Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam makna yang lebih popular dapat diartikan visi serta orientasi kita terhadap
realitas. Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap
informasi – informasi yang diperolehnya apakah dari pengalaman ataupun dari penelitian.

Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap


informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian. Dalam
perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era reformasi
untukIndonesia baru telah terjadi perubahan pola pikirdan konsep dasar
sdtrategispembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya
pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan menekankan
upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia.

Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah


paradigma atau konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa
pengobatan dan meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan
dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih berkontribusi dalam
pembangunan.

Pokok Program Pembangunan Kesehatan Sesuai dengan keadaan, masalah dan


kecenderungan yang dihadapi serta memperhatikan arah, tujuan dan sasaran serta kebijakan
dan strategi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan pada dasarnya lebih
mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan pula
ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan, maka program-program pembangunan
kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok program yang pelaksanananya dilakukan
secara terpadu sengan pembangunan sektor lain yang terkait serta dengan dukungan
masyarakat.

1
Kerja sama lintas sektor pada program Usaha Kesehatan Sekolah adalah kerja sama
yang dilakukan termasuk dalam rangka mewujudkan pembinaan lingkungan kehidupan
sekolah yang sehat. Kerja sama untuk program UKS dilaksanakan secara terpadu, sadar,
berencana, terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan, menumbuhkan,
mengembangkan dan membimbing untuk menghayati menyenangi dan melaksanakan
prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. UKS merupakan kerja sama terpadu
antara 4 kementrian yaitu Kementerian Pendidikan Nasional, Kementerian Kesehatan,
Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang di atas maka di dapatkan beberapa permasalahan antara lain :

1. Apakah yang dimaksud dengan paradigma dan sistem kesehatan nasional ?


2. Bagaimana strategi pembangunan kesehatan ?
3. Apa saja pokok-pokok program pembangunan kesehatan ?
4. Bagaimana sistem kolaborasi lintas sektoral dan lintas program ?

1.3 TUJUAN PENULISAN

Dari rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan yang di dapat antara lain :

1. Untuk memahami apa itu paradigma dan sistem kesehatan nasional


2. Untuk memahami strategi pembangunan kesehatan
3. Untuk memahami pokok-pokok program pembangunan kesehatan
4. Untuk memahami sistem kolaborasi lintas sectoral dan lintas program.

2
3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG KESEHATAN


2.1.1 Pengertian Paradigma
Stepen R. Covey dalam bukunya “The Seven Habits of Highly Effective People”
menguraikan “The word paradigm comes from the Greek. It was originally a
scientific form, and is more commonly used today to mean a model theory, concept,
perception, orientation, assumption or frame reference. In the more general sense, it’s
the way we see the world, not in term or our visual sense of sight, but in term of
perceiving, understanding and interpreting”.
Dalam makna yang lebih popular dapat diartikan visi serta orientasi kita terhadap
realitas. Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia
terhadap informasi – informasi yang diperolehnya apakah dari pengalaman ataupun
dari penelitian.

2.1.2 Strategi Paradigma Kesehatan


Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap
informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman ataupun dari penelitian.
Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan maka memasuki era
reformasi untukIndonesia baru telah terjadi perubahan pola pikirdan konsep dasar
sdtrategispembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat. Sebelumnya
pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan
menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia.
Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam menangani masalah
kesehatan di waktu yang lalu, memaksa kita untuk melihat kembali prioritas dan
penekanan program dalam upaya meningkatkan kesehatan penduduk yang akan
menjadi pelaku utama dan mempertahankan kesinambungan pembangunan. Untuk
membentuk manusia Indonesia menjadi sumber daya manusia sehat-produktif-kreatif,
kita harus berfikir dan agak berbeda dengan apa yang kita lakukan sekarang. Kita

4
perlu re-orientasi dalam strategi dan pendekatan. Pembangunan penduduk yang sehat
tidak biasa dilakukan melalui pengobatan yang sedikit saja.
Perubahan paradigma dan re-orientasi mendasar yang perlu dilakukan adalah
paradigma atau konsep yang semula menekankan pada penyembuhan penyakit berupa
pengobatan dan meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan
kesehatan dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh sakit agar bias lebih
berkontribusi dalam pembangunan.

2.1.3 Strategi Pembangunan Kesehatan


Dalam usaha mencapai tujuan dan upaya pokok pembangunan kesehatan, maka
strategi pembangunan kesehatan dapat ditempuh sebagai berikut :
1. Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat yang sangat fundamental. Pembangunan kesehatan juga sekaligus
sebagai investasi pembangunan nasional. Dengan demikian pembangunan
kesehatan merupakan bagian dari pembangunan nasional. Dalam kaitan ini
pembangunan nasional perlu berwawasan kesehatan. Diharapkan setiap program
pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kesehatan, dapat
memberikan kontribusi yang positif terhadap terca-painya nilai-nilai dasar
pembangunan kesehatan.
Untuk terselenggaranya pembangunan berwawasan kesehatan, perlu
dilaksanakan kegiatan advokasi, sosialisasi, orientasi, kampanye dan pelatihan,
sehingga semua penyelenggara pembangunan nasional (stake holders) memahami
dan mampu melaksanakan pembangunan nasional berwawasan kesehatan. Selain
itu perlu pula dilakukan penjabaran lebih lanjut dari pembangunan nasional
berwawasan kesehatan, sehingga benar-benar dapat dilaksanakan dan diukur
tingkat pencapaian dan dampak yang dihasilkan.
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah
Masyarakat makin penting untuk berperan dalam pembangunan kesehatan.
Masalah kesehatan perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain
itu, banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya

5
berada di luar sektor kesehatan. Untuk itu perlu adanya kemitraan antar
berbagai stake holders pembangunan kesehatan terkait. Pemberdayaan
masyarakat pada hakekatnya adalah melibatkan masyarakat untuk aktif dalam
pengabdian masyarakat (to serve), aktif dalam pelaksanaan advokasi kesehatan (to
advocate), dan aktif dalam mengkritisi pelaksanaan upaya kesehatan (to watch).
Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan harus berangkat dari masalah dan potensi spesifik daerah. Oleh
karenanya dalam pembangunan kesehatan diperlukan adanya pendelegasian
wewenang yang lebih besar kepada daerah. Kesiapan daerah dalam menerima dan
menjalankan kewenangannya dalam pembangunan kesehatan, sangat dipengaruhi
oleh tingkat kapasitas daerah yang meliputi perangkat organisasi serta sumber
daya manusianya. Untuk itu harus dilakukan penetapan yang jelas tentang peran
pemerintah pusat dan pemerintah daerah di bidang kesehatan, upaya kesehatan
yang wajib dilaksanakan oleh daerah, dan pengembangan serta pemberdayaan
SDM daerah.
3. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan
Pengembangan upaya kesehatan, yang mencakup upaya kesehatan masyarakat
dan upaya kesehatan perorangan diselenggarakan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat (client oriented), dan dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu,
berkelanjutan, merata, terjangkau, berjenjang, profesional, dan bermutu.
Penyelenggaraan upaya kesehatan diutamakan pada upaya pencegahan dan
peningkatan kesehatan, tanpa mengabaikan upaya pengobatan dan pemulihan
kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan dengan prinsip kemitraan
antara pemerintah, masyarakat, dan swasta.
Menghadapi lingkungan strategis pembangunan kesehatan, perlu dilakukan
reorientasi upaya kesehatan, yaitu berorientasi terutama pada desentralisasi,
globalisasi, perubahan epidemiologi, dan menghadapi keadaan bencana.
Pengembangan upaya kesehatan perlu menggunakan teknologi kesehatan dan
kedokteran serta informatika yang semakin maju, antara lain: pembuatan berbagai
vaksin, pemetaan dan test dari gen, terapi gen, tindakan dengan intervensi bedah
yang minimal, transplantasi jaringan, otomatisasi administrasi kesehatan dan

6
kedokteran, upaya klinis dan rekam medis dengan dukungan komputerisasi, serta
telekomunikasi jarak jauh (telehealth).
Pelayanan rumah sakit terus dikembangkan dan kegiatan-kegiatannya
bertumpu kepada fungsi sosial yang dikaitkan dengan sistem jaminan kesehatan
sosial nasional. Puskesmas harus mampu melaksanakan fungsinya sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, dan pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Pembiayaan kesehatan yang berasal dari berbagai sumber, baik dari
pemerintah, masyarakat, dan swasta harus mencukupi bagi penyelenggaraan
upaya kesehatan, dan dikelola secara berhasil guna dan berdaya guna. Jaminan
kesehatan untuk menjamin terpelihara dan terlindunginya masyarakat dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan, diselenggarakan secara nasional dengan
prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Peran swasta dalam upaya kesehatan
perlu terus dikembangkan secara strategis dalam konteks pembangunan kesehatan
secara keseluruhan. Interaksi upaya publik dan sektor swasta penting untuk
ditingkatkan secara bertahap.
4. Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh sumber daya
manusia kesehatan yang mencukupi jumlahnya, dan profesional, yaitu sumber
daya manusia kesehatan yang mengikuti perkembangan IPTEK, menerapkan
nilai-nilai moral dan etika profesi yang tinggi. Semua tenaga kesehatan dituntut
untuk selalu menjunjung tinggi sumpah dan kode etik profesi.
Dalam pelaksanaan strategi ini dilakukan perencanaan kebutuhan tenaga
kesehatan, penentuan standar kompetensi bagi tenaga kesehatan, pelatihan atau
upaya peningkatan kualitas tenaga lainnya yang berdasarkan kompetensi,
registrasi, akreditasi, dan legislasi tenaga kesehatan. Di samping itu, perlu pula
dilakukan upaya untuk pemenuhan hak-hak tenaga kesehatan termasuk
pengembangan karirnya. Upaya pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan sesuai
dengan kebutuhan pemba-ngunan kesehatan serta dinamika pasar di era
globalisasi.

7
5. Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan
Di Indonesia yang dikenal sebagai Laboratorium Bencana, keadaan darurat
kesehatan dapat terjadi karena bencana, baik bencana alam maupun bencana
karena ulah manusia, termasuk konflik sosial. Keadaan darurat kesehatan akan
mengakibatkan dampak yang luas, tidak saja pada kehidupan masyarakat di
daerah bencana, namun juga pada kehidupan bangsa dan negara. Oleh karenanya
penanggulangan keadaan darurat kesehatan yang mencakup upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan, dilakukan secara komprehensif,
mitigasi serta didukung kerjasama lintas sektor dan peran aktif masyarakat.
6. Pembangunan Secara Multi Lateral
Dalam lingkup multi lateral, faktor ego sektoral pasti akan muncul dan hal ini
sangatlah mengganggu proses pembangunan kesehatan karena pembangunan
kesehatan dalam pelaksanaan strateginya harus dilaksanakan secara komprehensif
yang tentunya akan melibatkan pihak-pihak yang multi lateral. Saling klaim lahan
kewenangan atas lahirnya kebijakan akan melahirkan masalah yang sangat
kompleks dan bahkan memunculkan resiko gagalnya capaian tujuan dari
pembangunan kesehatan itu sendiri.

2.1.4 Pokok- Pokok Program Pembangunan Kesehatan


Pokok Program Pembangunan Kesehatan Sesuai dengan keadaan, masalah dan
kecenderungan yang dihadapi serta memperhatikan arah, tujuan dan sasaran serta
kebijakan dan strategi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan pada dasarnya
lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta
memperhatikan pula ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan, maka
program-program pembangunan kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok
program yang pelaksanananya dilakukan secara terpadu sengan pembangunan sektor
lain yang terkait serta dengan dukungan masyarakat. Pokok-pokok program
pembangunan kesehatan tersebut adalah : Program Pokok Kesehatan :
1. Pokok Program Perilaku Sehat Dan Pemberdayaan Masyarakat
Pokok program ini bertujuan untuk memberdayakan individu dan masyarakat
dalam bidang kesehatan melalui peningkatan pengetahuan, sikap positif, perilaku

8
dan peran aktif individu, keluarga dan masyarakat sesuai dengan sosial budaya
setempat untunk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya sendiri
dan lingkungannya menuju masyarakat yang sehat, mandiri dan produktif
Sasaran program pokok ini adalah terciptanya keberdayaan individu dan
masyarakat dalam bidang kesehatan yang ditandai oleh peningkatan perilaku
sehat dan peran aktif dalam memelihara, melindungi dan meningkatkan kesehatan
diri dan lingkungannya sesuai dengan sosial budaya setempat.
Fokus programnya adalah Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga sadar gizi, anti
tembakau, alkohol dan mandat, pencegahan kecelakaan dan rudapaksa,
keselamatan dan kesehatan kerja, kesehatan jiwa, kesehatan lingkungan gaya
hidup termasuk olah raga dan kebugaran.
2. Program Peningkatan Perilaku Sehat
Tujuan dari program ini adalah meningkatkan jumlah ibu, keluarga, murid,
sekolah, pekerjaan, tempat kerja, penggunaan tempat-tempat umum, institusi
kesehatan, masyarakat pengguna dan petugas institusi kesehatan, anggota
masyarakat dan institusi masyarakat memperaktekkan perilaku hidup bersih dan
sehat.
Sasaran yang dicapai adalah meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
sesuai dengan pokok sasaran dan sosial budaya di tatanan rumah tangga, tatanan
sekolah, tatanan tempat kerja, tatanan tempat-tempat umum (tempat ibadah,
rekreasi, pasar, terminal dll), tatanan institusi kesehatan dan masyarakat umum.
Kegiatan yang akan dilaksanakan adalah :
a. Pengkajian perilaku sehat dan sosial budaya di tatanan rumah tangga, sekolah,
tempat kerja, tempat-tempat umum, institusi kesehatan dan masyarakat umum
b. Pengembangan strategi dan intervensi di tatanan rumah tangga, sekolah,
tempat kerja, tempat umum, institusi kesehatan dan masyarakat umum.
c. Pengembangan media KIE untuk berbagai tatanan (rumah tangga, sekolah,
tempat kerja, tempat umum, institusi kesehatan dan masyarakat umum).
d. Pengembangan teknologi KIE tepat guna yang sesuai dengan sasaran di
berbagai tatanan.

9
e. Pengembangan jalinan kemitraan dengan program, sektor, LSM dan
organisasi terkait untuk mendapat dukungan bagi pelaksana program perilaku
hidup bersih dan sehat di berbagai tatanan.
f. Pengembangan metode, peragkat pemeliharaan dan pemantauan serta
indikator keberhasilan.
3. Program Anti Tembakau, Alkohol Dan Madat
Program ini bertujuan untuk merubah perilaku dan memberdayakan
masyarakat dalam rangka mengurangi angka kematian dan kesakitan yang
disebabkan oleh penyakit-penyakit karena merokok, alkohol dan mandat.
Tujuannya adalah :
a. Menurunkan penyalah gunaan alkohol, obat terlarang/narkotika.
b. Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan efek dari merokok, alkohol dan
narkotika. Terutama di kalangan remaja usia sekolah, wanita hamil dan
kelompok-kelompok pengguna obat/narkotika.
c. Meningkatkan akses konsultasi bagi para penderita/pekerja untuk
mendapatkan bimbingan dalam mengatasi masalah penyalahgunaan
obat/narkotika
d. Mengembangkan kebijakan untuk mengatasi masalah penyalahgunaan
obat/narkotika dan meningkatkan keterlibatan penyediaan pelayanan dasar
dalam membantu mengatasi masalah obat/narkotika.
1) Sasaran program ini adalah :
a) Turunnya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit-penyakit
karena merokok, alkohol dan mandat.
b) Turunnya prevalansi perokok, penyalahgunaan obat/narkotika.
c) Meningkatnya kesadaran tentangan bahaya merokok dan efek samping
dari obat terlarang / narkotika, terutama dikalangan remaja usia
sekolah, wanita hamil dan kelompok pengguna obat terlarang.
d) Meningkatnya lingkungan bebas rokok di lingkungan sekolah, tempat
kerja dan tempat umum.

10
e) Meningkatnya akses konsultasi bagi para penderita/pekerja untuk
mendapatkan bimbingan dalam mengatasi masalah penyalahgunaan
obat/narkotika.
f) Terciptanya kebijakan untuk mengatasi penyalahgunaan
obat/narkotoka dan meningkatkan keterlibatan penyediaan pelayanan
dalam membantu mengatasi masalah penyalahgunaan obat/narkotika.
2) Kegiatan dari program ini :
a) Melakukan penyuluhan pentingnya kesadaran tentang bahaya merokok dan
efek samping obat terlarang/narkotika, lingkungan bebas rokok di lingkungan
sekolah, tempat kerja dan tempat umum.
b) Penyediaan pelayanan konsultasi bagi para penderita/pekerja untuk
mendapatkan bimbingan dalam mengatasi masalah penyalahgunaan
obat/narkotika serta pelayanan berhenti merokok.
c) Merumuskan kebijakan/peraturan untuk mengatasi penyalahgunaan
obat/narkotika dan meningkatan keterlibatab penyediaan pelayanan dasar
dalam membantu mengatasi masalah obat/narkotika.
4. Program Pencegahan Kecelakaaan Dan Rudapaksa
Program ini bertujuan untuk merubah perilaku dan pemberdayaan masyarakat
dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan dan rudapaksa dirumah, tempat
umum, pengembangan kebijakan /peraturan dalam mencegah terjadinya
kecelakaan dan rudapaksa.
Sasarannya adalah menurunkan angka kematian dan kecatatan karena
kecelakaan dan rudapaksa di rumah, jalan, sekolah, tempat kerja dan tempat-
tempat umum. Adapun kegiatan dalam program ini :
a. Mengembangkan kebijakan dan peraturan dalam mencegah terjadinya
kecelaan dan rudapaksa.
b. Menemukan dan mengobati penderita akibat kecelakaan dan rudapaksa.
c. Meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat dalam mencegah
terjadinya kecelakaan dan rudapaksa.

11
5. Program Pembinaan Kesehatan Jiwa Dan Masyarakat
Program ini betujuan untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat dengan
menurunkan prevalansi dan mengurangi dampak gangguan jiwa sehingga tidak
lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat.
1) Sasaran yang akan dicapai adalah
a. Meningkatnya kesehatan jiwa masyarakat, khususnya para remaja dan
penduduk usia produktif.
b. Terbinanya pemberdayaan masyarakat melalui organisasi masyarakat
lokal dalam pemeliharan kesehatan jiwa dan penanggulangan dampak
gangguan kejiwaan masyarakat.
2) Kegiatan program ini :
a. Perumusan kebijakan peningkatan upaya kesehatan jiwa masyarakatb
yang mendoeong dan memantapkan desentralisasi.
b. Pengembangan peran serta masyarakat dan organisis sosial dalam upaya
kesehatan jiwa masyarakat.
c. Pengembangan dan pemantapan pelayanan kesehatan jiwa dan fasilitas
kesehatan umum di masyarakat, Puskesmas, dan Rumah Sakit termasuk
pelayanan liaison psychriatry.
d. Pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan bidang pelayanan kesehatan
jiwa di fasilitas pelayanan kesehatan umum, Puskesmas, dan Rumah Sakit.
e. Penyusunan dan penerapan peraturan, standar, pedoman pelayanan
kesehatan jiwa difasilitas kesehatan umum termasuk penanggulangan zat
adaktif di institusi pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta.
f. Pengembangan pelayanan day care rehabilitasi medik dan psikologis baik
intra maupun extra mural.
g. Kerjasama dengan sektor terkait dalam penyantunan dan pelatihan kerja,
penyantunan jabatan (vocational rehabilitation) bagi penderita psikotik
yang telah menjalani rehabilitasi.
h. Peningkatan penyusunan dan penyebaran informasi tentang kesehatan jiwa
kepada masyarakat yang terintegrasi dalam promosi kesehatan dan
khususnya promosi kesehatan jiwa.

12
i. Pengembangan program kesehatan jiwa keluarga secara histolik, mulai
dari pra nikah, selama kehamilan, pasca persalinan, anak usia pra-sekolah
dan usia sekolah.
6. Program Kesehatan Olahraga Dan Kebugaran Jasmani
Program ini bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
melalui peningkatan kesehatan olah raga dan kebugaran jasmani masyarakat.
1) Sasarannya adalah:
a) Meningkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan kegiatan olah raga
secara baik dan benar, pelayanan kesehatan olah raga pada masyaraat dan
pengembangan kesehatan olahraga.
b) Terlaksananya pemetaan tingkat kesegaran jasmani di indonesia secara
bertahap dan berkesinambungan.
c) Terbentunya Balai Kesehatan Masyarakat di Propinsi yang potensial
menjadi pusat pengembanga dan penyuluahan kehehatan olah raga.
2) Kegiatan program ini terdiri atas :
a) Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan olahraga.
b) Pembentukan nilai nalai kesehatan Olahraga masyarakat di proponsi
potensial.
c) Peningkatan kemampuan tenaga melalui pendidikan dan pelatihan .
d) Bimbingan dan pembinaan kesehatan olah raga.
e) Pengembangan pelayanan esehatan olahraga pada masyarakat.
f) Pengembangan sarana penunjang olahraga.
7. Pokok Program Lingkunan Sehat :
a. Program Wilayah/Kawasan Sehat
b. Program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
c. Program Higiene dan Sanitasi Tempat-Tempat Umum.
d. Program Pemukiman, Perumahan dan Bangunan Sehat.
e. Program Program Penyehatan Air.
8. Pokok Program Upaya Kesehatan:
a. Program Pemberantasan Penyakit Menular dan Imunisasi
b. Program Pencegahan Penyakit tidak Menular

13
c. Program Penyembuhan Penyakit dan Pemulihan Kesehatan
d. Program Pelayanan Kesehatan Penunjang
e. Program Pembinaan dan Pengembangan Pengobatan Tradisional
f. Program Kesehatan Reproduksi
g. Program Perbaikan Gizi
h. Program Kesehatan Mata
i. Program Pengembangan Survailans Epidemilogi
j. Program Penanggulangan Bencana dan Bantuan Kemanusiaan.
9. Pokok Program Sumber Daya Kesehatan:
a. Program Perencanaan, Pendayagunaan serta Pendidikan dan Pelatihan
Tenaga Kesehatan
b. Program Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
c. Program Pengembangan Sarana dan Perbekalan Kesehatan.
10. Pokok Program Obat, Makanan dan Bahan Berbahaya
a. Program Pengamanan Bahaya Penyalahgunaan dan Kesalahgunaan
Obat, Narkotika, Psikotrapika, Zat Aditif lain dan Bahan Berbahaya lainnya.
b. Program Pengamanan dan Pengawasan Makanan dan Bahan Tambahan
Makanan (BTM)
c. Program Pengawasan Obat, Obat Tradisional, Kosmetika dan Alat Kesehatan.
d. Program Penggunaan Obat Rasional
e. Program Obat Esensial
f. Program Pembinaan dan Pengembangan Obat Asli Indonesia
g. Program Pembinaan dan Pengembangan Industri Farmasi
11. Pokok Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan :
a. Program Pengembangan Kebijakan Kesehatan Program
b. Program Pengembangan Manajemen Pembangunan Kesehatan
c. Program Pengembangan Hukum Kesehatan
d. Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
12. Pokok Program Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kesehatan
a. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Perilaku dan
Pemberdayaan Masyarakat

14
b. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Lingkungan Sehat
c. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Upaya Kesehatan
d. Program Penelitian dan pengembangan Peningkatan Sumber Daya Kesehatan
e. Program Penelitian dan pengembangan Kebijakan dan
Manajemen Pembangunan Kesehatan
f. Program Penelitian dan pengembangan Ilmu-Ilmu Dasar dan Terapan
Bidang Kesehatan
13. Program Kesehatan Unggulan
Menyadari keterbatasan sumber daya yang tersedia serta disesuaikan dengan
prioritas masalah kesehatan yang ditemukan dalam masyarakat dan
kecendrungannya pada masa mendatang, maka untuk meningkatkan percepatan
perbaikan derajat kesehatan masyarakat yang dinilai penting untuk mendukung
keberhasilan program pembangunan nasional, ditetapkan 10 program kesehatan,
sebagai berikut :
1. Program Pencegahan Penyakit Menular termasuk Imunisasi
2. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja
3. Program Pencegahan Kecelakaan & Rudapaksa, termasuk Keselamatan
lalulintas
4. Program Kesehatan Keluarga, Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana
5. Program Peningkatan Perilaku Hidup Sehat
6. Program Pengawasan Obat Bahan Berbahaya Makanan & Minuman
7. Program Lingkungan Pemukiman, Air dan Udara Sehat
8. Program Perbaikan Gizi
9. Program Anti Tembakau, Alkohol dan Madat
10. Program Kebijaksanaan Kesehatan. Pembiayaan Kesehatan & Hukum
Kesehatan.
14. Strategi Pembangunan Kesehatan
Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunankesehatan, maka strategi
pembangunan kesehatan yangakan ditempuh sampai tahun 2025 adalah :

15
1. Pembangunan Nasional Berwawasan Kesehatan
Pembangunan kesehatan merupakan upaya untuk memenuhi salah satu hak
dasar rakyat yang sangat fundamental. Pembangunan kesehatan juga sekaligus
sebagai investasi pembangunan asional, dengan demikian pembangunan
kesehatan merupakan bagiandari pembangunan nasional. Dalam kaitan ini
pembangunan nasional perlu berwawasan kesehatan. Diharapkan setiap
program pembangunan nasional yang terkait dengan pembangunan kesehatan,
dapat memberikan kontribusi yang positif terhadap tercapainya nilai-nilai dasar
pembangunan kesehatan.Untuk terselenggaranya pembangunan nasional
berwawasan kesehatan, perlu dilaksanakan kegiatan advokasi, sosialisasi,
orientasi, kampanye dan pelatihan, sehingga semua pelaku pembangunan
nasional (stakeholders ) memahami dan mampu melaksanakan pembangunan
nasional berwawasan kesehatan. Selain itu perlu pula dilakukan penjabaran
lebih lanjut dari pembangunan nasional berwawasan kesehatan, sehingga
benar-benar dapat dilaksanakandan diukur tingkat pencapaian dan dampak
yang dihasilkan. Dalam penyelenggaraan pembangunan nasional berwawasan
kesehatan, pengembangan hukum dimasa mendatang menjadi sangat penting,
untuk menjamin terwujudnya kepastian hukum, keadilanhukum, dan manfaat
hukum.
2. Pemberdayaan Masyarakat dan Daerah
Peran masyarakat dalam pembangunan penting. Masalah kesehatan perlu
diatasi oleh masyarakat sendiri dan pemerintah. Selain itu, banyak
permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung jawabnya berada di
luar sektor kesehatan. Untuk itu perlu adanya kemitraan antar berbagai pelaku
pembangunan kesehatan. Pemberdayaan masyarakatpada hakekatnya adalah
melibatkan masyarakat untuk aktif dalam pengabdian masyarakat (to serve),
Aktif dalam pelaksanaan advokasi kesehatan (to advocate), dan aktif dalam
mengkritisi pelaksanaan upayakesehatan (to watch). Untuk keberhasilan
pembangunan kesehatan, penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan harus
berangkat dari masalah dan potensi spesifik daerah.Oleh karenanya dalam
pembangunan kesehatan diperlukan adanya pendelegasian wewenang yang

16
lebih besar kepada daerah. Kesiapan daerah dalam menerima dan menjalankan
kewenangannya dalam pembangunan kesehatan, sangat dipengaruhi oleh
tingkat kapasitas daerah yang meliputi perangkat organisasi dan sumber daya
manusianya, serta kemampuan fiskal. Untuk itu harus dilakukan penetapan
yang jelas tentang peran pemerintah pusat dan pemerintah daerah di bidang
kesehatan, upayakesehatan yang wajib dilaksanakan oleh daerah, dan
pengembangan serta pemberdayaan sumber daya daerah.
3. Pengembangan Upaya dan Pembiayaan Kesehatan
Pengembangan pelayanan atau upaya kesehatan, yang mencakup upaya
kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan diselenggarakan
sesuai dengan kebutuhan masyarakat (client oriented ), dan dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, merata, terjangkau, berjenjang,
profesional, dan bermutu. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin perlu
mendapatkan pengutamaan. Penyelenggaraan upaya kesehatan diutamakan
padaupaya pencegahan dan peningkatan kesehatan, tanpa mengabaikan upaya
pengobatan dan pemulihan kesehatan. Penyelenggaraan upaya kesehatan
dilakukan dengan prinsip kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan
swasta. Menghadapi lingkungan strategis pembangunan kesehatan, perlu
dilakukan reorientasi upayakesehatan, yaitu yang berorientasi terutama
padadesentralisasi, globalisasi, perubahan epidemiologi,dan menghadapi
keadaan bencana. Pengembangan upaya kesehatan perlu menggunakan
teknologi kesehatan/kedokteran dan informatika yang semakin maju, antara
lain : pembuatan berbagai vaksin, pemetaan dan test dari gen, terapi gen,
tindakan dengan intervensi bedah yang minimal, transplantasi jaringan,
otomatisasi administrasi kesehatan/kedok-teran, upaya klinis dan rekam medis
dengan dukungan komputerisasi, serta telekomunikasi jarak jauh (tele- health).
Dalam 20 tahun mendatang, pelayanan RS terus di-kembangkan dan kegiatan-
kegiatannya harus bertumpu kepada fungsi sosial yang dikaitkan dengan sistem
jaminan kesehatan sosial nasional. Puskesmas harus mampu melaksanakan
fungsinya sebagai penggerak pemberdayaan masyarakat, pusat
penanggulangan masalah kesehatan dan pusatpelayanan kesehatan primer.

17
Pembiayaan kesehatan yang berasal dari berbagai sumber, baik dari
pemerintah, masyarakat, dan swastaharus mencukupi bagi penyelenggaraan
upaya kesehatan, dan dikelola secara berhasil-guna dan berdaya-guna.
Pembiayaan kesehatan untuk menjamin terpelihara dan terlindunginya
masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan diselenggarakan
secara nasional dengan prinsip asuransi sosial dan prinsip ekuitas. Penting
untuk dikembangkan sinergisme, terutama diantara upaya kesehatan dan
pembiayaan kesehatan berdasarkan prinsip asuransi sosial, dengan dukungan
pengembangan sumber daya manusia kesehatan berbasis kompetensi, yang
dilandasi oleh peningkatan etika dan hukum. Berbagai organisasi
profesikesehatan dan pemerintah sangat berperan dalam mengembangkan
sinergi dimaksud. Peran swasta dalam upaya kesehatan perlu
terusdikembangkan secara strategis dalam konteks pembangunan kesehatan
secara keseluruhan. Interaksiupaya publik dan sektor swasta penting untuk
ditingkatkan secara bertahap. Penyelenggaraan pembangunan kesehatan
dimaksud perlu didukung dengan penelitian dan kajian kesehatan yang bersifat
mendasar, luas dan berjangkau kedepan.
4. Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan ter- jangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat tidak akan terwujud apabila tidak didukung oleh sumber
daya manusia kesehatan yang mencukupi jumlahnya, dan profesional, yaitu
sumber daya manusia kesehatan yang mengikuti perkembangan IPTEK,
menerapkan nilai-nilai moral dan etika profesi yang tinggi. Semua tenaga
kesehatan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi sumpah dan kode etik
profesi. Dalam pelaksanaan strategi ini dilakukan perencanaan kebutuhan dan
penentuan standar kompetensi tenaga kesehatan, pengadaan tenaga kesehatan,
danpendayagunaan tenaga kesehatan serta pembinaandan pengawasan sumber
daya manusia kesehatan, Upaya pengadaan tenaga kesehatan dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesehatan di Indonesia dalam era
desentralisasi dan globalisasi. Upaya pengadaan ini dilakukan melalui
pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan SDM Kesehatan. Pendayagunaan

18
tenaga kesehatan antara lain meliputi : distribusi tenaga kesehatan secara
meratadan peningkatan karier dari tenaga kesehatan tersebut. Pembinaan dan
pengawasan tenaga kesehatandilakukan melalui peningkatan komitmen dan
legislasiyang meliputi antara lain sertifikasi, uji kompetensi,registrasi, dan
perijinan (licensing) tenaga kesehatan. Disamping itu, penting dilakukan upaya
untuk pemenuhan hak-hak tenaga kesehatan.
5. Penanggulangan Keadaan Darurat Kesehatan
Keadaan darurat kesehatan dapat terjadi karena bencana, baik bencana alam
maupun bencana karena ulah manusia, termasuk konflik sosial. Keadaan
darurat kesehatan akan mengakibatkan dampak yang luas, tidak saja pada
kehidupan masyarakat di daerah bencana, namun juga pada kehidupan bangsa
dannegara. Oleh karenanya penanggulangan keadaan darurat kesehatan yang
mencakup upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan,
dilakukan secara komprehensif, mitigasi serta didukung kerjasama lintas sektor
dan peran aktif masyarakat.

2.1.5 Kerja Sama Lintas Program dan Lintas Sektor yang Dilakukan pada Kegiatan
UKS
Kerja sama lintas sektor pada program Usaha Kesehatan Sekolah adalah kerja
sama yang dilakukan termasuk dalam rangka mewujudkan pembinaan lingkungan
kehidupan sekolah yang sehat. Kerja sama untuk program UKS dilaksanakan secara
terpadu, sadar, berencana, terarah dan bertanggungjawab dalam menanamkan,
menumbuhkan, mengembangkan dan membimbing untuk menghayati menyenangi
dan melaksanakan prinsip hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari. UKS merupakan
kerja sama terpadu antara 4 kementrian yaitu Kementerian Pendidikan Nasional,
Kementerian Kesehatan, Kementerian Agama, dan Kementerian Dalam Negeri
Republik Indonesia.
Berdasarkan Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Nasional, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor
1/U/SKB/2003, Nomor 1067/Menkes/SKN/VII/2003, Nomor 26 Tahun 2003
Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah.

19
Pasal 5 tugas Tim Pembina UKS Pusat adalah menjalin hubungan kerja dan
kemitraan dengan lintas sektor, pihak swasta dan Lembaga Swadaya Masyarakat
(LSM) baik di dalam maupun di luar negeri dan melaporkan pelaksanaan tugas
kepada Menteri Pendidikan Nasional, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan
Menteri Dalam Negeri.
Pasal 6 dan 7 tugas Tim Pembina UKS Provinsi dan Tim Pembina UKS
Kabupaten/Kota adalah menjalin hubungan kerja dan kemitraan dengan lintas sektor,
pihak swasta dan LSM baik di dalam maupun di luar negero, sesuai ketentuan yang
berlaku. Keanggotaan Tim Pembina terdiri atas unsure Dinas yang membidangi
Pendidikan, Dinas Kesehatan, Kantor Departemen Agama, badan Perencana
Pembangunan Daerah dan instansi lain yang relevan sesuai keperluan.
Pasal 8 tentang keanggotaan Tim Pembina UKS Kecamatan ditetapkan oleh
Camat yang terdiri atas unsure Sekretariat Kecamatan (Setcam), Cabang Dinas
Kecamatan, Pusat Kesehatan Masyarakt (Puskesmas), Pengawas Pendidikan Agama
(Waspenda), dan instansi lain yang relevan sesuai dengan keperluan.
Pasal 9 tugas Tim Pelaksana UKS yang berhubungan dengan lintas program dan
lintas sektor adalah menjalin kerjasama dengan orang tua murid, instansi lain dan
masyarakat dalam pelaksanan kegiatan UKS. Keanggotaan Tim Pelaksanan UKS
terdiri atas unsur pemerintah desa/kelurahan, kepala sekolah, guru, pamong belajar,
Organisasi Intra Sekolah (OSIS), Puskesmas, Orang Tua Murid, serta unsur lain yang
relevan.
Pada Pasal 10 tentang pendanaan, ditetapkan bahwa biaya pembinaan dan
pengembangan UKS terdiri atas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara masing-
masing Departemen, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi,
Kabupaten/Kota, Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah serta sumber lain yang
sah dan tidak mengikat.
1. Keberadaan dan Kontribusi Jaringan Kerja Sama Lintas Sektor pada Kegiatan
UKS di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh.
Usaha Kesehatan Sekolah telah memiliki jejaring kerja sama lintas sektor.
Bagan berikut ini menunjukkan keberadaan kerja sana lintas sektor dalam
pelaksanaan program UKS. Pembinaan lingkungan kehidupan sekolah yang sehat

20
merupakan program nasional yang merupakan tanggung jawab bersama. Dalam
rangka pelaksanaan kerja sama lintas sektor, setiap sektor terkait perlu
memberikan kontribusinya. Kontribusi bisa dalam bentuk dukungan sarana, biaya,
maupun tenaga dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Contoh kerja sama lintas
sektor yang dilakukan, yaitu :
a. Dinas pendidikan merupakan sektor yang membawahi sekolah karena UKS
merupakan bagian langsung dari pihak sekolah.
b. Pihak orang tua berperan pentng dalam kerja sama lintas sektor. Contoh kerja
sama yang dilakukan adalah setiap tahun imunisasi dilakukan pada bulan
november yang dikenal sebagai bulan imunisasi anak sekolah (BIAS). Orang
tua harus berpartisipasi aktif untuk kelancaran program BIAS.
c. Komite sekolah berperan memberikan dukungan fasilitas untuk program-
program UKS.
d. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dapat melakukan kerja sama dengan
UKS. Terdapat banyak LSM yang bergerak di bidang pencegahan
penyalahagunaan NAPZA dan remaja. LSM dapat memberikan penyuluhan
kepada sekolah-sekolah melalui kegiatan UKS.
e. Coorporate atau perusahaan-perusahaan yang berada di sekitar lingkungan
sekolah dapat memberikan kontribusi berupa donator ataupun pemberian
sumbangsih fasilitas, karena setiap perusahaan sering mempunyai dana untuk
pengembangan masyarakat (community development)
f. Dinas Kebersihan dapat melakukan kerja sama dengan pihak sekolah untuk
pengelolaan sampah atau limbah dari sekolah.
g. Institusi pendidikan, dalam hal ini universitas dapat memberikan kontribusi
untuk kegiatan UKS seperti memberikan penyuluhan tentang psikolog
pendidikan dan masalah belajar.
h. Bidang hukum juga menjadi sektor yang bisa bekerja sama dengan UKS
dalam hal penyampaian informasi pemberantasan NAPZA dan keselamatan
berlalu lintas untuk musrid-murid sekolah
2. Peran Puskesmas dalam Upaya Menjalin Kerja Sama Lintas Sektor untuk
Kegiatan UKS di Wilayah Kerja Puskemas Pauh.

21
Puskesmas berperan dalam memberikan akses (kesempatan) untuk
dilaksankannya pelayanan kesehatan sekolah. Kegiatan yang dilakukan berupa
penjaringan, diagnosa dini, pemantauan perkembangan, imunisasi, serta
pengobatan sederhana.
Pada kegiatan lintas sektor, Puskesmas di sini bukan sebagai penggerak
utama, tapi sebagai mediator untuk melakukan pertemuan dan memberikan saran
membangun untuk kelanjutan kerja sama lintas sektor ini. Hal-hal yang berkaitan
dengan kelanjutan kerja sama lintas sektor ini tetap dari keputusan pihak sekolah.
3. Faktor-Faktor Penghambat dalam Pelaksanaan Kerja Sama Lintas Sektor pada
Program UKS di Wilayah Kerja Puskesmas Pauh
a. Ketiadaan data dan legalitas yang yang tegas, seperti Surat Keterangan (SK)
saat mengadakan kerja sama . Karena kerja sama lintas sektor untuk program
UKS ini di sekolah tidak dibentuk dengan formalitas dan legalitas, misalnya
dengan surat keterangan disertai dengan pembagian tugas dan wewenang yang
jelas, akibatnya sering terjadi kesulitan untuk pengembangan program. Selain
itu tidak didapatkan data yang akurat tentang keberadaaan kerja sama lintas
sektor pada pengembangan kegiatan UKS dan monitoringnya. Sehingga kerja
sama lintas sektoral untuk UKS sifatnya hanya incidental dan tidak
berkelanjutan
b. Ketiadaan atau kurangnya koordinasi antar sector
Kegiatan UKS sering tidak berkembang karena program UKS belum menjadi
prioritas utama. Adanya kesibukan masing-masing instansi sehingga sulit
untuk mengadakan pertemuan rutin, atau pertemuan yang ada sering kali
bukan dihadiri oleh pejabat yang terkait.
c. Pendekatan ke Lembaga Swadaya Masyarakat masih kurang dan belum semua
sektor dilibatkan. Seringkali sektor yang dilibatkan sibuk denganpekerjaannya
sendiri dan merasa tidak terkait dengan program yang dijalankan.

22
23
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam kesadaran manusia terhadap
informasi- informasi yang diperolehnya apakah dari pengalaman ataupun dari penelitian.
Strategi Paradigma Kesehatan, Paradigma berkembang sebagai hasil sintesa dalam
kesadaran manusia terhadap informasi-informasi yang diperoleh baik dari pengalaman
ataupun dari penelitian. Dalam perkembangan kebijaksanaan pembangunan kesehatan
maka memasuki era reformasi untukIndonesia baru telah terjadi perubahan pola pikirdan
konsep dasar sdtrategispembangunan kesehatan dalam bentuk paradigma sehat.
Sebelumnya pembangunan kesehatan cenderung menggunakan paradigma sakit dengan
menekankan upaya-upaya pengobatan (kuratif) terhadap masyarakat Indonesia.
Pokok Program Pembangunan Kesehatan Sesuai dengan keadaan, masalah dan
kecenderungan yang dihadapi serta memperhatikan arah, tujuan dan sasaran serta kebijakan
dan strategi pembangunan kesehatan yang telah ditetapkan pada dasarnya lebih
mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan serta memperhatikan pula
ketersediaan sumber daya kesehatan di masa depan, maka program-program pembangunan
kesehatan dikelompokkan dalam pokok-pokok program yang pelaksanananya dilakukan
secara terpadu sengan pembangunan sektor lain yang terkait serta dengan dukungan
masyarakat.

24
DAFTAR PUSTAKA

Anderson & McFarlane. 2006. Buku Ajar Keperawatan Komunitas, Teori dan Praktik : alih
Bahasa, Sutarna, dkk. Jakarta : EGC

Machfoed, I. Pendidikan Kesehatan bagian dari Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya


Mubarak & Chayatin. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas : Pengantar dan Teori. Jakarta :
Selemba Medika

25
TUGAS KOMUNITAS
“KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG KESEHATAN”

Oleh :
KELAS A9 D

Kelompok 3

Nama Kelompok:

1.
2.
3.
4.
5.
6. Komang Sugianto (15.321.2392)
7. Ni Luh Putu Eka Maryati (15.321.2402)
8. Ni Nyoman Rai Puspita Sari (15.321.2410)
9. Ni Putu Suartini (15.321.2415)
10. Komang Heny Sulistiawati (15.321.2424)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIRA MEDIKABALI
2017

26
27

Anda mungkin juga menyukai