Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

KAKI GAJAH (FILARIASIS)

OLEH :
1. Antonela Viani
2. Thersia Haniva
3. Nurdin Kuremas
4. Ignasius Mari Dee
5. Maria Oktavia
6. Nona Wildince Bura
7. Mikael Mamo
8. Inosensia Merlyn Yanti
9. Fransiska Sare
10. Maria Ermelinda timbu
11. Darius Roga
12. Elisabeth Tangke Lembang

Tingkat: II Keperawatan
Dosen Pengampuh: Pius Kopong Tokan. SKM.,M.Sc

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN ENDE
2017
SATUAN ACARA PENYULUHAN KAKI GAJAH (FILARIASIS)

Pokok Bahasan : Kaki Gajah (Filariasis)

Sub Pokok Bahasan :

1. Pengertian Filariasis
2. Siklus Hidup Cacing Filariasis
3. Cara Penularan Filariasis
4. Gejala Klinis Filariasis
5. Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Filariasis

Sasaran : Masyarakat Desa Rapowawo,kec.Nangapanda,Kab.Ende

Hari/Tanggal : Kamis,18 September 2017

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Aula Kantor Desa Rapowawo

Penyuluh : Mahasiswa Kelas karyawan Prodi Keperawatan Ende

Latar Belakang :

Filariasis adalah penyakit menular(Penyakit Kaki Gajah) yang disebabkan oleh


cacing filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis nyamuk.Penyakit ini bersifat menahun (kronis)
dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menyebabkan cacat menetap berupa pembesaran
kaki,lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun laki-laki.Akibatnya penderita tidak dapat
bekerja secara optimal bahkan hidupnya bergantung pada orang lain sehhingga menjadi beban
keluarga,masyarakat dan Negara.
Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan,masyarakat diharapkan mampu memahami tentang


penyakit filariasis.

Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan,Masyarakat diharapkan mampu menjelaskan :

1. pengertian Kaki Gajah


2. siklus hidup cacing filariasis
3. cara penularan dari penyakit Kaki Gajah
4. gejala klinis penyakit Kaki gajah
5. cara pencegahan dan pengobatan penyakit kaki gajah

Metode : Ceramah,Tanya Jawab,Diskusi

Media : Leaflet

Strategi :

No Fase Kegiatan Sasaran Waktu


1 Pre-Interaksi  Mempersiapkan materi,  Menyiapkan ruangan dan 5 menit
media, tempat dan alat-alat yang dibutuhkan
waktu.
2 Interaksi  Mengucapkan salam  Menjawab salam 10 menit
 Memperkenalkan diri  Menyimak
 Menyampaikan tujuan
umum dan tujuan
khusus
 Kontrak waktu dengan
sasaran
3 Kerja  Menyampaikan Materi  Menyimak materi yang 10 menit
diantaranya disampaikan
1.pengertian
Filariasis/Kaki Gajah

2.Menjelaskan siklus
hidup cacing filarial

3.menjelaskan cara
penularan pnyakit
flariasis

4.menjelaskan gejala
klinis penyakit filariasis
akut

5.menjelaskan cara
pencegahan dan
pengobatan penyakit
filariasis.
 Memberikan  Diskusi
kesempatan bertanya  Tanya jawab
 Menjawab pertanyaan
4 Terminasi  Membuat kesimpulan  Menyimak 5 menit
 Melakukan evaluasi  Menjawab salam
 Menutup penyuluhan  Tepuk tangan
dan mengucapkan
terimakasih.

Materi : Terlampir
Seting tempat

M P F

S S R

O Ket.: M : Moderator

P : Presenter

F : Fasilitator

SSRN : Sasaran

O : Observer

Pengorganisasian :

a. Pelaksana
 Moderator : Nurdin Kuremas
 Presenter : Antonela Viani
 Fasilitator : Thersia Haniva
Maria Ermelinda Timbu
Inocensia Merlyn Yanti
 Observer : Ignasius Mari Dee

b. Tugas pelaksana
 Moderator :
1. Mengawal dan Mengawasi jalannya diskusi yang menjadi
tanggung jawabnya agar berjalan sesuai dengan topiknya.

2. Memberi penjelasan dan bimbingan terhadap peserta agar mau


suasana tenang namun tidak tegang
3. Melakukan tindakan agar diskusi bisa lebih fokus dan kondusif .

 Presenter :
1. Membuka acara penyuluhan
2. Mengenalkan moderator, fasilitator, dan observer
3. Menutup acara penyuluhan
 Fasilitator :
Membantu sekelompok orang,memahami tujuan bersama mereka
dan membantu mereka dalam membuat rencana guna mencapai
tujuan tersebut tanpa mengambil posisi tertentu dalam penyuluhan.
 Observer :
Memantau/mengamati jalannya penyuluhan

Evaluasi

1. Evaluasi Struktur:
 Media yang digunakan lengkap dan digunakan sesuai dengan jumlah sasaran
 Tempat penyuluhan: bersih, tertata rapi dan memadai
 Tim pelaksana penyuluhan, lengkap dan menjalankan tugas sesuai dengan
pembagian yang telah ditetapkan
2. Evaluasi proses
Semua materi disajikan dan disampaikan secara lengkap dan jelas. Jumlah peserta
sebanyak 35 orang, waktu yang dialokasikan sesuai dengan yang telah direncanakan.

3. Evaluasi hasil
Peserta sudah mampu menjelaskan :
1. Pengertian filariasis(kaki gajah)
2. Siklus hidup cacing filariasis
3. Cara penularan dari filariasis(kaki gajah)
4. Gejala klinis penyakit filariasis(kaki gajah)
5. Cara pencegahan dan pengobatan penyakit filariasis(kaki gajah)
LAMPIRAN

FILARIASIS

A. Pengertian filariasis
Dinamakan penyakit kaki gajah karena memang terkena akan membengkak seperti kaki
gajah yang lazim disebut Filariasis. Filariasis ini jenis penyakit menular yang disebabkan
oleh cacing Filaria yang ditularkan oleh berbagai jenis spesies nyamuk dari genus
Anopheles, Culex, Mansonia, Aedes & Armigeres kecuali nyamuk mansoni.. Penyakit ini
bersifat menahun (kronis) dan bila tidak mendapatkan pengobatan dapat menimbulkan
cacat menetap berupa pembesaran kaki, lengan dan alat kelamin baik perempuan maupun
laki-laki. Bukan saja tidak indah dipandang, namun penderita tidak dapat bekerja secara
optimal bahkan hidupnya tergantung kepada orang lain sehingga menjadi beban keluarga.
(Ine, baba, ari, ka’e, kita ata hadir pena na, penyakit filariasis na sama we’e arti ki ne’e
ha’I gajah. Miu mbeo gajah to ine baba? Mere ki sama mode ha’I gajah nah.penyakit na
na, kalau lingkungan iwa bersih contoh ki ngere got ata mbenu mbeku, reke sa’o pakaian
gantung rewo-rewo na, na undang kepa. Kalau kepa kiki tembo kita berulang kali na
sama we,e, wise ata menyebabkan penyakit ha,I gajah ata ngara ki cacing filarial masuk
sama ne,e ra ata kepa miso. Na kami so,dho miu, supaya zama berobat supaya ngaza ri,a
zama baba, ine. Kalau miu berobat he,bho, berarti miu ono nggena penyakit ha,I gaja. Na
na, miu mbana kema tazo ka, miu cacat seumur hidup.

B. Siklus hidup cacing filarial


Siklus hidup cacing filarial dapat terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk
tersebut mengigit dan menghisap darah orang yang terserang filariasis, sehingga
microfilaria yang terdapat didalam tubuh penderita ikut trehisap oleh tubuh nyamuk.
Microfilaria tersebut masuk kedalam paskan pembungkus padatubuh nyamuk, kemudian
menembus dinding lambung dan bersarang di otot-otot dada (toraks). Bentuk microfilaria
menyerupai sosis yang disebut lava setadium 1. Dalam waktu kurang lebih satu minggu
larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi gemuk dan panjang yang di sebut lava setadium
II, pada hari ke 10 da seterusnya lava berganti kulit untuk kedua kalinya, sehingga tubuh
menjadi lebih panjang dan kurus, ini adalah lava setadium III. Gerak lava setadium III ini
sangat aktif, sehingga lava ini mulai bermigrasai mula –mula ke rongga perut (abdomen)
kemudian pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk. Apabila nyamuk ini mengandung
microfilaria inimengigit manusia. Maka microfilaria yang sudah berbentuk lava infentif (
setadium III) secara aktif masuk ke dalam tubuh manusia (hospes). Bersama-sama aliran
darah dalam tubuh manusia, lava keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembulu
limfe. Dalam pembulu limfe mengalami dua kali pergantian kulit dan tumbuh menjadi
cacing dewasa yang sering di sebut lava setadium IV, cacing dewasa bertempat di
pmbuluh limfe, sehingga akan menyumbat penbulu limfe dan terjadi pembengakan.
C. Cara penularan penyakit falirasis
Seseorang dapat tertular atau terinfeksi penyakit kaki gajah apabila orang tersebut
digigit nyamuk yang infektif yaitu nyamuk yang mengandung larva stadium III ( L3 ).
Nyamuk tersebut mendapat cacing filarial kecil ( mikrofilaria ) sewaktu menghisap darah
penderita mengandung microfilaria atau binatang reservoir ( pembawa ) yang
mengandung microfilaria. Siklus Penularan penyakit kaiki gajah ini melalui dua tahap,
yaitu perkembangan dalam tubuh nyamuk ( vector ) dan tahap kedua perkembangan
dalam tubuh manusia (hospes) dan reservoair.
D. Gejala Klinis Penyakit Filariasis
Demam berulang-ulang selama 3-5 hari. Demam dapat hilang bila istirahat dan
muncul lagi setelah bekerja berat ; pembengkakan kelenjar getah bening (tanpa ada luka)
didaerah lipatan paha, ketiap (lymphadenitis) yang tampak kemerahan, panas dan sakit ;
radang saluran kelenjar getah bening yang terasa panas dan sakit yang menjalar dari
pangkal kaki atau pangkal lengan kearah ujung (retrograde lymphangitis) ; filarial abses
akibat seringnya menderita pembengkakan kelenjar getah bening, dapat pecah dan
mengeluarkan nanah serta darah ; pembesaran tungkai, lengan, buah dada, buah zakar
yang terlihat agak kemerahan dan terasa panas (early lymphodema). Gejal klinis yang
kronis ; berupa pembesaran yang menetap (elephantiasis) pada tungkai, lengan, buah
dada, buah zakar (elephantiasis skroti).
(Tanda ne gejala ki na, setelah kepa kiki tembo rasa petu selama 3-5 hari, kalau
miu istirahat, panas na ngaza pota tapi pota ki sezama we,e kalau miu kema ndate berarti
ngaza timbul esa reke we,e lipatan paha kita, keze mogha ngena.
E. Pencegahan dan pengobatan penyakit Filariasi
Pencegahan dapat dilakukan dengan cara:
 Berusaha menghindarkan diri dari gigitan nyamuk penular, dengan cara
menggunakan selambu sewaktu tidur, menutup ventilasi rumah dengan kasa
nyamuk.
 Membersihkan tanaman air pada rawa-rawa yang merupakan tempat perindukan
nyamuk, menimbun, mengeringkan atau mengalirkan genangan air sebagai tempat
perindukan nyamuk
 Membersihkan semak-semak disekitar rumah
 Dapat juga menggunakan tanaman yang dapat mengusir nyamuk.
 Untuk pencegahan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk disini.
Memang selama lebih dari 40 tahun untuk pengobatan penyakit kaki gajah, baik
secara perseorangan maupun secara masal menggunakan DEC
(Diethilcarbamazyne Citrate). DEC bersifat menbunuh microfilaria dan
makrofilaria (cacing dewasa). Sampai saat ini DEC merupakan satu-satunya obat
yang paling manjur untuk penyakit kaki gajah yang efektif dan paling murah.
Pada pengobatan perorangan bertujuan untuk menghancurkan parasit dan
mengeleminasi, guna mengurangi atau mencegah rasa sakit. Aturan dosis yang
dianjurkan untuk 6mg/kg berat badan/hari selama 12 hari, diminum sesudah
makan, dalam sehari 3 kali. Pada pengobatan masal, digunakan penberian DEC
dosis rendah dengan jangka waktu pemberian yang lebih lama, misalnya dalam
bentuk gram DEC 0,2% - 0,4% selama 9-10 bulan. Untuk orang dewasa
digunakan 100mg/minggu selama 40 hari
(ine, baba supaya kita iwa nggena penyakit na kita harus kema bakti re nua kita, ata
paling penting na reke sa,o tenda kita. Pakaian na, ma,e teo rewo, got mogha harus pati
bersih. Mbeku na harus jengi, mae wezu zimba, na ozo mera ko kepa, kepa sena paleki.
Ine baba ma,e kezo minu obat ndia ngeni, obat na ngara ki:
1. Pada pengobatan masal, digunakan penberian DEC dosis rendah dengan jangka
waktu pemberian yang lebih lama, misalnya dalam bentuk gram DEC 0,2% -
0,4% selama 9-10 bulan. Untuk orang dewasa digunakan 100mg/minggu selama
40 hari
Supaya lebih jelas kin a, ine baba ngaza mbana re puskesmas atau poli kesehatan
supaya ngaza obat ki.
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer, A, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1. Edisi 3. Jakarta: Media


Aesculapius.
Pohan, T. H. 1999. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi 3, Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Http://www.wikipedia/wiki/org/filariasis
Http://www.infeksi.com/articel/php/filariasis

Dinkes Kab. Bandung. 2010. Petunjuk Pengobatan Massal Filariasis. Bandung: Dinas
Kesehatan Pemerintah Kab. Bandung.

Kurniawan Liliana. Filariasis ± aspek klinis, diagnosis, pengobatan dan


pemberantasannya. Jakarta: Pusat Penelitian Penyakit Menular, Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI

____________,2010.Makalah Filariasis.www.scribd.com/doc/43610482/makalah-

filariasis.(diakses tanggal 4 Desember 2010)

https://www.google.com/search?q=TUGAS+MODERATOR&ie=utf-8&oe=utf-
8&client=firefox-b

https://www.google.com/search?client=firefox-
b&q=TUGAS+PRESENTER&oq=TUGAS+PRESENTER

Anda mungkin juga menyukai