PENDAHULUAN
Beternak domba merupakan salah satu usaha yang dapat diandalkan untuk
meningkatkan kehidupan peternak karena keunggulanya. Domba merupakan salah
satu ternak ruminansia kecil. Beternak domba memiliki prospek yang baik karena
di Indonesia permintaan pasar akan daging domba terus meningkat dari tahun ke
tahun. Hal ini merupakan celah bagi calon pengusaha yang akan memulai bisnis
dan mencapai kesuksesan. Jika tidak di iringi dengan usaha dan manejemen
pemeliharaan yang baik maka kesuksesan itu akan sulit untuk dicapai. Banyak
orang mengalami kendala dalam berbisnis terutama dalam hal manajemen,
contohnya dalam manajemen pemeliharaan, berupa sanitasi dan pengendalian
kesehahatan ternak.
Sanitasi kandang adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh peternak untuk
kebersihan kandang dan lingkungannya. Kegiatan ini penting karena dengan
keadaan kandang serta lingkungan yang bersih, maka kesehatan ternak maupun
pemiliknya menjadi terjamin. Sanitasi erat kaitannya kebersihan, jika suatu
kandang tidak bersih maka akan menimbulkan bibit penyakit dan menyebabkan
ternak itu sakit. Prinsip dan teknik pengobatan harus diperhatikan. Teknik yang
tidak baik akan menyebabkan ternak yang sakit sembuh tapi malah lebih parah atau
mati.
1.2. Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui hal apa saja yang perlu diperhatikan dalam memnjaga kesehatan
domba dan kambing.
2. Membandingkan penyakit domba dan kambing yang sering timbul dilapangan
dengan yang terdapat pada teori.
3. Mengetahui dan memahami pengobatan penyakit yang baik dan benar yang
dapat menunjang keberhasilan usaha ternak domba dan kambing
Tempat : Pangalengan
II
TINJAUAN PUSTAKA
Salah satu penghambat yang sering dihadapi dalam usaha peternakan adalah
penyakit. Bahkan tidak jarang peternak mengalami kerugian dan tidak lagi beternak
akibat adanya kematian pada ternaknya. Upaya pengendalian penyakit pada
hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan pendapatan melalui cara pemeliharaan
yang baik, sehingga peternak memperoleh pendapatan secara maksimal. Upaya
yang dilakukan untuk pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha
pencegahan penyakit dan atau pengobatan pada ternak yang sakit. Usaha
pencegahan dinilai lebih penting dibandingkan pengobatan, (Jahja dan Retno,
1993).
Deteksi penyakit hewan secara dini merupakan bagian terpenting dalam upaya
untuk mengantisipasi masuk dan berkembangnya penyakit-penyakit hewan di
Indonesia. Bahri (1998) menyatakan bahwa dalam menghadapi era perdagangan
bebas, maka Institusi (Laboratorium) Veteriner di Indonesia harus dapat
mengembangkan diri dalam kemampuannya mendeteksi penyakit hewan secara
dini.
1. Sanitasi
a. Kandang, lantai diupayakan selalu dalam kondisi kering dan bersih, sirkulasi
udara terjamin, dan ruangan mendapatkan sinar matahari pagi.
b. Lingkungan
c. Penghuni kandang, domba-domba yang sakit di pisahkan dari kelompok
domba yang sehat.
d. Peralatan, tempat pakan dibersihkan secara rutin agar terhindar dari
penyebaran penyakit.
2. Menggembalakan domba
3. Pakan
Pemberian pakan berkualitas rendah yang tidak memenuhi kandungan gizi dapat
mengakibatkan defisiensi pada domba. Sebaliknya, pemberian pakan berkualitas
gizi tinggi akan meningkatkan produktivitas dan mencegah adanya penyakit.
4. Vaksinasi
1. Penyakit menular, yaitu penyakit yang dapat menyebar dari satu ternak ke ternak
lainnya. Berdasarkan agen penyebabnya, kelompok penyakit menular dibagi
menjadi :
Secara visual ternak sakit dan sehat dapat dibedakan sebagai berikut:
Ternak aktif, lincah, mata jernih, bulu Ternak kurang aktif/lincah, mata
halus, bersih dll sayu/pucat, bulu kusam dll
Dari lubang alami (hidung, mulut, anus Keluar leleran atau lendir yang tidak
dan anus) tidak keluar cairan atau feses normal dari lubang-lubang alami (seperti
abnormal hidung, telinga dll) misalnya pilek,
diare/mencret dll
1. Bloat
Merupakan suatu keadaan dimana rumen penuh dengan gas yang tidak dapat
keluar. Gejalanya meliputi lambung sebelah kiri atas tampak besar dan bila dipukul
berbunyi seperti drum, frekuensi pernapasan cepat dan punggung domba tampak
membengkuk. Penyebab yang biasa berasal dari makanan di dalam rumen yang
cepat mengalami fermentasi sehingga membentuk timbunan gas besar, sedangkan
proses pelepasanya tidak seimbang.
2. Pink Eye
Pink Eye sering disebut juga penyakit bular mata/radang mata/ katarak, atau
kelabu mata yangsering terjadi tiba-tiba pada kambing maupundomba, terutama
saat mereka lelah. Penyebab Mikroorganisme genus moraxella atau
rickettsiacolesiota, trauma fisik, benda asing, iklim kering. Gejala meliputi
Conjunctivitis, kreatitis, kekeruhan kornea dan lakrimasi. Pada kasus yang berat
dapat menimbulkanulserasi kornea dan kebutaan. Pada kornea mata hewanyang
sembuh dari penyakit ini terdapat jaringan parut, photofobia (takut cahaya).
Domba dapat terinfeksi oleh cacing bulat karena domba makan rumput yang
mengandung larva. Gejala yang dapat timbul pada kondisi tubuh lemah, produksi
menurun kadang-kadang dibawah dagu membengkak lunak karena berisi air,
gusi,selaput lendir bola mata, dan gusi tampak pucat, tampak Perut buncit akibat
adanya penimbunan cairan di dalam perut, jika domba diseksi, hatinya mengeras
dan memadat.
4. Anthrax
Penyebab adalah bakteri Bacillus Anthracis menelan pakan/minuman yang
terkontaminasi spora Anthrax., Infeksi melalui luka atau goresan dikulit saat
ternak sedang tiduran ditanah yang tercemar, terperosok kedalam genangan air
yang tercemar, dan juga akibat gigitan serangga yang telah tercemar spora
anthrax. Domba menghirup udara yang tercemar spora yang sedang diterbangkan
angin atau saat domba sedang mengendus endus tanah dan rerumputan yang
terkontaminasi spora anthrax.
Gejala yang terjadi Per akut yaitu kematian mendadak yang ditandai dengan
pembengkakan pada limpa dengan ukuran 2 hingga 4 kalilebih besar dari ukuran
normal. Beberapa saat menjelang kematiannya domba menampakan gejala sesak
nafas, tubuh gemetaran kemudian ambruk. Akut yaitu demam dengan suhu badan
41º - 41,5º C, gelisah, kagetan, sesak nafas dengan detak jantung sangat cepat
namun lemah, kejang-kejang dan akhirnya mati mengenaskan yang disertai
keluarnya cairan bercampur darah dari mulut dan lubang pengeluaran. Cairan
berdarah inisarat akan organism anthrax. Resiko keguguran pada ternak bunting
sangat tinggi. Kronik merupakan Oedema di leher, lidah mengeluarkan darah
berwarna kebiruan serta mulut berbusa.
Pencegahan dapat dilakukan dengan sanitasi, termasuk mengubur dan
membakar bangkai ternak terinfeksi, pembakaran gulma di padang rumput
Vaksinasi, Isolasi Pengobatan, Antibiotik Pracain pennicillin G, Streptomycin,
Oxitetracyclin.
Gejala yang dapat timbul lidah, bibir dan dagu melepuh, dari mulut keluar air
ludah yang bergantung berbentuk benang. Kulit sekitar kuku mangalami
peradangan, mirip FootRot
6. Mencret
Mencret seringkali dialami oleh domba, menurut Yadi (2013) mencret pada
domba dapat terjadi atas beberapa penyebab yaitu :
a. Cacingan
Cacingan sering menyerang pada domba terutama yang sering dilepas atau
pakannya rumput lapangan. Untuk menghindarinya berikan obat cacing secara
berkala misalnya 6 bulan sekali, hindari menyabit rumput yang masih ber embun
atau basah karena hujan, direkomendasikan untuk memakai daun-daunan/rambanan
dan hijauan yang tinggi misalnya rumput gajah, rumput raja
b. Pakan
Selain cacingan, factor pakan juga sering menjadi penyebab mencret pada
domba. Pakan hijauan yang terlalu muda, pakan basah, atau rumput yang baru di
pupuk urea dapat menyebabkan mencret
PEMBAHASAN
3.1. Hasil
3.1.1. Penyakit
Bloat Bloat
Mencret Mencret
3.1.2. Pengobatan
3.2.1. Bloat
Penyakit yang biasanya terjadi pada peternakan rakyat adalah bloat, yang
biasanya lebih dikenal peternak dengan kembung. Menurut para peternak yang
kelompok kami datangi ternak mereka terserang bloat karena pemberian rumput
yang masih muda dan dalam keadaan basah. Hal ini terjadi karena banyak peternak
yang tidak mempunyai kebun rumput sendiri yang menyebabkan mereka harus
mencari ketempat lain (ngarit) dan berebut cepat dengan yang lain. Maka tidak
heran bila yang peternak dapatkan rumput yang masih muda dan basah. Pemaparan
ini sesuai dengan teori dari Sudarmono (2009), dimana bloat merupakan suatu
keadaan dimana rumen penuh dengan gas yang tidak dapat keluar. Gejalanya
meliputi lambung sebelah kiri atas tampak besar dan bila dipukul berbunyi seperti
drum, frekuensi pernapasan cepat dan punggung domba tampak membengkuk.
Penyebab yang biasa berasal dari makanan di dalam rumen yang cepat mengalami
fermentasi sehingga membentuk timbunan gas besar, sedangkan proses
pelepasanya tidak seimbang, pemberian rumput yang terlalu muda dan basah.
Pengobatan yang biasaya diberikan kepada domba yang terkena bloat yaitu
berupa pemberian minyak kelapa, menurut peternak apabila ternak mereka yang
bloat diberi minyak kelapa maka gas yang berada dalam lambung dombanya akan
cepat keluar sama halnya dengan peternak yang mencoba melakukan exercise pada
dombanya, gas dalam lambung dapat keluar. Biasanya bloat yang timbul tidak
sampai parah karena biasanya cepat dilakukan pengobatan. Hal ini sesuai dengan
teori Sudarmono (2009) yaitu menghindari agar domba tidak digembalakan
ditempat yang rumput-rumputnya basah akibat embun pagi dan lain sebagainya
melakukan exercise agar gas dapat keluar. Apabila domba telah terserang maka
diberi antibiotik. Cara lain mengangkat kedua kaki depan kebelakang, kedua kaki
peternak menjepit sisi perut sebelah kanan dan kiri, dan mulut domba dalam
keadaan terbuka. Dengan demikian gas akan keluar
3.2.2. Mencret
Penyakit lain yang biasanya diderita oleh domba dipeternakan rakyat adalah
mencret. Menurut para peternak domba mereka mengalami mencret setelah diberi
pakan yang berasal dari tanaman sayuran yang sudah diambil produk utamnya.
Misalnya, sisa daun kol yang masih ada. Adapula yang memberikan rumput lapang
yang rentan ditumbuhi cacing. Hasil pengamatan yang kami lakukan sesuai dengan
teori Yadi (2013) dimana cacingan sering menyerang pada domba terutama yang
sering dilepas atau pakannya rumput lapangan dan rumput atau dedaunan yang baru
di pupuk urea dapat menyebabkan mencret. Hal ini karena masih banyak pemberian
urea pada kebun sayur dan jumlah hijauan yang tersedia.
Pengobatan yang biasanya para peternak rakyat berikan masih banyak yang
tradisional seperti menggunakan daun jambu maupun jamu. Biasanya daun jambu
tersebut langsung diberikan atau ditumbuk hingga halus dicampur telor kemudian
dicekokkan pada domba. Adapula yang memberikan obat oralit, pemberianya pun
tidak berlebihan. Oralit biasanya diberikan dengan cara dilarutkan dengan air
terlebih dahulu kemudian air larutanya disiramkan sedikit ke dalam pakan domba.
Hal ini terbukti efektif menurut peternak dapat mengurangi mencret pada
dombanya. Hasil yang kelompok kami amati sesuai dengan pemaparan Yadi (2013)
dimana pengendalian mencret karena pakan dapat dilakukan dengan cara
memberikan pakan yang kering/tidak basah, memberikan daun jambu, daun pisang
dan merikan obat diare misalnya entrostop, norit, diapet, molagit dll
IV
KESIMPULAN
Dinas Petenakan Jabar. 2011. Manajemen Kesehatan Hewan Domba dan Kambing.
(online).https://dcoffeebreaks.files.wordpress.com/2012/02/manajemen-
kesehatan-hewan-domba-kambing1.pdf
http://www.academia.edu/7121979/Laporan_kesehatan_domba