Anda di halaman 1dari 11

1

Kegiatan ke 2
Mengamati Anatomi Internal Serangga

A. Tujuan Kegiatan
1. Mahasiswa dapat mengamati anatomi dalam serangga
2. Mahasiswa dapat menggambar anatomi dalam serangga

B. Kajian Pustaka
Anatomi internal serangga membahas anatomi sistem organ yaitu sistem
pencernaan merupakan sistem yang membahas makanan yang masuk ke dalam
tubuh, sistem respirasi merupakan sistem yang membahas pertukaran udara,
sistem reproduksi merupakan sistem yang membahas tentang cara evolusi
serangga, sistem otot merupakan sistem yang membahas bentuk bentuk ottot
dan mekanisme kerjanya, sistem saraf merupakan sistem yang membahas
infrormasi atau pesan pesan yang diterima oleh otak, sistem sirkulasi darah
membahas pergerakan darah melalui serangakain pembuluh (Vena, arteri,
kapiler) (Hadi, 2009: 23).
1. Sistem pencernaan
Serangga mempunyai saluran pencernaan yang dimulai dari mulut
dengan fungsi untuk memasukkan makanan, kemudian menguraikannya
dengan cara hidrolisa enzimatik, mengabsorbsi hasil penguraian makanan
tersebut ke dalam tubuh, kemudian dilanjutkan dengan mengeluarkan
bahan-bahan sisa ke luar tubuh melalui alat saluran belakang, yaitu anus.
Saluran pencernaan serangga bentuknya seperti tabung, yang mungkin
lurus atau berkelok, memanjang dari mulut sampai anus (Jumar, 2000: 51).
Menurut Jumar (2000, 51) bahwa saluran makanan terdiri dari tiga
bagian yaitu:
a. Stomodeum atau foregut (saluran pencernaan depan)
Jika dilihat dari arah depan, stomodeum terdiri atas faring yang
terletak dibelakang mulut merupakan bagian pertama setelah rongga
2

mulut yang dikelilingi oleh otot-otot yang kuat, esophagus yang


berbentuk tabung merupakan saluran yang dilewati oleh makanan dari
faring ke tembolok, corp (tembolok) yang merupakan bagian yang
membesar dan proventrikulus yang dinding dalamnya seringkali
dilengkapi dengan semacam geligi atau duri-duri. Duri-duri ini
digunakan untuk membantu menghancurkan makanan secara mekanik.
Stomodeum ini berasal dari jaringan ektoderm dan dilapisi sebelah
dalamnya oleh satu lapisan tipis kutikula yang disebut intima.
Stomodeum berfungsi untuk menyimpan makanan yang telah ditelan
serangga. Selanjutnya ditemukan proventrikulus berfungsi untuk
mengatur dan mengontrol masuknya makanan dari saluran depan.
Proventrikulus dilengkapi dengan derigi dapat dijumpai pada serangga
dengan tipe alat mulut menggigit-mengunyah. Pada serangga pengisap
terdapat semacam katup yang berfungsi untuk mencegah cairan
mengalir dari belakang ke depan
b. Mesenteron atau midgut (saluran pencernaan tengah)
Saluran pencernaan bagian tengah (mesenteron atau vntrikulus)
berasal dari jaringan endodermal, karena itu pada saluran bagian
tengah ini tidak dijumpai intima. Intima ini digantikan fungsinya oleh
selaput peritrofik yang fungsinya sebagai pelindung dari sel epitelium
atau disebut juga sel kolumnar (karena benyuknya silinder). Sel
kolumner ini berfungsi menyerap makanan dan mengeluarkan enzim
(sebagai sekresi). Mesenteron ini merupakan tempat utama pencernaan
dan penyerapan dalam saluran pencernaan.
c. Proktodeum atau hindgut (saluran pencernaan belakang)
Sama halnya dengan stomodeum, proktodeum juga berasal dari
jaringan ekotoderm dan dilapisi sebelah dalamnya oleh satu lapisan
tipis kutikula (dinamakan intima). Akan tetapi, lapisam kutikula ini
biasanya lebih tipis dari yang ada di bagian depan sehingga bersifat
lebih permeable. Dinding ini diperlukan untuk mengisap air dan
3

mineral-mineral prokdeum biasanya dibedakan paling tidak menjadi


dua daerah:
1) Usus bagian depan (anterior intestine)
2) Poros usus bagian belakang (rektum)
2. Sistem pernafasan

Intergumen serangga relative impermeabel terhadap udara atau air.,


sehingga sedikit sekali gas yang dapat melaluinya. Respirasi pada
serangga terpisah dengan sirkulasi (peredaran darah).struktur pernapasan
serangga meliputi: Sprakel,trakea, trakeola dan air sac (kantong udara)
Pernapasan (pertukaran gas)pada serangga terutama dengan sistem trakea.
Trakea berbentuk seperti tabung berwarna putih keperakan dengan cabang
yang banyak. Cabang-cabang trakea yang terkecil yang langsung
berhubungan dengan udara luar melalui lubang sempit yang disebut
apirakel atau stigma yang biasnanya terdapat pada sepanjang bagian sisi
toraks dan abdomen. Pada kebanyakan serangga terdapat dua pasang
spirakel pada toraks dan delapan pasang spirakel pada abdomen (Jumar,
2000: 56)
Trakea merupakan tabung yang dimulai dari spirakel, kemudian
bercabang-cabang ke dalam seluruh bagian tubuh. Trakea dibentuk dari
penonjolan kutikula ke bagian dalam organ tubuh serangga, dilapisi oleh
lapisan intima (kutikula dan lilin) yang ikut serta terlepas pasda saat
serangga ganti kulit. Pada trakea terdapat lingkaran berbentuk cincin atau
spiral di sepanjang tabung yang dinamakan taenidium dan berfungsi untuk
mencegah pecahnya trachea (Jumar, 2000: 56).
Kantong udaraa (air sac) tidak memiliki penebalan sehingga bisa
mengembang dan mengempis. Menurut Jumar (2000, 56) Fungsi kantong
udara adalah:
a. Untuk menurunkan berat badan serangga, terutama bagi serangga
yang terbang
b. Sebagai reservoir dari oksigen
4

c. Sebagai penghembus udara dalam mendistribusi udara dan penurun


suhu tubuh, terutama pada saat serangga terbang
d. Untuk meningkatkan tekanan tubuh selama waktu-waktu tertentu,
seperti pada saat pergantian kulit
Pernapasan terjadi karena adanya difusi, yaitu gerakan gas dari
keadaan konsentrasi yang tinggi ke konsentrasi yang rendah. Karena
adanya gerakan-gerakan otot pada bagian abdomen menyebabkan
kantong udara mengembang dan mengempis yang dapat mempercepat
proses difusi (Jumar, 2000: 57).
Menurut Jumar (2000, 59) bahwa pada serangga air (aquatic insect)
terdapat perubahan-perubahan tertentu, yaitu:
a. Adanya tabung udara yang terdapat pada bagian thoraks (pada pupa)
dan pada bagian abdomen (larvanya)
b. Adanya insang pada bagian intergumen yang penuh dengan trachea
c. Adanya gelembung udara (plastron)
Sistem spirakel terbuka keluar tubuh dikenal sebagai sistem terbuka.
Sistem terbuka ini mempunyai modifikasi yang beragam pada serangga-
serangga yang berbeda. Sistem tertutup terdapat pula pada serangga,
dimana spirakel menjadi non-fungsional atau tidak ditemukan sama sekali,
banyak serangga akuatik yang belum dewasa memiliki sistem tertutup
(contohnya mayflies, ephemeroptera, stoneflies, plecoptera dan sistem
selain spirakel, yaitu jaring-jaring trakheolus halus yang terbentang di
bawah kulit atau menuju insang bagian luar. Bentuk Khusus respirasi
lainnya yang ditemukan pada serangga akuatik termasuk penyimpan udara
selam (contohnya kumbang air, pemakan bangkai dan kumbang selam
predator, coleoptora), dimana suatu selapuy atau gelembung-gelembung
air menempel pada bagian beberapa tubuh ( Hadi, 2009: 27).
Plastron memungkinkan serangga tetap tinggal dalam air untuk waktu
yang terbatas. Sama halnya dengan gelembung pernafasan, pernafasan
menggunakan plastron mengandalkan difusi oksigen dari air ke dalam
gelembung. Plastron adalah suatu kerangka yang terdiri atas rambut-
5

rambut kaku penolak air, atau jaring-jaring kutikula. Serangga akuatik


lainnya memiliki pembuluh udara yang digunakan seperti snorkle untuk
menghisap udara dari permukaan (contohnya, larva nyamuk dan
kalajengking air). Proses respirasi terjadi dengan cara difusi oksigen dan
karbon dioksida melalui sistem trakea, dibantu oleh ventilasi mekanis dari
trakhea abdominal dan kantung udara. Difusi oksigen ke sistem trakea
terjadi karena turunnya tekanan oksigen pada ujung trakheolus. Dengan
cara yang sama, karbon dioksida juga berdifusi keluar melaui sistem
terbuka (Hadi, 2009: 27).
3. Sistem sirkulasi
Sistem peredaran darah pada serangga adalah terbuka. Dalam sistem
peredaran darah terbuka, darah serangga (hemolimf atau hemolymph)
mengalir melalui ruangan-ruangan dalam tubuh, menggenangi jaringan
dan alat-alat tubuh. Ruang-ruang dalam tubuh yang dilalui darah disebut
hemocoel (Jumar, 2000: 60).
Sistem sirkulasi pembuluh dorsal merupakan organ sirkulasi utama
pada serangga. Pembuluh ini terletak di bagian atas hemocoel dan
memanjang dari bagian belakang abdomen ke arah kepala. Pembuluh ini
terdiri dari dua bagian, jantung pada bagian belakang dan aorta pada
bagian depan. Jantung merupakan organ yang bersekat-sekat, menyedot
darah melalui lubang pada tiap sekat yang dinamakan Ostia. Kemudian
jantung memompa darah ke arah depan menujju aorta. Aorta membawa
darah ke depan dan mengalirkannya ke kapsul kepala (Hadi, 2009: 31).
Menurut Jumar (2000, 62) darah serangga berfungsi untuk:
a. Pelumas seluruh organ serangga
b. Alat teansportasi bahan makanan ke seluruh tubuh dan sisa-sisa
metabolisme alat tubuh
c. Sebagai media hidrolik untuk mengembangkan badan
d. Sebagai alat pelindung serangga terhadap phagositosis (adanya benda
asing) dan penutup luka
e. Pengaturan panas tubuh
6

4. Sistem saraf
Jaringan saraf serangga dapat dibagi menjadi jaringan saraf pusat
(central nervous system) dan jaringan saraf dalam (stomatodeal nervous
system). Pada dasarnya jaringan saraf pusat terdiri atas sebuah otak
(supraesophageal ganglion) yang terletak di kepala, subesopha-geal
ganglion dan tali saraf ventral yang berpangkal di otak terus ke sepanjang
abdomen di bagian ventral rongga tubuh. Pada setiap segmen terjadi
pengumpulan sel saraf yang kemudian dinamakan ganglion (jamak:
ganglia). Sistem saraf pusat ini mengawasi dan mengkoordinasikan
seluruh aktivitas tubuh serangga (Jumar, 2000: 62).
Sistem syaraf pusat pada dasarnya, sistem syaraf pusat dibentuk dari
otak, terletak dikepala, dan cord syaraf ventral yang memanjang dari otak
ke abdomen sepanjang dasar rongga tubuh. Sistem syaraf pusat
mensupervisi dan mengkoordinir aktivitas-aktivitas tubuh serangga dan
pada jaringan saraf dalam (stomatodeal nervous system) atau sistem syaraf
visceral adalah sistem stomodeal mengontrol aktivis-aktivis gut (usus)
anterior dan pembuluh dorsal. Sistem ini terdiri dari ganglion frontal yang
terhubung ke otak dan ganglia-ganglia kecil lainnya (Hadi, 2009: 36)
5. Sistem reproduksi
Serangga adalah binatang diocious, ysng berarti hanya satu jenis
kelamin pada satu individu. Sangat jarang serangga yang hermaprodit,
yakni memiliki dua jenis kelamin dalam satu individu Serangga betina
meniliki sepasang indung telur (ovari). Tiap ovary terdiri atas sejumlah
ovarial yang berbentuk seperti tabung dan di dalamnya terdapat sejumlah
ovum (telur). Bagian ujung ovariol disebut filament terminal. Ovariol
bermuara pada saluran telur lateral. Sepasang saluran telur lateral berate
menjadi saluran telur utama yang selanjutnya bermuara pada vagina.
Sistem reproduksi betina biasanya memiliki satu atau beberapa kelenjar
pelengkap yang terletak di dekat pertemuan saluran telur dan vagina
(Jumar, 2000: 65).
7

Pada serangga jantan terdapat sepasang testes yang terletak di ujung


sistem reproduksi. Tiap testes terdiri atas sejumlah tabung sperma dan
testes folikel. Tiap folikel memiliki vas eferens pada bagian pangkalnya
yang menghubungkan dengan vas deferens. Selanjutnya vas deferens
menuju saluran ejakulasi (ejaculatory duct). Sistem reproduksi serangga
jantan juga memiliki kelenjar pelengkap yang terletak didekat pertemuan
komponen lateral. Saluran ejakulasi ini bermuara pada gonopore (Jumar,
2000: 66).
Reproduksi pada serangga biasanya seksual, dengan individu jantan,
dengan individu jantan dan betina yang terpisah. Dewasa berkumpul dan
mengenali satu sama lain sebagai anggota spesies yang sama melalui
warna yang cerah (Seperti pada kupu-kupu), suara (seperti pada jangkrik),
atau bau (seperti pada ngengat). Fertilisasi umumnya internal. Pada
kebanyakan spesies, sperma ditempatkan langsung ke dalam vagina betina
saat kopulasi, walaupun pada beberapa spesies, jantan menempatkan paket
sperma di luar tubuh betina, dan betina kemudian mengambil paket itu.
Sebuah struktur tubuh internal di dalam tubauh betina, disebut spermateka
(Spermatheca), menyimpan sperma, biasanya cukup untuk memfertilisasi
lebih dari satu kumpulan telur. Kebanyakan betina seringkali meletakkan
telur-telurnya pada sumber makanan yang sesuai, tempat generasi
berikutnya dapat mulai melahap makanan segera setelah menetas
(Campbell, 2008: 262).
Contoh pada serangga ordo Orthoptera (Belalang),Hemiptera (Kepik),
Homoptera (Kutu tanaman), Thysanoptera (Thrips), Isoptera (rayap) yang
berkembang paurometabola (telur-nimfa-imago). Seranggga ordo
Coleoptera (Kumbang), DIptera (Lalat), Hymenoptera (Lebah) yang
perkembangan hidupnya holometabola (telur-larva-pupa-imago) dan ordo
odonata (Capung) perkembangannya hemimetabola (nimfa-imago)
(Tjahjadi, 1989: 30).
6. Sistem Otot
8

Otot merupakan daerah sel hidup, bentuknya memanjang dan


mempunyai fungsi khusus, yaitu menimbulkan ketegangan diantara dua
bagian protoplasma mempunyai fibril yaitu suatu elemen yang digunakan
untuk berkontraksi dan menimbulkan ketegangan. Energi yang
dipergunakan untuk kontraksi didapatkan dari pembakaran karbohidrat.
Serangga mempunyai sistem otot yang terdiri dari otot bergaris, dan
padanya tidak di dapatkan otot polos. Hubungan otot dan syaraf pada
serangga berbeda dengan vertebrata. Pada serangga syaraf akan menempel
pada seluruh panjang sel otot, sehingga proses pengaktifan terdapat pada
hampir seluruh otot (Hadi, 2009: 22).
Perubahan potensi tidak tampak bergerak sepanjang dinding otot
seperti pada vertebrata. Dapat dibedakan dua proses kontraksi, yaitu
kontraksi isomeri dimana panjang otot tidak berubah dan hanya terjadi
suatu tegangan sedangkan kontraksi isotonis dimana tegangan sama, tapi
panjang otot yang berubah. Biasanya suatu impuls syaraf menyebabkan
satu kontraksi, tetapi pada otot-otot khusus dapat berkontraksi beberapa
kali sebagai akibat satu impuls syaraf kecepatan otot untuk berosilasi
sangat bergantung pada sifat mekanikanya dan struktur tempat otot
melekat kontraksi otot membutuhkan energi metabolik, sehingga otot
mempunyai sistem trakea yang baik. Hal ini terutama terjadi pada otot-otot
terbang dimana sistem respirasi terspesialisasi untuk mempertahankan
suplai oksigen selama serangga terbang. Pada kebanyakan otot, trakheolus
berhubungan rapat dengan bagian luar serabut otot (Hadi, 2009: 22).
Menurut Hadi (2009, 23) bahwa osilasi otot terbang terbagi dua yaitu
a. Otot Synchronous
Setiap kontraksi otot terbang pada odonata. Ortthoptera dan
lepidoptera dihasilkan satu impuls syaraf. Otot-otot ini disebut otot
Synchronous. Umumnya otot serangga termasuk tipe ini. Biasanya
frekuensi kepakan sayap dari serangga deengan otot terbang
Synchronous adalah lambat, kira-kira lebih dari 25 kepakan per detik.
b. Otot Asynchronous
9

Pada serangga yang mempunyai otot fibrillar, frekuensi kepekaan


sayap melebihi 100 hz. Hal ini mencirikan kontraksi sel otot tersebut,
bahwa beberapa kontraksi diakibatkan oleh tibanya impuls syaraf.
Otot-otot yang mempunyai ratio kontraksi terhadap stimuli yang
berbeda dari normal ratio 1:1 disebut Asynchronous.
7. Sistem Eksresi
Alat eksresi adalah berupa saluran malpighi yang terbuka ke bagian
depan dari Hindgut (usus belakang) (Adun, 2011: 157).
10

C. Alat dan Bahan


1. Alat
a. Papan bedah
b. Alat bedah (pisau, gunting, jarum, penjepit)
c. Kaca pembesar
d. Killing bottle
2. Bahan
a. Belalang dewasa
b. Kapas
c. Alkohol 70%

D. Prosedur Kerja
1. Alat dan bahan yang akan digunakan disiapkan
2. Belalang dimatikan dengan cara memasukkannya kedalam killing bottle
dan diberi kapas beralkohol 70% tunggu beberapa menit hingga belalang
sudah tidak bergerak lagi
3. Belalang diletakkan dipapan bedah, 3 kaki bagian kirinya dilepaskan .
dimulai dari ruas paling belakang,di buat sayatan dari tengah dorsal
sampai ke bagian thorax. Jangan dibelah terlalu dalam karena dapat
merusak organnya. Seluruh sisi thorax dipotong hingga ke ventral, lalu
dibuka “penutup”. Biasanya ada lapisan otot yang harus dipotong. Ditusuk
dengan jarum penutup tersebut untuk memudahkan
4. Jantung sulit untuk dilihat dan bisa jadi sudah rusak. Dibelakang jantung
ada ovum atau gonad jantan, dibuang untuk melihat sistem pencernaannya
5. Sistem pencernaan menghubungkandua titik yaitu mulut dan anus, setelah
mulut adalah kerongkongan lalu berakhir di tembolok yang
menghubungkan ke gizzard dan mengarah ke usus dan anus, disekitar
perut terdapat gastric caeca
6. Cari traechids berdinding tipis (tabung) yang menghubungkan internal ke
spirakel yang merupakan bukaan eksternal digunakan untuk mengangkut
11

udara ke jaringan belalang ini. Di daerah usus juga diperhatikan, halus


seperti benang Malphigi tubulus ini adalah ginjal
7. Kerongkongan dan anus dipotong dan dihapus seluruh sistem pencernaan
dalam satu potong. Takik berbentuk V di bagian belakang kepala dipotong
dan dihapus otot-otot leher yang meluas ke kepala. Di daerah antara mata
dan antena di dalam kepala, dicari otak, yang muncul sebagai masa putih
hecil. Dicari saraf ventral yang menghubungkan ke otak. Dilihat seluruh
saraf tersebut hingga ke segmen terakhir
8. Semua peralatan dicuci dan dikembalikan ke tempat penyimpanan yang
tepat. Belalang dibuang sesuai dengan yang diintruksikan

Anda mungkin juga menyukai