Rangkuman Materi Pendidikan Pancasila
Rangkuman Materi Pendidikan Pancasila
PENDIDIKAN PANCASILA
Disusun oleh
Evvalisa
1314190018
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
b. Pasal 39 berisi kurikulum (jenis/jalur/jenjang) dinyatakan wajib
memuat pendidikan :
Pancasila
Agama
Kewarganegaraan
c. SK Mendiknas No.232/U/2000
Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan
Penilaian Hasil BelajaMahasiswa. Pasal 10 ayat 1 menyatakan setiap
pelajaran wajib memuat agama, Pancasila, danKewarganegaraan.
d. SK Dirjen PT : SK No.38/DIKTI/KEP/2002 (pasal 3) Untuk :
Mampu berpikir
Nasional
Dinamis
4. Landasan Filosofis
a. Sebelum merdeka
Bangsa berketuhanan dan berkemanusiaan
Karena manusia makhluk Tuhan Yang Maha Esa (kenyataan
objektif)
b. Syarat mutlak suatu negara
Negara berpersatuan dan berkerakyatan
Persatuan berwujud rakyat (unsur pokok)
c. Konsekuensi rakyat
Rakyat
Dasar ontologis demokrasi karena asal mula kekuasaan negara
adalah rakyat
B. Tujuan Pendidikan Pancasila
UU No.2 Tahun 1989 dan SK No.38/DIKTI/KEP/2003
Mengarahkan perhatian pada moral dalam kehidupan sehari-hari dengan :
Memanfaatkan iman dan taqwa
Mendukung kerakyatan
2
Arti Tujuan Pendidikan
Seperangakat tindakan intelektual penuuh tanggung jawab yang berorientasi
pada kompetensidan bidang profesi masing-masing.
Kesimpulan tujuan :
Kemampuan bertanggung jawab sesuai hati nurani
Mengenali masalah hidup, kesejahteraan dan solusi
Mengenali perubahan dan perkembangan :
a. Ilmu pengetahuan
b. Teknologi
c. Seni
Memaknai sejarah dan nilai budaya untuk persatuan
3
Bermetode
Analitico Syntetic : Metode pembahasan Pancasila yang merupakan
perpaduan metode analisis dan sintetis
Hermeneutika :Digunakan untuk menemukan makna dibalik objek
Koherensi Historis
Pemahaman, Penafsiran dan Interpretasi
Bersistem
Hubungan dalam sistem : Interelasi artinya berhubungan
Interpedensi artinya ketergantungan
Sifat sistem : Koheren (runtut)
Sehingga sila-sila Pancasila menjadi kesatuan yang sistematik
Universal
Berarti tidak terbatas untuk waktu, ruang, keadaan, situsi, kondisi, dan
jumlah.
Makna sila-sila universal
Tingkatan pengetahuan ilmiah
Deskriptif : Bagaimana Normatif : Kemana
Kausal : Mengapa Essensial : Apa
Proses kausalitas Pancasila :
Materialis Effisien
Formalis Finalis
Pengamalan : Das Sollen : yang seharusnya
Das Sein : kenyataan
4
Kitab Tripitaka
o Suttha Pitakao Abhidama Pitakao Vinaya Pitaka
Five Moral Principles, menurut Budha :
o Mateni : Membunuh o Mabok : Mabuk
o Maling : Mencuri o Main : Berjudi
o Madon : Berzina
Secara Historis
Menurut Mr. Muhammad Yamin (29 Mei 1945)
o Peri Kebangsaan o Peri Kerakyatan
o Peri Kemanusiaan o Kesejahteraan Rakyat
o Peri Ketuhanan
Yang dituangkan menjadi :
o Ketuhanan Yang Maha Esa
o Kebangsaan Persatuan Indonesia
o Rasa kemanusiaan yang adil dan beradab
o Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
o Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Menurut Ir. Soekarno (1 Juni 1945)
o Nasionalisme / Kebangsaan o Mufakat / Demokrasi
Indonesia o Kesejahteraan Sosial
o Internasionalisme / o Ketuhanan yang Berkebudayaan
Perikemanusiaan
Dalam perkembangannya PANCASILA diusulkan menjadi TRISILA yang
berisi :
o Sosio Nasional : Nasionalisme dan Internasionalisme
o Sosiso Demokrasi : Demokrasi dan Kesejahteraan Rakyat
o Ketuhanan Yang Maha Esa
Dalam perkembangannya TRISILA diusulkan menjadi EKASILA yang
merupakan gotong royong
5
Menurut Piagam Jakarta (22 Juni 1945)
o Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syari‟at Islam bagi pemeluk-
pemeluknya.
o Kemanusiaan yang adil dan beradab
o Persatuan Indonesia
o Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
pemusyawaratan perwakilan
o Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Secara Terminologis
Bagian UUD 1945
o Pembukaan (4 alinea) o Peraturan Peralihan (4 pasal)
o 37 Pasal o Aturan Tambahan (2 ayat)
Konstitusi RIS (berlaku sejak 29 Desember 1949 s/d 17 Agustus 1950)
o Ketuhanan Yang Maha o Kebangsaan
Esa o Kerakyatan
o Peri Kemanusiaan o Keadilan Sosial
UUDS 1950 (berlaku sejak 17 Agustus 1950 s/d 5 Juli 1959)
o Ketuhanan Yang Maha o Kebangsaan
Esa o Kerakyatan
o Peri Kemanusiaan o Keadilan Sosial
Kalangan Masyarakat
o Ketuhanan Yang Maha o Kebangsaan
Esa o Kedaulatan Rakyat
o Peri Kemanusiaan o Keadilan Sosial
6
BAB II
PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH
PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
7
karena tidak adanya kesatuan dan persatuan di antara mereka maka
perlawanan tersebut senantiasa sia-sia.
F. Kebangkitan Nasional
Pada masa ini banyak berdiri gerakan-gerakan nasional / mewujudkan suatu
bangsa yang memiliki kehormatan akan kemerdekaan dan kekuataannya
sendiri.
G. Zaman Penjajahan Jepang
Jepang menjanjikan kamardekaan tanpa syarat kapada bangsa indonesia.
Bahkan / mendapatkan simpati dan dukungan dari bangsa indonesia maka
sebagai realisasi janji tersebut maka di bentuklah suatu badan yang bertugas /
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan indonesia yaitu badan
penyelidik usaha-usaha kemerdekaan indonesia (BPUPKI)
H. Sidang BPUPKI
1. Sidang Pertama (18 Agustus 1945) Sidang pertama PPKI dihadiri 27
orang dan menghasilkan keputusan-keputusan sebagai berikut :
Setelah melakukan beberapa perubahan pada Piagam Jakarta yang
kemudian berfungsi sebagai Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Menetapkan rancangan Hukum Dasar yang telah diterima dari Badan
Penyelidik pada tanggal 17 Juli 1945, setelah mengalami berbagai
perubahan karena berkaitan dengan perubahan Piagam Jakarta,
kemudian berfungsi sebagai Undang-Undang Dasar 1945.
Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.
2. Sidang Kedua (19 Agustus 1945) Pada sidang kali ini, PPKI berhasil
menetapkan daerah Propinsi sebagai berikut :
Jawa Barat Borneo
Jawa Tengah Sulawesi
Jawa Timur Maluku
Sumatera Sunda Kecil
3. Sidang Ketiga (20 Agustus 1945)
Sidang ketiga ini dilakukan pembahasan terhadap agenda tentang „Badan
Penolong KeluargaKorban Perang, adapun keputusan yang dihasilkan
8
adalah terdiri atas delapan pasal. Salah satu dari pasal tersebut yaitu, pasal
2 dibentuklah suatu badan yang disebut Badan Keamanan Rakrat (BKR)
4. Sidang Keempat (22 Agustus 1945) Pada sidang keempat PPKI
membahas agenda tentang Komite Nasional Partai Nasional Indonesia,
yang pusatnya berkedudukan di Jakarta.
I. Proklamasi Kemerdekaan Dan Sidang PPKI
Proklamasi Jepang kalah perang melawan tentara sekutu, Jepang terdesak
memberikan kemerdekaan Indonesia melalui PPKI sebagai tim perancang
kemerdekaan Indonesia. PPKI beranggotakan 21 orang
J. Masa Setelah Proklamasi Kemerdekaan
Arti proklamasi kemerdekaan bagi Indonesia :
1. Secara yuridis, Proklamasi menjadi awal tidak berlakunya hukum
kolonial, dan mulai berlakunya hukum nasional.
2. Secara politis ideologis, Proklamasi berarti bahwa Indonesia terbebas
dari penjajahan danmemiliki kedulatan untuk menentukan nasib sendiri.
Pembentukan Negara RIS
Sebelum persetujuan KMB, bangsa Indonesia telah memeliki kedaulatan.
Oleh karena itu, persetujuan KMB bukanlah penyerahan kedaulatan,
melainkan pengalihan atau pengakuan kedaulatan.
Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Ketidakstabilan negara disegala bidang membuat Presiden Soekarno
mengeluarkan Dekrit Presiden yang berisi :
Membubarkan Konstituante
UUDS 1950 tidak berlaku lagi dengan diberlakukannya UUD 1945
Dibentuknya MPRS dan DPAS dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.
Landasan hukum Dekrit adalah hukum darurat :
Hukum tata negara darurat subjektif dan objektif
Masa Orde Baru
Muncul Tritura akibat adanya peristiwa pemberontakan PKI yang berisi :
Pembubaran dan Pembersihan kabinet dari unsur PKI
Penurunan harga kebutuhan pokok
9
BAB III
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
10
4. Logika
Berkaitan dengan persoalan filsafat berfikir, yaitu rumusan dan dalil
berfikir yang benar.
5. Etika
Berkaitan dengan moralitas, tingkah laku manusia.
6. Estetika
Berkaitan dengan persoalan hakikat keindahan
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila setiap sila pada
hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri namun secara
keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang sistematis.
1. Susunan Kesatuan Sila-sila Pancasila yang Bersifat Organis
Monopluralis merupakan kesatuan sila-sila Pancasila yang bersifat organis,
memiliki hakikat secara filosofis yang bersumber pada hakikat dasar
ontologis manusia sebagai pendukung dari inti, isi dari sila-sila Pancasila
yaitu hakikat manusia.
2. Susunan Pancasila yang Bersifat Hierarkis dan Berbentuk Piramida
Secara ontologis hakikat sila-sila Pancasila mendasarkan pada landasan
Pancasila yaitu :
11
Tuhan Rakyat
Manusia Adil
Satu
Hakikat dan inti Pancasila :
Ketuhanan Kerakyatan
Kemanusiaan Keadilan
Persatuan
12
BAB IV
PANCASILA SEBAGAI ETIKA POLITIK
A. Pengertian Etika
Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang bagaimana dan mengapa kita
mengikuti suatu ajaran moral tertentu, atau bagaimana kita harus mengambil
sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan pelbagai ajaran moral.
Etika terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1. Etika Umum
2. Etika Khusus:
Etika Individual, membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri
Etika Sosial, membahas kewajiban manusia trhadap manusia lain.
13
b. Hierarki Nilai
Kelompok nilai menurut tinggi dan rendahnya :
Nilai - nilai kenikmatan Nilai - nilai kejiwaan
Nilai - nilai kehidupan Nilai - nilai kerohanian
Golongan manusia menurut Walter G.Everet :
Nilai - nilai ekonomis Nilai - nilai watak
Nilai - nilai kejasmanian Nilai - nilai estetis
Nilai - nilai hiburan Nilai - nilai intelektual
Nilai - nilai sosial Nilai - nilai keagamaan
Notonagoro membagi nilai menjadi 3 macam :
Nilai material
Nilai vital
Nilai kerohanian :
1. Nilai kebenaran 3. Nilai kebaikan
2. Nilai keindahan 4. Nilai religius
14
BAB V
PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NASIONAL
15
dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai
dasar negara yang sah.
2. Asal Mula yang Tidak Langsung
Asal mula tidak langsung terdapat pada kepribadian serta dalam
pandangan hidup sehari-hari bangsa Indonesia dengan rincian berikut :
a. Unsur Pancasila sebelum dirumuskan menjadi dasar filsafat negara
yaitu :
Nilai Ketuhanan Nilai Persatuan
Nilai Nilai Kerakyatan
Kermanusiaan Nilai Keadilan
b. Terkandung dalam pandangan hidup masyarakat sebelum
membentuk negara yaitu :
Nilai adat istiadat, kebudayaan dan religius
c. Asal mula tidak langsung Pancasila merupakan kausa materialis atau
asal mula tidak langsung nilai-nilai Pancasila.
Pancasila bukanlah hasil perenungan seseorang atau kelompok atau
bahkan hasil sintesa paham-paham besar dunia, melainkan
pandangan hidup bangsa Indonesia.
3. Bangsa Indoenesia ber-Pancasila dalam “Tri Prakara”
Pancasila terbentuk melalui suatu proses yang cukup panjang dalam
sejarah kebangsaanIndonesia yang terangkum dalam tiga asas atau Tri
Prakara, yaitu :
a. Pancasila Asas Kebudayaan
b. Pancasila Asas Religius
c. Pancasila Asas Kenegaraan
B. Kedudukan Dan Fungsi Pancasila
Setiap kedudukan dan fungsi Pancasila pada hakikatnya memiliki makna serta
dimensi masing-masing yang konsekuensi aktualisasinya pun memiliki aspek
yang berbeda-beda, walaupun hakikat dan sumbernya sama.
1. Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Pandangan hidup yang
terdiri atas kesatuan rangkaian nilai-nilai luhur adalah suatu wawasan
16
yang menyeluruh terhadap kehidupan. Pandangan hidup berfungsi
sebagai kerangka acuan baik untuk menata kehidupan diri pribadi
maupun dalam interaksi antar manusia dalam masyarakat serta alam
sekitarnya.
2. Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dapat dirinci sebagai berikut :
a. Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari segala sumber
hukum (sumber tertib hukum) Indonesia.
b. Meliputi suasana kebatinan (Geistlichenhintergrund) dari Undang-
Undang Dasar 1945
c. Mewujudkan cita-cita hukum bagi hukum dasar negara.
d. Mengharuskan UUD mengandung isi yang mewajibkan pemerintah
memegang teguh cita-cita moral rakyat yang luhur.
3. Pancasila sebagai Ideologi Bangsa dan Negara Indonesia
Pancasila sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia berakar pada
pandangan hidup dan budaya bangsa. Karena ciri khas Pancasila
memiliki kesesuaian dengan bangsa Indonesia.
a. Pengertian Ideologi
Ideologi berarti ilmu pengertian-pengertian dasar atau sering kita
sebut sebagai cita-cita. Pengertian ideologi secara umum dapat
dikatakan sebagai kumpulan gagasan, ide, keyakinan, kepercayaan
yang menyeluruh dan sistematis yang menyangkut :
Bidang Politik Bidang Kebudayaan
Bidang Sosial Bidang Keagamaan
Ideologi negara yang merupakan sistem kenegaraan utnuk rakyat dan
bangsa pada hakikatnyamerupakan asas kerohanian yang memilki ciri
khas diantaranya :
Mempunyai derajat tertinggi sebagai nilai hidup kebangsaan dan
kenegaraan.
Mewujudkan suatu asas kerohanian, pandangan dunia,
pandangan hidup, pedoman hidup,pegangan hidup yang
17
dipelihara, dikembangkan, diamalkan, dilestarikan kepada
generasiberikutnya, diperjuangkan dan dipertahankan dengan
kesediaan berkorban.
b. Ideologi Terbuka dan Ideologi Tertutup
Ideologi tertutup merupakan suatu sistem pemikiran tertutup yang
membenarkan pengorbanan masyarakat. Ideologi terbuka merupakan
suatu sistem pemikiran terbuka yang tidak hanya dibenarkan,
dibutuhkan karena bukan merupakan paksaan dari pihak luar
melainkan digali dan diambil dari harta kekayaan rohani, moral dan
budaya masyarakat itu sendiri.
c. Ideologi Partikular dan Ideologi Komprehensif
Ideologi partikular diartikan sebagai suatu keyakinan yang tersusun
secara sistematis dan terkait erat dengan kepentingan suatu kelas
sosial tertentu dalam masyarakat.
Ideologi komprehensif diartikan sebagai suatu sistem pemikiran
menyeluruh mengenai semua aspek kehidupan sosial yang memiliki
cita-cita melakukan transformasi sosial besar-besaran menuju bentuk
tertentu.
d. Hubungan antara Filsafat dan Ideologi
Dari tradisi sejarah filsafat barat dapat dibuktikan bahwa tumbuhnya
ideologi seperti liberalisme, kapitalisme, marxisme leninisme,
maupun nazisme dan facisme bersumber kepda aliran-aliran filsafat
yang berkembang disana.
18
2. Negara Pancasila
Berdasarkan ciri khas proses dalam rangka membentuk suatu negara.
Maka bangsa Indonesia mendirikan suatu negara memiliki suatu
karakteristik, ciri khas tertentu yang karena ditentukan oleh
keanekaragaman, sifat dan karakternya. Maka bangsa ini mendirikan
suatu negara berdasarkan Filsafat Pancasila, yaitu suatu Negara Persatuan,
Negara Kebangsaan serta Negara yang bersifat Integralistik.
a. Paham Negara Persatuan
Merupakan kesatuan unsur-unsur yang membentuknya berupa rakyat,
wilayah, dan kedaulatan pemerintah.
Bhineka Tunggal Ika
Hakikat makna Bhineka Tunggal Ika yang memberikan suatu
pengertian bahwa meskipun bangsa dan negara Indonesia terdiri atas
bermacam-macam suku bangsa yang memiliki adat istiadat,
kebudayaan serta karakter yang berbeda, memiliki agama yang
berbeda dan terdiri dari beribu kepulauan wilayah nusantara
Indonesia, namun keseluruhannya merupakan suatu persatuan yaitu
persatuan bangsa dan negara Indonesia.
b. Paham Negara Kebangsaan
Manusia membentuk suatu persekutuan hidup yang disebut bangsa,
dan bangsa yang hidup dalam suatu wilayah tertentu serta memiliki
tujuan tertentu maka pengertian ini disebut sebagai negara.
Hakikat Bangsa
Pada hakikatnya merupakan suatu penjelmaan dari sifat kodrat
manusia dalam merealisasikan harkat dan martabat kemanusiaannya.
Namun, bangsa bukanlah suatu totalitas kelompok masyarakat yang
menenggelamkan hak-hak individu sebagaimana terjadi pada bangsa
sosialiskomunis.
Teori Kebangsaan
19
Terdapat berbagai macam teori besar di dalam suatu bangsa,
diantaranya :
Teori Hans Kohn
“Bangsa terbentuk karena persamaan bahasa, ras, agama,
peradaban, wilayah, negara dan kewarganegaraan. Suatu bangsa
tumbuh dan berkembang dari anasir serta akar yang
terbentuk melalui suatu proses sejarah.”
Teori Kebangsaan Ernest Renan
Pokok pikiran bangsa adalah sebagai berikut :
o Bangsa adalah suatu jiwa, asas kerohanian.
o Bangsa adalah solidaritas besar, hasil sejarah.
o Bangsa bukan sesuatu yang abadi.
o Wilayah dan ras bukan penyebab timbulnya bangsa.
Teori Geopolitik Frederich Ratzel
“Negara merupakan suatu organisme yang hidup yang memiliki
hubungan wilayah geografisdengan bangsa.”
Negara Kebangsaan Pancasila
Pancasila bersifat mejemuk tunggal. Unsur-unsur yang
membentuk nasionalisme Indonesia adalah sebagai berikut :
o Kesatuan Sejarah o Kesatuan Wilayah
o Kesatuan Nasib o Kesatuan Asas Kerohanian
o Kesatuan
Kebudayaan
20
Negara merupakan suatu susunan masyarakat yang integral.
Semua golongan bagian, bagian dan anggotanya berhubungan
erat satu dengan lainnya.
Semua golongan, bagian dan anggotanya merupakan persatuan
masyarakat yang organis.
Yang terpenting dalam kehidupan bersama adalah perhimpunan
bangsa seluruhnya.
Negara tidak hanya menjamin kepentingan seseorang atau
golongannya saja namun menjaminkepentingan manusia
seluruhnya sebagai suatu kesatuan integral.
21
Oleh karena itu, negara memiliki sebab akibat langsung dengan
manusia karena manusia adalahsebgaai pendiri negara. Hubungan ini
sangat ditentukan oleh dasar ontologis setiap individu.
Hubungan Negara dan Agama Menurut Pancasila
Hubungan menurut Pancasila adalah sebagai berikut :
o Negara berdasarkan Ketuhan Yang Maha Esa
o Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang Berketuhanan yang
Maha Esa dengan konsekuensisetiap warga memiliki hak
untuk memeluk dan menjalankan ibadah sesuai agama
masing-masing.
o Tidak mengakui atheisme dan sekularisme.
o Tidak mengizinkan pertentangan agama, golongan agama,
inter serta antar pemeluk agama tertentu.
o Tidak ada tempat bagi pemaksaan agama tertentu.
o Memberikan toleransi terhadap pemeluk agama lain yang
menjalankan ibadah.
o Segala peraturan harus sesuai dengan Ketuhanan Yang
Maha Esa.
o Negara merupakan berkah rahmat Tuhan Yang Maha Esa.
22
o Negara Theokrasi Tidak Langsung
Bukan Tuhan sendiri yang memerintah dalam negara,
melainkan Kepala Negara atau Raja yang memerintah
negara atas kehendak Tuhan.
Hubungan Negara dan Agama Menurut Sekularisme
Paham sekularisme membedakan dan memisahkan antara agama
dan negara. Bentuk, sistemsegala aspek kenegaraan tidak ada
hubungannya dengan agama. Sekularisme bepandanagnbahwa
masalah keduniawian berhubungan dengan manusia saja tanpa
Tuhan.
e. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkemanusiaan
Yang Adil dan Beradab Negara Pancasila sebagai negara Kebangsaan
yang berkemanusiaan yang Adil dan Beradab, mendasarkan
nasionalisme (kebangsaan) berdasar hakikat kodrat manusia.
Kebangsaan Indonesia adalah kebangsaan yang berkemanusiaan,
bukan suatu kebangsaan yang Chauvimisme.
f. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkerakyatan
Pokok-pokok yang terkandung dalam sila keempat dalam
penyelenggaraan negara dapat dirinci sebagai berikut :
Manusia Indonesia sebagai warga negara dan masyarakat mempunyai
kedudukan dan hak yang sama.
Dalam menggunakan hak-haknya, selalu memperhatikan dan
mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Karena
mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban yang sama maka pada
dasarnya tidak dibenarkan memaksakan kehendak pada pihak lain.
Sebelum mengambil keputusan, terlebih dahulu dimusyawarahkan.
Keputusan diusahakan ditentukan secara musyawarah.
Musyawarah untuk mencapai mufakat disertai semangat kebersamaan.
g. Negara Pancasila adalah Negara Kebangsaan Yang Berkeadilan sosial
Sebagai suatu negara hukum yang berkeadilan sosial maka negara
Indonesia harus mengakui danmelindungi hak asasi manusia. Dalam
23
hidup bersama baik dalam masyarakat, bangsa dan negaraharus
terwujud suatu keadilan (Keadilan Sosial) yang meliputi 3 hal :
Keadilan Distributif
Keadilan Legal
Keadilan Komutatif
3. Ideologi Liberal
Atas dasar ontologis hakikat manusia, dalam kehidupan masyarakat
bersama yang disebut negara, kebebasan individu sebagai basis demokrasi
bahkan merupakan unsur fundamental. Pemahaman atas eksistensi rakyat
dalam suatu negar ainilah yang merupakan sumber perbedaan konsep,
antara lain terdapat konsep yang menekankan bahwa rakyat adalah
sebagai suatu kesatuan integral dari elemen-elemen yang menyusun
negara, bahkan komunisme menekankanbahwa rakyat adalah suatu
totalitas di atas eksistensi individu.
4. Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Liberalisme
Nilai-nilai agama dalam negara dipisahkan dan dibedakan dengan negara,
keputusan dan ketentuan kenegaraan terutama peraturan perundang-
undangan sangat ditentukan oleh kesepakatan individu-individu sebagai
warga negaranya.
5. Ideologi Sosialis Komunis
Dalam kaitannya dengan negara, bahwa negara sebagai manifestasi dari
manusia sebagaimakhluk komunal. Mengubah masyarakat secara
revolusioner harus berakhir dengan kemenangan pada pihak kelas
proletar. Hak asasi manusia hanya berpusat pada hakkolektif, sehingga
hak individual pada hakikatnya tidak ada.
6. Hubungan Negara dan Agama Menurut Paham Komunisme
Negara yang berpaham komunisme adalah bersifat atheis bahkan bersifat
antitheis, melarang dan menekan kehidupan agama. Nilai yang tertinggi
dalam negara adalah materi sehingga nilai manusia ditentukan oleh
materi.
24
BAB VI
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN
REPUBLIK INDONESIA
25
3) Bentuk negara
4) Dasar filsafat Negara
4. Pembukaan UUD 1945 Tetap Terlekat pada Kelangsungan Hidup
Negara Republik Indonesia Berdasarkan hakikat kedudukan Pembukaan
UUD 1945 sebagai naskah Proklamasi
Tujuan Pembukaan UUD 1945
Alinea I : mempertanggung jawabkan bahwa pernyataan kemerdekaan
sudah selayaknya.
Alinea II : menetapkan cita-cita Indonesia yang ingin dicapai dengan
kemerdekaan.
Alinea III : menegaskan bahwa proklamasi kemerdekaan, menjadi
permulaan dan dasar hidup kebangsaan dan kenegaraan bagi seluruh
orang Indonesia yang luhur dan suci dalam lindungan Tuhan Yang
Maha Esa.
Alinea IV : melaksanakan segala sesuatu itu dalam perwujudan dasar-
dasar tertentu sebagai ketentuan pedoman dan pegangan yang tetap.
5. Nilai-nilai Hukum Tuhan, Hukum Kodrat dan Hukum Etis yang
Terkandung dalam Pembukaan UUD 1945
B. Hubungan Pembukaan Dan Batang Tubuh UUD 1945
Menempatkan pembukaan UUD 1945 alinea IV pada kedudukan yang amat
penting. Bahkan boleh dikatakan bahwa sebenarnya hanya alinea IV inilah
yang menjadi inti sari Pembukaan dalam arti sebenarnya.
C. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Pancasila
Pembukaan UUD 1945 secara formal yuridis Pancasila ditetapkan sebagai
dasar filsafat Negara Indonesia. Maka, hubungan antara Pembukaan UUD
1945 adalah bersifat timbal balik sebagai hubungan secara formal dan
hubungan secara material.
D. Hubungan Pembukaan UUD 1945 Dengan Proklamasi
Memiliki hubungan yang menunjukkan kesatuan yang utuh dan apa yang
terkandung dalam pembukaan adalah merupakan amanat dari seluruh Rakyat
Indonesia tatkala mendirikan negara dan untuk mewujudkan tujuan bersama.
26
BAB VII
PANCASILA SEBAGAI PERADIGMA KEHIDUPAN DALAM
BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA
A. Pengertian Paradigma
Paradigma merupakan suatu asumsi-asumsi dasar dan asumsi-asumsi teoretis
yang umum sehingga merupakan suatu sumber hukum-hukum, metode, serta
penerapan dalam ilmu pengetahuan.
B. Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan
Pembangunan nasional harus meliputi aspek jiwa yang mencakup akal, rasa
dan kehendak, aspek raga, aspek individu, aspek makhluk sosial, aspek
pribadi dan juga aspek kehidupan ketuhanannya. Kemudian dijabarkan dalam
bebagai bidang pembangunan antara lain politik, ekonomi, sosial, budaya,
hukum, pendidikan, ilmu pengetahuan, teknologi serta agama.
C. Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi
Reformasi dengan melakukan perubahan dalam berbagai bidang yang sering
diteriakkan dengan jargon reformasi total tidak mungkin melakukan
perubahan terhadap sumbernya itu sendiri.Reormais harus memiliki tujuan,
dasar, cita-cita serta platform yang jelas dan bagi bangsaIndonesia Nilai-Nilai
Pancasila itulah yang merupakan paradigma Reformasi Total tersebut.
Gerakan Reformasi
Awal keberhasilan gerakan Reformasi ditandai dengan mundurnya Presiden
Soeharto pada 21 Mei 1998 yang kemudian disusul dengan dilantiknya Wakil
Presiden Prof. Dr. B.J. Habibie menggantikan kedudukan Presiden.
Kemudian diikuti dengan pembentukan Kabinet Reformasi Pembangunan.
Pemerintahan Habibie inilah yang merupakan pemerintahan transisi yang
akan mengantarkan rakyat Indonesia untuk melakukan reformasi secara
menyeluruh, terutama pengubahan 5 paket UU. Dengan demikian, reformasi
harus diikuti juga dengan reformasi hukum bersama aparat penegaknya serta
reformasi pada berbagai instansi pemerintahan.
27
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Hukum
Perkembangan ilmu pengetahuan sangatlah pesat, begitu pula dengan cara
berpikir masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal yang dinamis.
Semakin banyak penemuan-penemuan atau penelitian yang dilakukan oleh
manusia, tidak menutup kemungkinan adanya kelemahan-kelemahan
didalamnya. Dengan berpedoman pada nilai-nilai pancasila, apapun yang
diperoleh manusia dalam mengembangkan ilmu pengetahuan akan sangat
bermanfaat untuk mencapai tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara Indonesia guna melaksanakan pembangunan nasional, reformasi,
dan pendidikan pada khususnya.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Politik
Politik sangat berperan penting dalam peningkatan harkat dan martabat
manusia, karena sistem politik negara harus berdasarkan HAM. Sehingga
sistem politik negara pancasila mampu memberikan dasar-dasar moral,
diharapakan supaya para elit politik dan penyelenggaranya memiliki budi
pekerti yang luhur, dan berpegang pada cita-cita moral rakyat yang luhur.
Kekuasaan adalah dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Karena
Pancasila sebagai paradigma dalam berpolitik, maka sistem politik di
Indonesia berasaskan demokrasi, bukan otoriter. Berdasar pada hal diatas,
pengembangan politik di Indonesia harus berlandaskan atas moral ketuhanan,
moral kemanusiaan, moral persatuan, moral kerakyatan, dan moral keadilan.
Pancasila Sebagai Paradigma Reformasi Ekonomi
Sesuai dengan Paradigma Pancasila dalam pembangunan ekonomi, maka
sistem dan pembangunan ekonomi berpijak pada nilai moral daripada
pancasila. Secara khusus, sistem ekonomi harus mandasarkan pada moralitas
ketuhanan, dan kemanusiaan. Hal ini untuk menghindari adanya
pengembangan ekonomi yang cenderung mengarah pada persaingan bebas,
yaitu yang terkuat dialah yang akan menang, seperti yang pernah terjadi pada
abad ke-18, yaitu tumbuhnya perekonomian kapitalis. Tujuan ekonomi adalah
memenuhi kebutuhan manusia, agar manusia menjadi lebih sejahtera, oleh
28
sebab itu kita harus menghindarkan diri dari persaingan bebas, monopoli dan
yang lainnya yang berakibat pada penderitaan dan penindasan manusia.
D. Aktualisasi Pancasila
Aktualisasi Pancasila dapat dibedakan atas dua macam yaitu aktualisasi
objektif dan subjektif.Aktualisasi objektif yaitu aktualisasi Pancasila dalam
berbagai bidang kehidupan kenegaraanyang meliputi kelembagaan negara
antara lain legislatif, eksekutif maupun yudhikatif.Sedangkan aktualisasi
subjektif adalah aktualisasi Pancasila pada setiap individu terutama
dalamaspek moral dalam kaitannya dengan hidup negara dan masyarakat.
F. Budaya Akademik
Terdapat beberapa ciri masyarakat ilmiah sebgaai budaya akademik, yaitu :
1. Kritis 9. Menghargai Prestasi Ilmiah /
2. Kreatif Akademik
3. Objektif 10. Bebas dari Prasangka
4. Analitis 11. Menghargai Waktu
5. Konstruktif 12. Memiliki dan Menjunjung Tinggi
6. Dinamis Tradisi Ilmiah
7. Dialogis 13. Berorientasi ke Masa Depan
8. Menerima Kritik 14. Kesejawatan / Kemitraan
29