Anda di halaman 1dari 42

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Satuan pendidikan adalah
R a u d h a t u l A t h f a l ( R A / T K ) , Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
(SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs),
Sekolah Menengah Atas / Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah
Menengah Kejuruan/ Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK).
KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap
jenjang dan satuan pendidikan madrasah. Pengembangan KTSP
m a d r a s a h ( R A , M I , M Ts d a n M A ) Ta h u n P e l a j a r a n 2 0 1 7 / 2 0 1 8
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (SNP), Peraturan Pendidikan
Nasional dan Kebudayaan serta Peraturan Menteri Agama/Keputusan Menteri
Agama yang berkaitan dengan ImplementasiKurikulum 2013 secara utuh dan
menyeluruh untuk setiap kelas. Pengembangan KTSP pada madrasah ini
paling sedikit memperhatikan acuan konseptual, prinsip pengembangan dan
prosedur operasional. Pengembangan KTSP ini secara langusng di
bawah koordinasi dan supervisi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi
melalui Bidang Pendidikan Madrasah untuk jenjang MA/MAK dan Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Seksi Pendidikan Madrasah
untuk jenjang RA, MI dan MTS serta para pengawas madrasah.
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen yaitu dokumen I yang disebut
dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi, misi, tujuan, muatan,
pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen 2 yang disebut
dengan Buku II KTSP berisi silabus dan dokumen 3 yang disebut dengan
Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun sesuai
potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.
Penyusunan Buku I KTSP menjadi tanggung jawab kepala
sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan Buku III KTSP menjadi tanggung
jawab masing-masing tenaga pendidik (guru). Buku II KTSP sudah disusun
oleh Pemerintah. (sumber Permendikbud 61 Tahun 2014, hal. 3)
Seiring dengan perkembangan sistem pendidikan di Indonesia yang
cukup dinamis, berdampak pada masing-masing satuan pendidikan harus
adanya penyesuaian-penyesuaian terhadap pelaksanaan regulasi dan
ketentuan yang ada. Lahirnya Keputusan Direktur Jenderal Pendidkan Islam
Nomor 481 Tahun 2015, Nomor 5114 Tahuh 2016 dan Nomor 3932 Tahun
2016 tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013 Tahun
Pelajaran 2016/2017, maka berimplikasi bahwa madrasah harus
mempersiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum 2013 secara utuh dalam
penyelenggaraan dan program pendidikan madrasah yang membudayakan
pembelajaran aspek ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni, serta
keberagamaan di madrasah yang menghargai keberagaman dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, sehingga berdampak pula terhadap
penyusunan dan pengembangan KTSP di madrasah pada setiap tahun
pelajaran berjalan.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
2

Buku I,II,dan III KTSP pada madrasah merupakan komponen penting


berkenaan dengan pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
pendidikan pada madrasah guna mencapai 4 (empat) SNP yaitu Standar Isi
(SI), Standar Proses (SP), Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar
Penilaian (SPen) yang didalamnya meliputi pengelolaan pendidikan,
administrasi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan prosedur
penilaian. Disamping itu pula pentingnya Buku I,II, dan III KTSP ini guna
mengukur ketercapaian SNP melalui pelaksanaan akreditasi oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan Sekolah/Madrasah (BSNP S/M) .
Oleh karena itu, ketersediaan penyiapan bahan panduan ini
merupakan salah satu bentuk bimbingan, pelayanan dan pembinaan
pendidikan dari Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat
melalui Bidang Pendidikan Madrasah pada Seksi Kurikulum Evaluasi untuk
memberi kemudahan dan standarisasi bagi penyelenggaraan pendidikan
pada madrasah yang meliputi Madrasah Ibtidiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah
(MTs), dan Madrasah Aliyah (MA/MAK) di Provinsi Jawa Barat dalam
penyusunan dan pengembangan Buku I,II dan III KTSP pada masing-masing
satuan pendidikan.
Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I,II, dan III KTSP
pada Madrasah di Lingkungan Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi
Jawa Barat ini disusun dengan tujuan antara lain sebagai :
1. Penyiapan bahan akademik bagi Tim Pengembanagn Kurikulum
Madrasah (TPKM) yang dapat dijadikan sebagai salah satu Standar
Operasional Prosedur (SOP) dalam penyusunan dan pengembangan
KTSP Madrasah;
2. Pelayanan pendidikan madrasah dalam rangka untuk pencapaian akses,
mutu dan relevansi pendidikan madrasah guna mencapai SNP dan SPM
pendidikan;
3. Bimbingan pelaksanaan teknis pengembangan kurikulum dan evaluasi di
masing-masing satuan dan jenjang pendidikan madrasah
4. Pembinaan secara berjenjang dalam rangka optimalisasi layanan
pendidikan madrasah yang efektif, efisien dan produktif sebagai upaya
mendukung pencapai pendidikan madrasah lebih baik dan lebih
madrasah.
Sehingga panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I,II dan III KTSP
pada Madrasah dapat berdampak dapat memfasilitasi kesempatan peserta
didik untuk :
1. belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. belajar untuk memahami dan menghayati,
3. belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
4. belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
5. belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar
yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

B. Landasan Penyusunan Panduan


1. Landasan Filosofis
a. Pendidikan madrasah (MI,MTs,dan MA) di Provinsi Jawa Barat
memiliki akar budaya keberagamaan dan kekhasan masyarakat

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
3

Jawa Barat dalam menentukan masa depan bangsa. Demikian pula


kurikulum yang dikembangkan di madrasah perlu memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menjadi pewaris budaya
bangsa dan dibarengi dengan penguasaan kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan. Oleh
karena itu kurikulum madrasah harus merupakan kerangka
pembudayaan keberagamaan nasional dan kearifan lokal daerah
serta kekhasan lembaga sebagai ciri khas pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan
budaya melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan
dalam bentuk mata pelajaran. Penyusunan dan pengembangan
KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan dan
pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu,
baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang
menyiapkan generasi mendatang yang mampu menyelesaikan
masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan
masyarakat yang lebih baik. KTSP di madrasah perlu menyiapkan
perencanaan dan pengaturan pendidikan madrasah dalam
menyiapkan generasi mendatang yang berkontribusi terhadap
perbaikan situasi dan kondisi kehidupan ekonomi dan sosial budaya.

2. Landasan Sosiologis
a. Perkembangan jumlah pendidikan madrasah (MI,MTs,dan MA) di
Provinsi Jawa Barat yang terus meningkat terutama madrasah
swasta adalah bukti besarnya peran serta masyarakat dalam
menyukseskan tujuan pendidikan nasional. Kondisi ini perlu
ditingkatkan dengan dibina dan dilayani secara terus menerus oleh
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat melalui
Bidang Pendidikan Madrasah, agar sejalan dengan dinamika
kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana
termaktub dalam tujuan pendidikan nasional baik secara lokal
maupun global;
b. Dinamika tersebut terutama didorong oleh berkembangnya
tuntutan baru dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu
pengetahuan yang berimplikasi pada tuntutan Penyusunan
kurikulum secara terus menerus. Dengan demikian kurikulum yang
dikembangkan oleh madrasah harus mampu memberikan jawaban
terhadap kebutuhan masyarakat dalam menciptakan kehidupan
harmoni dalam keragaman sosial budaya yang disemangati oleh
pengamalan nilai-nilai agama di masyarakat.

3. Landasan Psikopedagogis
a. Implementasi Kurikulum 2013 di madrasah dimaksudkan untuk
memenuhi tuntutan perwujudan pendidikan yang berpusat pada
perkembangan dan kebutuhan peserta didik beserta konteks
kehidupannya. Dengan demikian kurikulum harus merupakan
wahana pendewasaan peserta didik sesuai dengan perkembangan
psikologisnya dan mendapatkan perlakuan pedagogis sesuai

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
4

dengan konteks lingkungan dan zamannya dalam rangka


mempersiapkan manajemen pendidikan madrasah yang meliputi
pendidik, administrasi pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran
dan prosedur penilaian;
b. Bagi madrasah, pendewasaan dan pencapaian kompetensi
peserta didik melalui pendidikan yang sejalan dengan tingkat
perkembangan psikologis tersebut lebih diutamakan untuk
mencapai keunggulan keberagamaan peserta didik yang melekat
pada aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan. Hal tersebut
sejalan dengan semangat dan cita-cita penyelenggaraan
pendidikan di madrasah.

4. Landasan Yuridis
Landasan yuridis penyusunan Panduan Penyusunan dan
Pengembangan Buku I, II dan III KTSP pada Madrasah di lingkungan
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat ini, antara
lain :
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4301);
2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah
Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5587);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
5. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Agama;
6. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2013 Nomor 1382) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 60 Tahun 2015 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013
tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1733)
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2010 tentang

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
5

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan dan Dasar di


Kabupaten/Kota;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah;
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/
Madrasah Tsanawiyah;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 59 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun
2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler.
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun
2014 tentang Kepramukaan
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun
2014 tentang Standar Peminatan.
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun
2014 jo Permendikbud Nomor 45 Tahun 2015 tentang Peran Guru
TIK dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi
dalam Implementasi Kurikulum 2013.
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun
2014 tentang Muatan Lokal
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah.
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun
2014 tentang Standar Nasional PAUD
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun
2014 tentang Kurikulum 2013 PAUD
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 160 Tahun
2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum
2013;
21. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Madrasah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2015 tentang Pendidikan Budi Pekerti;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun
2015 tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
6

27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun


2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan Dasar dan Menengah;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar pada
Kurkulum 2013;
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 46 tahun
2016 tentang Linearitas Mata Pelajaran;
30. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang
Panduan Kurikulum Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab;
31. Keputusan Menteri Agama Nomor 103 Tahun 2016 tentang
Pedoman Pemenuhan Beban Kerja Guru Madrasah Bersertifikat
Pendidik;
32. Keputusan Menteri Agama Nomor 1023 Tahun 2016 tentang
Panduan Penyelenggaraan Program Keterampilan di Madrasah
Aliyah;
33. Keputusan Menteri Agama Nomor 1293 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Keagamaan di
Madrasah Aliyah;
34. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 481 Tahun
2015 tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013
Tahun Pelajaran 2014/2015;
35. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3932 Tahun
2015 tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013
Tahun Pelajaran 2015/2016;
36. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 5114 Tahun
2016 tentang Penetapan Madrasah Pelaksana Kurikulum 2013
Tahun Pelajaran 2016/2017.
37. Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3489
tahun 2016 tentang Kurikulum Raudhatul Athfal.
38. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013
tentang Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah
Pada Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.
39. Surat Edaran Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Nomor.
3459.A/Dj.I/PP.01.1/08/2016 tanggal 29 Agustus 2016. Tentang
Penyesuaian Kode Mapel Sertifikasi Guru dan Kewenangan
Mengajar pada Madrasah;
40. Surat Direktur Kurikulum Sarpras, Kesiswaan dan Kelembagaan
Madrasah Nomor360/Dj.I/Dt.I.I.I/PP.00/04/2017 tanggal 17 April
2017 tentang Daftar Rumpun PAI dan Bahasa Arab.

C. Tujuan dan Sasaran Penyusunan Panduan


Tujuan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP pada
Madrasah di lingkungan Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi
Jawa Barat ini untuk menjadi acuan dan standar operasional
pengembangan kurikulum madrasah dengan sasaran antara lain bagi :
1. Pejabat berwenang pada Kantor Kementerian Agama, baik tingkat
provinsi, maupun kabupaten/kota dalam melakukan tugas fungsi

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
7

pelayanan, pembinaan dan bimbingan melalui Pejabat berwenang


pada Kantor Kementerian Agama, baik tingkat provinsi, maupun
kabupaten/kota dalam melakukan koordinasi, supervisi penyusunan,
pengesahan dan pengelolaan kurikulum pada madrasah;
2. Pendidik dan tenaga kependidikan dalam rangka mengembangkan
dan pengelolaan KTSP secara optimal, efektif, efisien dan produktif di
madrasah sebagai bagian dari pencapaian SNP dan SPM;
3. Pengawas pendidikan madrasah dalam rangka pelaksanaan tugas
fungsi supervisi akademik dan manajerial pada madrasah ttreutama
dalam pengembangan kurikulum madrasah;
4. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) pada Kantor
Kementerian Agama, baik tingkat provinsi, maupun kabupaten/kota
dalam melakukan analisis konteks melalui koordinasi, penyusunan
dan pengelolaan kurikulum pada;
5. Pemangku kepentingan pendidikan madrasah lainnya dalam
membantu penyusunan dan pengembangan kurikulum madrasah.

D. Manfaat Penyusunan Panduan


Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan panduan
penyusunan dan pengembangan Buku I,II,dan III KTSP ini, antara lain :
1. Bahan akademik sebagai panduan bagi Kepala Madrasah, pendidik
dan tenaga kependidikan dalam rangka merencanakan program
pendidikan melalui penyusunan dan pengembangan dokumen berupa
Buku I,II dan III KTSP di masing-masing satuan pendidikan dalam
menjalankan tugas dan fungsinya terkait dengan penyelenggaraan
Pendidikan di Madrasah;
2. Memberikan wawasan dan pemahaman bagi stakeholders madrasah
dalam menganalisis model Implementasi Kurikulum Madrasah agar
siswa mencapai tingkat kompetensi yang diharapkan.
3. Memberikan acuan dan standarisasi kaidah dasar dan pola tindakan
yang efektif dalam menyusun dan mengembangkan KTSP di masing-
masing satuan pendidikan madrasah baik oleh kepala madrasah,
pendidikan maupun pengawas madrasah serta Kemenaterian Agama
baik provinsi maupun kab./kota dalam pelaksanaan evaluasi dan
supervise KTSP di madrasah.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
8

BAB II
KETENTUAN UMUM

A. Definisi Operasional
Dalam panduan ini yang dimaksud dengan:
1. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
panduan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.;
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan yang terdiri dari tujuan pendidikan
tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan kurikulum tingkat
satuan pendidikan, kalender pendidikan (buku I), silabus (buku II); dan
RPP (buku III)
3. Satuan pendidikan adalah Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah
(MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs), Madrasah Aliyah (MA), dan
Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK);
4. Standar Nasional Pendidikan yang selanjutnya disingkat SNP adalah
kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum
Negara Kesatuan Republik Indonesia;
5. Visi adalah cita-cita bersama pada masa mendatang dari warga satuan
pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan masukan dari seluruh
warga satuan pendidikan;
6. Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus dilaksanakan
sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan dalam kurun waktu
tertentu untuk menjadi rujukan bagi Penyusunan program jangka
pendek, menengah, dan jangka panjang, dengan berdasarkan
masukan dari seluruh warga satuan pendidikan;
7. Tujuan pendidikan adalah gambaran tingkat kualitas yang akan dicapai
dalam kurun waktu tertentu maksimal 4 (empat) tahun oleh setiap
satuan pendidikan dengan mengacu pada karakteristik dan/atau
keunikan setiap satuan pendidikan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk mengetahui pencapaian tujuan
pendidikan, satuan pendidikan dapat melakukan evaluasi;
8. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat provinsi yang
selanjutnya disebut TPKM provinsi merupakan tim pengembang
kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian
Agama provinsi;
9. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah tingkat kabupaten/kota yang
selanjutnya disebut TPKM kabupaten/kota merupakan tim
pengembang kurikulum yang dibentuk oleh Kepala Kantor
Kementerian Agama Kabupaten/kota;
10. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah yang selanjutnya disebut
TPKM merupakan tim pengembang kurikulum yang dibentuk oleh
kepala madrasah untuk tingkat satuan pendidikan (madrasah) yang
terdiri dari pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan di

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
9

madrasah, yaitu pengawas, komite madrasah, kepala madrasah, wakil


kepala madrasah dan perwakilan pendidik dan tenaga kependidikan.

B. Prinsip-Prinsip Penyusunan KTSP


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut penyusunan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta
tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu,
serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna
dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Penyusunan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu
penyusunan kurikulum harus mencakup keterampilan pribadi,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
10

5. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi,
bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses penyusunan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta pembentukan
manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan
nasional dan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan Bhineka Tunggal
Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

E. Acuan Operasional Penyusunan KTSP


1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar
pembentukan kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum yang
disusun memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan
martabat manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri
(afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan
dengan itu, kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi,
tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional,
sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan
pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup
sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman
tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan
daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan
yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
11

wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara


berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan
IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman
dan taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan
kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua
mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh
pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang semakin dekat
memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan
bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI.
Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya
wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk
memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
12

setempat harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari


budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan,
kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

C. Pihak yang Terlibat dalam Penyusunan KTSP


Pihak-pihak yang terlibat dalam penyusunan dan pengembangan Buku I,II
dan III KTSP pada madrasah antara lain :
1. Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) terdiri atas: tenaga
pendidik, konselor (kecuali RA dan MI), dan kepala madrasah sebagai
ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan dan
pengembangan KTSP, TPKM harus mengikutsertakan komite
madrasah, pengawas madrasah, narasumber dari instansi
Kemenag/BDK/Perguruan Tinggi, dan pihak lain yang terkait.
2. Kepala madrasah membubuhkan tanda tangan di lembar pengesahan
Buku I sebagai pihak yang menetapkan Buku I KTSP yang diketahui
oleh ketua komite madrasah, ketua yayasan (bagi madrasah swasta)
sebagai bagian dari penanggung jawab lembaga dan pengawas
madrasah sebagai bagian dari kegiatan supervisi.
3. Kepala Kantor Kementerian Agama baik provinsi atau kabupaten/kota
sesuai dengan kewenangannya menandatangani lembar pengesahan
Buku KTSP jenjang RA, MI dan MTs oleh Up. Kepala Seksi
Pendidikan Madrasah/Pendis/TOS kabupaten/kota dan untuk jenjang
MA/MAK oleh Up. Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil
Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
13

BAB III
PELAKSANAAN PENYUSUNAN
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH

A. Prosedur Operasional dan Mekanisme Penyusunan KTSP


Prosedur operasional penyusunan dan pengembangan Buku I,II dan III
KTSP pada madrasah antara lain meliputi:
1. Kegiatan analisis konteks minimal memuat :
a) Mengidentifikasi Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) sebagai acuan dalam penyusunan dan pengembangan
KTSP;
b) Menganalisis kondisi kebutuhan yang ada di satuan pendidikan
yang meliputi peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan,
sarana prasarana, biaya, dan program-program;
c) Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di masyarakat dan
lingkungan sekitar misalnya komite sekolah, dewan pendidikan,
dinas pendidikan, asosiasi profesi, dunia industri dan dunia usaha,
sumber daya alam dan sosial budaya;
d) Menganalisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
implementasi kurikulum.
2. Kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Buku I KTSP minimal
memuat :
a) latar belakang, landasan, tujuan, prinsip dan acuan operasional;
b) perumusan visi, misi, beserta indikatornya dan tujuan satuan
pendidikan;
c) pengorganisasian struktur kurikulum dan muatan kurikuler satuan
pendidikan;
d) pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik
tingkat kelas;
e) Penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;
f) Penyusunan silabus mata pelajaran dan muatan lokal; dan
g) Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap mata
pelajaran.

B. Mekanisme Penyusunan dan Pengembangan


1. Pembentukan TPKM
Tim Pengembang Kurikulum Madrasah (TPKM) terdiri atas; 1). tenaga
pendidik, 2). konselor (kecuali RA dan MI), dan 3). kepala madrasah
sebagai ketua merangkap anggota. Dalam kegiatan penyusunan dan
pengembangan Buku I KTSP, TPKM harus mengikutsertakan
komite/majlis madrasah, pengawas madrasah, narasumber dari
instansi Kemenag/BDK/Perguruan Tinggi, dan pihak lain yang terkait.
2. Kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Buku I KTSP
Penyusunan dan pengembangan Buku I KTSP merupakan bagian dari
kegiatan perencanaan madrasah pada setiap awal tahun pelajaran.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
14

Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja dan/atau lokakarya madrasah


dan/atau kelompok madrasah yang diselenggarakan dalam jangka
waktu sebelum tahun pelajaran baru dimulai.
Tahapan kegiatan penyusunan dan pengembangan Buku I KTSP
secara garis besar meliputi: 1). penyiapan dan penyusunan draf, 2).
review dan revisi, serta 3). finalisasi, pemantapan dan penilaian.
Langkah yang lebih rinci dari masing-masing kegiatan diatur dan
diselenggarakan oleh TPKM.

3. Pemberlakuan dan Pengesahan Buku I KTSP


Kepala madrasah membubuhkan tanda tangan di lembar pengesahan
Buku I KTSP sebagai pihak yang menetapkan Buku I KTSP yang
diketahui oleh ketua komite/majlis madrasah, ketua yayasan (bagi
madrasah swasta) sebagai bagian dari penanggung jawab lembaga
dan pengawas madrasah sebagai bagian dari kegiatan supervisi.
Buku I KTSP pada RA, MI, MTs dan MA/MAK ditetapkan dan
dinyatakan berlaku oleh kepala madrasah setelah mendapat
pertimbangan dari forum komite madrasah dan diketahui dan disahkan
oleh Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Up. Kepala Bidang
Pendidikan Madrasah untuk jenjang MA/MAK dan Kepala Kantor
Kementerian Agama Kab./Kota Up. Seksi Pendidikan
Madrasah/Pendis/TOS untuk jenjang RA, MI dan MTs.
Titimangsa tanggal pemberlakuan dan pengesahan Buku I KTSP harus
dilakukan pada awal tahun pelajaran berjalan (setiap bulan Juli).

4. Pelaksanaan KTSP
Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh
unsur satuan pendidikan yakni kepala madrasah, tenaga pendidik dan
tenaga kependidikan serta komite madrasah dibawah supervisi
pengawas madrasah.

5. Daya Dukung
Daya dukung dalam penyusunan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pengembangan serta pelaksanaan KTSP
merupakan kewenangan dan tanggung jawab penuh dari masing-
masing satuan pendidikan RA, MI, MTs dan MA. Oleh karena itu
untuk dapat mengembangkan dan melaksanakan KTSP
diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam
rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite madrasah
baik langsung maupun tidak langsung.
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Penyusunan dan pengembangan serta pelaksanaan KTSP
merupakan proses perwujudan kurikulum yang sesungguhnya.
Oleh karena itu tenaga pendidik merupakan unsur yang mutlak
diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai serta

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
15

didukung pelaksanaan supervise oleh pengawas madrasa. Selain


itu tenaga kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan
sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan KTSP.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Penyusunan dan pelaksanaan serta pengembangan KTSP
memerlukan dukungan berupa ketersediaan sarana dan
prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana satuan
pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural
yang diperlukan untuk mewujudkan proses pendidikan pada
satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan,
gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian,
serta prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai unsur
penunjang yang memberikan kemudahan pelaksanaan KTSP.

A. Agenda Kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II ,dan III


KTSP pada Madrasah

No Waktu Uraian Kegiatan


1. Mei minggu ke-2 Pembentukan TPKM
2. Mei minggu ke-3 Workshop/Raker KTSP
3. Mei minggu ke-3 dan 4 Penyusunan Draf KTSP
4. Juni minggu ke-1 Review Draf KTSP
5. Juni minggu ke-2 dan Ke-3 Revisi Draf Buku KTSP
6. Juni minggu ke-4 Finalisasi Buku 1,2,3 KTSP
7. Juli Minggu ke-2 Pengesahan Pemberlakuan KTSP
8. Juli s.d Juni Pelaksanaan dan evaluasi KTSP di
Tahun Pelajaran Berjalan RA/madrasah

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
16

B. Standar Operasional Prosedur (SOP)


Kegiatan Penyusunan dan Pengembangan Buku I KTSP

Pelaksana Mutu Baku


No Aktivitas Kepala TPKM Pihak Kamenag Kelengkapan Waktu Output
Terkait

1 Kepala Madrasah Data dan 1 SK-TPKM


Menyusun TPKM jabatan calon minggu
dengan TPKM
menerbitkan SK

2 Kepala Madrasah Bahan kegiatan 1 Kisi-kisi


dan TPKM a.EDM Hari Penyusun
menyelenggaraka b.Profil an Draf
n kegiatan c.analisis
workshop/raker kontek

3 TPKM menyusun a.Regulasi 2 Draf Buku


Draf Buku KTSP KTSP minggu KTSP
b.Renstra
c. Analisis
konteks

4 TPKM Draf Buku 1 Buku


mengadakan reviu tidak KTSP minggu Hasil
draf KTSP Reviu

5 TPKM Buku Hasil 2 Buku


mengadakan Reviu minggu Hasil
revisi draf Buku Revisi

Ya
6 TPKM Buku Hasil 2 Buku
menyiapkan draf Revisi minggu KTSP
akhir untuk untuk
kegiatan finalisasi disahkan

7 TPKM Tidak Buku KTSP 1 hari Buku


mengusulkan untuk disahkan KTSP
pengesahan Buku
KTSP kepada Ya
pihak Kamenag
kab/kota atau
provinsi

8. Madrasah Buku KTSP 1 tahun Laporan


mendokumentasik Kegiatan
an dan
melaksanakan
KTSP

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
17

C. Standar Operasional Prosedur (SOP) Kegiatan Penyusunan Buku II


dan Buku III KTSP oleh Guru Kelas atau Guru Mata Pelajaran Pada
Madrasah

Mulai
Mulai

Analisis
Analisis KD
KD dan
dan
Indikator
Indikator

Analisis
Analisisbahan
bahanAjar,
Ajar,
metode,
metode,media
mediadan
dan
penilaian
penilaian pembelajarn
pembelajarn serta
serta
Pembuatan
PembuatanJaringan
JaringanTema
Tema
(untuk
(untukRA
RAdan
danMI)
MI)

Pembuatan
Pembuatan Silabus
Silabus

Pembuatan
Pembuatan RPP
RPP

Pembuatan
Pembuatan Jadwal
Jadwal
Pelajaran
Pelajaran

Selesai
Selesai

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
18

BAB III
ISI BUKU I
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN PADA MADRASAH

Isi Dokumen Buku I KTSP atau disebut juga dengan Buku I secara
garis besar terdiri dari 3 (tiga) bagian, yaitu bagian muka, bagian isi dan
bagian lampiran. Berikut komponen-komponen yang harus ada pada tiap
bagian antara lain :

A. Bagian Muka
Pada bagian ini minimal ada komponen-komponen sebagai berikut : 1)
halaman sampul, 2) kata pengantar, 3) lembar pengesahan, 4) daftar isi, 5)
daftar tabel, dan 6) daftar gambar, 7) daftar lampiran serta dapat
ditambahkan sesuai dengan kebutuhan.
1. Halaman sampul terdiri dari: logo madrasah, judul buku, nama instansi,
nama kota dan tahun. Contoh dapat dilihat pada lampiran 1.
2. Kata pengantar yang berisi ungkapan tentang rasa syukur, tujuan
penyusunan buku, serta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang
dirasakan membantu penyelesaian buku I. Kata Pengantar dibuat
secara singkat dan ditandatangani oleh Kepala Madrasah. Contoh
dapat dilihat pada lampiran 2.
3. Lembar Pengesahan adalah lembaran yang berisi keberlakukan Buku I
KTSP yang berisi kata-kata pengesahan dan keberlakuan Buku I
dengan dilengkapi tempat ditetapkannya, tanggal ditetapkan dan
pihak-pihak yang harus membubuhkan tanda tangan pada lembar
pengesahan, yaitu kepala madrasah, komite/majlis madrasah, ketua
yayasan (bagi madrasah swasta), pengawas madrasah dan pejabat
yang berwenang. Contoh dapat dilihat lampiran 3.
4. Daftar isi, yaitu berisi bagian-bagian Buku I serta penunjukan
halaman. Daftar isi dimaksudkan untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang isi Buku I. Sebelah kanan atas ditulis kata
“Halaman”. Angka-angka petunjuk halaman ditempatkan sedemikian
rupa sehingga membentuk garis lurus vertikal sejajar dengan huruf ”n”
dari kata “halaman”. Contoh dapat dilihat lampiran 4.
5. Daftar Tabel. Daftar tabel (bila ada) dibuat bila ada yang berisi nomor
urut tabel, judul tabel, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap
tabel. Penomoran tabel menunjukan bab dan nomor urut tabel dalam
bab. Misal Tabel 2.1 Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya,
tabel yang dimaksud berada pada bab 2 nomor 1. Contoh Dapat dilihat
pada lampiran 5.
6. Daftar Gambar. Daftar gambar (bila ada) berisi nomor urut gambar,
judul gambar, dan nomor halaman tempat pemuatan setiap gambar.
Penomoran gambar menunjukan bab dan nomor urut dalam bab.
Misal Gambar 2.1 Jumlah Guru dan Tingkat Pendidikannya. Artinya,
gambar yang dimaksud berada pada bab 2 nomor 1. Contoh dapat
dilihat lampiran 6.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
19

7. Daftar Lampiran, yaitu memuat nomor, judul, halaman, dan tempat


lampiran itu berada. Judul lampiran yang lebih dari satu baris diketik
dengan spasi tunggal. Contoh dapat dilihat pada lampiran 7.

B. Bagian Isi
Pada bagian ini terdiri dari beberapa bab, antara lain;
Bab I Pendahuluan, Bab II Tujuan, Visi dan Misi Madrasah, Bab III Muatan
Kurikuler, Bab IV Pengaturan Beban Belajar, Bab V Kalender Pendidikan
dan Bab VI Penutup.
1. Bab I Pendahuluan.
Pada bagian ini terdiri dari latar belakang, landasan (yuridis,
psikologis,sosiologis dan psikopedagogis),tujuan penyusunan KTSP,
prinsip penyusunan KTSP, acuan operasional dan profil madrasah.
a. Latar Belakang. Pada bagian ini dituliskan tentang alasan
Penyusunan dan pengembangan KTSP minimal mencakup: tuntutan
terhadap adanya Buku I, II, dan III KTSP, kondisi objektif madrasah
dan kebutuhan madrasah terhadap KTSP.
b. Landasan. Pada bagian ini disebutkan peraturan dan perundangan
yang berkaitan dengan Kurikulum 2013 dan kelembagaan madrasah,
landasan psikologis, sosiologis dan psikopedagogis).
c. Tujuan Penyusunan. Pada bagian ini diuraikan tujuan penyusunan
dan pengembangan KTSP secara operasional dan jelas.
d. Prinsip-prinsip Penyusunan KTSP. Pada bagian ini diuraikan
prinsip penyusunan kurikulum sesuai dengan Permendikbud No. 61
tahun 2014 dan PMA No 117 tahun 2014, kemudian dioperasionalkan
dalam program pendidikan di madrasah yang didasarkan pada
kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan mencantumkan sumber
rujukan (referensi) yang dapat dipercaya.
e. Acuan Operasional KTSP. Pada bagian ini diuraikan acuan
konseptual kurikulum sesuai dengan Permendikbud Nomor 61 Tahun
2014 dan PMA Nomor 117 Tahun 2014, kemudian dioperasionalkan
dalam program pendidikan di madrasah yang didasarkan pada
kondisi dan tuntutan lingkungan, dengan mencantumkan sumber
rujukan (referensi) yang dapat dipercaya.
f. Profil Madrasah. Pada bagian ini dituliskan selayang pandang
tentang madrasah dan diuraikan bagian-bagian informasi keunggulan
madrasah dan berbagai potensi tantangannya. Secara umum dapat
diuraikan menjadi:
1) Analisis Lingkungan Internal merupakan uraian kondisi
madrasah yang mencerminkan kekuatan dan kelemahan
madrasah (hasil EMIS terbaru) , meliputi:
a) Identitas madrasah (Kode registrasi madrasah, nama resmi
madrasah, SK Pendirian, akreditasi;
b) madrasah, Alamat lengkap madrasah, Identitas Kepala
madrasah, Komite madrasah, Rekening Bank, dll)
c) Data Kepemilikan lahan, bangunan dan sarana prasarana
d) Rekapitulasi Data Siswa (3 tahun terakhir)
e) Profil Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
20

f) Rekapitulasi data orang tua siswa meliputi pekerjaan,


pendidikan, penghasilan
g) Data tamatan (3 tahun terakhir)
h) Prestasi madrasah (3 tahun terakhir)
i) Struktur Organisasi
2) Analisis Lingkungan Eksternal merupakan uraian kondisi
madrasah yang mencerminkan peluang dan tantangan di
madrasah. Analisis lingkungan eksternal meliputi analisis terhadap:
a) Kondisi Geografis
b) Kondisi Sosiologis
c) Kondisi Demografi

2. Bab II Tujuan, Visi, Misi dan Rencana Program .


Pada bagian ini dituliskan tujuan pendidikan nasional dan
kelembagaan, visi misi madrasah, tujuan madrasah dan rencana
program ;
a. Tujuan pendidikan nasional dan kelembagaan. Pada bagian ini
dituliskan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum
dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dan tujuan kelembagaan
sebagaimana tencantum dalam Peraturan Menteri Agama Nomor
13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal
Kementerian Agama, Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Agama
Nomor 60 tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri
Agama Nomor 90 Tahun 2013; Keputusan Menteri Agama Nomor
117 Tahun 2014 tentang Implementasi Kurikulum 2013 di Madrasah
serta Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20
Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Kelulusan.
b. Visi dan Misi Madrasah. Visi dan misi dituliskan untuk
menunjukkan tujuan ideal madrasah secara khusus yang berbeda
dengan madrasah lainnya.
1) Visi madrasah adalah cita-cita bersama pada masa mendatang
dari warga satuan pendidikan, yang dirumuskan berdasarkan
masukan dari seluruh warga satuan pendidikan . Madrasah
merumuskan dan menetapkan visi serta mengembangkannya
beserta indikatornya. Visi madrasah:
a) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga satuan
pendidikan dan segenap pihak yang berkepentingan
pada masa yang akan datang;
b) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada
warga satuan pendidikan dan segenap pihak yang
berkepentingan;
c) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai warga satuan
pendidikan dan pihak-pihak yang berkepentingan,

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
21

selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi


pendidikan nasional;
d) diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala madrasah dengan memperhatikan masukan komite
madrasah;
e) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan;
f) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

2) Misi adalah sesuatu yang harus diemban atau harus


dilaksanakan sebagai penjabaran visi yang telah ditetapkan
dalam kurun waktu tertentu untuk menjadi rujukan bagi
penyusunan program jangka pendek, menengah, dan
jangka panjang, dengan berdasarkan masukan dari seluruh
warga madrasah. Rumusan misi madrasah :
a) memberikan arah dalam mewujudkan visi satuan
pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
b) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam kurun
waktu tertentu;
c) menjadi dasar program pokok satuan pendidikan;
d) menekankan pada kualitas layanan peserta didik dan mutu
lulusan yang diharapkan oleh satuan pendidikan;
e) memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan
dengan program satuan pendidikan;
f) memberikan keluwesan dan ruang gerak penyusunan
kegiatan satuan-satuan unit satuan pendidikan yang
terlibat;
g) dirumuskan berdasarkan masukan dari segenap pihak
yang berkepentingan termasuk komite madrasah dan
diputuskan oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh
kepala madrasah;
h) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yangberkepentingan;
i) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai
dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.

c. Tujuan Madrasah. Pada bagian ini dituliskan tujuan khusus


madrasah sebagai penyelenggara pendidikan. Bagi madrasah
swasta tujuan madrasah dapat disesuaikan dengan tujuan
yayasan. Madrasah merumuskan dan menetapkan tujuan serta
mengembangkannya. Tujuan madrasah dapat:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka menengah (empat tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
22

3) mengacu pada standar kompetensi lulusan yang sudah


ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite madrasah dan diputuskan
oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan.

d. Rencana Program Pendidikan. Pada bagian ini dituliskan


rencana program pendidikan yang akan dilaksanakan madrasah
sebagai penyelenggara pendidikan. Madrasah merumuskan dan
menetapkan tujuan serta mengembangkannya dalam bentuk h baik
yang Rencana Pendidikan Jangka Panjang (RPJP), Renvana
Pendidikan Jangka Menengaj (RPJM) dan Rencana Pendidikan
Tahunan (RPT). Rencana program madrasah dapat:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu dicapai dalam
jangka tertentu;
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan nasional
serta relevan dengan kebutuhan masyarakat;
3) mengacu pada standar Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Madrasah (RAPBM) yang didalamnya berisi urauaian
kegiatan secara operasional deengan rencana anggarannya
sudah ditetapkan oleh satuan pendidikan dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak yang
berkepentingan termasuk komite madrasah dan diputuskan
oleh rapat dewan guru yang dipimpin oleh kepala madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga satuan pendidikan dan
segenap pihak yang berkepentingan.

3. Bab III Muatan Kurikuler.


Pada bagian ini dijelaskan tentang struktur kurikulum dan muatan
kurikuler sesuai dengan jenis dan jenjang pendidikan madrasah.
a. Struktur Kurikulum. Pada Bagian ini dituliskan struktur kurikulum
yang berisi mata pelajaran dan alokasi waktunya dalam bentuk
tabel. Setiap satuan pendidikan boleh menambah jam belajar per
minggu berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik
dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting. Di dalamnya memuat struktur kurikulum 2013
sesuai dengan kelas pada setiap jenis dan jenjang madrasah yang
memberlakukannya, antara lain;
1) Untuk RA mengacu pada Keputusan Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Nomor 3489 tahun 2016 tentang Kurikulum
Raudhatul Athfal.
2) Untuk MI,MTs dan MA regular mengacu pada Keputusan Menteri
Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Panduan Kurikulum

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
23

Madrasah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan


Bahasa Arab;
Struktur Kurikulum 2013 Madrasah Ibtidaiyah (MI)

Struktur Kurikulum 2013 Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
24

Struktur Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah


Peminatan/Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Struktur Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah


Peminatan/Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
25

Struktur Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah


Peminatan/Jurusan Ilmu Bahasa dan Budaya

Struktur Kurikulum 2013 Madrasah Aliyah


Peminatan/Jurusan Ilmu-Ilmu Keagamaan

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
26

3) Madrasah Penyelenggara Program Keterampilan mengacu pada


Keputusan Menteri Agama Nomor 1023 Tahun 2016 tentang
Panduan Penyelenggaraan Program Keterampilan di Madrasah
Aliyah.
Struktur Kurikulum Penyelenggaraan Program Keterampilan
Madrasah Aliyah

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
27

4) Madrasah Penyelenggara Program Keagamaan mengacu pada


Keputusan Menteri Agama Nomor 1293 Tahun 2016 tentang
Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Program Keagamaan di
Madrasah Aliyah.
Struktur Kurikulum Penyelenggaraan Program Keagamaan
Madrasah Aliyah

b. Muatan Kurikulum. Pada bagian ini berisi minimal tentang mata


pelajaran, muatan lokal, ekstrakurikuler, ketuntasan belajar,
kenaikan kelas dan kelulusan serta peminatan/penjurusan.
1) Mata Pelajaran. Pada bagian ini dituliskan kelompok-kelompok
mata pelajaran beserta alokasi waktu untuk masing-masing
tingkat satuan pendidikan (MI,MTs,MA/MAK) berpanduan pada
struktur kurikulum dan dijelaskan mata pelajaran yang muatan
lokal dan kekhasan madrasah serta alasan pemilihan mata
pelajaran dan kekhasan tersebut.

2) Muatan Lokal. Pada bagian ini satuan pendidikan harus


mengembangkan Kompetensi Inti (KI) /Kompetensi Dasar (KD)
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan mengacu
pada Permendikbud Nomor 79 Tahun 2014. Satuan pendidikan
dapat menyelenggarakan minimal satu mata pelajaran muatan
lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satuan tahun
satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata pelajaran
muatan lokal. Muatan lokal dapat menyesuaikan dengan bagian
mata pelajaran kelompok B; dan/atau mata pelajaran yang
berdiri sendiri pada kelompok B sebagai mata pelajaran

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
28

muatan lokal dalam hal pengintegrasian tidak dapat dilakukan.


Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada
satuan pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran
tentang potensi dan keunikan lokal yang dimaksudkan untuk
membentuk pemahaman peserta didik terhadap keunggulan
dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal
dapat berupa antara lain : (a). seni budaya, (b).prakarya, (c).
pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan, (d). bahasa, dan
(e). teknologi, ditetapkan sebagai mata pelajaran yang berdiri
sendiri, satuan pendidikan dapat menambah beban belajar
muatan lokal paling banyak 2 (dua) jam per minggu.
Pembelajaran muatan lokal Bahasa dan Sastra Daerah Pada
Jenjang Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu
Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013.,
meliputi Bahasa Sunda, Bahasa Cirebon dan Bahasa Melayu
Betawi yang berkedudukan sebagai bahasa daerah dan bahasa
ibu bagi masyarakat di Jawa Barat. Bahasa daerah juga menjadi
bahasa pengantar pembelajaran di kelas-kelas awal SD/MI untuk
memperkenalkan kearifal lokal sebagai landasan etnopedagogis

Struktur Muatan Lokal Bahasa Daerah SD/MI

Struktur Muatan Lokal Bahasa Daerah SMP/MTs

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
29

Struktur Muatan Lokal Bahasa Daerah SMA/MA

Pembelajaran kearifan lokal pada rumpun mata pelajaran PAI dan


Bahasa Arab dapat dijadikan dasar penghitungan jumlah jam
pelajaran dengan mengacu Surat Dirjen Pendis Up. Direktur
KSKK Madrasah Nomor 360/Dj.I/Dt.I.I.I/PP.00/04/2017 tanggal 17
April 2017.
a. Al Quran Hadits rumpun mapelnya antara lain ; Qiraah
Quran,Tahfidz al Quran,Ilmu Tajiwid, Ulumul Quran,Tafsir,
Ulumul Tafsir,Hadits, dan Ulumul Hadits/Musthalah Hadits
b. Akidah Akhlak rumpun mapelnya antara lain; Akidah/Tauhid,
Ilmu Kalam, Akhlak, dan Tashawuf;
c. Fikih rumpun mapelnya antara lain; Fiqih, Ushul Fiqih, Qaidah
Fiqhiyah, dan Ilmu Faraidl
d. Sejarah Kebudayan Islam rumpun mapelnya antara lain;
Sejarah Kebudayaan Islam, Tarikh, dan Sirah Nabawiyah;
e. Bahasa Arab rumpun mapelnya antara lain; Bahasa
Arab,Qira’atul Qutub,Imla,Hiwar,Khath/Tahsinul Khath,Nahwu,

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
30

Sharaf,Qaidah Sharaf, Qaidah I’lal, Qaidah’Irab,I’rab,Ilmu


Balaghah,Ilmu Bayan,Ilmu Mantiq, dan Ilmu Arudl

3) Pengembangan Diri. Pada bagian ini satuan pendidikan


menyelenggarakan kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan
mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat,
setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui;
a ) Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki
tujuan membantu konseli mencapai perkembangan optimal
dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi, belajar,
sosial, dan karir, mengacu pada Permendikbud Nomor 111
Tahun 2014. Layanan Bimbingan dan Konseling yang
diselenggarakan di dalam dan /atau di luar kelas dengan
beban belajar 2 (dua) jam perminggu.
(1) Di SK. kan oleh Kamad
(2) Dilengkapi dengan program dan jadwal
kegiatan BP/BK
b ) Kegiatan ekstrakurikuler. Pada bagian ini dituliskan
kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di
madarasah sesuai dengan regulasi dan kebutuhan madrasah
mangacu pada Permendikbud Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Menengah dan KMA 103 Tahun 2015 tentang Pemenuhan
Beban Kerja Guru Madrasah Bersertifikat Pendidik.
Kegiatan ekstrakurikuler antara lain; 1).Kegiatan
ekstrakurikuler wajib berbentuk pendidikan kepramukaan
mengacu pada Permendikbud Nomor 63 Tahun 2014), dan 2).
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan dapat berbentuk latihan olah-
bakat dan latihan olah-minat yang mengacu pada KMA Nomor
103 Tahun 2015, antara lain; (1) Organisasi Intra
Sekolah/OSIS, (2) Palang Merah Remaja/PMR, (3)
Olimpiade/Lomba Mapel, (4) Olah Raga, (5) Karya Ilmiah
Remaja/KIR, (6) Kesenian, (7) Keagamaan Islam, (8) Pasukan
Pengibatr Bendera/Paskibra, (9) Pecinta Alam, (10) Jurnalistik
atau Forografi, (11) Usaha Kesehatan Sekolah/UKS dan (11)
Kewirausahaan
(1) Di SK.kan oleh Kamad guru pengampunya
(2) Dilengkapi dengan program, jadwal, tempat dan waktu
kegiatan ekstrakurikuler yang diampu.
c ) Pembiasaan atau kegiatan yang sudah menjadi pembiasaan
setiap hari sebelum dan atau sesudah kegiatan pembelajaran
mengacu pada Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
31

4) Ketuntasan Belajar. Pada bagian ini dituliskan ketuntasan belajar


di madrasah dalam bentuk Ketuntasan Belajar Minimal (KBM).
Dalam menentukan ketuntasan belajar harus merujuk pada
regulasi yang berlaku, di antaranya kepada Peraturan Pemerintah
Nomor 32 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013,
Permendikbud Nomor 53 tahun 2015 dan Permendikbud Nomor
23 Tahun 2016. Satuan pendidikan menetapkan Ketuntasan
belajar setiap indikator yang telah ditetapkan dalam suatu
kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Kriteria ideal
ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Satuan
pendidikan harus menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik
serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Satuan pendidikan diharapkan
meningkatkan kriteria ketuntasan belajar secara terus menerus
untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal;

5) Kenaikan Kelas dan Kelulusan. Pada bagian ini dituliskan


tentang prosedur dan mekanisme kenaikan kelas dilaksanakan
pada setiap akhir tahun Pelajaran. laporan hasil penilaian
pendidikan pada akhir semester, dan akhir tahun ditetapkan
dalam rapat dewan guru berdasarkan hasil penilaian oleh
pendidik dan hasil penilaian oleh Satuan Pendidikan mengacu
pada Permendikbud Nomor 53 Tahun 2015. Kriteria kenaikan
kelas diatur oleh masing-masing direktorat teknis terkait mengacu
pada Permendikbud Nomor 114 tahun 2014. Kenaikan kelas
dan/atau kelulusan peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan
guru.

6) Peminatan dan atau penjurusan. Bagian ini hanya untuk satuan


pendidikan di MA/MAK. Penjelasan tentang peminatan merujuk
kepada Permendikbud Nomor 64 Tahun 2014. Peminatan
adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan
peserta didik dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau
pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.
Peminatan/Jurusan pada SMA/MA terdiri atas (a). Peminatan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam; (b). Peminatan Ilmu
Pengetahuan Sosial; (c). Peminatan Bahasa dan Budaya; dan (d).
Peminatan Keagamaan. Pada jenjang MA wajib
menyelenggarakan ketiga kelompok peminatan akademik dan
Peminatan Keagamaan.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
32

7) Pendidikan Kecakapan Hidup


a) Kurikulum untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/
SMALB, SMK/MAK dapat memasukkan pendidikan kecakapan
hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional;
b) Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral
dari pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa
paket/modul yang direncanakan secara khusus;
c) Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari
satuan pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan
pendidikan formal lain dan/atau nonformal.

8) Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


a) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan
kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi, dan lain-
lain, yang semuanya bermanfaat bagi penyusunan kompetensi
peserta didik;
b) Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan
global;
c) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat
merupakan bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat
menjadi mata pelajaran muatan lokal;
d) Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal
yang sudah memperoleh akreditasi.

4. Bab IV Pengaturan Beban Belajar


Pada bagian ini berisi tentang pengaturan beban belajar meliputi
beban belajar dan beban belajar tambahan yang dilaksanakan di
madrasah, antara lain;
a. Beban Belajar. Dalam menetapkan beban belajar madrasah
hendaknya menjelaskan beban belajar yang diterapkan berkenaan
dengan sistem paket atau sistem kredit semester, sebagaimana
diatur dalam Permendikbud Nomor 61 Tahun 2014 dan PMA 165
Tahun 20014.
(1) Beban Belajar Madrasah Ibtidaiyah :

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
33

Jika ditambah dengan muatan lokal bahasa daerah maka bertambah alokasi
waktu per minggu (lihat struktur muatan lokal daerah).
(2) Beban Belajar Madrasah Tsanawiyah (MTs) :

Jika ditambah dengan muatan lokal bahasa daerah maka bertambah alokasi
waktu per minggu (lihat struktur muatan lokal daerah).
(3) Beban Belajar Madrasah Aliyah (MA) :

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
34

Jika ditambah dengan muatan lokal bahasa daerah maka bertambah alokasi
waktu per minggu (lihat struktur muatan lokal daerah).

b. Beban Belajar Tambahan. Dalam menetapkan beban belajar


tambahan, hendaknya dijelaskan beban belajar tambahan yang
diterapkan madrasah dengan berpanduan pada Permendikbud
Nomor 61 Tahun 2014.

5. Bab V Kalender Pendidikan


Pada bagian Kalender Pendidikan Madrasah dicantumkan rincian
pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama
satu tahun pelajaran. Hal tersebut mencakup permulaan tahun
pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur. Kalender pendidikan Madrasah mengacu pada panduan
penyusunan kalender pendidikan Madrasah yang diterbitkan oleh
Kementerian Agama Kantor Wilayah Provinsi Jawa Barat pada tahun
pelajaran berjalan.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun
kalender pendidikan, antara lain :
a. Permulaan Tahun Pelajaran. Permulaan tahun pelajaran adalah
waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun
pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
b. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
35

1) minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan


pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan
pendidikan;
2) waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran
setiap minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh
satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan dengan
keadaan dan kondisi daerah.
c. Pengaturan Waktu Libur. Penetapan waktu libur dilakukan dengan
mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari libur, baik
nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda
tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun ajaran,
hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar
nasional, dan hari libur khusus. Acuan alokasi waktu minggu efektif
belajar, waktu libur, dan kegiatan lainnya tertera pada tabel berikut
ini.
No KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN
1. Minggu efektif Tuliskan jumlah Digunakan untuk
belajar reguler minggu efektif kegiatan
setiap tahun (Kelas minimal 36 minggu pembelajaran
I-V, VII-VIII, X-XI) efektif pada setiap
madrasah.
2. Minggu efektif Tuliskan jumlah
semester ganjil minggu efektif
tahun terakhir setiap Minimal 18 minggu
madrasah (Kelas VI,
IX, dan XII)
3. Minggu efektif Tuliskan jumlah
semester genap minggu efektif
tahun terakhir setiap minimal 14 minggu
madrasah (Kelas
VI, IX, dan XII)
4. Jeda tengah Tuliskan jeda tengah Satu minggu
semester semester maksimal setiap semester
2 minggu
5. Jeda antar Tuliskan jeda antar Antara semester I
semester semester maksimal dan II
2 minggu
6. Libur akhir tahun Tuliskan libur akhir Digunakan untuk
ajaran tahun ajaran penyiapan
Maksimal 3 minggu kegiatan dan
administrasi akhir
dan awal tahun

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
36

No KEGIATAN ALOKASI WAKTU KETERANGAN


pelajaran
7. Hari libur Tuliskan hari libur Daerah khusus
keagamaan keagamaan yang memerlukan
Maksimal 4 minggu libur keagamaan
lebih panjang
dapat
mengaturnya
sendiri tanpa
mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu
pembelajaran
efektif
8. Hari libur umum/ Tuliskan hari libur Disesuaikan
nasional Umum/Nasional dengan Peraturan
Pemerintah
9. Hari libur khusus Tuliskan hari libur Untuk madrasah
khusus maksimal 1 sesuai dengan ciri
minggu kekhususan
masing-masing
10. Kegiatan khusus Tuliskan kegiatan Digunakan untuk
madrasah khusus madrasah kegiatan yang
maksimal 3 minggu diprogramkan
secara khusus
oleh madrasah
tanpa mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu
pembelajaran
efektif

6. Bab VI Penutup.
Pada bagian ini satuan pendidikan mengemukakan harapan-harapan
dalam penyusunan dan pengembangan KTSP sekaligus permasalahan
yang dihadapi serta solusinya dalam rangka rencana tindak lanjut
pendidikan di madrasah.

1. Bagian Lampiran-lampiran.
Bagian ini dilampirkan berbagai dokumen yang berhubungan dengan
Buku I, II, dan III KTSP dan buku-buku lainnya yang harus dilampirkan

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
37

seperti SK. Kamad tentang TPKM, SK Penetapan Mapel Mulok beserta


KI/KD-nya, SK. Penetapan Ketuntasan Belajar, SK. Penetapan
Kegiatan Ekstrakurikuler, Berita Acara masing-masing kegiatan
Penyusunan dan Pengembangan Buku I KTSP, Daftar Hadir Kegiatan,
Lembar Validasi Buki I KTSP dari Pengawas Madrasah dan Buku
lainnya yang dianggap perlu)

BAB IV
ISI BUKU II DAN BUKU III
KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDUKAN PADA MADRASAH

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
38

A. Silabus
Silabus merupakan acuan penyusunan kerangka pembelajaran untuk
setiap bahan kajian mata pelajaran. Silabus paling sedikit memuat, antara
lain :
1. Identitas mata pelajaran (khusus MTs dan MA/MAK);
2. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas;
3. Kompetensi inti, merupakan gambaran secara kategorial mengenai
kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas dan
mata pelajaran;
4. kompetensi dasar, merupakan kemampuan spesifik yang mencakup
sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terkait muatan atau mata
pelajaran;
5. tema (khusus RA dan MI);
6. materi pokok, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator pencapaian kompetensi;
7. pembelajaran, yaitu kegiatan yang dilakukan oleh pendidik dan peserta
didik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan;
8. penilaian, merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik;
9. alokasi waktu sesuai dengan jumlah jam pelajaran dalam struktur
kurikulum untuk satu semester atau satu tahun; dan
10. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar atau sumber belajar lain yang relevan.

Silabus dikembangkan berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan dan


Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah sesuai dengan
pola pembelajaran pada setiap tahun ajaran tertentu. Silabus digunakan
sebagai acuan dalam pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran.

B. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran


Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap
pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau
lebih.
Komponen RPP, antara lain :
1. identitas sekolah/madrasah yaitu nama satuan pendidikan;
2. identitas mata pelajaran atau tema/subtema;

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
39

3. kelas/semester;
4. materi pokok;
5. alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian
KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan
6. jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus
dicapai;
7. tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur,
yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan;
8. kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
9. materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur
yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator ketercapaian kompetensi;
10. metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai
KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang
akan dicapai;
11. media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran;
12. sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik,
13. alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan;
14. langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan
pendahuluan, inti, dan penutup; dan
15. penilaian hasil pembelajaran.

C. Prinsip Penyusunan RPP


Dalam menyusun RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip antara
lain :
1. Perbedaan individual peserta didik antara lain kemampuan awal,
tingkat intelektual, bakat, potensi, minat, motivasi belajar,kemampuan
sosial, emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus,kecepatan belajar, latar
belakang budaya, norma, nilai, dan/atau lingkungan peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar,
motivasi, minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulis yang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam
bacaan, dan berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan
program pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan
remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian
kompetensi, penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan
pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
40

BAB V
KETENTUAN PENULISAN

A. Format Pengetikan
1. Kertas.
Kertas yang digunakan adalah jenis HVS putih, ukuran A4 (21,0 cm x
29,7 cm) tebal kerta 80 gram.

2. Bidang Pengetikan
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas, kanan,
bawah adalah 4,4,3,3 cm (lihat Lampiran 11 Contoh Ukuran Bidang
Pengetikan). Hasil pengetikan adalah tepi kanan rata (full justification).

3. Awal Paragraf
Awal paragraf dimulai 1,2 cm (7 ketukan) dari tepi kiri bidang
pengetikan. Sesudah tanda baca titik, koma, titik dua, dan titik koma
hendaknya diberi jarak satu ketukan kosong.

4. Penomoran Halaman
Bagian awal Buku diberi nomor halaman menggunakan angka romawi
kecil (misalnya i, ii, iii, iv) di tengah bagian bawah halaman. Nomor
halaman pada bagian inti dan bagian penutup Buku menggunakan
angka Arab di tengah bagian bawah halaman. Nomor untuk lampiran
ditulis dengan menggunakan angka Arab melanjutkan nomor halaman
sebelumnya.

5. Jenis Huruf dan Ukuran


Buku hendaknya diketik dengan komputer menggunakan program
Windows dengan jenis huruf (font) resmi. Dalam hal menulis Buku ini
digunakan jenis huruf Arial ukuran 12 point. Jenis huruf ini disebut huruf
proporsional karena jarak antar huruf bergantung pada besar-kecilnya
huruf. Misalnya huruf m berukuran lebih besar daripada huruf i,
sehingga jarak antara dua huruf selalu rapat.

6. Modus Huruf
Penggunaan huruf normal, miring (italic), dan tebal (bold) diatur sebagai
berikut:
a. Normal. Jenis huruf normal digunakan untuk: 1) Teks induk, 2) Tabel,
3) Gambar, 4) Bagan, 5) Catatan dan 5) Lampiran.
b. Miring (Italic). Jenis huruf miring digunakan untuk: 1) kata nonbahasa
Indonesia yang masih asing, 2) kata berasal dari bahasa daerah, 3
istilah belum lazim dan 4) bagian penting (untuk bagian penting tidak
boleh digunakan bold-normal, tetapi boleh bold-miring)
c. Tebal (Bold). Jenis huruf tebal digunakan untuk: 1) judul bab, 2) judul
subbab dan 3) bagian penting dari suatu contoh dicetak bold-italic

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
41

B. Spasi
Antar baris dalam Buku diketik dengan spasi 1,5. Jarak antara akhir judul
bab dengan awal teks adalah 3 spasi. Jarak antara akhir teks dengan
subjudul adalah 3 spasi. Jarak antara subjudul dengan awal teks
berikutnya adalah 1,5 spasi. Spasi antar kata tidak boleh terlalu renggang
dalam teks. Contoh Jarak Antar baris dan Pengetikan Teks sebagai
tersebut di bawah ini;
Contoh salah:
Bidang pengetikan berjarak masing - masing dari tepi kiri,
atas, kanan, bawah adalah 4,4,3,3. Hasil pengetikan adalah
tepi kanan rata (full justification). Meskipun demikian, harap
diupayakan spasi antar kata cukup rapat.

Contoh benar:
Bidang pengetikan berjarak masing-masing dari tepi kiri, atas,
kanan, bawah adalah 4, 4, 3, 3 cm . Hasil pengetikan adalah tepi
kanan rata (full justification). Meskipun demikian, harap diupayakan
spasi antarkata cukup rapat.

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat
42

BAB V
PENUTUP

Panduan ini disusun dengan harapan pihak-pihak terkait dapat


menjadikan panduan ini sebagai acuan dan atau standar dalam kegiatan
Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP pada madrasah di
lingkungan Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat dan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota.
Hal-hal yang belum diatur dalam panduan ini akan diatur kemudian
sesuai dengan perkembangan peraturan dan tuntutan kebutuhan.
Semoga penyusunan dan pengembangan Buku I,II dan III KTSP pada
madrasah yang tersusun dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan
tuntutan regulasi dan kebutuhan.

Ditetapkan di Bandung
pada Tanggal Mei 2017

KEPALA KANTOR WILAYAH


KEMENTERIAN AGAMA
PROVINSI JAWA BARAT

A. B U C H O R I

Panduan Penyusunan dan Pengembangan Buku I, II dan III KTSP


Di Lingkungan Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai