Posyandu Lansia Kom
Posyandu Lansia Kom
PENDAHULUAN
1
Lansia di Indonesia, menurut Depkomindo 2010, pada tahun 2008 berjumlah 23 juta orang,
sedangkan lansia yang terlantar mencapai 1,7 juta sampai 2 juta orang.
Wujud dari usaha pemerintah ini adalah dicanangkannya pelayanan bagi lansia
melalui beberapa jenjang yaitu pelayanan kesehatan ditingkat masyarakat adalah Posyandu
Lansia. Pelayanan kesehatan lansia tingkat dasar adalah Puskesmas, dan pelayanan tingkat
lanjutan adalah Rumah Sakit. Dengan demikian, posyandu lansia sangat kita perlukan,
dimana posyandu lansia ini dapat membantu lansia sesuai dengan kebutuhannya dan pada
lingkungan yang tepat, sehingga para lansia tidak merasa lagi terabaikan didalam
masyarakat.
Posyandu lansia merupakan tempat pelayanan kesehatan untuk masyarakat usia lanjut
(usila) di suatu wilayah tertentu. Namun pemanfaatan posyandu lansia masih sangat jauh
dari target yaitu sebesar 90%. Beberapa penelitian menyatakan bahwa pemanfaatan
posyandu lansia masih dibawah 65% dengan persentase terendah yaitu 13,2%. Berbagai
Kegiatan posyandu lansia yang ada banyak memberikan manfaat bagi para usila.
Pemanfaatan Posyandu Lansia bertujuan agar kesehatan lansia dapat terpelihara dan
terpantau secara optimal.Bagi lansia yang tidak aktif memanfaatkan pelayanan kesehatan di
posyandu lansia, maka kondisi kesehatan mereka tidak dapat terpantau dengan baik,
sehingga apabila mengalami suatu resiko penyakit akibat penurunan kondisi tubuh dan
proses penuaan dikhawatirkan dapat berakibat fatal dan mengancam jiwa mereka.
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemanfaatan posyandu lansia adalah
pengetahuan usila akan posyandu tersebut, sikap usila terhadap pemanfaatan posyandu,
dukungan keluarga, dan peran kader posyandu. Pengetahuan usila akan posyandu masih
sangat kurang, Sikap usila terhadap pemanfaatan posyandu lansia di indonesia juga masih
belum positif, mereka menganggap bahwa menjadi tua/lansia merupakan hal biasa dan
tidak perlu menjalani pemeriksaan apapun. Dukungan keluarga sangat dibutuhkan dalam
pemanfaatan posyandu usila sebab dengan motivasi dan bantuan keluarga tentunya usila
akan lebih mudah dalam memanfaatkan pelayanan lansia yang telah disediakan. Untuk
menciptakan posyandu lansia yang berkualitas tentunya dibutuhkan kader posyandu yang
berkualitas juga yaitu yang mampu mengajak usila agar memanfaatkan posyandu lansia.
2
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka di dapatkan beberapa permasalahan antara lain :
1. Apa definisi posyandu lansia ?
2. Apa tujuan posyandu lansia ?
3. Bagaimana pelaksanaan sistem lima meja posyandu lansia ?
4. Bagaimana kader posyandu lansia ?
5. Bagaimana KMS posyandu lansia ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Di sisi lain mereka dituntut untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup
sehari-hari yang semakin meningkat dari sebelumnya, seperti kebutuhan akan makanan
bergizi seimbang, pemeriksaan kesehatan secara rutin, perawatan bagi yang menderita
penyakit ketuaan dan kebutuhan rekreasi. Didalam posyandu lansia ini, para lansia dilayani
dan diberi kemudahan dalam pemeriksaan kesehatan mereka. Mereka hanya diminta dating
tanpa dipungut biaya sama sekali, begitu juga dengan lansia yang sudah tidak sanggup lagi
untuk berjalan jauh akan diantar ke tempat pelayanan atau dapat juga dilayani dirumah
mereka.
5
tempat pelayanan. Terlebih lagi sekarang ini banyak sekali anak–anak yang tidak
memperhatikan keadaan orang tuanya (lansia), yang mereka tau memberikan makan
tempat dan pakaian untuk lansia itu sudah cukup tanpa memberikan adanya
pemeriksaan kesehatan dan kondisi psikis lansia.
b. Jemput lansia atau tangani ditempat Apabila jarak rumah dengan tempat posyandu
jauh dan tidak memungkinkan lansia untuk pergi sendiri serta tidak ada kerabat
yang mengantar, maka lansia tersebut akan dijemput oleh petugas pelayanan secara
gratis. Dengan begitu tidak ada lagi yang dikhawatirkan lansia bagaimana caranya
untuk ketempat posyandu. Sedangkan tangani ditempat maksudnya adalah petugas
mengadakan pelayanan posyandu di rumah lansia karena tidak mampunya si lansia
untk berjalan dalam artian si lansia itu sudah tidak mampu lagi untuk melakukan
kegiatan apa– apa. Jadi, petugas hanya memeriksa tekanan darah, hemoglobin,
kandungan putih telur, kandungan gula dalam air seni serta penyuluhan kesehatan.
c. Pelayanan terpadu tanpa pungutan Posyandu lansia didirikan dan digerakkan tanpa
memungut biaya dari para lansia karena telah ada anggaran dari pemerintah untuk
dana kesehatan masyarakat khususnya lansia. Dengan begitu posyandu lansia akan
dapat menjangkau semua lapisan masyarakat baik lapisan bawah sekalipun.
Pelayanan yang diberikan juga sama rata tidak membeda– bedakan, karena lansia
tergolong mudah tersinggung apabila merasa dia dibedakan oleh petugas dan itu
justru akan memperburuk keadaan emosional si lansia.
d. Tengok lansia Selain pemeriksaan khusus ditempat posyandu atau di puskesmas
setempat, juga terdapat program menengok kegiatan lansia dirumah– rumah
mereka. Petugas dating kerumah lansia, meneliti apa saja yang dilakukan oleh
lansia dan bagaimana cara keluarga mereka mamperlakukan mereka dirumah.
Untuk mempermudah petugas dalam memberikan tindak lanjut dari lansia tersebut.
6
2.3 SASARAN POSYANDU LANSIA
Sasaran Posyandu Lansia antara lain :
1. Sasaran langsung
Kelompok pra usia lanjut (45-59 tahun), Kelompok usia lanjut (60 tahun keatas),
Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi (70 tahun ke atas).
2. Sasaran tidak langsung
Keluarga dimana usia lanjut berada, organisasi sosial yang bergerak dalam pembinaan
usia lanjut, masyarakat luas
2.4 PELAKSANAAN
Pelaksanaan kegiatan posyandu lansia dengan menggunakan sistem 5 meja yaitu :
a. Meja 1 : Pendaftaran
Mendaftarkan lansia, kemudian kader mencatat lansia tersebut. Lansia yang
sudah terdaftar di buku register langsung menuju meja selanjutnya.
b. Meja 2 : Kader melakukan pengukuran tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah
c. Meja 3 : Pencatatan (Pengisian Kartu Menuju Sehat)
Kader melakukan pencatatan di KMS lansia meliputi : Indeks Massa Tubuh,
tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
d. Meja 4 : Penyuluhan
Penyuluhan kesehatan perorangan berdasarkan KMS dan pemberian makanan
tambahan.
e. Meja 5 : Pelayanan medis
Pelayanan oleh tenaga professional yaitu petugas dari Puskesmas/kesehatan
meliputi kegiatan : pemeriksaan dan pengobatan ringan.
7
Jenis Pelayanan Kesehatan yang diberikan kepada usia lanjut di Posyandu Lansia
seperti tercantum dalam situs Pemerintah Kota Jogjakarta adalah :
1. Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,
seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.
2. Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
3. Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
4. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
5. Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
6. Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
7. Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
8. Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7.
9. Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan lain yang dapat dilakukan sesuai kebutuhan dan kondisi setempat seperti
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan
gizi lanjut usia dan kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai
untuk meningkatkan kebugaran.
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di Posyandu Lansia, dibutuhkan, sarana dan
prasarana penunjang, yaitu: tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka),
meja dan kursi, alat tulis, buku pencatatan kegiatan, timbangan dewasa, meteran
pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan laboratorium sederhana,
thermometer, Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia.
8
Persoalan yang ada dalam posyandu lansia yang mendesak adanya pemecahan dan
pengembangan didalamnya yaitu :
1. Pengetahuan lansia yang rendah tentang manfaat posyandu Pengetahuan lansia akan
manfaat posyandu ini dapat diperoleh dari pengalaman pribadi dalam kehidupan
sehari-harinya. Dengan menghadiri kegiatan posyandu, lansia akan mendapatkan
penyuluhan tentang bagaimana cara hidup sehat dengan segala keterbatasan atau
masalah kesehatan yang melekat pada mereka.
2. Dengan pengalaman ini, pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi
dasar pembentukan sikap dan dapat mendorong minat atau motivasi mereka untuk
selalu mengikuti kegiatan posyandu lansia
3. Jarak rumah dengan lokasi posyandu yang jauh atau sulit dijangkau jarak posyandu
yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa harus
mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau
kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini
berhubungan dengan faktor keamanan atau keselamatan bagi lansia. Jika lansia
merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus
menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat
mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan
demikian, keamanan ini merupakan faktor eksternal dari terbentuknya motivasi
untuk menghadiri posyandu lansia.
4. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia
untuk datang ke posyandu Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong
minat atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga
bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk
mendampingi atau mengantar lansia ke posyandu, mengingatkan lansia jika lupa
jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengatasi segala permasalahan bersama
lansia.
5. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu Penilaian pribadi atau sikap
yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik tersebut, lansia
cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di posyandu
9
lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin kesiapan
untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan potensial
untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus
yang menghendaki adanya suatu respons.
10
1. Strategi dalam pencapaian pengembangan konsep akan pengertian posyandu dalam
masyarakat yaitu dengan adanya sosialisasi pada masyarakat tidak hanya untuk lansia
saja tetapi seluruh lapisan masyarakat karena dengan begitu masyarakat akan tau betapa
pentingnya menjaga kesehatan sejak dini. Jika terlambat maka usia lansia dia hanya
bisa merintih merasakan kesakitan yang terakumulasi selama masa mudanya.
Sosialisasi meminta bantuan dari pengurus desa setempat untuk mengumpulkan
masyarakat tanpa terkecuali. Sosialisasi juga menggunakan peralatan seperti LCD
supaya masyarakat tertarik untuk memperhatikannya.
2. Strategi dalam pencapaian pengembangan layanan yang dalam artian layanan
kesehatan. Adanya layanan jemput lansia kerumah– rumah mereka karena keterbatasan
fisik yang dimiliki lansia dan jarak yang jauh dari rumah akan menambah nilai positif
posyandu lansia di mata masyarakat. Petugas yang menjemput harus telah mengenal si
lansia terlebih dahulu supaya si lansia tidak merasa asing dengan petugas penjemput
serta petugas harus benar– benar ramah pada si lansia supaya lansia merasa nyaman
selama perjalanan dan pelaksanaan.
3. Strategi dalam pencapaian pengembangan petugas posyandu yaitu dengan memberikan
arahan materi dan mengadakan pelatihan sikap pada para petugas. Sehingga petugas
dalam pelayanan dapat memuaskan lansia karena perangainya yang ramah dan tidak
membeda– bedakan antar lansia serta tidak mudah mengeluh.
4. Strategi dalam pencapaian pengembangan sarana dan prasarana guna menunjang
keberhasilan program posyandu yaitu dengan pengadaan sarana dan prasarana yang
dianggap masih kurang. Pengadaan itu dapat menggunakan dana yang dialokasikan
untuk posyandu dari pemerintah daerah dan pemeritah pusat tanpa adanya
penyalahgunaan didalamnya.
11
dibentuk sesuai dengan keperluan menggerakkan partisipasi masyarakat atau
sasarannya dalam program pelayanan kesehatan.
2. Tugas Kader Lansia
Secara umum tugas-tugas kader lansia adalah sebagai berikut :
a. Tugas-Tugas Kader
1) Tugas sebelum hari buka Posyandu (H - Posyandu) yaitu berupa tugas – tugas
persiapan oleh kader agar kegiatan pada hari buka Posyandu berjalan dengan
baik.
2) Tugas pada hari buka Posyandu (H Posyandu) yaitu berupa tugas-tugas untuk
melaksanakan pelayanan 5 meja.
3) Tugas sesudah hari buka posyandu (H + Posyandu) yaitu berupa tugas - tugas
setelah hari Posyandu.
b. Tugas-Tugas Kader Pada Pelaksanaan Posyandu Lansia
Tugas kader Posyandu pada H - atau pada saat persiapan hari Posyandu, meliputi :
1) Menyiapkan alat dan bahan : timbangan, tensimeter, stetoskop, KMS, alat
peraga, obat-obatan yang dibutuhkan, bahan/materi penyuluhan dan lain-lain.
2) Mengundang dan menggerakkan masyarakat, yaitu memberi tahu para lansia
untuk datang ke Posyandu, serta melakukan pendekatan tokoh yang bisa
membantu memotivasi masyarakat (lansia) untuk datang ke Posyandu.
3) Menghubungi kelompok kerja (Pokja) Posyandu yaitu menyampaikan rencana
kegiatan kepada kantor desa dan meminta memastikan apakah petugas sector
bisa hadir pada hari buka Posyandu.
4) Melaksanakan pembagian tugas : menentukan pembagian tugas diantara kader
Posyandu baik untuk persiapan untuk pelaksanaan
c. Organisasi Kader Lansia
1) Pemeriksaan kesehatan secara berkala : pendataan, screening, px kesh (gizi,
jiwa, lab), pengobatan sederhana, pemberian suplemen vitamin, PMT.
2) Peningkatan olahraga.
3) Pengembangan ketrampilan : kesenian, bina usaha.
4) Bimbingan pendalaman agama.
5) Pengelolaan dana sehat
12
6) Pendanaan Kader Lansia
2.10 KMS
Kartu menuju sehat (KMS) adalah suatu alat untuk mencatat kondisi kesehatan
pribadi usia lanjut baik fisik maupun mental emosional. Kegunaan KMS untuk memantau
dan menilai kemajuan Kesehatan Usia Lanjut yang dilaksanakan di kelompok Usia Lanjut
atau Puskesmas.
Tata Cara pengisian KMS :
1. KMS berlaku 2 th, diisi oleh petugas kesehatan.
2. Pada kunjungan pertama, diperiksa semua jenis tes yg tertera. Sedangkan pada
kunjungan ulang cukup diperiksa sekali sebulan, kecuali untuk tes laboratorium
dperiksa per 3 bulan (Hb, Urine, Protein).
13
3. Kurangnya dukungan keluarga untuk mengantar maupun mengingatkan lansia untuk
datang ke posyandu
Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesediaan lansia
untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi
lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingi atau mengantar lansia ke
posyandu, mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu
mengatasi segala permasalahan bersama lansia.
4. Sikap yang kurang baik terhadap petugas posyandu
Penilaian pribadi atau sikap yang baik terhadap petugas merupakan dasar atas kesiapan
atau kesediaan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Dengan sikap yang baik
tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau mengikuti kegiatan yang diadakan di
posyandu lansia. Hal ini dapat dipahami karena sikap seseorang adalah suatu cermin
kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek. Kesiapan merupakan kecenderungan
potensial untuk bereaksi dengan cara-cara tertentu apabila individu dihadapkan pada
stimulus yang menghendaki adanya suatu respons
14
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Lanjut Usia adalah suatuwadah pelayanan kepada
lanjut usia di masyarakat, yang prosespembentukan dan pelaksanaannya dilakukan oleh
masyarakatbersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas sektorpemerintah dan non-
pemerintah, swasta, organisasi sosial dan lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan
kesehatan pada upayapromotif dan preventif. Disamping pelayanan kesehatan, di
PosyanduLanjut Usia juga dapat diberikan pelayanan sosial, agama,
pendidikan,ketrampilan, olah raga dan seni budaya serta pelayanan lain yangdibutuhkan
para lanjut usia dalam rangka meningkatkan kualitashidup melalui peningkatan kesehatan
dan kesejahteraan mereka.Selain itu mereka dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi
diri.
3.2 Saran
Untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama para lansia maka perlu
adanya pengembangan dari Posyandu Lansia tersebut dengan melibatkan tenaga kesehatan,
tokoh masyarakat anggota masyarakat juga Kader.
15
DAFTAR PUSTAKA
16