Anda di halaman 1dari 14

FAMILY SUPPORT FOR PATIENT CARE WITH FRACTURE IN

TABANAN HOSPITAL
Yogi Ismawan
Bachelor of Nursing
The Institute of Health Sciences Bali
Email : yogiismawan4@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang. Fraktur merupakan suatu masalah yang bisa menyebabkan
kecacatan bahkan kematian. Pasien fraktur memerlukan penanganan dan
pelayanan yang komprehensif di rumah sakit yang bertujuan untuk mencegah
komplikasi yang terjadi pada pasien fraktur. Salah satu faktor yang menyebabkan
pasien fraktur bisa sembuh dengan baik adalah adanya dukungan dan motivasi
keluarga. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui dukungan kelurga terhadap
perawatan pasien fraktur.
Metode. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan desain
cross sectional. Jumlah sampel adalah 46 responden, diambil dengan
menggunakan tehnik non probability sampling, dengan metode consecutive
sampling. Pengumpulan data dilakukan menggunakan instrumen berupa
kuesioner.
Hasil Penelitian. Hasil penelitian menunjukkan 43,5% mendapatkan dukungan
informasional cukup, 41,3% dukungan emosional baik, 47,8% dukungan
instrumental baik, 37% dukungan penghargaan kurang.
Kesimpulan. Dukungan keluarga terhadap perawatan pasien fraktur di BRSU
Tabanan dalam kategori cukup.
Kata Kunci : dukungan keluarga dan pasien fraktur.

ABSTRACT
Background. Fracture is a problem that can cause disability or even death. Patient
with fractures require some care and comprehensive service at the hospital to
prevent complications that occured in patients with fractures. One of the factors
that led patient to be cured with good fracture is the support and motivation from
the family. The purpose of this study to determine the family support of patient
care fracture.
Method. This research used descriptive method with cross sectional design. The
number of samples is 46 respondents, taken using non-probability sampling
techniques, with consecutive sampling method. Data was collected through a
questionnaire instrument.
Research result. The results showed 43.5% got sufficient informational support,
41.3% got good emotional support, 47.8% got good instrumental support and 37%
got less award support.
Conclusion. Family support for patient care at BRSU of fracture in Tabanan in
enough category.

Keywords: family support and the fracture, patient care


PENDAHULUAN Dampak dari permasalahan
Penyakit dikategorikan kecelakaan lalu lintas adalah
menjadi dua yaitu penyakit menular menimbulkan cedera, baik cedera
dan penyakit tidak menular. Diantara ringan maupun berat dan dapat juga
penyakit tidak menular adalah menimbulkan kecacatan bahkan
Penyakit Jantung, Diabetes Mellitus, kematian. Salah satu dampak dari
Kanker, PPOK, dan penyakit karena kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.
Kecelakaan (Irwan, 2016). Perawatan pasien fraktur di rumah
Kecelakaan lalu lintas di Indonesia sakit memerlukan penanganan dan
oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO) pelayanan yang komprehensif, yang
tahun 2011 dinilai menjadi bertujuan untuk mencegah
pembunuh terbesar ketiga, dibawah komplikasi pada pasien fraktur,
Penyakit Jantung Koroner dan membantu menyelesaikan masalah-
Tuberculosis. Secara umum masalah yang dialami oleh pasien
kecelakaan lalu lintas disebabkan fraktur dan memenuhi kebutuhan
oleh beberapa faktor seperti kelalaian sehari-hari sehubungan dengan
manusia, kondisi jalan, kelayakan penyembuhan penyakitnya
kendaraan dan belum optimalnya (Nursalam, 2001). Faktor-faktor
penegak hukum lalu lintas. yang mempengaruhi kesembuhan
Data WHO tahun 2011 perawatan pasien fraktur antara lain :
menyebutkan, sebanyak 67% korban tindakan/penanganan yang cepat,
kecelakaan lalu lintas berada pada ketepatan pengobatan, pelayanan
usia produktif, yakni 22-50 tahun. keperawatan, keamanan dan
Terdapat sekitar 400.000 korban di kenyamanan, psikologis,
bawah usia 25 tahun yang meninggal pemeriksaan penunjang, pemenuhan
di jalan raya, dengan rata-rata angka kebutuhan nutrisi, dan dukungan
kematian 1.000 anak-anak dan keluarga. Penelitian yang dilakukan
remaja setiap harinya. Data BPS oleh Siswoyo, Teguh Santoso, dan
(2013), jumlah kecelakaan lalu lintas Susi Wahyuning Asih (2010)
di Indonesia sebanyak 100.106 menyatakan bahwa sebagian besar
orang, korban meninggal dunia responden sangat didukung oleh
26.416 orang, luka berat 28.438 keluarganya dalam upaya rehabilitasi
orang, luka ringan 110.448 orang. fisik yaitu sebesar 19 responden
Data BPS (2013), jumlah kecelakaan (63,3%). Pada penelitian ini adanya
lalu lintas di Provinsi Bali sebanyak dukungan sepenuhnya yang
2.166 orang, meninggal dunia 578 diberikan oleh mayoritas responden
orang, luka berat 651 orang, luka menandakan tingkat kesadaran yang
ringan 2.726 orang. Data BPS tinggi dari keluarga sebagai sistem
Provinsi Bali (2013), kecelakaan lalu pendukung dalam proses
lintas di Tabanan sebanyak 236 kesembuhan penyakit yang diderita
orang, meninggal dunia 78 orang, pasien. Hal ini sesuai dengan hasil
luka berat 51 orang, luka ringan 309 dari jawaban kuesioner yang diisi
orang. Data tentang pasien fraktur di oleh responden sebagian besar
Catatan Medik Badan Rumah Sakit mendapat dukungan sepenuhnya dari
Umum Tabanan dari Bulan Januari– keluarga baik dukungan psikologis,
Mei tahun 2016 sebanyak 313 kasus. fisiologis maupun dukungan sosial.
Dukungan keluarga sangat berdasarkan kriteria yang telah
berpengaruh dalam memberikan ditentukan, baik kriteria inklusi
support/memotivasi pasien fraktur maupun eksklusi.
dalam ketaatan menjalani perawatan Metode pengumpulan data
di rumah sakit. Setiap pasien yang pada penelitian ini adalah metode
mendapat dukungan keluarga yang tulis dengan menggunakan
tinggi, maka akan banyak mendapat instrument berupa kuesioner yang
dukungan emosional, penghargaan, diisi oleh responden yang bisa
instrumental, dan informatif dari membaca dan menulis. Responden
keluarga yang tinggi pula, sehingga yang telah memenuhi kriteria inklusi
dapat meningkatkan keberhasilan diberikan penjelasan mengenai
pengobatan dan perawatan di rumah maksud dan tujuan dari penelitian,
sakit (Friedman, 1998). dan diberikan lembar persetujuan.
Berdasarkan uraian di atas, Alat pengumpulan data yang
maka peneliti ingin meneliti tentang digunakan dalam penelitian ini
“Dukungan keluarga terhadap adalah kuesioner.
perawatan pasien fraktur di Ruang Kuesioner yang digunakan
Bougenville Badan Rumah Sakit terdiri dari 15 pernyataan mengenai
Umum Tabanan”. dukungan keluarga terhadap
perawatan pasien fraktur yang dibagi
METODELOGI kedalam empat karakteristik
Penelitian ini menggunakan dukungan yaitu dukungan
desain penelitian deskriptif cross- informasional terdiri dari 3
sectional yaitu penelitian yang pernyataan, dukungan emosional
menggunakan 1 variabel yang terdiri dari 4 pernyataan, dukungan
bersifat menggambarkan sebuah instrumental terdiri dari 4
fenomena, dimana penelitian yang pernyataan, dan dukungan
dilakukan secara cross-sectional penghargaan terdiri dari 4
(satu titik dalam waktu tertentu) pada pernyataan. Kuesioner ini
populasi atau penelitian pada sampel menggunakan skala Likert dengan
yang merupakan bagian dari memberikan pilihan jawaban berupa
populasi. Pengumpulan data selalu (SL) nilainya 5, sering (SR)
dilakukan dari tanggal 23 September nilainya 4, kadang-kadang (KD)
sampai 23 Oktober 2016. Populasi nilainya 3, jarang (JR) nilainya 2,
dalam penelitian ini adalah seluruh tidak pernah (TP) nilainya 1.
pasien fraktur yang rawat inap di Kuesioner dalam penelitian ini
Ruang Bougenville Badan Rumah telah dilakukan uji validitas dengan
Sakit Umum Tabanan pada tanggal teknik face validity yaitu peneliti
23 September sampai 23 Oktober membawa instrument penelitian
2016 yaitu sebanyak 46 pasien kepada dua orang dosen yang expert
fraktur. Pengambilan sampel dalam dibidangnya. Peneliti mengajukan 15
penelitian ini menggunakan non pernyataan tentang dukungan
probability sampling yaitu teknik keluarga terhadap perawatan pasien
pengambilan sampel yang fraktur. Uji validitas dilakukan dalam
mengutamakan ciri atau kriteria waktu tiga minggu dengan empat
tertentu, dengan metode consecutive kali pertemuan pada masing-masing
sampling yaitu sampel penelitian expert.
Sebelum pengambilan data consent sebagai bukti persetujuan,
peneliti mengurus surat izin terlebih peneliti memberikan lembar
dahulu dari Kampus STIKES Bali, kuesioner kepada responden dan
kemudian ke BPMP. Dari BPMP menjelaskan kepada responden
diberikan tembusan ke untuk mengisi atau menjawab
KESBANGPOL Kabupaten kuesioner. Setelah kuisioner terisi,
Tabanan. Kemudian dari peniliti melakukan pengolahan data
KESBANGPOL Kabupaten Tabanan dan analisa data. Analisi variabel
diberikan tembusan kembali ke penelitian yang dapat dilakukan yaitu
Direktur RSUD Kabupaten Tabanan. analisis univariat dengan statistik
Selanjutnya peneliti menyerahkan deskriptif proporsi atau persentase
surat ijin penelitian yang sudah dari setiap subvariabel. Data yang
diberikan ijin oleh diklat bahwa telah ada kemudian diberikan kode
peneliti layak untuk meneliti di dan dimasukkan ke dalam program
Ruang Bougenvile Badan Rumah SPSS for windows 20.0.
Sakit Umum Tabanan
Selanjutnya peneliti melakukan HASIL
kontrak waktu selama ± 10-15 menit Berdasarkan hasil penelitian
kepada keluarga pasien, peneliti yang telah dilakukan di BRSU
menjelaskan manfaat dan tujuan dari Kabupaten Tabanan dengan jumlah
penelitian yang dilakukan. Bila sample yaitu 46 maka diperoleh
keluarga pasien bersedia menjadi hasil:
responden, peneliti menyerahkan a. Karakteristik berdasarkan jenis
informed consent dan menjelaskan kelamin, umur, pekerjaan dan
kepada keluarga pasien bahwa wajib pendidikan
untuk menandatangani informed

Tabel 1
Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin, umur,
pekerjaan, dan pendidikan di Ruang Bougenville BRSU Tabanan tahun 2016
(n=46)
Karakteristik Frekuensi (f) Persentase (%)
Jenis Kelamin
Laki-Laki 18 39,1
Perempuan 28 60,9
Umur
17-25 tahun 6 13
26-35 tahun 15 32.5
36-45 tahun 17 36,9
46-55 tahun 8 17.3
Pekerjaan
Pegawai Negeri 6 13
Wiraswasta 10 21,7
Swasta 21 45,7
IRT 5 10,9
Petani 4 8,7
Pendidikan
SD 1 2,2
SMP 5 10,9
SMA 20 43,5
Perguruan Tinggi 20 43,5
Hasil penelitian berdasarkan responden (43,5%), sedangkan
tabel 1 menunjukkan bahwa dari 46 paling sedikit dengan pendidikan SD
responden mayoritas berjenis yaitu satu (2,2%).
kelamin perempuan yaitu 28
responden (60,9%). Usia responden Hasil Analisa Variabel Penelitian
paling banyak pada kelompok usia Hasil pengolahan data berupa
36-45 tahun sebanyak 17 (36,9%), distribusi frekuensi dukungan
sedangkan paling sedikit berusia 17- keluarga terhadap perawatan pasien
25 tahun sebanyak 6 (13%). fraktur di Ruang Bougenville BRSU
Responden banyak bekerja sebagai Tabanan yang terdiri dari dukungan
swasta yaitu 21 responden (45,7%), informasional, dukungan emosional,
sedangkan paling sedikit bekerja dukungan instrumental, dan
sebagai petani yaitu empat (8,7%). dukungan penghargaan.
Responden paling banyak memiliki 1. Dukungan informasional keluarga
pendidikan SMA dan perguruan terhadap perawatan pasien fraktur
tinggi yaitu SMA 20 responden
(43,5%), perguruan tinggi 20
Dukungan Informasional
20

10

0
baik
cukup
kurang

Diagram 1
Distribusi frekuensi dukungan informasional pada perawatan pasien
fraktur di Ruang Bougenville BRSU Tabanan tahun 2016 (n=46).

Berdasarkan hasil penelitian dukungan informasional keluarga


yang ditampilkan dalam diagram.1 dalam kategori cukup yaitu sebanyak
diatas dapat dijelaskan bahwa 20 responden (43,5%).
dukungan informasional keluarga
terhadap perawatan pasien fraktur 2. Dukungan emosional keluarga
dari 46 responden, mayoritas terhadap perawatan pasien fraktur
Dukungan Emosional

20

10

0
baik
cukup
kurang

Diagram 2
Distribusi frekuensi dukungan emosional pada perawatan pasien fraktur
di Ruang Bougenville BRSU Tabanan tahun 2016 (n=46).

Berdasarkan hasil penelitian dukungan emosional keluarga dalam


yang ditampilkan dalam diagram 2 kategori baik yaitu sebanyak 19
diatas dapat dijelaskan bahwa responden (41,3%).
dukungan emosional keluarga
terhadap perawatan pasien fraktur 3. Dukungan instrumental keluarga
dari 46 responden, mayoritas terhadap perawatan pasien fraktur

Dukungan Instrumental

30

20
10
0
baik
cukup
kurang

Diagram 3
Distribusi frekuensi dukungan instrumental pada perawatan pasien
fraktur di Ruang Bougenville BRSU Tabanan tahun 2016 (n=46).

Berdasarkan hasil penelitian dalam kategori baik yaitu sebanyak


yang ditampilkan dalam diagram 3 22 responden (47,8%).
diatas dapat dijelaskan bahwa
dukungan instrumental keluarga 4. Dukungan penghargaan keluarga
terhadap perawatan pasien fraktur terhadap perawatan pasien fraktur
dari 46 responden, mayoritas
dukungan instrumental keluarga
Dukungan Penghargaan
20

10

0
baik
cukup
kurang

Diagram 4
Distribusi frekuensi dukungan penghargaan pada perawatan pasien fraktur
di Ruang Bougenville BRSU Tabanan tahun 2016 (n=46).

Berdasarkan hasil penelitian dalam kategori kurang yaitu


yang ditampilkan dalam diagram 4 sebanyak 17 responden (37%).
diatas dapat dijelaskan bahwa
dukungan penghargaan keluarga 5. Hasil penelitian secara umum
terhadap perawatan pasien fraktur dukungan keluarga terhadap
dari 46 responden, mayoritas perawatan pasien fraktur
dukungan penghargaan keluarga

Dukungan Keluarga

30

20
10
0
baik
cukup
kurang

Diagram 5
Distribusi frekuensi dukungan keluarga terhadap perawatan pasien fraktur
di Ruang Bougenville BRSU Tabanan tahun 2016 (n=46).

Diagram 5.5 menunjukkan PEMBAHASAN


bahwa dari 46 pasien fraktur secara A. Dukungan keluarga terhadap
umum mendapatkan dukungan perawatan pasien fraktur yang
keluarga dalam kategori cukup yaitu terdiri dari dukungan
sebanyak 21 responden (45,7%). informasional, dukungan
emosional, dukungan
instrumental, dan dukungan Peningkatan pengetahuan pasien
penghargaan. mengenai fraktur akan
1. Karakteristik dukungan mempengaruhi proses
informasional pengobatan sehingga pasien
Hasil penelitian menunjukkan bersedia mengikuti terapi-terapi
bahwa dari 46 responden didapat yang diberikan, dan sebaliknya
dukungan informasional dalam pengetahuan pasien yang rendah
kategori cukup yaitu sebanyak akan menyebabkan penundaan
29 responden (43,5%) dan terapi seperti operasi
kurang sebanyak 8 responden pembedahan.
(17,4%). Hasil pengamatan yang Peneliti berasumsi bahwa
dilakukan oleh peneliti bahwa selain tingkat pengetahuan yang
adanya dukungan informasional mempengaruhi kesembuhan
dalam kategori cukup dan pasien fraktur, juga perlu adanya
kurang dipengaruhi oleh tingkat dukungan keluarga dan perawat
pendidikan responden. Pada untuk mendapatkan informasi
penelitian ini tingkat pendidikan yang dibutuhkan pasien fraktur
responden yaitu tamat SMP selama menjalani perawatan di
sebanyak lima (10,9%) dan rumah sakit. Menurut teori
tamat SD sebanyak satu (2,2%). Hasymi (2009) bahwa dukungan
Sejalan dengan penelitian informasional merupakan
yang dilakukan oleh Hernawilly sebagai suatu bentuk bantuan
dan Siti Fatonah (2012) bahwa dalam wujud pemberian
tingkat pendidikan responden informasi ataupun ide tertentu
yang rata-rata tamat SMP yaitu melalui proses komunikasi. Pada
45,8% dapat mempengaruhi penelitian ini dukungan yang
kemampuan seseorang untuk diberikan dalam bentuk
mengatur kesehatan mereka, pemberian saran, pengarahan,
untuk mematuhi saran-saran informasi yang dibutuhkan
kesehatan dan merubah perilaku pasien fraktur selama menjalani
yang tidak baik bagi mereka. pengobatan dan perawatan di
Jadi tingkat pendidikan rumah sakit.
mempengaruhi pelaksanaan
ambulasi dini pada pasien pasca 2. Karakteristik dukungan
operasi ekstrimitas bawah. emosional
Menurut teori Notoatmodjo Hasil penelitian menunjukkan
(2007) menyatakan bahwa bahwa dari 46 responden didapat
pengetahuan diperlukan sebagai dukungan emosional masih ada
dukungan dalam menumbuhkan dalam kategori kurang sebanyak
rasa percaya diri maupun sikap 10 responden (21,7%). Hasil
dan prilaku setiap hari, sehingga pengamatan yang dilakukan oleh
dapat dikatakan bahwa peneliti bahwa adanya dukungan
pengetahuan merupakan fakta emosional dalam kategori kurang
yang mendukung tindakan disebabkan oleh pernyataan
seseorang yaitu pengetahuan responden pada pengumpulan
pasien mengenai fraktur. data mengatakan bahwa pasien
takut sakit sebelum dan sesudah keluarga atau teman dekat untuk
dilakukan operasi. memperoleh dukungan dan
Hasil penelitian ini didukung perlindungan. Menurut teori
oleh pendapat Lisa Septiani yang dikemukakan oleh Hasymi
(2015) bahwa pasien yang (2009) menyatakan bahwa
mengalami pembedahan akan dukungan ini melibatkan
menimbulkan respon nyeri. Nyeri ekspresi rasa empati dan
merupakan alasan yang paling perhatian terhadap seseorang
umum orang mencari perawatan sehingga membuatnya lebih
kesehatan. Individu yang baik, memperoleh kembali
merasakan nyeri merasa tertekan keyakinan, merasa dimiliki dan
atau menderita dan mencari dicintai. Bentuk dukungan yang
upaya untuk menghilangkan diberikan dalam penelitian ini
nyeri. Jadi pada penelitian ini ada yaitu mendengarkan keluh kesah
hubungan ansietas dengan nyeri yang dirasakan pasien fraktur,
fraktur. Hal ini sejalan dengan empati, memberikan ketenangan
teori yang dikemukakan oleh dan menghibur sehingga pasien
Potter dan Perry (2005) bahwa fraktur tidak merasa takut
nyeri yang dirasakan oleh pasien terhadap nyeri yang dirasakan
yang mengalami pembedahan, sebelum dan sesudah operasi.
bisa dari skala yang paling ringan
hingga terberat. Kondisi ini 3. Karakteristik dukungan
dipengaruhi oleh bagaimana instrumental
individu tersebut berespon Hasil penelitian menunjukkan
terhadap nyeri, yang secara dari 46 responden didapat
langsung berkaitan dengan dukungan instrumental masih ada
kecemasan individu tentang nyeri dalam kategori kurang sebanyak
yang dialaminya. Penting untuk 9 responden (19,6%). Hasil
mengerti sumber koping individu pengamatan yang dilakukan oleh
selama nyeri. Sumber-sumber peneliti bahwa adanya dukungan
koping ini seperti berkomunikasi instrumental dalam kategori
dengan keluarga, latihan dan kurang disebabkan oleh
bernyanyi dapat digunakan pernyataan responden pada
sebagai rencana untuk pengumpulan data mengatakan
mensupport pasien dan bahwa cemas dengan biaya
menurunkan nyeri pasien operasi fraktur yang mahal
(Hoppenfeld & Murthy, 2011). karena ada beberapa pasien yang
Peneliti berasumsi bahwa tidak memiliki kartu JKN dalam
perlu adanya dukungan pengobatan dan perawatan
emosional keluarga yang dapat fraktur di rumah sakit.
digunakan sebagai motivasi Hasil penelitian ini sejalan
untuk mengurangi kecemasan dengan pendapat Rizky Ika
terhadap nyeri fraktur yang Winda, Fathra Annis Nauli, dan
dialami. Individu yang Yesi Hasneli (2014) bahwa
mengalami nyeri sering kali adanya hubungan antara status
bergantung pada anggota sosial ekonomi dengan tingkat
kecemasan dalam penelitian ini Hasil penelitian menunjukkan
disebabkan karena masih ada dari 46 responden didapat
responden yang tidak dukungan penghargaan dalam
menggunakan ansurasi kesehatan kategori kurang sebanyak 17
dan kebutuhan pasien selama responden (37%). Hasil
masa perawatan meningkat pengamatan yang dilakukan oleh
sehingga pasien banyak peneliti bahwa adanya dukungan
memikirkan biaya yang harus penghargaan dalam kategori
dikeluarkan. Menurut Yosep kurang disebabkan oleh
(2007) menyatakan bahwa pernyataan responden pada saat
kondisi sosial ekonomi yang pengumpulan data mengatakan
tidak sehat dapat menimbulkan bahwa keluarga kurang yakin
stres, misalnya pendapatan jauh dengan kesembuhan yang
lebih rendah dari pada dihadapi karena melihat keadaan
pengeluaran, terlibat hutang, fraktur yang hancur dan setelah
kebangkrutan usaha dan lain operasi pasien cemas melihat
sebagainya. Problem keuangan keadaan dirinya yang terpasang
sangat berpengaruh pada alat-alat operasi.
kesehatan jiwa seseorang dan Berbeda dengan penelitian
sering kali masalah keuangan ini yang dilakukan oleh Nazwar
merupakan faktor yang membuat Hamdani (2014) bahwa sebagian
seseorang jatuh dalam depresi, besar responden mempunyai
stres dan kecemasan. sikap dan persepsi yang baik
Peneliti berasumsi bahwa terhadap perubahan bentuk,
perlu adanya dukungan keluarga potensi dan fungsi tubuh sebagai
dalam memberikan bantuan akibat dari fraktur. Sesuai dengan
finansial seperti memberikan hasil pengisian kuesioner saat
biaya untuk menjalani perawatan penelitian sebagian besar pasien
dan pengobatan fraktur, menjawab dapat menerima
sehingga pasien tidak cemas keadaan tubuhnya sekarang,
terhadap biaya yang akan tidak malu dengan keadaan
dikeluarkan selama menjalani tubuhnya, menyukai semua yang
perawatan di rumah sakit. ada pada dirinya dan dapat
Menurut Hasymi (2009) menyesuaikan diri dengan
mengemukakan bahwa lingkungan serta memiliki rasa
dukungan ini berupa bantuan percaya diri. Menurut teori yang
langsung, misalnya seseorang dikemukakan oleh Perry dan
memberikan atau meminjamkan Potter (1999) menyatakan bahwa
uang dan dapat juga berupa pasien pasca operasi tidak
bantuan langsung mengerjakan bersemangat hal ini disebabkan
tugas tertentu pada saat karena penampilan luka, balutan
mengalami masalah. yang tebal dan selang drain yang
menonjol keluar akan
4. Karakteristik dukungan mengancam konsep diri pasien.
penghargaan Efek pembedahan seperti
jaringan parut yang tidak
beraturan dapat menimbulkan disebabkan oleh hasil penelitian
perubahan citra diri pasien secara dukungan penghargaan dalam
permanen, menimbulkan kategori kurang sebanyak 6
perasaan pasien kurang sempurna responden (13%) dan dukungan
sehingga pasien merasa cemas informasional dalam kategori
dengan keadaannya. cukup sebanyak 20 responden
Menurut asumsi peneliti (43,5%).
dengan adanya dukungan sosial Sejalan dengan penelitian
yaitu keluarga dan orang terdekat yang dilakukan oleh Feri
akan mengurangi perasaan tidak Kurniawati (2013) menunjukkan
nyaman dan meningkatkan harga bahwa sebagian besar responden
diri pasien dalam menjalani memiliki dukungan keluarga
perawatan dan pengobatan dalam kategori sedang yaitu
fraktur di rumah sakit. Menurut sebanyak 50%. Hasil penelitian
Suparyanto (2012) menyatakan menunjukkan bahwa dukungan
bahwa dukungan keluarga yang emosional dalam kategori sedang
tinggi dapat meningkatkan harga yaitu sebanyak 64,3% dan
diri atau konsep diri, dimana dukungan instrumental dalam
peran keluarga mempunyai kategori rendah yaitu sebanyak
pengaruh sangat tinggi terhadap 64,3%. Pada penelitian ini
harga diri. Sebuah keluarga yang didapatkan satu orang responden
memiliki dukungan keluarga 3,6% yang mendapatkan
yang rendah tidak mempunyai dukungan kurang dari
kemampuan dalam membangun keluarganya. Respon yang
konsep diri anggota keluarganya didapatkan dukungan kurang dari
dengan baik. Pada penelitian ini keluarganya lebih merasakan
keluarga memberikan apresiasi beban berat dalam menjalani
terhadap tindakan positif yang perawatan. Dampak dari
dilakukan oleh pasien fraktur kurangnya dukungan keluarga ini
seperti memberikan pujian menyebabkan responden merasa
kepada pasien fraktur saat tidak diperhatikan oleh
mengalami kemajuan dalam keluarganya ketika dirinya
menjalani perawatan di rumah sedang sakit sehingga
sakit. menyebabkan responden merasa
terbebani. Terlihat dari kuesioner
5. Dukungan keluarga terhadap dukungan keluarga menunjukkan
perawatan pasien fraktur bahwa keluarga tidak
Hasil penelitian menunjukkan menyediakan waktu untuk
dari 46 responden didapat menjaga pasien, biaya
dukungan keluarga terhadap ditanggung oleh pasien yang
perawatan pasien fraktur dalam sudah bekerja, tidak mencarikan
kategori cukup yaitu sebanyak 21 kebutuhan sarana dan prasarana
responden (45,7%). Hasil yang dibutuhkan pasien selama
pengamatan yang dilakukan oleh sakit. Menurut teori yang
peneliti bahwa adanya dukungan dikemukakan oleh Suprajitno
keluarga dalam kategori cukup (2004) yang menyatakan bahwa
dukungan keluarga adalah sikap, perawatan fraktur di rumah sakit
tindakan, dan penerimaan sebelum dan sesudah operasi bisa
keluarga terhadap penderita yang berjalan dengan baik dan pasien
sakit. Keluarga merupakan fraktur bisa sembuh dengan baik.
lingkungan terdekat dengan kita Hal ini sesuai dengan teori Ali
sehingga peran dan dukungan (2009) bahwa dukungan keluarga
keluarga yang baik sangat adalah dukungan yang bisa
dibutuhkan oleh anggota berasal dari orang lain (orangtua,
keluarganya. Rasa peduli serta anak, istri, dan saudara) yang
perlindungan yang senantiasa dekat dengan subjek dimana
diberikan oleh keluarga dapat bentuk dukungan berupa
memberikan rasa nyaman informasi, tingkah laku tertentu
terhadap anggota keluarga yang atau materi yang dapat
membutuhkan. menjadikan individu merasa
Berbeda dengan penelitian disayangi, diperhatikan dan
yang dilakukan oleh Siswoyo, dicintai.
Teguh Santoso, dan Susi
Wahyuning Asih (2013) KESIMPULAN
menyatakan bahwa sebagian Berdasarkan hasil penelitian
besar responden sangat didukung dan pembahasan mengenai dukungan
oleh keluarganya dalam upaya keluarga terhadap perawatan pasien
rehabilitasi fisik yaitu sebesar 19 fraktur di Ruang Bougenville BRSU
responden (63,3%). Pada Tabanan dapat ditarik suatu
penelitian ini adanya dukungan kesimpulan sebagai berikut :
sepenuhnya yang diberikan oleh 1. Sebagian besar dukungan
mayoritas responden informasional keluarga terhadap
menandakan tingkat kesadaran perawatan pasien fraktur dalam
yang tinggi dari keluarga sebagai kategori cukup yaitu sebanyak 29
sistem pendukung dalam proses responden (43,5%).
kesembuhan penyakit yang 2. Sebagian besar dukungan
diderita pasien. Hal ini sesuai emosional keluarga terhadap
dengan hasil dari jawaban perawatan pasien fraktur dalam
kuesioner yang diisi oleh kategori baik yaitu sebanyak 19
responden sebagian besar responden (41,3%).
mendapat dukungan sepenuhnya 3. Sebagian besar dukungan
dari keluarga baik dukungan instrumental keluarga terhadap
psikologis, fisiologis maupun perawatan pasien fraktur dalam
dukungan sosial. ketegori baik yaitu sebanyak 22
Peneliti berasumsi bahwa responden (47,8%).
peran keluarga untuk mendukung
pasien selama menjalani 4. Sebagian besar dukungan
perawatan fraktur di rumah sakit penghargaan keluarga terhadap
sudah tergolong cukup baik perawatan pasien fraktur dalam
artinya peran keluarga sebagai kategori kurang yaitu sebanyak
orang terdekat sudah dilakukan 17 responden (37%).
sehingga pengobatan dan
5. Sebagian besar dukungan Penerbit buku kedokteran
keluarga terhadap perawatan EGC.
pasien fraktur dalam kategori
cukup yaitu sebanyak 21 Hernawilly., & Siti fatonah. (2012).
responden (45,7%). Faktor yang berkontribusi
pada pelaksanaan ambulasi
dini pasien fraktur
DAFTAR PUSTAKA ekstremitas bawah di rumah
Ali, Z. (2009). Pengantar sakit Abdoel Moeluk Bandar.
keperawatan keluarga. Jakarta: Diperoleh tanggal 2 januari
EGC. 2017, dari
http://www.ejurnal.poltekes-
BPS. (2013). Data kecelakaan lalu tjk.ac.id/index.php/jkep/articl
lintas di Indonesia. Diperoleh e/view/153/145.
tanggal 2 juni 2016, dari
http://www.bps.go.id/index.p Hasymi. (2009). Hubungan
hp/linktabelstatistik/1415. dukungan sosial keluarga
dengan tingkat stres pada
BPS. (2013). Data kecelakan lalu lansia andropause di Gebang
lintas di Bali. Diperoleh wilayah kerja Puskesmas
tanggal 2 juni 2016, dari Patrang Kabupaten Jember.
http://www.bali.bps.go.id/tab Diperoleh tanggal 2 januari
el_detail.php?ed=606014&od 2017, dari
=6&id=6. http://www.repository.unej.ac
.id/.../candra%20aji%20perm
Friedman. (1998). Buku ajar ana%20%20072310101062.p
keperawatan keluarga. df?...
Jakarta: EGC.
Irwan. (2016). Epidemiologi penyakit
Feri Kurniawati. (2013). Hubungan tidak menular. Yogyakarta:
dukungan keluarga dengan Budi Utama.
pelaksanaan mobilisasi pada
pasien pasca operasi Lisa Septiani. (2015). Analisis
appendicitis di RS PKU faktor-faktor yang
Muhammadiyah Yogyakarta. mempengaruhi nyeri pada
Diperoleh tanggal 2 januari pasien fraktur di RS PKU
2017, dari Muhammadiyah Yogyakarta.
http://www.opac.unisayogya. Diperoleh tanggal 2 januari
ac.id/600/1/naskah%20publik 2017, dari
asi%20%20fery.pdf. http://www.opac.unisayogya.
ac.id/96/1/naskah%20publika
si.pdf.
Hoppenfeld, S., & Murthy, V.L.
(2011). Terapi dan Nazwar Hamdani. (2014). Hubungan
rehabilitasi fraktur. Jakarta: gambaran diri dengan
perawatan diri pada pasien
paska operasi fraktur Siswoyo., Teguh Santosa., & Susi
ekstremitas dengan open Wahyuning Asih. (2010).
reduction internal fixation Pengaruh dukungan keluarga
(orif) di Bangsal Melati dalam rehabilitasi fisik
RSUD Panembahan Senopati terhadap terjadinya stiffnes
Bantul. Diperoleh tanggal 2 pada pasien post fraktur di
januari 2017, dari IRJ Orthopedi dan
http://www.journal.respati.ac. Traumatologi RSD dr
id/index.php/ilmukeperawata Soebandi Jember. Diperoleh
n/article/download/216/190. tanggal 2 januari 2017, dari
http://www.digilib.unmuhjem
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi ber.ac.id/download.php?id=2
penelitian kesehatan (Edisi 646
Revisi). Jakarta: Rineka
Cipta. Suprajitno. (2012). Asuhan
keperawatan keluarga
Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan aplikasi dalam praktik.
masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Penerbit Buku
Jakarta: Rineka Cipta. Kedokteran EGC.

Price, S.A. (1995). Patofisiologi: WHO. (2011). Data kecelakaan lalu


Konsep klinis proses-proses lintas di dunia. Diperoleh
penyakit (Edisi 4). Jakarta: tanggal 2 juni 2016, dari
EGC. http://www.bin.go.id/.../kecel
akaan-lalu-lintas-pembunuh-
Potter, P.A., & Perry, A.G. (1999). terbesar-ketiga.
Fundamental Keperawatan :
konsep, proses, dan praktek Yosep, I. (2007). Keperawatan jiwa.
(edisi 4, volume 2). Jakarta: Bandung: PT Refika
EGC. Aditama.

Risky Ika Winda., Fathra Anis


Nauli., & Yesi Hasneli.
(2014). Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkat
kecemasan pasien fraktur
tulang panjang pra operasi
yang di Rawat di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru.
Diperoleh tanggal 2 januari
2017, dari
http://www.download.portalg
aruda.org/article.php?...faktor
%20yang%20mempengaruhi
%20ting.

Anda mungkin juga menyukai