Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN


An. M.V.P DENGAN DIAGNOSA MEDIS APENDIKSITIS
PERFORASI DI RUANGAN PERAWATAN BEDAH
RSUD ENDE

Oleh :

SIMON NERENPORES GARE


NIM. PO 530320216 417
TINGKAT II. A KEPERAWATAN

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE
2017
Disfungsi seksual
Defenisi
Perubahan funsi seksual selama fase respon seksual berupa hasrat, terangsang,
orgasme, dan atau relaksasi yang dirasa tidak memuaskan, tidak bermakna atau tidak
adekuat
 Disertai penyebab
1. Perubahan fungsi struktur tubuh, (misalkan kehamilan, baru melahirkan,obat-
obatan, pembedahan, anomali, prosespenyakit, trauma, radiasi).
2. Perubahan biopisikososial seksualitas
3. Ketiadaan model peran
4. Model peran tidak dpat mempengaruhi
5. Kurang privasi
6. Ketiadaan pasangan
7. Kesalahan informasi
8. Kelainan seksual (misalkan hubungan penuh kekerasan)
9. Konflik nilai
10. Penganiayaan fisik (misalkan KDRT)
11. Kurang tepapar informasi
 Ditandai gejala
 Hasrat seksual yang rendah. Ini adalah jenis disfungsi seksual yang paling
umum diderita wanita, dan ditandai dengan hilangnya hasrat atau keinginan
untuk berhubungan seksual.
 Gangguan rangsangan seksual. Dalam kondisi ini, hasrat berhubungan seksual
tetap ada, tapi seorang wanita sulit untuk terangsang dan mempertahankan
rangsangan selama kegiatan seksual.
 Gangguan nyeri seksual. Gejalanya adalah timbul rasa nyeri saat melakukan
kontak vagina atau stimulasi seksual. Banyak hal yang dapat memicu rasa
nyeri dalam hubungan seksual, di antaranya vaginismus, pelumas yang tidak
memadai, serta otot vagina yang kaku.
 Gangguan orgasme, yaitu kesulitan mencapai orgasme meski rangsangan dan
stimulasi dilakukan terus menerus.
Sedangkan gejala disfungsi seksual pada pria adalah:

 Disfungsi ereksiatau dikenal dengan nama impotensi. Kondisi ini terjadi saat
pria tidak mampu untuk ereksi atau mempertahankan ereksi yang dibutuhkan
selama hubungan seksual.
 Penurunan hasrat berhubungan seksual (libido). Kondisi ini seringkli dikaitkan
dengan rendahnya jumlah hormon testosteron dalam tubuh. Apabila
penurunan hasrat sudah parah, seorang pria akan sama sekali tidak bergairah
untuk melakukan hubungan seksual.
 Gangguan ejakulasi, Ada tiga jenis gangguan ejakulasi, yakni ejakulasi dini
(ejakulasi yang terjadi sebelum penetrasi atau sesaat setelah penetrasi),
ejakulasi yang lambat, serta ejakulasi berbalik (ejakulasi kembali ke kandung
kemih dan bukan keluar di ujung penis melalui uretra).
 Data subjektif Mayor
1. Mengunkapkan ativitas seksual berubah
2. Mengunkapkan eksitasi seksual berubah
3. Merasah hubungan seksual tidak memuaskan
4. Mengunkapkan peran seksual berubah
5. Megeluhkan hasrat seksual menurun
6. Mengunkapkan funsi seksual berubah
7. Mengeluh nyeri saat berhubungan seksual dispareunia
 Data objektif
Tidak tersedia
 Data subjektif Minor
1. Mengunkapkan ketertarikan pada pasangan berubah
2. Mengeluh hubungan seksual terbatas
3. Mencari informasi tentang kemampuan mencapai kepuasan seksual
 Data objetif
Tidak tersedia
 Kondisi klinis terkait
1. Gangguan endokrin, perkemihan, neuromaskuler, moskuloskeleta, kardiovaskuler
2. Trauma genital
3. Pembedahan pelvis
4. Kanker
5. Menopause
6. Gangguan psikiatrik seperti mani, depresi berat, demensia, gangguan kepribadian,
penyalagunaan atau pengguna zat dan gangguan kecemasan,
Kesiapan persalinan
Defenisi
Pola mempersiapkan, mempertahankan dan memperkuat proses kehamilan
Dan persalinan serta perawatan bayi baru lahir.

 Gejala dan tanda Mayor


 Subjektif
1. Menyatakan keinginan untuk menerapkan gaya hidup yang tepat untuk
persalinan
2. Menyatakan keingina untuk menerapakn penatalaksanaan gejala
ketidaknyamanan selama persalinan.
3. Menyatakan rasa percaya diri menjalanin persalinan
 Objektif
Tidak tersedia

 Gejala tanda minor


 Subjektif
Tidak tersedia

 Objektif
1. Menunjukan perilaku proaktif selama persiapan persalinan.

 Kondisi klinis terkait


1. Status kesehatan ibu sehat
2. Status kesehatan janin sehat
Pola seksual tidak efektif
Defenisi
Kekhawatiran individu melakukan hubungan seksual yang berisiko
menyebabkan perubahan kesehatan
 Penyebab
1. Kurangnya privasi
2. Ketiadaan pasangan
3. Konflik orientasi seksual
4. Ketakutan hamil
5. Ketakutan terinfeksi penyakit menular seksual
6. Hambatan hubungan dengan pasangan
7. Kurang terpapar informasi tentang seksual
 Gejala dan tanda Mayor
 Subjektif
1. Mengeluh sulit melakukan aktivitas seksual
2. Mengungkapkan ativitas seksual berubah
3. Mengungkapkan perilaku seksual berubah
4. Orientasi seksual berubah
 Objektif
Tidak tersedia
 Gejala dan Tanda Minor
 Subjektif
1. Mengungkapkan hubungan dengan pasangan berubah
 Objektif
1. Konflik nilai
 Kondisi klinis terkait
1. Mastektomi
2. Histerektomi
3. Kanker
4. Kondisi yang menyebabkan paralisis
5. Penyakit menular seksual (misaklkan, sifilis, gonore, jenger ayam dan HIV/AIDS)
Resiko kehamilan tidak Dikehendaki

Defenisi
Berisiko mengalami kehamilan yang tidak diharapkan baik karena alasan
Waktu yang tidak tepat atau karena kehamilan tidak diinginkan
 Faktor resiko
1. Pemerkosaan
2. Hubungan seksual sedarah
3. Gangguan jiwa
4. Kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
5. KDRT
6. Tidak menggunakan alat kontrasepsi
7. Faktor sosial-ekonomi
 Kondisi klinis terkait
1. Penyakit menular seksual
2. Gangguan jiwa
3. Kegagalan penggunaan alat kontrasepsi
4. KDRT
Risiko disfungsi seksual
 Defenisi
Berisiko mengalami perubahan fungsi seksual fase respon seksual berupa hasrat,
orgasme dan relaksasi yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna/tidak
adekuat.
 Faktor resiko
 Biologis
1. Gangguan neurologi
2. Gangguan endokrin
3. Gangguan urologi
4. Keganasan
5. Faktor ginekologi (misalkan kehamilan, pasaca persalinan)
6. Efek agen farmakologis
 Psikologis
1. Depresi
2. Kecemasan
3. Penganiayaan psikologis/seksual
4. Peyalahgunaan obat/zat
 Situasional
1. Konflik hubungan
2. Kurangnya privasi
3. Pola seksual pasangan menyimpang
4. Ketiadaan pasangan
5. Ketidakadekuatan edukasi
6. Konflik nilai personal dalam keluarga, budaya dan agama
 Kondisi terkait
1. Diabetes militus
2. Penyakit jantung (misalnya hipertensi, penyakit jantung koroner)
3. Penyakit paru (misalnya, TB, PPOK, dan asma)
4. Stroke
5. Kehamilan
6. Kanker
7. Gangguan endokrin, perkemihan, neuromuskula, muskulokeletal, dan
kardiovaskuler
8. Trauma genital
9. Pembedahan pelvis
10. Kanker
11. Menopause
12. Gangguan psikiatrik seperti mani, depresi berat, demensia, gangguan kepribadian,
penyalagunaan atau pengguna zat, gangguan kecemasan, dan skizofrenia.

Anda mungkin juga menyukai