Anda di halaman 1dari 9

Definisi Pembuluh Darah

Pembuluh darah adalah bagian dari sistem sirkulasi yang mengangkut darah ke seluruh tubuh.
Ada tiga jenis pembuluh darah, yaitu arteri yang berfungsi membawa darah dari jantung, kapiler yang
berfungsi sebagai tempat pertukaran sebenarnya air dan bahan kimia antara darah dan jaringan dan
vena, yang membawa darah dari kapiler kembali ke jantung. pembuluh darah terbesar adalah aorta.

Fungsi Pembuluh Darah

1. Sebagai “dumping vessels” yang berfungsi untuk meredam (dump) fluktuasi tekanan darah yang
ditimbulkan oleh pemompaan jantung. Hingga timbul tekanan yang hampir tetap. Sehingga mampu
mentransport darah di bawah tekanan tinggi ke jaringan. Bagian ini berupa arteri-arteri.

2. Sebagai “Resistance vessels” yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya pengaliran dengan
menimbulkan perubahan tahanan, sebagai respon terhadap kebutuhan jaringan. Bagian ini berupa
arteriole.

3. Sebagai tempat “ exchange vessels” yang berfungsi memungkinkan pertukaran cairan, zat makanan,
elektrolit, hormone, dan bahan lainnya antara darah dan cairan interstisial. Bagian ini berupa Kapiler.

4. Mengumpulkan darah dari kapiler, bergabung menjadi vena yang semakin besar. Bagian ini berupa
Venule.

5. Sebagai penampung guna pengangkutan darah dari jaringan kembali ke jantung yang dapat
dikendalikan bargantung pada kebutuhan tubuh. Bagian ini berupa Vena.
Sedangkan Fungsi dari Sistem Sirkulasi Cair Tubuh itu sendiri adalah :

a. Memenuhi kebutuhan sel (oksigen, bahan makanan, air, dsb)

b. Menghilangkan Metabolit (Karbon dioksida, Ion H)

c. Menjaga keseimbangan (Homeostasis) kebutuhan sel

Klasifikasi Pembuluh Darah

 Arteri
Berfungsi sbg jalur cepat (diameter besar & resistensi rendah) aliran darah dr jantung ke
jaringan & sebagai reservoir tekanan(menghasilkan gaya pendorong saat jantung relaksasi).
Terdiri dari: aorta, arteri, arteriole, metarteriol. Dinding aorta & arteri tebal & banyak
mengandung jaringan elastin yang disebut elastic recoil.

Arteriole
Merupakan pembuluh resistensi utama. Resistensi arteriol yg tinggi menyebabkan penurunan
TD yang mendorong aliran darah ke berbagai organ dan mengubah pergeseran tekanan sistolik
ke diastolik yang fluktuatif menjadi nonfluktuatif di kapiler. Diameter arteriol dapat disesuaikan
untuk menentukan distribusi darah ke berbagai organ & menentukan tekanan darah arteri.
Lapisan otot polos dinding arteriol yg besar banyak dipersarafi saraf simpatis & peka terhadap
rangsang kimia lokal & hormon.
 Kapiler
Tempat pertukaran zat antara darah dan jaringan. Pertukaran zat di kapiler terjadi secar difusi.
Dinding kapiler yg hanya selapis endotel memungkinkan terjadinya pertukaran zat. Rangkaian
arteriol-kapiler-venula disebut mikrosirkulasi/ terminal vascular bed. Aliran darah di kapiler paling
lambat karena total luas penampang kapiler paling besar.
 Vena
Berfungsi sbg reservoir darah (pembuluh kapasitans) & jalan untuk kembali ke jantung.
Kapasitas vena bergantung pd distensibilitas dinding vena & semua pengaruh tekanan eksternal
yg memeras vena. Tekanan vena: biasanya sangat rendah; di vena cava
hanya 4-5 mmHg. Kecepatan aliran: di venula & vena kecil kontinyu, sedangkan di vena sedang
& besar terjad fluktuasi aliran darah kembali. Aliran balik vena (venous return): volume darah
yang masuk ke tiap atrium per menit dari vena; dipengaruhi beberapa faktor eksternal. Vena
memiliki katup yg memungkinkan aliran darah hanya 1 arah menuju jantung.
Volume Darah
Darah adalah jaringan cair yang terdiri atas dua bagian yaitu plasma darah dan sel
darah. Sel darah terdiri dari tiga jenis yaitu eritrosit, leukosit dan trombosit. Volume darah secara
keseluruhan adalah satu per dua belas berat badan atau kira-kira lima liter. Sekitar 55% adalah
plasma darah, sedang 45% sisanya terdiri dari sel darah. arah terdiri daripada beberapa jenis
korpuskula yang membentuk 45%bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan
kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah.
Korpuskula darah terdiri dari:

a. Sel darah merah atau eritrosit (sekitar 99%).


Eritrosit tidak mempunyai nukleus sel ataupun organela, dan tidak dianggap sebagai sel dari
segi biologi. Eritrosit mengandung hemoglobin dan mengedarkan oksigen. Sel darah merah juga
berperan dalam penentuan golongan darah. Orang yang kekurangan eritrosit menderita penyakit
anemia. Keping-keping darah atau trombosit (0,6 - 1,0%), bertanggung jawab dalam proses
pembekuan darah.
b. Sel darah putih atau leukosit (0,2%)
Leukosit bertanggung jawab terhadap sistem imun tubuh dan bertugas untuk memusnahkan
benda-benda yang dianggap asing dan berbahaya oleh tubuh, misal virus atau bakteri. Leukosit
bersifat amuboid atau tidak memiliki bentuk yang tetap. Orang yang kelebihan leukosit menderita
penyakit leukimia, sedangkan orang yang kekurangan leukosit menderita penyakit leukopenia.
c. Plasma darah
Pada dasarnya adalah larutan air yang mengandung : albumin, bahan pembeku darah,
immunoglobin (antibodi), hormon, berbagai jenis protein, berbagai jenis garam.
Definisi jantung sebagai pompa

Jantung merupakan organ muskuler berbentuk seperti kerucut yang sedikit lebih besar
dari kepalan tangan, terletak miring lebih ke kiri dari bidang tengah di dalam rongga dada.
Jantung memiliki empat buah ruangan yaitu dua buah atrium dan dua buah ventrikel, sebuah
apex dan sebuah basis, serta beberapa facies dan margo.
Jantung memiliki empat ruang, yaitu atrium dextra, atrium sinistra, ventrikel dextra,
dan ventrikel sinistra. Di antara kedua atrium dipisahkan oleh septum interatriorum dan
ventriculus dekstra dan sinistra dipisahkan oleh septum interventriculare . Bagia n dekstra di
dalam tubuh letaknya lebih ke ara h ventral dan yang sisi sinistra lebih ke arah dorsal.
Sehingga jika berkontraksi, jantung bagian kanan akan cenderung dibagian depan bawah
sternum dan bagian kiri akan lebih belakang bawah sternum.
Jantung berfungsi sebagai pompa yang memberi tekanan pada darah sehingga
menghasilkan gradien tekanan yang dibutuhkan untuk mengalirkan darah sampai ke jaringan.
Salah satu faktor terpenting yang mempengaruhi kerja jantung sebagai pompa darah adalah
curah jantung itu sendiri.

Fungsi jantung sebagai pompa


Fungsi jantung sebagai pemompa Struktur & Fungsi Jantung Jantung adalah pompa
berotot didalam dada yang bekerja terus menerus tanpa henti memompa darah keseluruh tubuh,
pagi dan malam dari kelahiran sampai kematian. Jantung berkontraksi dan relaksasi sebanyak
100.000 kali dalam sehari, dan semua pekerjaan ini memerlukan suplai darah yang baik yang
disediakan oleh pembuluh arteri koroner. Bagaimana jantung bekerja Fungsi dasar jantung
adalah memompa darah merah yang kaya akan oksigen dan nutrisi melalui pembuluh besar ke
seluruh tubuh. Ketika oksigen telah diserap oleh jaringan, pembuluh vena membawa balik darah
yang berwarna biru dan mengandung sedikit sekali oksigen ke jantung. Jantung mempunyai dua
sisi, dimana setiap sisi bekerja sebagai pompa terpisah. Setiap sisi dibagi lagi menjadi 2
ruangan, jadi keseluruhannya ada 4 ruangan. Dua diatas, atria, berfungsi sebagai tempat
menampung, dua dibawah, ventrical, berkontraksi memompa darah. Sisi kanan jantung
menerima darah dari seluruh tubuh melalui pembuluh vena dan memompa ke paru untuk
mengambil oksigen. Sisi kiri jantung menampung darah yang balik dari paru-paru dan memompa
keseluruh jaringan tubuh yang memerlukan oksigen.

Mekanisme kerja jantung

Jantung berfungsi sebagai pompa ganda. Darah yang kembali dari sirkulasi sistemik
(dari seluruh tubuh) masuk ke atrium kanan melalui vena besar yang dikenal sebagai vena kava,
terbagi menjadi dua vena, yaitu vena cava superior dan vena cava inferior, vana cava superior
merupakan darah yang dibawa tubuh dari extremitas superior ke atrium kanan, sedangkan vena
cava inferior merupakan aliran darah yang dibawa dari tubuh extremitas bawah, keduanya
berasal dari jaringan tubuh dan akan bermuara ke atrium kanan, hasil metabolisme dijaringan
telah diamb il O2 dan nutrisinya lalu CO2 dari hasil metabolisme jaringan . Darah yang
kekurangan akan oksigen tersebut mengalir dari atrium kanan melalui katup atrioventrikular
trikupidalis ke ventrikel kanan, lalu setelah pengisian ventrikel kanan, katup semilunar pulmonalis
akan terbuka dan darah akan mengalir dari ventrikel kanan ke paru-paru lewat truncus
pulmonalis, yaitu a.pulmonalis, satu- satunya arteri yang kekurangan akan O2 dan kaya akan
CO2. Sisi kanan jantung memompa darah yang kekurangan oksigen ke sirkulasi paru . Darah
kekurangan O2 akan dibawa hingga ke paru- paru dan akan ditukar dengan O 2 tepatnya pada
alveol paru- paru , sehingga CO 2 akan diekspirasikan, sedangkan O2 dari hasil inspirasi akan
dibawa kembali ke jantung lewat v.pulmonalis. Vena pulmonalis akan membawa darah yang
kaya akan O2 yang kembali ke atrium kiri ini kemudian mengalir ke dalam ventrikel kiri dengan
terbukanya katup atrio ventrikular bikuspidalis, ventrikel kiri yang terisi penuh dengan darah yang
kaya akan O2 siap dipompakan ke seluruh tubuh, melewati aorta, ventrikel akan memompa
darah melewati katup semilunar aorta. Dimana aorta decendens akan mendistribusikan darah
ke bagian extremitass bawah tubuh, arcus aorta akan mendistribusikan darah ke bagian
extremitas atas jantung, dan aorta ascendens akan memperdarahi organ jantung. Sisi kiri
jantung memompa darah yang kaya akan O2 ke dalam sirkulasi sistemik. Sirkulasi sistemik
memompa darah ke berbagai organ, yaitu ginjal, otot, otak, dan semuanya. Jadi darah yang
keluar dari ventrikel kiri tersebar sehingga masing - masing bagian tubuh menerima darah segar.
Jaringan akan mengambil O2 dari darah dan menggunaka nnya untuk menghasilkan energy,
hasil pembakaran energi dan aktivitas dalam jaringan akan dibawa kembali ke vena cava, siklus
ini akan berlanjut terus menerus. Kedua sisi jantung akan memompa darah dalam jumlah yang
sama. Volume darah yang beroksigen rendah yang dipompa ke paru oleh sisi jantung kanan
memiliki volume yang sama dengan darah beroksigen tinggi yang dipompa ke jaringan oleh sisi
kiri jantung. Sirkulasi paru merupakan sistem yang memiliki tekanan dan resistensi rendah,
sedangkan sirkulasi sistemik merupakan siste m yang memiliki tekanan dan resistensi yang
tinggi. Sisi kiri melakukan kerja yang lebih besar karena ia memompa volume darah yang sama
ke dalam sistem dengan resistensi tinggi. Dengan demikian otot jantung di sisi kiri jauh lebih
tebal daripada otot di sisi kanan sehingga sisi kiri adalah pompa yang lebih kuat. Walaupun tidak
terdapat katup antara atrium dan vena namun hal ini tidak menjadi masalah. Hal ini disebabkan
oleh dua hal, yaitu karena tekanan atrium biasanya tidak jauh lebih besar dari tekanan vena serta
tempat vena kava memasuki atrium biasanya tertekan selama atrium berkontraksi

Satu siklus jantung

Satu siklus jantung merupakan permulaan sebuah denyut jantung sampai permulaan
denyut jantung berikutnya. Setiap siklus diawali dengan potensial aksi yang spontan di dalam
nodus sinus (dinding lateral superior atrium kanan). Proses yang dialami adalah

 Fase sistole
Yaitu fase konstraksi yang terjadi ±0,3 detik sebanyak 40% terdapat 2 proses yaitu
1. Isovolumic contraction
2. Ejection
 Fase diastole
Yaitu fase relaksasi yang terjadi ±0,6 detik sebanyak 60% dan pengisian jantung oleh darah
±0,9 detik sebanyak 100% ada 4 proses
1. Isovolumic relaxation
2. Rapid inflow
3. Diastasis
4. Atrial sistole
Pada individu yang normal, 60 % darah yang berada di dalam jantung akan
dipompa pada saat sistol dan meninggalkan 40% darah di dalam jantung. Darah yang dipompa
oleh jantung disebut dengan stroke volume. Stroke volume merupakan selisih dari End Diastolic
Volume (EDV) dan End Systolic Volume (ESV) (Stroke volume = EDV –ESV). Hukum Starling
menyatakan bahwa semakin banyak darah yang dibawa oleh vena kembali ke jantung, otot
jantung akan meregang dan akan menghasilkan kontraksi yang lebih kuat pada saat sistol.
Akibatnya, akan lebih banyak darah yang dipompa oleh jantung dan tentu akan menaikkan
stroke volume juga. Kontraktilitas jantung didasarkan pada kekuatan kontraksi otot jantung
(ventrikel) dan kemampuannya untuk menghasilkan gaya. Afterload adalah tekanan yang
dihasilkan oleh aliran darah yang ada di aorta dan trunkus pulmonal. Afterload adalah ambang
batas tekanan yang harus dicapai oleh darah di ventrikel agar untuk membuka katup semilunar
aorta dan pulmonal. Cardiac output adalah hasil perkalian dari frekuensi denyut jantung
(heart rate) dan stroke volume. Jika Stroke volume diturunkan, frekuensi denyut jantung
harus ditingkatkan untuk mempertahankan cardiac output. Sebaliknya, jika stroke volume
meningkat, maka heart rate harus menurun untuk mempertahankan cardiac output .

Syarat normal jantung


1. Katub berfungsi baik
2. Pengisian darah atrium dan ventrikel optimal
3. Kuat kontraksi optimal
4. Frekuensi jantung normal, atrium dan ventrikel bergantian
Mekanisme terjadinya hipertensi adalah melalui terbentuknya angiotensin II dari
angiotensin I oleh angiotensin I converting enzyme (ACE). ACE memegang peran fisiologis
penting dalam mengatur tekanan darah. Selanjutnya oleh hormon, renin (diproduksi oleh ginjal)
akan diubah menjadi angiotensin I. Oleh ACE yang terdapat di paru-paru, angiotensin I diubah
menjadi angiotensin II. Angiotensin II inilah yang memiliki peranan kunci dalam menaikkan
tekanan darah melalui dua aksi utama. Aksi pertama adalah meningkatkan sekresi hormon
antidiuretik (ADH) dan rasa haus. ADH diproduksi di hipotalamus (kelenjar pituitari) dan bekerja
pada ginjal untuk mengatur osmolalitas dan volume urin. Dengan meningkatnya ADH, sangat
sedikit urin yang diekskresikan ke luar tubuh (antidiuresis), sehingga menjadi pekat dan tinggi
osmolalitasnya. Untuk mengencerkannya, volume cairan ekstraseluler akan ditingkatkan dengan
cara menarik cairan dari bagian intraseluler. Akibatnya, volume darah meningkat yang pada
akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Aksi kedua adalah menstimulasi sekresi aldosteron
dari korteks adrenal. Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki peranan penting pada
ginjal. Untuk mengatur volume cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi ekskresi NaCl
(garam) dengan cara mereabsorpsinya dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume cairan ekstraseluler yang pada
gilirannya akan meningkatkan volume dan tekanan darah. Patogenesis dari hipertensi esensial
merupakan multifaktorial dan sangat Universitas Sumatera Utara komplek. Faktor-faktor tersebut
merubah fungsi tekanan darah terhadap perfusi jaringan yang adekuat meliputi mediator
hormon, aktivitas vaskuler, volume sirkulasi darah, kaliber vaskuler, viskositas darah, curah
jantung, elastisitas pembuluh darah dan stimulasi neural. Patogenesis hipertensi esensial dapat
dipicu oleh beberapa faktor meliputi faktor genetik, asupan garam dalam diet, tingkat stress
dapat berinteraksi untuk memunculkan gejala hipertensi. Perjalanan penyakit hipertensi esensial
berkembang dari hipertensi yang kadangkadang muncul menjadi hipertensi yang persisten.
Setelah periode asimtomatik yang lama, hipertensi persisten berkembang menjadi hipertensi
dengan komplikasi, dimana kerusakan organ target di aorta dan arteri kecil, jantung, ginjal, retina
dan susunan saraf pusat. Progresifitas hipertensi dimulai dari prehipertensi pada pasien umur
10-30 tahun (dengan meningkatnya curah jantung) kemudian menjadi hipertensi dini pada
pasien umur 20-40 tahun (dimana tahanan perifer meningkat) kemudian menjadi hipertensi pada
umur 30-50 tahun dan akhirnya menjadi hipertensi dengan komplikasi pada usia 40-60
tahun(Menurut Sharma S et al, 2008 dalam Anggreini AD et al, 2009).

Anda mungkin juga menyukai