BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah
R a u d h a t u l A t h f a l ( R A / T K ) , Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap
jenjang dan satuan pendidikan madrasah. Pengembangan KTSP
m a d r a s a h ( R A , M I , M Ts d a n M A ) Ta h u n P e l a j a r a n 2 0 1 7 / 2 0 1 8
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), Peraturan Pendidikan
Nasional dan Kebudayaan serta Peraturan Menteri Agama/Keputusan Menteri
Agama yang berkaitan dengan ImplementasiKurikulum 2013 secara utuh dan
menyeluruh untuk setiap kelas. Pengembangan KTSP pada madrasah ini
paling sedikit memperhatikan acuan konseptual, prinsip pengembangan dan
prosedur operasional. Pengembangan KTSP ini secara langusng di
bawah koordinasi dan supervisi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
melalui Bidang Pendidikan Madrasah untuk jenjang MA/MAK dan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Seksi Pendidikan Madrasah
untuk jenjang RA, MI dan MTS serta para pengawas madrasah.
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen yaitu dokumen I yang disebut
dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan,
pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2 yang disebut
dengan Buku II KTSP berisi silabus dan dokumen 3 yang disebut dengan
Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai
potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.
Penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab kepala
sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan Buku III KTSP menjadi tanggung
jawab masing-masing tenaga pendidik (guru). Buku II KTSP sudah disusun
oleh Pemerintah. (sumber Permendikbud 61 Tahun 2014, hal. 3)
Seiring dengan perkembangan sistem pendidikan di Indonesia yang
cukup dinamis, berdampak pada masing-masing satuan pendidikan harus
adanya penyesuaian-penyesuaian terhadap pelaksanaan regulasi dan
ketentuan yang ada. Lahirnya Keputusan Direktur Jenderal Pendidkan Islam
Nomor 481 Tahun 2015, Nomor 5114 Tahuh 2016 dan Nomor 3932 Tahun
2016 tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun
Pelajaran 2016/2017, maka berimplikasi bahwa madrasah harus
mempersiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum 2013 secara utuh dalam
penyelenggaraan dan program pendidikan madrasah yang membudayakan
pembelajaran aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
keberagamaan di madrasah yang menghargai keberagaman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga berdampak pula terhadap
penyusunan dan pengembangan KTSP di madrasah pada setiap tahun
pelajaran berjalan.
2. Landasan Sosiologis
a. Perkembangan jumlah pendidikan madrasah (MI,MTs,dan MA) di
Provinsi Jawa Barat yang terus meningkat terutama madrasah
swasta adalah bukti besarnya peran serta masyarakat dalam
menyukseskan tujuan pendidikan nasional. Kondisi ini perlu
ditingkatkan dengan dibina dan dilayani secara terus menerus oleh
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat melalui
Bidang Pendidikan Madrasah, agar sejalan dengan dinamika
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional baik secara lokal
maupun global;
b. Dinamika tersebut terutama didorong oleh berkembangnya
tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan Penyusunan
kurikulum secara terus menerus. Dengan demikian kurikulum yang
dikembangkan oleh madrasah harus mampu memberikan jawaban
terhadap kebutuhan masyarakat dalam menciptakan kehidupan
harmoni dalam keragaman sosial budaya yang disemangati oleh
pengamalan nilai-nilai agama di masyarakat.
3. Landasan Psikopedagogis
a. Implementasi Kurikulum 2013 di madrasah dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan perwujudan pendidikan yang berpusat pada
perkembangan dan kebutuhan peserta didik beserta konteks
kehidupannya. Dengan demikian kurikulum harus merupakan
wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai
4. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penyusunan Panduan Penyusunan dan
Pengembangan Buku I, II dan III KTSP pada Madrasah di lingkungan
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat ini, antara
lain :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1733)
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2010 tentang
BAB II
KETENTUAN UMUM
A. Definisi Operasional
Dalam panduan ini yang dimaksud dengan:
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
panduan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.;
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan (buku I), silabus (buku II); dan
RPP (buku III)
3. Satuan pendidikan adalah Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah
(MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);
4. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh
warga satuan pendidikan;
6. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
tertentu untuk menjadi rujukan bagi Penyusunan program jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan
masukan dari seluruh warga satuan pendidikan;
7. Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap
satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau
keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan
pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi;
8. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat provinsi yang
selanjutnya disebut TPKM provinsi merupakan tim pengembang
kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi;
9. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat kabupaten/kota yang
selanjutnya disebut TPKM kabupaten/kota merupakan tim
pengembang kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/kota;
10. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah yang selanjutnya disebut
TPKM merupakan tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh
kepala madrasah untuk tingkat satuan pendidikan (madrasah) yang
terdiri dari pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di
BAB III
PELAKSANAAN PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH
4. Pelaksanaan KTSP
Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh
unsur satuan pendidikan yakni kepala madrasah, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan serta komite madrasah dibawah supervisi
pengawas madrasah.
5. Daya Dukung
Daya dukung dalam penyusunan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pengembangan serta pelaksanaan KTSP
merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari masing-
masing satuan pendidikan RA, MI, MTs dan MA. Oleh karena itu
untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam
rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah
baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Penyusunan dan pengembangan serta pelaksanaan KTSP
merupakan proses perwujudan kurikulum yang sesungguhnya.
Oleh karena itu tenaga pendidik merupakan unsur yang mutlak
diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai serta
Ya
6 TPKM Buku Hasil 2 Buku
menyiapkan draf Revisi minggu KTSP
akhir untuk untuk
kegiatan finalisasi disahkan
Mulai
Mulai
Analisis
Analisis KD
KD dan
dan
Indikator
Indikator
Analisis
Analisisbahan
bahanAjar,
Ajar,
metode,
metode,media
mediadan
dan
penilaian
penilaian pembelajarn
pembelajarn serta
serta
Pembuatan
PembuatanJaringan
JaringanTema
Tema
(untuk
(untukRA
RAdan
danMI)
MI)
Pembuatan
Pembuatan Silabus
Silabus
Pembuatan
Pembuatan RPP
RPP
Pembuatan
Pembuatan Jadwal
Jadwal
Pelajaran
Pelajaran
Selesai
Selesai
BAB III
ISI BUKU I
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH
Isi Dokumen Buku I KTSP atau disebut juga dengan Buku I secara
garis besar terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu bagian muka, bagian isi dan
bagian lampiran. Berikut komponen-komponen yang harus ada pada tiap
bagian antara lain :
A. Bagian Muka
Pada bagian ini minimal ada komponen-komponen sebagai berikut : 1)
halaman sampul, 2) kata pengantar, 3) lembar pengesahan, 4) daftar isi, 5)
daftar tabel, dan 6) daftar gambar, 7) daftar lampiran serta dapat
ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
1. Halaman sampul terdiri dari: logo madrasah, judul buku, nama instansi,
nama kota dan tahun. Contoh dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Kata pengantar yang berisi ungkapan tentang rasa syukur, tujuan
penyusunan buku, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
dirasakan membantu penyelesaian buku I. Kata Pengantar dibuat
secara singkat dan ditandatangani oleh Kepala Madrasah. Contoh
dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Lembar Pengesahan adalah lembaran yang berisi keberlakukan Buku I
KTSP yang berisi kata-kata pengesahan dan keberlakuan Buku I
dengan dilengkapi tempat ditetapkannya, tanggal ditetapkan dan
pihak-pihak yang harus membubuhkan tanda tangan pada lembar
pengesahan, yaitu kepala madrasah, komite/majlis madrasah, ketua
yayasan (bagi madrasah swasta), pengawas madrasah dan pejabat
yang berwenang. Contoh dapat dilihat lampiran 3.
4. Daftar isi, yaitu berisi bagian-bagian Buku I serta penunjukan
halaman. Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang isi Buku I. Sebelah kanan atas ditulis kata
“Halaman”. Angka-angka petunjuk halaman ditempatkan sedemikian
rupa sehingga membentuk garis lurus vertikal sejajar dengan huruf ”n”
dari kata “halaman”. Contoh dapat dilihat lampiran 4.
5. Daftar Tabel. Daftar tabel (bila ada) dibuat bila ada yang berisi nomor
urut tabel, judul tabel, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap
tabel. Penomoran tabel menunjukan bab dan nomor urut tabel dalam
bab. Misal Tabel 2.1 Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya,
tabel yang dimaksud berada pada bab 2 nomor 1. Contoh Dapat dilihat
pada lampiran 5.
6. Daftar Gambar. Daftar gambar (bila ada) berisi nomor urut gambar,
judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap gambar.
Penomoran gambar menunjukan bab dan nomor urut dalam bab.
Misal Gambar 2.1 Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya,
gambar yang dimaksud berada pada bab 2 nomor 1. Contoh dapat
dilihat lampiran 6.
B. Bagian Isi
Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, antara lain;
Bab I Pendahuluan, Bab II Tujuan, Visi dan Misi Madrasah, Bab III Muatan
Kurikuler, Bab IV Pengaturan Beban Belajar, Bab V Kalender Pendidikan
dan Bab VI Penutup.
1. Bab I Pendahuluan.
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang, landasan (yuridis,
psikologis,sosiologis dan psikopedagogis),tujuan penyusunan KTSP,
prinsip penyusunan KTSP, acuan operasional dan profil madrasah.
a. Latar Belakang. Pada bagian ini dituliskan tentang alasan
Penyusunan dan pengembangan KTSP minimal mencakup: tuntutan
terhadap adanya Buku I, II, dan III KTSP, kondisi objektif madrasah
dan kebutuhan madrasah terhadap KTSP.
b. Landasan. Pada bagian ini disebutkan peraturan dan perundangan
yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 dan kelembagaan madrasah,
landasan psikologis, sosiologis dan psikopedagogis).
c. Tujuan Penyusunan. Pada bagian ini diuraikan tujuan penyusunan
dan pengembangan KTSP secara operasional dan jelas.
d. Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP. Pada bagian ini diuraikan
prinsip penyusunan kurikulum sesuai dengan Permendikbud No. 61
tahun 2014 dan PMA No 117 tahun 2014, kemudian dioperasionalkan
dalam program pendidikan di madrasah yang didasarkan pada
kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan mencantumkan sumber
rujukan (referensi) yang dapat dipercaya.
e. Acuan Operasional KTSP. Pada bagian ini diuraikan acuan
konseptual kurikulum sesuai dengan Permendikbud Nomor 61 Tahun
2014 dan PMA Nomor 117 Tahun 2014, kemudian dioperasionalkan
dalam program pendidikan di madrasah yang didasarkan pada
kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan mencantumkan sumber
rujukan (referensi) yang dapat dipercaya.
f. Profil Madrasah. Pada bagian ini dituliskan selayang pandang
tentang madrasah dan diuraikan bagian-bagian informasi keunggulan
madrasah dan berbagai potensi tantangannya. Secara umum dapat
diuraikan menjadi:
1) Analisis Lingkungan Internal merupakan uraian kondisi
madrasah yang mencerminkan kekuatan dan kelemahan
madrasah (hasil EMIS terbaru) , meliputi:
a) Identitas madrasah (Kode registrasi madrasah, nama resmi
madrasah, SK Pendirian, akreditasi;
b) madrasah, Alamat lengkap madrasah, Identitas Kepala
madrasah, Komite madrasah, Rekening Bank, dll)
c) Data Kepemilikan lahan, bangunan dan sarana prasarana
d) Rekapitulasi Data Siswa (3 tahun terakhir)
e) Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Jika ditambah dengan muatan lokal bahasa daerah maka bertambah alokasi
waktu per minggu (lihat struktur muatan lokal daerah).
(2) Beban Belajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) :
Jika ditambah dengan muatan lokal bahasa daerah maka bertambah alokasi
waktu per minggu (lihat struktur muatan lokal daerah).
(3) Beban Belajar Madrasah Aliyah (MA) :
Jika ditambah dengan muatan lokal bahasa daerah maka bertambah alokasi
waktu per minggu (lihat struktur muatan lokal daerah).
6. Bab VI Penutup.
Pada bagian ini satuan pendidikan mengemukakan harapan-harapan
dalam penyusunan dan pengembangan KTSP sekaligus permasalahan
yang dihadapi serta solusinya dalam rangka rencana tindak lanjut
pendidikan di madrasah.
1. Bagian Lampiran-lampiran.
Bagian ini dilampirkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan
Buku I, II, dan III KTSP dan buku-buku lainnya yang harus dilampirkan
BAB IV
ISI BUKU II DAN BUKU III
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDUKAN PADA MADRASAH
A. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat, antara
lain :
1. Identitas mata pelajaran (khusus MTs dan MA/MAK);
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran;
4. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
5. tema (khusus RA dan MI);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.
3. kelas/semester;
4. materi pokok;
5. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
6. jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus
dicapai;
7. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
8. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
9. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
10. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai;
11. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
12. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
13. alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
14. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
15. penilaian hasil pembelajaran.
BAB V
KETENTUAN PENULISAN
A. Format Pengetikan
1. Kertas.
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x
29,7 cm) tebal kerta 80 gram.
2. Bidang Pengetikan
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan,
bawah adalah 4,4,3,3 cm (lihat Lampiran 11 Contoh Ukuran Bidang
Pengetikan). Hasil pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).
3. Awal Paragraf
Awal paragraf dimulai 1,2 cm (7 ketukan) dari tepi kiri bidang
pengetikan. Sesudah tanda baca titik, koma, titik dua, dan titik koma
hendaknya diberi jarak satu ketukan kosong.
4. Penomoran Halaman
Bagian awal Buku diberi nomor halaman menggunakan angka romawi
kecil (misalnya i, ii, iii, iv) di tengah bagian bawah halaman. Nomor
halaman pada bagian inti dan bagian penutup Buku menggunakan
angka Arab di tengah bagian bawah halaman. Nomor untuk lampiran
ditulis dengan menggunakan angka Arab melanjutkan nomor halaman
sebelumnya.
6. Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), dan tebal (bold) diatur sebagai
berikut:
a. Normal. Jenis huruf normal digunakan untuk: 1) Teks induk, 2) Tabel,
3) Gambar, 4) Bagan, 5) Catatan dan 5) Lampiran.
b. Miring (Italic). Jenis huruf miring digunakan untuk: 1) kata nonbahasa
Indonesia yang masih asing, 2) kata berasal dari bahasa daerah, 3
istilah belum lazim dan 4) bagian penting (untuk bagian penting tidak
boleh digunakan bold-normal, tetapi boleh bold-miring)
c. Tebal (Bold). Jenis huruf tebal digunakan untuk: 1) judul bab, 2) judul
subbab dan 3) bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic
B. Spasi
Antar baris dalam Buku diketik dengan spasi 1,5. Jarak antara akhir judul
bab dengan awal teks adalah 3 spasi. Jarak antara akhir teks dengan
subjudul adalah 3 spasi. Jarak antara subjudul dengan awal teks
berikutnya adalah 1,5 spasi. Spasi antar kata tidak boleh terlalu renggang
dalam teks. Contoh Jarak Antar baris dan Pengetikan Teks sebagai
tersebut di bawah ini;
Contoh salah:
Bidang pengetikan berjarak masing - masing dari tepi kiri,
atas, kanan, bawah adalah 4,4,3,3. Hasil pengetikan adalah
tepi kanan rata (full justification). Meskipun demikian, harap
diupayakan spasi antar kata cukup rapat.
Contoh benar:
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas,
kanan, bawah adalah 4, 4, 3, 3 cm . Hasil pengetikan adalah tepi
kanan rata (full justification). Meskipun demikian, harap diupayakan
spasi antarkata cukup rapat.
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di Bandung
pada Tanggal Mei 2017
A. B U C H O R I