Anda di halaman 1dari 7

NAMA : FERIKA SEPTARINA

NIM : I1B115217

TUGAS III METODOLOGI RISET KEPERAWATAN

Latar belakang Diare merupakan salah satu penyakit yang berbahaya dan bisa
menyerang anak-anak maupun orang dewasa. Biasanya orang yang
mengalami diare ditandai dengan buang air besar tiga kali atau lebih
dalam waktu sehari. Tanda yang dapat dilihat selain frekuensi buang
air besar juga kondisi feses yang encer dan dapat pula terdapat darah
atau lendir di dalam feses saat buang besar (Adi D.Tilong, 2014).
Diare dapat disebabkan oleh mikroorganisme virus , protozoa,
maupun bakteri berperan dalam penyebab terjadinya diare, seperti
Eschericia coli enterotoksigenic, Shigella sp, Campylobacterjejuni
dan Cryptosporidium sp yang paling sering menjadi penyebab diare
pada anak (Juffrie, M dkk., 2010 dikutip dari Nurul Utami dan Nabila
Luthfiana, 2016).
Akibat yang dapat terjadi pada anak yang mengalami diare
biasanya anak akan mengalami kehilangan sejumlah cairan dan
elektrolit tubuh karena buang air besar yang terlalu sering dengan
frekuensi tiga kali atau lebih dalam sehari dan feses yang cair. Selain
itu anak juga dapat mengalami dehidrasi ringan hingga dehidrasi
berat bahkan dapat berakibat kematian (Adi D.Tilong, 2014).
Pada tahun 2016 penemuan kasus diare di Kalimantan
Selatan, diperkirakan sebanyak 107.725 dan ditangani sebesar 9.986
atau sebesar 9,3%. (Profil Kesehatan Indonesia, 2016).
Sedangkan di Kabupaten Banjar jumlah perkiraan kasus diare
tahun 2015 sebesar 10.845 kasus atau 90 % dari jumlah perkiraan
dengan persentase ditangani sebesar 100% (Profil Kesehatan
Kabupaten Banjar, 2015).
Artinya bahwa kasus diare selama ini masih belum tertangani
dengan maksimal. Hal tersebut banyak faktor penyebabnya,
diantaranya tingkat kesadaran masyarakat tentang kesehatan belum
sepenuhnya memahami dan mengaplikasikannya dalam kehidupan
sehari-hari. Keluarga merupakan ujung tombak pelaksana kesehatan
yang sangat berperan penting dalam membentuk karakter anggota
keluarga yang sehat. Oleh karena itu dibutuhkan pengetahuan tentang
kesehatan oleh seluruh anggota keluarga. Dalam sebuah keluarga
maupun antar keluarga berkecenderungan terdapat perbedaan tentang
tingkat pemahamannya dan ibu sebagai pengelola rumah tangga
merupakan salah satu faktor penentu dalam mutu kesehatan keluarga.
Hal ini senada dengan pendapat Hidayat dalam Asfarian Andhita
Nugraha dan Tri Prabowo pada tahun 2014 bahwa ibu merupakan
elemen yang berpengaruh terhadap kesehatan anak. Salah satu hal
yang dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam mencegah terjadinya
penyakit diare ialah latar belakang pendidikan yang ditempuh ibu
selama masa sekolah. Sikap yang terbuka dari berbagai anggota
keluarga sangat dibutuhkan dalam mengelola kesehatan keluarga.
Pencegahan lebih baik dari pada mengobatinya. Slogan kesehatan ini
sangat terkenal di tengah-tengah masyarakat kita. Diare itu bisa
dicegah dengan berperilaku hidup bersih dan sehat dengan cara
melakukan cuci tangan menggunakan sabun dengan air mengalir
sebelum dan sesudah melakukan kegiatan ataupun pekerjaan.
Misalnya setelah membuang kotoran segera cuci tangan dengan
sabun dan air mengalir. Selain itu pencegahan lainnya seperti
mengkonsumsi air minum yang telah dimasak, tidak membuat susu
menggunakan air yang terkontaminasi kuman atau air yang kotor
yang mengandung banyak bakteri dan virus penyebab diare (Irianto,
2014 dikutip dari Mentari.F Jannah dkk, 2016).
Pencegahan diare dengan cara mencuci tangan dengan air
bersih dan mengalir juga dapat dilakukan setelah buang air besar dan
sebelum makan agar tidak menyebabkan penyebaran kuman yang
dapat meningkatkan terjadinya diare. Kebersihan tidak hanya
dilakukan oleh ibu saja, akan tetapi harus dilakukan oleh seluruh
anggota keluarga yang berada disekitar balita. Selain kebersihan yang
berasal dari diri sendiri, kebersihan lingkungan harus diperhatikan
dan dijaga kebersihannya seperti kebersihan kamar mandi, peralatan
rumah tangga dan asupan makanan yang akan diberikan kepada anak
(Widoyono, 2008 dalam Asfarian Anggita Nugraha dan Tri Prabowo,
2014).
Salah satu sarana dalam meningkatkan kecerdasan dan
keterampilan ialah institusi pendidikan. Di Kabupaten Banjar terdapat
212 TK/RA, 562 buah SD/MI, 147 buah SMP/MTS, dan 47 buah
SMA/MA sert a 10 buah SMK (Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar,
2015). Tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan berada pada
jenjang Sekolah Dasar sebanyak 159.782 orang (Dinas Pendidikan
Kabupaten Banjar, 2015).
Pada tahun 2015 terjadi peningkatan jumlah kasus penyakit,
diantaranya TB, DBD, dan Diare. Namun yang sangat meningkat
jumlah kasusnya ialah penyakit Diare dengan jumlah kasus penyakit
sebelumnya pada tahun 2014 sebanyak 10425 kasus kemudian pada
tahun 2015 meningkat menjadi 10845 kasus (Profil Kesehatan
Kabupaten Banjar, 2015).
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan sikap pencegahan diare pada anak usia 1 – 5
tahun di Puskesmas Tanjung Rema Darat Kabupaten Banjar.
Rumusan Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah pada
masalah penelitian ini adalah bagaimana deskripsi tingkat pengetahuan ibu
tentang diare pada anak usia 1 – 5 tahun di Puskesmas Tanjung Rema
Darat Kabupaten Banjar? Bagaimana deskripsi sikap pencegahan
diare pada anak usia 1 – 5 tahun di Puskesmas Tanjung Rema Darat
Kabupaten Banjar ? Apakah ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu dengan sikap pencegahan diare pada anak usia 1 – 5
tahun di Puskesmas Tanjung Rema Darat Kabupaten Banjar ?
Tujuan penelitian Tujuan umum : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu dan sikap
pencegahan diare pada anak usia 1 – 5 tahun di Puskesmas Tanjung
Rema Darat Kabupaten Banjar.
Tujuan khusus:
a. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan ibu tentang diare
pada anak usia 1 – 5 tahun di Puskesmas Tanjung Rema
Darat Kabupaten Banjar
b. Mengidentifikasi sikap pencegahan diare pada anak usia 1
– 5 tahun di Puskesmas Tanjung Rema Darat Kabupaten
Banjar
c. Mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan ibu
dengan sikap pencegahan diare pada anak usia 1 – 5 tahun
di Puskesmas Tanjung Rema Darat Kabupaten Banjar.
Tinjauan A. Tingkat Pengetahuan
literatur Tingkat pengetahuan memiliki pengetahuan yang
cukup dalam domain kognitif, ada 6 tingkatan
diantaranya sebagai berikut (Notoatmodjo, 2003) :
1. Tahu (Know)
Tahu dapat didefinisikan mengingat akan
sesuatu yang telah berlalu atau telah
dipelajari sebelumnya atau yang biasanya
disebut recall . Biasanya untuk mengukur
tentang apa yang telah dipelajari dapat
menggunakan kata kerja seperti
menyebutkan, mendefinisikan,
menguraikan, serta menyatakannya.
2. Memahami (Comprehention)
Memahami dapat didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang dalam menerima,
menjelaskan serta menginterpretasikannya
secara benar. Orang tersebut harus mampu
menyebutkannya dan menjelaskannya
secara benar terhadap materi yang telah
didapatkan.
3. Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat didefinisikan sebagai
kemampuan seseorang untuk melakukan
serta menerapkannya dengan materi yang
telah didapatkan yang digunakan dalam
kenyataan.
4. Analisis (Analysis)
Analisis dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mengembangkan atau
memilah kembali yang telah terdapat
didalam suatu objek. Sehingga
terbentukkah beberapa komponen
didalamnya seperti dapat menggambarkan,
mengelompokkan, memisahkan, namun
masih saling berhubungan dan berkaitan
antar satu sama lain.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis dapat didefinisikan sebagai alat
untuk menghubungkan bagian bagian baru.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi dapat didefinisikan sebagai alat
untuk mengukur kembali dari tujuan yang
telah ditetapkan atau dibuat, sehingga dapat
diketahui apakah sudah sesuai dan sejalan
dengan materi atau objek yang ditetapkan.
B. Sikap Pencegahan Diare
Sikap pencegahan diare yang dapat dilakukan
antara lain (Darmiyati, 2016) :
1. Pemberian ASI ekslusif untuk membantu
kekebalan tubuh.
2. Berikan makanan pendamping sesuai
dengan umur dan kebutuhan.
3. Selalu menggunakan dan mengkonsumsi
air bersih di kehidupan sehari-hari.
4. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir setiap sebelum dan sesudah
melakukan aktivitas.
5. Menggunakan jamban yang bersih dan
tidak lupa mencuci tangan sesudah dan
sebelum buang air besar.
DAFTAR PUSTAKA

Adi, D. Tilong. 2014. Penyakit-Penyakit Yang Disebabkan Makanan Dan Minuman Pada Anak.
Jakarta: Laksana

Darmiyati dkk. 2016. Perilaku Ibu Balita Dalam Pencegahan Doiare Pada Balita Di Desa
Karangsambung Wilayah Kerja Puskesmas Karangsambung. Mei 2016

Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar. Profil Kesehatan Kabupaten Banjar Tahun 2015

Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar. Laporan Kinerja Instalasi Pemerintah Tahun 2016

Irianto, Koes. 2014. Epidimiologi Penyakit Menular Dan Tidak Menular Panduan Klinis.
Alfabeta: Bandung dalam Mentari F. Jannnah dkk. 2016. Hubungan Antara Pengaruh dan
Tindakan Pencegahan Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Puskesmas Tokala Baru Kota
Manado: Jurnal Ilmiah Farmasi-UNSRAT. Vol.5.No.3.Agustus 2016. ISSN 2302-2493

Jufrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S. Rosalina I, Mulyani NS. 2010. Buku Ajar
Gestroenterologi-Hepatologi. Jakarta: IDAI dalam Nurul Utami dan Nabila Luthfiana. 2016.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare Pada Anak: Lampung: Majoritiye.Vol 5. No
4 Oktober 2016

Kementerian Kesehatan RI. Data dan Informasi. Profil Kesehatan Indonesia. 2016

Notoatmodjo, S. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta

Widoyono. 2008. Penyakit Tropis Epidimiologi Penularan Pencegahan Dan Pemberantasannya.


Jakarta:Erlangga dalam Asfarian Andhita Nugraha dan Tri Prabowo. 2014. Kejadian Diare
Pada Balita Di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten Wonosobo. Yogyakarta: Naskah Publikasi

Anda mungkin juga menyukai