Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH LIMNOLOGI

Pencemaran dari Aspek Kimia yakni Minyak atau Limbah

Disusun oleh :

Fadillah Rayafi Varselia 230110140012

Perikanan A

UNIVERSITAS PADJADJARAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR

2015
Kata Pengantar

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang Pencemaran dari
Aspek Kimia yakni Minyak atau Limbah dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Dan juga saya berterima kasih pada Bapak Prof. Masyamsyir selaku Dosen mata kuliah Limnologi
UNPAD yang telah memberikan tugas ini kepada saya.

Saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai dampak yang ditimbulkan dari limbah, dan juga memberi kesadaran
untuk kita akan pentingnya air bersih. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah
ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya berharap adanya kritik,
saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya buat di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Bandung, Maret 2015

Fadhilah Rayafi Varselia

2
Daftar Isi
Kata Pengantar .............................................................................................................................................. 2
BAB I Pendahuluan .................................................................................................................................... 4
I. Latar Belakang ................................................................................................................................. 4
II. Tujuan .............................................................................................................................................. 6
III. Manfaat ............................................................................................................................................ 6
BAB II Pembahasan ................................................................................................................................... 7
I. Pengertian dan kaitan dari air dengan limbah ................................................................................. 7
II. Pengeboran di laut ........................................................................................................................... 9
III. Tumpahan minyak............................................................................................................................ 9
IV. Penanganan di laut......................................................................................................................... 10
V. Pengeboran di darat....................................................................................................................... 13
VI. Penanganan di darat ...................................................................................................................... 13
BAB III Penutup ....................................................................................................................................... 17
I. Kesimpulan .................................................................................................................................... 17
II. Saran............................................................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ............................................................................................................................................. 18

3
BAB I
Pendahuluan

I. Latar Belakang

Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai
saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat
1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air
asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan,hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam obyek-
obyek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air
di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting
bagi kehidupan manusia.

Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah
besar air juga diperkirakan terdapat pada kutubutara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-
bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas(uap air). Air
merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga
wujudnya tersebut. Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan
air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik. Indonesia telah memiliki undang-
undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun
2004 tentang Sumber Daya Air

Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Menurut Keputusan Menteri
Negara Kepedudukan dan Lingkungan Hidup No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan
polusi/pencemaran air adalah masuk/dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain kedalam air/udara oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, kurang atau tidak
dapat berfungsi lagi dengan peruntukannya.

Air biasanya disebut tercemar ketika terganggu oleh kontaminan antropogenik dan ketika
tidak bisa mendukung kehidupan manusia, seperti air minum, dan/atau mengalami pergeseran
ditandai dalam kemampuannya untuk mendukung komunitas penyusun biotik, seperti ikan.

4
Fenomena alam seperti gunung berapi, algae blooms, badai, dan gempa bumi juga menyebabkan
perubahan besar dalam kualitas air dan status ekologi air. Danau, sungai, lautan dan air tanah
adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari
siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam
fungsinya sangat membantu kehidupan manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan
air tanah adalah untuk irigasi pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air
hujan dan air limbah, bahkan sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata. Di negara-negara
berkembang, seperti Indonesia, pencemaran air merupakan penyebab utama gangguan kesehatan
manusia/penyakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di seluruh dunia, lebih dari 14.000 orang
meninggal dunia setiap hari akibat penyakit yang ditimbulkan oleh pencemaran air.

Indikator atau tanda bahwa air di lingkungan telah tercemar adalah adanya perubahan
atau tanda yang dapat diamati dan digolongkan menjadi :

 Pengamatan secara fisis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan tingkat kejernihan air,
perubahan suhu, warna, dan adanya perubahan bau atau rasa.
 Pengamatan secara kimiawi, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan zat kimia yang
terlarut (perubahan pH).
 Pengamatan biologis, yaitu pengamatan pencemaran air berdasarkan mikroorganisme yang
ada dalam air, terutama ada tidaknya patogen.
Pencemaran air dapat disebabkan oleh berbagai hal dan memiliki karakteristik yang
berbeda-beda.

 Meningkatnya kandungan nutrien dapat mengarah padaeutrofikasi.


 Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat
berdampak parah terhadap seluruh ekosistem.
 Industri membuang berbagai macam polutan ke dalam air limbahnya seperti logam
berat, toksin organik, minyak, nutrien dan padatan. Air limbah tersebut memiliki efek termal,
terutama yang dikeluarkan oleh pembangkit listrik, yang dapat juga mengurangi oksigen
dalam air.
Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak,
pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan

5
minyak pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya
dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan
membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

Mengetahui seberapa pentingnya manfaat air bagi kita dan seberapa bahayanya
pencemaran air khususnya yang disebabkan oleh limbah ini, maka dari itu penting jika kita dapat
lebih mengkaji lagi masalah tersebut dalam makalah ini.

II. Tujuan

1. Mengetahui dampak pencemaran air oleh limbah pada kehidupan sehari-hari.


2. Mengetahui cara menanggulangi pencemaran air oleh limbah.
3. Mengetahui penyebab pencemaran air oleh limbah.

III. Manfaat

1. Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


2. Menginformasikan bahaya yang diakibatkan dari limbah pada air.

6
BAB II
Pembahasan

I. Pengertian dan kaitan dari air dengan limbah

Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup di
bumi ini. Fungsi air bagi kehidupan tidak dapat digantikan oleh senyawa lain.
Penggunaan air yang utama dan sangat vital bagi kehidupan adalah sebagai air minum. Hal ini
terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam tubuh manusia itu sendiri. Kehilangan air untuk
15% dari berat badan dapat mengakibatkan kematian yang diakibatkan oleh dehidrasi. Karenanya
orang dewasa perlu meminum minimal sebanyak 1,5 – 2 liter air sehari untuk keseimbangan dalam
tubuh dan membantu proses metabolisme. Di dalam tubuh manusia, air diperlukan untuk
transportasi zat – zat makanan dalam bentuk larutan dan melarutkan berbagai jenis zat yang
diperlukan tubuh. Misalnya untuk melarutkan oksigen sebelum memasuki pembuluh-pembuluh
darah yang ada disekitar alveoli.

Air sangat penting bagi kesehatan manusia. Namun, populasi manusia yang terus
meningkat membutuhkan lebih banyak air, pangan, energi, dan bahan baku sehingga semakin
memperketat persaingan. Masalahnya adalah kita bersaing dengan alam yang juga membutuhkan
air untuk menjaga ekosistemnya. Kita terus menyalahgunakan sumber daya air yang ada di Bumi,
sekarang kita harus siap untuk menerima konsekuensinya. Meskipun tiga perempat dari bumi
adalah air, tetapi hanya satu persen yang tidak layak untuk dikonsumsi manusia. Dengan kondisi
seperti ini, air menjadi berbahaya bagi kesehatan bila diminum dalam kondisi darurat. Jika kita
minum air yang tidak murni, meskipun di dalamnya terdapatmineral
yang diperlukan manusia, hal ini akan membuat tubuh kita seperti filter alami. Dengan
sendirinya, tubuh kita akan menyaring racun dan polutan yang telah mencemari air yang kita
minum.

Penyediaan air bersih kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
meningkatkan lingkungan atau kesehatan masyarakat, yang memiliki peran dalam mengurangi
jumlah orang dengan penyakitnya, terutama penyakit yang berhubungan dengan air, dan berperan
penting dalam meningkatkan standar atau tingkat (kualitas) hidup. Sampai saat ini, penyediaan air

7
bersih bagi masyarakat masih dihadapkan pada beberapa masalah yang kompleks dan sampai
sekarang belum dapat sepenuhnya diatasi. Salah satu masalah yang kita hadapi saat
iniadalah masih rendahnya tingkat pelayanan air kepada masyarakat. Sehingga, hal itu akan
memiliki efek pada kesehatan manusia.

Di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, kontaminasi oleh mikroorganisme


(bakteri atau virus) ke badan air dan pasokan air yang sering terjadi, dan kali ini dengan faktor
kimia polusi dan fisika, misalnya kontaminasi oleh senyawa polutan mikro yang mutagenik
dan/atau penyebab kanker (karsinogenik) perlu diwaspadai. Hal ini sering muncul sebagai akibat
dari urbanisasi dan industrialisasi dan juga karena penggunaan teknologi produksi yang sering
tidak atau kurang ramah terhadap lingkungan atau kesehatan masyarakat.

Pada tahun 2013, dari sekitar dua ratus jutaan orang Indonesia, hanya 20% yang memiliki
akses ke air bersih. Sebagian besar berada di daerah perkotaan. Adapun sisanya, atau sekitar 80%
masyarakat Indonesia masih mengkonsumsi air yang tidak layak untuk kesehatan. Hal itu
dibuktikan oleh penelitian Jim Woodcock, konsultan masalah air dan sanitasi dari bank dunia,
hasilnya adalah bayi di Indonesia kurang lebih 100.000 tewas setiap tahun akibat diare, penyakit
yang paling mematikan sekunder untuk infeksi saluran pernapasan akut. Penyebab utama, jelas
kurangnya akses terhadap air bersih dan sanitasi.

Beberapa aspek kesehatan yang berhubungan dengan kualitas air antara lain:

A. Waterborne Disease, seperti:


a. Disentri
b. Tifus dan Paratyphus
c. Kolera
d. Hepatitis A
e. Akut Anterior Poliomelistis
B. Penyakit yang berhubungan dengan kesehatan

Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak,
pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan

8
minyak pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya
dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan
membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

II. Pengeboran di laut

Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya


peledakan (blow aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi
sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran. Contohnya, ledakan anjungan minyak yang
terjadi di teluk meksiko sekitar 80 kilometer dari Pantai Louisiana pada 22
April 2010. Pencemaran laut yang diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas pantai itu dikelola
perusahaan minyak British Petroleum (BP). Ledakan itu memompa minyak mentah 8.000 barel
atau 336.000 galon minyak ke perairan di sekitarnya.

III. Tumpahan minyak

Tumpahan minyak di laut berasal dari kecelakaan kapal tanker. Contohnya tumpahan
minyak terbesar yang terjadi pada tahun2006 di lepas pantai Libanon. Selain itu, terjadi
kecelakaan Prestige pada tahun 2002 di lepas pantai Spanyol. Bencana alamseperti badai
atau banjir juga dapat menyebabkan tumpahan minyak. Sebagai contoh pada tahun 2007, banjir
di Kansas menyebabkan lebih dari 40.000 galon minyak mentah dari kilang tumpah ke perairan
itu.

Surf scoter yang terendam dalam laut yang tercemar limbah minyak bumi.

9
Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah:

1. Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna gelap yang
terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan. Gumpalan tar yang
terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan hanyut dan terdampar di pantai.
2. Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu reaksi yang
terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel ataupun subsel pada makhluk
hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan
fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara langsung. Terumbu
karang akan mengalami efek letal dan subletal dimana pemulihannya memakan waktu lama
dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya.
3. Pertumbuhan fitoplankton laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa beracun dalam
komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk dari proses biodegradasi.
Jika jumlah pitoplankton menurun, maka populasi ikan, udang, dan kerang juga akan
menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki
nilai ekonomi dan kandungan protein yang tinggi.
4. Penurunan populasi alga dan protozoa akibat kontak dengan racun slick (lapisan minyak di
permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal ini
dikarenakan slick membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap
di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi
peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga
burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati.

IV. Penanganan di laut

Pemantauan

Tindakan pertama yang dilakukan dalam mengatasi tumpahan minyak yaitu dengan
melakukan pemantauan banyaknya minyak yang mencemari laut dan kondisi tumpahan. Ada 2
jenis pemantauan yang dilakukan yaitu dengan pengamatan secara visual dan penginderaan jauh
(remote sensing).

10
 Pengamatan secara visual

Pengamatan secara visual merupakan pengamatan yang menggunakan pesawat. Teknik ini
melibatkan banyak pengamat, sehingga laporan yang diberikan sangat bervariasi. Pada
umumnya, pemantauan dengan teknik ini kurang dapat dipercaya. Sebagai contoh, pada
tumpahan jenis minyak yang ringan akan mengalami penyebaran (spreading), sehingga
menjadi lapisan sangat tipis di laut. Pada kondisi pencahayaan ideal akan terlihat warna terang.
Namun, penampakan lapisan ini sangat bervariasi tergantung jumlah cahaya matahari, sudut
pengamatan dan permukaan laut, sehingga laporannya tidak dapat dipercaya.

 Pengamatan penginderaan jauh

Metode penginderaan jarak jauh dilakukan dengan berbagai macam teknik, seperti Side-
looking Airborne Radar (SLAR). SLAR dapat dioperasikan setiap waktu dan cuaca, sehingga
menjangkau wilayah yang lebih luas dengan hasil penginderaan lebih detail. Namun,teknik
ini hanya bisa mendeteksi lapisan minyak yang tebal. Teknik ini tidak bisa mendeteksi minyak
yang berada dibawah air dalam kondisi laut yang tenang. Selain SLAR digunakan juga
teknik Micowave Radiometer, Infrared-ultraviolet Line Scanner, danLandsat Satellite
System. Berbagai teknik ini digunakan untuk menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.

Penanggulangan

Booms digunakan untuk menghambat perluasan limbah minyak di laut.

11
Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya in-situ burning,
penyisihan secara mekanis, bioremediasi, penggunaan sorbent, penggunaan
bahan kimia dispersan, dan washing oil.

 In-situ burning adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi
kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak
serta air laut yang terasosiasi. Teknik ini membutuhkan booms (pembatas untuk mencegah
penyebaran minyak) atau barrier yang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak
dalam jumlah besar sulit untuk mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran
api sering tidak terkontrol.
 Penyisihan minyak secara mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan dengan
menggunakan booms dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan
menggunakan peralatan mekanis yang disebut skimmer.
 Bioremediasi yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai spesifik
dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi. Selain itu, teknik
bioremediasi dapat menambahkan nutrisi dan oksigen, sehingga mempercepat penurunan
polutan.
 Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui
mekanisme adsorpsi (penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan absorpsi (penyerapan
minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fase minyak dari cair menjadi
padat, sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki
karakteristik hidrofobik, oleofobik, mudah disebarkan di permukaan minyak, dapat diambil
kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami (kapas, jerami, rumput
kering, serbuk gergaji), anorganik alami (lempung, vermiculite, pasir) dan sintetis (busa
poliuretan, polietilen, polipropilendan serat nilon).
 Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil
(droplet), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya hewan ke dalam tumpahan
minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut surfaktan.
 Washing oil yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.

12
Peralatan

Pembersihan limbah minyak di kawasan pantai.

Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak:

 Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan hambatan minyak.


 Skimmers yaitu kapal yang mengangkat minyak dari permukaan air.
 Sorbent merupakan spons besar yang digunakan untuk menyerap minyak.
 Vacuums yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau permukaan laut.
 Sekop yang khusus digunakan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari minyak di pantai.

V. Pengeboran di darat

Pencemaran tanah oleh kegiatan pengabaran minyak bumi di darat telah menimbulkan
pencemaran lngkungan. Tanah yang terkontaminasi minyak bumi dapat merusak lingkungan serta
menurunkan estetika.

VI. Penanganan di darat

Pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi dapat dilakukan secara biologi dengan
menggunakan kapasitas kemampuan mikroorganisme. Fungsi dari mikroorganisme ini dapat
mendegradasi struktur hidrokarbon yang ada dalam tanah, sehingga minyak bumi menjadi
mineral-mineral yang lebih sederhana dan tidak membahayakan lingkungan. Teknik seperti ini
disebut bioremediasi. Teknik bioremediasi dapat dilaksanakan secara in-situ maupun cara ex-situ.

13
 Pada umumnya, teknik bioremediasi in-situ diaplikasikan pada lokasi tercemar ringan, lokasi
yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik kontaminan yang volatil.
 Bioremediasi ex-situ merupakan teknik bioremediasi di mana lahan atau air yang
terkontaminasi diangkat, kemudian diolah dan diproses pada lahan khusus yang disiapkan
untuk proses bioremediasi.

Penanganan lahan yang tercemar minyak bumi dilakukan dengan cara memanfatkan
mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan pencemar. Penanganan
semacam ini lebih aman terhadap lingkungan karena agen pendegradasi yang dipergunakan adalah
mikroorganisme yang dapat terurai secara alami. Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi
tanah yang terkontaminasi minyak bumi meliputi beberapa tahap yaitu:

 Treatibility study merupakan studi pendahuluan terhadap kemampuan jenis mikroorganisme


pendegradasi dalam menguraikan minyak bumi yang terdapat di lokasi tanah terkontaminasi.
 Site characteristic merupakan studi untuk mengetahui kondisi lingkungan awal di lokasi tanah
yang terkontaminasi minyak bumi. Kondisi ini meliputi kualitas fisik, kimia, danbiologi.
 Persiapan proses bioremediasi yang meliputi persiapan alat, bahan, administrasi serta tenaga
manusia.
 Proses bioremediasi yang meliputi serangkaian proses penggalian tanah tercemar,
pencampuran dengan tanah segar, penambahan bulking agent, penambahan inert material,
penambahan bakteri, nutrisi, dan proses pencampuran semua bahan.
 Sampling dan monitoring meliputi pengambilan gambar tanah dan air selama proses
bioremediasi. Kemudian, gambar itu dibawa ke laboratorium independen untuk dianalisa
konsentrasi TPH dan TCLP.
 Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan perapihan lahan sehingga lahan
kembali seperti semula.
Pada umumnya, pengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya peledakan
(blow aut) di sumur minyak. Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar laut,
sehingga menimbulkan pencemaran. Contohnya, ledakan anjungan minyak yang terjadi di teluk
meksiko sekitar 80 kilometer dari Pantai Louisiana pada 22 April 2010. Pencemaran laut yang
diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas pantai itu dikelola perusahaan minyak British

14
Petroleum (BP). Ledakan itu memompa minyak mentah 8.000 barel atau 336.000 galon minyak
ke perairan di sekitarnya.

Ketika minyak masuk ke lingkungan laut, maka minyak tersebut dengan segera akan
mengalami perubahan secara fisik dan kimia. Diantara proses tersebut adalah membentuk lapisan
(slick formation), menyebar (dissolution), menguap (evaporation), polimerasi (polymerization),
emulsifikasi (emulsification), emulsi air dalam minyak ( water in oil emulsions ), emulsi minyak
dalam air (oil in water emulsions), foto oksida, biodegradasi mikorba, sedimentasi, dicerna oleh
plankton dan bentukan gumpalan.

Hampir semua tumpahan minyak di lingkungan laut dapat dengan segera membentuk
sebuah lapisan tipis di permukaan. Hal ini dikarenakan minyak tersebut digerakkan oleh
pergerakan angin, gelombang dan arus, selain gaya gravitasi dan tegangan permukaan. Beberapa
hidrokarbon minyak bersifat mudah menguap, dan cepat menguap. Proses penyebaran minyak
akan menyebarkan lapisan menjadi tipis serta tingkat penguapan meningkat.

Minyak tidak dapat larut di dalam air, melainkan akan mengapung di atas permukaan air,
bahan buangan cairan berminyak yang di buang ke air lingkungan akan mengapung menutupi
permukaan air. Kalau bahan buangan cairan berminyak mengandung senyawa yang volatile maka
akan terjadi penguapan dan luar permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut.
Penyusutan luas permukaan ini tergantung pada jenis minyaknya dan waktu lapisan minyak yang
menutupi permukaan air dapat juga terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, namun
memerlukan waktu yang cukup lama.

Lapisan minyak di permukaan air lingkungan akan mengganggu kehidupan organisme


dalam air. Hal ini disebabkan oleh Lapisan minyak pada permukaan air akan menghalangi difusi
oksigen dari udara ke dalam air sehingga jumlah oksigen yang terlarut di dalam air menjadi
berkurang. Kandungan oksigen yang menurun akan mengganggu kehidupan hewan air. Adanya
lapisan minyak pada permukaan air juga akan menghalangi masuknya sinar matahari ke dalam air
sehingga fotosintesis oleh tanaman air tidak dapat berlangsung. Akibatnya, oksigen yang
seharusnya dihasilkan pada proses fotosintesis tersebut tidak terjadi. Kandungan oksigen dalam
air jadi semakin menurun. Tidak hanya hewan air saja yang terganggu akibat adanya lapisan
minyak pada permukaan air tersebut, tetapi burung air pun ikut terganggu karena bulunya jadi
lengket, tidak bisa mengembang lagi terkena minyak.

15
Selain dari pada itu, air yang telah tercemar oleh minyak juga tidak dapat dikonsumsi oleh
manusia karena seringkali dalam cairan yang berminyak terdapat juga zat-zat yang beracun, seperti
senyawa benzene, senyawa toluene dan lain sebagainya.

16
BAB III
Penutup

I. Kesimpulan

Limbah minyak adalah buangan yang berasal dari hasil eksplorasi produksi minyak,
pemeliharaan fasilitas produksi, fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan tangki penyimpanan
minyak pada kapal laut. Limbah minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif,
beracun, menyebabkan infeksi, dan bersifat korosif. Limbah minyak merupakan bahan berbahaya
dan beracun (B3), karena sifatnya, konsentrasi maupun jumlahnya dapat mencemarkan dan
membahayakan lingkungan hidup, serta kelangsungan hidup manusia dan mahluk hidup lainnya.

II. Saran

Dalam pembuatan makalah ini tidak dilakukan praktik kelapangan untuk mengetahui
kondisi langsung mengenai pencemaran air oleh limbah, sehingga informasi yang termuat dalam
makalah ini tidak berdasarkan pengamatan langsung, namun hanya berupa kumpulan materi yang
dikumpulkan dari beberapa sumber. Untuk menghasilkan isi makalah yang lebih maksimal dan
berkualitas, seharusnya dilakukan pengamatan langsung.

17
Daftar Pustaka

 http://sosbud.kompasiana.com/2014/12/28/permasalahan-dan-solusi-tentang-krisis-air-
bersih-di-indonesia-693925.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Air
 http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah_minyak
 http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/20986/Chapter%20I.pdf?sequenc
e=4

18

Anda mungkin juga menyukai