Anda di halaman 1dari 3

Cacar Air (Varicella) – Penyebab, Gejala,

dan Pengobatan
Cacar air adalah sebuah penyakit infeksi yang ditandai dengan ruam merah yang sangat gatal dan
merupakan salah satu penyakit menular yang paling umum di masa anak-anak. Cacar air atau
dalam bahasa medis disebut varicella, biasanya memiliki gejala yang ringan pada anak-anak,
namun ada risiko komplikasi yang serius seperti pneumonia bakteri.

Orang-orang yang pernah menderita cacar air, biasanya memiliki sistem kekebalan tubuh yang
lebih kuat, yang berarti kemungkinan untuk menderita cacar air tidak akan terjadi lagi. Meski
begitu, virus cacar air tetap aktif di dalam tubuh dan bisa menyebabkan cacar air muncul lagi di
kemudian hari.

Cacar air seringkali terjadi pada anak usia 1-4 tahun dan diperkirakan menjadi penyebab 2
kematian dari 100.000 kasus. Data menunjukkan diperkirakan dalam satu tahun terdapat 60 juta
kasus cacar air. Penyakit ini pada umumnya menyerang individu yang tidak memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik.

Penyebab Cacar Air

Cacar disebabkan oleh herpes virus varicella-zoster. Virus ini dapat menyebar melalui cairan
droplet dari bersin atau batuk, atau melalui kontak dengan pakaian hingga seprei. Cacar akan
muncul setelah 10-21 hari setelah paparan. Akan tetapi, penularan penyakit ini berlangsung 1-2
hari sebelum ruam muncul sampai ruam benar-benar mengering.

Terdapat beberapa faktor yang mungkin meningkatkan risiko Anda untuk tertular penyakit ini.
Faktor-faktor tersebut meliputi:

 Bekerja di tempat umum seperti di sekolah atau rumah sakit


 Serumah dengan anak-anak
 Belum pernah terkena cacar air
 Belum menerima vaksin cacar air, terutama ibu hamil
 Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, misalnya karena mengidap HIV,
mengunakan obat-obatan steroid, atau menjalani kemoterapi

Gejala Cacar Air

Cacar air muncul dalam bentuk ruam dan menimbulkan efek yang sangat gatal. Cacar air bisa
menyebar dari di seluruh anggota badan. Ruam yang ditimbulkan dari cacar air menimbulkan
benjolan merah yang berisi cairan (vesikel) yang jika pecah bisa menyisakan keropeng.

Vesikel juga dapat muncul di mulut, kulit kepala, sekitar mata hingga alat kelamin. Gejala
demam tinggi dapat muncul sebelum ruam timbul. Siklus ini berulang ke area tubuh yang belum
terkena cacar, dan berlangsung sekitar dua minggu sampai semua luka sembuh.

Untuk diketahui, tidak semua penderita cacar air mengalami gejala ruam yang sama. Ada yang
mengalaminya di sekujur tubuh. Namun ada juga yang hanya pada bagian tubuh tertentu saja –
seperti kulit kepala, wajah, lengan, dan kaki.

Berikut ini adalah tahapan perubahan ruam merah:

 Ruam berubah menjadi bintil dan terasa gatal


 Bintil biasanya berisi cairan, berdinding tipis, dan rentan pecah
 Setelah beberapa hari, bintil akan mengering dan mengelupas dengan sendirinya

Baca Juga: Benarkah Penderita Cacar Air Tidak Boleh Terkena Angin?

Rasa gatal yang timbul dari cacar air seringkali membuat penderitanya tak tahan. Tapi Anda
harus bisa menahan diri untuk tidak menggaruknya. Sebab, aktivitas menggaruk bisa membuat
kulit infeksi atau memicu munculnya luka parut (scar) setelah Anda sembuh.

Untuk penderita usia remaja dan dewasa, biasanya gejala yang muncul lebih parah dibanding
pada anak-anak. Orang dewasa yang menderita cacar air juga memiliki risiko lebih tinggi terkena
komplikasi. Jika Anda berusia di atas 12 tahun, sedang hamil, atau memiliki sistem kekebalan
tubuh yang lemah, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter agar mendapat penanganan
tepat dan dapat mencegah terjadinya komplikasi.

Anda perlu mendiskusikan hal ini dengan dokter apabila:

 Cacar disertai dengan rasa sakit pada kulit dan ruam yang mengeluarkan cairan kehijauan
dan kulit di sekitarnya menjadi merah, yang merupakan tanda-tanda dari infeksi kulit
bakteri sekunder.
 Cacar disertai dengan leher kaku, mengantuk terus-menerus atau kelesuan karena ini bisa
jadi merupakan gejala dari penyakit cacar yang lebih serius seperti meningitis atau
ensefalitis (penyebaran virus ke otak).
 Pulih dari cacar tapi menunjukkan gejala demam, muntah, mengalami kejang atau
mengantuk. Ini mungkin saja menandakan bahwa virus menyebar menuju otak.
 Anda sedang hamil, tidak pernah menderita cacar air dan tiba-tiba terkena penyakit ini.
Anak yang berada dalam kandungan mungkin berisiko untuk mengalami kecacatan.

Pengobatan Cacar Air

Umumnya, penderita cacar air hanya perlu penanganan di rumah. Hal yang perlu diperhatikan
adalah istirahat yang cukup dan melakukan upaya agar sistem kekebalan tubuh meningkat.
Caranya adalah dengan mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang. Selain itu perlu juga
untuk menjaga kebersihan kulit dengan tetap mandi dan mengeringkan tubuh dengan perlahan.

Karena ini merupakan penyakit menular, sebaiknya batasi aktivitas di luar ruangan. Sebisa
mungkin jangan keluar rumah sampai cacar air benar-benar sembuh. Sebagian besar kasus cacar
air diobati dengan memberikan obat antidemam atau antimuntah.

Selain itu, resep asiklovir sebagai obat antivirus juga efektif untuk memperpendek durasi gejala
cacar air dan dapat direkomendasikan untuk wanita hamil atau orang dengan sistem kekebalan
tubuh lemah—yang mengalami cacar air. Obat ini efektif diberikan 24 jam setelah ruam muncul
dan durasi pemberian obat selama 2 minggu.

Selain itu, dokter biasanya merekomendasikan obat penghilang rasa sakit dan antihistamin untuk
menghilangkan rasa sakit, gatal dan pembengkakan. Antibiotik juga diberikan jika infeksi bakteri
sekunder pada kulit muncul atau jika orang dengan cacar mengalami pneumonia bakterial.

Anda mungkin juga menyukai