Gejala alam adalah gejala-gejala atau peristiwa yang terjadi di alam sebagai akibat interaksi antar
komponen penyusun ekosistem. Berdasarkan penyebabnya, gejala alam dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Gejala alam biotik adalah gejala alam berupa peristiwa yang timbul akibat interaksi antar komponen
biotik (mahluk hidup) dalam ekosistem.
Meliputi: bernafas, pertumbuhan dan perkembangan, peka terhadap rangsangan, bergerak,
berkembangbiak, dll.
2. Gejala alam abiotik adalah gejala alam berupa peristiwa yang timbul akibat interaksi antar komponen
abiotik dalam ekosistem.
Meliputi: pelapukan, hujan, erosi, gunung meletus, abrasi. Gejala alam abiotik ini juga memiliki
karakteristik dari segi, warna, ukuran, tekstur, wujud, bentuk, bau, dan rasa.
Limbah merupakan bahan atau barang bekas sisa dari suatu kegiatan atau proses produksi yang fungsinya
sudah berubah dari aslinya.
Berdasarkan sumbernya, jenis-jenis limbah dibedakan menjadi:
a. Limbah industri
Limbah industri yaitu limbah yang dihasilkan dari proses industri. Contoh limbah industri
yaitu limbah penambangan, limbah pabrik, limbah radioaktif dari PLTN, limbah rumah sakit, dan
lain-lain. Limbah industri biasanya ditangani pemerintah dengan serius karena adanya
mekanismenya bagi setiap industri (perusahaan).
b. Limbah domestik
Limbah domestik yaitu limbah yang dihasilkan dari kegiatan konsumsi rumah tangga. Contoh dari
limbah domestik yaitu air cucian (detergen), kaleng-kaleng bekas, kardus bekas, kantong plastik,
dan lain-lain.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian adalah limbah pertanian yang berasal dari kegiatan pertanian ataupun
perkebunan. Contoh limbah pertanian adalah pupuk cair yang hanyut disungai atau aliran irigasi.
d. Limbah pertambangan
Limbah pertambangan adalah limbah berasal dari aktivitas pertambangan. Jenis limbah yang
dihasilkan biasanya berupa material tambang, seperti logam dan batuan.
e. Limbah pariwisata
Limbah pariwisata adalah limbah yang berasal dari kegiatan wisata melalui sarana transportasi
yang membuang limbahnya ke udara. Selain itu tumpahan oli dan minyak yang dibuang oleh
perahu motor atau kapal di daerah wisata laut atau bahari.
f. Limbah medis
Limbah medis adalah limbah yang bersal dari aktivitas kesehatan. Libah medis hampir sama
dengan sampah domestik pada umumnya. Contoh limbah Obat-obatan dan beberapa zat kimia
adalah contoh limbah medis.
Polusi adalah masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi,ataukomponen lain kedalam
lingkungan oleh kegiatan manusiasehinggakualitasnya turun dan tidak dapat berfungsi sesuaiperuntukannya
Polutan adalah zat yang dapat menyebabkan polusi atau pencemaran.
Syarat-syarat suatu zat disebut polutan adalah :
1. Berada di tempat yang tidak tepat
2. Berada di waktu yang tidak tepat
3. Jumlahnya melebihi ambang batas
Macam-macam polusi :
1. Polusi udara
Polusi udara disebabkan oleh polutan yang berbentuk :
Partikulat, yaitu zat padat yang terbawa aliran udara. Contoh : debu, Pb (timbal), Cd (cadmium),
Fe (besi), Cu (tembaga), Sn (timah), partikel asbes, pollen (serbuk sari bunga)
Gas, yaitu senyawa berbentuk gas yang mengganggu. Contoh : CO, CO2, NO, N2O, NOx (NO2
dan NO3), SOx (SO2 dan SO3), H2S, uap HCl, uap H2SO4, NH3, HF, Cl2, CH4 (metana), C6H6
(benzene), O3, CFC (chloro fluoro carbon), VOC (volatile organic compound).
Sumber polusi udara :
Outdoor pollution : aktivitas vulkanik, kebakaran hutan, asap industri, asap kendaraan, debu
jalanan, abu sisa pembakaran, dll.
Indoor pollution : asap rokok, asap kompor, dll.
Indikator polusi udara.
Indikator polusi udara adalah faktor-faktor yang dapat memberi petunjuk telah terjadinya polusi di suatu
tempat (lingkungan). Indikator polusi udara antara lain :
Fisika : warna
Kimia : konsentrasi polutan di udara
Biologi : ada tidaknya lumut kerak (lichenes) dan kunang-kunang, jika masih terdapat lichenes
dan kunang-kunang berarti kondisi udara di tempat tersebut masih cukup bersih.
2. Polusi Air
Polutan di air meliputi :
Limbah organik yang mudah membusuk (diurai bakteri aerob)
Limbah organik/anorganik (kayu, kertas, plastik, tumpahan minyak, asam, garam, logam berat,
sisa pupuk, pestisida)
Sedimen/endapan (pasir, lempung, lumpur, batuan)
Limbah bahan radioaktif (Radon, Iodin, Uranium)
Limbah penyebab penyakit infeksi (limbah rumah sakit baik berupa sampel pasien maupun sisa
organ amputasi/operasi yang mengandung bakteri, virus, protozoa, dan cacing parasit)
Sumber polusi air :
Point sources (sumber langsung) : pembuangan sampah langsung ke badan perairan.
Non point sources (sumber tak langsung) : area pertanian/peternakan/industri/perkantoran,
rembesan septic tank, partikel yang terbawa udara, dll.
Indikator polusi air :
Fisika : warna, bau, kejernihan, kekentalan, suhu, adanya endapan. Kejernihan air diukur dengan
suatu alat yang disebut keping Secchi.
Kimia : DO, BOD, pH, salinitas, nutrisi (N, P, C), logam berat (Pb, Cd, Hg). DO (Dissolved
Oxygen) yaitu jumlah oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi nilai DO maka kondisi air
semakin baik, sedangkan semakin rendah nilai DO maka kondisi air semakin jelek. BOD
(Biochemical Oxygen Demand) yaitu jumlah oksigen yang digunakan organisme di dalam air.
Nilai BOD air yang rendah menunjukkan kondisi air yang baik, sedangkan nilai BOD air yang
tinggi menunjukkan kondisi air yang jelek. Nilai DO berbanding terbalik dengan nilai DO.
Semakin tinggi nilai DO maka semakin rendah pula nilai BOD-nya. pH air adalah derajat
keasaman air. Air bersifat asam jika mengandung ion H+ dan air bersifat basa jika mengandung
ion OH-. pH air normal berkisar 6,5 – 9,0. Salinitas adalah kadar garam/banyaknya garam per m3
volume air.
Biologi : bakteri coliform (Eschericia coli), protozoa parasit, dan plankton. Air tercemar jika
mengandung bakteri coliform dan protozoa parasit. Air cukup bersih jika masih mengandung
fitoplankton (Diatom dan Dinoflagellata) dan zooplankton (Rotifera)
3. Polusi Tanah
Polutan :
Limbah padat : kertas, plastik, kayu, kaca, karet, dll.
Logam berat : Cd, Pb, Cr, Cu, Fe, Ni
Bahan kimia : pestisida, garam mineral, dll.
Sumber polusi tanah :
Kegiatan rumah tangga
Kegiatan industri
Kegiatan pertanian, dll.
Indikator polusi tanah :
Fisika : warna, kedalaman lapisan, kepadatan tanah, porositas dan tekstur tanah, endapan, suhu,
kadar air tanah.
Kimia : pH, salinitas, kandungan senyawa organik, logam berat, unsur radioaktif.
Biologi : adanya cacing tanah
4. Polusi suara
Polusi suara ditandai dengan adanya kebisingan. Kebisingan yaitu bunyi/suara yang tidak dikehendaki
dan dapat mengganggu kesehatan, kenyamanan, serta dapat menimbulkan ketulian.
Sumber polusi suara:
Suara bising peluncuran roket/satelit
Suara mesin pesawat terbang
Suara bising mesin industri
Suara bising alat musik dan pengeras suara, dll.
Indikator polusi suara : kebisingan
5. Polusi cahaya
Polusi cahaya ditandai dengan adanya cahaya yang menyilaukan. Polutannya berupa cahaya lampu
buatan yang berlebihan.
Sumber polusi cahaya :
Cahaya langit perkotaan
Light trespas, masuknya cahaya yang tidak diinginkan ke dalam rumah
Pendar cahaya yang menyilaukan
Clutter/pengelompokan cahaya buatan di perkotaan
Indikator polusi cahaya : Silau oleh pendar cahaya.
A. Penanganan Limbah Cair
IPAL merupakan sebutan bagi fasilitas pengolahan limbah cair/ air limbah yang dibuang
masyarakat ataupun industri. Di IPAL, limbah cair diolah melalui berbagai proses untuk
menghilangkan atau mengurangi bahan-bahan pencemar (polutan) yang terkandung dalam
limbah sehingga tidak melebihi baku mutu. Setelah melalui proses pengolahan, air limbah
diharapkan dapat dibuang ke lingkungan dengan aman.
Metode dan tahapan proses pengolahan limbah cair yang dikembangkan sangat beragam.
Limbah cair dengan kandungan polutan yang berbeda kemungkinan akan membutuhkan
proses pengolahan yang berbeda pula.
4. Desinfeksi (Desinfection)
Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi
mikroorganisme pathogen (penyebab penyakit) yang ada dalam limbah cair/air limbah.
Mekanisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat tertentu,
atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa/zat untuk membunuh
mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu:
Daya racun zat
Waktu kontak yang diperlukan
Efektivitas zat
Kadar dosis yang digunakan
Tidak boleh bersifat toksik (racun) terhadap manusia dan hewan
Tahan terhadap air
Biaya murah
Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinasi),
penyinaran dengan sinar ultraviolet (UV) atau dengan ozon (O3). Proses disinfeksi pada limbah
cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan
primer, sekunder atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.
3. Pembuatan Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari sampah organic, seperti sayuran, daun dan
ranting, serta kotoran hewan, melalui proses degradasi/penguraian oleh mikroorganisme
tertentu. Pembuatan kompos merupakan salah satu cara terbaik untuk mengurangi timbunan
sampah organic. Cara ini sangat cocok diterapkan di Indonesia, karena cara pembuatan relative
mudah dan tidak membutuhkan biaya yang besar. Selain itu kompos dapat dijual sehingga
dapat memberikan pemasukan tambahan atau bahkan menjadi alternative mata pencaharian.
Berdasarkan bentuknya, kompos ada yang berbentuk padat dan cair. Pembuatan kompos
dapat dilakukan dengan menggunakan kompos yang telah jadi, kultur mikroorganisme, atau
cacing tanah. Contoh kultur mikroorganisme yang telah banyak dijual dipasaran dan dapat
digunakan untuk membuat kompos adalah EM4 (Effective Microorganism 4). EM4
merupakan kultur campuran mikroorganisme yang dapat meningkatkan degradasi
limbah/sampah organic, menguntungkan dan bermanfaat bagi kesuburan tanah maupun
tumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan. EM4 mengandung mikroorganisme
yang terdiri dari beberapa jenis bakteri, diantaranya Lactobacillus sp, Rhodopseudomonas sp,
Actinomyces sp, Streptomyces sp dan khamir (ragi) yaitu Saccaharomyces cerevisiae. Kompos
yang dibuat menggunakan EM4 dikenal juga dengan sebutan bokashi.
Kompos dapat juga dibuat dengan bantuan cacing tanah karena cacing tanah mampu
menguraikan bahan organic. Kompos yang dibuat dengan bantuan cacing tanah dikenal juga
dengan sebutan kascing. Cacing tanah yang dapat digunakan adalah cacing dari spesies
Lumbricus terrestis, Lumbricus rebellus, Pheretima defingens dan Eisenia foetida. Cacing
tanah akan mengurai bahan-bahan kompos yang sebelumnya sudah diuraikan oleh
mikroorganisme dalam pembuatan kompos menyebabkan pembentukan kompos lebih efektif
dan lebih cepat.
4. Daur Ulang
Berbagai jenis limbah padat dapat mengalami proses daur ulang menjadi produk baru.
Proses daur ulang sangat berguna untuk mengurangi timbunan sampah karena bahan buangan
diolah menjadi bahan yang dapat digunakan kembali. Contoh beberapa jenis limbah padat
yang dapat didaur ulang adalah kertas, kaca, logam (seperti besi, baja dan alumunium) plastic
dan karet.
Meskipun daur ulang sangat bermanfaat untuk menangani limbah padat, solusi ini masih
memiliki kelemahan. Seperti halnya proses produksi lain, proses daur ulang masih
menghasilkan polutan sebagai hasil sampingan/sisa proses daur ulang tersebut.
Kaji Ulang
1. Sebutkan dua cara penimbunan sampah dalam penanganan limbah padat
2. Apakah menurutmu sanitary landfill dapat mengatasi masalah limbah padat secara tuntas?
Jelaskan jawabanmu
3. Apa yang dimaksud dengan insinerasi?
4. Jelaskan manfaat kompos bagi kesuburan tanah
5. Sebutkan tiga contoh bahan yang dapat di daur ulang
b. Pengendap siklon
Pengendapan siklon atau Cyclone Separator adalah alat pengendap materi partikulat yang
ikut dalam gas atau udara buangan. Prinsip kerja pengendap siklon adalah pemanfaatan gaya
sentrifugal dari udara/gas buangan yang sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung
siklon sehingga partikel yang relative berat akan jatuh ke bawah.
c. Filter basah
Filter basah (wet scrubber) membersihkan udara yang kotor dengan cara menyalurkan
udara ke dalam filter kemudian menyemprotkan air ke dalamnya. Saat udara kontak dengan
air, materi partikulat padat dan senyawa lain yang larut air akan ikut terbawa air turun ke
bagian bawah sedangkan udara bersih dikeluarkan dari filter.
Kaji Ulang
1. Apa yang dimaksud dengan proses desulfurisasi?
2. Jelaskan perbedaan antara alat pengendap siklon dengan alat pengendap system gravitasi
3. Jelaskan prinsip kerja alat pengendap elektrostatik
D. Penanganan Limbah B3
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak dapat begitu saja ditimbun, dibakar atau
dibuang ke lingkungan, karena mengandung bahan yang dapat membahyakan manusia dan
makhluk hidup lain.