Anda di halaman 1dari 14

Bencana Alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang

disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa


bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor (menurut Undang-
Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana).
Klasifikasi bencana alam berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Bencana Alam Geologis. Bencana alam ini disebabkan oleh gaya-gaya yang berasal dari dalam bumi
(gaya endogen).
a. Gempa Bumi => akibat dari pergeseran lempeng bumi (gempa tektonik), atau aktivitas letusan
gunung berapi (gempa vulkanik), ataupun peristiwa runtuhnya batuan di daerah tertentu.
b. Letusan Gunung Berapi => diakibatkan dari peristiwa erupsi yang disebabkan oleh adanya aktivitas
gunung berapi.
c. Tsunami (Ombak Besar) => diakibatkan oleh adanya pergeseran lempeng bumi yang ada di bawah
laut. Pergeseran ini menimbulkan gempa bumi dan mengakibatkan adanya gelombang laut yang
sangat besar.
2. Bencana Alam Klimatologis. Bencana alam klimatologis disebabkan oleh faktor angin dan hujan.
a. Tanah Longsor => akibat dari adanya pergerakan massa tanah atau bebatuan di daerah perbukitan
atau gunung menuju ke bawah dan bisa juga diakibatkan oleh penebangan hutan oleh manusia.
b. Banjir => akibat dari bertambahnya volume air yang menyebabkan terendamnya suatu daerah.
Bencana banjir juga bisa disebabkan oleh manusia yang membuang sampah sembarangan dan
membuat saluran-saluran air mampet.
c. Kekeringan => diakibatkan oleh panjangnya musim kemarau, atau keterbatasan ketersediaan air di
suatu daerah.
d. Kebakaran => diakibatkan oleh api yang melanda sebuah daerah tertentu seperti pemukiman
penduduk, gedung, atau tempat umum lainnya.
e. Kebakaran Hutan => akibat dari terbakarnya area hutan oleh api, hal ini akan menimbulkan
kerusakan hutan yang parah dan mengganggu ekosistem alam. Efek samping yang lain adalah
munculnya bencana kabut asap.
f. Angin Puting Beliung => diakibatkan oleh munculnya angin yang bergerak memutar seperti spiral
dengan kecepatan tinggi sekitar 40-50 km/jam yang menyentuh daratan dengan cepat dan akan hilang
dalam waktu 3-5 menit saja. Namun dampaknya menimbulkan kerusakan parah pada daerah yang
dilewatinya.
g. Gelombang Laut Pasang => Peristiwa bencana alam karena munculnya gelombang air laut yang
sangat tinggi akibat adanya angin siklon tropis. Gelombang pasang akan mengakibatkan gelombang
laut yang tinggi, angin kencang, dan hujan sangat deras.
h. Abrasi => Peristiwa kerusakan alam di sekitar pantai yang menyebabkan kerusakan ekosistem pantai
dan erosi pada garis pantai di sekitarnya. Penyebabnya bisa karena gejala alam, maupun manusia yang
merusak kawasan pantai.
3. Bencana alam ekstra-terestrial. Bencana alam yang terjadi di luar angkasa, contohnya hantaman/impact
meteor. Bila hantaman benda-benda langit mengenai permukaan bumi maka akan menimbulkan bencana
alam yang dahsyat bagi penduduk bumi.

Gejala alam adalah gejala-gejala atau peristiwa yang terjadi di alam sebagai akibat interaksi antar
komponen penyusun ekosistem. Berdasarkan penyebabnya, gejala alam dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Gejala alam biotik adalah gejala alam berupa peristiwa yang timbul akibat interaksi antar komponen
biotik (mahluk hidup) dalam ekosistem.
Meliputi: bernafas, pertumbuhan dan perkembangan, peka terhadap rangsangan, bergerak,
berkembangbiak, dll.
2. Gejala alam abiotik adalah gejala alam berupa peristiwa yang timbul akibat interaksi antar komponen
abiotik dalam ekosistem.
Meliputi: pelapukan, hujan, erosi, gunung meletus, abrasi. Gejala alam abiotik ini juga memiliki
karakteristik dari segi, warna, ukuran, tekstur, wujud, bentuk, bau, dan rasa.
Limbah merupakan bahan atau barang bekas sisa dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya
sudah berubah dari aslinya.
 Berdasarkan sumbernya, jenis-jenis limbah dibedakan menjadi:
a. Limbah industri
Limbah industri yaitu limbah yang dihasilkan dari proses industri. Contoh limbah industri
yaitu limbah penambangan, limbah pabrik, limbah radioaktif dari PLTN, limbah rumah sakit, dan
lain-lain. Limbah industri biasanya ditangani pemerintah dengan serius karena adanya
mekanismenya bagi setiap industri (perusahaan).
b. Limbah domestik
Limbah domestik yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsi rumah tangga. Contoh dari
limbah domestik yaitu air cucian (detergen), kaleng-kaleng bekas, kardus bekas, kantong plastik,
dan lain-lain.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari kegiatan pertanian ataupun
perkebunan. Contoh limbah pertanian adalah pupuk cair yang hanyut disungai atau aliran irigasi.
d. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan adalah limbah berasal dari aktivitas pertambangan. Jenis limbah yang
dihasilkan biasanya berupa material tambang, seperti logam dan batuan.
e. Limbah pariwisata
Limbah pariwisata adalah limbah yang berasal dari kegiatan wisata melalui sarana transportasi
yang membuang limbahnya ke udara. Selain itu tumpahan oli dan minyak yang dibuang oleh
perahu motor atau kapal di daerah wisata laut atau bahari.
f. Limbah medis
Limbah medis adalah limbah yang bersal dari aktivitas kesehatan. Libah medis hampir sama
dengan sampah domestik pada umumnya. Contoh limbah Obat-obatan dan beberapa zat kimia
adalah contoh limbah medis.

 Berdasarkan kandungan senyawanya, jenis jenis limbah digolongkan menjadi:


a. Limbah organik
Limbah organik yaitu limbah yang mengandung senyawa-senyawa organik atau yang bersumber
dari produk mahluk hidup (tumbuhan dan hewan). Pada umumnya limbah organik lebih mudah
ditangani karena dapat terdekomposisi menjadi senyawa organik melalui proses biologis (baik
anaerob maupun aerob) secara cepat.
Contoh limbah organik yaitu tinja, limbah pasar dari jenis dedaunan atau sayuran sisa, kertas,
limbah rumah jagal hewan, dan lain-lain.
b. Limbah anorganik
Limbah anorganik yaitu limbah yang lebih banyak mengandung senyawa anorganik. Limbah
anorganik pada umumnya lebih sulit untuk ditangani.
Contoh limbah anorganik yaitu plastik, logam berat, kaca, besi tua, dan lain-lain.

 Berdasarkan Bentuk atau Wujudnya


a. Limbah cair
Limbah cair adalah sisa hasil buangan proses produksi atau aktivitas domestik yang berupa cairan.
Limbah cair dapat berupa air beserta bahan-bahan buangan lain yang tercampur (tersuspensi)
maupun terlarut dalam air. Limbah cair dapat diklasifikasikan dalam empat kelompok diantaranya
yaitu:
- Limbah cair domestik (domestic wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan dari
perumahan (rumah tangga), bangunan, perdagangan dan perkantoran. Contohnya yaitu: air
sabun, air detergen sisa cucian, dan air tinja.
- Limbah cair industri (industrial wastewater), yaitu limbah cair hasil buangan industri.
Contohnya yaitu: sisa pewarnaan kain/bahan dari industri tekstil, air dari industri pengolahan
makanan, sisa cucian daging, buah, atau sayur.
- Rembesan dan luapan (infiltration and inflow), yaitu limbah cair yang berasal dari berbagai
sumber yang memasuki saluran pembuangan limbah cair melalui rembesan ke dalam tanah
atau melalui luapan dari permukan. Air limbah dapat merembes ke dalam saluran pembuangan
melalui pipa yang pecah, rusak, atau bocor sedangkan luapan dapat melalui bagian saluran
yang membuka atau yang terhubung kepermukaan. Contohnya yaitu: air buangan dari talang
atap, pendingin ruangan (AC), bangunan perdagangan dan industri, serta pertanian atau
perkebunan.
- Air hujan (storm water), yaitu limbah cair yang berasal dari aliran air hujan di atas permukaan
tanah. Aliran air hujan dipermukaan tanah dapat melewati dan membawa partikel-partikel
buangan padat atau cair sehingga dapat disebut limbah cair.
b. Limbah padat
Limbah padat adalah sisa hasil kegiatan industri ataupun aktivitas domestik yang berbentuk padat.
Contoh dari limbah padat diantaranya yaitu: kertas, plastik, serbuk besi, serbuk kayu, kain, dll.
Limbah padat dapat diklasifikasikan menjadi enam kelompok sebagai berikut:
- Sampah organik mudah busuk (garbage), yaitu limbah padat semi basah, berupa bahan-
bahan organik yang mudah membusuk atau terurai mikroorganisme. Contohnya yaitu: sisa
makanan, sisa dapur, sampah sayuran, kulit buah-buahan.
- Sampah anorganik dan organik tak membusuk (rubbish), yaitu limbah padat anorganik
atau organik cukup kering yang sulit terurai oleh mikroorganisme, sehingga sulit membusuk.
Contohnya yaitu: selulosa, kertas, plastik, kaca, logam.
- Sampah abu (ashes), yaitu limbah padat yang berupa abu, biasanya hasil pembakaran. Sampah
ini mudah terbawa angin karena ringan dan tidak mudah membusuk.
- Sampah bangkai binatang (dead animal), yaitu semua limbah yang berupa bangkai binatang,
seperti tikus, ikan dan binatang ternak yang mati.
- Sampah sapuan (street sweeping), yaitu limbah padat hasil sapuan jalanan yang berisi
berbagai sampah yang tersebar di jalanan, sperti dedaunan, kertas dan plastik.
- Sampah industri (industrial waste), yaitu semua limbah padat yang bersal daribuangan
industri. Komposisi sampah ini tergantung dari jenis industrinya.
c. Limbah Gas
Limbah gas adalah limbah yang memanfaatkan udara sebagai media. Secara alami udara mengandung
unsur-unsur kimia seperti O2, N2, NO2, CO2, H2 dll. Penambahan gas ke udara yang melampaui
kandungan udara alami akan menurunkan kualitas udara. Limbah gas yang dihasilkan berlebihan dapat
mencemari udara serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat. Zat pencemar melalui udara
diklasifikasikan menjadi dua bagian yaitu partikel dan gas. Partikel adalah butiran halus dan masih mungkin
terlihat dengan mata telanjang seperti uap air, debu, asap, kabut dan fume. Sedangkan pencemaran
berbentuk gas hanya dapat dirasakan melalui penciuman (untuk gas tertentu) ataupun akibat langsung.
Beberapa macam limbah gas yang umum ada di udara
No. Jenis Keterangan
1. Karbon monoksida (CO) Gas tidak berwarna, tidak berbau
2. Karbon dioksida (CO2) Gas tidak berwarna, tidak berbau
3. Nitrogen oksida (NOx) Gas berwarna dan berbau
4. Sulfur oksida (SOx) Gas tidak berwarna dan berbau tajam
5. Asam klorida (HCl) Berupa uap
6. Amonia (NH3) Gas tidak berwarna, berbau
7. Metan (CH4) Gas berbau
8. Hidrogen fluorida (HF) Gas tidak berwarna
9. Nitrogen sulfida (NS) Gas berbau
10. Klorin (Cl2) Gas berbau
d. Limbah Suara
Limbah suara yaitu limbah yang berupa gelombang bunyi yang merambat di udara. Limbah suara dapat
dihasilkan dari mesin kendaraan, mesin-mesin pabrik, peralatan elektronikdan sumber-sumber yang
lainnya.
Jenis-jenis limbah yang dapat dimanfaatkan melalui proses daur ulang antara lain sebagai berikut:
1. Limbah Bahan bangunan
Material bangunan bekas yang telah dikumpulkan dihancurkan dengan mesin penghancur, kadang-
kadang bersamaan dengan aspal, batu bata, tanah, dan batu. Hasil yang lebih kasar bisa dipakai menjadi
pelapis jalan semacam aspal dan hasil yang lebih halus bisa dipakai untuk membuat bahan bangunan baru
semacam bata.
2. Limbah Baterai
Banyaknya variasi dan ukuran baterai membuat proses daur ulang bahan ini relatif sulit. Mereka harus
disortir terlebih dahulu, dan tiap jenis memiliki perhatian khusus dalam pemrosesannya. Misalnya, baterai
jenis lama masih mengandung merkuri dan kadmium, harus ditangani secara lebih serius demi mencegah
kerusakan lingkungan dan kesehatan manusia.Baterai mobil umumnya jauh lebih mudah dan lebih murah
untuk didaur ulang.
3. Limbah Barang Elektronik
Material yang dapat didaur ulang dari barang elektronik misalnya adalah logam yang terdapat pada barang
elektronik tersebut (emas, besi, baja, silikon, dll) ataupun bagian-bagian yang masih dapat dipakai
(microchip, processor, kabel, resistor, plastik, dll). Namun tujuan utama dari proses daur ulang, yaitu
kelestarian lingkungan, sudah jelas dapat menjadi tujuan diterapkannya proses daur ulang pada bahan ini
meski manfaat ekonominya masih belum jelas.
4. Limbah Logam
Besi dan baja adalah jenis logam yang paling banyak didaur ulang di dunia. Termasuk salah satu yang
termudah karena mereka dapat dipisahkan dari sampah lainnya dengan magnet. Daur ulang meliputi
proses logam pada umumnya; peleburan dan pencetakan kembali. Hasil yang didapat tidak mengurangi
kualitas logam tersebut.Contoh lainnya adalah alumunium, yang merupakan bahan daur ulang paling
efisien di dunia. Namun pada umumnya, semua jenis logam dapat didaur ulang tanpa mengurangi kualitas
logam tersebut, menjadikan logam sebagai bahan yang dapat didaur ulang dengan tidak terbatas.
5. Limbah Kaca
Kaca dapat juga di daur ulang. Kaca yang didapat dari botol dan lain sebagainya dibersihkan dair bahan
kontaminan, lalu dilelehkan bersama-sama dengan material kaca baru. Dapat juga dipakai sebagai bahan
bangunan dan jalan. Sudah ada Glassphalt, yaitu bahan pelapis jalan dengan menggunakan 30% material
kaca daur ulang.
6. Limbah Kertas
Kertas juga dapat didaur ulang dengan mencampurkan kertas bekas yang telah dijadikan pulp dengan
material kertas baru. Namun kertas akan selalu mengalami penurunan kualitas jika terus didaur ulang.
Hal ini menjadikan kertas harus didaur ulang dengan mencampurkannya dengan material baru, atau
mendaur ulangnya menjadi bahan yang berkualitas lebih rendah.
7. Limbah Daun Kering
Sampah daun kering dapat didaur ulang menjadi kompos. Kompos dapat dimanfaatkan sendiri atau dijual
untuk pupuk tanaman.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik dapat di daur ulang dengan jalan dilarutkan dan diproses lagi menjadi bahan pembungkus
atau pengepak untuk berbagai keperluan, misalnya tas, botol minyak pelumas,botol minuman dan botol
sampo. Plastik dapat didaur ulang sama halnya seperti mendaur ulang logam. Hanya saja, terdapat
berbagai jenis plastik di dunia ini. Saat ini di berbagai produk plastik terdapat kode mengenai jenis plastik
yang membentuk material tersebut sehingga mempermudah untuk mendaur ulang. Suatu kode di kemasan
yang berbentuk segitiga 3R dengan kode angka di tengah-tengahnya adalah contohnya. Suatu angka
tertentu menunjukkan jenis plastik tertentu, dan kadang-kadang diikuti dengan singkatan, misalnya LDPE
untuk Low Density Poly Etilene, PS untuk Polistirena, dan lain-lain, sehingga mempermudah proses daur
ulang
9. Aluminium
Kaleng bekas makanan atau minuman dapat didaur ulang untuk dibuat kaleng pengemas.
Limbah yang dapat dimanfaatkan tanpa proses daur ulang.
Beberapa jenis limbah ada yang dapat dimanfaatkan secara langsung atau pun dilakukan melalui proses daur
ulang. Berikut ini beberapa macam limbah yang dapat dirasakan atau dimanfaatkan secara langsung.
1. Ampas tahu
Ampas tahu bisa digunakan untuk makan bahan makanan ternak. Limbah tersebut biasanya
mengandung gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak.
2. Eceng gondok
Limbah ini terdapat di perairan dapat dimanfaatkan untuk bahan pembuatan kerajinan seperti tas dll.
3. Sampah organik
Contohnya daun-daunan dan kotoran ternak. Kedua jenis sampah itu dapat dimanfaatkan sebagai
pupuk alami bagi pertumbuhan dan perkembangan tnaman. Keuntungan menggunakan pupuk organic
yaitu tidak merusak kesuburan tanah.

Polusi adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi,ataukomponen lain kedalam
lingkungan oleh kegiatan manusiasehinggakualitasnya turun dan tidak dapat berfungsi sesuaiperuntukannya
Polutan adalah zat yang dapat menyebabkan polusi atau pencemaran.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan adalah :
1. Berada di tempat yang tidak tepat
2. Berada di waktu yang tidak tepat
3. Jumlahnya melebihi ambang batas

Macam-macam polusi :
1. Polusi udara
Polusi udara disebabkan oleh polutan yang berbentuk :
 Partikulat, yaitu zat padat yang terbawa aliran udara. Contoh : debu, Pb (timbal), Cd (cadmium),
Fe (besi), Cu (tembaga), Sn (timah), partikel asbes, pollen (serbuk sari bunga)
 Gas, yaitu senyawa berbentuk gas yang mengganggu. Contoh : CO, CO2, NO, N2O, NOx (NO2
dan NO3), SOx (SO2 dan SO3), H2S, uap HCl, uap H2SO4, NH3, HF, Cl2, CH4 (metana), C6H6
(benzene), O3, CFC (chloro fluoro carbon), VOC (volatile organic compound).
Sumber polusi udara :
 Outdoor pollution : aktivitas vulkanik, kebakaran hutan, asap industri, asap kendaraan, debu
jalanan, abu sisa pembakaran, dll.
 Indoor pollution : asap rokok, asap kompor, dll.
Indikator polusi udara.
Indikator polusi udara adalah faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk telah terjadinya polusi di suatu
tempat (lingkungan). Indikator polusi udara antara lain :
 Fisika : warna
 Kimia : konsentrasi polutan di udara
 Biologi : ada tidaknya lumut kerak (lichenes) dan kunang-kunang, jika masih terdapat lichenes
dan kunang-kunang berarti kondisi udara di tempat tersebut masih cukup bersih.

2. Polusi Air
Polutan di air meliputi :
 Limbah organik yang mudah membusuk (diurai bakteri aerob)
 Limbah organik/anorganik (kayu, kertas, plastik, tumpahan minyak, asam, garam, logam berat,
sisa pupuk, pestisida)
 Sedimen/endapan (pasir, lempung, lumpur, batuan)
 Limbah bahan radioaktif (Radon, Iodin, Uranium)
 Limbah penyebab penyakit infeksi (limbah rumah sakit baik berupa sampel pasien maupun sisa
organ amputasi/operasi yang mengandung bakteri, virus, protozoa, dan cacing parasit)
Sumber polusi air :
 Point sources (sumber langsung) : pembuangan sampah langsung ke badan perairan.
 Non point sources (sumber tak langsung) : area pertanian/peternakan/industri/perkantoran,
rembesan septic tank, partikel yang terbawa udara, dll.
Indikator polusi air :
 Fisika : warna, bau, kejernihan, kekentalan, suhu, adanya endapan. Kejernihan air diukur dengan
suatu alat yang disebut keping Secchi.
 Kimia : DO, BOD, pH, salinitas, nutrisi (N, P, C), logam berat (Pb, Cd, Hg). DO (Dissolved
Oxygen) yaitu jumlah oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi nilai DO maka kondisi air
semakin baik, sedangkan semakin rendah nilai DO maka kondisi air semakin jelek. BOD
(Biochemical Oxygen Demand) yaitu jumlah oksigen yang digunakan organisme di dalam air.
Nilai BOD air yang rendah menunjukkan kondisi air yang baik, sedangkan nilai BOD air yang
tinggi menunjukkan kondisi air yang jelek. Nilai DO berbanding terbalik dengan nilai DO.
Semakin tinggi nilai DO maka semakin rendah pula nilai BOD-nya. pH air adalah derajat
keasaman air. Air bersifat asam jika mengandung ion H+ dan air bersifat basa jika mengandung
ion OH-. pH air normal berkisar 6,5 – 9,0. Salinitas adalah kadar garam/banyaknya garam per m3
volume air.
 Biologi : bakteri coliform (Eschericia coli), protozoa parasit, dan plankton. Air tercemar jika
mengandung bakteri coliform dan protozoa parasit. Air cukup bersih jika masih mengandung
fitoplankton (Diatom dan Dinoflagellata) dan zooplankton (Rotifera)

3. Polusi Tanah
Polutan :
 Limbah padat : kertas, plastik, kayu, kaca, karet, dll.
 Logam berat : Cd, Pb, Cr, Cu, Fe, Ni
 Bahan kimia : pestisida, garam mineral, dll.
Sumber polusi tanah :
 Kegiatan rumah tangga
 Kegiatan industri
 Kegiatan pertanian, dll.
Indikator polusi tanah :
 Fisika : warna, kedalaman lapisan, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, endapan, suhu,
kadar air tanah.
 Kimia : pH, salinitas, kandungan senyawa organik, logam berat, unsur radioaktif.
 Biologi : adanya cacing tanah

4. Polusi suara
Polusi suara ditandai dengan adanya kebisingan. Kebisingan yaitu bunyi/suara yang tidak dikehendaki
dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menimbulkan ketulian.
Sumber polusi suara:
 Suara bising peluncuran roket/satelit
 Suara mesin pesawat terbang
 Suara bising mesin industri
 Suara bising alat musik dan pengeras suara, dll.
Indikator polusi suara : kebisingan

5. Polusi cahaya
Polusi cahaya ditandai dengan adanya cahaya yang menyilaukan. Polutannya berupa cahaya lampu
buatan yang berlebihan.
Sumber polusi cahaya :
 Cahaya langit perkotaan
 Light trespas, masuknya cahaya yang tidak diinginkan ke dalam rumah
 Pendar cahaya yang menyilaukan
 Clutter/pengelompokan cahaya buatan di perkotaan
Indikator polusi cahaya : Silau oleh pendar cahaya.
A. Penanganan Limbah Cair
IPAL merupakan sebutan bagi fasilitas pengolahan limbah cair/ air limbah yang dibuang
masyarakat ataupun industri. Di IPAL, limbah cair diolah melalui berbagai proses untuk
menghilangkan atau mengurangi bahan-bahan pencemar (polutan) yang terkandung dalam
limbah sehingga tidak melebihi baku mutu. Setelah melalui proses pengolahan, air limbah
diharapkan dapat dibuang ke lingkungan dengan aman.
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang dikembangkan sangat beragam.
Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan
proses pengolahan yang berbeda pula.

1. Pengolahan Primer (Primary Treatment)


Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan
secara fisika. Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring
menggunakan jeruji saring (bar screen). Metode ini di sebut penyaringan (screening).
Metode penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan-bahan
padat berukuran besar dari air limbah. Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan
kesuatu tangki atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi
lain yang berukuran relative besar. Tangki ini dalam bahasa Inggris disebut grit chamber dan
cara kerjanya adalah memperlambat aliran limbah sehingga partikel-partikel pasir jatuh
kedasar tangki sementara air limbah terus dialirkan untuk proses selanjutnya. Kedua proses
yang dijelaskan diatas sering disebut juga sebagai tahap pengolahan awal (pretreatment)
Setelah melalui tahap pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak
pengendapan. Metode pengendapan adalah metode pengolahan utama dan yang paling banyak
digunakan pada proses pengolahan primer limbah cair. Ditangki pengendapan, limbah cair
didiamkan agar partikel-partikel padat yang tersuspensi dalam air limbah dapat mengendap ke
dasar tangki. Endapan partikel tersebut akan membentuk Lumpur yang kemudian akan
dipisahkan dari air limbah ke saluran lain untuk diolah lebih lanjut.
Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan (flotation). Metode ini
efektif digunakan untuk menyingkirkan polutan berupa minyak atau lemak. Proses
pengapungan dilakukan dengan menggunakan alat yang dapat menghasilkan gelembung-
gelembung udara berukuran kecil (± 30 – 120 mikron). Gelembung udara tersebut akan
membawa partikel-partikel minyak dan lemak ke permukaan air limbah sehingga kemudian
dapat disingkirkan.
Bila limbah cair hanya mengandung polutan yang telah dapat disingkirkan melalui proses
pengolahan primer, maka limbah cair yang telah mengalami pengolahan promer tersebut dapat
langsung dibuang ke lingkungan (perairan). Namun, bila limbah tersebut juga mengandung
polutan lain yang sulit dihilangkan melalui proses diatas, misalnya agen penyebab penyakit
atau senyawa organic dan anorganik terlarut, maka limbah tersebut perlu disalurkan ke proses
pengolahan selanjutnya.

2. Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)


Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan
melibatkan mikroorganisme yang dapat mengurai/mendegradasi bahan organic.
Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.
Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan, yaitu metode
penyaringan dengan tetesan (trickling filter), metode Lumpur aktif (activated sludge), dan
metode kolam perlakuan (treatment ponds/lagoons)
a. Metode trickling filter
Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organic
melekat dan tumbuh pada suatu media lapisan kasar, biasanya berupa serpihan batu atau
palstik, dengan ketebalan ± 1 – 3 m. limbah cair kemudian disemprotkan kepermukaan media
dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organic
yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai
ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampung dan kemudian
disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami
proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari
air limbah.

b. Metode activated sludge


Pada metode activated sludge atau Lumpur aktif, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki
dan didalamnya limbah dicampur dengan Lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses
degradasi berlangsung di dalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan
pemberian gelembung udara untuk aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat
kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki
pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara Lumpur yang mengandung
bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang
telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih
diperlukan.

c. Metode Treatment ponda/lagoons


Metode treatment ponds/lagoons atau kolam perlakuan merupakan metode yang murah
namun prosesnya berlangsung relative lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan
dalam kolam-kolam terbuka. Algae yang tumbuh dipermukaan kolam akan berfotosintesis
menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses
penguraian/degradasi bahan organic dalam limbah. Pada metode ini, terkadang kolam juga
diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan.
Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan didasar kolam, air limbah dapat disalurkan
untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

3. Pengolahan Tersier (Tertiary treatment)


Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat
zat tertentu dalam limbah cair yang dapat berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat.
Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat
yang tersisa dalam limbah cair/air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan
sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat-zat anorganik
terlarut, seperti nitrat, fosfat dan garam-garaman.
Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatment).
Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode
pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir (sand filter). Metode
pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan
biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cendrung tinggi sehingga
tidak ekonomis.

4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme pathogen (penyebab penyakit) yang ada dalam limbah cair/air limbah.
Mekanisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu,
atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa/zat untuk membunuh
mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
 Daya racun zat
 Waktu kontak yang diperlukan
 Efektivitas zat
 Kadar dosis yang digunakan
 Tidak boleh bersifat toksik (racun) terhadap manusia dan hewan
 Tahan terhadap air
 Biaya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV) atau dengan ozon (O3). Proses disinfeksi pada limbah
cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan
primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.

5. Pengolahan Lumpur (Sludge Treatment)


Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer, sekunder maupun tersier, akan
menghasilkan edndapan polutan berupa Lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara
langsung melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan Lumpur hasil pengolahan limbah
biasanya akan diolah dengan cara diurai/dicerna secara anaerob (anaerob digestion),
kemudian disalurkan ke beberapa alternative, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan
(landfill), dijadikan pupuk kompos atau dibakar (incinerated).

B. Penanganan Limbah Padat


Beberapa metode pengolahan limbah padat (sampah) yang telah umum diterapkan.
1. Penimbunan
Terdapat dua cara penimbunan sampah yang umum dikenal, yaitu metode penimbunan
terbuka (open dumping) dan metode sanitary landfill. Pada metode penimbunan terbuka,
sampah dikumpulkan dan ditimbun begitu saja dalam lubang yang dibuat pada suatu lahan,
biasanya dilokasi tempat pembuangan akhir (TPA). Gas metan yang dihasilkan oleh
pembusukan sampah organic dapat menyebar ke udara sekitar dan menimbulkan bau busuk
serta mudah terbakar. Cairan yang tercampur dengan sampah dapat merembes ke tanah dan
mencemari tanah serta air.
Berbagai permasalahan yang ditimbulkan oleh metode open dumping menyebabkan
dikembangkan metode penimbunan sampah yang lebih baik, yaitu sanitary landfill. Pada
landfill yang lebih medrn lagi, biasanya dibuat system lapisan ganda (plastic – lempung –
plastic – lempung) dan pipa-pipa saluran untuk mengumpulkan cairan serta gas metan yang
terbentuk dari proses pembusukan sampah. Gas tersebut kemudian dapat digunakan untuk
menghasilkan listrik.
Kelemahan utama penanganan sampah dengan cara penimbunan adalah cara ini
menghabiskan lahan. Sampah akan terus terproduksi sementara lahan untuk penimbunan akan
semakin berkurang, meskipun telah menggunakan sanitary landfill, masih ada kemungkinan
terjadi kebocoran lapisan sehingga zat-zat berbahaya dapat merembes dan mencemari tanah
serta air.
2. Insinerasi
Insinerasi adalah pembakaran sampah/limbah padat menggunakan suatu alat yang disebut
insinerator. Kelebihan dari proses incinerator adalah volume sampah berkurang sangat
banyak (bisa mencapai 90%). Selain itu, proses insinerasi menghasilkan panas yang dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik atau untuk pemanas ruangan, tidak semua jenis
limbah padat dapat dibakar dalam incinerator. Jenis limbah padat yang cocok untuk insinerasi
di antaranya adalah kertas, plastic dan karet sedangkan contoh jenis limbah padat yang kurang
sesuai untuk insinerasi adalah kaca, sampah makanan dan baterai.
Kelemahan utama metode incinerator adalah biaya operasi yang mahal. Selain itu,
insinerasi menghasilkan asap buangan yang dapat menjadi pencemar udara serta abu hasil
pembakaran yang kemungkinan mengandung senyawa berbahaya.

3. Pembuatan Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic, seperti sayuran, daun dan
ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/penguraian oleh mikroorganisme
tertentu. Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi timbunan
sampah organic. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena cara pembuatan relative
mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu kompos dapat dijual sehingga
dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan menjadi alternative mata pencaharian.
Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos
dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau
cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual dipasaran dan dapat
digunakan untuk membuat kompos adalah EM4 (Effective Microorganism 4). EM4
merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi
limbah/sampah organic, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun
tumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme
yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, diantaranya Lactobacillus sp, Rhodopseudomonas sp,
Actinomyces sp, Streptomyces sp dan khamir (ragi) yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos
yang dibuat menggunakan EM4 dikenal juga dengan sebutan bokashi.
Kompos dapat juga dibuat dengan bantuan cacing tanah karena cacing tanah mampu
menguraikan bahan organic. Kompos yang dibuat dengan bantuan cacing tanah dikenal juga
dengan sebutan kascing. Cacing tanah yang dapat digunakan adalah cacing dari spesies
Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus, Pheretima defingens dan Eisenia foetida. Cacing
tanah akan mengurai bahan-bahan kompos yang sebelumnya sudah diuraikan oleh
mikroorganisme dalam pembuatan kompos menyebabkan pembentukan kompos lebih efektif
dan lebih cepat.

4. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru.
Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan
diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contoh beberapa jenis limbah padat
yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam (seperti besi, baja dan alumunium) plastic
dan karet.
Meskipun daur ulang sangat bermanfaat untuk menangani limbah padat, solusi ini masih
memiliki kelemahan. Seperti halnya proses produksi lain, proses daur ulang masih
menghasilkan polutan sebagai hasil sampingan/sisa proses daur ulang tersebut.
Kaji Ulang
1. Sebutkan dua cara penimbunan sampah dalam penanganan limbah padat
2. Apakah menurutmu sanitary landfill dapat mengatasi masalah limbah padat secara tuntas?
Jelaskan jawabanmu
3. Apa yang dimaksud dengan insinerasi?
4. Jelaskan manfaat kompos bagi kesuburan tanah
5. Sebutkan tiga contoh bahan yang dapat di daur ulang

C. Penanganan Limbah Gas


Pengolahan limbah gas secara teknis dilakukan dengan menambahkan alat Bantu yang
dapat mengurangi pencemaran udara. Pencemaran udara sebenarnya dapat berasal dari limbah
berupa gas atau materi partikulat yang terbawa bersama gas tersebut.

1. Mengontrol Emisi Gas Buang


Gas-gas buangan seperti sulfur oksida, nitrogen oksida, karbon monoksida dan
hidrokarbon dapat dikontrol pengeluarannya melalui beberapa metode. Gas sulfur oksida
dapat dihilangkan dari udara hasil pembakaran bahan baker dengan cara desulfurisasi
menggunakan filter basah (wet scrubber). Mekanisme kerja filter basah ini akan dibahas lebih
lanjut pada pembahasan berikutnya, yaitu mengenai metode menghilangkan materi partikulat,
karena filter basah juga digunakan untuk menghilangkan materi partikulat.

2. Menghilangkan Materi Partikulat dari Udara Pembuangan


a. Filter udara
Filter udara adalah alat untuk menghilangkan materi partikulat padat, seperti debu, serbuk
sari dan spora dari udara. Alat ini terbuat dari bahan yang dapat menangkap materi partikulat
sehingga udara yang melewatinya akan tersaring dan keluar sebagai udara bersih (bebas dari
materi partikulat)

b. Pengendap siklon
Pengendapan siklon atau Cyclone Separator adalah alat pengendap materi partikulat yang
ikut dalam gas atau udara buangan. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara/gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung
siklon sehingga partikel yang relative berat akan jatuh ke bawah.

c. Filter basah
Filter basah (wet scrubber) membersihkan udara yang kotor dengan cara menyalurkan
udara ke dalam filter kemudian menyemprotkan air ke dalamnya. Saat udara kontak dengan
air, materi partikulat padat dan senyawa lain yang larut air akan ikut terbawa air turun ke
bagian bawah sedangkan udara bersih dikeluarkan dari filter.

d. Pengendap system gravitasi


Alat pengendap system gravitasi hanya dapat digunakan untuk membersihkan udara yang
mengandung materi partikulat dengan ukuran partikel relative besar, yaitu sekitar 50µ atau
lebih. Cara kerja ini sangat sederhana sekali, yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke
dalam alat yang dapat memperlambat kecepatan gerak udara.
e. Pengendap elektrostatik
Alat pengendap elektrostatik (Electrostatic precipitator) digunakan untuk membersihkan
udara yang kotor dalam jumlah (volume) yang relative besar dan pengotor udaranya umunya
adalah aerosol atau uap air.

Kaji Ulang
1. Apa yang dimaksud dengan proses desulfurisasi?
2. Jelaskan perbedaan antara alat pengendap siklon dengan alat pengendap system gravitasi
3. Jelaskan prinsip kerja alat pengendap elektrostatik

D. Penanganan Limbah B3
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau
dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat membahyakan manusia dan
makhluk hidup lain.

1. Metode pengolahan secara kimia, fisik dan biologi


Proses pengolahan limbah B3 dapat dilakukan secara kimia, fisik atau biologi. Proses
pengolahan limbah B3 secara kimia atau fisik yang umum dilakukan adalah
stabilisasi/solidifikasi. Stabilisasi/solidifikasi adalah proses pengubahan bentuk fisik atau
sifat kimia dengan menambahkan bahan pengikat atau senyawa pereaksi tertentu untuk
memperkecil/membatasi kelarutan, pergerakan atau penyebaran daya racun limbah sebelum
dibuang.
Metode insinerasi (pembakaran) dapat diterapkan untuk memperkecil volume limbah B3.
Namun saat melakukan pembakaran perlu dilakukan pengontrolan ketat agar gas beracun hasil
pembakaran tidak mencemari udara. Proses pengolahan limbah B3 secara biologi yang telah
cukup berkembang saat ini dikenal dengan istilah bioremediasi dan fitoremediasi.
Bioremediasi adalah penggunaan bakteri dan mikroorganisme lain untuk
mendegradasi/mengurai limbah B3, sedangkan fitoremediasi adalah penggunaan tumbuhan
untuk menabsorbsi dan mengakumulasi bahan-bahan beracun dari tanah. Kedua proses ini
sangat bermanfaat dalam mengatasi pencemaran oleh limbah B3 dan biaya yang diperlukan
lebih murah dibandingkan metode kimia atau fisik.
Namun proses ini juga masih memiliki kelemahan. Proses bioremediasi dan fitoremediasi
merupakan prose salami sehingga membutuhkan waktu yang relative lama untuk
membersihkan limbah B3, terutama dalam skala besar. Selain itu karena menggunakan
makhluk hidup, proses ini dikhawatirkan dapat membawa senyawa-senyawa beracun ke dalam
rantai makanan di ekosistem.

2. Metode Pembuangan Limbah B3


a. Sumur dalam/sumur injeksi (deep well injection)
Salah satu cara membuang limbah B3 agar tidak membahayakan manusia adalah dengan
memompakan limbah tersebut melalui pipa ke lapisan batuan yang dalam, dibawah lapisan-
lapisan air tanah dangkal maupun air tanah dalam. Secara teori, limbah B3 ini akan
terperangkap di lapisan itu sehingga tidak akan mencemari tanah maupun air.

b. Kolam penyimpanan (surface impoundments)


Limbah B3 cair dapat ditampung pada kolam-kolam yang memang dibuat untuk limbah
B3. kolm-kolam ini dilapisi lapisan pelindung yang dapat mencegah perembesan limbah.
Ketika air limbah menguap, senyawa B3 akan terkonsentrasi dan mengendap didasar.
Kelemahan metode ini adalah memakan lahan karena limbah akan semakin tertimbun dalam
kolam, ada kemungkinan kebocoran lapisan pelindung dan ikut menguapnya senyawa B3
bersama air limbah sehingga mencemari udara.

c. Landfill untuk limbah B3 (secure landfill)


Limbah B3 dapat ditimbun pada landfill, namun harus dengan pengamanan tinggi. Pada
metode pembuangan secure landfill, limbah B3 ditempatkan dalam drum atau tong-tong,
kemudian dikubur dalam landfill yang didesain khusus untuk mencegah pencemaran limbah
B3. Landfill ini harus dilengkapi peralatan monitoring yang lengkap untuk mengontrol kondisi
limbah B3 dan harus selalu dipantau. Metode ini jika diterapkan dengan benar dapat menjadi
cara penanganan limbah B3 yang efektif.

Anda mungkin juga menyukai