Konsep Umum Akuntansi Manajemen 1
Konsep Umum Akuntansi Manajemen 1
Biaya
Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan member manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Biaya dikatakan
sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang
diinginkan. Sebagai contoh, menukar peralatan dengan bahan yang digunakan untuk produksi.
Biaya bisa dianggap sebagai ukuran dolar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai
keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu
berarti membuat perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi, biaya harus dikelola secara
strategis. Biaya Peluang ( opportunity cost) adalah manfaat yang dikorbankan ketika satu
alternative dipilih dari alternativ lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat
di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti
pendapatan. Ketika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, biaya
tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut beban ( expenses).
Disetiap periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk
menentukan laba periode tersebut. Agar perusahaan tetap berjalan, pendapatan harus selalu
melebihi beban dan laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk memuaskan pemilik
perusahaan. Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga harus melebihi
biaya agar menghasilkan laba yang cukup banyak. Selanjutnya, penurunan harga dapat
meningkatkan nilai bagi pelanggan dalam mengurangi pengorbanan pelanggan dan
kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh sebab
itu, para manajer perlu mengetahui biaya dan berbagai tren biaya. Akan tetapi, memahami
biaya berarti benar- benar mengetahui biaya suatu objek. Oleh sebab itu, pembebanan biaya
untuk menentukan biaya dari objek tersebut merupakan informasi penting yang perlu diketahui
manajer.
Biaya produk adalah suatu pembebanan biaya yang mendukung objek manajerial tertentu. Definisi biaya
produk tergantung pada tujuan manajerial yang ingin dicapai. Halini sesuai dengan prinsip dasar
manajemen biaya, yakni ”biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda (different cost for different
purposes )”
Jika tujuan manajemen adalah melakukan analisis laba strategis, maka semua aktivitas
yang ada dalam rantai nilai (merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan,
mendistribusikan dan melayani produk) dibebankan ke produk. Namun jika tujuan manajerial
adalah jangka pendek/analisa laba taktis, seperti pada keputusan menerima/menolak pesanan
khusus, maka hanya aktivitas yang terdapat dalam rantai nilai yang relevan (perancangan &
pengembangan tidak lagi relevan) yang digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke
produk (biaya produk operasi). Demikian pula halnya jika tujuan manajerial adalah untuk
penyusunan laporan keuangan eksternal, maka hanya biaya produksi yang digunakan dalam
perhitungan biaya produk (biaya produk tradisional).
Untuk tujuan kalkulasi biaya untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya dapat dikelompokkan
menjadi biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
perancangan dan pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Biaya pemasaran, distribusi dan layanan pelanggan biasanya dikelompokkan sebagai biaya penjualan,
sedangkan biaya perancangan & pengembangan, biaya akuntansi, dan biaya administrasi umum
dikelompokkan sebagai biaya administrasi.
Biaya produksi dikelompokkan lebih lanjut menjadi biaya bahan langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead.
a)Biaya Bahan Langsung, yaitu bahan yang secara langsung dapat ditelusur ke barang atau jasa
yang diproduksi. Contoh: besi pada mobil, kayu pada furnitur, kain pada pakaian,
gandum pada roti, dll.
b)Biaya Tenaga Kerja Langsung, yaitu tenaga Pemasaran Pelayanan Pelanggan Pemasaran
Pelayanan Pelanggan Produksi Penelitian & Pengembangan Produksi Produksi Keputusan
Penetapan Harga Keputusan Bauran Produk Analisa Laba Stratejik Keputusan Desain Stratejik
Analisa Laba Taktis Laporan Keuangan Eksternal Rantai Nilai Biaya produk Biaya Produk
Tradisional Biaya Produk Operasional Definisi Biaya Produk Tujuan Manajerial yang Diemban
kerja yang dapat secara langsung ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: gaji
buruh di pabrik, tenaga dokter dan perawat pada operasi, upah sopir pada perusahaan angkutan.
c)Biaya Overhead, yaitu seluruh biaya produksi lain, selain biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Contoh: depresiasi bangunan dan peralatan, pemeliharaan peralatan,
supervisi, pajak, dll.
d)Biaya utama (prime cost) adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
konversi (conversion cost) meliputi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya
konversi dapat dianggap sebagai biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk akhir
Setelah Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak
berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja bawahan dalam
perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun 1920an, semua manajer percaya pada informasi
yang berhubungan dengan proses produksi utama, transaksi dan even yang menghasilkan jumlah
nominal pada laporan keuangan. Setelah tahun 1925, informasi yang digunakan oleh manajer
menjadi lebih sederhana dan banyak perusahaan manufaktur di Amerika telah mengembangkan
prosedur akuntansi manajemen seperti yang dikenal sekarang.
Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk
mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi akuntansi keuangan.
Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur sederhana, sejenis dengan
perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka mengatasi masalah produksi, akademisi menyusun
ulang informasi pelaporan kos persediaan. Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana
untuk menjelaskan masalah nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut
dimahfumkan dalam rangka mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan
keuangan dapat dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen).
Mulai tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan
yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan. Johnson dan Kaplan
menuliskannya dengan indah dalam “Relevance Lost: The Rise and Fall of Management
Accounting”. Buku yang cukup layak baca untuk memahami tentang akuntansi manajemen.
Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke
pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam
perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik
manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management
(TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.
Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai
kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk
mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan
istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan
(financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan
pembelajaran, serta proses bisnis internal.
Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen. Balanced scorecard
merupakan suatu sistem manajemen strategic yang menjabarkan misi dan strategi suatu
organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang
berbeda, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan.
JENIS INFORMASI
Tipe informasi akuntansi manajemen :
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal, yaitu obyek informasi
(produk, departemen, aktivitas), alternatif yang akan dipilih, dan wewenang manajer. Oleh
karena itu, informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi tiga tipe informasi:
1. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information).
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan
datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk pelaporan
informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan
menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu”, dan penentuan harga jual dalam cost type contract.
Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk
penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan
harga jual yang diatur oleh pemerintah.
2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information).
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya
dalam alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur
pokok, yaitu merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang
dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan
dengan biaya disebut biaya diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan
pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang bersangkutan dengan
aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets).
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting )
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau
biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi
yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan
hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap
perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian
merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para
manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-
masing.
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan
sifat dari masukan, proses dan keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada
tujuan yang hendak dicapai manajemen.
Peran akuntasi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam perusahaan
dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan: pencatat skor (score keeping), penarik perhatian
manajemen (attention directing), dan penyedia informasi untuk pemecahan masalah (problem
solving).
Pencatat Skor
Untuk memenuhi fungsi untuk mencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajemen harus
memenuhi persyaratan: teliti, relevan, dan handal (reliable). Ketelitian pencatatan skor setiap
manajer merupakan syarat mutlak, karena informasi yang disajikan kepada manajemen akan
digunakan untuk mengevaluasi kinerja mereka. Setiap orang yang diukur kinerjanya akan peduli
(concern) terhadap unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur kinerjanya. Dapat dibayangkan
apa yang akan terjadi seandainya biaya yang seharusnya menjadi beban departemen lain, oleh
Bagian Akuntasi keliru dibebankan oleh departemen tertentu, padahal setiap manajer
departemen akan dinilai oleh manajer atasannya dari efisiensi biaya yang dicapai oleh setiap
departemen.
Relevansi informasi dengan keputusan yang akan dilakukan oleh pemakai informasi dipengaruhi
oleh pendekatan yang digunakan oleh akuntan manajemen dalam mengolah data akuntansi.
Dalam sejarah perkembangannya, akuntansi manajemen menempuh dua pendekatan dalam
pengolahan informasinya: the historical communication approach dan the user dicision model
approach. Dalam the historical communication approach, akuntansi manajemen bertujuan
menghasilkan informasi historis yang unik untuk memenuhi segala macam tujuan. Dalam
pendekatan ini, akuntansi manajemen didominasi oleh pengumpulan dan penyajian secara teliti
informasi biayayang telah terjadi di masa lalu, dan pemakai laporan dipersilahkan melakukan
penyesuaian (adjustment) terhadap informasi akuntansi yang diterima sesuai dengan
kebutuhannya. Di lain pihak, dalam the user dicision model approach, akuntansi menajemen
berpusat pada keputusan-keputusan yang potensial akan dipengaruhi oleh informasi akuntasi.
Pendekatan ini menekankan tema: "biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda" atau
bagaimana informasi akuntasi memberikan kemudahan kepada pengambilan keputusan intern
perusahaan dalam melakukan pemlihan alternatif secara ekonomis rasional. Pendekatan terakhir
ini menggunakan rerangka (framework) berfikir: pengambilan keputusan menghadapi pilihan
tindakan dalam situasi tertentu; akuntansi manajemen menyediakan informasi akuntasi yang
relevan dengan keperluan pengambilan keputusan, untuk mempermudah pemilihan alternatif
yang akan dilakukan oleh pengambil keputusan. Dalam menyediakan informasi ini, akuntansi
manajemen berperan sebagai spesialis informasi yang menggunakan pendekatan biaya-manfaat
(cost-benefit) dalam pemilihan sistem informasi yang menghasikan informasi untuk kepentingan
pengambil keputusan. Dalam the user decision model approach ini, akuntan manajemen di
samping mempertimbangakan relevansi informasi dengan alternatif yang dipertimbangkan
dengan pengambil keputusan, juga mempertimbangakan biaya dan manfaat informasi tersebut.
Agar akuntasi manajemen dapat berfungsi sebagai pencatat skor, skor yang dicatat dan disajikan
harus mencerminkan kinerja yang digmbarkan dalam skor tersebut. Relevansi pencatatan skor
akan dicapai jika pencatat skor memahami aktivitas yang dilakukan oleh manajemen. Dengan
demikian informasi yang direkamnya benar-benar mencerminkan kinerja yang dicapai oleh
setiap manajer dan sesuai dengan keperluan pengambil keputusan.
Untuk dapat berfungsi sebagai pencatat skor yang baik, keandalan adalah attribute lain yang
harus dimiliki oleh informasi akuntansi manajemen. Sebagai pencatat skor, informasi akuntasi
manajemen harus bebas dari kecendrungan penyusunnya untuk memihak. Jika manajemen yang
diukur kinerjanya menduga fungsi akuntansi memihak kepada manajer tertentu dalam
menyajikan laporannya, informasi akuntansi yang tercantum di dalamnya akan bernilai rendah,
dipandang dari persepsi para pemakainya.
Penarik Perhatian
Jika akuntansi manajemen sudah mendapat status sebagai pencatat skor yang baik, tahap
perkembangan berikutnya adalah sebagai penarik perhatian manajemen. Sebagai penarik
perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan pelaksana rencana yang
memerlukan perhatian, agar manajemen dapat merumuskan tindakan untuk mencegah
berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tahap perkembangan ini hanya dapat dicapai jika
akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang baik. Jika informasi akuntansi
manajemen dihasilkan oleh akuntan yang tidak memahami manajemen (sehingga skor tersebut
tidak mencerminkan kinerja manajemen) atau tidak dapat diandalkan karena tidak adanya
integritas akuntan manajemen yang menyusunnya, informasi akuntan manajemen tidak dapat
berfungsi sebagai penarik perhatian manajemen. Siapa yang akan memalingkan perhatiannya
keinformasi akuntansi, yang disamping tidak teliti, tidak relevan, juga tidak dapat diandalkan?
Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah tercapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika
manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka
mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah
yang akan mereka lakukan. Manajemen selalu manghadapi ketidakpastian manakala meraka
menghadapi masalah yang harus diputuskan pemcahannya. Untuk mengurangi ketidakpastian
ini, manajemen memerlukan informasi, diantaranya informasi akuntansi. Untuk informasi
akuntansi ini, manajemen akan berpaling kepada akuntan manajemen untuk mengurangi
ketidakpastiannya. Jika informasi akuntan manajemen tidak tersedia atau tidak teliti, tidak
relevan, dan tidak dapat diandalkan, maka manajemen akan berpaling ke manajemen
nonakuntansi untuk mengurangi ketidakpastiannya. Atau jika manajemen tidak memahami
bahasa akuntansi, sehingga keputusan-keputusannya akan didasarkan atas informasi
nonakuntansi. Dengan demikian manajemen yang mendasarkan keputusan-keputusannya tidak
berdasarkan informasi akuntasi, mutu keputusannya tidak bersifat ekonomis rasional. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari tidak adanya bahasa akuntansi yang dapat dipakai oleh manajemen
untuk berpikir. Dalam situasi semacam ini akuntansi manajemen tidak akan merupakan anggota
tim manajemen yang diajak duduk bersama dengan manajemen lain dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.
Jika pandang dari segi aspek informasi menurut R.A. Supriyono (1993,hal.18) akuntansi dapat
didefinisikan sebagai berikut : "Akuntansi adalah aktivitas yang menghasilkan jasa yaitu
berfungsi menyajikan informasi kuantitatif yang pada dasarnya bersifat keuangan dari suatu
satuan usaha atau organisasi tertentu, informasi tersebut akan dapat dipakai oleh pihak eksternal
maupun pihak internal untuk pengambilan keputusan dengan memilih beberapa alternatif".
Definisi di atas menjelaskan tentang fungsi akuntansi sebagai sumber informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan, dan informasi keuangan tersebut
digunakan oleh pihak internal untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif.
Sedangkan menurut Charles T. Homgren (1993, hal.4) definisi akuntansi manajemen diartikan
sebagai berikut : "Akuntansi manajemen (Management Accounting) adalah proses identifIkasi,
pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang informasi yang
membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi". Sedangkan organisasi
dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan
bersama. Peran Akuntansi Manajemen dalam Perusahaan /Organisasi Sebagaimana kita ketahui
setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah
ditanamkan. Di samping itu perusahaan juga mempunyai sasaran lain yaitu ingin memperoleh
dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat dipercaya. Perusahaan ingin juga
menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan social dan ekologi tempat perusahaan
menjalankan aktifitas. Oleh karena itu untuk mengoperasikan sebuah organisasi atau perusahaan
yang kompleks (besar dan rumit) dengan efisien dan efektif, maka manajemen membutuhkan
informasi terinci tentang operasi perusahaan.
Seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana bahan diperoleh, berapa jumlah
peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang layak diperkerjakan dan lain-lain. Dalam hal ini
dibutuhkan peran akuntansi manajemen sebagai suatu proses untuk mengolah informasi
keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam perencanaan dan pengendalian
aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan -- tujuan perusahaan.
Jenis dan Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen Informasi yang digunakan manajemen
sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi manajemen dan merupakan
informasi yang utama yang dimiliki perusahaan. Informasi akuntansi manajemen terutama
digunakan oleh pimpinan perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
khususnya fungi perencanaan dan pengawasan.
Menurut Mas'ud Macfoedz (1990, hal.17) jenis-jenis informasi akuntansi manajemen adalah
sebagai berikut :
1.Akuntansi biaya penuh (full cost accounting) Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting
Information). Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa
yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk
pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis
kemampuan menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan "berapa biaya yang telah
dikeluarkan untuk sesuatu", dan penentuan harga jual dalam cost type contract. Informasi
akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan
program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang
diatur oleh pemerintah.
Tepat Waktu: Informasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasi tidak akan efektif.
2.
Broadscope: Broadscope adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas manajemen
dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.
Dengan adanya karaktristik Informasi dari informasi yang disajikan akuntansi manajemen
diantaranya informasi itu akan bermanfaat untuk sebagai berikut :
6. Memotivasi Manajemen. Disamping itu secara hirarki manajemen dalam perusahaan dapat
dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu manajemen atas(senior executive), manajemen
menengah(middle management), dan manajemen bawah(operational level). Masing-masing
tingkatan ini membutuhkan informasi yang berbeda-beda disesuaikan dengan kepentingannya.
Dalam arti lain akan ada perbedaan porsi informasi yang dibutuhkan di setiap bagian atau divisi.
Contoh Kasus : Pada organisasi bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah
(operational level).
Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor dan lain-lain. Informasi yang dibutuhkan
adalah jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan dan
sebagainya. Sementara manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen menengah, informasi
yang dibutuhkan berbeda dari level operasional. Level menengah membutuhkan informasi
seperti yang berkaitan dengan cara meningkatkan pendapatan (laba) perusahaan.
Manajemen tingkat menengah ini lebih terfokus pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan
laba perusahaan. Sedangkan pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan contoh dari
manajemen atas (senior executive). Pada level ini membutuhkan informasi tentang bagaimana
cara untuk menyusun strategi mempertahankan market share bengkel, memperbesar omset
perusahaan, diversifikasi perusahaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya. Dari
contoh diatas tampak jelas terlihat peran akuntansi manajemen pada organisasi atau perusahaan
yaitu sebagai tipe akuntansi yang merupakan suatu proses untuk mengolah informasi yang
disajikan untuk memenuhi keperluan para manajer dan pihak perusahaan lainnya dalam
perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi dalam prncapaian tujuan perusahaan.
Kesimpulan
Menurut Charles T. Homgren (1993, hal.4) definisi akuntansi manajemen diartikan sebagai
berikut : "Akuntansi manajemen (Management Accounting) adalah proses identifIkasi,
pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang informasi yang
membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi". Sedangkan organisasi
dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan
bersama. Dengan kata lain Akuntansi Manajemen dan Laporan Akuntansi menyajikan informasi
yang terutama ditujukan untuk memberi gambaran kondisi financial dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Dilain pihak para manajer harus menentukan tujuan perusahan, menjabarkan tujuan
tersebut, mengevaluasi dan mengambil tindakan untuk pencapaian, sesudah itu mengendalikan
apa yang telah ditetapkan. Informasi akuntansi sangat membantu menjalankan fungsi manajer
tersebut, baik dalam pengambilan keputusan atau perencanaan serta pengawasan.
Tepat Waktu: Informasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasi tersebut tidak
efektif.
Akurat: Informasi yang akurat akan menjamin ketepatan dalam pengambilan keputusan
manajemen.
Broadscope: Broadscope adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas manajemen
dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.