Kata kunci: evaluasi; kebutuhan air; Instalasi Pengolahan Air; proyeksi penduduk; dan
uprating.
Abstract: The high rate of population growth Cibinong Subdistrict, Bogor Regency by 4,63%
per years, needs to be balanced with the increased capacity of water supplier in order to meet
the increasing demands of the public drinking water. Accordingly, this research aims to
increase capacity Cibinong Water Treatment Plant (WTP Cibinong) through the evaluation
and uprating. WTP Cibinong with 330 L/s capacity consist of WTP 1 capacity 100 L/s and
WTP 2 capacity 230 L/s. Evaluation will be conducted for WTP 2 because it has the
production capacity increasing. Evaluation start from intake, coagulation, flocculation,
sedimentation, filtration, and reservoired units based on design criteria. Evaluation result
from WTP 2 has a maximum capacity of 345 L/s. The evaluation also concerned about the
quality of 'raw water' and 'production water'. The quality of water production was conduct
under the PERMENKES 492/2010. The result from evaluation used as reference for uprating
or increasing WTP 1 production in order to equal with WTP 2. Evaluation and uprating will
increase production capacity WTP Cibinong from 330 L/s to 690 L/s. Associated with
Keywords: evaluation; population projection; uprating; water demand; and Water Treatment
Plant.
PENDAHULUAN
Kecamatan Cibinong dan Bojonggede merupakan daerah dengan laju pertumbuhan
penduduk tinggi sehingga peningkatan kapasitas produksi air minum perlu dipertimbangkan
melalui evaluasi dan pengembangan (uprating) Instalasi Pengolahan Air Cibinong. Evaluasi
kinerja instalasi dilakukan untuk WTP 2 kapasitas 230 L/detik, hal ini bertujuan mengetahui
potensi peningkatan kapasitas produksi air serta mengetahui permasalahan yang ada di
instalasi. Selanjutnya, hasil evaluasi tersebut digunakan sebagai acuan untuk uprating atau
peningkatan kapasitas WTP 1 dari kapasitas awal 100 L/detik menjadi sesuai dengan
kapasitas WTP 2 setelah evaluasi. Uprating ini sendiri masuk dalam rencana pengembangan
IPA Cibinong.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengevaluasi dan mengembangkan kapasitas IPA
Cibinong. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan
berikut: 1). Seberapa besar peningkatan kebutuhan air masyarakat daerah layanan IPA
Cibinong jika dikaitkan dengan trend laju pertumbuhan jumlah penduduk? 2). Bagaimana
kondisi eksisting kinerja IPA Cibinong jika ditinjau dari aspek kualitas air baku dan air
produksi? Serta perbaikan apa yang perlu dilakukan untuk memaksimalkan kapasitas WTP 2?
3). Seberapa besar peningkatan kapasitas produksi IPA Cibinong setelah evaluasi WTP 2 dan
uprating WTP 1? 4). Hingga tahun berapa kapasitas produksi IPA Cibinong eksisting dan
setelah pengembangan dapat melayani peningkatan kebutuhan air masyarakat daerah layanan?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini diantaranya: 1). mengetahui peningkatan kebutuhan air
masyarakat daerah layanan IPA Cibinong berdasarkan trend pertumbuhan penduduk untuk
gambaran perencanaan dan pengembangan instalasi. 2). Mengetahui kinerja IPA Cibinong
dari aspek kualitas air baku dan air produksi serta hasil evaluasi sebagai solusi peningkatan
kapasitas WTP 2. 3). Besarnya kapasitas maksimum WTP 2 dan peningkatan kapasitas IPA
Cibinong setelah uprating WTP 1. 4) Tahun perkiraan dimana kapasitas eksisting IPA
Cibinong dan kapasitas setelah pengembangan mampu melayani peningkatan kebutuhan air
masyarakat daerah layanannya.
√ √ √ √ (1)
(2)
Keterangan :
G = gradien kecepatan (/detik)
= massa jenis air (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
h = tinggi terjunan (m)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
Kriteria desain utama unit sedimentasi berdasarkan Qasim et, al., 2000:
- Rasio panjang : lebar = 2 : 1 – 3 : 1
- Waktu tinggal (td)= 4 – 8 jam
- Beban permukaan (So) = 20 – 40 m3/m2 hari
- Beban pelimpah (w) = 250 m3/m hari
Unit filtrasi
Filtrasi digunakan untuk pemisahan padatan dari cairan (cairan atau gas) dengan
pengusahaan cairan hanya bisa lewat melalui medium. Pada instalasi pengolahan air, filtrasi
banyak digunakan untuk menghilangkan flok-flok kecil atau partikel yang tidak sempat
mengendap dalam bak sedimentasi. Untuk kondisi tertentu, filtrasi digunakan untuk proses
penghilangan kekeruhan.
Unit reservoir
Bak reservoir merupakan tempat penampungan air terakhir dari unit pengolahan air
bersih. Bak reservoir menyimpan air yang sudah siap untuk didistribusikan dari pipa-pipa air
bersih yang menuju ke rumah-rumah. Dalam penghitungan bak resevoir yang penting untuk
diperhatikan adalah penghitungan dimensi bangunan reservoir dan juga jumlah reservoir yang
akan dibangun.
Perhitungan kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air rumah
tangga dan kebutuhan untuk fasilitas umum. Kebutuhan air yang menjadi acuan perhitungan
adalah debit maksimum (Q max) yang merupakan kebutuhan total ditambah kebutuhan
kepentingan umum seperti kebutuhan hidran sebesar 30%, antisipasi kehilangan air sebesar
20%, dan kebutuhan instalasi sebesar 10% serta dikalikan dengan faktor maksimum (1,05 –
1,15) berdasarkan Juknis SPAM sederhana Peraturan Menteri PU No. 39 tahun 2006. Data
kebutuhan air maksimum ini digunakan sebagai data kebutuhan air IPA Cibinong.
METODE PENELITIAN
Tahap Persiapan
- Mengumpulkan data-data primer terkait instalasi pengolahan air dengan melakukan
observasi langsung dan wawancara, data yang dibutuhkan seperti dimensi unit-unit
pengolahan, layout IPA Cibinong, dan kegiatan operasional lapangan.
- Data sekunder yang dibutuhkan terkait data kependudukan, kualitas air baku dan air
produksi dari hasil uji laboratorium PDAM, gambar teknis IPA Cibinong, serta referensi
dari buku, jurnal, maupun penelitian terdahulu.
Tahap Proyeksi Kebutuhan Air
- Menghitung proyeksi penduduk dan fasilitas umum daerah layanan IPA Cibinong,
kemudian mengalikan dengan standar kebutuhan air untuk memperoleh proyeksi
kebutuhan air IPA Cibinong.
Tahap Evaluasi Kinerja WTP 2
- Menganalisis kualitas air baku dan air produksi IPA Cibinong dengan membandingkan
terhadap peraturan pemerintah yang berlaku.
- Menghitung parameter-parameter hidrolik dimensi tiap unit pengolahan dari intake
sampai reservoir kemudian membandingkan dengan kriteria desain.
Tahap Uprating WTP 1
- Mengasumsikan peningkatan kapasitas produksi WTP 1 sama dengan kapasitas
produksi WTP 2 setelah evaluasi.
- Memperkirakan peningkatan kapasitas IPA Cibinong setelah evaluasi dan uprating dan
tahun dimana kapasitas tersebut terpakai seluruhnya.
Pengumpulan data
Peningkatan kapasitas
IPA Cibinong
Tabel 3. Proyeksi kebutuhan air rumah tangga daerah layanan IPA Cibinong
Proyeksi Standar keb. Sambungan Penduduk Keb. air
Kebutuhan Air
Tahun penduduk air langsung terlayani Terlayani
(L/detik)
(Jiwa) (L/org/hari) (%) (Jiwa) (L/dt)
A B C = (AxB/86400) D (A x D) (C x D)
2012 664.521 120 922,95 16,11 107.054 148,69
2013 693.384 120 963,03 16,61 115.171 159,96
2014 722.247 130 1.086,71 17,11 123.576 185,94
2015 751.110 130 1.130,14 17,61 132.270 199,02
2016 779.973 130 1.173,57 18,61 145.153 218,40
2017 808.836 140 1.310,61 19,61 158.613 257,01
2018 837.699 140 1.357,38 20,61 172.650 279,76
2019 866.561 140 1.404,15 22,11 191.597 310,46
2020 895.424 140 1.450,92 23,61 211.410 342,56
2021 924.287 140 1.497,69 25,11 232.088 376,07
2022 953.150 140 1.544,46 27,11 258.399 418,70
Sumber: Hasil olahan penulis, 2013
1800,00
Keb. Air (liter/detik)
1544,46
1500,00
1200,00
922,95
900,00
600,00
418,70
300,00
148,69
0,00
2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
Kebutuhan air Kebutuhan air terlayani
Perhitungan kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air rumah
tangga dan kebutuhan untuk fasilitas umum. Kebutuhan air yang menjadi acuan perhitungan
900
810
800
700
600
Keb. air (L/det)
500
400 419
290
300
200
149
100
0 10,41 30,57
2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
Domestik Non domestik Keb. air maksimum
B Kimia
6 Ph 6–9 7.8 7.1 7.4 7.4 7.5 7.9 8.1 7.5 7.3 7.2 7
7 CO2 bebas - - 9.24 6.72 5.04 7.43 3.71 11.61 38.99 10.65 6.78 7.74 9.68
8 Alkalinitas - - 34.96 39.2 36 40 48.96 60.39 63.36 73.5 25.87 46.77 62.4
9 Kesadahan 500* mg/L 50.5 35.1 33.54 45.6 57.24 57 56.05 69 33.81 53.9 81.34
10 Kalsium - - 27 24.64 26.7 37.62 39.55 39.6 42.57 47 27 40 43
11 Magnesium - - 23.5 10.46 6.84 7.98 17.69 17.4 13.48 22 6.81 13.9 38.34
12 Klorida 600 mg/L 6.79 3.98 5.38 6.32 8.75 14.16 12.5 13.74 10 11 12.5
13 BOD 2 mg/L 10.47 14.41 8.41 6.88 7.82 5.32 4.38 10.32 15.7 6.48 3.83
14 Besi 0,3 mg/L 0.081 0.033 0.026 0.452 0.343 0.27 0.312 0.245 1.358 0.175 0.474
15 Mangan 0,1 mg/L 0.158 0.309 0.123 0.028 0.059 0.06 0.06 0.028 0.424 0 0
16 Ammonia 0,5 mg/L - - - 0.42 - - - 0.1 - - 0.25
17 Nitrit 0,06 mg/L 0.213 0.069 0.095 0.128 0.131 0.079 0.239 0.239 0.102 0.013 0.023
19 Sulfat 400 mg/L 1 15 9 8 10 16 15 18 24 14 15
Sumber: Hasil uji laboratorium PDAM Tirta Kahuripan, 2013
Ket : * Batas maksimum Permenkes RI No 492 Tahun 2010
Tabel 6. Kualitas air baku dan produksi IPA Cibinong tahun 2012
September Oktober November
Batas air air air
No Parameter Satuan air air air
Maks prod prod prod
baku baku baku
uksi uksi uksi
A Analisa fisika
0
1 Suhu 30C C 27,7 27,4 26 26 26 26
2 Total padatan 500 mg/L 80,6 56 64,2 61,2 69,9 70,8
terlarut
3 Warna 15 TCU 91 ttd 60 ttd 28 ttd
4 Kekeruhan 5 NTU 253 0,92 24 1,1 23 0,85
B Analisa kimia
5 pH 6,5 - 8,5 7,3 7,1 7,2 7 7 7,2
6 Alkalinity - mg/L 25,87 15,92 46,77 26,87 62,4 37,44
7 Kesadahan total 500 mg/L 33,81 44,59 53,9 50,96 81,34 86,24
8 Kalsium - mg/L 27 28,5 40 40 43 40
9 Magnesium 150 mg/L 6,81 16,09 13,9 10,96 38,34 46,24
10 Chlorida 250 mg/L 10 11,75 11 10,5 12,5 10
11 Angka 10 mg/L 15,7 4,78 6,48 2,73 3,83 1,92
Permanganat
12 Besi total 0,3 mg/L 1,358 0,029 0,175 0,029 0,474 0,025
13 Mangan 0,4 mg/L 0,424 0,011 0,457 0,006 0,124 0,01
14 Amonia 1,5 mg/L - - - - 0,25 0,23
15 Nitrit 3 mg/L 0,102 0,01 0,013 0,01 0,023 0,013
16 Alumunium 0,2 mg/L - - - - - -
17 Sulfat 250 mg/L 24 33 14 3 15 31
18 Sisa Chlor 0,2 mg/L - 0,3 - 0,3 - 0,4
Sumber: Hasil uji laboratorium PDAM Tirta Kahuripan, 2013
Hasil pemeriksaan kualitas air produksi IPA Cibinong bulan September – November
2012 diatas untuk semua parameter yang diuji di laboratorium PDAM Tirta Kahuripan
memenuhi Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 492Tahun 2010. Namun, ada beberapa
parameter yang tidak diuji seperti:
- Parameter mikrobiologi: E. Coli dan total bakteri koliform
- Parameter kimia an-organik: kadimum, arsen, dan sianida
800 660
690
600
Keb. air (L/det)
356
400
330
200
0
2010 2012 2014 2016 2018 2020 2022 2024
Tahun
Keb. air maksimum Kapasitas eksisting
Dari grafik diatas terlihat bahwa dengan kapasitas produksi eksisting IPA Cibinong
sebesar 330 L/detik mampu melayani kebutuhan air daerah layanan sampai tahun 2014.
Sedangkan,kapasitas IPA Cibinong setelah melakukan evaluasi WTP 2 dan uprating WTP 1
meningkatkan menjadi 690 L/detik dan mampu melayani kebutuhan air daerah layanan
sampai tahun 2020.
KESIMPULAN
1. Hasil perhitungan kebutuhan air daerah layanan IPA Cibinong tahun 2012 adalah
sebesar 290 L/detik, sedangkan proyeksi kebutuhan air untuk tahun 2022 adalah 810
L/detik.
2. Kinerja IPA Cibinong dari segi kualitas:
- Hasil pemeriksaan kualitas air baku IPA Cibinong tahun 2012 untuk parameter:
kandungan organik (BOD), besi, mangan, nitrit dan angka permanganat melebihi
baku mutu air kelas I untuk air minum sesuai PP No. 82 Tahun 2001. Sementara
kualitas air produksi tahun 2011 dan 2012 yang diuji di laboratorium PDAM Tirta
Kahuripan memenuhi standar yang ditetapkan Permenkes No. 492 Tahun 2010.
Namun, ada beberapa parameter yang tidak diuji seperti: Parameter mikrobiolog,
parameter kimia an-organik dan parameter kimia untuk tembaga, alumunium, dan
seng.
- Beberapa hasil evaluasi kinerja unit-unit WTP 2 IPA Cibinong antara lain:
Memperkecil lebar bukaan saringan halus di intake menjadi 10mm
SARAN
1. Melakukan pengujian kualitas air produksi untuk parameter wajib: mikrobiologis, kima
an-organik, dan kimia sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No 492 Tahun 2010.
2. Melakukan perbaikan-perbaikan unit-unit instalasi sesuai hasil evaluasi untuk dapat
memaksimalkan kapasitas produksi IPA Cibinong.
3. Memperhatikan dan menjaga kuantitas dan kualitas air baku yang digunakan yaitu
Sungai Ciliwung agar tetap memenuhi perencanaan dan pengembangan IPA Cibinong
kedepannya.
4. Mengecek kualitas lumpur hasil produksi dan apabila diperlukan segera membuat
instalasi pengolahan lumpur.
Qasim, Syed R, et al,. (2000). Water Works Engineering, Planning, Desain & Operation.
USA : Prentice Hall PTR
Reynolds and Richards. (1996). Unit Operations and Processes Environmental Engineering.
PWS : Publishing Company
Said, Nusa Idaman. (2010). Teknologi Pengelolaan Air Minum “Teori dan Pengalaman
Praktis”. Jakarta : PusatTeknologiLingkungan BPPT
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengedalian Pencemaran
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
Bappenas. (2006). Laporan Akhir. Identifikasi Masalah Pengelolaan Air di Pulau Jawa.
Jakarta.
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Prasarana Air Minum Sederhana. (2006). Jakarta : Peraturan
Menteri PU No. 39 tahun 2006
Penelitian dan Pengembangan, PDAM Kabupaten Bogor. (2012, Agustus). Profil Perusahaan
dan Rencana Bisnis 2012 – 2016.
SNI 6774 – 2008. Tata cara perencanaan unit paket instalasi pengolahan air