Anda di halaman 1dari 18

C.

AKUNTANSI UNTUK KONSINYASI


1. Transaksi konsinyasi harus diikhtisarkan terpisah dan laba atas masing-masing
konsinyasi harus dihitung terpisah dari laba penjualan regular.
2. Transaksi konsinyasi harus disatukan dengan transaksi lain.
Kegiatan konsinyasi melibatkan dua belah pihak, yaitu pengamanat dan komisioner. Oleh
karena itu akuntansinya juga diselenggarakan oleh kedua belah pihak. Akuntansi yang
diselenggarakan oleh masing-masing pihak adalah sebagai berikut:
1. Prosedur akuntansi konsinyasi untuk pengamanat
Pengamanat melaksanakan penjualan secara konsinyasi setelah mempertimbangkan
keuntungan dan juga kerugian, namun selama penjualan konsinyasi tersebut lebih banyak
segi yang menguntungkan daripada yang merugikan perusahaannya,maka perusahaan
akan terus melaksanakan penjualan konsinyasi.
Barang konsinyasi milik pengamanat yang dititipkan kepada komisioner mempunyai
perlakuan akuntansi sebagai berikut:
1. Barang konsinyasi yang dikirim kepada komisioner tidak diikuti dengan
pemindahan hak milik atas barang yang dikirim tersebut sehingga barang
konsinyasi tersebut harus tetap dilaporkan sebagai persediaan oleh pengamanat
2. Pengiriman barang konsinyasi dari pengamanat kepada komisioner bukan
merupakan transaksi penjualan sehingga pada saat pengiriman tersebut tidak boleh
diakui adanya pendapatan.
3. Semua biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi tetap menjadi tanggung
jawab pengamanat sejak barang tersebut dikirim sampai berhasil dijualkan oleh
komisioner kepada pihak ketiga.
Akuntansi oleh pengamanat dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu metode
terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode tersebut akan menghasilkan laba atau
rugi yang sama. Pencatatan menurut masing-masing metode adalah sebagai berikut:
a) Metode Terpisah
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan konsinyasi
akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk memisahkan tersebut
maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan kegiatan konsinyasi juga harus
dipisahkan. Alat yang digunakan untuk mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut
adalah rekening “Barang Konsinyasi”. Rekening ini akan di debit dengan biaya yang
berhubungan dengan barang konsinyasi dan dikredit dengan pendapatan yang

1
berhubungan dengan barang konsinyasi. Jadi pendebitan dan pengkreditan terhadap
rekening “Barang Konsinyasi” adalah:
Pendebitan:
 Harga pokok barang konsinyasi yang dikirim
 Biaya pengiriman barang-barang konsinyasi
 Biaya yang berhubungan dengan barang konsinyasi yang dibayar oleh komisioner
akan tetapi ditanggung oleh pengamanat. Termasuk di dalam kelompok ini misalnya
komisi, biaya perakitan dan sebagainya.
Pengkreditan:
 Pengkreditan terhadap rekening barang konsinyasi adalah hasil penjualan barang
konsinyasi.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat hanya mencakup 4 transaksi,
yaitu:
1. Pengiriman barang konsinyasi
2. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
4. Menerima pembayaran dari komisioner.

Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:


1. Pengiriman barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Barang konsinyasi xxx
Persediaan xxx
2. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Barang konsinyasi xxx
Kas xxx
3. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan
mengetahui 3 hal, yaitu:
1) Penjualan barang konsinyasi
2) Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
3) Pembayaran yang akan diterima dari komisioner

2
Transaksi ini akan dicatat:
Piutang- komisioner xxx
Barang konsinyasi xxx
Barang konsinyasi xxx
4. Menerima pembayaran dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Piutang- komisioner xxx

Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi
perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari
1991 adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga
pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp.
500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan
sebesar Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00

3
Jurnal yang dibuat oleh PT ABC adalah:
Transaksi 1
Transaksi ini dicatat:
Barang konsinyasi Rp. 30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00
Transaksi 2
Transaksi ini dicatat:
Barang konsinyasi Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 3
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 4
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 5
Transaksi ini dicatat:
Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00
Barang konsinyasi Rp. 7.200.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 42.300.000,00
Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00

b) Metode Tidak Terpisah


Di dalam metode laba atau rugi dari kegiatan konsinyasi tidak dipisahkan dengan laba
(rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan yang
berhubungan dengan kegiatan konsinyasi dicampur dengan pendapatan dan biaya yang
reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh pengamanat di dalam metode ini hanya
mencakup 3 transaksi, yaitu:
a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
c. Menerima pembayaran dari komisioner

4
Masalah yang perlu diketahui dalam penggunaan metode ini adalah bahwa pengamanat
tidak menutup rekening pendapatan atau kerugian dari konsinyasi pada akhir periode
transaksi konsinyasi. Jadi, laba atau rugi karena adanya penjualan konsinyasi tidak
dibuatkan jurnal penutup atau tidak ditutup ke rekening laba rugi.
Pengamanat mencatat transaksi konsinyasi, dimana timbul akun baru yaitu
consignment out (barang konsinyasi) untuk mencatat penjualan konsinyasi, harga pokok
penjualan barang konsinyasi, biaya yang berhubungan dengan penjualan konsinyasi
seperti ongkos angkut lokal dan antar daerah.

Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:


a. Pembayaran biaya angkut (biaya pengiriman) barang konsinyasi
Transaksi ini akan dicatat:
Biaya transport xxx
Kas xxx
b. Menerima laporan pertanggungjawaban dari komisioner
Pada saat menerima laporan pertanggungjawaban tersebut pengamanat akan
mengetahui 3 hal, yaitu:
1) Penjualan barang konsinyasi
2) Biaya yang berhubungan dengan konsinyasi
3) Pembayaran yang akan diterima dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Piutang- komisioner xxx
Biaya xxx
Penjualan xxx
Apabila perusahaan menggunakan sistem perpetual pengamanat harus mencatat
juga harga pokok penjualan.
c. Menerima pembayaran dari komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Piutang- komisioner xxx

Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ. Isi
perjanjian tersebut antara lain:
5
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan januari
1991 adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ. Harga
pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual ditentukan Rp.
500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya perakitan
sebesar Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00

Jurnal yang dibuat oleh PT ABC adalah:


Transaksi 1
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 2
Transaksi ini dicatat
Biaya transport Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 2
Transaksi ini dicatat:
Barang konsinyasi Rp. 500.000,00
Kas Rp. 500.000,00
Transaksi 3
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
6
Transaksi 4
Transaksi ini tidak dicatat oleh PT ABC
Transaksi 5
Transaksi ini dicatat:
Piutang-komisioner Rp. 42.300.000,00
Biaya Rp. 7.700.000,00
Barang konsinyasi Rp. 50.000.000,00
Harga pokok penjualan Rp. 30.000.000,00
Persediaan Rp. 30.000.000,00
Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 42.300.000,00
Piutang komisioner Rp. 42.300.000,00

2. Prosedur akuntansi konsinyasi untuk komisioner


Bagi Consignee setiap transaksi pendapatan yang berhubungan dengan penjualan
konsinyasi dimasukkan ke dalam rekening barang komisi atau consignment in.
Komisioner hanya membuat jurnal saat :
1) Menjual barang konsinyasi.
2) Mengeluarkan biaya-biaya yang berhubungan dengan konsinyasi.
3) Mencatat pendapatan komisi.
4) Pengiriman uang ke pengamanat (consignor)
Akuntansi oleh komisioner dapat diselenggarakan dengan 2 metode, yaitu metode
terpisah dan metode tidak terpisah. Kedua metode tersebut akan menghasilkan laba
atau rugi yang sama.pencatatan menurut masing-masing metode adalah sebagai
berikut:
a) Metode Terpisah
Di dalam metode ini semua laba ataupun rugi yang diperoleh dari kegiatan
konsinyasi akan disajikan secara terpisah dari rugi laba yang biasa. Untuk
memisahkan tersebut maka pendapatan dan biaya yang berhubungan dengan
kegiatan komisioner juga harus dipisahkan. Alat yang digunakan untuk
mengumpulkan pendapatan dan biaya tersebut adalah rekening “Barang Komisi”.
Rekening ini akan didebit dengan biaya yang berhubungan dengan barang komisi
dan dikredit dengan pendapatan yang berhubungan dengan barang komisi. Jadi
pendebitan dan pengkreditan terhadap rekening “Barang Komisi” adalah:
7
Pendebitan:
Pendebitan terhadap rekening ini terdiri atas:
 Biaya perakitan
 Jumlah yang harus dibayarkan kepada pengamanat
Pengkreditan:
 Pengkreditan terhadap rekening barang komisi adalah hasil penjualan barang
komisi.

Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner hanya mencakup 4


transaksi, yaitu:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
2. Menjual barang komisi
3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
1. Membayar biaya angkut / perakitan
Transaksi ini akan dicatat:
Barang komisi xxx
Kas xxx
2. Menjual barang komisi
Transaksi ini akan dicatat:
Kas xxx
Barang komisi xxx
3. Mengirim laporan pertanggungjawaban kepada pengamanat
Transaksi ini akan dicatat:
Barang komisi xxx
Utang pengamanat xxx
4. Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner
Transaksi ini akan dicatat:
Utang pengamanat xxx
Kas xxx

8
Saldo rekening “barang komisi” akan menunjukkan laba atau rugi dari kegiatan
konsinyasi. Pada akhir periode saldo tersebut ditutup ke rekening “ikhtisar laba
rugi”

Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ.
Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.
Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan
januari 1991 adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ.
Harga pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual
ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya
perakitan sebesar Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00

Jurnal yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:


Transaksi 1
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 2
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 3
Transaksi ini dicatat
9
Barang komisi Rp. 200.000,00
Kas Rp. 200.000,00
Transaksi 4
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 50.000.000,00
Barang komisi Rp. 50.000.000,00
Transaksi 5
Transaksi ini dicatat:
Barang komisi Rp. 42.300.000,00
Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00

Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00
Kas Rp. 42.300.000,00

b) Metode Tidak Terpisah


Di dalam metode ini laba atau rugi dari kegiatan komisioner tidak dipisahkan
dengan laba (rugi) dari kegiatan yang reguler. Oleh karena itu, biaya dan pendapatan
yang berhubungan dengan kegiatan komisioner dicatat seperti halnya pendapatan dan
biaya yang reguler.
Pada umumnya pencatatan yang dibuat oleh komisioner di dalam metode ini hanya
mencakup 3 transaksi, yaitu:
1) Membayar biaya angkut / perakitan
2) Menjual barang komisi
3) Mengirim pembayaran kepada pengamanat komisioner
Pencatatan terhadap transaksi tersebut adalah:
1. Membaya biaya angkut / perakitan
Transaksi ini akan dicatat:
Utang pengamanat xxx
Kas xxx
2. Menjual barang komisi
Transaksi ini akan dicatat:
10
Kas xxx
Penjualan xxx
3. Mengirim pembayaran kepada pengamanat
Transaksi ini akan dicatat:
Utang pengamanat xxx
Kas xxx
Contoh:
Pada awal tahun 1991 PT ABC mengadakan perjanjian konsinyasi dengan toko XYZ.
Isi perjanjian tersebut antara lain:
1. PT ABC akan menitipkan barang kepada toko XYZ
2. Toko XYZ berhak atas komisi sebesar 15% dari hasil penjualan
3. Semua biaya ditanggung oleh PT ABC
4. Toko XYZ harus membuat pertanggungjawaban secara bulanan.

Transaksi yang berhubungan dengan perjanjian konsinyasi tersebut untuk bulan


januari 1991 adalah:
1. PT ABC mengirim 100 unit barang yang dalam keadaan CKD ke toko XYZ.
Harga pokok barang tersebut Rp. 300.000,00 sedangkan harga jual
ditentukan Rp. 500.000,00
2. PT ABC membayar biaya angkut sebesar Rp. 500.000,00
3. Toko XYZ menerima kiriman barang dari PT ABC dan membayar biaya
perakitan sebesar Rp. 200.000,00
4. Toko XYZ berhasil menjual seluruh barang dagangan secara tunai
5. Toko XYZ mengirimkan laporan hasil penjualan ke PT ABC
6. Toko XYZ mengirimkan kas yang menjadi hak PT ABC, yaitu:
- Penjualan: 100 x Rp. 500.000,00 = Rp. 50.000.000,00
- Komisi 15% = Rp. 7.500.000,00
- Biaya 200.000,00 + 7.700.000,00
Kas yang dikirim Rp. 42.300.000,00

Jurnal yang dibuat oleh Toko XYZ adalah:


Transaksi 1
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 2
11
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 3
Transaksi ini dicatat
Utang pengamanat Rp. 200.000,00
Kas Rp. 200.000,00
Transaksi 4
Transaksi ini dicatat:
Kas Rp. 50.000.000,00
penjualan Rp. 50.000.000,00
dan
Harga pokok penjualan Rp. 42.500.000,00
Utang pengamanat Rp. 42.500.000,00
Transaksi 5
Transaksi ini tidak dicatat
Transaksi 6
Transaksi ini dicatat:
Utang pengamanat Rp. 42.300.000,00
Kas Rp. 42.300.000,00

Akuntansi untuk Konsinyasi yang Telah Selesai


Diasumsikan Pada tanggal 6 Juni, Western Co mengirimkan 10 buah pesawat radio
kepada saudara R. Green atas dasar konsinyasi. Pesawat-pesawat ini dijual dengan harga
iklan @ $85. Pihak konsinyi harus diberi komisi sebesar 20% dan setiap biaya transportasi
yang dikeluarkan oleh pihak konsinyasi harus digantikan oleh pihak konsinyor. Tanggal 24
Juli, R. Green selaku konsinyi mengirimkan uang kas kepada pihak konsinyor untuk
menyelesaikan perhitungan beserta dengan perkiraan penjualan konsinyasi. Diasumsikan
bahwa kedua belah pihak tidak menyelenggarakan catatan persediaan perpetual tetapi
menggunakan system persediaan berkala dalam penetapan harga pokok penjualan.
Catatan Pihak Konsinyor Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri
1. Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi.
Pihak konsinyi mencatat penerimaan barang atas konsinyasi dengan suatu momerandum
dalam buku harian atau dalam buku tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini.
Kadang –kadang barang yang diterima dicatat dalam ayat jurnal memorandum. Jika

12
barang-barang ini difaktur dengan harga pokok, dengan harga jual atau dengan harga
tertentu lainnya, maka harga faktur ini dapat digunakan dalam menyusun ayat jurnal.
2. Beban Pihak Konsinyor Ditetapkan pada Konsinyasi. Pihak konsinyasi tidak dipengaruhi
oleh transaksi pihak konsinyor.
3. Beban pihak konsinyor ditetapkan pada konsinyasi.
4. Penjualan oleh pihak konsinyi. Pihak konsinyi mencatat penjualan konsinyasi dengan
mendebet perkiraan aktiva bersangkutan dan mengkredit perkiraan konsinyasi masuk.
5. Komisi atau laba yang masih harus diterima bagi konsinyi. Pihak konsinyi mencatat
komisi atau laba atas penjualan konsinyasi dengan mendebet perkiraan konsinyasi masuk
dan mengkredit perkiraan pendapatan yang bersangkutan.
6. Pengiriman uang kas dan perkiraan penjualan konsinyasi oleh pihak konsinyi. Pihak
konsinyi mencatat pengiriman uang kas kepada pihak konsinyor dengan mendebet
perkiraan konsinyasi masuk dan mengkredit perkiraan kas. Jika pembayaran menyangkut
seluruh jumlah yang terutang, maka ayat jurnal untuk mencatat pembayaran ini menutup
perkiraan konsinyasi masuk.
Catatan Pihak Konsinyi - Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri
1) Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi mencatat barang konsinyasi
dengan ayat jumal memorandum.
2) Beban Pihak Koninyor Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak konsinyi tidak dipengaruhi
oleh transaksi pihak konsinyor.
3) Beban Pihak Konsinyi Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak konsinyi mendebet perkiraan
pihak konsinyor untuk beban yang harus dibebankan pada pihak konsinyor dan
mengkredit perkiraan aktiva atau perkiraan kewajiban yang bersangkutan atau perkiraan
beban jika beban dicatat semula dalam perkiraan beban.
4) Penjualan Oleh Pihak Konsinyi. Konsinyi mencatat penjualan konsinyasi seperti pada
penjualan biasa. Masing-masing ayat jumal penjualan di sertai dengan sebuah ayat jurnal
untuk mencatat beban yang dikeluarkan oleh pihak konsinyor, untuk barang-barang yang
dijual: perkiraan Pembelian atau perkiraan Harga Pokok Penjualan didebet dan perkiraan
pihak konsinyor dikredit
5) Komisi Atau Laba yang Masih Harus Diterima Bagi Pihak Konsinyi. Pihak konsinyi
tidak membuat ayat jurnal untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi. Pendapatan
atas penjualan konsinyasi akan tergambar dalam laba kotor pihak konsinyi sebagai akibat
dari ayat-ayat jurnal yang dibuat di atas tadi.
6) Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi, Pihak
konsinyi mencatat pembayaran kepada pihak konsinyor dengan mendebet perkiran pihak
konsinyor dan mengkredit perkiraan Kas.

Catatan Pihak Konsinyor — Jika Laba Konsinyasi, Ditetapkan Tersendiri


13
1) Penyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Pihak konsinyor mencatat penyeran barang
kepada pihak konsinyi dengan mendebet perkiraan Konsinyasi. Keluar dan mengkredit
perkiraan persediaan, jika untuk saldo persediaan diselengarakan sistem persediaan
perpetual, Perkiraan Pengiriman Barang Konsinyasi ditangani sebagai suatu pos
pengurang dan jumIah persdiaan awal dan pembelian dalam menetapkan harga pokok
barang yang tersedia untuk dijual. Penyerahan barang dicatat dengan harga pokok kendati
harga jual atau harga tertentu lainnya ditetapkan pada barang-barang, pada laporan yang
dikirimkan kepada pihak konsinyi.
2) Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Pihak Konsinyor mencatat
beban yang berkaitan dengan konsinyasi dengan mendebet perkiraan konsinyasi-Keluar
dan rnengkredit perkiraan Kas atau perkiraan kewajiban. Apabila perkiraan beban Semula
dibebani dengan beban yang berkaitan dengan konsinyasi, maka perkiraan konsinyasi
Keluar didebet dan perkiraan beban dikredit dengan jumlah yang ditetapkan pada
konsinyasi.
(3), (4) dan (5)
Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi — Penjualan Oleh Pihak
Konsinyi — Pernbebanan Komisi Oleh Pihak Kunsinyi. Pihak konsinyor tidak menyusun
ayat jurnal untuk transaksi pihak konsinyi sampai ia menerima laporan dan pihak konsinyi.
6) Pengiriman Uang Kas Dan Perkiraan Penjualan Konsinyasi Oleh Pihak Konsinyi.
Pada waktu pihak konsinyor menenima laporan perkiraan penjualan konsinyasi, perkiraan
Kas didebet sebesar uang kas yang dikirimkan, perkiraan Konsinyasi-Keluar didebet untuk
total beban yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi, dan
perkiraan Konsinyasi-Keluar dikredit sebesar penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak
konsinyi. Dapat juga, perkjraan Kas didebet dan perkiraan Konsinyasi-Keluar dikredit
sebesar hasil penjualan konsinyasi bersih. Jika prosedur mi diikuti, maka ayat jurnal untuk
transaksi pada bagian (6) di atas akan terbaca sebagai berikut :
Kas......................................................................$655
Konsinyasi-Keluar R.Green.........................................................$655

Catatan Pihak Konsinyor – Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tesedia


(1) Peyerahan Barang Kepada Pihak Konsinyi. Apabila pihak konsinyor tidak
menyelenggarakan catatan, persediaan perpetual maka penyerahan barang kepada pihak
konsinyi dicatat dengan sebuah ayat jumal memorandum dalam buku harian atau dalam
perkiraan tersendiri yang diselenggarakan untuk tujuan ini. Sebuah catatan pelengkap
harus diselenggarakan, yang menunjukkan semua nincian yang bertalian dengan barang
konsinyasi. Adakalanya ayat jumal memorandum dibuat dalam mencatat pengiriman

14
barang konsinyasi. Ayat jumal memorandum untuk transaksj pada bagian (I) dalarn contoh
di muka akan berbunyi:
Barang Konsinyasi R. Green...................................................$500
Penyerahan Barang Konsinyasi...............................................$500
Sebuah catatan tambahan yang dibuat akan menunjukkan nncian guna mendukung
saldo dalam perkiraan Barang Konsinyasi. Pada waktu barang konsinyasi dijual, ayat jurnal
memorandum diimbangi. Dalam hal diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka
penyerahan barang konsinyasi membutuhkan ayat jurnal sebagai berikut:
Barang Konsinyasi R. Green..................................................$500
Persediaan Barang (atau Barang Jadi)..................................$500
(2) Beban Pihak Konsinyor Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi. Perkiraan biasanya dibebani
dengan beban konsinyasi, tanpa pernisahan antara beban konsinyasi dan beban yang
berkaitan dengan penjualan biasa.
(3), (4),dan (5) Beban Pihak Konsinyi Yang Ditetapkan Pada Konsinyasi— Penjualan
Oleh Pihak Konsinyi — Pembebanan Komisi OIeh Pihak Konsinyi. Pihak konsinyor tidak
menyusun ayat-ayat jumal untuk transaksi yang diselesaikan oleh pihak konsinyi sampai
pihak konsinyor menerima laporan dan pihak kosinyi.
(6) Pengiriman (Uang Kas dan Perkiraan Penjuatan Konsinyasi oleh Pihak Konsinyi. Pada
waktu pihak konsinyor menerima laporan perkiraan penjualan konsinyasi, maka perkiraan
Kas didebet sebesar Uang kas yang disertakan dalam laporan, perkiraan beban didebet
sebesar beban yang dibebankan pada perkiraan pihak konsinyor oleh pihak konsinyi, dan
perkiraan Penjualan dikredit sebesar penjualan kotor yang dilaporkan oleh pihak konsinyi.
Dalam hal tidak diselenggarakan catatan persediaan perpetual maka sebuah ayat jurnal
dibuat untuk persediaan akhir dan untuk menetapkan harga pokok penjualan periode itu.
Sebaliknya, jika diselenggarakan catatan persediaan perpetual, maka saldo harga pokok
penjualan dalam buku yang berkaitan dengan penjualan biasa harus dinaikkan den gan
harga pokok penjualan yang berkaitan dengan penjualan konsinyasi, dengan ayat jumal
sebagai benikut:
Harga Pokok Penjualan.....................................................$500
Barang Konsinyasi R. Green...........................................$500
Penyesuaian lebih lanjut harus dilakukan atas penjualan, harga pokok penjualan, dan
beban yang menggambarkan gabungan operasi konsinyasi dan openasi biasa, dengan cara
biasa. Kemudian perkiraan nominal ditutup pada perkiraan ikhtisar rugi-laba, dan laba atau
rugi dan gabungan operasi itu akhirnya dipindahkan ke penkiraan modal.
Akuntansi Untuk Konsinyasi yang Tidak Diselesaikan Dengan Tuntas
Jika barang konsinyasi tidak terjual seluruhnya pada waktu pihak konsinyi dan pihak
konsinyor menyusun laposan keuangan, maka laba yang direalisasi atas barang yang sudah
terjual harus dihitung. Sifat dan rnasalah yang timbul dan ayat-ayat jural yang dibuat dalam
15
buku pihak konsinyi dan pihak konsinyor, untuk transaksi yang tidak diselesaikan dengan
tuntas, di ilustrasikan dalam contoh di bawah ini.
Catatan Pihak Konsinyi — Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri Pihak
konsinyi harus menetapkan laba atas penjualan konsinyasi sebelum laporan keuangan disusun
pada tiap akhir periode, dengan mendebet perkiraan Konsinyasi. Masuk dan mengkredit
perkiraan pendapatan untuk komisi atau laba atas penjualan konsinyasi sampai dengan
tanggal itu. Saldo kredit dalam perkiraan konsinyasi masuk setelah ayat jumal ini
menunjukkan bahwa hasil dari penjualan konsinyasi melebihi beban bagi pihak konsinyor,
akan menimbulkan kewajiban kepada pihak konsinyor; saldo kredit dilaporkan dalam neraca
sebagai kewajiban lancar. Sedangkan saldo debet dalam perkiraan konsinyasi masuk
menunjukkan, bahwa hasil dan penjualan konsinyasi lebih kecil daripada beban bagi pihak
konsinyor.
Catatan Pihak Konsinyi — Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Tersendiri.
Tidak dibutuhkan penyusunan ayat jurnal pada akhir periode jika ayat-ayat jumal telah dibuat
pada waktu barang konsmnyasi dijual, yang menetapkan pembelian atau harga pokok
penjualan dan Kewajiban kepada pihak konsinyor. Saldo kredit dalam perkiraan pihak
konsinyor pada akhir periode dilaporkan dalam neraca sebagai kewajiban lancar; sedangkan
saldo debet dilaporkan sebagai aktiva lancar (piutang).
Catatan Pihak Konsinyor — Jika Laba Konsinyasi Ditetapkan Tersendiri. Pihak
konsinyor membutuhkan laporan penjualan konsinyasi (account sales) pada akhir periode
fiskalnya sendiri, agar ia dapat mencatat laba atau rugi atas penjualan barang konsinyasi
sampai dengan tanggal itu. Data-data yang tercantum dalarn perkiraan penjualan konsinyasi
dicatat dengan cara biasa. Kemudian perkiraan konsinyasi-keluar menunjukkan beban yang
ditetapkan pada konsinyasi dan pendapatan dari penjualan konsinyasi: Laba atas penjualan
konsinyasi sampai dengan tanggal itu, sekarang harus dipindahkan dan perkiraan konsinyasi-
keluar; pemindahan ini menyebabkan perkiraan itu mengandung saldo debet, yang
menyatakan beban yang dibebankan pada barang konsinyasi yang belum terjual.
Jika pihak konsinyor tidak mencatat beban pada perkiraannya yang dibebankan oleh
pihak konsinyi, maka ia hanya mengkredit perkiraan konsinyasi untuk hasil bersih dari
penjualan konsinyasi, dengan ayat jurnal per 30 Juni sebagai betikut:
Kas.....................................................................$383
Konsinyasi-Keluar R Green.................................$383
Saldo dalam perkiraan konsinyasi-keluar akan sarna apabila beban pihak konsinyi dan
penjualan kotor dilaporkan dalam perkiraan ini. Penysuaian laba sebesar $57, kemudian, akan
sasna seperti dalam hal-hal sebelumnya. Saldo dalam perkiraan konsinyasi-keluar dilaporkan

16
dalam neraca sebagai pos persediaan tersendiri, yang ditambahkan pada barang dagangan
yang ada, sebagai berikut:
Persediaan:
Barang dagangan yang ada......................................$10.000
Barang konsinyasi..................................................... 234 $10.234
Jika dikehendaki, harga pokok semula barang konsinyasi sebesar $200 dan beban
konsinyasi tambahan yang ditangguhkan sebesar $34, dapat dilaporkan tersendiri.
Selama periode berikutnya, pengirirnan barang konsinyasi, beban, dan penjualan dicatat pada
perkiraan konsinyasi-keluar dengan cara biasa. Perkiraan ini pada akhir periode disesuaikan
sekali lagi dalam penetapan laba atas penjualan konsinyasi periode itu dan beban yang
berkaitan dengan barang konsinyasi yang masih ada.
Hal-hal seperti ini dapat terjadi di mana pihak konsinyi, dalam rnengirimkan laporan
penjualan konsinyasi kepada pihak konsinyor, gagal untuk mengirimkan seluruh jumlah yang
terhutang. Dalam situasi ini, pihak konsinyor mendebet perkiraan Piutang Usaha sebagai
pengganti perkiraan Kas. Misalnya, jika sdr. R. Green dalam contoh kita di muka,
melaporkan penjuaJan 6 buah pesawat radio tetapi ia hanya mengirimkan uang kas sebesar
$150, rnaka dibuat ayat jurnal sebagai berikut:
Kas...................................................................................$150
Piutang Usaha R Green.................................................... 233
Konsinyasi-Keluar R Green............................................. 127
Konsinyasi-Keluar R Green................................. $510
Penerimaan uang kas pada tanggal selanjutnya akan dicatat dengan mendebet
perkiraan kas dan mengkredit perkiraan Piutang Usaha R Green.
Catatan Pihak Konsinyor — Jika Laba Konsinyasi Tidak Ditetapkan Sendiri.
Apabila laba konsinyasi tidak ditetapkan tersendiri oleh pihak konsinyor, maka beban
yang dikeluarkan oleh pihak konsinyi dan yang dibebankan pada hasil penjualan
konsinyasinya akan ditetapkan dalam buku pihak konsinyor dengan mendebet perkiraan
beban yang bersangkutan. Akan tetapi,jika barang konsinyasi belum terjual seluruhnya pada
akhir periode fiskal, maka beban yang ditetapkan pada barang konsinyasi yang belum terjual
harus ditangguhkan. Data-data dalam perkiraan penjualan konsinyasi dianalisis dan sebuah
ayat jurnal majemuk disusun sebagai berikut: perkiraan Kas didebet sebesar jumlah yang
dikirimkan oleh pihak konsinyi atau perkiraan Piutang Usaha didebet sebesar jumlah yang
masih harus diterima dan pihak konsinyi; perkiraan beban didebet untuk beban yang
dikeluarkan oleh pihak konsinyi atas barang yang telah terjual; perkiraan Barang Konsinyasi
didebet sebesar beban pihak konsinyi atas barang yang belum terjual; dan perkiraan
Penjualan dikredit untuk total penjualan konsinyasi.

17
DAFTAR REFERENSI
Aang. “Akuntansi Untuk Konsinyasi” http://aangkuro.blogspot.co.id/2013/12/akuntansi-
keuangan-lanjutan-1-konsinyasi.html. Diakses pada 19 Maret 2018

Sarifatulloh, Erna. “Akuntansi Untuk Konsinyasi”.


http://ernasarifatulloh.blogspot.co.id/2015/10/akuntansi-untuk-konsinyasi_20.html. Diakses
pada 19 Maret 2018

18

Anda mungkin juga menyukai