Anda di halaman 1dari 6

Praktikum kali ini membahas tentang analisis evaluasi kesesuaian lahan untuk

kawasan industri. Permasalahan industri tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan lahan,
oleh karena itu untuk menilai suatu lahan yang dapat digunakan untuk pembangunan
industri tidak dapat langsung didirikan atau dilaksanakan. Evaluasi lahan merupakan
penghubung antara berbagai aspek kualitas fisik, biologi dan teknologi penggunaan lahan
dengan tujuan sosial ekonomi yang akan berpengaruh kedepannya. Banyak faktor yang
mempengaruhi industri di suatu tempat, dimana faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor
langsung dan faktor tak langsung. Keberadaan industri di suatu tempat juga tergantung
pada faktor lingkungan yang akan menetukan kelangsungan industri tersebut. Salah satu
faktor tersebut adalah faktor lahan. Faktor lahan mencakup permasalahan tanah,
sumberdaya, dan iklim setempat.
Praktikum kali ini dilakukan di Kawasan Industri Jl. Priyo Sunandar Sudarmo
dengan tujuan untuk menilai tingkat kesesuaian lahan kawasan industri di Jl. Priyo
Sunandar Sudarmo, Blimbing, Malang. Lokasi pengambilan sampel tanah dan air
dilakukan pada titik koordinat S 07°57,039ˈ00ʺ dan E 112°38,842ˈ00ʺ. Kemiringan lereng
merupakan aspek yang harus dipertimbangkan dalam penentuan lokasi industri. Semakin
besar kemiringan lerengnya, maka akan semakin besar pula investasi yang harus
dikeluarkan untuk penanganannya. Hal ini disebabkan faktor pemotongan dan
penimbunan lereng untuk bangunan, serta pertimbangan stabilitas lereng. Selain itu,
kemiringan lereng juga akan berpengaruh terhadap kecepatan aliran dan volume aliran
permukaan yang dapat mengakibatkan banjir. Lokasi Kawasan Industri Jl. Priyo Sunandar
Sudarmo termasuk dataran dengan kemiringan 2-8% yang mengindikasikan bahwa
kemiringan lerengnya termasuk dalam kategori agak miring. Kemiringan lereng yang
relatif datar juga berpengaruh pada tingkat kelongsoran yang rendah. Hal ini juga dapat
berpengaruh pada tingkat kecepatan aliran yang relatif agak cepat sehingga air hujan yang
jatuh menjadi aliran pemukaan, sebagian akan mengalir ke tempat yang lebih rendah dan
sebagian akan meresap ke tanah sebagai proses infiltrasi.
Salah satu parameter penentuan kesesuaian lahan untuk kawasan industri adalah
kedalaman bedrock. Kedalaman bedrock dapat dijadikan sebagai salah satu parameter
kelongsoran suatu daerah serta dapat dijadikan sebagai salah satu indikator perencanaan
pondasi bangunan yang dimana beban bangunan yang ditopang memiliki beban yang
cukup besar seperti halnya konstruksi gedung pencakar langit dan jembatan. Semakin
dalam suatu bedrock maka akan semakin kokoh pondasi bangunan yang akan dibuat serta
semakin rendah potensi longsor pada daerah tersebut. Berdasarkan singkapan yang ada,
maka dapat diketahui kedalaman bedrock sebesar 6 meter dengan zona perakaran sebesar
1 meter. Kedalaman bedrock tersebut termasuk dalam sehingga sangat sesuai untuk
pembangunan pondasi bangunan yang kokoh.
Kedalaman air tanah yang ada di kawasan industri Jl. Priyo Sunandar Sudarmo
yakni sedalam 12 meter yang termasuk dalam kategori dalam. Kedalaman air tanah
tersebut sangat sesuai untuk pembangunan suatu industri. Hal ini dikarenakan semakin
dalam air tanah maka air tanah tidak mudah terkontaminasi oleh limbah industri. Kualitas
air tanah yang ada juga masih termasuk dalam kategori yang baik, yakni dengan nilai pH
7,2 dan DHL 0,00. Nilai pH air tanah termasuk dalam kategori basa yang mendekati netral
sehingga dapat diindikasikan bahwa tingkat pencemarannya masih relatif rendah. Selain
itu, nilai DHL yang sangat kecil juga dapat dijadikan indikator bahwa air tanah tersebut
relatif tidak tercemar. Hal ini dikarenakan kandungan garam di dalam tanah cukup rendah
sehingga kebanyakan tanaman dapat tumbuh dengan baik di wilayah tersebut.
Perhitungan tekstur merupakan indikator penting dalam evaluasi industri, karena
akan berhubungan dengan pergerakan air dan zat terlarut, udara, pergerakan, berat volume
tanah, pergerakan air, berat volume tanah dan lain-lain. Tekstur dapat menginformasikan
pembagian-pembagian fraksi pasir, debu dan liat. Hasil perhitungan didapatkan kelas butir
kerikil sebesar 71,8%, kelas butir pasir 26,4%, kelas butir debu 1,2%, dan kelas butir liat
sebesar 0,6%. Kelas butir Unified (Tanah Berbutir kasar), kandungan kerikil lebih besar
daripada kandungan pasir, bahan halus lebih kecil dari 5% (1.8%) kerikil dengan besar
butir tersebar merata atau tersusun baik. Perhitungan dengan menggunakan segitiga tekstur
tanah didapatkan hasil berupa “Sand” yang artinya kandungan dominan adalah pasir.
Kandungan pasir yang dominan memiliki daya tahan yang kuat karena daya rekat yang
kuat sehingga gumpalannya sukar dihancurkan. Keadaaan yang kuat ini sangat cocok
untuk ditanami bangunan yang kokoh, besar dan sangat tahan terhadap erosi, terutama
bangunan industri. Pemilihan lahan yang terdapat kandungan liat ataupun debu yang
banyak sangat tidak sesuai jika dibangun suatu industri, karena daya rekatnya sangat
rendah dan gumpalannya sangat mudah untuk terhancurkan. Kondisi ini akan membuat
suatu bangunan industri mudah untuk tererosi dan tidak kokoh.
pH tanah sangat penting untuk diketahui sebab dapat menjadi indicator
ketersediaan unsur hara, adanya unsur beracun, ketersediaan unsur mikro, mempengaruhi
pertumbuhan dan aktivitas mikroorganisme. Hasil pengujian pH tanah dengan
menggunakan soil tester didapatkan hasil bahwa derajat keasaman bernilai 5 yang artinya
termasuk kedalam kategori asam. Derajat keasaman suatu tanah tidak terlalu berdampak
besar terhadap pembangunan suatu gedung ataupun suatu industri, namun pH yang sangat
cocok adalah dengan kategori asam. Pertumbuhan dan produksi optimal dari tanaman
menghendaki pH tertentu, dan sangat jarang menemukan pH tanah yang sesusai dengan
kebutuhan tanaman. Tetapi pH tanah tidak dapat diubah dengan mudah, karena tanah
memiliki sanggaan (buffer) yang merupakan suatu sifat umum dari campuran asam basa
dengan garamnya. Oleh karena itu, pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor pengaruh, salah satunya adalah derajat kemasaman tanah. Kelembapan
tanah sama halnya dengan pH tanah, kelembapan tanah tidak memberikan peran yang
besar terhadap pembangunan suatu industri namun pengaruhnya lebih besar dengan
terhadap pertanian. Kelembaban udara dan tanah serta suhu udara dan tanah merupakan
komponen iklim mikro yang sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan masing-
masing berkaitan mewujudkan keadaan lingkungan optimal bagi tanaman. Namun tanah
dengan tingkat kelembapan yang tinggi menunjukkan kandungan air tanah yang besar dan
tanah yang subur.
Ekstensibilitas tanah merupakan kemampuan tanah dalam mengembang dan
mengerut. Beberapa tanah mempunyai sifat mengembang bila basah dan mengerut apabila
kering. Hal tersebut berakibat dengan pembangunan pemukiman terutama pembangunan
industri karena tanah yang memiliki tingkat ekstensibilitas tanah yang tinggi maka akan
berakibat terhadap retakan-retakan yang akan muncul pada dinding-dinding gedung pabrik
sehingga sangatlah akan merusak kualitas gedung dari suatu industri. Sampel tanah yang
dipakai menunjukkan derajat kembang kerutnya sangat rendah karena memiliki nilai
sebesar 0,01. Nilai tersebut menunjukkan jenis tanah entisol yang sangat cocok terhadap
pembangunan industri karena meminimilisir kerusakan gedung industri. Nilai kembang
kerut tanah yang rendah mendukung keawetan bangunan. Tanah dengan daya kembang
kerut yang rendah relatif bereaksi stabil terdapat perubahan cuaca. Pada suhu yang tinggi,
tanah tidak akan mengalami retak-retak. Sementara jika suhu rendah dalam musim hujan,
tanah tidak menggenangkan air terlalu lama.
Kawasan industri Jl. Priyo Sunandar Sudarmo memiliki debit aliran drainase
buatan sebesar 0,37 m3/s. Bila dimasukkan pada metode pengharkatan, nilai tersebut
termasuk pada harkat 3 atau moderate. Hal ini karena drainase yang dibuat tidak begitu
lebar dan dalamnya hanya 50 cm. Dengan kemiringan yang cukup landai, membuat
drainase ini kurang berfungsi dengan baik. Namun karena drainase ini langsung mengarah
ke sungai yang kecepatan alirannya 0,31 m/s membuat aliran air dari drainase cepat
mengalami run off sehingga potensi banjir tidak begitu tinggi. Sungai yang berada pada
lokasi ini memiliki kedalaman sekitar 75 cm dengan kecepatan aliran 0,31 m/s. Sungai ini
berada di bawah jalan raya dengan ketinggian 6 meter sehingga bila terjadi hujan, aliran
permukaan akan langsung mengarah ke drainase, lalu langsung mengalir ke sungai.
Topografi sungai ini tergolong datar dan terdapat banyak suspensi. Sungai ini memiliki
pH sebesar 7,09 yang berarti air pada sungai ini tergolong basa. Bila dikaitkan dengan
korosivitas, air yang memiliki pH sebesar 7 tidak menyebabkan korosi pada logam, karena
pH yang menyebabkan korosi adalah pH yang asam atau dibawah 5.
Berdasarkan pengecekan sampel tanah di lapangan, pH tanah pada lahan tersebut
sebesar 5. Bila dikaitkan dengan metode pengharkatan, tanah ini tergolong slight atau
cocok untuk digunakan sebagai lahan industri. Namun bila dikaitkan dengan korosivitas
yang ada, dimana tanah yang memiliki pH sebesar 5 atau pH asam, maka korosivitasnya
tinggi. Bila korosivitasnya tinggi maka pondasi yang digunakan oleh bangunan industri
tersebut gampang berkarat dan cepat rusak. Hal ini sangat berpengaruh pada tingkat
kekokohan bangunan industri sehingga dalam variabel korosivitas lahan ini tidak cocok
bila digunakan sebagai lahan industri. pH yang terlalu asam ini dapat menghambat
pertumbuhan bahkan menyebabkan kematian tumbuhan tersebut. Tanah yang terlalu asam
akan membuat ion Al3+ sangat mudah dilepaskan, larut pada air tanah, dan diserap oleh
akar. Hal ini dapat menyebabkan akar tidak optimal dalam menyerap mineral lain yang
dibutuhkan tumbuhan. Tanah yang terlalu asam ini dapat diperbaiki dengan menambahkan
kalsium karbonat (CaCO3).
Parameter atau ukuran yang dapat menggambarkan kemampuan tanah dalam
melewatkan air disebut sebagai konduktivitas hidrolik (hydraulic conductivity). Tingkat
kemampuan tanah untuk melewatkan air sangat dipengaruhi oleh kadar air tanah.
Konduktivitas merupakan kemampuan suatu benda untuk menghantarkan partikel-partikel
yang melewatinya. Hidrolika erat kaitannya dengan air. Kawasan ini memiliki
permeabilitas 29,21 cm/jam. Berdasarkan klasifikasi permeabilitas, angka tersebut
tergolong dalam permeabilitas yang sangat cepat. Lahan seperti ini biasanya bila terjadi
aliran permukaan, maka air tersebut akan cepat meresap sehingga genangan yang terjadi
tidak terlalu lama. Jika dimasukkan pada metode pengharkatan, nilai tersebut termasuk
pada harkat 6 atau slight, maka cocok digunakan sebagai industri karena memiliki
kemapuan meloloskan air yang baik dan dapat mengalir dengan mudah di dalam tanah
yang mempunyai pori-pori besar dan mempunyai hubungan antar pori yang baik sehingga
potensi banjir yang akan terjadi sangat rendah dan cocok untuk didirikan industri.
Konduktivitas hidrolik tidak selamanya tetap yang artinya dalam berbagai
proses (kimia, fisika dan biologi) konduktivitas hidrolik dapat berubah karena faktor
masuk dan mengalirnya air dalam tanah. Perubahan yang terjadi pada komposisi ion
kompleks dapat dipertukarkan. Misalnya ketika air memasuki tanah mempunyai
komposisi atau konsentrasi zat terlarut yang berbeda dengan larutan awal dan
dapatmerubah konduktivitas hidrolik. Secara umum konduktivitas akan berkurang bila
konsentrasi zat terlarut elektrolit berkurang. Hal ini disebabkan oleh penomena
pengembangan dan dispersi yang juga dipengaruhui oleh jeni-jenis kation (pada pelepasan
dan perpindahan partikel-partikel lempung). Selama aliran yang lama, bisa menghasilkan
penyumbatan pori. Interaksi zat terlarut dan matrik tanah dan pengaruhnya terhadap
konduktivitas hidroulik khususnya penting pada tanah-tanah masam dan berkadar natrium
tinggi.
Kawasan industri ini memiliki jenis tanah pasir yang sangat lulus air dan
lempung pasiran maka sangat baik dan cocok digunakan sebagai lahan industri karena laju
infiltrasi yang baik dan daya resap air yang cepat membuat area tersebut tidak mudah banjir
ataupun terdapat genangan. Dengan menggunakan metode pengharkatan maka memiliki
nilai 5 atau slight. Pembangunan Indutri jika dikelolah dengan baik mampu memberikan
banyak sekali dampak positif bagi wilayah disekitarnya. Dampak – dampak dari
pembangunan industri dapat bersifat positif dan negatif, jika dikelolah dengan baik dan
benar serta masih berwawasan lingkungan akan mampu memberikan dampak yang positif
bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitarnya. Dengan dibangunnya sebuah
industri, maka dapat menarik sektor lain yang ada disekitar untuk lebih baik lagi. Oleh
karena itu diperlukan pengawasan mengenai AMDAL terhadap kawasan industri tersebut
agar dampak negatif yang ditimbulkan tidak merugikan masyarakat dan lingkungan
sekitar.
Berdasarkan dari total perhitungan keseluruhan parameter fisik lahan yang ada
dengan metode skoring, maka dapat disimpulkan bahwa pada wilayah atau lokasi tersebut
termasuk kelas II dengan kategori sesuai untuk kawasan industri dengan syarat adanya
perbaikan pada sistem drainase yang merupakan variable non-permanen. Hal tersebut
sangat diperlukan untuk dapat mengurangi genangan air dan terjadi banjir pada musim
hujan. Sebaliknya, ketika musim kemarau sumber air banyak yang mengalami kekeringan
karena cadangan air tanah permukaan yang ada habis disedot untuk keperluan rumah
tangga dan industri sehingga lokasi tersebut dapat menjadi sangat sesuai sebagai kawasan
industri karena adanya perbaikan pada sistem drainase tersebut. Diperlukan sistem
drainase yang berwawasan lingkungan dengan prinsip dasar mengendalikan kelebihan air
permukaan sehingga dapat dialirkan secara terkendali dan lebih banyak memiliki
kesempatan untuk meresap ke dalam tanah. Hal ini dimaksudkan agar konservasi air tanah
dapat berlangsung dengan baik dan dimensi struktur bangunan sarana drainase dapat lebih
efisien.

Anda mungkin juga menyukai