Anda di halaman 1dari 15

KONDUKTOMETRI

1. Tujuan Percobaan
- Menentukan daya hantar listrik/konduktivitas pada larutan

2. Alat dan Bahan yang digunakan


Alat yang digunakan
- Elektroda emmension cell dengan konstanta cell 0,79
- Gelas kimia 250ml 1 buah
- Gelas kimia 100ml 3 buah
- Labu ukur 100ml 3 buah
- Pipet ukur 10ml 1 buah
- Pipet tetes 1 buah
- Kaca arloji 2 buah
- Corong 2 buah
- Spatula 2 buah
- Pengaduk 2 buah
- Alat konduktometer seperangkat

Bahan yang digunakan


- KCl 0,1 N
- Larutan NaOH 0,1 N
- Larutan HCl 0,1 M

3. Dasar Teori
Konduktometri adalah salah satu metoda analisa kimia kuantitatif berdasarkan daya
hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik (G) suatu larutan bergantung pada jenis
dan konsentrasi ion di dalam larutan. Daya hantar listrik berhubungan dengan pergerakan
suatu ion di dalam larutan ion yang mudah bergerak mempunyai daya hantar listrik yang
besar. Kelebihan ini meliputi biaya yang rendah. Voltmeter dan elektroda jauh lebih
murah dibandingkan dengan instrumen-instrumen ilmiah yang paling modern

Page 1
Instrumen Dan Kontrol
Salah satu sifat larutan elektrolit adalah kemampuannya untuk menghantarkan arus
listrik. Sifat hantaran ini sangat berguna di dalam pemecahan berbagai persoalan dalam
bidang elektroanalisis. Secara kuantitatif sifat hantaran ini dapat digunakan untuk
analisis suatu zat yang dipelajari dalam konduktometri. Konduktometri merupakan
metode analisis kimia berdasarkan daya hantar listrik suatu larutan. Daya hantar listrik
suatu larutan bergantung pada jenis dan konsentrasi ion didalam larutan. Daya hantar
listrik berhubungan dengan pergerakan suatu ion di dalam larutan ion yang mudah
bergerak mempunyai daya hantar listrik yang besar. Daya hantar listrik merupakan
kebalikan dari tahanan, sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm. Bila arus
listrik dialirkan dalam suatu larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik
berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda dan berbanding terbalik dengan jarak
kedua elektroda.
Berdasarkan hukum Ohm bahwa arus listrik I (ampere) yang mengalir dalam
sebuah konduktor berbanding lurus dengan gaya gerak listrik E (volt) dan berbanding
terbalik dengan hambatan R (ohm) dari konduktor.
I=E/R ... (1)
Sehingga daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 . Bila arus listrik dialirkan
dalam suatu larutan yang mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik (G)
berbanding lurus dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan
jarak kedua elektroda (I).
G = l/R = k (A / I) ... (2)
Kemampuan suatu zat terlarut untuk mengantarkan arus listrik disebut daya hantar
ekivalen yang didefinisikan sebagai daya hantar suatu gram ekivalen zat terlarut di antara
dua elektroda dengan jarak kedua elektroda adalah 1 cm. yang dimaksud dengan berat
ekivalen adalah berat molekul dibagi jumlah muatan negatif atau positif. Volume larutan
(cm3) yang mengandung satu gram ekivalen zat terlarut.
Konduktivitas mempunyai siemens per cm. konduktivitas larutan kimia lazimnya
berkisar antara 0,1-2000 mili siemens per cm (ms/cm). kalau dua elektroda direndam
dalam larutan yang mengandung ion-ion, maka akan mengalir arus listrik antara kedua
elektroda tersebut, apabila terdapat beda tegangan listrik antara kedua elektroda tersebut.
Arus mengalir dari katoda yang bermuatan negative ke anoda yang bermuatan
positif. Sebagai pebawa arus adalah ion-ion dalam larutan. Selisih potensial antara kedua
elektroda tersebut tidak boleh terlalu besar agar tidak terjadi elektrolisa.Besarnya arus
yang mengalir ditentukan oleh parameter-parameter sebagai berikut :

Page 2
Instrumen Dan Kontrol
- Beda tegangan antara kedua elektroda.
- Konsentrasi ion-ion.
- Sifat ion seperti besarnya muatan, derajat disosiasi, besarnya ion, kompleksasi
dengan molekul lain dan sebagainya.
- Suhu larutan.
- Luas permukaan masing-masing elektroda.
- Jarak antara katoda dan anoda.
Semakin besar arus makin besar pula konduktivitas K. Luas permukaan elektroda
dan jarak antara katoda dan anoda merupakan parameter yang tetap, karena parameter-
parameter tersebut bergantung pada rancangan elektroda. Oleh karena itu setiap
elektroda mempunyai factor tersendiri yang dimasukkan dalam perhitungan
konduktivitas ( cell constant K/cm ).
Pada permukaan elektroda dapat terjadi tegangan lebih ( over voltage ) yang tidak
sebanding lagi dengan arus dan konsentrasi ion. Untuk mencegah tegangan lebih tersebut
perbukaan elektroda dilapis dengan lapisan platinum yang halus dan aktif. Pelapisan
elektroda dengan platinum disebut “platinizing”.
Parameter harus dipertahankan tetap sama selama pengukuran konduktivitas adalah
suhu larutan. Sebaiknya digunakan wadah titrasi yang dindingnya berlapis dua, sehingga
dalam dinding tersebut dapat dialirkan air pada suhu tertentu dari thermostat.

Page 3
Instrumen Dan Kontrol
4. Prosedur Kerja
Kalibrasi Konduktometer
a. Memasang sel konduktivitas pada soket ‘cond cell’ dengan soket berwarna hitam
b. Memasang resistance termometer Pt-100 pada socket warna merah.
c. Menghidupkan alat konduktometer.
d. Mengecek harga konstanta sel, masukkan harga 1,00 pada “cell const” dan menekan
tombol x1
e. Memasukkan harga temperatur pada ‘temp’ dengan menekan tombol ‘temp’.
f. Memasukkan harga koef temp, untuk larutan KCl 1,95 sedangkan untuk yang lain
dapat dilihat pada tabel, jika tidak ada dalam tabel, memasukkan harga 2.
g. Menggunakan frekuensi 2 KHz ( tombol tidak ditekan )
h. Mengisi gelas kimia dengan 100 ml KCl 0,1 M dan memasukkan elektroda ke
dalamnya.
i. Mengatur temperatur larutan KCl sesuai dengan tabel atau menekan tombol “temp”
j. Memasukkan harga K pada suhu larutan, untuk menghitung konstana sel (K).

Dimana K = KTabel pada temp T/ KPengukuran

k. Kalibrasi telah selesai dan mencatat harga konduktivitas larutan KCl 0,1 M
l. Menentukan konduktivitas larutan HCl 0,1 M, KCl 0,1 N, NaOH 0,1 N
m. Membandingkan perhitungan konduktivitas secara teoritis dengan hasil praktikum
dan hitung persen kesalahan

Page 4
Instrumen Dan Kontrol
Tabel Harga λ₀ untuk anion dan kation
Kation λ₀ (S.cm2.. mol-1) Anion λ₀ (S.cm2.. mol-1)
H+ 349,8 OH- 198,3
Na+ 50,1 Cl- 76,3
K+ 73,5 I- 76,8
NH4+ 73,5 CH3COO- 40,9
C2O42- 74,2
HCO3 44,5

Tabel Harga K untuk penentuan tetapan sel


T(0C) Ktabel (mS/cm) T(0C) Ktabel (mS/cm)
0 7,15 24 12,64
10 9,33 24 12,88
15 10,48 26 13,13
20 11,67 27 13,37
21 11,91 28 13,62
22 12,15 29 13,87
23 12,39 30 14,12

Page 5
Instrumen Dan Kontrol
5. Data Pengamatan

Titrasi Hci + NaoH


Kondisi Awal 0,706
1 0,557
2 0,375
3 0,386
4 0,485
5 0.607
6 0,756
7 0,875
8 1,011
9 1,121
10 1,075
11 1,163
12 1,146
13 1,377
14 1,508
15 1,634

Zat M(mol/L) Cond ( ms/cm)


KCL 0,1 17,53
HCL 0,1 48,2
NaOH 0,1 25,2

Page 6
Instrumen Dan Kontrol
Titrasi NaOH + HCl

Kondisi Awal 1,277


1 1,251
2 1,19
3 1,159
4 1,14
5 1,106
6 1,078
7 1,051
8 1,02
9 1
10 0,973
11 0,941
12 0,917
13 0,889
14 0,861
15 0,841
16 0,814
17 0,793
18 0,773
19 0,752
20 0,727
21 0,707
22 0,694
23 0,677
24 0,662
25 0,651
26 0,661
27 0,656
28 0,656
29 0,671
30 0,676
31 0,681
32 0,707

Page 7
Instrumen Dan Kontrol
Titrasi HCl +NaOH
1.6
1.4 y = 0,0777x + 0,2142
R² = 0,6888
1.2
1 Titrasi HCl +NaOH
0.8
0.6 Linear (Titrasi HCl
+NaOH)
0.4
0.2
0
0 5 10 15 20

Titrasi NaOH + HCl


1.4
1.2
1
Titrasi NaOH + HCl
0.8
0.6 y = -0,0207x + 1,2147
R² = 0,9367 Linear (Titrasi NaOH +
0.4 HCl)
0.2
0
0 10 20 30 40

Page 8
Instrumen Dan Kontrol
6. Analisa Percobaan
Dari percobaan yang telah dilakukan, daat di analisa bahwa didalam titrasi
konduktometri kita akan mendapatkan beberapa kemudahan yang mungkin tidak
didapatkan jika menggunakan titrasi lainnya, titrasi konduktometri hanya terbatas untuk
larutan yang terglong kedalam larutan elektrolit saja, sedangkan untuk larutan non-
elektrolit tidak dapat menggunakan tittrasi konduktometri
Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik jadi jika
berhubungan dengan adanya ion-ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan
arus listrik dalam larutan, arus listrik ini tidak akan bisa melewati larutan yang tidak
terdapat ion-ion sehingga larutan non-elektrolit tidak bisa menghantarkan arus listrik.
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui daya hantar listrik suatu larutan,
konduktivitas sautu larutan elektrolit bergantung pada ion-ion yang ada dalam
konsentrasinyapada percobaan ini sel konduktivitas dibilas dengan aquades agar alat
yang du gunakan bebas dari ion-ion yang mengganggu serta untuk menetralka alat
sehingga tidak dipengaruhi oleh pengujuran sebelumnya,Pada percobaan ini dilakukan
penentuan titik ekivalen antara larutan HCl Dan Larutan NaOH dimana kedua larutan ini,
merupakan penghantar listrik yang baik
Setiap prose titrasi penambahan NaOH 1 ml dilakukan proses pengadukan dengan
megnetik stirer, hal ini dilakukan agar dapat mengoptimalkan kemampuan daya hantar
listrik sehingga ionnya dapat menyebar merata, dari hasil percobaan dapat di lihat nilai
konduktivasnya dari NaOH berbanding lurus dengan konsentrasi NaOH, hal ini dapat
terjadi karena konduktivitas suatu larutan elektrolit pada setiap temperatur hanya
bergantung pada ion-ion yang ada dan konsentrasi ion-ion tersebut, bila larutan elektrolit
diencerkan konduktivitas akan turun karena lebih sedikit ion pad per cm3 larutan untuk
membawa arus.
Hal yang paling penting dalam percobaan ini adalah pengecekan dan kalibrasi .
Didalam konduktometer terdapat elektrroda yang harus dicek baik yang anoda maupun
katoda. Elektroda tersebut berfungsi untuk merespon daya hanta listrik pada larutan.
Diibaratkan sebagai jembatan untuk menghubungkan dua daratan yang terpisah.

Page 9
Instrumen Dan Kontrol
Analisa Hasil

Dari perhitungan secara teori dan praktek memilki perbedaan dengan persen kesalahan diman
kesalahan yang terjadi karena kurang tepatnya pembuatan larutan serta kurang teliti pada
saat praktikum, berikut hasil yang di dapat

KCl

- Hasil praktek = 17,53 mS/Cm


- Hasil perhitungan = 14,90 mS/Cm
- % Kesalahan = 14,5 %

HCl

- Hasil praktek = 48,2 mS/Cm


- Hasil perhitungan = 42,61 mS/Cm
- % Kesalahan = 11,5 %

NaOH

- Hasil praktek = 25,2 mS/Cm


- Hasil perhitungan = 24,84 mS/Cm
- % Kesalahan = 1,4 %

Titrasi HCl + NaOH

- Hasil praktek = 0,557 mS/Cm


- Hasil perhitungan = 1,9076 mS/Cm
- % Kesalahan = 70 %

Titrasi NaOH + HCl

- Hasil praktek = 1,251 mS/Cm


- Hasil perhitungan = 1,112 mS/Cm
- % Kesalahan = 11 %

Page 10
Instrumen Dan Kontrol
7. Kesimpulan
 Semakin tinggi keelektrolitan suatu larutan maka nilai konduktivitasnya semakin
tinggi.

 Pengukuran konduktivitas dapat di gunakan untuk menentukan titik akhir titrasi

 Alat konduktometer lebih teliti dan akurat di bandingkan dengan cara manual menggunakan
buret untuk menentukan titik akhir titrasi.

 Persentase kesalahan yang di dapat pada percobaan ialah

Page 11
Instrumen Dan Kontrol
DAFTAR PUSTAKA

 Tim lab Instrumen danPengukuran. 2014. “Penuntun Praktikum Intrumen dan


Pengukuran”. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.
 Tim Penyusun Modul Instrumen dan Teknik Pengukuran. 2013. “Instrumen dan Teknik
Pengukuran”. Politeknik Negeri Sriwijaya : Palembang.
 http://nuansa-harapan.blogspot.com/2011/12/konduktometri.html
 http://namikazewand.blogspot.com/2012/01/konduktometri-2.html

Page 12
Instrumen Dan Kontrol
GAMBAR ALAT

Konduktometer 660 Bola karet

Gelas kimia Pipet Ukur

Labu Ukur Corong

Page 13
Instrumen Dan Kontrol
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM
INSTRUMENTASI DAN kontrol
KONDUKTOMETRI

DISUSUN OLEH :

Kelompok III
Kelas : 3 EGC

061440411695
Deli Kusuma Wardani 061440411699
M. Ari Bastari 061440411704
M. Ariq Perdana 061404011706
Nila Wulandari 061440411708
Oki Maman Suyadi 061440411711
Putu Inzario 061440411712

Instruktur : Anerasari M.B.Eng.,M.Si.

JURUSAN TEKNIK KIMIA


PROGRAM STUDI DIV TEKNIK ENERGI
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
2015
Page 14
Instrumen Dan Kontrol
Page 15
Instrumen Dan Kontrol

Anda mungkin juga menyukai