Anda di halaman 1dari 9

EKONOMI MANAJERIAL

“KONSEP BIAYA UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN”

Oleh :

1. ABID BAGUS R. ( 165020207111050 )


2. M. NICHO NURMAHATMA ( 165020207111060 )

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Brawijaya

Malang

2018
1. Biaya dan Profit Menurut Konsep Ekonomi dan Akuntansi

Data yang digunakan untuk pengambilan keputusan biasanya


diperoleh bukan dari para ahli ekonomi tetapi dari para akuntan, atau dari
bagian pembukuan dalam suatu perusahaan. Data yang ada mungkin sekali
sudah memadai, namun karena data itu dibuat untuk tujuan yang berbeda-
beda, maka data tersebut tidak langsung dapat memenuhi kebutuhan
perusahaan untuk analisis pengambilan keputusan.

a. Biaya Langsung dan Biaya Tidak Langsung

Dalam suatu aktivitas operasional perusahaan, dikenal dua


kelompok biaya yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya
langsung (Direct Cost) didefinisikan sebagai semua biaya yang dapat
ditelusuri (dibebankan) kepada produk secara jelas seperti biaya bahan
baku, biaya upah tenaga kerja dan biaya mesin yang dipakai dalam proses
produksi.

Sedangkan biaya tidak langsung (Indirect Cost) adalah biaya yang


tidak dapat ditelusuri atau sulit dipisahkan dari produk. Contoh biaya
tidak langsung ini adalah gaji manajer, gaji supervisor, biaya administrasi
dan sebagainya. Secara garis besar biaya tidak langsung tersebut,
merupakan biaya bersama yang dapat dibedakan sebagai biaya overhead
tetap dan biaya overhead variabel.

Menurut konsep akuntan, biaya langsung bukan hanya terdiri dari


biaya tetap (overhead pabrik tetap) tetapi juga berupa biaya variabel
(biaya overhead variabel). Sedangkan menurut konsep ekonom, biaya
langsung adalah biaya tetap.

Di bawah adalah laporan biaya produksi dalam laporan akuntansi


dan interpretasi ekonominya dengan jumlah produksi 10 satuan.
Biaya Produksi Biaya Total Biaya Rata-Rata
Biaya tenaga kerja Rp 100.000 Rp 10.000

Biaya bahan Rp 50.000 Rp 5.000

Biaya overhead variabel Rp 15.000 Rp 1.500

Biaya variabel total (TVC) Rp 165.000 AVC=Rp 16.500

Biaya overhead tetap (TFC) Rp 40.000 AFC=Rp 4000

Biaya Total (TC) Rp 205.000 ATC= Rp 20.500

b. Biaya Eksplisit dan Biaya Implisit

Biaya implisit berkenaan dengan setiap keputusan yang diambil


dan jauh lebih sulit untuk dihitung. Biaya implisit ini tidak memasukkan
pengeluaran-pengeluaran tunai, dan oleh karena itu sering diabaikan
dalam analisis pembuatan keputusan.

Menurut ekonom, biaya implisit tidak dimasukkan sebagai unsur


yang menentukan untuk dapat dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan jangka pendek, karena biaya tersebut tidak berhubungan
dengan cash flow perusahaan pada saat pemakaian aktiva tetap pada
proses produksinya. Oleh sebab itu, biaya implisit hanya dihitung sebagai
biaya pada saat pembelian aktiva tetap dan dimasukkan sebagai
pengurang pendapatan pada saat itu.

Menurut akuntan, konsep pengambilan keputusan di atas adalah


keliru, karena dalam menghitung biaya haruslah memasukkan bukan
hanya biaya-biaya yang langsung mengeluarkan uang seperti biaya upah,
biaya pembelian bahan baku, dll (biaya eksplisit) tetapi juga memasukkan
biaya-biaya yang tidak ada hubungannya dengan pengeluaran uang yang
mempunyai kontribusi terhadap upaya untuk memperoleh penghasilan
seperti penyusutan aktiva tetap.
Untuk pengambilan keputusan, biaya implisit harus dikurangkan
dari pendapatan agar diperoleh informasi yang tepat mengenai
keuntungan yang diperoleh.

Perbedaan antara biaya implisit dan biaya eksplisit terlihat pada


ilustrasi di bawah ini. Tono dan Toni bermaksud membeli Franchise
Fran’s Pie seharga $25,000, ditambah biaya operasional sebesar $25,000
sehingga total pembelian Franchise menjadi $50,000. Tono membeli
Franchise tersebut dengan seluruh uang tabungannya, dan Toni
membiayai investasinya dengan meminjam uang bank dan dikenai bunga
15% per tahun atau $7,500. Pengeluaran Toni yaitu membayar bunga
pinjaman merupakan biaya implisit, sedangkan pendapatan alternatif yang
dapat diperoleh Tono bila mendepositokan uang tersebut di bank
merupakan biaya eksplisit. Selanjutnya, biaya eksplisit ditambah biaya
implisit sama dengan biaya ekonomi.

c. Biaya Alternatif dan Biaya Historis

Biaya kesempatan/alternatif (Opportunity Cost) mengandung


pengertian bahwa semua keputusan didasarkan pada pilihan-pilihan di
antara tindakan-tindakan alternatif. Namun demikian, antara ekonom dan
akuntan sepakat bahwa dalam pengambilan keputusan mengenai harga
(nilai) barang, yang dipertimbangkan bukan harga pada saat barang
tersebut dibeli, tetapi harga barang itu pada saat sekarang atau pada masa
yang akan datang (biaya histori).

Biaya kesempatan dari sebuah sumber dapat ditentukan oleh nilai


penggunaan alternatif yang terbaru dari sumber tersebut. Biaya
opportunity sama dengan nol bila antara alternatif-alternatif yang terbaik
mempunyai nilai yang sama, dan akan digunakan bila salah satunya lebih
menguntungkan.
d. Biaya dan Laba

Konsep laba yang dianut oleh akuntan berbeda dengan konsep


laba yang dipakai oleh para ekonom. Memang keduanya menanggap
bahwa laba merupakan kelebihan penerimaan diatas biaya produksi.
Tetapi bedanya ialah akuntan menghitung laba dengan mengurangi
penerimaan total dengan biaya yang sungguh-sungguh dikeluarkan oleh
perusahaan termasuk depresiasi. Sedangkan ekonom menghitung laba
sebagai selisih antara penerimaan total dengan biaya produksi sesuai
dengan tingkat efisiensi penggunaan faktor produksi pada penggunaanya
yang terbaik (opportunity cost).

e. Laba Normal dan Laba Murni

Diantara biaya-biaya implisit perusahaan, laba normal merupakan


biaya yang paling penting yang harus dipenuhi. Biaya normal adalah
pendapatan yang akan diterima pemilik perusahaan, atau pengusaha,
apabila dia terlibat dalam suatu kegiatan lain atau pekerjaan. Dengan
demikian, jika pemilik perusahaan tidak memperoleh apa yang dia rasa
patut dapatkan, maka dia mungkin bisa menutup perusahaan tersebut.

Laba murni, juga dikenal sebagai laba ekonomi, adalah kelebihan


pendapatan terhadap seluruh biaya perusahaan, baik eksplisit maupun
implisit (yaitu biaya kesempatan) (salah satunya adalah laba normal).
Dengan demikian, laba murni atau ekonomi berbeda dari laba akuntansi
karena laba akuntansi hanya mempertimbangkan biaya eksplisit yang
keluar dari kantong.

2. Analisis Biaya Inkremental

Biaya inkremental adalah biaya yang timbul sebagai akibat dari


adanya suatu pengambilan keputusan. Biaya ini diukur melalui perubahan
dari total cost sebagai akibat dari suatu keputusan tertentu.
Biaya inkremental bisa bersifat tetap dan variabel karena suatu
keputusan yang baru mungkin membutuhkan pembelian fasilitas/modal
tambahan, tenaga kerja tambahan dan bahan baku ekstra lainnya. Dengan
definisi tersebut, maka dalam proses pengambilan keputusan, terdapat biaya-
biaya yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang dikenal dengan
relevant cost, dan biaya-biaya yang sama sekali tidak berkaitan dengan
pengambilan keputusan atau irrelevant.

a. Biaya Relevan dan Biaya Tidak Relevan

Biaya relevan adalah biaya inkremental terhadap pengambilan


keputusan atau dengan kata lain biaya yang harus dikeluarkan setelah
keputusan diambil. Misalnya biaya implisit, biaya eksplisit, biaya tetap,
biaya variabel dan biaya-biaya lain yang harus dikeluarkan sebagai akibat
adanya pengambilan keputusan.

Biaya tidak relevan adalah biaya yang dikeluarkan sebelum


keputusan diambil atau biaya yang harus dikeluarkan di masa depan yang
tidak tergantung pada keputusan yang diambil, misalnya sunk costs (misal
pembelian peralatan, gedung, pabrik) dan commited costs (misal gaji
manajer, biaya leasing, pembayaran hutang).

3. Analisis Kontribusi

Contribution dari suatu keputusan didefinisikan sebagai pendapatan


inkremental (incremental revenues) dikurangkan dengan biaya inkremental
(incremental costs). incremental revenues adalah pendapatan yang diperoleh
sebagai akibat adanya suatu keputusan. Analisis kontribusi mencerminkan
kontribusi atas biaya overhead variabel dan profit yang diperoleh dari adanya
keputusan yang diambil. Apabila keputusan yang diambil memberikan
kontribusi yang positif, maka perusahaan dapat menutupi biaya overheadnya
dan akan memperoleh keuntungan pada akhirnya.
Analisis kontribusi menggunakan konsep inkremental dalam masalah
pengambilan keputusan yang dibedakan antara biaya relevan dan biaya tidak
relevan.

Adapun pertimbangan-pertimbangan di masa mendatang yang dievaluasi


serta dimasukkan dalam analisis kontribusi adalah:

a. Biaya eksplisit dan penerimaan yang muncul akibat pengambilan


keputusan.
b. Biaya kesempatan dan penerimaan yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan
c. Nilai harapan dari nilai sekarang dari biaya dan penerimaan yang muncul
di masa mendatang sebagai bagian dari pengambilan keputusan.

Tiga jenis pengambilan keputusan umum yang sering menggunakan


analisis kontribusi adalah keputusan dalam memilih proyek, keputusan untuk
membeli atau membuat produk, dan keputusan untuk mengambil atau
meninggalkan produk.

4. Analisis Titik Pulang Pokok

Analisis break even point digunakan untk menentukan berapa produk (


dalam rupiah atau unit keluaran) yang harus dihasilkan, agar perusahaan
minimal tidak akan menderita kerugian. Analisis ini merupakan peralatan
yang berguna untuk menjelaskan hubungan antara biaya, pendapatan dan
volume penjualan (jumlah produksi), sehingga banyak digunakan dalam
menganalisis masalah ekonomi manajerial.

Titik break even merupakan titik dimana pendapatan total sama dengan biaya
total (pengeluaran) atau dalam rumusan dapat diperlihatkan sbb :

Pendapatan = Biaya total (pengeluaran)


P . Q = F + (V. Q)
Karena Q, kuantitas produksi atau jumlah produksi merupakan variabel yang
dicari, maka :

P . Q = F + ( V. Q)
F = (P - V.) . Q

Maka Q = F / ( P – V )

Dimana :
P = Harga per-unit
Q = Kuantitas yang dihasilkan.
F = biaya tetap total.
V = biaya variabel -per-unit

Gambar hubungan antara biaya – volume – laba (keuntungan).


DAFTAR PUSTAKA

Evan J. Douglas & Scott Callan. Managerial economics Analysis and


strategy.

Anda mungkin juga menyukai