Anda di halaman 1dari 7

P-ISSN: 2477-8346 JUPITER (Jurnal Pendidikan Teknik Elektro)

E-ISSN: 2477-8354
Volume 1, Nomor 2, Edisi Oktober 2016, 70-76 jupiterfptk@ikippgrimadiun.ac.id

PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN TRAINER INSTALASI


LISTRIK PENERANGAN PADA MATA PELAJARAN INSTALASI
LISTRIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS XI SMK PGRI 1 MEJAYAN
TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Yudhistira Sukmawardana1, Prabakti Endramawan 2, Agus Hariwibowo 3


1
Prodi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI Madiun
Madiun, 63118, Indonesia
2
Prodi Pendidikan Teknik Elektro, FPTK, IKIP PGRI Madiun
Madiun, 63118, Indonesia
Email: yudhistirapte@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar teknik instalasi tenaga listrik dengan
menggunakan media pembelajaran trainer instalasi listrik penerangan pada siswa kelas XI L teknik
instalasi tenaga listrik SMK PGRI 1 Mejayan. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas XI L Teknik
instalasi tenaga listrik berjumlah 30 orang. Pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 8 kali tatap muka
pada dua siklus, siklus pertama dan siklus kedua yang terdiri atas tahap perencanaan, tahap
pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil belajar
siswa mengalami peningkatan setelah dilakukan pembelajaran dengan menggunakan trainer instalasi
listrik penerangan. Dari tes awal secara klasikal pada siklus pertama 83,33% meningkat menjadi
100% pada akhir siklus kedua.

Kata Kunci: Media Pembelajaran, Hasil Belajar

Pendahuluan pembelajaran kegiatan yang dilakuan


Sekolah menengah kejuruan (SMK) adalah kegiatan belajar mengajar.
merupakan pendidikan yang Proses pembelajaran merupakan
mempersiapkan siswa untuk dapat bekerja bagian penting dan berpengaruh dalam
dalam bidang tertentu. Berbagai upaya membentuk dan meningkatkan
usaha sekolah dalam mempersiapkan kompetensi siswa. Dalam proses
siswa agar bisa bekerja sesuai dengan pembelajaran siswa menyerap ilmu serta
bidang keahlian yang dimiliki menyalurkan ilmunya kepada orang lain.
diantaranya, memberikan bekal Ada empat komponen yang harus dipenuhi
kompetensi yang sesuai dengan bidang dalam proses pembelajaran. Komponen-
kejuruan masing-masing. komponen tersebut adalah tujuan, bahan,
Teknik pemanfaatan tenaga listrik metode dan media serta penilaian.
merupakan salah satu jurusan dari Keempat komponen tersebut saling
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang berhubungan dan saling mempengaruhi
dipersiapkan untuk dapat bekerja dan satu sama lain.
berwirausaha dalam perbaikan kerusakan Alat atau media pembelajaran yang
peralatan industri dan peralatan rumah digunakan dalam proses pembelajaran
tangga. Kompetensi yang diperoleh siswa berfungsi sebagai jembatan atau media
harus sesuai dengan kriteria atau benar- transformasi pelajaran terhadap tujuan
benar menjadi tenaga ahli yang siap yang ingin dicapai. Alat pembelajaran
bekerja pada sebuah industri, maka sebagai salah satu sumber belajar yang
keahlian yang diberikan disalurkan lewat dapat menyalurkan pesan, dapat
proses pembelajaran. Dalam proses membantu guru dalam mengatasi

70
71

gangguan-ganguan yang terjadi dalam instalasi listrik pada rumah tinggal yang
proses pembelajaran (Sadiman, 2011). dilengkapi dengan saklar tukar sebagai
Oleh karena itu media pembelajaran yang pendukung proses belajar mengajar.
digunakan pada suatu proses pengajaran Berdasarkan latar belakang, maka
sangat berpengaruh sekali terhadap daya rumusan masalah dalam penelitian ini
serap para peserta didik terhadap materi adalah untuk mengetahui peningkatan hasil
pelajaran yang diajarkan. Disini guru belajar siswa menggunakan trainer instalasi
dituntut untuk kreatif dalam memilih penerangan di SMK PGRI 1 Mejayan tahun
media pembelajaran yang efektif yang 2015/2016.
mampu diserap oleh anak didiknya. Metode
Salah satu bentuk dari media Penelitian ini merupakan penelitian
pembelajaran adalah alat pembelajaran tindakan kelas (Classroom Action
atau juga disebut trainer. Alat Research) dengan langkah penelitian
Pembelajaran merupakan bagian dari meliputi perencanaan, pelaksanaan
jenis media pembelajaran yang dapat tindakan, pengamatan/observasi, dan
menyalurkan pesan yang akan refleksi.
disampaikan kepada siswa (Gerlach Subjek dalam penelitian ini adalah
1980:5). Pada saat ini kebanyakan trainer siswa dalam hal ini merupakan siswa kelas
yang digunakan sebagai media belajar oleh XI Jurusan TITL (Teknik Instalasi Tenaga
guru masih kurang variatif. Masih banyak Listrik) SMK PGRI 1 Mejayan Kabupaten
alat praktek yang belum diujicobakan oleh Madiun Jawa Timur yang diteliti minat
siswa. Dengan kurang variatifnya trainer belajarnya melalui penggunaan trainer
tersebut maka ilmu yang didapat oleh siswa instalasi listrik penerangan.
kurang maksimal. Ini dikhawatirkan saat Teknik pengumpulan data pada
siswa terjun di dunia industri menjadi tidak penelitian ini menggunakan tes dan
siap. observasi. Sedangkan analisis data yang
Kasus yang terjadi yaitu di SMK PGRI dilakukan juga berupa analisis kuantitatif.
1 Mejayan. Trainer yang digunakan sebagai Data masukan pada penelitian ini
media pembelajaran kurang bervariasi adalah data kuantitatif. Sehingga analisis
dan guru tidak menggunakan lembar data yang dilakukan juga berupa analisis
kerja praktek siswa atau job sheet pada kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari
saat melakukan proses pembelajaran. observasi tentang kinerja siswa yang
Salah satu mata pelajaran yang berkaitan dengan interaksi kelas. Analisis
digunakan dalam penelitian adalah kuantitatif ini digunakan untuk melihat
kompetensi memasang dan menyambung seberapa besar interaksi kelas yang terjadi
sistm pengawatan. Pada kompetensi ini pada masing-masing siklus. Data
untuk menunjang kualitas belajar yang kuantitatif yang lain diperoleh melalui
optimal perlu adanya dukungan dari penilaian praktek dan analisis kuantitatif
beberapa media belajar yang baik. ini digunakan untuk mengetahui
Kurangnya pengetahuan dibidang praktek pemahaman konsep siswa sebelum dan
siswa SMK PGRI 1 Mejayan pada sesudah melaksanakan kegiatan. Pada
kompetensi ini adalah salah satunya validitas job sheet dilakukan dengan cara
karena media belajar yang berupa alat validitas isi/content validity dengan cara
praktek dan lembar kerja praktek siswa membandingkan isi instrument dengan
yang masih kurang bervariasi. Alat materi pelajaran yang telah diajarkan.
praktek tersebut yaitu pada trainer instalasi Hasil Penelitian
penerangan. Pada kompetensi ini Data nilai awal diperoleh dari
membutuhkan suatu trainer instalasi praktikum langsung oleh siswa tanpa
penerangan yang memiliki variasi lebih melalui siklus. Perolehan data awal yang
banyak komponen dan penggunaannya. didapat adalah sebagai berikut: pada daftar
Bertolak dari uraian diatas maka perlu nilai awal diperoleh nilai rata-rata siswa
adanya trainer instalasi penerangan yang sebesar 68,83 dengan jumlah siswa yang
lebih baik yaitu pengadaan trainer tuntas sebanyak 15 anak (50,00%), siswa
72

yang tidak tuntas sebanyak 15 anak untuk memperjelas dan lembar kerja
(50,00%). Ditinjau dari distribusi frekuensi praktek pada masing- masing siswa,
dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. kemudian dilakukan kegiatan praktek
dan penilaian praktek, setelah itu
menyimpulkan penjelasan materi secara
bersama- sama. Pertemuan kedua berisi
penyampaian penjelasan materi
pengawatan instalasi dengan saklar seri
kemudian dilanjutkan dengan pemberian
job sheet untuk memperjelas dan lembar
kerja praktek pada masing-masing siswa,
kemudian dilakukan kegiatan praktek
dan penilaian praktek, setelah itu
menyimpulkan penjelasan materi secara
Gambar 1. Prosentasi Nilai Awal Siswa bersama-sama.
Tahap pengamatan (observing)
Berdasarkan Gambar 1, dapat dapat difokuskan pada observasi pelaksanaan
kita ketahui bahwa siswa yang baik pembelajaran, kinerja siswa, dan kinerja
sebanyak 15 (50%), siswa yang cukup guru selama berlangsung pembelajaran.
sebanyak 13 (43,33%) dan, siswa yang Tahap refleksi (reflecting) merupakan
kurang sebanyak 2 (6,67%), untuk analisis dari hasil observasi dan hasil
memperjelas perbandingan nilai siswa, kita tes. Refleksi pada siklus I dilaksanakan
buat diagram lingkaran. segera setelah tahap pelaksanaan/tindakan
Mengacu pada proses pembelajaran selesai. Refleksi siklus I meliputi hasil
awal yang kurang memuaskan, maka guru observasi dan hasil tes evaluasi praktek
menerapkan pembelajaran pada materi siklus I.
memasang dan menyambung sistem Hasil analisis data tes siklus I
pengawatan menggunakan trainer dengan sub materi Pengawatan instalasi
pengawatan instalasi penerangan listrik. menggunakan saklar tunggal dan saklar
Pelaksanaan penelitian terdiri dari 2 siklus. seri., diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar
Siklus I 76,00 yang tuntas sebanyak 25 anak
Pada tahap ini penelitian dilakukan (83,33%), siswa yang tidak tuntas
denagn tahap perencanaan (planning), sebanyak 5 anak (16,66%) dengan nilai
pelaksanaan (acting), pengamatan tertinggi 90 nilai terendah 55,00.
(observing), refleksi (reflecting). Prosentasi hasil belajar siswa dapat dilihat
Tahap perencanaan (planning) meliputi pada Gambar 2.
perancangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran menggunakan implementasi
pembelajaran menggunakan trainer (RPP)
instalasi penerangan listrik dengan materi
memasang dan menyambung system
pengawatan dengan saklar tunggal dan
saklar seri, perancangan Lembar Kerja
Siswa (LKS), perancangan lembar
observasi, angket, dan persiapan sarana
prasarana trainer instalasi.
Tahap pelaksanaan (acting)
dilaksanakan dalam dua pertemuan.
Pertemuan pertama berisi penyampaian Gambar 2. Prosentase Perbandingan
penjelasan materi pengawatan instalasi Nilai Siswa Siklus I
dengan saklar tunggal, kemudian Berdasarkan Gambar 2, dapat dapat kita
dilanjutkan dengan pemberian job sheet ketahui bahwa siswa yang sangat baik
sebanyak 2 (6,67%), siswa yang sebanyak
73

23 (76,67%), siswa yang cukup alat pembelajaran, kegiatan berikutnya


sebanyak 4 (13,33%) dan, siswa yang adalah memberi kesempatan praktek
kurang sebanyak 1 (3,33%). kepada peserta didik.
Pada siklus I pertemuan I diperoleh Jika ditinjau dari kinerja guru, masih
jumlah skor kinerja siswa dalam canggung dalam penggunaan trainer
pembelajaran adalah 15 dengan persentase pengawatan instalasi penerangan listrik.
60%, dengan kriteria kinerja siswa dalam Saat menjelaskan cara pemasangan
pembelajaran cukup baik. Sedangkan untuk pengawatan instalasi listrik guru masih
pertemuan II diperoleh jumlah skor kinerja bingung. Hal ini dikarenakan pembelajaran
siswa dalam pembelajaran adalah 16 menggunakan media berupa trainer
dengan persentase 64%, dengan kriteria instalasi penerangan listrik baru pertama
kinerja siswa dalam pembelajaran baik. kali digunakan oleh guru. Dalam
Hasil observasi pada siklus I diperoleh menindaklanjuti permasalahan ini guru
data bahwa: (1) siswa masih susah untuk harus lebih siap dalam menggunakan
berinteraksi dengan guru, ini terlihat dari media dengan cara mempelajari terlebih
diskusi yang dilakukan oleh guru kurang dahulu pemakaian trainer instalasi
bisa berjalan, (2) siswa kurang melakukan penerangan rumah tersebut sebelum terjun
persiapan awal sebelum melakukan ke kelas.
praktek, (3) siswa masih suka kurang Masih adanya sebagian siswa yang
memperhatikan penjelasan dari guru, (4) merasa kesulitan belajar menggunakan
siswa masih belum berani bertanya, (5) trainer pengawatan instalasi penerangan
siswa masih terkesan malu untuk bertanya. listrik dan juga mengacu refleksi hasil
Berdasarkan angket refleksi terhadap observasi, maka dilanjutkan pada siklus II.
pembelajaran, pembelajaran memasang Beberapa hal yang harus diperbaiki
dan menyambung sistem pengawatan pada siklus I dan diharapkan dapat
menggunakan trainer pengawatan instalasi dilaksanakan pada siklus II antara lain:
penerangan listrik menyenangkan. Siswa a. Pengelolaan waktu selama proses
merasa senang praktek menggunakan pembelajaran. Waktu yang digunakan
trainer. Penggunaan media belajar berupa untuk menerangkan materi terlalu lama,
trainer instalasi penerangan dinilai lebih hal ini menyebabkan waktu yang
mudah dalam pemahamanya. Adanya job digunakan untuk praktek kurang.
sheet juga sangat membantu dalam Untuk itu guru harus lebih
pemahaman serta menambah ketertarikan memperhatikan waktu agar materi dan
dan mendorong siswa untuk terus belajar praktek yang diberikan bisa dapat
mata pelajaran instalasi dasar penerangan terselesaikan dengan tepat waktu.
listrik. Namun ada sebagian siswa yang b. Interaksi antara guru dan siswa saat
merasa pembelajaran dengan trainer pembelajaran masih kurang. Pada saat
pengawatan instalasi penerangan listrik pembelajaran hanya sebagian kecil
membuat siswa bingung. siswa yang bertanya serta dapat
Namun demikian, penggunaan media menjawab pertanyaan guru dan dapat
belajar berupa trainer instalasi penerangan menanggapi apa yang guru jelaskan. Hal
dinilai lebih mudah dalam pemahamanya. ini dikarenakan siswa masih malu untuk
Adanya job sheet juga sangat membantu bertanya ataupun memberikan
dalam pemahaman serta menambah pernyataan kepada guru atau teman.
ketertarikan dan mendorong siswa untuk Untuk tindak lanjut berikutnya yang
terus belajar mata pelajaran instalasi dilakukan guru agar siswa bias lebih
dasar penerangan listrik. Demonstrasi alat aktif berinteraksi adalah guru harus
pembelajaran yang dilakukan oleh guru lebih aktif melakukan interaksi
dimaksudkan untuk memperkuat isi materi kepada siswa agar siswa terpancing,
yang disampaikan sekaligus dapat sehingga suasana kelas menjadi lebih
memperlihatkan proses terjadinya sesuatu hidup.
(Nana Sudjana, 2008:78). Setelah c. Kemampuan guru dalam menguasai
seorang guru melaksanakan demonstrasi penggunaan trainer instalasi
74

penerangan rumah. Saat melakukan dilanjutkan dengan pemberian job sheet


kegiatan praktek guru masih canggung sebagai Lembar kerja praktek siswa,
menggunakan trainer instalasi dilakukan pembahasan dan penarikan
penerangan rumah,ini terjadi karena kesimpulan secara bersama-sama.
guru baru pertama kali mengajar Tahap pengamatan (observing) dan
menggunakan trainer tersebut. Untuk refleksi (reflecting) pada siklus II dilakukan
menindak lanjuti permasalahan ini seperti halnya pada siklus I.
guru harus lebih siap dalam Hasil penelitian pada siklus II
menggunakan media dengan cara menunjukkan bahwa pada sub materi
mempelajari terlebih dahulu pemakaian memasang sistem pengawatan dengan
trainer instalasi penerangan rumah saklar tukar hubungan gudang dan lorong,
tersebut sebelum terjun ke kelas. diperoleh nilai rata-rata siswa sebesar
d. Siswa yang masih kurang dalam 87,50 siswa yang tuntas sebanyak 30
melakukan persiapan awal sebelum anak (96,67%), siswa yang tidak tuntas
melakukan praktek serta masih sebanyak 0 anak (0,00%) dengan nilai
kurang juga dalam merapikan kembali tertinggi 100 dan nilai terendah 75.
alat-alat praktek. Ini dikarenakan siswa Prosentase nilai siswa pada siklus II dapat
ingin cepat-cepat menyelesaikan dilihat pada Gambar 3.
kegiatan praktek. Yang harus dilakukan
untuk menindaklanjutinya yaitu guru
memberikan pengarahan kepada siswa
agar jangan tergesa-gesa melakukan
kegiatan praktek.
Siklus II
Pada tahap siklus II tahap penelitian
sama dengan siklus I yaitu tahap
perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting), pengamatan (observing), refleksi
(reflecting). Gambar 3. Prosentase perbandingan nilai
Tahap perencanaan (planning) siswa siklus II
dilakukan dengan meningkatkan Berdasarkan tabel diatas dapat dapat
pengorganisasian waktu dalam diketahui bahwa siswa yang sangat baik
pembelajaran dengan baik sehingga semua sebanyak 11 (36,66%), siswa yang baik dan
tahap dalam pembelajaran dapat sebanyak 19 (63,33%).
dilaksanakan dengan baik dan optimal. Pada siklus II pertemuan I diperoleh
Dilanjutkan dengan perancangan RPP, jumlah skor kinerja siswa dalam
LKS, lembar observasi, angket, dan pembelajaran adalah 18 dengan
persiapan sarana prasarana yang persentase 72%, dengan kriteria kinerja
disesuaikan dengan materi yang akan siswa dalam pembelajaran baik.
disampaikan. Sedangkan untuk pertemuan II diperoleh
Tahap pelaksanaan (acting) pada siklus jumlah skor kinerja siswa dalam
II dilaksanakan dua pertemuan. Pertemuan pembelajaran adalah 20 dengan persentase
pertama berisi penyampaian materi 80%, dengan criteria kinerja siswa dalam
menyambung system pengawatan dengan pembelajaran baik.
saklar tukar hubungan gudang kemudian Hasil observasi pada siklus II
dilanjutkan dengan pemberian job sheet menunjukkan bahwa: (1) siswa telah
sebagai Lembar kerja praktek siswa, terbiasa dengan pembelajaran praktek
dilakukan pembahasan dan penarikan menggunakan trainer instalasi penerangan
kesimpulan secara bersama-sama. rumah yang dilaksanakan sehingga
Pertemuan kedua berisi penyampaian kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
materi menyambung system pengawatan baik, (2) keantusiasan siswa dalam
dengan saklar tukar hubungan lorong mengerjakan praktek baik, (3) siswa sudah
atau rumah bertingkat, kemudian
75

cukup aktif dalam bertanya, siswa jika mengalami kesulitan dalam


mengemukakan pendapat dan praktek tidak akan putus asa dalam
mempresentasikan hasil diskusinya, (4) berlatih.
hubungan kerjasama antar siswa sudah Minat yang tinggi dapat dipengaruhi
baik sehingga suasana diskusi antar siswa oleh motivasi atau dorongan dari dalam
sudah efektif. diri sendiri. Namun dorongan dari
Jika ditinjau dari kinerja guru, lingkungan merupakan motivasi yang
pembelajaran menggunakan trainer dapat menambah minatnya menjadi lebih
instalasi penerangan rumah yang dilakukan tinggi. Hasil survey menunjukkan bahwa
guru pada siklus II sudah berlangsung minat yang tinggi dari siswa terhadap
efektif. Guru sudah berhasil pelajaran instalasi listrik karena dorongan
mengorganisaikan waktu dengan baik. dan dukungan dari teman-temannya.
Dalam pembelajaran guru telah mampu Secara keseluruhan, pada siklus II ini
menguasai penggunaan trainer instalasi kinerja siswa sudah baik dan meningkat
penerangan rumah serta guru sudah dapat dibandingkan siklus I. Hal ini terlihat
memotivasi siswa untuk aktif dalam dari meningkatnya hasil belajar siswa saat
pembelajaran seperti siswa berani pembelajaran. Hasil survei menjelaskan
bertanya, memberi tanggapan atas juga bahwa sebagian besar siswa
penjelasan guru, siswa dapat menjawab mempunyai inisiatif yang tinggi untuk
pertanyaan guru dengan benar. melakukan praktek sendiri, apabila guru
Berdasarkan angket refleksi terhadap praktek tidak datang. Hal ini
pembelajaran di atas, pembelajaran menunjukan minat yang tinggi terhadap
memasang dan menyambung sistem praktek dengan trainer. Hasil peningkatan
pengawatan menggunakan trainer pembelajaran tiap siklus dapat dilihat pada
pengawatan instalasi penerangan listrik Gambar 4.
sangat menyenangkan dan mudah diikuti.
Penyajian hasil karya yang dilaksanakan
menyenangkan bagi siswa. Ada sejumlah
peningkatan respon positif dibandingkan
dengan siklus I.
Hasil angket terhadap sikap siswa
menunjukkan bahwa pelajaran instalasi
listrik merupakan pelajaran yang
digemari siswa. Dari hasil penelitian
menunjukkan 57% menggemari pelajaran
instalasi listrik, 40% sangat menggemari
pelajaran instalasi listrik dan hanya 3% Gambar 4. Perbandingan Nilai Awal Siswa,
yang tidak menggemari pelajaran tersebut. Siklus I, dan Siklus II.
Minat yang tinggi terhadap praktek, Mengacu pada Gambar 1, menunjukan
selain dilihat dari sikapnya, dapat dilihat bahwa indikator keberasilan telah tercapai.
juga dari keinginan dapat memperagakan Ada peningkatan minat belajar siswa
penggunaan trainer, kedisiplinan dan dalam kegiatan belajar mengajar melalui
selalu ingin maju. Hasil survei pembelajaran mata pelajaran instalasi
menunjukan bahwa sebagian besar siswa dasar penerangan listrik menggunakan
memperagakan penggunaan trainer dengan trainer instalasi penerangan rumah pada
sungguh-sungguh, mempersiapkan siswa kelas XI TITL SMK PGRI Mejayan.
perlengkapan terlebih dahulu, dan Kesimpulan
memahami penggunaan sampai bisa. Hasil belajar siswa kelas XI terhadap
Ketekunan merupakan indikator tinggi pelajaran instalasi listrik yang dilakukan di
rendahnya minat siswa terhadap pelajaran Sekolah dalam kategori tinggi. Diamati
instalasi listrik. Ketekunan ini dapat dilihat dari hasil belajar praktek siswa pada
dari usaha dan rajin tidaknya berlatih. Hasil siklus I menunjukan nilai tertinggi 90 dan
survei menunjukkan bahwa sebagian besar
76

nilai terendah 52,5. Dilihat dari ketuntasan


belajar secara klasikal mencapai 83,33%.
Sehingga penelitian tindakan kelas
pada siklus I sudah dikatakan berhasil
tetapi masih perlu pembenahan.
Padasikus II hasil belajar praktek siswa
menunjukan nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 75. Dilihat dari ketuntasan
belajar secara klasikal mencapai 100%
selain itu melalui pembelajaran dengan
trainer instalasi penerangan pada mata
pelajaran instalasi dasar penerangan listrik
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
kelas XI TITL SMK PGRI 1 Mejayan.
Tahun Ajaran 2015/2016 pada sub
kompetensi memasang dan menyambung
system pengawatan. Hasil peningkatan
yang diamati adalah Terjadi peningkatan
rata-rata hasil belajar praktek dari siklus
I kesiklus II adalah sebesar 11,5 dengan
ketuntasan klasikal meningkat 12,66%.

DAFTAR PUSTAKA
Arif S. Sadiman, dkk. (2011). Media
Pendidikan, Pengertian, Pengembangan,
dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Gerlach & D.P. Ely, 1980, Boston, MA:
Allyn and Bacon. Multimedia Learning:
Prinsip-prinsip dan Aplikasi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sudjana, Nana. 2008. Dasar-Dasar Proses
Belajar mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.

Anda mungkin juga menyukai