Anda di halaman 1dari 3

Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa membutuhkan orang lain.

Meskipun hidup penuh


kecukupan, kecerdasan yang cukup dan kekuatan fisik yang cukup, ia akan selalu membutuhkan
lingkungan dimana dia bisa berbagi, saling memberi support dan bergotong royong

Perbedaan antar tim justru merupakan potensi yang akan membuat sebuah tim menjadi
kreatif dan inovatif. Untuk mencapai kerjasama tim yang baik perlu ditumbuhkan
sikap-sikap positif di antara anggota tim. Antara lain kebiasaan untuk saling
mendengarkan sehingga tercipta komunikasi yang baik, memberikan dukungan kepada
anggota tim yang membutuhkan, dan apresisasi terhadap kontribusi dan pencapaian
yang diperoleh dari setiap anggota tim. Sebuah team work akan menjadi penentu mulus
tidaknya perjalanan organisasi. Sebab itu sangat diperlukan adanya kerjasama yang
baik dalam melaksanakan tanggung jawab dalam keorganisasian.

Melalui kerjasama dan saling berbagi pengetahuan serta ketrampilan, sebuah tim
seringkali mampu menyelesaikan tugas secara efektif, ketimbang dilakukan oleh
seorang individu.

Otonomi adalah suatu kebebasan untuk berinovasi yang diberikan oleh pemimpin
kepada bawahannya

SOP STANDARD OPERATING PROCEDURE


Agar Perusahaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan untuk mencapai suatu sasaran
yang diinginkan, baik sasaran jangka pendek maupun jangka panjang, maka perlu adanya
pedoman/metode/ dasar/aturan yang harus dijalankan secara benar oleh semua level ( Top
manajemen, manajemen dan Karyawan) disemua unit Divisi.
Standard Operating Prosedure (SOP) adalah serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan
(terdokumentasi )mengenai berbagai proses penyelenggaraan administrasi perusahaan, bagaimana
dan kapan harus dilakukan, dimana dan oleh siapa dilakukan.

Kenapa SOP tidak bisa berjalan ?


1. SOP tidak terdokumantasi
2. Terdokumantasi tapi tidak link ke departeman lainnya
3. Tidak adanya komitmen dari manajemen, baik dari level atas sampai level bawah.

MANFAAT SOP :

 Sebagai standard yang digunakan pegawai untuk melakukan tugas-tugasnya sehingga lebih
terarah dan tepat guna.
 Mengurangi faktor kesalahan dan ketidak tertiban pengawai.
 Menambah efisiensi dan efektifitas pegawai baik secara individu maupun kelompok.
 Memupuk kemandirian pengawai sehingga tidak selalu tergantung pada manajemen/pimpinan
dalam menjalankan tugasnya.
 Menciptakan ukuran standar kerja yang dapat dipakai oleh pegawai untuk mengevaluasi dan
memperbaiki kemampuannya.
 Memberikan informasi mengenai peningkatan kompetensi pegawai.

OTONOMI DALAM MANAJEMEN PENGELOLAAN KONTRAKTOR


Berdasarkan hasil wawancara yang telah diolah secara kualitatif dengan analisis tematik induktif, penelitian ini
menemukan empat faktor kunci otonomi kepada staf yang perlu diperhatikan oleh kontraktor dalam mengelola
usahanya. Keempat faktor kunci tersebut seperti diuraikan berikut ini.
1) Otonomi kepada staf untuk mengakses informasi: tindakan mandiri yang diberikan kepada staf baik
secara individu maupun berkelompok untuk mengakses informasi, data dan pengetahuan yang terkait
dengan tugas, tanggung jawab dan posisi staf.
Kontraktor yang terlibat dalam penelitian ini menyatakan bahwa staf mendapat kebebasan untuk
mengakses informasi tetapi otonomi ini diatur berdasarkan jabatan dan tugas dari masing-masing staf.
Sebagai contoh, manajer proyek mendapat otonomi untuk mengakses semua informasi yang terkait
dengan proyeknya sementara manajer lapangan hanya dapat mengakses informasi yang terkait dengan
masalah teknis di proyeknya. Kontraktor-kontraktor ini mendukung otonomi ini dengan menyediakan
sistem informasi yang memudahkan pengaksesan informasi.
2) Otonomi untuk berkomunikasi: tindakan mandiri yang diberikan kepada staf baik secara individu
maupun berkelompok untuk berkomunikasi baik vertikal kepada atasan dan bawahan maupun horisontal
rekan kerja yang setingkat posisinya melalui sarana yang resmi maupun tidak resmi.
Pada kontraktor-kontraktor yang terlibat dalam penelitian ini, komunikasi secara formal dilakukan
melalui rapat-rapat terjadwal sementara komunikasi informal dapat dilakukan kapan saja. Komunikasi
dilakukan untuk memberikan dan menerima informasi maupun masukan, juga untuk mendiskusikan
suatu masalah, terutama yang terkait dengan permasalahan proyek.

3) Otonomi kepada staf untuk menyampaikan usulan: tindakan mandiri yang diberikan kepada staf
baik secara individu maupun berkelompok untuk menyampaikan usulan yang bermanfaat bagi proyek
maupun perusahaan.
Otonomi di kontraktor-kontraktor yang terlibat dalam penelitian ini diarahkan untuk memberikan
kesempatan kepada staf menyampaikan usulan dalam berbagai hal antara lain kesempatan mendapatkan proyek
baru, mengembangkan inovasi, mengembangkan usaha baru. Usulan disampaikan secara
bertahap kepada atasan langsung untuk diteruskan ke tingkat yang lebih atas hingga ke manajemen
puncak perusahaan.

Otonomi kepada tim proyek untuk perencanaan dan pengelolaan proyek: tindakan mandiri yang
dipercayakan kepada tim proyek untuk merencanakan dan mengelola proyeknya dalam hal pengadaan,
hubungan dengan pemilik proyek, penentuan metode konstruksi, pengelolaan sumber daya manusia.
Pada kontraktor-kontraktor yang terlibat dalam penelitian ini, tim proyek dibawah kepemimpinan
manajer proyek mendapatkan otonomi untuk merencanakan dan mengelola proyeknya. Beberapa contoh
otonomi ini adalah otonomi untuk menentukan metode konstruksi, peralatan yang dipakai, subkontraktor,
demikian juga untuk pengelolaan keuangan proyek dan sumber daya manusia di proyek.
Walaupun otonomi telah diberikan kepada tim proyek, namun mereka tetap harus memperhatikan
ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam rencana perusahaan. Batasan lain dalam penerapan
otonomi ini terkait dengan masalah biaya, keputusan yang menyangkut biasa yang cukup signifikan
besarnya harus dikonsultasikan dengan kantor pusat.
Komposisi Tim yang Efektif
Agar suatu tim menjadi efektif, seorang ahli organisasi memberikan suatu konsep tentang
komposisi tim yang efektif.Suatu tim diharapkan terdiri dari orang-orang yang ditempatkan pada
posisi yang benar-bebar sesuai dengan kompetensinya. Suatu kelompok harus mempunyai:

1. Seorang pemimpin (ketua), yaitu seorang pemikir yang disiplin yang bertugas mengorganisir dan
mengkoordinir tim, memelihara keseimbangan usaha dan menjadi titik tumpu tim dalam menjaga posisi
mereka.
2. Seorang pembentuk, orang yang memiliki kemampuan untuk memberikan dinamika dan pengarahan
kepada tim, menyediakan motivasi, kreatif.
3. Seorang pemikir, yang dapat menyediakan gagasan bagi kemajuan tim.
4. Seorang pengevaluasi, yang dapat mengevaluasi permasalahan yang ada dan hasil kerja tim.
5. Seorang penyelidik sumberdaya, yang menyediakan informasi dan jejaring sosial dan relasi
6. Seorang pekerja tim, yang secara efisien berhubungan langsung dengan pekerjaan, memecahkan
konflik, memperlancar hubungan dan memotivasi rekan satu tim.
7. Seorang penyelaras akhir, yang memandu dan memberi peringatan kepada tim jika terjadi hal-hal yang
tidak sesuai dengan komitmen bersama.

Anda mungkin juga menyukai