Anda di halaman 1dari 15

A.

KONSEP UMUM AKUNTANSI MANAJEMEN


Pembebanan Biaya : Penelusuran Langsung ( Direct Tracing) , Penelusuran Penggerak ( Driver
Tracing), dan Alokasi ( Allocation) Dalam mempelajari Akuntansi Manajemen dibutuhkan pemahaman arti
biaya dan terminology yang berkaitan dengan biaya. Pembebanan biaya pada produk, jasa, pelanggan, dan
objek lain merupakan salah satu tujuan dasar dari sistem informasi akuntansi manajemen. Peningkatan
keakuratan pembebanan biaya menghasilkan informasi yang lebih berkualitas tinggi dan dapat digunakan
untuk membuat keputusan lebih baik.

Biaya

Biaya adalah kas atau nilai setara kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa
yang diharapkan member manfaat saat ini atau di masa depan bagi organisasi. Biaya dikatakan
sebagai setara kas karena sumber nonkas dapat ditukar dengan barang atau jasa yang
diinginkan. Sebagai contoh, menukar peralatan dengan bahan yang digunakan untuk produksi.
Biaya bisa dianggap sebagai ukuran dolar dari sumber daya yang digunakan untuk mencapai
keuntungan tertentu. Mengurangi biaya yang dibutuhkan untuk mencapai manfaat tertentu
berarti membuat perusahaan menjadi lebih efisien. Akan tetapi, biaya harus dikelola secara
strategis. Biaya Peluang ( opportunity cost) adalah manfaat yang dikorbankan ketika satu
alternative dipilih dari alternativ lainnya. Biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan manfaat
di masa depan. Pada perusahaan yang berorientasi laba, manfaat masa depan biasanya berarti
pendapatan. Ketika biaya telah dihabiskan dalam proses menghasilkan pendapatan, biaya
tersebut dinyatakan kadaluwarsa (expire). Biaya yang kadaluwarsa disebut beban ( expenses).
Disetiap periode, beban akan dikurangkan dari pendapatan dalam laporan laba rugi untuk
menentukan laba periode tersebut. Agar perusahaan tetap berjalan, pendapatan harus selalu
melebihi beban dan laba yang dihasilkan harus cukup besar untuk memuaskan pemilik
perusahaan. Jadi, biaya dan harga berkaitan dalam pengertian bahwa harga harus melebihi
biaya agar menghasilkan laba yang cukup banyak. Selanjutnya, penurunan harga dapat
meningkatkan nilai bagi pelanggan dalam mengurangi pengorbanan pelanggan dan
kemampuan menurunkan harga berkaitan dengan kemampuan mengurangi biaya. Oleh sebab
itu, para manajer perlu mengetahui biaya dan berbagai tren biaya. Akan tetapi, memahami
biaya berarti benar- benar mengetahui biaya suatu objek. Oleh sebab itu, pembebanan biaya
untuk menentukan biaya dari objek tersebut merupakan informasi penting yang perlu diketahui
manajer.

OBJEK BIAYA, KETERLACAKAN DAN PENELUSURAN


Suatu objek biaya (cost object ) adalah objek apapun, seperti produk, pelanggan, departemen,
proyek, aktivitas, dll, dimana biaya diukur dan dibebankan padanya. Contoh: Sebuah mobil
adalah objek biaya jika kita ingin menentukan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
sebuah mobil. Akhir-akhir ini, aktivitas, yaitu suatu unit dasar pekerjaan yang dilakukan dalam
organisasi, juga digunakan sebagai objek biaya. Misalnya: pemindahan bahan dan barang,
pemeliharaan peralatan, perancangan produk, pemeriksaan produk, dsb. Keterlacakan
(tracebility ) adalah kemampuan untuk membebankan biaya pada suatu objek biaya yang layak
secara ekonomis melalui suatu hubungan sebab akibat.
1.Biaya langsung (direct cost ) adalah biaya-biaya yang dapat dengan mudah dan akurat dilacak
ke objek biaya. Contoh: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung.
2.Biaya tidak langsung (indirect cost ) adalah biaya-biaya yang tidak dapat dengan mudah dan
akurat dilacak ke objek biaya. Contoh: biaya bahan tidak langsung (bahan untuk pemeliharaan
peralatan) dan biaya tenaga kerja tidak langsung (petugas kebersihan, petugas keamanan).

Penelusuran (tracing ) adalah pembebanan biaya ke objek biaya dengan menggunakan


ukuran yang dapat diamati atas sumber daya yang dikonsumsi oleh objek biaya. Penelusuran
biaya ke objek biaya dapat terjadi melalui cara berikut:
1)Penelusuran langsung (direct tracing ) merupakan proses pengidentifikasian dan pembebanan
biaya yang secara khusus dan secara fisik berhubungan dengan suatu objek biaya. Biasanya
dilakukan melalui pengamatan/observasi secara fisik. Contoh: penggunaan roda, suku cadang
dan upah tenaga perakitan dalam menentukan biaya produksi mobil.

2)Penelusuran tidak langsung (indirect tracing ) merupakan penggunaan penggerak untuk


membebankan biaya pada objek biaya. Penggerak merupakan faktor penyebab teramati yang
mengukur konsumsi sumber daya oleh objek. Walaupun tidak seakurat penelusuran langsung,
namun jika hubungan sebab akibatnya baik, maka tingkat keakuratan yang tinggi dapat
diharapkan.
3)Penggerak sumber daya (resources driver ): mengukur permintaan sumber daya ke aktivitas
dan digunakan untuk membebankan biaya sumber daya ke aktivitas. Contoh: untuk
membebankan biaya sumber daya listrik yang dikonsumsi oleh aktivitas pemeliharaan peralatan,
digunakan penggerak sumber daya yaitu jam mesin.
4)Penggerak aktivitas (activity driver ): mengukur permintaan aktivitas oleh objek biaya, dan
digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke objek biaya. Contoh: untuk membebankan
biaya aktivitas pemeliharaan peralatan ke objek biaya departemen produksi, digunakan
penggerak aktivitas yaitu jumlah jam kerja pemeliharaan.

Karakteristik Jasa dalam Akuntansi Manajemen


Output yang dihasilkan oleh perusahaan dapat berupa produk berwujud maupun jasa.
Produk berwujud (tangible product ) adalah barang yang dihasilkan dengan mengubah bahan
baku melalui penggunaan tenaga kerja dan input modal lainnya. Contoh: mobil, televisi,
komputer, pakaian, dll. Adapun jasa adalah tugas/aktivitas yang dilakukan bagi pelanggan atau
aktivitas yang dilakukan oleh pelanggan dengan menggunakan produk/fasilitas organisasi.
Contoh: perlindungan asuransi, perawatan kesehatan, akuntansi dan auditing, dll. Perbedaan
antara jasa dengan produk berwujud terlihat dalam keempat dimensi berikut ini:
1)Ketidakberwujudan (intangibility): jasa tidak dapat dilihat, dirasakan atau didengar sebelum
jasa digunakan.
2)Tidak tahan lama (perishability ): jasa tidak bisa disimpan, harus dikonsumsi pada saat
diselenggarakan.
3)Tidak terpisah (inseparability ): adanya kontak langsung antara produsen dan konsumen jasa
pada saat penyelenggaraan jasa
4)Keragaman (heterogeneity ): adanya peluang variasi yang lebih besar dalam penyelenggaraan
jasa daripada produksi produk)

Biaya yang Berbeda untuk Tujuan Berbeda

Biaya produk adalah suatu pembebanan biaya yang mendukung objek manajerial tertentu. Definisi biaya
produk tergantung pada tujuan manajerial yang ingin dicapai. Halini sesuai dengan prinsip dasar
manajemen biaya, yakni ”biaya yang berbeda untuk tujuan berbeda (different cost for different
purposes )”

Jika tujuan manajemen adalah melakukan analisis laba strategis, maka semua aktivitas
yang ada dalam rantai nilai (merancang, mengembangkan, memproduksi, memasarkan,
mendistribusikan dan melayani produk) dibebankan ke produk. Namun jika tujuan manajerial
adalah jangka pendek/analisa laba taktis, seperti pada keputusan menerima/menolak pesanan
khusus, maka hanya aktivitas yang terdapat dalam rantai nilai yang relevan (perancangan &
pengembangan tidak lagi relevan) yang digunakan untuk membebankan biaya aktivitas ke
produk (biaya produk operasi). Demikian pula halnya jika tujuan manajerial adalah untuk
penyusunan laporan keuangan eksternal, maka hanya biaya produksi yang digunakan dalam
perhitungan biaya produk (biaya produk tradisional).

Biaya Produk untuk Pelaporan Keuangan Eksternal

Untuk tujuan kalkulasi biaya untuk pelaporan keuangan eksternal, biaya dapat dikelompokkan
menjadi biaya produksi dan biaya nonproduksi. Biaya produksi adalah biaya yang berkaitan dengan
pembuatan barang dan penyediaan jasa. Biaya nonproduksi adalah biaya yang berkaitan dengan fungsi
perancangan dan pengembangan, pemasaran, distribusi, layanan pelanggan dan administrasi umum.
Biaya pemasaran, distribusi dan layanan pelanggan biasanya dikelompokkan sebagai biaya penjualan,
sedangkan biaya perancangan & pengembangan, biaya akuntansi, dan biaya administrasi umum
dikelompokkan sebagai biaya administrasi.

Biaya produksi dikelompokkan lebih lanjut menjadi biaya bahan langsung, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead.
a)Biaya Bahan Langsung, yaitu bahan yang secara langsung dapat ditelusur ke barang atau jasa
yang diproduksi. Contoh: besi pada mobil, kayu pada furnitur, kain pada pakaian,
gandum pada roti, dll.
b)Biaya Tenaga Kerja Langsung, yaitu tenaga Pemasaran Pelayanan Pelanggan Pemasaran
Pelayanan Pelanggan Produksi Penelitian & Pengembangan Produksi Produksi Keputusan
Penetapan Harga Keputusan Bauran Produk Analisa Laba Stratejik Keputusan Desain Stratejik
Analisa Laba Taktis Laporan Keuangan Eksternal Rantai Nilai Biaya produk Biaya Produk
Tradisional Biaya Produk Operasional Definisi Biaya Produk Tujuan Manajerial yang Diemban
kerja yang dapat secara langsung ditelusuri ke barang atau jasa yang diproduksi. Contoh: gaji
buruh di pabrik, tenaga dokter dan perawat pada operasi, upah sopir pada perusahaan angkutan.
c)Biaya Overhead, yaitu seluruh biaya produksi lain, selain biaya bahan langsung dan biaya
tenaga kerja langsung. Contoh: depresiasi bangunan dan peralatan, pemeliharaan peralatan,
supervisi, pajak, dll.
d)Biaya utama (prime cost) adalah biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung. Biaya
konversi (conversion cost) meliputi biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead. Biaya
konversi dapat dianggap sebagai biaya untuk mengubah bahan baku menjadi produk akhir

Laporan Keuangan Eksternal


Dalam menyusun laporan keuangan eksternal, biaya-biaya harus dikelompokkan
berdasarkan fungsi. Ketika menyusun laporan rugi laba, biaya produksi dan biaya nonproduksi
harus dipisahkan. Biaya produksi dianggap sebagai biaya produk sedangkan biaya nonproduksi
dianggap sebagai biaya periodik. Biaya produksi yang melekat pada produk yang sudah terjual
dilaporkan dalam laporan rugi laba, sedangkan biaya produksi yang melekat pada produk yang
belum terjual dilaporkan dalam neraca. Beban penjualan dan administrasi yang dianggap sebagai
biaya periodik dikurangi pada setiap periodenya dan dilaporkan di laporan rugi laba.

Overview terhadap Sistem Akuntansi Manajemen


Sistem akuntansi manajemen dapat dikelompokkan dalam sistem tradisional dan sistem
kontemporer. Kedua sistem ini dipraktikkan dalam dunia bisnis. Sistem akuntansi manajemen
tradisional berbasis pada fungsional sedangkan sistem akuntansi manajemen kontemporer
berbasis aktivitas. Sistem manajemen biaya kontemporer saat ini sudah mulai banyak digunakan,
terutama dalam perusahaan yang memiliki beragam produk yang kompleks dan beroperasi dalam
lingkungan yang kompetitif. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa sistem tradisional
ditinggalkan. Untuk lingkungan bisnis yang relatif stabil dan variasi produk relatif kecil, sistem
manajemen biaya tradisional masih digunakan secara luas
Sejarah Akuntansi Manajemen
Pada tahun 1880an, perusahaan manufaktur di Amerika mulai berkonsentrasi dalam
pengembangan teknologi produksi yang berkapasitas besar. Para manajer dan insinyur pada
perusahaan metal telah mengembangkan prosedur untuk menghitung relevant product cost yang
disebut scientific management. Prosedur ini digunakan untuk menganalisis produktivitas dan
laba suatu produk. Akan tetapi seiring berkembangnya pemikiran akuntansi maka setelah tahun
1914 prosedur tersebut mulai hilang dari praktik akuntansi perusahaan.

Setelah Perang Dunia I, terdapat peraturan akuntansi keuangan yang mempunyai dampak
berkurangnya informasi akuntansi yang bermanfaat untuk mengevaluasi kinerja bawahan dalam
perusahaan besar (lost relevance). Sampai tahun 1920an, semua manajer percaya pada informasi
yang berhubungan dengan proses produksi utama, transaksi dan even yang menghasilkan jumlah
nominal pada laporan keuangan. Setelah tahun 1925, informasi yang digunakan oleh manajer
menjadi lebih sederhana dan banyak perusahaan manufaktur di Amerika telah mengembangkan
prosedur akuntansi manajemen seperti yang dikenal sekarang.

Selama kurun waktu lebih dari enam puluh tahun, akuntan akademisi berusaha untuk
mengembalikan relevansi antara informasi kos akunting dengan informasi akuntansi keuangan.
Usaha tersebut menggunakan model perusahaan manufaktur sederhana, sejenis dengan
perusahaan tekstil abad 19, dan dalam rangka mengatasi masalah produksi, akademisi menyusun
ulang informasi pelaporan kos persediaan. Meskipun demikian, model tersebut terlalu sederhana
untuk menjelaskan masalah nyata yang dihadapi oleh manajer akan tetapi hal tersebut
dimahfumkan dalam rangka mempermudah bagaimana informasi kos yang berasal dari laporan
keuangan dapat dibuat relevan dengan pengambilan keputusan (kos manajemen).

Mulai tahun 1980an sampai sekarang, akuntansi manajemen mengalami masa perkembangan
yang pesat dengan perannya sebagai pendamping akuntansi keuangan. Johnson dan Kaplan
menuliskannya dengan indah dalam “Relevance Lost: The Rise and Fall of Management
Accounting”. Buku yang cukup layak baca untuk memahami tentang akuntansi manajemen.

KRISIS DALAM AKUNTANSI MANAJEMEN


Bob Eiler dan Tom Cucuzza
Selama beberapa bulan lalu, profesi akuntansi mengalami peristiwa dan perubahan besar, yang
kebanyakan hanya berfokus pada kinerja dan isu akuntansi keuangan ( seperti aturan-aturan
akuntansi keuangan yang kompleks, aspek etis dalam profesi dan sebagainya). Sedangkan dalam
jurnal yang kami ambil berargumen bahwa krisis dalam akuntansi manajemen sama besar
dengan krisis dalam akuntansi keuangan. Maka dapat disimpulkan dengan kaitannya krisis yang
terjadi pada akuntansi manajemen adalah :
a. Dari faktor penggunanya
Dalam akuntansi manajemen tradisional hanya berfokus pada penyediaan kepada pengguna
internal seperti pabrik, divisi, atau lingkungan internal perusahaan dan tidak mengikuti perluasan
ekonomi perusahaan, terutama pada bagian eksternal dari bisnis yang terdiri dari persediaan,
joint venture, dan tujuan khusus perusahaan yang lain. Seiring dengan tuntutan global lebih
diperhatikan focus pada kemampuan akuntansi manajemen untuk mengukur dan mengevaluasi
secara internal dan eksternal bidang-bidang dalam perusahaan guna mengoptimalisasikan
keputusan yang akan diambil oleh pihak eksternal. Pihak-pihak tersebut adalah :
1. Pihak internal
Pihak internal adalah pihak yang berada dalam struktur organisasi. Manajemen adalah pihak
yang paling membutuhkan laporan akuntansi yang tepat dan akurat untuk mengambil keputusan
yang baik dan benar. Contohnya seperti manajer yang melihat posisi keuangan perusahaan untuk
memutuskan apakah akan membeli gedung untuk kantor cabang baru atau tidak.
2. Pihak eksternal
a. Investor
Investor membutuhkan informasi keuangan perusahaan untuk menentukan apakah akan
menanamkan modalnya atau tidak. Jika dalam prediksi investor akan memberikan keuntungan
yang baik, maka investor akan menyetorkan modal ke perusahaan, dan begitu juga sebaliknya.
b. Pemegang saham / pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan yang mempunyai bagian saham perusahaan membutuhkan informasi
keuangan perusahaan untuk dapat mengetahui sejauh mana kemajuan atau kemunduran yang
dialami perusahaan. Pemegang saham akan mendapatkan keuntungan dari dividen yang akan
semakin besar jika perusahaan untung besar.
c. Pemerintah
Besarnya pajak yang harus dibayarkan perusahaan atau organisasi kepada pemerintah sebagaian
besar berdasarkan atas informasi pada laporan keuangan perusahaan.
d. Kreditur
Jika perusahaan sedang terdesak dan membutuhkan dana segar perusahaan mungkin akan
meminjam uang pada kreditor seperti meminjam uang di bank, berhutang barang pada supplyer/
pemasok. Kreditur akan memberikan dana jika perusahaan memiliki kondisi keuangan yang baik
dan tidak akan memiliki potensi yang besar untuk merugi.
e. Pihak lainnya
Sebenarnya masih banyak pihak lain dari luar perusahaan perusahaan yang mungkin saja akan
menggunakan laporan/ informasi akuntansi suatu organisasi seperti para karyawan, serikat
pekerja, auditor akuntan publik, polisi, pelajar/ mahasiswa, wartawan, dan banyak lagi lainnya.

b. Dari faktor pembatasan pada masukan dan proses


Akuntansi manajemen tidak tergantung pada prinsip-prinsip akuntansi. SEC dan FASB
menetapkan prosedur akuntansi yang harus di dikuti untuk laporan keuangan.masukan dan
prosess dari akuntansi keuangan harus jelas dan terbatas. Hanya kegiatan-kegiatan ekonomi
tertentu yang memenuhi kualifikasi sebagai masukan dan proses, harus mengikuti metode yang
diterima oleh umum. Tidak seperti akuntansi keuangan, akuntansi manajemen tidak mempunyai
lembaga khusus yang mengatur format, isi, aturan dalam memilih masukan serta proses, dan
penyusunan laporan keuangan. Manajer bebas memilih informasi yang apa pun yang mereka
inginkan-penyediaanya dapat di benarkan atas dasar analisis biaya-mamfaat (cost-benefit
analysis).

Dewasa ini pembebanan biaya secara konvensional sudah mulai ditinggalkan dan beralih ke
pembebanan biaya berdasarkan aktivitas/activity based costing system (ABC-system). Dalam
perkembangan akuntansi manajemen banyak sekali isu kontemporer dalam teknik-teknik
manajemen mulai diterapkan, seperti metode just in time (JIT), total quality management
(TQM), target costing, dan orientasi pelanggan.
Penilaian kinerja manajer saat ini sudah mulai mengalami pergeseran. Jika dahulu menilai
kinerja seorang manajer cukup hanya dari perspektif keuangan, tetapi sekarang untuk
mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif harus dari dua perspektif yang dikenal dengan
istilah balanced scorecard. Penilaian kinerja akan dilakukan dari dua sisi, yaitu keuangan
(financial) dan non financial seperti penilaian pelanggan/ customer, pertumbuhan dan
pembelajaran, serta proses bisnis internal.

Balanced scorecard merupakan isu-isu terbaru dalam akuntansi manajemen. Balanced scorecard
merupakan suatu sistem manajemen strategic yang menjabarkan misi dan strategi suatu
organisasi ke dalam tujuan operasional dan tolak ukur kinerja untuk empat perspektif yang
berbeda, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta
pembelajaran dan pertumbuhan.

JENIS INFORMASI
Tipe informasi akuntansi manajemen :
Informasi akuntansi manajemen dapat dihubungkan dengan tiga hal, yaitu obyek informasi
(produk, departemen, aktivitas), alternatif yang akan dipilih, dan wewenang manajer. Oleh
karena itu, informasi akuntansi manajemen dibagi menjadi tiga tipe informasi:
1. Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information).
Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa yang akan
datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk pelaporan
informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis kemampuan
menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan “berapa biaya yang telah dikeluarkan
untuk sesuatu”, dan penentuan harga jual dalam cost type contract.
Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk
penyusunan program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan
harga jual yang diatur oleh pemerintah.
2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information).
Informasi akuntansi diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya
dalam alternatif tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur
pokok, yaitu merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang
dihadapi oleh pengambil keputusan. Informasi akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan
dengan biaya disebut biaya diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan
pendapatan disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang bersangkutan dengan
aktiva disebut aktiva diferensial (differential assets).
3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting )
Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau
biaya yang dihubungkan dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat
pertanggungjawaban tertentu. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi
yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menenkankan
hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap
perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian
merupakan dasar untuk menganalisis kinerja manajer dan sekaligus untuk memotivasi para
manajer dalam melaksanakan rencana mereka yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-
masing.
Sistem informasi akuntansi manajemen tidak terikat oleh suatu kriteria formal yang menjelaskan
sifat dari masukan, proses dan keluarannya. Kriteria tersebut fleksibel dan berdasarkan pada
tujuan yang hendak dicapai manajemen.

Tujuan umum sistem akuntansi manajemen:


1. Menyediakan informasi yang diperlukan dalam penghitungan harga pokok jasa,produk, dan
tujuan lain yang diinginkan manajemen.
2. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian,
pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
3. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan. Informasi akuntansi manajemen dapat
membantu mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja.
Jadi, informasi akuntansi manajemen dibutuhkan dan dipergunakan dalam semua
tahapmanajemen, termasuk perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan.

Peran Akuntasi Bagi Manajemen

Akuntansi manajemen dapat didefinisikan suatu proses identifikasi, pengukuran, pengumpulan,


analisis, penyiapan, dan komunikasi informasi finansial yang digunakan oleh manajemen untuk
perencanaan, evaluasi, pengendalian dalam suatu organisasi, serta untuk menjamin ketepatan
penggunaan sumber-sumber dan pertanggungjawaban atas sumber-sumber tersebut.

Peran akuntasi manajemen sebagai sistem pengolah informasi keuangan dalam perusahaan
dibagi menjadi tiga tingkat perkembangan: pencatat skor (score keeping), penarik perhatian
manajemen (attention directing), dan penyedia informasi untuk pemecahan masalah (problem
solving).

 Pencatat Skor

Dalam pengelolaan perusahaan, manajemen melakukan pencatatan aktivitas dan pengendalian


pelaksanaan rencana aktivitasnya. Akuntansi manajemen berperan dalam menyediakan informasi
keuangan bagi penyusunan rencana aktivitas, yang memberikan informasi sebagai dasar untuk
mengalokasikan sumber daya kepada berbagai aktivitas yang direncanakan. Akuntansi
manajemen juga berperan besar dalam menyajikan informasi umpan balik kepada manajemen
mengenai pelaksanaan aktivitas rencana yang aktivitas yang telah disusun. Akuntansi
manajemen mencatat skor dan mengkomunikasikan skor kepada manajer yang bersangkutan
untuk memungkinkan manajemen mengevaluasi pelaksanaan rencana yang telah disusun.

Untuk memenuhi fungsi untuk mencatat skor bagi manajemen, akuntansi manajemen harus
memenuhi persyaratan: teliti, relevan, dan handal (reliable). Ketelitian pencatatan skor setiap
manajer merupakan syarat mutlak, karena informasi yang disajikan kepada manajemen akan
digunakan untuk mengevaluasi kinerja mereka. Setiap orang yang diukur kinerjanya akan peduli
(concern) terhadap unsur-unsur yang digunakan untuk mengukur kinerjanya. Dapat dibayangkan
apa yang akan terjadi seandainya biaya yang seharusnya menjadi beban departemen lain, oleh
Bagian Akuntasi keliru dibebankan oleh departemen tertentu, padahal setiap manajer
departemen akan dinilai oleh manajer atasannya dari efisiensi biaya yang dicapai oleh setiap
departemen.

Relevansi informasi dengan keputusan yang akan dilakukan oleh pemakai informasi dipengaruhi
oleh pendekatan yang digunakan oleh akuntan manajemen dalam mengolah data akuntansi.
Dalam sejarah perkembangannya, akuntansi manajemen menempuh dua pendekatan dalam
pengolahan informasinya: the historical communication approach dan the user dicision model
approach. Dalam the historical communication approach, akuntansi manajemen bertujuan
menghasilkan informasi historis yang unik untuk memenuhi segala macam tujuan. Dalam
pendekatan ini, akuntansi manajemen didominasi oleh pengumpulan dan penyajian secara teliti
informasi biayayang telah terjadi di masa lalu, dan pemakai laporan dipersilahkan melakukan
penyesuaian (adjustment) terhadap informasi akuntansi yang diterima sesuai dengan
kebutuhannya. Di lain pihak, dalam the user dicision model approach, akuntansi menajemen
berpusat pada keputusan-keputusan yang potensial akan dipengaruhi oleh informasi akuntasi.
Pendekatan ini menekankan tema: "biaya yang berbeda untuk tujuan yang berbeda" atau
bagaimana informasi akuntasi memberikan kemudahan kepada pengambilan keputusan intern
perusahaan dalam melakukan pemlihan alternatif secara ekonomis rasional. Pendekatan terakhir
ini menggunakan rerangka (framework) berfikir: pengambilan keputusan menghadapi pilihan
tindakan dalam situasi tertentu; akuntansi manajemen menyediakan informasi akuntasi yang
relevan dengan keperluan pengambilan keputusan, untuk mempermudah pemilihan alternatif
yang akan dilakukan oleh pengambil keputusan. Dalam menyediakan informasi ini, akuntansi
manajemen berperan sebagai spesialis informasi yang menggunakan pendekatan biaya-manfaat
(cost-benefit) dalam pemilihan sistem informasi yang menghasikan informasi untuk kepentingan
pengambil keputusan. Dalam the user decision model approach ini, akuntan manajemen di
samping mempertimbangakan relevansi informasi dengan alternatif yang dipertimbangkan
dengan pengambil keputusan, juga mempertimbangakan biaya dan manfaat informasi tersebut.

Agar akuntasi manajemen dapat berfungsi sebagai pencatat skor, skor yang dicatat dan disajikan
harus mencerminkan kinerja yang digmbarkan dalam skor tersebut. Relevansi pencatatan skor
akan dicapai jika pencatat skor memahami aktivitas yang dilakukan oleh manajemen. Dengan
demikian informasi yang direkamnya benar-benar mencerminkan kinerja yang dicapai oleh
setiap manajer dan sesuai dengan keperluan pengambil keputusan.

Untuk dapat berfungsi sebagai pencatat skor yang baik, keandalan adalah attribute lain yang
harus dimiliki oleh informasi akuntansi manajemen. Sebagai pencatat skor, informasi akuntasi
manajemen harus bebas dari kecendrungan penyusunnya untuk memihak. Jika manajemen yang
diukur kinerjanya menduga fungsi akuntansi memihak kepada manajer tertentu dalam
menyajikan laporannya, informasi akuntansi yang tercantum di dalamnya akan bernilai rendah,
dipandang dari persepsi para pemakainya.

 Penarik Perhatian

Jika akuntansi manajemen sudah mendapat status sebagai pencatat skor yang baik, tahap
perkembangan berikutnya adalah sebagai penarik perhatian manajemen. Sebagai penarik
perhatian manajemen, akuntansi menyajikan informasi penyimpangan pelaksana rencana yang
memerlukan perhatian, agar manajemen dapat merumuskan tindakan untuk mencegah
berlanjutnya penyimpangan yang terjadi. Tahap perkembangan ini hanya dapat dicapai jika
akuntansi manajemen telah dapat menjadi pencatat skor yang baik. Jika informasi akuntansi
manajemen dihasilkan oleh akuntan yang tidak memahami manajemen (sehingga skor tersebut
tidak mencerminkan kinerja manajemen) atau tidak dapat diandalkan karena tidak adanya
integritas akuntan manajemen yang menyusunnya, informasi akuntan manajemen tidak dapat
berfungsi sebagai penarik perhatian manajemen. Siapa yang akan memalingkan perhatiannya
keinformasi akuntansi, yang disamping tidak teliti, tidak relevan, juga tidak dapat diandalkan?

 Penyedia Informasi untuk Pemecah Masalah

Tahap perkembangan ini merupakan akibat lebih lanjut dari status perkembangan yang
sebelumnya telah tercapai, yaitu sebagai pencatat skor dan sebagai penarik perhatian. Jika
manajemen telah mengandalkan informasi yang dihasilkan oleh akuntan manajemen, maka
mereka akan selalu mengundangnya dalam setiap pengambilan keputusan pemecahan masalah
yang akan mereka lakukan. Manajemen selalu manghadapi ketidakpastian manakala meraka
menghadapi masalah yang harus diputuskan pemcahannya. Untuk mengurangi ketidakpastian
ini, manajemen memerlukan informasi, diantaranya informasi akuntansi. Untuk informasi
akuntansi ini, manajemen akan berpaling kepada akuntan manajemen untuk mengurangi
ketidakpastiannya. Jika informasi akuntan manajemen tidak tersedia atau tidak teliti, tidak
relevan, dan tidak dapat diandalkan, maka manajemen akan berpaling ke manajemen
nonakuntansi untuk mengurangi ketidakpastiannya. Atau jika manajemen tidak memahami
bahasa akuntansi, sehingga keputusan-keputusannya akan didasarkan atas informasi
nonakuntansi. Dengan demikian manajemen yang mendasarkan keputusan-keputusannya tidak
berdasarkan informasi akuntasi, mutu keputusannya tidak bersifat ekonomis rasional. Hal ini
terjadi sebagai akibat dari tidak adanya bahasa akuntansi yang dapat dipakai oleh manajemen
untuk berpikir. Dalam situasi semacam ini akuntansi manajemen tidak akan merupakan anggota
tim manajemen yang diajak duduk bersama dengan manajemen lain dalam memecahkan
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan.

 Peran Akuntansi Manajemen Dalam Pengambilan Keputusan

Artikel Penerapan Akuntansi Manajemen dalam Pengambilan Keputusan A. Definisi Akuntansi


manajemen adalah suatu tipe informasi kuantitatif yang menggunakan uang sebagai satuan
ukuran, yang digunakan untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pengelolaan
perusahaan atau informasi keuangan merupakan keluaran yang dihasilkan oleh tipe akuntansi
manajemen yang dimanfaatkan oleh pemakai intern organisasi.

Jika pandang dari segi aspek informasi menurut R.A. Supriyono (1993,hal.18) akuntansi dapat
didefinisikan sebagai berikut : "Akuntansi adalah aktivitas yang menghasilkan jasa yaitu
berfungsi menyajikan informasi kuantitatif yang pada dasarnya bersifat keuangan dari suatu
satuan usaha atau organisasi tertentu, informasi tersebut akan dapat dipakai oleh pihak eksternal
maupun pihak internal untuk pengambilan keputusan dengan memilih beberapa alternatif".
Definisi di atas menjelaskan tentang fungsi akuntansi sebagai sumber informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh pihak eksternal untuk pengambilan keputusan, dan informasi keuangan tersebut
digunakan oleh pihak internal untuk pengambilan keputusan dalam pemilihan alternatif.

Sedangkan menurut Charles T. Homgren (1993, hal.4) definisi akuntansi manajemen diartikan
sebagai berikut : "Akuntansi manajemen (Management Accounting) adalah proses identifIkasi,
pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang informasi yang
membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi". Sedangkan organisasi
dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan
bersama. Peran Akuntansi Manajemen dalam Perusahaan /Organisasi Sebagaimana kita ketahui
setiap perusahaan memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan dari dana yang telah
ditanamkan. Di samping itu perusahaan juga mempunyai sasaran lain yaitu ingin memperoleh
dan mempertahankan reputasi integritas, wajar, dan dapat dipercaya. Perusahaan ingin juga
menjadi suatu kekuatan yang positif dalam lingkungan social dan ekologi tempat perusahaan
menjalankan aktifitas. Oleh karena itu untuk mengoperasikan sebuah organisasi atau perusahaan
yang kompleks (besar dan rumit) dengan efisien dan efektif, maka manajemen membutuhkan
informasi terinci tentang operasi perusahaan.

Seperti berapa jumlah bahan yang harus disediakan, darimana bahan diperoleh, berapa jumlah
peralatan yang terpakai, berapa karyawan yang layak diperkerjakan dan lain-lain. Dalam hal ini
dibutuhkan peran akuntansi manajemen sebagai suatu proses untuk mengolah informasi
keuangan untuk memenuhi keperluan para manajer dalam perencanaan dan pengendalian
aktivitas perusahaan untuk mencapai tujuan -- tujuan perusahaan.

Dalam penyusunan perencanaan ataupun pengambilan keputusan seorang manajer memerlukan


informasi -- informasi yang relevan untuk meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari
perencanaan atau keputusan yang telah dibuat. Oleh karena itu seorang pengolah informasi atau
akuntan harus dapat menyajikan informasi -- informasi yang relevan dan berkualitas. Informasi
yang disajikan dalam akuntansi manajemen ini merupakan informasi utama yang dimiliki
perusahaan. Informasi ini sangat berperan dalam pembuatan keputusan bagi manajer, karena
manajer merupakan pimpinan dan peserta aktif dalam proses perencanaan, pengendalian, dan
pengambilan keputusan. Sedangkan informasi itu sendiri merupakan "mesin yang berisi suatu
data, fakta, pengamatan, persepsi atau sesuatu yang lain yang menambah ilmu pengetahuan."
sehingga membuat manajemen terus berjalan. Dalam ketiadaan aliran informasi yang kontinyu
manajemen akan menjadi tidak berdaya dalam melakukan sesuatu. Oleh karena itu, organisasi
(perusahaan) diharuskan memiliki jaringan yang luas, agar memungkinkan berbagai tingkat
manajemen dapat berhubungan melalui saluran komunikasi tersebut. Dengan adanya informasi
yang actual dan terpercaya maka manajer dapat mengambil keputusan dengan lebih terarah dan
efektif.

Jenis dan Karakteristik Informasi Akuntansi Manajemen Informasi yang digunakan manajemen
sebagai dasar pengambilan keputusan adalah informasi akuntansi manajemen dan merupakan
informasi yang utama yang dimiliki perusahaan. Informasi akuntansi manajemen terutama
digunakan oleh pimpinan perusahaan di dalam menunjang pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen
khususnya fungi perencanaan dan pengawasan.
Menurut Mas'ud Macfoedz (1990, hal.17) jenis-jenis informasi akuntansi manajemen adalah
sebagai berikut :

1.Akuntansi biaya penuh (full cost accounting) Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting
Information). Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu maupun informasi masa
yang akan datang. Informasi akuntansi penuh yang berisi informasi masa lalu bermanfaat untuk
pelaporan informasi keuangan kepada manajemen puncak dan pihak luar perusahaan, analisis
kemampuan menghasilkan laba, pemberian jawaban atas pertanyaan "berapa biaya yang telah
dikeluarkan untuk sesuatu", dan penentuan harga jual dalam cost type contract. Informasi
akuntansi penuh yang berisi informasi masa yang akan datang bermanfaat untuk penyusunan
program, penentuan harga jual normal, penentuan harga transfer, dan penentuan harga jual yang
diatur oleh pemerintah.

2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information). Informasi akuntansi


diferensial merupakan taksiran perbedaan aktiva, pendapatan, dan/atau biaya dalam alternatif
tindakan yang lain. Informasi akuntansi diferensial mempunyai dua unsur pokok, yaitu
merupakan informasi masa yang akan datang dan berbeda di antara alternatif yang dihadapi oleh
pengambil keputusan. Informasi akuntansi diferensial yang hanya bersangkutan dengan biaya
disebut biaya diferensial (differential costs), yang hanya bersangkutan dengan pendapatan
disebut pendapatan diferensial (differential revenue), dan yang bersangkutan dengan aktiva
disebut aktiva diferensial (differential assets).

3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting ) Informasi akuntansi


pertanggungjawaban merupakan informasi aktiva, pendapatan, dan/atau biaya yang dihubungkan
dengan manajer yang bertanggungjawab atas pusat pertanggungjawaban tertentu. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian
manajemen karena informasi tersebut menenkankan hubungan antara informasi keuangan
dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Informasi
akuntansi pertanggungjawaban dengan demikian merupakan dasar untuk menganalisis kinerja
manajer dan sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencana mereka
yang dituangkan dalam anggaran mereka masing-masing.

Adapun karakteristik informasi yang berkualitas:

Tepat Waktu: Informasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasi tidak akan efektif.
2.

Relevan: Relevan adalah kesesuaian informasi tersebut dengan kebutuhan manajemen.Informasi


yang relevan akan sangat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.

Akurat:Informasi yang akurat akan menjamin ketepatan dalam pengambilan keputusan


manajemen. 4.

Broadscope: Broadscope adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas manajemen
dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.
Dengan adanya karaktristik Informasi dari informasi yang disajikan akuntansi manajemen
diantaranya informasi itu akan bermanfaat untuk sebagai berikut :

1. Dapat mengurangi ketidakpastian.

2. Membantu manajemen untuk bertindak lebih baik.

3. Membantu manajemen untuk mengenali lingkungan internal maupun eksternal.

4. Membantu manajemen dalam penilaian kinerja.

5. Membantu perencanaan manajemen.

6. Memotivasi Manajemen. Disamping itu secara hirarki manajemen dalam perusahaan dapat
dikelompokan menjadi tiga bagian yaitu manajemen atas(senior executive), manajemen
menengah(middle management), dan manajemen bawah(operational level). Masing-masing
tingkatan ini membutuhkan informasi yang berbeda-beda disesuaikan dengan kepentingannya.

Dalam arti lain akan ada perbedaan porsi informasi yang dibutuhkan di setiap bagian atau divisi.
Contoh Kasus : Pada organisasi bengkel supervisor merupakan manajemen tingkat bawah
(operational level).

Tugas supervisor adalah memeriksa sepeda motor dan lain-lain. Informasi yang dibutuhkan
adalah jumlah kerusakan, keseringan kerusakan, jumlah komponen yang dibutuhkan dan
sebagainya. Sementara manajer bengkel merupakan tingkatan manajemen menengah, informasi
yang dibutuhkan berbeda dari level operasional. Level menengah membutuhkan informasi
seperti yang berkaitan dengan cara meningkatkan pendapatan (laba) perusahaan.

Manajemen tingkat menengah ini lebih terfokus pada cara atau strategi yang dapat meningkatkan
laba perusahaan. Sedangkan pemilik (owner) atau jajaran direksi merupakan contoh dari
manajemen atas (senior executive). Pada level ini membutuhkan informasi tentang bagaimana
cara untuk menyusun strategi mempertahankan market share bengkel, memperbesar omset
perusahaan, diversifikasi perusahaan, loyalitas dan kepuasan pelanggan dan sebagainya. Dari
contoh diatas tampak jelas terlihat peran akuntansi manajemen pada organisasi atau perusahaan
yaitu sebagai tipe akuntansi yang merupakan suatu proses untuk mengolah informasi yang
disajikan untuk memenuhi keperluan para manajer dan pihak perusahaan lainnya dalam
perencanaan dan pengendalian aktivitas organisasi dalam prncapaian tujuan perusahaan.

Kesimpulan

Menurut Charles T. Homgren (1993, hal.4) definisi akuntansi manajemen diartikan sebagai
berikut : "Akuntansi manajemen (Management Accounting) adalah proses identifIkasi,
pengukuran, akumulasi, analisa, penyiapan, penafsiran, dan komunikasi tentang informasi yang
membantu masing-masing eksekutif untuk memenuhi tujuan organisasi". Sedangkan organisasi
dapat didefenisikan sebagai sekelompok orang yang menyatu bersama karena beberapa tujuan
bersama. Dengan kata lain Akuntansi Manajemen dan Laporan Akuntansi menyajikan informasi
yang terutama ditujukan untuk memberi gambaran kondisi financial dalam pencapaian tujuan
perusahaan. Dilain pihak para manajer harus menentukan tujuan perusahan, menjabarkan tujuan
tersebut, mengevaluasi dan mengambil tindakan untuk pencapaian, sesudah itu mengendalikan
apa yang telah ditetapkan. Informasi akuntansi sangat membantu menjalankan fungsi manajer
tersebut, baik dalam pengambilan keputusan atau perencanaan serta pengawasan.

1. Akuntansi biaya penuh (full cost accounting).

2. Informasi Akuntansi Diferensial (Differential Accounting Information).

3. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban (Responbility Accounting ).

Adapun karakteristik informasi yang berkualitas:

Tepat Waktu: Informasi harus tepat waktu karena apabila telat maka informasi tersebut tidak
efektif.

Relevan: Relevan adalah kesesuaian informasi tersebut dengan kebutuhan manajemen.Informasi


yang relevan akan sangat mendukung manajemen dalam pengambilan keputusan.

Akurat: Informasi yang akurat akan menjamin ketepatan dalam pengambilan keputusan
manajemen.

Broadscope: Broadscope adalah keluasan informasi. Dengan informasi yang luas manajemen
dapat meminimalisir resiko yang mungkin timbul dari keputusan yang dibuat.

Anda mungkin juga menyukai