan value yang unik untuk konsumen dengan meluncurkan produk-produk mulai dari
telepon yang dirancang khusus untuk para pebisnis sampai kartu ucapan dan perangko yang
juga dirancang khusus untuk konsumen tertentu.
a. Segmentasi Pasar.
Berdasarkan motif beli dari para konsumen untuk membeli suatu produk, pasar dapat
dibagi atau dikelompokkan sebagai berikut :
1) Pasar konsumen, yaitu sekelompok pembeli barang dan jasa untuk dikonsumsi dan
bukan untuk dijual.
2) Pasar produsen, yaitu pasar yang terdiri dari atas individu atau organisasi yang
memerlukan barang dan jasa untuk diproses atau diproduksi lebih lanjut.
3) Pasar pedagang, yaitu pasar yang terdiri atas individu atau kelompok oraganisasi yang
biasa disebut perantara penjualan atau distributor yang memerlukan barang untuk dijual
kembali dengan tujuan memperoleh laba
4) Pasar pemerintah, yaitu pasar dimana terdapat lembaga pemerintahan, seperti
departemen, direktor, kantor, dan instansi lainnya.
5) Pasar internasional, yaitu pasar yang meliput beberapa atau semua negara di dunia.
Berdasarkan motif beli dari para konsumen untuk membeli suatu produk, pasar dapat
dibagi sebagai berikut.
1) Pasar konsumen, yaitu sekelompok pembeli barang-barang dan jasa untuk dikonsumsi
saja.
2) Pasar produsen, yaitu pasar yang terdiri atas individu atau organisasi yang memerlukan
barang dan jasa untuk diproses lebih lanjut dan kemudian dijual atau disewakan.
3) Pasar pedagang, pasar yang terdiri atas individu atau organisasi yang biasannya disebut
perantara penjual dan pembeli atau distibutor yang memerlukan barang-barng untuk
mendapatkan laba.
4) Pasar pemerintah, yaitu pasar dimana terdapat lembaga-lembaga pemerintahan sepeti
departemen, direktorat dan sebagainnya.
5) Pasar internasional, yaitu pasar yang meliputi beberapa atau semua negara di dunia.
Tujuan segmentasi pasar adalah,
a) Menyalurkan uang dan usaha kepasar potensial.
b) Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar.
c) Menentukan cara-cara promosi yang produktif.
d) Memilih media adcertensi yang lebih .
e) Mengatur waktu yang sebaik-baiknya untuk promosi.
f) Para penjual atau perusahaan berada dalam posisi yang baik.
g) Para penjual dapat menggunakan pengetahuannya unutk menanggapi usaha.
h) Penjual dapat mengatur lebih baik produksi dan promosi.
Agar segmen pasar dapat berjalan dengan baik harus memenuhi beberapa syarat sebagai
berikut:
1) Measurability, yaitu sifat dan ciri pembeli harus dapat diukur.
2) Accessbilitiy, yaitu suatu keadaan diaman perusahaan dapat secara efektip memusatkan
usah pada segmen pada yang telah dipilih.
Inti dari rencana segmentasi pasar adalah metode strategi. Di sini keputusan-keputusan
diambil mengenai cara dan besarnya pemasaran masing-masing faktor segmentasi pasar yang
dapat dikembalikan, dan bagaimana faktor-faktor ini digabungkan bersama ke dalam suatu
total strategi. Dalam merencanakan segmentasi pasar, manajer pemasaran haruslah
mengambil keputusan bagaimana ia akan menggunakan alat-alat pemasaran yang dimilikinya
untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Kemudian oleh Catur (2001:90), mengemukakan bahwa tujuan dari segmentasi pasar untuk
menghemat usaha-usaha pemasaran dengan menitikberatkan kepada pembeli yang berminat
tinggi untuk membeli. Dalam menerapkan segmentasi pasar, sebenarnya para marketing
memiliki tujuan yang berbeda-beda. Namun demikian tetap saja ada satu tujuan dalam
segmentasi pasar yaitu untuk melayani konsumen secara lebih baik dan memperbaiki posisi
kompetitif perusahaan terhadap pesaing.
Tujuan utama ini juga diiringi dengan tujuan-tujuan lain yang lebih sempit seperti meningkatkan
penjualan, meningkatkan pangsa pasar, melakukan komunikasi dan promosi yang lebih baik,
dan memperkuat citra. Tujuan-tujuan tersebut memang bisa saja dicapai dengan mass
marketing akan kesulitan untuk bersaing dengan perusahaan yang melakukan segmentasi,
Lupiyoadi (2001:36). Sejalan dengan pendapat-pendapat ahli sebelumnya, Chandra (2002:61),
mengemukakan bahwa tujuan pokok dari segmentasi pasar adalah memposisikan suatu merk
dalam benak konsumen sedemikian rupa sehingga merk tersebut memiliki keunggulan
kompetitif berkesinambungan. Sebuah produk akan memiliki keunggulan kompetitif jika produk
tersebut menawarkan atribut-atribut determinan (yang penting dan dinilai unik oleh para
Tujuan dari segmentasi pasar :
1) Menyalurkan uang dan usaha kepasar potensial yang paling menguntungkan.
2) Merencanakan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar.
3) Menentukan cara-cara promosi yang paling tepat bagi perusahaan
4) Memilih media advertensi yang lebih baik dan menemukan bagaimana mengalokasikan
sevara baik.
5) Mengatur waktu yang sebaik-baiknya dalam usaha promosi
6) Para penjual atau perusahaan akan berbeda dalam posisi yang lebih baik untuk
menempatkan serta membandingkan kesempatan-kesempatan atau harapan-harapan
dlam pemasaran sehingga dapat mempelajari kebutuhan tiap segmen.
7) Para penjual dapat mengunakan pengetahuannya untuk menangapi usaha pemasran yang
berbeda-beda sehingga dpat mengalokasikananggarannya dengan lebih tepat terhadap
berbagai segmen.
8) Penjual dapat mengatur lebih baik produknya dan cara pemasaran
Agar segmentasi pasar atau pengelompokkan pasar dapat berjalan dengan efektif, maka harus
memenuhi syarat-syarat pengelompokan pasar berikut;
1) Measurability, yaitu cirri-ciri atau sifat-sifat tertentu pemebli harus dapat diukur atau dapat
didekati
2) Accesibility, yaitu suatu keadaan dimana perusahaan dapat secar efektif memusatkan usha
pemasrannya pada segmen yang telah dipilih
c. Target Pasar
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian
segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau sekelompok
orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan menurut Kotler & Amstrong
(2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang memiliki kebutuhan atau karakteristik yang
sama yang menjadi tujuan promosi perusahaan.
Dari kedua definisi tersebut targeting merupakan sebuah proses yang sangat penting
karena akan menentukan siapa yang akan membeli produk dari perusahaan. Targeting adalah
membidik target market yang telah kita pilih dalam analisa segmentasi pasar. Dalam hal ini
tentu saja serangkaian program pemasaran yang dilakukan harus pas dengan karakteristik
pasar sasaran yang hendak kita tuju.
Langkah dalam mengembangkan targeting yaitu :
1) Mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen dengan menggunakan variable-
variabel yang dapat mengkuantifikasi kemungkinan permintaan dari setiap segmen,
biaya melayani setiap segmen, dan kesesuaian antara kompetensi inti perusahaan
dan peluang pasar sasaran.
2) Memilih satu atau lebih segmen sasaran yang ingin dilayani berdasarkan potensi laba
segmen tersebut dan kesesuaiannya dengan strategi perusahaan.
Target pasar adalah memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani dalam
penjualan. Penyusunan terget pasar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
1) Mengenali dan mengevaluasi faktor-faktor kriteria terget pasar yang akan digunakan
untuk proses seleksi.
2) Menerapkan faktor-faktor tersebut untuk memilih dan menentukan pasar target.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan segmentasi pasar yang akan
dituju oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut:
Product Positioning
Dalam proses positioning selalu dimulai product positioning. Pendapat ini dikemukakan
oleh Regis Mc Kenna (1985: 37), yang juga mengemukakan definisi product positioning
sebagai berikut: “The positioning process should begin with the product themselves. To gain a
strong product positioning, a company must differentiate its product from all other products on
the market. The goal is to give theproduct a unique position in the market place.”
Dari definisi diatas mengandung pengertian bahwa proses positioning harus dimulai dengan
produk itu sendiri. Untuk mencapai product positioning yang kuat suatu perusahaan perlu
melakukan diferensiasi dalam banyak faktor yaitu: teknologi, harga, kualitas, saluran distribusi
atau sasaran konsumennya.
Rumusan positioning yang dikemukakan Kenna (1985:37) menjelaskan perusahaan
sewaktu akan melakukan product positioning perlu mempertimbangkan 4 (empat) hal kunci
utama, disebut sebagai The Golden Rules of Product. adapun uraiannya sebagai berikut:
1. Perusahaan perlu mengkutitrend dan dinamika pasar, seperti trend teknologi,
persaingan, sosial, dan ekonomi.
2. Perusahaan harus memfokuskan pada posisi teknologi dan kualitas.
3. Perusahaan harus mentargetkan produknya pada segmen pasar tertentu misalnya pada
segmen masyarakat atas, menengah atau bawah. Karena lebih baik menjadi ikan besar
dalam kolam kecil daripada menjadi ikan kecil di kolam besar (it's better to big fish in a
little pond,).
4. Perusahaan harus mau bereksperimen dengan tipe produk baru, kemudian
memperhatikan reaksi pasar. Jika pemakai menyarankan perubahan maka perusahaan
harus menyesuaikan strateginya.
Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so
that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”. Maknanya, mencari
‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi segmentasi yang
dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari
produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam
suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu,
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan
pesaingnya. Positioning adalah dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi
keunggulan yang bersifat khas serta unik. Dengan demikian, produk dan jasa perusahaan
dipersepsikan lebih superior dan khusus (distinctive) dibandingkan dengan produk dan jasa
pesaing dalam persepsi konsumen.
Persepsi pelanggan terhadap produk yang dihasilkan dan bukan hanya sekedar produk
fisik adalah fokus utama Positioning. Keberhasilan positioning sangat ditentukan oleh
kemampuan sebuah perusahaan untuk mendeferensiasikan atau memberikan nilai superior
kepada pelanggan. Nilai superior sendiri dibentuk dari beberapa komponen. Sedangkan kunci
utama keberhasilan positioning terletak pada persepsi yang diciptakan dari persepsi
perusahaan terhadap dirinya sendiri, persepsi perusahaan terhadap pesaing, persepsi
perusahaan terhadap pelanggan.
a) Produk
b) Harga
c) Place
d) Promo
5.3. Rangkuman
Segmentasi atau membagi pasar menjadi beberapa segmen adalah dasar atau
fondasi dari kinerja bisnis yang superior. Penting sekali untuk mengerti apa saja
kebutuhan dan keinginan konsumen supaya kita mampu merancang strategi
pemasaran yang efektif. Setiap perusahaan kini dituntut untuk dapat semakin
mengerti kebutuhan konsumen serta menciptakan produk yang dapat memuaskan
kebutuhan mereka karena kebutuhan menjadi semakin berbeda/unik dan juga
karena faktor teknologi yang semakin maju.
Definisi targeting menurut Keegan & Green (2008) adalah proses pengevaluasian
segmentasi dan pemfokusan strategi pemasaran pada suatu negara,prpinsi,atau
sekelompok orang yang memliki potensi untuk memberikan respon. Sedangkan
menurut Kotler & Amstrong (2008) adalah sekelompok pembeli (buyers) yang
memiliki kebutuhan atau karakteristik yang sama yang menjadi tujuan promosi
perusahaan.
Target pasar adalah memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani dalam
penjualan. Penyusunan terget pasar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
a. Mengenali dan mengevaluasi faktor-faktor kriteria terget pasar yang akan
digunakan untuk proses seleksi.
b. Menerapkan faktor-faktor tersebut untuk memilih dan menentukan pasar target.
5.4. Tugas
Tugas 1
Tugas 2
Perusahaan dalam menentukan dasar segmentasi yang akan digunakan dapat disesuaikan
dengan kondisi yang paling relevan. Jelaskan mengapa perusahaan dalam menentukan dasar
segmentasi harus menyesuaikan kondisi yang paling relevan.
e. Target pasar adalah memilih kelompok konsumen mana yang akan dilayani dalam
penjualan. Penyusunan terget pasar dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut,
1) Mengenali dan mengevaluasi faktor-faktor kriteria terget pasar yang akan
digunakan untuk proses seleksi.
2) Menerapkan faktor-faktor tersebut untuk memilih dan menentukan pasar target.
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penentuan segmentasi pasar yang akan
dituju oleh perusahaan, yaitu sebagai berikut,
Ukuran segmen pasa
Pertumbuhan segmen
Posisi persaingan
Biaya untuk mencapai segmen
Kesesuaian tujuan dengan kemampuan perusahaan
Keuntungan perusahaan yang diterima dipengaruhi oleh ancaman dari
pesainggnya, ancaman pesaing meliputi:
Pesaing yang ada sebelumnya
Pendatang baru
Produk pengati
Meningkatkan kemampuan menawar
Meningkatkan harga produk
f. Positioning adalah suatu tindakan atau langkah-langkah dari produsen untuk mendesain
citra perusahaan dan penawaran nilai dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu
mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan
menghargai apa yang dilakukan suatu perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
Positioning adalah dengan upaya identifikasi, pengembangan, dan komunikasi
keunggulan yang bersifat khas serta unik.
h. Menurut Kotler (1997: 262): “Positioning is the act of designing the company’s offer so
that it occupies a distinct and value placed in the target customer mind”. Maknanya,
mencari ‘posisi’ di dalam pasar, langkah ini dilakukan setelah menentukan strategi
segmentasi yang dipakai. Dengan kata lain positioning adalah suatu tindakan atau
langkah-langkah dari produsen untuk mendesain citra perusahaan dan penawaran nilai
dimana konsumen didalam suatu segmen tertentu mengerti dan menghargai apa yang
dilakukan suatu segmen tertentu, mengerti dan menghargai apa yang dilakukan suatu
perusahaan, dibandingkan dengan pesaingnya.
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
Bab II
Kompetensi Dasar :
3.3. Menganalisis Tujuan Penataan Produk
4.3. Mengevaluasi Tujuan Penataan Produk
Materi pokok :
A. Syarat penataan produk
B. Desain produk
C. Tujuan display bagi pembeli
D. Tujuan display bagi pembeli
Menyusun barang dagangan juga merupakan salah satu hal yang tidak kalah pentingnya,
karena ini merupakan kesan pertama dari pengunjung toko tersebut, oleh karena itu barang-
barang dagangan yang dipajang di dalam ruangan toko maupun di etalase harus ditata
sedemikian rupa sehingga kelihatan rapi, serasi dan menarik bagi setiap orang terutama calon
pembeli, untuk penataan barang-barang ini diperlukan keahlian khusus, kreasi dan seni yang
tinggi jadi tidak setiap orang bisa menata sendiri, agar penataan terlihat menarik, perlu
menyewa orang-orang yang ahli dalam dekorasi dalam penataan barang/pemajangan, dengan
harapan, hal ini bisa dipakai sebagai dasar atau contoh atau acuan untuk penataan berikutnya,
penataan barang sebaiknya setiap saat diubah agar tidak membosankan dan disesuaikan
dengan keadaannya, hal yang perlu diperhatikan ialah bagaimana bentuk, warna, ukuran,
tempat dan perlengkapan-perlengkapan lainnya itu dipadukan sehingga penataan barang-
barang itu kelihatan rapi dan menarik, yang pada akhirnya akan bisa menarik pengunjung/calon
pembeli/pelanggan tertarik untuk memiliki barang-barang tersebut.
a. Penataan Produk
Penataan produk (display) adalah seni dan merupakan unsur promosi yang cepat
berkembang serta merupakan unsur yang dirasakan sangat penting, terutama dilihat dari
b. Tujuan display
Pelaksanaan Display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh
keberhasilan self service dalam menjual barang-barang. Hal ini di lihat di supermarket. Adapun
tujuan display dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Attention dan interest customer
Attention dan interest customer artinya menarik perhatian pembeli dilakukan dengan cara
menggunakan warna-warna, lampu-lampu dan sebagainya.
a. Open display
Open display yaitu barang-barang yang dipajangkan pada suatu tempat
terbuka sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon
pembeli tanpa bantuan petugas pelayanan.
b. Closed display
Closed display yaitu barang yang dipajangkan dalam suasana tertutup.
Barang-barang tersebut tidak dihampiri dan dipegang atau diteliti oleh calon
pembeli, kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk
melindungi barang dari kerusakan, pencurian dan sebagainya.
c. Architectural display
Architectural display yaitu memperlihatkan barang-barang dalam
penggunaanya, misalnya di kamar tidur dengan perlengkapannya. Cara ini
dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara
realistis.
3. Exterior Display
Exterior display yaitu penataan yang dilaksanakan dengan memajangkan barang-
barang diluar toko. Display ini mempunyai beberapa fungsi antara lain :
a. Memperkenalkna suatu produk secara cepat dan ekonomis.
b. Membantu para produsen menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan
ekonomis.
c. Membantu mengkoordinasikan advertising dan merchandising.
d. Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari
raya ulang tahun dan sebagainya.
Ada beberapa hal penting yang harus diperhatikan para peritel dalam melakukan display,
yang seharusnya mengacu pada ”logika” konsumen. Logika konsumen dapat dikatakan
sebagai segala sesuatu yang meliputi cara berpikir, kebiasaan atau kecenderungan psikologis
konsumen yang memengaruhi perilaku mereka saat berbelanja dan berada di dalam toko.
Sebagai contoh : kebanyakan konsumen yang memiliki kebiasaan belanja secara bulanan
biasanya sudah mengetahui secara persis barang-barang apa saja yang harus mereka beli
pada saat berbelanja. Saat berada di dalam toko, konsumen seperti ini akan memulai
”perburuan” mencari barang-barang yang ia butuhkan dengan berjalan dari lorong ke lorong
secara teratur. Jika pada saat itu mereka membutuhkan barang-barang untuk keperluan mandi
dan cuci (toiletries) hampir dapat dipastikan mereka akan menyelesaikan perburuan atas
barang-barang tersebut terlebih dahulu baru kemudian beralih untuk mencari barang-barang
keperluan lainnya, sangat jarang terjadi seorang konsumen melakukan perburuannya secara
acak kecuali si konsumen memang tidak mengidentifi kasikan terlebih dahulu barang-barang
apa saja yang ia butuhkan. Biasanya konsumen seperti ini tidak memiliki kebiasaan belanja
bulanan.
Display yang mengacu dengan logika-logika konsumen tidak hanya melahirkan nilai
tambah (kemudahan) yang dirasakan langsung oleh konsumen atau pengunjung toko tetapi
juga membantu para peritel dalam hal pengaturan display secara keseluruhan, misal, dalam
mensiasati display produk-produk impulse agar lebih efektif.
1. Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadi mudah dilihat,
mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus
mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif
apapun akan sia-sia.
2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari
potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang
berada di dalam toko, berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak
akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-
barang
yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase. Barang-
barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada shelve paling
bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung (terutama anak-
anak) jika barang tersebut terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat
memanfaatkan alat alat bantu seperti :
shelf talker,
standing poster,
signage dan
jenis jenis point of purchase (POP) dan materials yang lain.
Salah satu daya tarik pada toko adalah penataan barang dagangannya. Melalui berbagai
bentuk penyajian barang dagangan pada berbagai model rak display maka menjadikan
suasana toko menjadi semarak, dan menimbulkan daya tarik, yang pada akhirnya dapat
meningkatkan volume penjualan. Uraian tersebut adalah gambaran tentang pentingnya
display. Yang dimaksud display adalah usaha yang dilakukan dalam penataan barang
dagangan ditoko, dengan memperhatikan unsur pengelompokan jenis dan kegunaan barang,
kerapihan dan keindahan dengan tujuan mengarahkan pembeli agar tertarik untuk melihat dan
memutuskan untuk membeli.
Dalam membuat display harus pula memperhatikan pengaturan tempat atau space
manajemen yaitu sistem pengaturan barang dengan mengoptimalkan pemakaian ruangan
yang tersedia sehingga menghasilkan nilai lebih antara lain;
1. Mempercepat perputaran barang
2. Menurunkan biaya gudang melalui pencegahan penumpukan persediaan barang
digudang
4. Mudah dijangkau
Pada umumnya pengunjung toko adalah para wanita yang memiliki tinggi badan antara
150 cm – 160 cm . Untuk itu dalam menata barang haruslah memperhitungkan ketinggian
peralatan display yang disesuaikan dengan tinggi badan agar mudah untuk dijangkau.
Demikian juga untuk barang kebutuhan sehari- hari jangan diletakkan pada tempat yang
tersembunyi
5. Aman
Dalam menata barang harus mempertimbangkan keamanan. Barang yang mudah pecah
misalnya, jangan diletakkan dipinggir karena dapat dengan mudah tersentuk pembeli
yang menyebabkan kecelakaan dan kerusakan barang. Dalam melakukan display jangan
meletakkan makanan berdekatan dengan barang yang mengandung racun
Kelima hal tersebut diatas adalah pertimbangan dasar dalam menata barang dagangan pada
Rak agar memiliki daya tarik bagi pengunjung.
Disamping hal tersebut diatas, dalam pelaksanaan menata barang beberapa hal harus
diperhatikan yakni;
1. Dalam meletakkan barang di rak jangan ditumpuk, karena hal ini akan mempersulit
pembeli untuk mengambil barang dan tumpukan tersebut dapat jatuh dan
membahayakan pembeli saat memilih barang
2. Harus diupayakan stock barang pada Rak display dalam keadaan penuh. Apabila stock
barang tinggal sedikit, maka letakkan sisa barang dan rapatkan pada pojok depan rak
3. Produk dan merek untuk barang- barang yang perputarannya cepat, maka jumlah barang
yang didisplay harus lebih banyak dibanding barang yang perputarannya kecil.
4. Apabila menata produk pada rak susun, maka ukuran kemasan yang paling kecil
diletakkan pada rak atas dan ukuran kemasan paling besar diletakkan pada rak paling
bawah. Contoh; pada rak susun 4, maka kemasan 250 gram diletakkan paling atas, 400
gram dibawahnya, kemasan 750 gram dibawah 400 gram dan kemasan 1 kg berada
pada rak paling bawah
5. Label harga dan informasi barang (ticket) fungsinya untuk membantu penjualan.
6. Untuk memudahkan penglihatan maka Label harga diletakkan pada pandangan kiri
komsumen dan dibawah produk Untuk menata barang- barang Fashion di rak maka cara
menempatkannya mulai dari kiri kekanan yakni dari ukuran kecil, dan ukuran besar
disebelah kanan
Keenam hal tersebut diatas adalah merupakan pertimbangan dasar untuk melakukan display
agar memiliki daya jual tinggi
Dengan demikian dapat dikatakan kegiatan display merupakan upaya untuk menandani toko,
layaknya mendadani seorang gadis. Kegiatan ini tidak hanya dilakukan oleh pemilik toko tetapi
dilakukan bersama, yakni toko dan pemilik merek/ produsen, karena keduanya memiliki
kepentingan yang sama. Hasil kerjasama tersebut dapat kita lihat ditoko antara lain;
Shelf vision yakni Iklan di rak dan di depan produk,
Cart vision yaitu iklan yang diletakkan di troli/ kereta belanja, w
All vision, floor vision yakni iklan dilantai.
Dengan demikian hampir semua tempat/ruangan dipergunakan untuk berpromosi berbagai
merek produk dan dari kesemua itu Rak merupakan tempat yang sangat strategis.
Teknologi display yang semakin berkembang yang ditunjang dengan berbagai model rak,
menyebabkan penataan barang menjadi semakin bervariasi dengan upaya tampilan yang
maksimal. Hal ini memacu para produsen dan pemasok untuk memperkenalkan produk dan
mereknya melalui rak-rak display.
Berdasar atas penempatan barang terdapat beberapa jenis display antara lain;
1. Vertikal display ( pemajangan susun tegak )
Yaitu cara display dengan posisi
susunan barang tegak dalam rak.
Untuk pemajangan ini perlu
memperhatikan hal- hal sebagai
berikut;
Barang yang kecil diletakkan
diatas dan yang besar dibawah
Barang yang kecil dikiri dan yang
besar dikanan
Gambar 2. 4 - Vertikal Display
Komposisi warna produk harus
diperhatikan agar tampak serasi dan enak dipandang
Untuk jenis Food ( makanan/ minuman ) umumnya terdapat 3 jenis kemasan yakni
plastik, karton/kotak/doos dan botol atau gelas. Jika produk yang display terdapat 3
biasanya berada dekat Kasir. Produsen ataupun pemasok, bila ingin produknya didisplay
pada tempat tersebut harus menyewa mahal
4. Wall display
Wall display adalah display dimana produk ditata/ditempel didinding. Display ini biasanya
untuk barang- barang fashion seperti pakaian dan kelengkapannya. Salah satu hal yang
harus diperhatikan dalam wall display, yakni barang yang didisplay didinding harus pula
ada di rak. Contoh; Terdapat tiga ukuran baju, S, M dan L dipajang didinding, maka di
rak display pun harus ada ukuran tersebut
7. Jumble display
Jumble display adalah display campur aduk. Dalam hal ini produk diletakkan dalam
sebuah tempat terbuka dan pembeli bebas untuk mengaduk aduk barang untuk memilih.
1.3 Rangkuman
1.4 Tugas
Tugas 1
a. Amati gambar display/penataan produk dan cari informasi tentang tujuan penataan
produk dari sumber-sumber informasi yang lain (buku, internet, kliping, majalah, pelaku
usaha dll), lalu analisa tujuian penantaan produk dari sumber-sumber informasi tersebut,
apakah ada perbedaan dan kesamaan.
b. Dikerjakan masing-masing siswa
c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
d. Hasilnya dilaporkan secara tertulis
e. Dipresentasikan di depan kelas
Tugas 2
Cari informasi dan amati bahwah Penataan Produk sangat Penting dan Syarat serta Teknis
Melakukan Pentaan Produk juga penting dan harus diterapkan oleh pengelola bisnis ritel
tradisional dan moderen. Carilah informasi tersebut di industri ritel yang terdapat di lokasi
daerah masing-masing.
a. Dikerjakan secara kelompok
Label harga dan informasi barang (ticket) fungsinya untuk membantu penjualan.
Untuk menata barang- barang di rak maka cara menempatkannya mulai dari kiri
kekanan yakni dari ukuran kecil, dan ukuran besar disebelah kanan
d. Syarat dalam mewujudkan display yang baik, yaitu;
1). Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadi mudah
dilihat, mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak
yang harus mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang
menarik dan seatraktif apapun akan sia-sia.
2). Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko
dari potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen)
yang berada di dalam toko, berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel
biasanya tidak akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang
rak. Barang-barang yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di
pajang di etalase. Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya
ditempatkan pada shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera
bagi pengunjung (terutama anak-anak) jika barang tersebut terjatuh.
3). Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel
dapat memanfaatkan alat alat bantu seperti :
shelf talker,
standing poster,
signage dan
jenis jenis point of purchase (POP) dan materials yang lain.
e. Logika-logika konsumen yang diterapkan dalam melakukan display adalah : melahirkan
nilai tambah (kemudahan) yang dirasakan langsung oleh konsumen atau pengunjung
toko tetapi juga membantu para peritel dalam hal pengaturan display secara
keseluruhan, misal, dalam mensiasati display produk-produk impulse agar lebih efektif.
f. Teknis dalam melakukan penataan barang/display terdapat beberapa syarat penting
yang harus dipenuhi yakni;
Rapi dan bersih
Kerapihan dan kebersihan merupakan salah satu faktor yang dapat menarik
perhatian pelanggan untuk mendekat melihat barang sehingga pada akhirnya
tertarik untuk membeli
Mudah dicari
Salah satu cara untuk untuk membuat pembeli nyaman dan betah berbelanja adalah
tersedianya berbagai kemudahan- kemudahan.
Mudah dilihat
Dalam memajang Label barang dan label harga pada Rak pajangan haruslah
menghadap ke depan/ ke luar sehingga pembeli dengan mudah dapat melihat tanpa
menyentuh barang
Mudah dijangkau
Pada umumnya pengunjung toko adalah para wanita yang memiliki tinggi badan
antara 150 cm – 160 cm . Untuk itu dalam menata barang haruslah
memperhitungkan ketinggian peralatan display yang disesuaikan dengan tinggi
badan agar mudah untuk dijangkau. Demikian juga untuk barang kebutuhan sehari-
hari jangan diletakkan pada tempat yang tersembunyi
Aman
Dalam menata barang harus mempertimbangkan keamanan. Barang yang mudah
pecah misalnya, jangan diletakkan dipinggir karena dapat dengan mudah tersentuk
pembeli yang menyebabkan kecelakaan dan kerusakan barang. Dalam melakukan
display jangan meletakkan makanan berdekatan dengan barang yang mengandung
racun
g. Disamping hal tersebut diatas, dalam pelaksanaan menata barang beberapa hal harus
diperhatikan yakni;
Dalam meletakkan barang di rak jangan ditumpuk, karena hal ini akan mempersulit
pembeli untuk mengambil barang dan tumpukan tersebut dapat jatuh dan
membahayakan pembeli saat memilih barang
Harus diupayakan stock barang pada Rak display dalam keadaan penuh. Apabila
stock barang tinggal sedikit, maka letakkan sisa barang dan rapatkan pada pojok
depan rak
Produk dan merek untuk barang- barang yang perputarannya cepat, maka jumlah
barang yang didisplay harus lebih banyak dibanding barang yang perputarannya
kecil.
Apabila menata produk pada rak susun, maka ukuran kemasan yang paling kecil
diletakkan pada rak atas dan ukuran kemasan paling besar diletakkan pada rak
paling bawah. Contoh; pada rak susun 4, maka kemasan 250 gram diletakkan paling
atas, 400 gram dibawahnya, kemasan 750 gram dibawah 400 gram dan kemasan 1
kg berada pada rak paling bawah
Label harga dan informasi barang (ticket) fungsinya untuk membantu penjualan.
Untuk memudahkan penglihatan maka Label harga diletakkan pada pandangan kiri
komsumen dan dibawah produk Untuk menata barang- barang Fashion di rak maka
cara menempatkannya mulai dari kiri kekanan yakni dari ukuran kecil, dan ukuran
besar disebelah kanan
……………………………………………………...
Jenis Perusahaan ……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
Alamat Perusahaan ……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
Hasil Kunjungan ke Perusahaan ……………………………………………………...
Bisnis Ritel jelaskan tentang tujuan, ……………………………………………………...
……………………………………………………...
tentang Penataan, hal-hal apa yang
……………………………………………………...
harus diterapkan dalam melakukan ……………………………………………………...
display ……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
……………………………………………………...
Produk adalah barang yang dihasilkan dan dijual oleh perusahaan kepada
konsumennya. Perencanaan dan perancangan produk adalah satu set kegiatan yang dimulai
dari timbulnya persepsi bahwa ada kesempatan (opportunity) di pasar, dan berakhir dengan
produksi, penjualan, dan pengiriman produk. Dalam seri tulisan ini, produk yag akan dibahas
akan diberi batasan sebagai berikut : hasil rekayasa (engineered), diskrit, dan mempunyai
bentuk fisik.
a. Pengertian Produk
Produk adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba,
termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan dan pengecer, pelayanan perusahaan
dan pengecer, yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
Menurut defenisi tersebut, konsumen membeli sekumpulan sifat fisik dan kimia sebagai
alat pemuas kebutuhan. Setiap kombinasi dari sifat-sifat tersebut merupakan produk tersendiri
sebab setiaf kombinasi akan memberikan kepuasan yang berbeda-beda. Ada beberapa istilah
yang bersangkut-paut dengan produk dan politik produk, seperti : perencanaan produk,
pengembangan produk dan perdagangan (mercandising)
Peranan design Produk di Indonesia masih belum dianggap penting, sehingga banyak
produkindonesia kalah bersaing dari produk negara lain yang sudah memanfaatkan desain
produk yang baik. Hal itu terlihat dari banyaknya produk yang merupakan hasil duplikat dari
produk negara lain. Komunitas Industri di Indonesia belum menyadari akan pentingnya desain
dan cenderung untuk mengadopsi desain yang sudah ada dikarenakan terbatasnya
pemahaman dan pengetahuan tekhnis tentang desain. Produk dibuat berdasar pesanan,
didesain dengan jalan mudah dengan meniru produk yang telah ada bahkan lebih memilih
menggunakan desain dari luar negeri dengan membayar royalti dibandingkan
mengembangkan sebuah produk dari desain sendiri.situasi ini menyebabkan produk
Indonesia mengalami kelemahan dibandingkan dengan produk buatan negara lainnya.
Kondisi seperti ini juga tidak membawa pencerahan dalam mempersiapkan pasar bebas pada
masa yang akan datang. Oleh karena itu, inilah saatnya menumbuhkan kesadaran akan
pentingnya desain kepada komunitas industri di Indonesia agar produk Indonesia mempunyai
keunggulan dan kemampuan untuk bersaing dipasar dunia.
Desain berasal dari bahasa inggris yang artinya perancangan, rancang, desain,
bangun,sedangkan merancang artinya mengatur segala sesuatu sebelum bertindak,
mengerjakan atau melakukan sesuatu dan perancangan artinya proses, cara, berbuatan,
perbuatan merancang.
Desain suatu karya yang pada dasarnya lahir dari berbagai pertimbangan pikir, gagasan, rasa,
dan jiwa penciptanya (internal), yang didukung oleh faktor eksternal, hasil penemuan dari
berbagai bidang ilmu, teknologi, ergonomi, lingkungan, sosial, budaya, estetika, ekonomi, dan
politik, serta segala perkembangannya di masa depan.
b. Desain Produk
pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan barang-barang tiga dimensi. Peran yang
berubah ini telah difasilitasi oleh perangkat digital yang memungkinkan para desainer untuk
berkomunikasi, memvisualisasikan dan menganalisa ide-ide dalam suatu cara yang akan
diambil tenaga kerja lebih besar di masa lalu.
Desainer produk dilengkapi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk membawa
produk dari konsepsi ke pasar. Mereka harus memiliki kemampuan untuk mengelola proyek
desain, dan subkontrak daerah untuk sektor lain dalam industri desain. Estetika dianggap
penting dalam Desain Produk tapi desainer juga menangani aspek-aspek penting termasuk
teknologi, ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.
Seperti sebagian besar bidang desain ide untuk desain produk muncul dari suatu
kebutuhan dan memiliki fungsi. Ini mengikuti metode tertentu dan terkadang dapat disebabkan
oleh faktor-faktor yang lebih kompleks seperti asosiasi dan Telesis. Juga digunakan untuk
menggambarkan produk yang kompeten secara teknis perancang atau desainer industri
adalah istilah Industrial Design Engineer. The Cyclone vacuum cleaner penemu James Dyson
misalnya dapat dianggap dalam kategori ini. Beberapa perusahaan atau individu yang memiliki
perasaan yang kuat terutama untuk mengembangkan produk-produk baru daripada yang lain.
Dalam dunia modern ini termasuk teknologi terutama perusahaan-perusahaan seperti iRobot,
Google atau Nokia. Banyak desainer produk aset strategis kepada perusahaan-perusahaan
yang perlu untuk mempertahankan keunggulan kompetitif dalam inovasi.
Produk desain adalah suatu gatra dan usaha-usaha untuk menentukan sejenis produk
ayng sesuai dengan keinginan para konsumen. Desain atau gatra adalah merupakan wujud
lahiriah yang tampak mengenai garis (line) bentuk (form) dan warna (colour).
Tiga unsur tersebut yaitu line, form dan colour dari suatu produk perlu dibuat sedemikian rupa,
sehingga akan diperoleh keindahan dan kesesuaian, serta keserasian daripada suatu produk.
Produk desain dihadapkan pada tiga pilihan yaitu :
1. Produknya dapat ditempatkan pada salah satu pasaran.
2. Produknya dapat ditampilkan lebih banyak jenisnya untuk merebut lebih banyak pasaran.
3. Produknya dirancang dan dapat ditempatkan di tengah-tengah pasaran
Harapan yang terbaik bagi perusahaan dalam membuat produk desain adalah dengan
mengadakan produk baru, rancangan baru, ukuran baru, desain baru, fungsi produk dan
atribut khas lainnya. didalam membuat produk baru, maka style (gaya), fashion (model) dan
desain (gatra) sangat berhubungan erat sekali.
Adapun tujuan perusahaan menciptakan produk desain, adalah sebagai berikut :
Adapun proses pembuatan produk desain (gatra produk) adalah sebagai berikut :
1. Faktor teknis
Faktor teknis dapat menentukan :
Kualitas produk yang diinginkan
Jumlah produk yang akan diproduser
Bahan-bahan yang akan dipergunakan
Struktur produksinya :
- Prosesnya harus berubah-ubah
- Prosesnya harus fleksibel
- Prosesnya harus permanen
2. Faktor ekonomis
Biaya-biaya proses produksi harus seekonomis mungkin atau sehemat-
hematnya.artinya apakah benar produk desain itu disukai oleh para konsumen ? apakah
produk desain itu belum dirancang oleh perusahaan lainnya ? untuk menjawab
petanyaan itu, tersedia
4 (empat) cara pendekatannya yaitu :
Dengan proses empiris
Proses ini, tujuannya adalah untuk menemukan produk desain yang baru dengan
mengadakan survai tentang keinginan dan kesukaan para konsumen terhadap
produk desain.
Signage
Elemen kedua signage. Elemen ini terkait dengan tampilan gambar/ logo, warna,
tulisan, dan pencahayaan. Kita biasa melihatnya sebagai media di bagian luar toko
yang menampilkan nama perusahaan atau brand produk yang dijual di dalam toko
tersebut. Untuk brand besar yang telah memiliki nama, terkadang cukup dengan
penonjolan signage brand-nya yang identik di bagian luar,orang yang melihat pun
akan terpancing masuk ke dalam.
Graphichs
Memperhatikan unsur grafis sebagai elemen ketiga sangatlah bermanfaat
tujuannya agar suatu brand lebih mudah dan cepat diingat olehnya, pihak desainer
harus bekerjasama dengan pihak advertising atau desain grafis untuk
menciptakan tampilan grafis di suatu toko sebgai kekuatan visual yang memikat
sekaligus tetap informatif terhadap produk. Penonjolan produk-produk utama
sebagai materi grafis diyakini akan semakin menagaskan daya tarik produk sebagi
fokus setiap shop environment. Untuk menampilkan display yang langsung
berkesan (first impression) dari sisi luar harus diperhatikan desain shop window
(jendela toko) sebagai perantara visualnya. Beberapa ritel memunculkan jendela
yang memperlihatkan secuplik produk sebagai bagian dari isi yang ingin
Merchandising
Elemen keempat pada desain
ruang toko/retail adalah
merchandising, pengelolaan
barang dagangan, keputusan
retailer untuk menjual barang
tertentu, unik, khusus, atau
bahkan barang umum di dalam
tokonya akan amat berpengaruh
pada konsep desain toko. elemen
Gambar 2. 14 - Contoh Merchandising
terakhir, pentingnya keberadaan
sistem point of sale (POS) sebagai satu sistem perangkat teknologi yang
merespons tuntutan praktis dari setiap transaksi. elemen yang berada di area kasir
ini terdiri dari layar monitor, keyboard, scanner, cash drawer, tempat
menggesekkan kartu kredit dan debet, dan lain-lain.
Point of Sale
Tata interior toko sebagai lingkungan, tidak boleh mendominasi, melainkan Point
of Sale merupakan secara keseluruhan tampil sebagai alat komunikasi informatif
yang melengkapi dan mendukung promosi dan penjualan produk-produk yang
dipajang. di sini, penting menampilkan Point of Sale menjadikan shop environment
yang juga mendidik dan menghibur. apalagi, persepsi berbelanja saat ini lebih
mengarah pada entertainment.
Point Of Sales dan biasa disingkat POS dapat diterjemahkan bebas menjadi
sistem kasir, yaitu aktivitas yang ber-orientasi pada penjualan yang terjadi pada
bidang usaha retail. Mengapa POS ini menjadi terlihat sangat penting? Hal ini
semata-mata karena Point of Sales (POS) merupakan terminal tempat uang
diterima dari pelanggan ke toko retail. Bagi pemilik usaha, uang masuk adalah
indikator yang paling mudah untuk mengukur pendapatan, disebut dengan
OMZET.
Point of Sales (POS) juga menjadi sangat penting karena seiring dengan
berkembangnya usaha, sistem kasir akan dijalankan bukan oleh pemilik, namun
oleh karyawan. Karena itu pemilik wajib tahu apa yang dikerjakan oleh kasir, dan
berapa uang yang didapatkan secara tepat.
Para pengusaha retail lama mungkin telah terbiasa dengan mesin kasir
elektronik atau disebut Cash Register. Cash Register adalah sistem kasir
sederhana yang bisa mengetahui omzet hari ini. Mesin ini juga bisa mengetahui
aktivitas uang masuk oleh masing-masing karyawan kasir, jika dipakai oleh lebih
dari satu orang.
Seiring dengan pesatnya perkembangan komputer, cash register mulai
ditinggalkan dengan alasan sebagai berikut :
Kapasitas penyimpanan terbatas
Hanya dapat melakukan transaksi POS sederhana
Tidak dapat digunakan untuk kepentingan lainnya
Sistem POS terlalu sederhana. Kalaupun ada cash register yang mampu
mendukung sistem stok (persediaan), harganya sangat mahal
dibandingkan komputer
Tidak dapat di upgrade. Misalnya tidak mendukung sistem Barcode.
Kalaupun ada, harganya juga mahal.
Biaya maintenance tinggi. Jika terjadi kerusakan modul, spare-part jarang
tersedia dan harganya mahal.
dalam tinjauan yang lebih mendalam, sebenarnya barang itu tidak hanya meliputi atribut
fisik saja, tetapi juga mencakup sifat-sifat non fisik seperti harga, nama penjual, aturan
pemakaian, nama penjual (perusahaan) tersebut.kombinasi yang berbeda dari unsur itu
akan memberikan kepuasan yang berbeda pula karena kombinasi tersebut merupakan
produk tersendiri.
Dengan demikian pengertian tentang barang, akan lebih tepat didefinisikan dalam
pengertian sempit dan luas oleh para ahli antara lain :
1. Menurut William J. Stanton.
Barang (produk) adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata
(in tangible) di dalamnya sudah tercakup nama, harga, kemasan, prestise, pabrik,
prestise pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin dapat
diterima oleh pembeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Kualitas menyatakan tingkat kemampuan dari suatu merk atau produk dalam
melaksanakan fungsinya. Kualitas menunjukkan ukuran tahan lamanya produk
yang bersangkutan, dan dapat dipercayainya produk tersebut. Ketetapan produk
mudah dioperasikan dan pemeliharaannya, serta atribut lainnya.
Kebanyakan produk disediakan dalam 4 (empat) kualitas yaitukualitas rendah,
kualitas sedang, kualitas baik dan kualitas tinggi.
Sedangkan menurut pertimbangan tingkat harga yang dapat dijangkau oleh
masyarakat maka strategi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus
mempertimbangkan konsumen yang dituju dan waktu penggunaan produknya.
c). Perteknikan
Strategi perteknikan dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas produk.
Strategi ini dapat meningkatkan ciri keselamatan cara pemakaiannya produk
yang bersangkutan.
d). Keanekaragaman
Strategi ini dapat digunakan untuk keanekaragaman produk,
pendayagunaan produk untuk kepentingan konsumen
Jika dalam proses produksi menggunakan bahan baku bermutu tinggi dan
tepat ukurannya dengan pengolahan yang baik, mungkin akan menghasilkan
barang yang memiliki daya tahan lama, jika dapat menghasilkan barang yang baik
cara pemeliharaannyapun tidak memerlukan waktu dan tenaga yang relatif banyak
atau tidak memerlukan penggantian barang dengan segera, sifat barang
berpengaruh terhadap manfaat barang dalam pola kosumsi dan pola arus barang
ditoko. manfaat barang merupakan faedah yang diberikan suatu barang kepada
h). Barang yang bersifat praktis, adalah barang yang penggunaannya tidak
rumit dan berkesan santai, manfaat yang dirasakan konsumen adalah
kemudahan dalam pemakaiannya dan rasa santai dan biasanya digunakan
dalam kegiatan keseharian diluar dinas misalnya memakai T,Shirt, sandal
atau jaket.
Menggolongkan Barang-Barang
Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta
serapi-rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur barang dagangan dapat
dilakukan dengan menata barang, antara lain :
Dalam menggolongkan barang-barang dagangan dapat dilakukan dengan cara :
Pengelompokan berdasarkan pengguanaannya barang
Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama
Pengelompokan berdasarkan ukuran barang
Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen
Klasifikasi Produk
Klasifikasi asal kata dari “Classification“ yang artinya mengatur,
mengklasifikasikan barang berarti mengelompokkan barang dagangan kedalam atau
sesuai jenisnya masing masing dan ditata sedemikian rupa sehingga memberikan
kemudahan kepada setriap yang memerlukannya, Kegiatan mengklasifikasi barang
dagangan pada umumnya banyak dilakukan oleh toko toko atau pedagang eceran
(retalier) seperti Departement store, toko serba ada, dan pasar swalayan.
Pengelolaan barangnya biasanya ditangani bagian khusus, yaitu Merchandising,
kegiatan sehari harinya meliputi menganalisa, merencanakan, melaksanakan dan
mengendalikan barang dagangan dengan memperhatikan hal hal seperti: tepat
tempat, (posisi yang pantas), tepat kualitas, tepat kuantitas tepat harga, dan tepat
waktu. Adapun standar bagi seorang Merchandiser yaitu:
a) Harus mengenal jenis barang
b) Mengetahui letak barang di toko
c) Mengetahui cara display yang benar
d) Mengetahui posisi label rak
e) Bertanggung jawab
f) Menjaga kebersihan rak serta barang barang yang ada dipajangan
g) Menghindari kekosongan barang yang dipajang
h) Memberi label pada semua barang yang ada dipajangan baik label rak maupun
label barang.
Merchandising dalam kegiatan sehari harinya di bantu oleh bagian toko atau
manajer floor .bagian toko tugasnya menata dan menempatkan barang secara fisik
sesuai klasifikasinya.dibagian Merchandising kegiatan pengelompokan barang
dagangan menjadi kegiatan rutin dan alur barang dengan sendirinya akan
terklasifikasi karena telah ditunjuk bagian/ unit yang harus menangani barang sesuai
klasifikasi barang, apalagi jika Departemen Store tersebut telah dibagi counter pada
setiap lantai, setiap counter menjadi satu jenis kelompok barang kebutuhan misalnya
Lantai 1 ; Alat alat kosmetik
Lantai 2 ; Kebutuhan pria
Lantai 3 ; Kebutuhan wanita
Lantai 4 ; Baju anak anak/ perlengkapan bayi
Lantai 5 ; Alat alat elektronika
Catatan :
TB = Televisi Berwarna DT = Daya Tampung DC = Daya Cuci
Klasifikasi Jenis
a) Pakaian Pria Baju / Hem
Celana
T-Shirt (khusus pria)
Jeans (khusus pria)
b) Pakaian Wanita Blus
Rok
Celana
Pakaian tidur
T-Shirt (khusus wanita
Jacket
Jeans (khusus wanita
c) Pakaian Anak Pria
Wanita
d) Pakaian Bayi Aneka macam pakain bayi
Selain kode kode tersebut dapat pula ditambahkan kode pemasok barang
(suplier) pramuniaga cukup menulis kode barang .pihak pihak terkait seperti kasir
sudah dapat mengetahui jenis barang yang dijual, apalagi kode tersebut telah
diprogramkan kedalam cash register ,kasir cukup menekan kode tersebut maka secara
otomatis cash regieter dapat membacanya.di departemen store biasanya daptar
rincian klasifikasi barang dibuat hanya mengklasifikasi kelompok barang dan jenis
barangnya saja,karena setiap counter sudah memahami tugas masing masing dan
Departemen Counter
Kode Kode
Kelompok (Jenis Kode Spesifikasi
Dept Count
Barang Brg)
02 Departemen 05 Kemeja 203 Kemeja Panjang
Kemeja Pendek
Kemeja, dan 06 Kebutuh 101 Dasi
Kebutuhan Pria an Parfum
Pria Saputangan
07 204 T.Shirt Panjang
T. Shirt T. Shirt Pendek
Salah satu pengetahuan dasar klasifikasi produk adalah pengenalan komposisi warna,
hal ini diperlukan karena kadang kadang perusahaan/produsen menggunakan simbol warna
untuk membedakan kualitas dan merk dagangannya dengan barang produsen lain, seorang
penjual dituntut untuk mengenal berbagai komposisi warna guna memudahkan dalam
klasifikasi barang yang akan ditata dalam took. Jika pembeli memasuki sebuah toko, yang
pertama kali diperhatikan atau dilihat adalah warna dari produk yang akan dibelinya. Seorang
pembeli wanita atau pria pada umumnya dapat membedakan warna kombinasi, dari suatu
produk ayng harmonis sebelum melakukan transaksi jual-beli. Peranan warna dalam desain
saat ini terasa semakin meningkat ,ini dibuktikan dengan lahirnya beraneka ragam warna yang
digunakan berbagai produk, namun warna semata tidak menjadikan barang menarik kecuali
jika dipadukan secara serasi dengan jenis barang, bentuk dan pemakaiannya ,wayang dinilai
tepat dan serasi dengan produk, jika dapat mempengaruhi omzet penjualan , sebaiknya warna
yang keliru berdampak menurunnya penjualan ,bahkan mungkin tidak akan laku. dengan
lahirnya aneka ragam warnaproduk memberikan pilihan bagi calon pembeli dan memotivasi
untuk melakukan pembelian lebih dari satu produk dengan lebih dari satu warna.
Penjual harus hati hati dalam menyediakan warna produk yang dijualnya termasuk
dalam memilih kombinasinya ,kombinasi warna terlalu banyak dalam suatu barang terkadang
tidak disukai karena terlalu bervariasi, produk lebih menarik dengan variasi warna yang relatif
sedikit tetapi desain dan fashion yang modis daripada kombinasi warna yang beraneka ragam.
Warna asli dilihat melalui spectroscope (prisma ) akan terbagi menjadi enam warna dengan
panjang gelombang yang berbeda beda warna itu terdiri : merah ,biru, kuning, orange, hijau
ungu.Warna merah ,biru dan kuning dinamakn warna primer,yang dimaksud dengan warna
primer adalah warna dasar, dengan mencampurkan warna ini akan dihasilkan berbagai warna
,sedangkan warna orange, hijau dan ungu disebut warna sekunder ,sebab warna orange
adalah warna hasil campuran antara warna primer merah dan kuning hijau campuran antara
kuning denga biru dan warna ungu hasil campuran warna dasar merah dengan warna
biru..Warna produk apapun pada umumnya mempunyai arti dan fungsi tersendiri bagi para
pembeli. Maka dari itu perusahaan yang ingin berhasil didalam usahanya, perlu
memperhatikan tentang warna produk ayng akan dibuatnya. Seperti kita ketahui warna produk
itu banyak sekali pengaruhnya bagi kehidupan umat manusiadan dapat dibedakan seperti :
1). Warna terang (kuning muda, nila,abu-abu, hijau muda dan biru muda)
2). Warna cerah (hijau laut, hijau jamrut, kuning mas, merah bata, dan jingga)
3). Warna gelap (hitam, biru, hijau lumut, kopi, coklat, dan merah hati
Warna produk yang sangat menarik bagi para konsumen dan tepat dengan produknya
akan meningkatkan volume penjualan.
Pendayagunaan warna produk secara tepat dapat meningkatkan penjualan produk sesuatu
perusahaan. Begitu pula bagi para karyawan perusahaan, warna itu dapat meningkatkan
produktivitas kerja, karena warna yang serasi akan mengurangi kepenatan mata. Warna yang
harmonis, akan membawa kenyamanan, ketenangan, kesehatan, kenangan, keindahan dan
dapat mempengaruhi emosional seseorang.
Warna produk yang bermacam-macam selain berperan didalam hal kecocokan, juga akan
mendorong para konsumen untuk memilih dan membeli lebih dari satu macam produk yang
warnanya berbeda-beda. Dengan perkataan lain dengan adanya beberapa macam warna
sesuatu produk, maka para konsumen akan lebih terangsang untuk membeli atau memiliki
beberapa produk.selain itu seorang penjual dapat dengan mudah melakukan penataan dan
mengelompokkan barang dagangan dengan serasi dan mempunyai daya tarik tersendiri .
Merek dagang adalah sebuah nama, istilah, tanda symbol atau desain atau kombinasi
dari semuanya ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi produk atau jasa dari seseorang
penjual atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk atau jasa pesaing.
Sebelum hal ini dibahas lebih lanjut ada baiknya kalau diketahui terlebih dahulu arti dari istilah-
istilah dibawah ini : Nama Merek : Bagian dari suatu merek yang dapat dihapalkan atau
diucapkan misalnya : Sunsilk, BMW, Honda dan sebagainya. Tanda Merk/ label : Bagian dari
suatu merek yang dapat dikenali tetapi tidak dapat dilapalkan suatu symbol, desain atau
semacamnya. Misalnya: Singa untuk perusahaan film, kuda laut untuk Pertamina.
Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan etiket lepas
yang ditempelkan pada produk, dengan demikian, sudah sewajarnya kalau antara kemasan
merk dan label terjalin satu hubungan yang erat sekali secara umum label dapat dibedakan
atas beberapa bagian yaitu ;
a) label merk(brand label) adalah merupakan merk yang diletakan pada produk atau
kemasan.
b) label tingkatan kualitas (Grade label) adalah suatu tanda yang mengidentifi kasikan
kualitas produk, apakah dalam bentuk huruf, atau tanda tanda lainnya
c) label diskritif (deskritif label) adalah merupakan informasi obyektif tentang penggunaan,
kontruksi, pemeliharaan, penampilan, dan ciri ciri lain produk.
Merek Dagang : Merek atau bagian dari suatu merek yang mendapat perlindungan
hukum karena mampu untuk memperoleh hak secara eksklusif. Sebuah merek melindungi
eksklusif penjual untuk menggunakan nama merek atau tanda merek. Hak Cipta : Hak sah
eksklusif untuk memproduksi, menerbitkan dan menjual bahan bentuk tulisan, musik atau
karya seni.
Menurut Alex Nitisemito Brand/Merk/Cap adalah suatu tanda atau symbol yang
memberikan identitas untuk suatu barang atau jasa tertentu yang dapat berupa kata-kata
gambar atau kombinasi daripada itu. Brand name juga dapat digunakan sebagai senjata
persaingan bagi produsen barang konsumsi. tetapi untuk barang industri, faktor brand name
ini kurang begitu penting; yang lebih penting adalah reputasi dan nama perusahaan. ada faktor
lain yang sangat penting bagi program pemasaran barang industri dan memerlukan biaya
cukup banyak, yaitu garansi. Demikian pula aspek bantuan sesudah penjualan seperti
pemasangan dan reparasi, juga perlu dipertimbangkan. sering masalah ini juga perlu
dipertimbangkan untuk barang konsumsi, seperti mobil dan almari es. selain aspek-aspek di
muka, faktor lain yang tidak kalah pentingnya adalah faktor pembungkusan.
Merk pada dasarnya mempunyai 2 (dua) fungsi yaitu sebagai berikut :
a) memberikan identitas terhadap suatu produk
b) untuk menarik calon pembeli
Pemakaian merk dagang untuk suatu produk yang dipasarkan pada akhir-akhir ini,
sangatlah penting sekali. pentingnya merek terutama terdapatnya manfaat, baik untuk
produsen, penyalur maupun untuk para konsumen. adapun manfaatnya merek produk untuk
produsen, diantaranya :
a) Sebagai dasar melakukan identifikasi produk
b) Sebagai dasar untuk membedakan harga dari produknya
c) Untuk mencegah peniruan ciri khas produk
d) Untuk menunjukkan taraf mutu atas produk
e) Untuk mempermudah konsumen di dalam pencarian produk
Merek produk akan menolong para penjual di dalam mengendalikan pasar, karena
pembeli tidak mau dibingungkan oleh produk yang satudengan produk yang lainnya.
Sedangkan keuntungan daripada merek adalah merupakan sales promotion, memberikan
dorongan untuk melakukan pembelian, melindungi adanya peniruan produk dan memudahkan
jika dikemudian hari akan dikenalkan adanya produk baru.
Pada saat kita mengklasifikasikan barang berdasarkan merk atau warna barang, pada
awalnya tetap saja harus dimulai dari jenis produknya. misalkan, pada toko sepatu dapat
dicontohkan sebagai berikut :
a) Pertama-tama, dikelompokkan dahulu jenis sepatunya, apakah sepatu untuk laki-laki,
wanita, anak laki- laki, atau anak perempuan ? ; atau
b) Melakukan pengelompokkan sepatu kulit untuk: laki-laki, waniti, anak laki-laki, anak
perempuan.
c) Melakukan pengelompokkan sepatu canvas untuk : laki-laki, wanita, anak laki-laki, anak
perempuan.
2. Brand Label
Kesadaran konsumen terhadap produk yang akan dibeli makin lama makin tinggi, seiring
dengan meningkatnya peran media dan proses edukasi produk oleh produsen. Kasus
keracunan makanan, halal tidaknya makanan, keinginan untuk melakukan pemeliharaan
makanan kesehatan atau diet mendorong konsumen harus lebih mengetahui kandungan
nutrisi atau bahan bakun lainnya yang ada, dalam suatu produk, hal itu telah menyadarkan
konsumen untuk memperhatikan suatu produk lebih baik. Maka peran label sebagai bagian
dari produk yang memberikan informasi tentang produk dan produsen menjadi sangat penting.
Terdapat 3 (tiga) macam label menurut Stanton (1994), yaitu :
a) Brand Label
Label ini memuat merek, gambar, atau produsen dari produk yang dicantumkan dalam
kemasan produk. Infoermasi tersebut penting bagi konsumen sehingga mereka dapat
membedakan suatu produk dengan produk lainnya
b) Descriptive Label
Label ini memberikan informasi mengeni bahan baku, presentase kandungan, nilai
kalori/gizi, cara penggunaan/mengkonsumsi, tanggal pembuatan, tanggal kedaluarsa
dan lain-lain.
f. Pengembangan Produk
Pengembangan Konsep
Inti dari perencanaan desain adalah terletak pada pengembangan konsep. Crawford
mengemukakan bahwa konsep desain adalah kombinasi antara lisan, tulisan, dan atau bentuk
prototipe yang akan dilakukan perbaikan dan bagaimana pelanggan menunjukkan
keuntungan/kerugiannya.
Tiga bagian penting yang ada untuk ide/perencanaan yang akan ditingkatkan dengan kondisi
konsep adalah :
1). Bentuk
Hal ini merupakan bentuk fisik suatu produk itu sendiri, material penyusunnya, dan
sebagainya.
2). Teknologi
Termasuk di dalamnya antara lain : prinsip, teknik, perlengkapan, mekanika, kebijakan,
dan seterusnya yang dapat digunakan untuk menciptakan/mencapai produk yang
dimaksud.
3). Keuntungan
Nilai keuntungan yang diharapkan pelanggan dari produk tersebut
2.3. Rangkuman
Desain berasal dari bahasa inggris yang artinya perancangan, rancang, desain,
bangun,sedangkan merancang artinya mengatur segala sesuatu sebelum
bertindak, mengerjakan atau melakukan sesuatu dan perancangan artinya
proses, cara, berbuatan, perbuatan merancang.
Desain suatu karya yang pada dasarnya lahir dari berbagai pertimbangan pikir,
gagasan, rasa, dan jiwa penciptanya (internal), yang didukung oleh faktor
eksternal, hasil penemuan dari berbagai bidang ilmu, teknologi, ergonomi,
lingkungan, sosial, budaya, estetika, ekonomi, dan politik, serta segala
perkembangannya di masa depan.
Produk desain adalah suatu gatra dan usaha-usaha untuk menentukan sejenis
produk ayng sesuai dengan keinginan para konsumen. Desain atau gatra adalah
merupakan wujud lahiriah yang tampak mengenai garis (line) bentuk (form) dan
warna (colour).
Tiga unsur tersebut yaitu line, form dan colour dari suatu produk perlu dibuat
sedemikian rupa, sehingga akan diperoleh keindahan dan kesesuaian, serta
keserasian daripada suatu produk. Produk desain dihadapkan pada tiga pilihan
yaitu :
1. Produknya dapat ditempatkan pada salah satu pasaran.
2. Produknya dapat ditampilkan lebih banyak jenisnya untuk merebut lebih
banyak pasaran.
3. Produknya dirancang dan dapat ditempatkan di tengah-tengah pasaran
Harapan yang terbaik bagi perusahaan dalam membuat produk desain adalah
dengan mengadakan produk baru, rancangan baru, ukuran baru, desain baru,
fungsi produk dan atribut khas lainnya. didalam membuat produk baru, maka style
(gaya), fashion (model) dan desain (gatra) sangat berhubungan erat sekali.
Adapun tujuan perusahaan menciptakan produk desain, adalah sebagai berikut :
1. Menciptakan hasil produksi yang sesuai dengan selera konsumen
2. Menciptakan hasil produksi yang berfaedah dan disenangi konsumen
Produk adalah sekumpulan atribut fisik yang nyata (tangibel dan tidak nyata
(intangibel) didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan prestive pabrik,
dan pelayananyang mungkin diterima konsumen sehingga konsumen merasa
puas. Adapun tujuan perusahaan menciptakan produk desain, adalah sebagai
berikut :
1. Menciptakan hasil produksi yang sesuai dengan selera konsumen
2. Menciptakan hasil produksi yang berfaedah dan disenangi konsumen
3. Menciptakan produk yang mudah pemeliharannya.
Ada lima elemen di dalam desain ruang toko/retail yang penting untuk dikelola
agar lingkungan belanja yang berkesan. Kelimanya adalah
1. display,
2. signage,
3. graphics,
4. merchandising,
5. dan point of sale.
Dengan demikian pengertian tentang barang, akan lebih tepat didefinisikan dalam
pengertian sempit dan luas oleh para ahli antara lain :
2.4. Tugas
Tugas 1
a. Carilah informasi tentang pengertian desain dan uraikan pengertian desain produk dari
sumber-sumber informasi yang lain (buku, internet, kliping, majalah, pelaku usaha dll)
b. Dikerjakan masing-masing siswa
c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
d. Hasilnya dilaporkan secara tertulis
Tugas 2
Carilah desainer produk disuatu perusahaan, amatilah hasil produk desainnya, apakah
desainer produknya menanganinya melalui aspek-aspek penting termasuk teknologi,
ergonomi, kegunaan, stres bahan analisis dan rekayasa.
a. Dikerjakan secara kelompok
b. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
c. Buatlah laporan Hasil kerja kelompok secara tertulis
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan
kelompok lain ikut menanggapi untuk menyempurnakan
e. Guru dan siswa menyimpulkan bersama
a. Desain berasal dari bahasa inggris yang artinya perancangan, rancang, desain,
bangun,sedangkan merancang artinya mengatur segala sesuatu sebelum bertindak,
mengerjakan atau melakukan sesuatu dan perancangan artinya proses, cara, berbuatan,
perbuatan merancang.
c. Adapun proses pembuatan produk desain (gatra produk) memiliki beberapa faktor
sebagai berikut :
1. Faktor teknis
Faktor teknis dapat menentukan :
Kualitas produk yang diinginkan
Jumlah produk yang akan diproduser
Bahan-bahan yang akan dipergunakan
Struktur produksinya (prosesnya harus berubah-ubah, prosesnya harus
fleksibel, prosesnya harus permanen
2. Faktor ekonomis
Biaya-biaya proses produksi harus seekonomis mungkin atau sehemat-
hematnya.artinya apakah benar produk desain itu disukai oleh para konsumen ?
apakah produk desain itu belum dirancang oleh perusahaan lainnya ? untuk
menjawab petanyaan itu, tersedia
4 (empat) cara pendekatannya yaitu :
Dengan proses empiris
Proses ini, tujuannya adalah untuk menemukan produk desain yang baru
dengan mengadakan survai tentang keinginan dan kesukaan para konsumen
terhadap produk desain.
d. Ada lima elemen di dalam mendesain ruang toko/retail yang penting untuk dikelola agar
lingkungan belanja yang berkesan. Kelimanya adalah display, signage, graphics,
merchandising, dan point of sale.
h. Karna warna dari merk produk merupakan salah satu pengetahuan dasar klasifikasi
produk dan pengenalan komposisi warna diperlukan karena kadang kadang
perusahaan/produsen menggunakan simbol warna untuk membedakan kualitas dan
merk dagangannya dengan barang produsen lain.
i. Label merupakan suatu bagian dari sebuah kemasan atau dapat merupakan etiket lepas
yang ditempelkan pada produk, dengan demikian, sudah sewajarnya kalau antara
kemasan merk dan label terjalin satu hubungan yang erat sekali secara umum label
dapat dibedakan atas beberapa bagian yaitu ;
1. label merk (brand label) adalah merupakan merk yang diletakan pada produk atau
kemasan.
2. label tingkatan kualitas (Grade label) adalah suatu tanda yang mengidentifi kasikan
kualitas produk, apakah dalam bentuk huruf, atau tanda tanda lainnya
3. label diskritif (deskritif label) adalah merupakan informasi obyektif tentang
penggunaan, kontruksi, pemeliharaan, penampilan, dan ciri ciri lain produk.
Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display adalah suatu cara
penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh perusahaan tertentu dengan
tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk memperjelas arti dari display tersebut, William
J.Shultz, “Displayconsist of simulating customers attention and interest in a product or a store,
and desire to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display
adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan
mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan langsung ( direct visual appeal).
Pelaksanaan display yang baik yang perlu dilakukan perusahaan (penjual) merupakan
salah satu cara untuk memperoleh keberhasilan self service dalam menjual barang-barang.
Hal ini dapat dilihat di suatu toko. Adapun tujuan display bagi penjual digolongkan sebagai
berikut :
Selanjutnya, display yang bisanya dilakukan perusahaan terdiri dari beberapa bagian
yaitu:
1. Window Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan
sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase.
2. Interior Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar, kartu-kartu harga, dan poster-
poster di dalam toko. Interior display dibagi dalam beberapa bagian yaitu sebagai berikut:
a) Open display
Open display, yaitu barang-barang dipajangkan pada suatun tempat terbuka
sehingga dapat dihampiri dan dipegang, dilihat dan diteliti oleh calon pembeli tanpa
bantuanpetugas pelayanan, misalnya self display, island display (barang-barang
diletakkan diatas lantai dan ditata dengan baik sehingga menyerupai pulau-pulau).
b) Closed display
Closed display, yaitu barang-barang dipajangkan dalam suasana tertutup. Barang-
barang tersebut tidak dihampiri tidak dipegang atau diteliti oleh calon pembeli,
kecuali atas bantuan petugas pelayanan. Hal ini bertujuan untuk melindungi barang
dari kerusakan, pencurian.
c) Architechtural Display
Architectural display, yaitu memperlihatkan barang-barang dalam penggunaannya,
misalnya di ruang tamu, di kamar tidur, di dapur dengan perlengkapannya. Cara ini
dapat memperbesar daya tarik karena barang-barang dipertunjukkan secara
realistis.
3. Exterior Display
Memajangkan barang-barang di luar toko, misalnya pada waktu mengadakan obral
dan pasar malam. Display ini mempunyai beberapa fungsi, antara lain:
a) Memperkenalkan suatu produk secara cepat dan ekonomis.
b) Membantu para produsen yang menyalurkan barang-barangnya dengan cepat dan
ekononomis.
c) Membantu mengkoordinasikan Advertising dan Merchandising.
d) Menyebabkan adanya kontinuitas skema dan tema warna dari pembungkus.
e) Membangun hubungan yang baik dengan masyarakat, misalnya pada hari raya,
ulang tahun.
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perusahaan juga
memperhatikan dan melakukan beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:
1. Store Design dan Decoration
Store design dan decoration, yaitu tanda-tanda yang berupa diantaranya simbol-simbol,
lambing-lambang, poster-poster, gambar-gambar, bendera-bendera, dan semboyan.
Tanda-tanda ini diletakkan di atas meja atau digantung di dalam toko. Store design
tersebut digunakan untuk membimbibing calon pembeli kearah barang dagangan dan
member keterangan kepada mereka tentang penggunaan barang-barang tersebut.
“decoration” pada umumnya digunakan dalam rangka peristiwa khusus, seperti
penjualan pada saat-saat hari raya, natal, dan tahun baru.
2. Dealer Display
Dealer display, yaitu penataan yang dilaksanakan dengan cara wholesaler yang terdiri
atas simbol-simbol dan petunjuk-petunjuk tentang penggunaan produk. Dengan
memperlihatkan kegunaan produk dalam gambar dan petunjuk, maka display ini juga
memberi peringatan kepada para petugas penjualan agar mereka tidak memberikan
keterangan yang tidak sesuai dengan petunjuk yang ada dalam gambar tersebut.
Salah satu cara agar toko lebih menarik adalah dengan menata barang dagangan
dengan sedemikian rupa agar tampak lebih menarik, meyakinkan dan lebih rapi, tentunya
dengan harapan penjualan semakin meningkat. Berikut tipsnya:
2. Perhatikan warna.
Tempatkan produk dengan warna warna cerah di bagian yang paling mudah dilihat,
padukan warna cerah tersebut letakkan bersebelahan dengan warna cerah lain.
Misalnya warna merah,kuning,orange, putih sehingga lebih cepat menangkap perhatian
pengunjung.
kemasan 800 gram demikian seterusnya sampai kemasan yang paling kecil. Kenapa?
Karena kebiasaan manusia menggunakan tangan kanan maka probabilitas terpilihnya
produk dengan kemasan besar akan semakin tinggi.
6. Kelompokkan produk.
Kelompokkan produk dengan kategori yang sama pada satu tempat yang berdekatan,
dan menempatkan produk pelengkap berdekatan misanya mi isnstan berdekatan
dengan saos atau sambal.
Sebenarnya banyak lagi tips untuk menata produk di toko yang perlu dilakukan oleh
penjual/toko, untuk itu di tuntut kreatifitas dan kejelian pemilik toko untuk terus berinovasi dan
seringlah berkunjung ke toko sejenis dengan anda untuk menambah pengetahuan dan
membuka wawasan.
Syarat display yang baik dilakukan oleh penjual/toko adalah mengacu pada logika
konsumen dalam menjalankan aktivitas displaynya, para peritel (penjual) juga harus
memerhatikan aspek-aspek penting lainnya yang merupakan syarat dalam mewujudkan
display yang baik, yaitu;
1. Display harus mampu membuat barang-barang yang dipajang menjadimudah dilihat,
mudah dicari dan mudah dijangkau. Ketiga hal ini merupakan syarat mutlak yang harus
mampu diwujudkan oleh aktivitas display. Jika tidak, display yang menarik dan seatraktif
apapun akan sia-sia.
2. Display harus memerhatikan aspek keamanan, baik keamanan bagi pengelola toko dari
potensi-potensi kehilangan, maupun keamanan bagi pengunjung (konsumen) yang
berada di dalam toko,berkaitan dengan aspek keamanan ini, para peritel biasanya tidak
akan menempatkan barang-barang yang mudah pecah di sembarang rak. Barang-
barang yang mahal, terutama yang fisik ukurannya kecil biasanya di pajang di etalase.
Barang-barang kemasan kaleng yang cukup berat juga biasanya ditempatkan pada
shelve paling bawah untuk menghindari resiko timbulnya cedera bagi pengunjung
(terutama anak-anak) jika barang tersebut terjatuh.
3. Display yang dilakukan oleh peritel harus informative dan komunikatif, para peritel dapat
memanfaatkan alat alat bantu seperti standing poster materials yang lain.
Barang merupakan atribut secara fisik dapat diraba. Menurut Philip Kotler Produk
adalah setiap apa saja yang dapat ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian,
permintaan, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan. Ini
meliputi benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan. Berdasarkan definisi
tersebut dapat diketahui bahwa gagasan pokok dari definisi tersebut ialah bahwa konsumen
membeli tidak hanya sekadar atribut fisik, karena pada sasarannya mereka membayar untuk
sesuatu yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan.
Barang adalah atribut dan secara fisik dapat diraba dalam bentuk nyata. Barang-barang
tersebut dikelompokkan menjadi dua, antara lain :
1. Kelompok barang berdasarkan kepuasan segera dan kesejahteraan konsumen jangka
panjang.
a) Solutari product (barang yang bermanfaat)
Solutary product yaitu barang-barang yang mempunyai daya tarik sangat rendah
tetapi dapat memberikan manfaat yang sangat tinggi kepada konsumen dalam jangka
panjang, misalnya detergen dengan fosfat rendah.
b) Deficient product (barang yang kurang sempurna)
Deficient product yaitu barang-barang yang tidak mempunyai daya tarik tinggi tetapi
tetap mempunyai manfaat untuk konsumen. Misalnya, obat-obatan yang rasanya
pahit tetapi manjur mengobati penyakit.
c) Pressing product (barang yang sifatnya menyenangkan)
Pressing product yaitu barang-barang yang segera memberikan kepuasan kepada si
pembeli tetapi dapat berakibat sangat buruk bagi pemakai barang tersebut. Misalnya,
rokok, minuman keras dan sebagainya.
d) Desirable product (barang yang sangat diperlukan) Desirable product yaitu barang
yang dapat memberikan kepuasan dengan segera dan dapat bermanfaat bagi
kehidupan manusia. Misalnya, makanan dan minuman.
3. Barang-barang di supermarket
Barang dikelompokkan menjadi tiga, yaitu barang supermarket, barang fresh, barang
fashion. Barang supermarket meliputi :
a) Departemen food ( meliputi semua makanan)
b) Departemen nonfood (meliputi barang selain makanan, misal skin care)
c) Departemen household (perlengkapan rumah tangga)
d) Departemen toys (sarana atau tempat atau barang-barang yang disediakan khusus
untuk anak-anak)
e) Departemen stasionary ( meliputi semua peralatan tulis dan kantor)
Produk dapat pula dikelompokkan berdasarkan sifat dan manfaatnya. Namun demikian,
tentu saja pengelompokkan tidak akan terlepas dari orientasi terhadap jenis produknya.
Sebagai contoh berikut ini diketengahkan penyusunan produk pada suatu toko obat/apotik.
Pertama-tama, dikelompokkan berdasarkan jenis produknya, apakah sebagai obat-obatan
atau vitamin; Selanjutnya, dikelompokkan apakah jenis produk itu sifatnya cair (liquid), tablet
atau bubuk kapsul; Kemudian, dikelompokkan berdasarkan manfaatnya, apakah sebagai obat
batuk, obat sakit kepala, obat ashma dan sebagainya.
d. Menggolongkan Barang-Barang
Pengaturan barang perlu disusun dan ditata dengan sebaik-baiknya, serta serapi-
rapinya. Kegiatan-kegiatan di dalam mengatur barang dagangan dapat dilakukan dengan
menata barang, antara lain:
Pengelompokan berdasarkan penggunaannya barang,
Pengelompokan berdasarkan merek barang yang sama
Pengelompokan berdasarkan ukuran barang,
Pengelompokan barang-barang kebutuhan konsumen.
Bagi pihak pembeli, pengklasifikasian barang akan memudahkan untuk memilih atau
menyebutkan pesanan. Pengelompokan dan pengklasifi kasian barang pada suatu toko (store)
disebut juga ”Merchant” atau Point Of Sale (POS) biasanya disusun sebagai berikut:
Merek produk atau pabrik
Jenis produk
Spesifik teknis produk
Kualitas produk
Warna produk, atau
Jenis produk
Merk atau pabrik produk
Spesifik produk
Kualitas produk
Warna produk
Dalam penyusunan klasifikasi produk, yang paling dominan harus diperhatikan adalah jenis
produk, baru memajang lainnya, dan tentu saja dengan tidak melupakan unsur estetika (seni)
pada saat menata atau memajangnya, baik pada pajangan luar (exterior display) maupun pada
pajangan dalam (interior display).
Barang spesial adalah barang yang mimiliki ciri tertentu dan hanya dapat dibeli pada
tempat tertentu pula. Dalam hal ini pembeli yang ingin memperoleh barang tersebut harus
Kelompok Barang
Kelompok Barang
2. Barang Industri
Barang industri adalah barang- barang yang dibeli guna diproses lebih lanjut untuk
kepentingan industri. Konsumen barang industri adalah Perusahaan atau organisasi lainnya.
Dalam hal ini barang industri dapat dibedakan dalam lima golongan
Bahan baku
Yang dimaksud bahan baku adalah bahan pokok untuk memmbuat barang/ produk lain,
misalnya Jerami untuk membuat kertas, karet untu membuat ban, kapas untuk membuat
benang
Komponen dan barang setengah jadi
Komponen dan barang setengah jaadi adalah barang yang sudah dalam proses produksi
dan digunakan untuk melengkapi produk akhir. Termasuk dalam jenis ini adalah benang
untuk membuat tekstil, kain untuk membuat baju, plastik untuk membuat jok mobil
Perlengkapan operasional
Perlengkapan operasi adalah barang- barang yang dapat digunakan untuk membantu
lanncarnya proses produksi maupun kegiatan lain dalam perusahaan.Dalam golongan
ini termasuk juga perbekalan yang dapat dipakai untuk jangka waktu yang lama.
Misalnya; meja kursi almari arsip untuk ruang kerja, minyak pelumas untuk mesin- mesin
dan yang lainnya
Instalasi
Instalasi adalah alat produksi utama dalam pabrik/ perusahaan yang dapat dipakai untuk
jangka waktu relatif lama guna memproduksi barang. Contoh; mesin cetak pada sebuah
perusahaan percetakan, mesin penggilingan padi, mesin bubut dan lainnya
Peralatan ekstra
Peralatan ekstra adalah alat- alat yang dipakai untuk membantu instalasi, seperti Forllift
dalam sebuah pabrik, gerobak, truk dan yang lainnya
Dalam hal pemasaran barang- barang industri akan sangat berbeda dengan barang
konsumsi. Untuk barang konsumsi (consumer goods) kegiatan periklanan dan promosi melalui
berbagai media harus banyak dilakukan agar produk bisa cepat menembus pasar. Kegiatan
penataan produk pada toko- toko eceran sangat diperlukan agar produk tersebut memiliki daya
jual. Sebaliknya untuk barang- barang Industri (industrial goods) dalam kegiatan
pemasarannya akan banyak menggunakan cara Personal selling (Penjualan perseorangan),
yakni mendatangi calon pembeli (perusahaan) guna menawarkan produk. Tentunya dalam hal
ini bukan penataan produk yang diperlukan tetapi penjelasan produk dan demontrasi
penggunaan produk sangat diperlukan
SOP penataan produk adalah langkah-langkah yang harus di tempuh pada penataan
produk yang dijadikan acuan (setandar) dalam penataan untuk menarik perhatian konsumen
untuk keputusan membeli. Upaya menata produk disebut juga visual marchandising.
Perlengkapan-perlengkapa dalam menyusun visual marchandising diantaranya adalah:
1) Labelling (label), setiap barang yang akan dilabel terlebih dahulu harus mencakup, apa
sudah diberi label atau belum, jika tidak perlu diberi label karena sudah memiliki bar
code. Hal tersebut diperlukan untuk membantu memperlancar operasional, dan dalam
pelabelan harus memuat informasi tentang: tanggal receiving, kode barang, kode
supplier, bar code, harga barang, kesesuaian antara merek, tipe dan ukuran.
2) Display, adalah suatau tindakan menampilkan, menaruh, meletakan produk pada satu
tempat semenari mungkin dengan keunikan posis tata letak barang sehingga dapat
perhatian pembeli, dalam penggunaan display harus diperhatikan letak tata ruang dan
penggunaan ruang harus sesuai dengan hal berikut: kategori produk dan ukuran
kemasan.
Hal yang perlu dilakukan dalam penataan produk di swalayan adalah sebagai berikut:
produk ditempatkan dalam kategorinnya, jumblah produk sesuai dengan tempatnya,
pengaturan secara horizontal dan vertikal, miring dan lurus, pegaturan produk sesuai alur
penggunjung, rotasi produk(barang masuk pertama itu yang dijual pertama).
Pendisplayan yang baik akan memberikan sedikitnya lima kemudahan yang baik,
diataranya:
a) Mudah dimengerti
b) Mudah dilihat
c) Mudah memilih
d) Mudah diambil dan diletakan kembali
e) Mudah dirapikan
Tissue and piper product (aneka tisu dan kelengkapan wanita,misalnya tisu
passeo, nice)
Kosmetik tradisional (aneka kosmetik tradisional,misalnya alat lulur, sabun
lulur) dan kosmetik internasional (Mirabella, olay, masker)
Obat-obatan (aneka obat yang tidak dimakan, seperti handsaplast,
bethadine)
d) Departemen Toys
Sebuah sarana atau tempat/barang-barang yang disediakan khusus untuk anak-
anak.
Soft toys (mainan yang lembut untuk perempuan)
Battered operated toys for boys (aneka perlengkapan mainan anak laki-laki,
seperti mobil-mobilan, pistol-pistolan robot-robotan)
Battered operated toys for girls (aneka perlengkapan mainan anak
perempuan, seperti boneka, alat untuk masak-masakan)
f) Fresh Food
i. Vegetable (sayuran) :
Sayuran daun
Sayuran buah
Sayuran bunga
Sayuran umbi
Sayuran akar
Sayuran beku
Jamur
Udang
iv. Dairy Product (produk susu dan produk yang erasal dari pengolahan susu)
Dairy local , susu cap kuda liar Sumbawa
Dairy internasional,
Yogurt, butter ,Keju
Penghargaan :
ISO 9001
ISO 14001
ISO 9706
Sustainable Forest Fibre
- Kertas tulis HVS Office Mate
- CV.Dirgahayu Mfg.Co. Sidoarjo-East Java Indonesia Laser printers
Fax
Copier
Inkjet printers
3. Teliti
Pelayan harus teliti dalam menginterpretasikan visualisasi penatan produk, dapat
dilakukan dengan cara ;
Memperhatikann setiap proses yang dilaksanakan
Amati dengan seksama barang yang telah ditata
Periksa dokumen-dokumen barang yang ditata, apakah telah dipasangkan
atau belum
Upaya untuk menata produk disebut juga dengan istilah Visual Merchandising (VM) yaitu
Penataan produk yang tujuannya untuk menarik perhatian konsumen dimana langkah-langkah
dalam VM diantaranya dapat dilakukan dengan display dan label.
1). Label harga dan price card
Ketentuan-ketentuan yang harus diperhatikan pada label harga dan price card antara
lain :
a). Price card tidak rusak
b). Price card sesuai dengan produk dan diletakkan tepat sesuai antara produk dan
fisik barang.
c). Semua produk yang dipajang memiliki label harga dan hal-hal yang harus
diperhatikan berkaitan dengan hal ini adalah sebagai berikut :
Barang yang di label langsung diproduknya, di dus-nya tidak dilabeli
sedangkan di shelving dipasang POP harga barang tersebut.
Setiap barang yang di display harus sudah ditempeli label harga.
d). Label harga ditempel rapi di tempatnya dan tidak menutupi produk dan hal-hal yang
harus diperhatikan adalah sebagai berikut :
Label harga yang ditempel di barang tidak miring ke kiri atau ke kanan
Barang yang sama label harganya, penempelan label harga tersebut juga
di tempat yang sama (seragam)
Letak label tidak terpaku di sudut kanan atas, tergantung kondisi barang
dan yang penting diletakkan di tempat yang sama untuk produk yang sama.
i. Struktur address card
Nama barang
Ukuran barang
Kode barang
Harga barang
Scanning
ii. Tujuan address card
Membantu customer untuk mengetahui informasi tentang barang.
iii. Manfaat address card
Meningkatkan image pelayanan yang baik
Mempermudah customer dalam hal informasi barang
Meningkatkan penjualan
Mempermudah pramuniaga dalam pengecekan barang
2). Display
Pendisplayan yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula. POP merupakan
suatu himbauan yang ditujukan kepada pembeli agar timbul keinginan untuk membeli.
a). Brand blocking secara vertikal Barang blocking secara vertical yaitu penempatan
barang supermarket yang sejenis berderet kearah vertikal atau atas bawah dan
merek barang juga harus terlihat di bagian muka secara vertical. Penempatan
barang secara vertical berarti menempatkan barang :
Dari atas ke bawah secara sistematis
Disusun sesuai jenis dan klasifikasinya
Barang disusun berdasarkan ukuran dari yang terkecil sampai yang terbesar
atau sebaliknya
Warna barang disusun dari warna muda sampai warna tua atau sebaliknya
Harga barang diletakkan dari harga murah ke harga mahal atau sebaliknya
Barang disusun dari atas ke bawah atau sebaliknya menurut jenis, kategori,
bentuk dan sifatnya.
3). Jagalah Display Agar Tetap Sesuai Standar Perusahaan Dan Perencanaan
Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
Merawat display produk agar tetap bersih dan rapi
Merancang display produk agar tetap konsisten terhadap perencanaan
penataan produk.
Menyusun display mengikuti standar perusahaan.
3.3. Rangkuman
Penataan produk atau yang sering kita kenal dengan istilah display adalah
suatu cara penataan produk terutama produk barang yang diterapkan oleh
perusahaan tertentu dengan tujuan untuk menarik minat konsumen. Untuk
memperjelas arti dari display tersebut, William J.Shultz, “Displayconsist of
simulating customers attention and interest in a product or a store, and desire
to buy the product or patronize the store, through direct visual appeal”. Display
adalah suatu cara mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau
barang dan mendorong keinginan membeli melalui daya tarik penglihatan
langsung ( direct visual appeal
Salah satu cara agar toko lebih menarik adalah dengan menata barang
dagangan dengan sedemikian rupa agar tampak lebih menarik, meyakinkan
dan lebih rapi, tentunya dengan harapan penjualan semakin meningkat
3.4. Tugas
Tugas 1
a. Carilah informasi dan jelaskan tentang bagaimana cara Menata Barang Dagangan
secara umum oleh Penjual/Toko dan jelaskan jenis dan spesifikai barang, carilah
informasi tersebu melalui sumber yang lain (buku, internet, kliping, majalah, pelaku usaha
dll)
b. Dikerjakan masing-masing siswa
c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
d. Hasilnya dilaporkan secara tertulis
e. Dipresentasikan di depan kelas
Tugas 2
Carilah informasi bagaimana pemilik toko melakukan Penataan Barang Dagangan dan amati
serta tanyakan mengenai jenis barang-barang dagangannya. Lakukan hal tersebut dilokasi
bisnis ritel tradisional, moderen yang terdapat disekitar tempat tinggal
a. Dikerjakan secara kelompok
b. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
c. Buatlah laporan Hasil kerja kelompok secara tertulis
Penataan produk (display) adalah suatu cara penataan produk yang dilakukan oleh
perusahaan dagang agar konsumen berminat dan tertarik untuk membeli sebuah produk yang
ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
Penataan produk memiliki beberapa tujuan yaitu attention and interest, desire and action
customer, selain itu juga mempunyai tujuan untuk menciptakan citra niaga/store image,
meningkatkan pembeli , memperkenalkan barang baru, meningkatkan keuntungan.
Ada pengertian display lainnya dikemukakan oleh William J Shultz “Display consist of
stimulating customer’s attention and interest in a product visual appeal”, display berarti usaha
mendorong perhatian dan minat konsumen pada toko atau barang dan mendorong keinginan
membeli melalui daya tarik penglihatan langsung (direct visual appeal).
Dari beberapa pengertian diatas mengenai display maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
display merupakan suatu alat untuk mengkomunikasikan produk suatu perusahaan kepada
konsumen agar konsumen dapat mengamati, meneliti dan melakukan pilihan, dimana hal ini
dilakukan konsumen karena terdorong oleh daya tarik dari penglihatan ataupun rasa-rasa
tertentu karena adanya peragaan atau penyusunan produk yang menarik. Memajangkan
barang di dalam toko dan di etalase, mempunyai pengaruh besar terhadap penjualan.
Biasanya kita lihat salah satu cara untuk menjual barang ialah dengan membiarkan calon
pembeli melihat, meraba, mencicipi, mengendari dan sebagainya.
Dalam usahanya untuk menarik perhatian konsumen display mempunyai peranan yang
penting antara lain:
1) Display berperan untuk menjual barang.
2) Display membantu menciptakan suasana toko.
3) Display berperan mempercepat adanya transaksi penjualan.
4) Display berperan melindungi barang-barang dari kerusakan fisik barang.
Fungsi display Menurut Garry R. Smith (1990:4) display mempunyai 2 fungsi dasar yaitu
1) Increasing sales productivity (meningkatkan produktivitas penjualan)
Display dapat membangkitkan perhatian dan mendorong penjualan barang dagangan
yang menjadi prioritas atau yang diutamakan.
2) Creating the desire store (menciptakan citra toko yang diiinginkan)
Display dapat menciptakan suatu image yang diinginkan dan mempertahankan posisi
lembaga retailer store pada daerah pemasarannya.
Display yang dilakukan diharapkan dapat memeprlancar penjualan maka menurut Garry
R. Smith (1970:79), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan display adalah sebagai
berikut:
1) Barang-barang yang laku ditempatkan pada tempat yang strategis.
2) Penyusunan barang harus menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga
menimbulkan daya tarik dan kesan yang memuaskan.
3) Pramuniaga dapat dengan cepat dan mudah mengambil atau menunjukan barang yang
dibutuhkan pembeli.
4) Penyusunan barang hendaknya membangkitkan pelanggan untuk melayani dirinya
sendiri (self service).
Dalam membeli suatu barang atau jasa, sesorang konsumen akan melalui suatu proses
keputusan pembelian. Misalnya, seseorang yang ingin membeli telephon genggam
(handphon) pertama kalinya akan melihat proses yang lebih panjang daripada jika ia hendak
membeli pasta gigi.
Terdapat tiga proses keputusan pembelian : proses yang panjang, proses terbatas, dan
proses rutin. Proses yang panjang dan yang terbatas dapat dikatakan sebagai pembelian yang
insidental, yaitu yang hanya sekali atau sekali-sekali dibeli.Proses keputusan panjang
(extended decision making) untuk barang yang durabel (rumah, lahan, mobil, kulkas, mesin
cuci, dll. Proses itu menurut Berman dan Evans adalah :
b) Sub budaya, mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
c) Kelas sosial, merupakan pembagian masyarakat yang relatif homogen dan
permanen yang tersusun secara hirearkis dan yang para anggotanya menganut
nilai, minat, dan perilaku yang serupa.
2) Faktor sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti
kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
a) Kelompok sosial
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh
langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang
tersebut.
b) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh.
c) Peran dan status
Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya-
keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat
ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan
status.
3) Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga di pengaruhi oleh karakteristik pribadi. Karakteristik tersebut
meliputi usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi, gaya hidup, serta
kepibadian dan konsep-diri pembeli.
a) Usia dan tahap siklus hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya. Mereka
makan makanan bayi selama tahun-tahun awal hidupnya, khusus selama tahun-
tahun berikutnya. Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga
berhubungan dengan usia.
b). Pekerjaan dan lingkungan ekonomi
Pekerjaan seseorang juga dapat mempengaruhi pola konsumsinya.
2) Pencarian informasi
Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa, selanjutnya
konsumen konsumen mencari informasi baik yang disimpulkan dalam ingatan (internal)
maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Sumber-sumber informasi
konsumen terdiri dari :
Sumber pribadi : keluaraga, teman, tetangga dan kenalan.
Sumber niaga/komersial : iklan, tenaga penjual, kemasan, dan pemajangan.
Sumber umum : media massa dan organisasi konsumen.
Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3) Evaluasi alternatif
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan dalam
memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan konsumen terdapat lima
konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :
a) Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen
terhadap produk dan jasa tersebut.
b) Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk dari pada
penonjolan ciri-ciri produk.
c) Kepercayaan konsumen terhapat ciri merek yang menonjol.
d) Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharakan kepuasan yang
diperoleh dengan tingkat alternative yang berbeda-beda setiap hari.
e) Bagaiman prosedur penlaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak ciri-ciri
barang.
4) Keputusan Pembelian
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhapat berbagai alternatif biasanya membeli
produk yang paling disukai yang membentuk suatu keputusan untuk membeli, yaitu :
a) Sikap orang lain : tetangga, keluarga, teman, orang kepercayaan dan lain-lain.
b) Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang didapatkan.
c) Faktor yang dapat diduga : faktor situsional yang dapat diantisipasi oleh konsumen.
Pengenalan Masalah
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Keputusan Pembelian
Menurut Buchari Alma (2007:189) display yaitu : Non-Personal stimulation of demand for
product, service or selling organization to perspective buyer buyers by direct appeal to vision
or the other sences. Display adalah keinginan membeli sesuatu, yang tidak didorong oleh
seseorang, tapi didorong oleh daya tarik, atau oleh penglihatan ataupun oleh perasaan lainnya.
Apabila suatu display tidak dilakkan dengan baik maka akan mengurangi daya tarik di
dalam perusahaan tersebut. Selain tatanan dan susunannya yang menarik dan bagus, display
juga memudahkan konsumen/pelanggan untuk mendapatkan atau menemukan barang yang
diinginkan. Dalam pasar/dunia industri display selalu diterapkan dengan baik, salah satunya
disebuah toserba-toserba atau supermarket-supermarket tertentu yang selalu menerapkan
display baik secara horinzontal ataupun vertikal.
Pelaksanaan display yang baik merupakan salah satu cara untuk memperoleh
keberhasilan self service dalam menjual barang–barang. Hal ini dapat dilihat di supermarket.
Adapun tujuan display bagi pembeli digolongkan sebagai berikut :
1). Attention dan Interest Customer
Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan
dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya.
2). Desire dan Action Customer
Desire dan action customer, yaitu untuk menimbulkan keinginan pembeli memiliki
barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah memasuki toko, kemudian
melakukan pembelian.
Selanjutnya, display dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
a). Window Display
Memajangkan barang-barang, gambar-gambar kartu harga, simbol-simbol, dan
sebagainya dibagian depan toko yang disebut etalase.
b). Interior Display
Selain ketiga macam display yang telah diuraikan di atas, perlu juga diperhatikan
beberapa hal dalam display, yaitu sebagai berikut:
a). Store Design dan Decoration
4.3. Rangkuman
Penataan produk (display) adalah suatu cara penataan produk yang dilakukan oleh
perusahaan dagang agar konsumen berminat dan tertarik untuk membeli sebuah
produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut.
Penataan produk memiliki beberapa tujuan yaitu attention and interest, desire and
action customer, selain itu juga mempunyai tujuan untuk menciptakan citra
niaga/store image, meningkatkan pembeli, memperkenalkan barang baru,
meningkatkan keuntungan.
Kita dapat membedakan lima peran yang di mainkan orang dalam keputusan
pembelian :
1. Pencetus : Orang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk membeli
produk atau jasa
2. Pemberi pengaruh : Orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi
keputusan.
3. Pengambil keputusan : Orang yang mengambil keputusan mengenai setiap
komponen keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli, bagaimana
cara membeli, dan dimana akan membeli.
4. Pembeli : Orang yang mlakukan pembelian yang sesungguhnya.
5. Pemakai : Seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa
tertentu.
keadaan yang diinginkan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan
proses keputusan.
2. Pencarian informasi
Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan sesuatu barang atau jasa,
selanjutnya konsumen konsumen mencari informasi baik yang disimpulkan
dalam ingatan (internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan
(eksternal). Sumber-sumber informasi konsumen terdiri dari :
a) Sumber prbadi : keluaraga, teman, tetangga dan kenalan.
b) Sumber niaga/komersial : iklan, tenaga penjual, kemasan, dan pemajangan.
c) Sumber umum : media massa dan organisasi konsumen.
d) Sumber pengalaman : penanganan, pemeriksaan, penggunaan produk.
3. Evaluasi alternatif
a) Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif
pilihan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Untuk menilai alternatif pilihan
konsumen terdapat lima konsep dasar yang dapat digunakan, yaitu :
b) Sifat-sifat produk, apa yang menjadi ciri-ciri khusus dan perhatian konsumen
terhadap produk dan jasa tersebut.
c) Pemasar hendaknya lebih memperhatikan pentingnya ciri-ciri produk dari
pada penonjolan ciri-ciri produk.
d) Kepercayaan konsumen terhapat ciri merek yang menonjol.
e) Fungsi kemanfaatan, yaitu bagaimana konsumen mengharakan kepuasan
yang diperoleh dengan tingkat alternative yang berbeda-beda setiap hari.
f) Bagaiman prosedur penlaian yang dilakukan konsumen dari sekian banyak
ciri-ciri barang.
4. Keputusan Pembelian
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhapat berbagai alternatif biasanya
membeli produk yang paling disukai yang membentuk suatu keputusan untuk
membeli, yaitu :
a) Sikap orang lain : tetangga, keluarga, teman, orang kepercayaan dan lain-
lain.
b) Situasi tak terduga : harga, pendapatan keluarga, manfaat yang didapatkan.
c) Faktor yang dapat diduga : faktor situsional yang dapat diantisipasi oleh
konsumen.
4.4. Tugas
Tugas 1
a. Carilah informasi secara umum tentang tujuan display menurut pembeli (konsumen).
Tujuan display menurut pembli secara umum dapat dicari dari sumber-sumber informasi
yang lain (buku, internet, kliping, majalah, pelaku usaha dll)
b. Dikerjakan masing-masing siswa
c. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
d. Hasilnya dilaporkan secara tertulis
Tugas 2
Amatilah konsumen yang sedang melihat display produk atau ingin berbelanja pada sebuah
toko, lalu tanyakan kepada calon pembeli (konsumen) apa tujuan display menurut pembeli
(konsumen) tersebut, lalu apa faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
tersebut :
a. Dikerjakan secara kelompok
b. Waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas 1 minggu
c. Buatlah laporan Hasil kerja kelompok secara tertulis
d. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di depan kelas dan
kelompok lain ikut menanggapi untuk menyempurnakan
e. Guru dan siswa menyimpulkan bersama
2) Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh.
3) Peran dan status
Seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya-
keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat
ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan
status.
f. Adapun tujuan display bagi pembeli digolongkan sebagai berikut :
1). Attention dan Interest Customer
Attention dan interest customer , yaitu untuk menarik perhatian pembeli dilakukan
dengan cara menggunakan warna-warna, lampu-lampu, dan sebagainya.
2). Desire dan Action Customer
Desire dan action customer, yaitu untuk menimbulkan keinginan pembeli memiliki
barang-barang yang dipamerkan di toko tersebut, setelah memasuki toko,
kemudian melakukan pembelian.
g. Henry Assael membedakan empat jenis perilaku pembelian konsumen aberdasarkan
tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan antar merek.
1). Perilaku pembelian rumit
Perilaku pembelian yang rumit terdiri dari proses tiga langkah, yang pertama
pembeli mengembangkan keyakinan tentang produk tertentu. Kedua, ia
membangun sikap tentang produk tersebut. Ketiga, ia membuat pilihan pembelian
yang cermat. Konsumen terlibat dalam perilaku pembelian yang rumit bila mereka
sangat terlibat dalam pembelian dan sadar akan adanya perbedaan besar antar
merek. Perilaku pembelian yang rumit itu lazim terjadi bila produknya mahal, jarang
dibeli, beresiko, dan sangat mengekspresikan diri.
2). Perilaku pembelian pengurangan ketidak nyamanan
Konsumen sangat terlibat dalam pembelian namun melihat sedikit perbedaan
antara merek, keterlibatan yang tinggi didasari oleh fakta bahwa pembelian
tersebut mahal, jarang dilakukan dan beresiko.
3). Perilaku pembelian karena kebiasaan
Banyak produk dibeli pada kondisis rendahnya keterlibatan konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Nur, S. Drs, Analisis Pasar Untuk Pengadaan Barang, Jakarta :Depdikbud. 1997
Assauri Sofyan, Manajemen Pemasaran Dasar, Konsep, Dan Strategi, Jakarta: Rajawali Press, 1987
Atep Adya Barata, Paket Keahlian Penjualan Seri B SMK Dan Manajemen Tingkat 3, Bandung:
Armico. 2001
Anonim, Strategi Pemasaran Dalam Bisnis Eceran, Sarinah Of Departemen Store, Jakarta.
Anonim, Filosofis Pelanggan, Materi Training And Customer Relation Departeman, Yogya
Group. 2001
Ma’ruf, Hendri. Pemasaran Ritel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum. 2005
Puspitasari Devi, Penjualan Jilid 3, Diterbitkan Oleh Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Klaten : PT. Mancana Jaya Cemerlang. 2008
Sopiah, Syihabudhin, Manajemen Bisnis Ritel, Yogyakarta : CV. Andi Offset. 2008
Swasta, DH Basu. Azas-Azas Marketing. (Edisi Ketiga). Yogyakarta : Liberty. 1996
Pustaka Web
http://lilinurjanah.blogspot.com/2009/12/menata-produk.html
http://alfanvkri.blogspot.com
http://pendidikanwandi.blogspot.com/2013/02/strategi-penataan-display-dalam.html
http://123desaingrafis.blogspot.com/2013/12/pengertian-desain-produk.html
http://agilfadillah.blogspot.com/2014/10/penataan-produk-dan-tujuan-display.html
https://pemasaransmkn1udanawu.wordpress.com/2014/08/12/materi-kd-1-menata-barang-
dagangan-c3-pemasaran-smk-kurikulum-2013
http://displayprdku.blogspot.com/2012/11/menata-produk-deskripsi-singkat-salah.html
http://goresan-iendar.blogspot.com/2014/12/modul-penataan-barang-dagangan.html
http://www.academia.edu/8616373/Segmentasi_Pasar_Targeting_Dan_Positioning_Pasar