DINAS K
UPTD PUSKES
Jln. Raya Praya – Kopang KM 7
SOP
NAMA SOP
1. Pengertian Hipertensi, ialah timbulnya desakan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg, diu
Klasifikasi
1. Hipertensi kronik
Hipertensi yang didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu umur kehamilan, dan h
2. Preeklamsia – eklamsia
Hipertensi dan proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu.
3. Hipertensi kronik (superimposed preeklamsi)
Hipertensi kronik yang disertai proteinuria
4. Hipertensi gestational
Timbulnya hipertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu pasca
2. Tujuan Mampu melakukan penilaian klinik,klasifikasi dan penatalaksanaan serta mencegah komplika
3. Kebijakan Sk Kepala Puskesmas Pengadang Nomer: /KAPUS/III/2018. Tentang jenis jenis pe
4. Referensi PONED 2008
PELAYANAN KESEHATAN IBU DIFASILITAS KESEHATAN DASAR DAN RUJUKAN, 2013
OBSTETRI, 2015
5. Prosedur/langkah-langkah Dilakukan
1.Anamnesis pada pasien/ keluarganya
Adanya gejala-gejala : nyeri kepala, gangguan visus, rasa panas dimuka, dyspneu, nyeri da
a. Penyakit terdahulu : adanya hipertensi dalam kehamilan, penyulit pada pemakaian k
b. Riwayat penyakit keluarga : ditanyakan riwayat kehamilan dan penyulitnya pada ibu d
2. Riwayat gaya hidup : keadaan lingkungan sosial, apakah merokok dan minum alkohol.
3. Pemeriksaan fisik :
- Kardiovaskuler : evaluasi desakan darah, suara jantung, pulsasi
- perifer
- paru : auskultasi paru untuk mendiagnosis edema paru
- Abdomen : palpasi untuk menentukan adanya nyeri pada hepar
- Refleks : adanya klonus
- Fundoskopi : untuk menentukan adanya retinopati grade I-III
4. Pemeriksaan Obstetri : Tinggi Fundus uteri,Denyut jantung janin
5.Pemeriksaan penunjang : Protein Urine.
PEMERIKSAAN KESEJAHTERAAN JANIN
Hipertensi gestasional
Pada waktu pertama kali diagnosis,
Pemeriksaan perkiraan pertumbuhan janin.
PENGELOLAAN DALAM KEHAMILAN
Jika kehamila <35 minggu, lakukan pengelolaan rawat jalan
1. Lakukan pemantauan tekana darah dan proteinuria serta kondisi janin setiap minggu.
2. Jika tekanan darah meningkat,kelola sebagai preeklampsia.
3. Jika kondisi janin memburuk,atau terjadi pertumbuhan janin yang terhambat,rawat dan pe
PENGELOLAAN HIPERTENSI KRONIK
1. Jika pasien sebelum hamil sudah mendapatkan pengobatan dengan obat anti hipertensi d
2. Jika tekanan diastolik >110 mmHg, atau tekanan sistolik ≥ 160mmHg, berikan anti hiperten
3. Jika terdapat proteinuria,pertimbangkan superimposed preeclampsia.
4. Pasien harus istirahat.
5. Lakukan pemantauan pertumbuhan dan kondisi janin.
6. Jika tidak terdapat komplikasi,tunggu persalinan sampai ateerm
7. Jika terdapat preeklampsia,pertumbuhan janin terhambat atau gawat janin,lakukan:
- Jika serviks matang,lakukan induksi dengan oksitosin 2-5 IU dalam 500 ml dekstrose m
- Jika serviks belum matang,berikan prostaglandin, misoprostol, atau kateter foley.
Observasi komplikasi seperti solusio plasenta atau superimposed preeclampsia.
6. Bagan Alur
/VII/UKP/2018
02 FEBRUARI
Disetujui oleh,
Pemimpin
UPTD PUSKESMAS PENGADANG
HERMANDI, S.KEP
NIP. 19650527 198511 1 001
HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
ah timbulnya desakan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan diastolik ≥ 90 mmHg, diukur dua kali selang 4 jam setelah penderita istirahat
si kronik
g didapatkan sebelum kehamilan, dibawah 20 minggu umur kehamilan, dan hipertensi tidak menghilang setelah 12 minggu pasca persalina
sia – eklamsia
proteinuria yang didapatkan setelah umur kehamilan 20 minggu.
si kronik (superimposed preeklamsi)
nik yang disertai proteinuria
si gestational
ertensi pada kehamilan yang tidak disertai proteinuria hingga 12 minggu pascapersalinan. Bila hipertensi menghilang setelah 12 minggu pe
ukan penilaian klinik,klasifikasi dan penatalaksanaan serta mencegah komplikasi hipertensi karena kehamilan
skesmas Pengadang Nomer: /KAPUS/III/2018. Tentang jenis jenis pelayanan kesehatan di puskesmas Pengadang
mum
sien
Poned