Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH PENELITIAN BIOLOGI

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu ciri makhluk hidup adalah tumbuh dan berkembang. Pertumbuhan merupakan
bertambahnya jumlah dan besarnya sel diseluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat
diukur atau suatu peningkatan dalam berat atau ukuran dari seluru/sebagian dari organisme,
sedangkan perkembangan merupakan bertambahnya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui
tumbuh, kematangan dan belajar atau peningkatan kemahiran dalam penggunaan tubuh.
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan proses yang saling berhubungan. Ada banyak faktor
yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Faktor-faktor tersebut
dikelompokan menjadi 2, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan
faktor yang meliputi faktor genetis (hereditas) dan faktor fisiologis, sedangkan faktor eksternal
atau faktor lingkungan merupakan faktor yang berasal dari luar tubuh tumbuhan tersebut yaitu
dari lingkungan atau ekosistem. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan adalah cahaya matahari.
Cahaya matahari merupakan sumber kehidupan karena cahaya dapat memberikan kita banyak
manfaat juga sebagai bintang berdekatan dengan bumi dengan jarak 149.680.000 (Km). Cahaya
matahari sangat dibutuhkan oleh tumbuhan hijau karena cahayanya dapat menghambat
pertumbuhan dan juga cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormone pada tumbuhan). Hal
ini dapat kita lihat pada tumbuhan yang berada di tempat gelap akan lebih cepat tinggi dan
daunnya tidak terlalu hijau dari pada tumbuhan di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di
tempat gelap disebut etiolasi.
Cahaya yang dibutuhkan tumbuhan tidak selalu sama pada setiap tanaman. Ada jenis-jenis
tumbuhan yang memerlukan cahaya penuh dan ada pula yang memerlukan remang-remang
untuk pertumbuhannya. Banyak sekali teori yang menjelaskan tentang pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan tumbuhan. Namun teori tersebut belum sepenuhnya dapat dipelajari jika kita belum
mengetahui kebenarannya pada lingkungan kita. Selain itu, masing banyak siswa dan siswi yang
belum dapat menjelaskan pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Untuk itu, penulis mengadakan penelitian untuk lebih mengetahui dan membuktikan kebenaran
teori tersebut. Dengan berlandaskan teori tersebut, didalam penelitian ini, penulis akan
mengamati pertumbuhan dan perkembangan biji kacang hijau.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, dapat dirumuskan suatu masalah
sebagai berikut:
 Adakah pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?
 Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?

C. Hipotesis
 Ada.
 Intensitas cahaya berpengaruh terhadap cepat atau lambatnya pertumbuhan yang dialami
oleh tanaman kacang hijau.

D. Tujuan Penelitian
 Mengetahui adanya pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
 Mengetahui bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman kacang hijau.
E. Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat mengenai
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan tanaman, terutama kacang hijau agar tanaman yang
dihasilkan mendapatkan kualitas yang baik sehingga tanaman tersebut dapat memberikan
keuntungan.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritis

1. Pertumbuhan

Pertumbuhan merupakan proses kenaikan volume sel yang bersifat Irreversibel (tidak kembali
pada keadaan semula), terjadi karena adanya pertambahan dan pembelahan sel secara mitosis
dan pembesaran sel karena adanya penambahan substansi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
pertumbuhan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal (dari dalam) meliputi gen
dan hormon, sedangkan faktor eksternal (dari luar) meliputi nutrisi, suhu, cahaya, kelembaban.
Pada proses pertumbuhan selau terjadi peningkatan volume dan bobot tubuh peningkatan jumlah
sel dan protoplasma. Untuk mengukur pertumbuhan tanaman digunakan alat yang disebut busur
tumbuh atau auksanometer. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan bukan merupakan
besaran sehingga tidak dapat diukur. Perkembangan pada tumbuhan diawalai sejak terjadi
fertilisasi. Calon tumbuhan akan berubah bentuk dari sebuah telur yang dibuahi menjadi zigot,
embrio, dan akhirnya menjadi sebatang pohon yang kokoh atau rumput yang mudah
digoyangkan oleh angina. Nama lain proses perkembangan adalah morfogenesis.
2. Perkecambahan
Perkecambahan adalah proses pertumbuhan embrio dan komponen-komponen biji yang memiliki
kemampuan untuk tumbuh secara normal menjadi tumbuhan baru. Komponen biji tersebut
adalah bagian kecambah yang terdapat didalam biji, misalnya radikula dan plumula.

a. Tahapan Perkecambahan
Perkembangan biji berhubungan dengan aspek kimiawi. Proses tersebut meliputi beberapa
tahapan, antara lain imbibisi, sekresi hormon dan enzim, hidrolisis cadangan makanan,
pengiriman bahan makanan terlarut dan hormon ke daerah titik tumbuh atau daerah lainnya, serta
asimilasi (fotosintetis).
Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air yang masuk kedalam
kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya menyebabkan pecahnya testa.
Awal perkembangan disahului aktifnya enzim hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan
hormone pada kotiledon atau endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja
mengubah molekul protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat
molekul protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi
maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa, yaitu bahan
untuk membuat dinding sel bagi sel – sel yang baru. Bahan makanan terlarut berupa maltosa dan
asam amino akan berdifusi ke embrio.
Semua proses tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa
saat proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan biji
kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan tanah. Daun
pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis.

b. Macam perkecambahan
-Perkecambahan Epigeal

Perkecambahan epigeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang di bawah daun lembaga
atau hipokotil sehingga mengakibatkan daun lembaga dan kotiledon terangkat keatas tanah,
misalnya pada kacang hijau. Perkecambahan ini umumnya terjadi pada biji tanaman
Dicotyledoneae (kecuali kacang kapri), contoh: kacang hijau, kacang kedelai, kapas.
-Perkecambahan Hipogeal
Perkecambahan hipogeal adalah apabila terjadi pembentangan ruas batang teratas (epikotil)
sehinga daun lembaga ikut tertarik keatas tanah, tetapi kotiledon tetap di dalam tanah. Umumnya
terjadi pada biji monocotyleddoneae, contoh: Jagung, padi. dan Dicotyledoneae yaitu hanya
kacang kapri.

c. Cahaya Matahari
Cahaya matahari merupakan sinar/cahaya yang berasal dari matahari, yang digunakan oleh
tanaman hijau untuk fotosintesis dan membuat makanan. Tanpa cahaya matahari, tidak akan ada
kehidupan di bumi. Sinar matahari bisa berakibat baik maupun buruk kepada organisme.
Misalnya, suatu tanaman memerlukan cahaya matahari untuk tumbuh hijau. Dengan air tanpa
cahaya matahari, tanaman akan tumbuh tinggi dengan cepat, namun akan terlihat kuning dan
kekurangan air meskipun daunnya terasa amat basah.
Pertumbuhan dan perkembangan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal dan internal, salah
satu faktor eksternal adalah cahaya. Tumbuhan memerlukan cahaya. Banyaknya cahaya yang
diperlukan tidak selalu sama pada setiap tumbuhan. Umumnya, cahaya menghambat
pertumbuhan meninggi karena cahaya dapat menguraikan auksin (suatu hormone pertumbuhan).
Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap disebut etiolasi.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Kegiatan penelitian ini dilakukan dirumah salah satu anggota kelompok yang bertempat di
lingkungan Suranadi, kecamatan Narmada.
2. Waktu Penelitian
Penilitian dilaksanakan dari tanggal 20 s/d 26 agustus 2013.

B. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
 Cahaya Matahari
2. Variabel Terikat
 Kacang hijau
3. Variabel Kontrol
 Kacang hijau yang ditempatkan pada tempat gelap
 Kacang hijau yang ditempatkan pada tempat terang
C. Pengumpulan Data
1. Alat dan Bahan
-Alat
 Alat tulis
 Alat ukur (penggaris)
 Gelas air mineral bekas 2 buah
-Bahan
 Air
 Bibit kacang hijau 5 biji/gelas
 Kapas
2. Metode Penelitian
Pengamatan kenaikan tinggi biji kacang hijau di mulai pada hari ke-3 dalam kurun waktu 7 hari
masa tanam.
3. Teknik Penelitian
Penelitian dilaksanakan dengan terlebih dahulu menyiapkan biji kacang hijau dengan umur, berat
dan ukuran yang hampir sama pada media yang telah disiapkan. Tiap-tiap pot ditanami 5 biji
kacang hijau. Kemudian diberikan perlakuan yang sama pada masing-masing pot plastik yaitu
pemberian air dua sendok makan setiap harinya tepatnya satu sendok makan pada pagi hari dan
satu sendok makan pada sore hari. Setelah batang biji kacang hijau mulai tumbuh dilakukan
pengukuran panjang batang menggunakan penggaris.

4. Cara Kerja
 Siapkan 2 buah gelas air mineral bekas sebagai tempat untuk menanam biji kacang hijau.
 Masukkan kapas yang sudah dibasahi terlebih dahulu ke dalam masing-masing gelas
sebagai media tanamnya.
 Masukkan masing-masing 5 biji kacang hijau ke setiap gelas yang tersedia.
 Beri label pada masing-masing gelas tersebut dengan label "Gelap" dan "Terang".
 Letakkan gelas yang sudah diisi dengan kacan hijau tersebut pada lingkungan yang
berbeda, yaitu gelas dengan label "Terang" ditempatkan pada tempat yang terkena sinar
matahari penuh, sedangkan gelas dengan label "Gelap" ditempatkan pada tempat yang
tidak terkena sinar matahari.
 Ukur panjang pertumbuhan masing-masing tanaman saat tubuh tanaman tersebut mulai
tumbuh di atas permukaan tanah.
 Pengukuran panjang pertumbuhan tanaman dilakukan selama 7 hari masa tanam.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA

A. Tabel Hasil Pengamatan


Pot Pencahayaan Kenaikkan Tinggi Tanaman Kacang Hijau Rata-rata Total Tinggi Keterangan
(cm) pada Pengukuran ke- (cm) Tanaman
(cm)
1 2 3 4

1 Gelap 2,60 1,40 2,50 2,45 2,28 8,95 Semua biji


berkecambah
pada hari ke-2,
dan muncul
daun pada hari
ke-3.
2 Terang 1,85 1,60 1,56 1,70 1,68 6,71 Semua biji
berkecambah
pada hari ke-2,
dan semua biji
muncul daun
pada hari ke-3.

B. Analisis Data
Tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap dan terang sama-sama tumbuh dan
berkecambah pada hari ke-2 dan mulai tumbuh batang pada hari selanjutnya. Tetapi, pada
tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat yang gelap, lebih tinggi daripada kacang hijau
yang tumbuh di tempat terang.
Pada hari ke-7 ketinggian tanaman yang tumbuh di tempat gelap mencapai 8,95 cm sementara
tanaman yang tumbuh di tempat terang hanya mencapai 6,71 cm. Perbedaan terjadi pada warna
daun yang muncul pada masing- masing tanaman, pada tanaman yang tumbuh di tempat gelap
warna daunnya kuning seperti tanaman layu. Sedangkan pada tanaman yang ditempatkan pada
tempat yang terkena sinar matahari penuh mempunyai daun berwarna hijau segar.

C. Pembahasan
Cahaya digunakan tanaman untuk proses fotosintesis.Tanaman yang kurang cahaya (ditanam di area
gelap) batangnya lebih panjang, hal ini karena tanaman berusaha mencari cahaya untuk keperluan
fotosintesis. Tanaman yang cukup cahaya terlihat lebih sehat dan segar. Daun tanaman-tanaman yang
kurang cahaya jauh lebih kecil dan kusam kekuningan dibandingkan dengan tanaman yang cukup
cahaya. Daun tanaman yang cukup cahaya lebih lebar, hijau segar.
Pada tanaman yang berada di tempat yang gelap hormon auksin bekerja lebih aktif daripada tanaman
yang terkena cahaya, sehingga tanaman yang berada di tempat yang gelap terjadi pemanjangan sel.
Di tempat yang terang hormon auksin mudah rusak oleh intensitas cahaya yang tinggi. Di tempat
yang terang pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, dan di tempat yang gelap terjadi etolasi
(pemanjangan diujung melekuk). Jadi, hormon mempercepat pertumbuhan batang dan cahaya
menghambat pertumbuhan.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
 Hipotesis kami yang menyatakan bahwa ada pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan
yang dialami tanaman kacang hijau adalah benar.
 Hipotesis kami yang menyatakan bahwa intensitas cahaya berpengaruh terhadap cepat
atau lambatnya pertumbuhan yang dialami oleh tanaman kacang hijau adalah benar. Hal
itu terlihat dari kacang hijau yang di tanam di tempat gelap mempunyai pertumbuhan yang
lebih cepat dibandingkan dengan tanaman kacang hijau yang ditempatkan pada tempat yan
terang. Hal ini di sebab kan karena hormon auksin sangat cepat berkembang di tempat
gelap.
B. Saran
Untuk memperoleh hasil tanaman yang baik, diperlukan pencahayaan dan nutrisi yang cukup
dari proses fotosintesis agar pertumbuhan suatu tanaman dapat optimal. Untuk lebih optimalnya,
kita dapat menggabungkan kedua metode, yaitu dengan menempatkan tanaman kacang hijau
pada tempat yang gelap saat masih berupa biji agar dapat dengan cepat mengalami
perkecambahan kemudian kita dapat memindahkannya ke tempat yang mendapatkan sinar
mataari yang cukup setelah tanaman mulai tumbuh batang dan daunnya untuk mencukupi
kebutuhan nutrisi tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, Istamar., dkk. 2006. Biologi Untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Erlangga.
Syamsuri, Istamar., dkk. 2004. Biologi Untuk SMA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
MAKALAH BIOLOGI BRYOPHYTA ( TUMBUHAN LUMUT )
BRYOPHYTA ( TUMBUHAN LUMUT )

TUGAS MATA PELAJARAN BIOLOGI


BRYOPHYTA
( TUMBUHAN LUMUT )
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Lumut merupakan tumbuhan kecil, lembut yang apakah secara khas tinggi 1-10 cm (0.4-
4 inchi), meskipun beberapa jenis adalah banyak lebih besar. Mereka biasanya tumbuh
berdekatan bersama-sama di dalam keset / dasar, perdu atau di tempat rindang. Mereka tidak
mempunyai bunga atau biji, dan daun-daun yang sederhananya menutupi batang liat yang tipis.
Pada lumut tertentu menghasilkan capsule spora yang nampak seperti paruh yang dilahirkan
pada tangkai tipis. Ada kira-kira 10,000 jenis lumut digolongkan pada Bryophyta. Divisi
Bryophyta dahulu mencakup tidak hanya lumut, tetapi juga liverworts dan hornworts. Sekarang
ini lain, dua kelompok Bryophyta adalah ditempatkan dalam divisi tersendiri.Tumbuhan
Bryophyta merupakan tumbuhan yang paling primitive yang tidak memiliki akar sesungguhnya,
batang, atau tangkai. Mereka sejak lima ratus juta tahun.Bryophyta merupakan tumbuhan kecil,
herbaceous yang tumbuh tertutup, selalu berkumpul menjadi alas bebatuan, tanah, ataupun
menjadi epifit pada batang dan cabang tanaman. Bryophyta terbagi dalam 3 golongan yaitu:
1. Lumut Hati (Hepaticophyta)
Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon
atau tebing. Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak
memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup),
secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan lunularia.
Tubuhnya terbagi menjadi dua lobus sehingga tampak seperti lobus pada hati. Siklus hidup
lumut ini mirip dengan lumut daun. Didalam spongaria terdapat sel yang berbentuk gulungan
disebut alatera. Elatera akan terlepas saat kapsul terbuka , sehingga membantu memencarkan
spora. Lumut ini juga dapat melakukan reproduksi dengan cara aseksual dengan sel yang
disebut gemma, yang merupakan struktur seperti mangkok dipermukaan gametofit. Contoh
lumut hati adalah Marchantia polymorpha dan porella

2. Lumut Daun

Lumut daun juga disebut lumut sejati. Bentuk tubuhnya berupa tumbuhan kecil dengan
bagian seperti akar (rizoid), batang dan daun. Reproduksi vegetatif dengan membentuk kuncup
pada cabang-cabang batang. Kuncup akan membentuk lumut baru. Contoh: Spagnum
fibriatum, Spagnum squarosum.
Lumut daun banyak terdapat ditempat – tempat yang lembab, mempunyai struktur seperti akar
yang disebut rizoid dan struktur seperti daun.
Siklus hidup lumut mengalami pergantian antara generasi haploid dengan diploid.
Sporofit pada umumnya lebih kecil , berumur pendek dan hidup tergantung pada gametofit.
Contoh lumut ini antara lain: polytricum juniperinum, furaria, pogonatum cirratum, Aerobrysis
longissima, dan lumut gambut sphagnum.
3. Lumut Tanduk
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau,
atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
Mempunyai gametofit lumut hati; perbedaannya adalah terletak pada sporofit lumut ini
mempunyai kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk dari gametofit, masing – masing
mempunyai kloroplas tunggal yang berukuran besar, lebih besar dari kebanyakan tumbuhan
lumut.Contoh lumut tanduk adalah anthoceros laevis.
Tumbuhan lumut termasuk golongan tumbuhan tingkat rendah yang filogenetiknya lebih
tinggi dari pada golongan algae karena dalam susunan tubuhnya sudah ada penyesuaian diri
terhadap lingkungan hidup di darat, gametangium dan sporangiumnya multiseluler, dan dalam
perkembangan sporofitnya sudah membentuk embrio. Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat
tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air, hingga tumbuhan lumut disebut
sebagai tumbuhan amfibi. Tumbuhan lumut merupakan sekumpulan tumbuhan kecil yang
termasuk dalam divisio Bryophyta (dari bahasa Yunani bryum, “lumut”).Tumbuhan ini sudah
menunjukkan diferensiasi tegas antara organ penyerap hara dan organ fotosintetik namun
belum memiliki akar dan daun sejati. Kelompok tumbuhan ini juga belum memiliki pembuluh
sejati. Alih-alih akar, organ penyerap haranya adalah rizoid (harafiah: “serupa akar”). Daun
tumbuhan lumut dapat berfotosintesis.
II. PEMBAHASAN
1.1 Pengertian Lumut
Secara ilmu tumbuhan, lumut termasuk Bryophyta, atau tumbuhan non vaskuler. Mereka
dapat dibedakan dari yang serupa liverworts ( Marchantiophyta atau Hepaticae) dengan multi-
cellular mereka rhizoids. Lain perbedaan bukanlah universal untuk semua lumut dan semua
liverworts, yang membedakan “batang” dan “daun-daun”, ketiadaan daun-daun yang terbagi-
bagi atau berlekuk, dan ketidakhadiran daun-daun diatur dalam tiga golongan, semua menunjuk
tumbuhan lumut. Sebagai tambahan terhadap kekurangan suatu sistem vaskuler, lumut
mempunyai gametophyte-dominant siklus hidup, yaitu. sel haploid untuk kebanyakan siklus
hidupnya. Sporophytes (diploid) berumur pendek dan dependent pada atas gametophyte. Ini
adalah berlawanan dengan pola aturan yang diperlihatkan oleh kebanyakan “tumbuhan tingkat
tinggi”. Di dalam tumbuhan vaskuler, sebagai contoh, haploid generasi diwakili oleh pollen dan
ovule, sedang diploid generasi adalah tumbuhan berbunga yang umum dikenal.
Ciri-ciri lumut:
 Lumut mempunyai klorofil sehingga sifatnya autotrof. Lumut tumbuh di berbagai tempat, yang
hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit. Jika pada hutan banyak pohon dijumpai epifit
maka hutan demikian disebut hutan lumut.
 Akar dan batang pada lumut tidak mempunyai pembuluh angkut (xilem dan floem).Pada tumbuhan
lumut terdapat Gametangia (alat-alat kelamin) yaitu: Alat kelamin jantan disebut Anteridium
yang menghasilkan Spermatozoid. Alat kelamin betina disebut Arkegonium yang menghasilkan
Ovum
 Jika kedua gametangia terdapat dalam satu individu disebut berumah satu (Monoesius). Jika
terpisah pada dua individu disebut berumah dua (Dioesius).Gerakan spermatozoid ke arah
ovum berupakan Gerak Kemotaksis, karena adanya rangsangan zat kimia berupa lendir yang
dihasilkna oleh sel telur.
 Sporogonium adalah badan penghasil spora, dengan bagian bagian :- Vaginula (kaki) - Seta
(tangkai) - Apofisis (ujung seta yang melebar) - Kotak Spora : Kaliptra (tudung) dan Kolumela
(jaringan dalam kotak spora yang tidak ikut membentuk spora). Spora lumut bersifat haploid.
1.2 Klasifikasi
Klasifikasi lumut hati
Regnum : Plantae
Division : Hepaticophyta
Class : Hepaticosida
Ordo : Hepaticoccales
Family : Hepaticoceae
Genus : Hepaticopsida
Species : Hepaticiopsida sp
Klasifikasi lumut Daun
Regnum : Plantae
Division : Bryophyta
Class : Bryopsida
Ordo : Bryopceales
Family : Bryopceae
Genus : Bryopsida
Species : Bryopsida sp
1.3 Siklus Hidup
Kebanyakan dari tanaman memiliki dua bagian kromosom di sel-selnya (diploid,
beberapa kromosom hidup dengan sebuah pasangan yang mengandung informasi genetik
yang sama). Sedang lumut (dan Bryophyta lain) hanya memiliki satu set kromosom (haploid,
beebrapa kromosom hidup dalam sebuah salinan sel yang unik). Periode siklus hidup lumut
secara lengkap, merusak kromosom, tetapi hal ini hanya pada sporofit.
1.4 Ciri Siklus Hidup Lumut (Polytricum commune)
Lumut hidup diawali dari sebuah spora haploid, yang bertunas untuk memproduksi
sebuah protonema, yang menumpuk filamen atau thalloid (flat dan thallus like). Ini merupakan
tingkatan sementara dalam hidup lumut. Dari protonema tumbuh gametophore yang
dideferensiasi menjadi tangkai dan akar/ leaves (mikrofil). Dari keterangan dari tangkai atau
cabang develop organ sex lumut. Organ betina disebut archegonia (archegonium) dan
terlindungi oleh kumpulan tangkai yang termodifikasi yang disebut perichaetum (plural,
perichaeta). Archegonia memiliki leher disebut venters dimana sperma jantan turun. Organ
jantan disebut antheridia (singular antheredium) dan tertutup oleh modifikasi tangkai disebut
perigonium (plural, perigonia).Lumut bisa menjadi dioicous atau monoicous. Pada lumut
dioicous, kedua organ sex, jantan dan betina terlahir pada gametofit tanaman. Pada monoicous
(juga disebut autoicous) lumut, mereka terlahir pada tanaman yang sama. Pada pengairan,
sperma dari antheridia berjalan ke archegonia dan terjadi fertilisasi, mengawali produksi sporofit
diploid. Sperma lumut adalah biflagellate, mereka memiliki dua flagella yang membantu sebagai
daya pendorong. Tanpa air, fertilisasi tidak dapat terjadi. Setelah fertilisasi, sporofit mandul
didorong keluar dari archegonial venter. Ini membutuhkan kira-kira seperempat sampai
setengah tahun untuk sporofit untuk matang. Badan sporofit terdiri dari gagang panjang, disebut
seta, dan capsule disebut operculum. Capsule dan operculum terlapisi oleh calyptra yang
merupakan sisa archegonial venter. Calyptra biasanya mengecil / berkurang ketika capsule
matang. Withing the capsule, sel-sel pereproduksi spora mengalami meiosis untuk membentuk
spora haploid, dimana siklus dapat berjalan lagi. Mulut capsule biasanya dikelilingi oleh set gigi
disebut peristome. Ini mungkin tidak terjadi pada beberapa lumut.Pada beberapa lumut, struktur
vegetatif hijau disebut gemmae yang diproduksi pada tangkai atau cabang, yang bisa merusak
dan membentuk kembali tanaman tanpa perlu melalui fertilisasi. Ini disebut dengan reproduksi
asexual.
1.5 Perkembangan
Perkembangan lumut secara singkat berlangsung sebagai berikut : spora yang kecil dan
haploid, berkecambah menjadi suatu protalium yang pada lumut dinamakan protonema.
Protonema pada lumut ada yang menjadi besar, adapula yang tetap kecil. Pada protoneme ini
terdapat kuncup-kuncup yang tumbuh dan berkembang menjadi tumbuhan lumutnya. Tubuh
tumbuhan lumut berupa tallus seperti lembaran-lembaran daun (hepaticae), atau telah
mempunyai habitus seperti pohon kecil dengan batang dan daun-daunnya (pada musci), tetapi
padanya belum terdapat akar yang sesungguhnya, melainkan hanya rizoid-rizoid yang
berbentuk benang-benang atau kadang-kadang memang telah menyerupai akar. Pada
tumbuhan inilah dibentuk gametangium.Setelah sel telur dibuahi oleh spermatozoid yang
bentuknya seperti spiral atau alat pembuka gabus tutup botol dengan dua bulu cambuk itu,
maka zigot tidak memerlukan waktu istirahat dulu tetapi terus berkembang menjdi embrio yang
diploid.Bagian bawah embrio dinamakan kakinya. Kaki masuk ke jaringan lumut yang lebih
dalam dan berfungsi sebagai alat penghisap (haustorium). Embrio itu lalu tumbuh merupakan
suatu badan yang bulat atau jorong dengan tangkai pendek atau panjang dan seperti telah telah
disebut di atas disebut sporogonium. Di dalam bagian yang bulat itu dibentuk spora, oleh sebab
itu bagian tersebut juga disebut capsule spora. Capsule spora juga dianggap sinonim dengan
sporogonium karena leher arkegonium amat sempit, maka sporogonium tidak dapat
menembusnya dan bekas dinding arkegonium ikut terangkat dan merupakan tudung capsule
spora. Mengingat bentuknya seperti tudung akar, pada ujung akar dan mungkin juga
mempunyai fungsi yang sama sebagai pelindung, maka bekas dinding arkegonium itu juga
dinamakan kaliptra. Jaringan dalam capsule spora dinamakan arkespora. Arkespora
membentuk sel induk spora, dan dari satu sel induk spora dengan pembelahan reduksi
terjadilah 4 spora yang berkelompok merupakan tetrade. Seringkali pada pembentukan spora
itu ditentukan pula jenis kelaminnya. Dari spora itu, bergantung pada macam sporanya, akan
utmbuh lumut yang berumah satu atau berumah dua. Spora itu membulat sebelum terpisah-
pidah dan terlepas dari capsule spora.
1.6 Pergiliran Keturunan Tumbuhan Lumut
Tumbuhan lumut mengalami pergiliran keturunan dalam daur hidupnya. Apa yang
dikenal orang sebagai tumbuhan lumut merupakan tahap gametofit (tumbuhan penghasil
gamet) yang haploid (x = n). Dengan demikian, terdapat tumbuhan lumut jantan dan betina
karena satu tumbuhan tidak dapat menghasilkan dua sel kelamin sekaligus.Sel-sel kelamin
jantan (sel sperma) dihasilkan dari anteridium dan sel-sel kelamin betina (sel telur atau ovum)
terletak di dalam arkegonium. Kedua organ penghasil sel kelamin ini terletak di bagian puncak
dari tumbuhan. Anteridium yang masak akan melepas sel-sel sperma. Sel-sel sperma berenang
(pembuahan terjadi apabila kondisi lingkungan basah) menuju arkegonium untuk membuahi
ovum.Ovum yang terbuahi akan tumbuh menjadi sporofit yang tidak mandiri karena hidupnya
disokong oleh gametofit. Sporofit ini diploid (x = 2n) dan berusia pendek (3-6 bulan untuk
mencapai tahap kemasakan). Sporofit akan membentuk kapsula yang disebut sporogonium
pada bagian ujung. Sporogonium berisi spora haploid yang dibentuk melalui meiosis.
Sporogonium masak akan melepaskan spora. Spora tumbuh menjadi suatu berkas-berkas yang
disebut protonema. Berkas-berkas ini tumbuh meluas dan pada tahap tertentu akan
menumbuhkan gametofit baru.
2.1 Macam-Macam Lumut
Lumut Hati (Hepaticopsida)

Lumut hati tubuhnya berbentuk lembaran, menempel di atas permukaan tanah, pohon atau
tebing. Bentuk tubuhnya berupa lembaran mirip bentuk hati dan banyak lekukan. Tubuhnya
memiliki struktur yang menyerupai akar, batang, dan daun. Hal ini menyebabkan banyak yang
menganggap kelompok lumut hati merupakan kelompok peralihan dari
tumbuhan Thallophyta menuju Cormophyta. Lumut hati beranggota lebih dari
6000 spesies.Terdapat rizoid berfungsi untuk menempel dan menyerap zat-zat makanan. Tidak
memiliki batang dan daun. Reproduksi secara vegetatif dengan membentuk gemma (kuncup),
secara generatif dengan membentuk gamet jantan dan betina. Contohnya: Ricciocarpus,
Marchantia dan lunularia
Ciri-ciri
1. tubuhnya masih berupa talus dan mempunyai rhizoid
2. gametofitnya membentuk anteredium dan arkegonium yg berbntk spt payung.
3. sporofit perumbuhannnya terbatas krn tdk mempunyai jaringan meristematik
4. berkembang biak scr generatif dgn oogami, dan scr vegetatif dgn fragmentasi, tunas, dan kuncup
eram
5. habitatnya ditempat lembab
Susunan Tubuh
Berdasarkan bentuk talusnya lumut dapat dibagi menjadi 2 kelompok yaitu:
1). Lumut hati bertalus
2). Lumut hati berdaun
Menyerupai talus (dorsiventral), bagian atas dorsal berbeda dengan bagian bawah
ventral. Daun bila ada tampak rusak dan tersusun pada tiga deret pada batang sumbu. Alat
kelamin terletak pada bagian dorsal talus pada /pada jenis terletak pada bagian terminal,
sporogonium sederhana tersusun atas bagian kaki dan kapsul atau kaki tangkai dan kapsul.
Mekanisme merakahnya kapsul tidak menentu dan tidak teratur.
Seperti pita bercabang menggarpu dan menyerupai rusuk ditengah mempunyai rizoid.
Pada rusuk tengah, terdapat badan seperti piala dengan tepi yang bergigi, yang disebut piala
eram atau keranjang eram kepala atau mangkok. Kemudian puncup-puncup eram atau tunas
yang disebut gema mudah terlepas oleh air hujan
Protonema lumut hati umumnya hanya berkembang menjadi suatu bulu yang pendek.
Sebagian besr lumut hati mempunyai sel-sel yang mengandung minyak, minyak itu terdapat
dalam bentuk yang spesifik kumpulan tetes-tetes minyak aksiri dalam bentuk demikian. Minyak
tadi tidak pernah ditemukan pada tumbuhan lain.
Perkembang biakan
Secara aseksual, menggunakan spora dan tunas, secara seksual, ex: Maechantia. Anteridium
terpancang pada permukaaan atas, bentuknya seperti cakram. Dasar bunga betina agak
melebar dan membentuk paying, dengan cuping berbentuk jari, umumnya berjumlah 9.
Arkegonium tumbuh pada alur-alur diantara cuping-cuping dengan leher menekuk ke bawah.
Anteridium merekah mengeluarkan sperma menuju ke arkegonium. Generasi sporofit dari telur
yang sudah dibuahi (zigot). Zigot membelah membentuk embrio (bentuk bola), bagian pangkal
dari embrio membentuk kaki masuk kejaringan reseptakel. Bagian terbesar dari janin
membentuk kapsulyang dipisahkan dari bagian kaki zona yang terdiri dari sel-sel yang disebut
tangkai. Kapsul berisi sel induk spora yang berkelompok (elater) yaitu benang-benang
memanjang dengan dinding bagian dalam terpilin. Setelah miosis terbentuklah tetraspora,
tangkainya yang memanjang arkegonium yang melebar jadi pecah dan kapsul jadi terdorong ke
bawah. Kapsul lalu mongering dan terbuka memancarkan spora, lepasnya spora dari kapsul
dibantu dengan adanya elater yang sifatnya higroskopik. Akibat mengeringnya kapsul elater
menggulung, menjadi kering dan mengadakan gerakan sentakan yang melempar spora ke
udara
Lumut Daun ( Bryopsida sp)
Lumut daun dapat tumbuh di atas tanah-tanah gundul yang periodic mengalami masa
kekeringan, bahkan di atas pasir yang bergerak pun dapat tumbuh. Selanjutnya lumut-lumut itu
dapat kita jumpai di antara rumput-rumput, di atas batu-batu cadas, pada batang dan cabang-
cabang pohon, di rawa-rawa tetapi jarang di air. Bryopsida merupakan class lumut terbesar,
terdiri 95% dari seluruh spesies lumut, kira-kira 9.500 spesies.Kelompok ini terkenal dengan
memilikinya spore capsules dengan gigi yaitu Arthrodontous; yang terpisah dari lainnya dan
tergabung di dasar dimana mereka mengikat untuk membuka capsule. Gigi ini mengemuka saat
penutup operculum jatuh. Pada kelompok lumut lain, capsule adalah nematodontous dengan
operculum terikat, atau lainnya membuka tanpa operculum atau gigi.
Susunan Tubuh
Lumut daun pada substrat dengan menggunakan rizoid yang multiseluler yang dapat
bercabang-cabang. Mempunyai daun yang berusuk dan tersusun dalam 3-8 deret pada
sumbunya. Sumbu (batang) pada lumut daun biasanya menunjukkan deferensiasi menjadi
epidermis, korteks, dan silinder pusat.
Perkembang Biakan
Alat-alat kelamin terkumpul pada ujung batang atau pada ujung cabang-cabangnya, dan
dikelilingi oleh daun yang letaknya paling atas. Daun-daun itu kadang-kadang mempunyai
bentuk dan susunan yang khusus dan seperti pada jungermaniales juga dinamakan Periantum.
Alat-alat kelamin itu dikatakan bersifat banci atau berumah satu, jika dalam kelompok itu
terdapat kumpulan arkegonium dan anteridium terpisah tempatnya. Diantara alat-alat kelamin
dalam kelompok itu biasanya terdapat sejumlah rambut-rambut yang terdiri dari banyak sel dan
dapat mengeluarkan suatu cairan. Seperti pada tubuh buah fungi rambut-rambut steril itu
dinamakan Parafisis.
Bryopsida
1. Bryopsida adalah kelas yang terbesar di antara anggota Bryophyta lainnya dan paling tinggi
tingkat perkembangannya karena baik gametofit maupun sporofitnya sudah mempunyai bagian-
bagian yang lebih kompleks.
2. Gametofit dari lumut daun umumnya dibedakan dalam 2 tingkatan yaitu protonema yang terdiri
dari benang bercabang-cabang, dan gametafora yang berbatang dan berdaun.
3. Sporogonium dari lumut daun terdiri atas bagian kaki, seta dan kapsul. Selanjutnya bagian kapsul
mempunyai bagian-bagian yang dinamakan apofise, kotak spora atau teka, dan tutup atau
operkulum. 4. Kebanyakan ahli bryologi membagi Bryopsida menjadi 3 anak kelas yaitu
Sphagnidae, Andreaeidae, dan Bryidae. Perbedaan dari ketiga anak kelas tersebut terutama
terletak pada struktur anatomi sporogoniumnya.
5. Anak kelas Sphagnidae mempunyai ciri-ciri antara lain: protonema berbentuk daun kecil yang
terdiri dari satu lapis sel, gametafora pada ujungnya membentuk cabang-cabang sebagai roset
yang menyerupai jambul dan tidak mempunyai rizoid. Sporofit didukung oleh perpanjangan
ujung batang yang namanya pseudopodium.
6. Andreaeidae mempunyai persamaan dengan Sphagnidae dalam hal sporofitnya yang didukung
oleh pseudopodium, tetapi berbeda dalam hal cara membukanya kapsul spora yaitu dengan
membentuk 4 katup.
7. Anggota Bryidae yang tergolong Stegocarpi mempunyai peristoma pada kapsul sporanya,
didasarkan atas sifat dari peristomanya Bryidae dibedakan menjadi 2 golongan yaitu
Nematodonteae dan Arthrodonteae.
8. Peristoma adalah gigi-gigi atau rambut-rambut yang mengelilingi stoma pada kapsul spora-spora
yang dapat mengadakan gerakan higroskopis, yaitu apabila spora-spora sudah masak
peristoma bergerak membuka ke arah luar hingga spora dapat keluar.
9. Dalam klasifikasi lumut daun, bentuk kapsul, jumlah gigi peristom, bentuk operkulum maupun
kaliptra dapat dijadikan dasar penggolongan yang penting.
10. Protonema sekunder ialah protonema yang tidak berasal dari perkecambahan spora, biasanya
berupa benang-benang hijau seperti ganggang. Melalui tunas-tunas yang timbul dari
prononema sekunder dapat terbentuk individu yang lebih banyak.
Lumut Tanduk (Anthoceratopsida)
Bentuk tubuhnya seperti lumut hati yaitu berupa talus, tetapi sporofitnya berupa kapsul
memanjang. Sel lumut tanduk hanya mempunyai satu kloroplas. Hidup di tepi sungai, danau,
atau sepanjang selokan. Reproduksi seperti lumut hati. Contohnya Anthocerros sp.
Ciri-ciri
1. tubuhnya mirip lumut hati, ttpi berbeda pd sporofitnya
2. berdasarkan analisis asam nukleat, ternyata lumut ini berkerabatan plg dekat dgn tumbuhan
berpembuluh dibanding dari kelas lain pada tumbuhan lumut
3. gametofitnya berupa talus yg lebar dan tipis dgn tepi yg berlekuk
4. rhizoid berada pada bagian ventral
5. habitatnya didaerah yg mempunyai kelembaban tinggi
cthnya : Anthoceros leavis
Tempat Hidup
Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan
yang basah atau lembab.
Susunan tubuh
Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi
bertoreh, biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus
masih sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar.
Pada sisi bawah talus terdapat stoma dengan dua sel penutup berbentuk ginjal.
Sporofit umumnya berupa kapsul yang berbentuk silender dengan panjang antara 5-6 cm.
pangkal sporofitnya dibungkus dengan selubung dari jaringan gametofit.
Alat perkembangbiakan
Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium. Anteridium terkumpul
pada suatu lekukan sisi atas talus arkegonium juga terkumpul pada suatu lekukan pada sisi
atas talus. Zigot mula-mula membelah menjadi dua sel dengan suatu dinding pisah melintang.
Sel diatas terus membelah yang merupakan sporogenium diikuti oleh sel bagian bawah yang
membelah terus-menerus membentuk kaki ang berfungsi sebagai alat penghisap, bila
sporogenium masak makan akana pecah seperti buah plongan s, menghasilakan jaringan yang
terdiri dari beberapa deretan sel-sel mandul yang dinamakan kolumila inin diselubungi oleh sel
jaringan yang akemudian menghasilkan spora, yang disebut arkespora.
Peran Tumbuhan Lumut Dalam Ekosistem
Tumbuhan lumut memiliki peran dalam ekosistem sebagai penyedia oksigen,
penyimpan air (karena sifat selnya yang menyerupai spons), dan sebagai penyerap
polutanLumut ditemukan terutama di area sedikit cahaya / ringan dan lembab. Lumut umum di
area berpohon-pohon dan di tepi arus. Lumut juga ditemukan di batu, jalan di kota besar.
Beberapa bentuk mempunyai menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi ditemukannya.
Beberapa jenis dengan air, seperti Fontinalis antipyretica, dan Sphagnum tinggal / menghuni
rawa. Seperti itu, lumut semi-aquatic melebihi cakupan panjangnya normal di lumut terestrial. Di
mana saja mereka terjadi, lumut memerlukan kelembaban untuk survive. Oleh karena tipis dan
ukuran jaringan yang kecil, ketiadaan kulit jangat (mencakup dari lilin untuk mencegah
kekurangan air), dan kebutuhan akan air cairan untuk menyudahi fertilisasi. Beberapa lumut
dapat survive dengan kekeringan, kembali hidup di dalam beberapa jam hidrasi.Di garis lintang
utara, sisi batu karang dan pohon yang utara akan biasanya mempunyai lebih banyak lumut
dibanding seberang. Ini diasumsikan untuk menjadi sisi pohon yang yang sun-facing. Di hutan
dalam di mana cahaya matahari tidak menembus, lumut tumbuh subur sama pada saat pada
batang pohon.
2.2 Manfaat Bryophyta
Ada suatu market substansiil yang mengumpulkan lumut dari yang liar. Penggunaan
lumut tetap utuh terutama di florist trade dan untuk dekorasi rumah. Lumut jenis Sphagnum juga
komponen utama bahan bakar, yang mana ditambang untuk penggunaan sebagai bahan bakar,
sebagai aditip lahan perkebunan, dan jelai bertunas dikeringkan pada pemroduksian Scotch
Whisky.Sphagnum, biasanya jenis cristatum dan subnitens, dipanen selagi masih bertumbuh
dan dikeringkan digunakan di kamar anak anak dan hortikultura sebagai medium pertumbuhan.
Praktek tanah Pada Perang dunia II, Sphagnum digunakan sebagai PPPK yang dipakaian pada
luka prajurit, lumut ini adalah sangat menyerap dan mempunyai kekayaan antibacterial.
Beberapa awal orang-orang menggunakannya sebagai diaper dalam kaitan dengan
absorbency.Di United Kingdom, Fontinalis antipyretica biasa digunakan untuk memadamkan api
seperti ditemukan di sejumlah substansiil di sungai yang slow-moving dan lumut menahan
volume air yang besar membantu memadamkan nyala api tersebut. Di Finlandia, Peat mosses
sebagai bahan bakar lumut telah digunakan untuk membuat roti selama kelaparan. Di Mexico,
lumut digunakan pada Dekorasi Natal
2.3 Penyesuaian Bryophyta Dan Masalah Hidup Di Darat
Bryophyta tidak sesuai sepenuhnya terhadap kehidupan di daratan. Bryophyta
bergantung kepada air untuk hidup. Zigot dan embrio dilindungi daripada pengeringan dengan
terus menetap di dalam arkegonium. Sperma harus berenang dalam kelembapan luaran untuk
sampai ke telur,oleh sebab itu Bryophyta hanya terdapat di tempat yang lembap. Bryophyta
tidak mempunyai tisu vaskular , oleh itu struktur jasadnya tumbuh rendah daripada tanah untuk
mengatasi masalah pengangkutan air. Genussi gametofit lebih terubahsuai untuk hidup di
habitat daratan kerana sporofit bergantung kepada Genussi gametofit untuk mendapatkan
bekalan makanan dan perlindungan.
III. PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Tumbuhan lumut merupakan tumbuhan kecil yang termasuk division Bryophyta.
2. Mempunyai sel-sel plastida yang mengandung klorofil a dan b.
3. Kebanyakan hidup di darat, dan sel-selnya telah mempunyai dinding yang terdiri dari selulosa.
4. Susunan tubuh sebenarnya merupakan gametofit. Pada bentuk primitif tumbuhan lumut helaian
berupa thalus (Marchantia, Riccia, Anthoceros).
5. Ada dua macam perkembang biakan yaitu: reproduksi vegetatif dan reproduksi generatif.
6. Tempat hidup lumut hati pada tempat-tempat yang basah untuk struktur tubuh higmorf dan pada
tempat-tempat yang kering untuk struktur tubuh yang xemorf (alat penyimpanan air)
7. Cara hidup lumut hati, sebagai epifit umumnya menempel pada daun-daun pepohonan dalam
rimba di daerah tropika.
8. Susunan tubuh lumut hati berdasarkan bentuk talusnya, lumut hati dibagi menjadi dua kelompok
yaitu, lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun
9. Perkembang biakan lumut hati ada dua yaitu secara aseksual menggunakan spora dan tunas,
secara seksual contoh Marchantia, dan anteridium terpancang pada permukaan atas,
bentuknya seperti cakram.
10. Pada lumut daun, tempat hidupnya tumbuh di tempat agak terbuka.
11. Susunan tubuh lumut daun melekat pada substrat dengan menggunakan rizoid yang
multiseluler bercabang-cabang.\
12. Perkembangbiakan lumut daun ada dua yaitu berumah satu jika dalam kelompok itu terdapat
arkegonium maupun anteridium dan berumah dua jika kumpulan arkegonium dan anteridium
terpisah.
13. Dijumpai ditepi-tepi sungai atau danau dan seringkali disepanjang selokan, dan ditepi jalan
yang basah atau lembab.
14. Tubuh utama berupa gametofit yang mempunyai talus berbentuk cakram dengan tepi bertoreh,
biasanya melekat pada tanah dengan perantara-perantara rizoid-rizoid susunan talus masih
sederhana, sel-selnya hanya mempunyai suatu kloroplas dengan satu pirunoid besar.
15. Secara seksual, dengan membentuk anteridium dan arkhegonium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous.2009. http://en.wikipedia.org/wiki/Image:Mossopolis.jpg Koloni lumut tebal / padat
di hutan yang dingin. Diakses tanggal 13 januari 2009.
Anonymous.2009.http://id.wikipedia.org/wiki/Tumbuhan_lumut. Diakses Tanggal 13 januari
2009
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta : Gadjah Mada University
Press
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………….. i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Takson dan Klasifikasi Tumbuhan Paku……………………………………………………… 1

1.2 Tumbuhan Paku (Pteridophyta)…………………………………………………………………. 4

1.3 Struktur Tumbuhan Paku…………………………………………………………………………. 4

1.4 Daur Hidup Tumbuhan Paku…………………………………………………………………….. 6………..

1.4.1 Generasi Sporofit……………………………………………………………………………. 6

1.4.2 Generasi Gametofit…………………………………………………………………………. 6

1.5 Manfaat Tumbuhan Paku…………………………………………………………………………. 8

BAB II PENUTUP

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………… 9

3.2 Saran…………………………………………………………………………………………………… 9

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………. 11


BAB I PENDAHULUAN

1.1 Takson dan Klasifikasi Tumbuhan Paku

Dalam klasifikasi, makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beraneka ragam,
dipilah dan dikelompokkan atau disusun tingkatan-tingkatannya dalam klasifikasi disebut
takson. Sedangkan taksonomi adalah cabang biologi yang mempelajari pengelompokan
atau klasifikasi makhluk hidup. Klasifikasi makhluk hidup adalah suatu cara memilah-milah
dan mengelompokkan makhluk hidup menjadi golongan-golongan tertentu atau unit-unit
tertentu. Berikut adalah skema klasifikasi dunia tumbuhan.
Klasifikasi organisme sampai saat ini belum ada keseragaman. Masing-masing ahli
mempunyau alasan-alasan tersendiri dalam mengklasifikasikan organisme, sehingga setiap
buku banyak perbedaan dalam menyusun klasifikasi.

Secara tradisional, Pteridophyta mencakup semua kormofita berspora, kecuali lumut hati,
lumut tanduk, dan tumbuhan lumut. Selain paku sejati (kelas Filicinae), termasuk di
dalamnya paku ekor kuda (Equisetinae), rane dan paku kawat
(Lycopodinae), Psilotum (Psilotinae), serta Isoetes (Isoetinae). Sampai sekarang pun ilmu
yang mempelajari kelompok-kelompok ini disebut pteridologi dan ahlinya disebut pteridolog.

Sampai saat ini para ahli mengelompokkan tumbuhan menjadi empat divisi yaitu
Thallophyta (tumbuhan bertalus), Bryophyta (lumut), Pteridophyta (tumbuhan paku), dan
Spermatophyta (tumbuhan berbiji). Disamping itu, ada beberapa ahli yang membedakan
tumbuhan berdasarkan ada atau tidak adanya berkas pembuluh angkut. Berdasarkan
klasifikasi tersebut, tumbuhan secara umum dibagi menjadi dua divisi, yaitu tumbuhan
tidak berpembuluh (Thallophyta) dan tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta). Tumbuhan
tidak berpembuluh tidak memiliki akar, batang, daun sejati. Sedangkan tumbuhan
berpembuluh memiliki akar, batang, dan daun sejati. Tumbuhan tidak berpembuluh meliputi
tumbuhan lumut, sedangkan tumbuhan berpembuluh meliputi tumbuhan paku dan
tumbuhan biji.

Tumbuhan paku termasuk ke dalam kingdom Plantae (tumbuhan) dan memiliki beberapa
kelas, yaitu Psilophytinae, Equisetinae, Lycopodinae, dan Felicinae

1.1.1 Kelas : Psilophytinae

Tidak ada daun dan akar, tetapi mempunyai rizom (batang mendatar), atau memiliki daun
tetapi kecil-kecil. Golongan paku ini sudah hampir punah. Kebanyakan hidup di zaman
purba dan ditemukan dalam bentuk fosil. Hanya ada satu jenis yang sekarang masih ada,
tetapi hampir punah yaitu Psilotum. Psilotum banyak terdapat di daerah tropis dan
subtropis. Ordo : Psilotales

Famili : Psilotaceae

Genus : Psilotum

Spesies : Psilotum nudum (paku purba)

1.1.2 Kelas: Equisetinae

Paku yang merupakan peralihan antara yang homospora dengan heterospora equisetum
debile. Kelas Equisetinae memiliki ciri batangnya beruas, berbuku, dan berongga, daun
kecil-kecil seperti sisik, terletak melingkar pada buku-buku. Sporangiumnya melekat pada
sporofil yang berbentuk perisai dan bertangkai. Sporofil tersusun menjadi strobilus yang
letaknya diujung percabangan. Batangnya dapat bercabang. Cabang duduk mengitari
batang utama. Batangnya berwarna hijau dan mengandung klorofil.
Ordo : Equisetales

Famili : Equisetaceae

Genus : Equisetum

Spesies : Equisetum debile (paku ekor kuda)

1.1.3 Kelas : Lycopodinae

Berupa daun kecil tersusun rapat dan tersusun spiral, sporangium muncul di ketiak daun
dan berkumpul membentuk strobilus (kerucut), batangnya bercabang-cabang dan seperti
kawat. Sporofit bentuk jantung, punya sporangium bentuk ginjal sebagian anggotanya
termasuk paku heterospora. Akar bercabang menggarpu, terletak di sepanjang bagian
bawah dari rimpang. Tumbuh tegak atau berbaring dengan cabang-cabang menjulang ke
atas. Cabang-cabang tertutup oleh daun. Memiliki berkas pengangkut yang masih
sederhana

Ordo : Lycopodiales

Famili : Licopodiaceae

Genus : Lycopodium (paku kawat)

Spesies : Lycopodium clavantum, Lycopidium cernatum, dan Selaginella widenowii (Paku


rane)

1.1.4 Kelas : Felicinae

Paku sejati dikenal sebagai tumbuhan paku yang sebenarnya dan dapat dilihat di sekitar
kita, yang umumnya disebut pakis. Paku sejati memiliki banyak tulang daun dan
mempunyai makrofil (daun besar), serta mesofil (daging daun). Memiliki daun ukuran lebih
besar. Sporangium tersusun dalam bentuk sorus di permukaan daun. Letak sorus di
permukaan daun (atas, bawah), di ujung/di tepi. Paku sejati ada yang tumbuh di darat, air,
atau rawa-rawa. Kelompok yang hidup di darat meliputi jenis paku dari yang terkecil sampai
yang terbesar (berupa pohon), misalnya suplir, paku sarang burung dan paku tiang.
Kelompok yang hidup di air misalnya paku air, paku sampan, dan semanggi.

– Subkelas : Eusporangiatae
Sporangium mempunyai dinding tebal dan kuat yang terdiri atas beberapa lapis sel, spora
sama besar. Kelas ini meliputi tumbuhan paku menurut pengertian kita sehari-hari, yang
telah mempunyai makrofil dengan tulang-tulang daun dan mesofil di antaranya.

Ordo : Marattiales

Famili : Marattiaceae

Genus : Christensenia

Spesies : Christensenia Aesculifolia

Ordo Ophioglossales

Genus : Ophioglossum

Spesies : Ophioglossum reticulum

– Subkelas : Leptosporangiatae

Famili : Schizaeaceae

Spesies : Lygodium circinnatum

Famili : Gleicheniaceae

Spesies : Gleicenia linearis (paku resam)

Famili : Hymenophyaceae

Spesies : Hymenophillum australe

Famili : Cyatheaceae

Spesies : Alsophlia glauca (paku tiang)

Famili : Davalliceae

Spesies : Davallia trichomanoides

Famili : Aspidiaceae

Spesies : Aspidium filix-mas

Famili : Aspleniaceae
4

Spesies : Asplenium nidus (paku sarang burung)

Famili : Pteridaceae

Spesies : Adiantum cuneatum (suplir)

Famili : Polypodiaceae

Spesies : Drymoglossum heterophyllum (paku picis)

Famili : Arcrostichaceae

Spesies : Acrostichum aureum (paku laut), Platycerium bifurcatum (paku tanduk rusa)

– Subkelas : Hydropterides

Famili : Salviniaceae

Spesies : Salvinia natans (paku sampan)

Famili : Marsileaceae

Spesies : Marsilea crenata (semanggi)

1.2 Tumbuhan Paku (Pteridophyta)

Tumbuhan paku (Ptridophyta) diduga merupakan tumbuhan berkormus tertua yang


menghuni daratan bumi. Fosil tumbuhan paku dijumpai pada batu-batuan zaman Karbon,
diperkirakan berasal dari 345 juta tahun yang lalu. Ada yang hidup sebagai saprofit dan ada
pula sebagi epifit. Paku menyukai tempat lembab (higrofit), tumbuhnya mulai dari pantai
(paku laut) sampai sekitar kawah-kawah (paku kawah).
Tumbuhan berkormus adalah tumbuhan yang memiliki batang, akar dan daun yang
sebenarnya. Artinya, batang, akar dan daunnya sudah memiliki pembuluh angkut xylem
dan floem.

Total spesies yang diketahui hampir 10.000 (diperkirakan 3000 di antaranya tumbuh di
Indonesia sebagian besar tumbuh di daerah tropika basah yang lembab., yang juga dikenal
sebagai masa keemasan tumbuhan paku karena merajai hutan-hutan di bumi. Tumbuhan
paku tidak menghasilkan biji, tetapi menghasilkan spora. Spora dihasilkan oleh daun,
biasanya pada permukaan bawah daun. Daun yang masih muda menggulung. Mengapa
disebut tumbuhan paku disebut juga tumbuhan berkormus? Hal ini dikarenakan tumbuhan
paku memiliki akar, batang dan daun. Tumbuhan paku juga termasuk kedalam kelompok
Tracheophyta yang memiliki jaringan pengangkut khusus yang berbentuk pembuluh (pipa).
Tumbuhan ini cenderung tidak tahan dengan kondisi air yang terbatas, mungkin mengikuti
perilaku moyangnya di zaman Karbon. Tumbuhan paku yang ada di bumi ini mempunyai
masa kejayaan dalam zaman Paileozoikum, terutama dalam zaman karbon atau disebut
zaman paku. Sisa-sisanya sekarang dapat digali sebagai batubara.

1.3 Struktur Tubuh Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku memiliki akar, batang, dan daun sejati. Batang tumbuhan paku berada
didalam tanah dan disebut rizom. Pada rizom akan muncul akar-akar seperti rambut yang
merupakan akar serabut. Dari rizom ini juga muncul tangkai daun. Ada pula tumbuhan paku
yang batangnya mirip tumbuhan palem, yakni batangnya menjulang ke

atas, misalnya paku pohon (Cyathea sp.).

Daun terbagi atas dua bagian, yaitu tangkai daun dan helaian daun. Helaian daun ada yang
tunggal. Akan tetapi, umumnya merupakan daun majemuk menyirip. Salah satu ciri
tumbuhan paku adalah pada saat masih tunas, daunnya menggulung.

Pada paku tertentu, ukuran daun tidak sama. Ada daun kecil (mikrofil) dan ada pula daun
besar (makrofil). Pada mikrofil tidak terdapat tangkai daun dan tulang daun serta bentuk
kecil atau bersisik, belum memperlihatkan diferensiasi sel. Sedangkan makrofil daun besar,
bertangkai, bertulang daun, bercabang-cabang, sel telah terdiferensiasi. Daun tumbuhan
paku ada yang khusus menghasilkan spora dan disebut sporofil dan ada yang tidak
menghasilkan spora disebut tropofil. Toprofil hanya berfungsi untuk fotosintesis. Sporofil
merupakan daun yang subur. Pada adiantum (pakis) dan suplir tidak ada daun yang
berfungsi khusus. Tumbuhan paku menghasilkan spora. Spora terdapat di dalam kotak
spora atau sporangium. Sporangium-sporangium berkumpul di dalam kotak spora atau
sorus-sorus berkumpul di helaian daun bagian bawah. Perhatikan di bagian bawah daun
paku ada sederet bentukan bulat atau oval atau tamapak seperti bulan sabit pada suplir.
Jika sudah matang akan tampak kehitaman. Bentukan itu adalah sorus. Sorus ada yang
dilindungi oleh selaput yang disebut indusium dan di dalamnya terdapat banyak kotak spora

Akar, batang, dan daun tumbuhan paku memiliki berkas pengangkut xylem dan floem.
Xylem atau pembuluh kayu berfungsi untuk mengangkut air dan zat hara dari tanah ke
daun. Adapun floem berfungsi untuk mengangkut hasil-hasil fotosintesis dari daun ke
seluruh tubuh. Berkas pengangkut umumnya tersusun konsentris, artinya xylem ditengah
dikelilingi oleh floem. Berikut adalah tabel ciri-ciri tumbuhan paku.

Akar Batang Daun

Bentuk, ukuran, dan susunan


Akar paku bersifat Batang umumnya berupa anatomi daun paku bervariasi
sebagai akar serabut, akar tongkat (rizom)
ujungnya dilindungi oleh kecuali pada paku tiang
kaliptra dan golongannya

– Daun yang berukuran


kecil disebut mikrofil. Pada
mikrofil belum
memperlihatkan diferensiasi,
yaitu belum dapat dibedakan
antara epidermis daging daun
(mesofil) dan tulang daun

– Daun yang berukuran


Akar terdiri atas: besar disebut makrofil.

– kulit luar
(epidermis) 6

– kulit dalam
(korteks)

– silinder pusat yang Pada makrofil sudah


terdiri dari xylem dan mempunyai epidermis,
floem yang konsentris, Sistem anatomi batang mesofil yang terdiri dari
yaitu xylem terdapat di paku berbeda-beda jaringan tiang dan jaringan
tengah dikelilingi oleh tergantung jenis bunga karang dan terdapat
floem tumbuhannya tulang-tulang daun.

Batang terdiri atas bagian-


bagian: Menurut fungsinya
dibedakan menjadi dua, yaitu
:
– epidermis : di
bawah lapisan epidermis
terdapat jaringan penguat – Tropofil : daun yang
yang terdiri atas sel-sel berfungsi khusus untuk
skelerenkim fotosintesa

– Korteks : banyak – Sporofil : daun yang


mengandung lubang yaitu berfungsi menghasilkan
ruang antar sel spora.

– Silinder pusat : Tetapi adapula tumbuhan


terdiri ata xylem dan floem paku yang mempunyai kedua
yang konsentris. fungsi tersebut.

1.4 Daur Hidup Tumbuhan Paku

Tumbuhan paku bereproduksi secara vegetatif dengan rizom. Rizom tumbuh menjalar ke
segala arah membentuk koloni-koloni tumbuhan paku. Tumbuhan paku mengalami
pergiliran keturunan atau metagenesis dengan dua generasi, yaitu generasi sporofit dan
generasi gametofit.
1.4.1 Generasi Sporofit

Generasi sporofit atau tumbuhan penghasil spora adalah tumbuhan paku itu sendiri. Jadi,
tumbuhan paku yang biasa kita lihat itu merupakan tumbuhan dalam fase sporofit. Sporofit
paku berumur lebih lama di dapat banding gametofit. Sporofit dapat tumbuh lalu bertunas
sehingga jumlahnya bertambah banyak. Ini merupakan reproduksi secara aseksual. Spora
yang dihasilkan tumbuhan paku keluar dari sporangium dan tersebar mengikuti arah angin.
Jika spora ini jatuh di tempat lembab, akan tumbuh menjadi tumbuhan baru yang dikenal
sebagai protalium.

1.4.2

Generasi Gametofit

Generasi gametotit atau tumbuhan penghasil gamet dikenal dengan nama protalium.
Protalium yang berbentuk talus itu berukuran kira-kira 1-2 cm, bentuknya seperti daun
waru, biasanya tumbuh di permukaan tanah lembab, diatas batu bata, di tebing sungai, dan
ditempat lembab lainnya. Berbeda dengan tumbuhan lumut, gametofit paku hanya berumur
beberapa minggu. Protalium membentuk anteridium. Sebagai alat kelamin jantan dan
arkegonium sebagai alat kelamin betina. Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium
menghasilkan ovum. Fertilisasi sperma dan ovum menghasilkan zigot. Selanjutnya, zigot
akan tumbuh menjadi tumbuhan paku baru yang berakar, berbatang dan berdaun.

Berdasarkan jenis spora yang dihasilkannya tumbuhan paku dibedakan menjadi paku
homospora, heterospora, dan peralihan.

1. 1. Paku Homosprosa (isospora)


Paku homospora hanya memproduksi satu macam ukuran spora. Sering pula disebut
tumbuhan paku berumah satu, contohnya lycopodium (paku kawat). Tumbuhan tersebut
batangnya seperti kawat, hidup memanjat pada tumbuhan lain.

1. 2. Paku Heterospora
Paku heterospora memproduksi dua macam ukuran spora. Spora yang berukuran kecil dan
berkelamin jantan disebut mikrospora. Spora yang berukuran besar dan berkelamin betina
disebut makrospora. Contohnya selaginella (paku rane), yang dapat dijadikan tanaman
hias, dan marsilea (semanggi) yang dapat dimakan. Mikrospora akan tumbuh menjadi
mikroprotalium sedangkan makrospora akan tumbuh menjadi makroprotalium.
Mikropotalium membentuk mikrogametofit yang akan menghasilkan anteridium, sedangkan
makroprotalium membentuk makrogametofit yang akan menghasilkan arkegonium.
Anteridium menghasilkan sperma dan arkegonium menghasilkan ovum. Fertilisasi antara
sperma dan ovum menghasilkan zigot. Zigot akan tumbuh menjadi tumbuhan paku yang
akan menghasilkan spora, demikian seterusnya.

1. 3. Paku Peralihan
Tumbuhan paku peralihan menghasilkan spora yang berukuran sama, tetapi dapat
dibedakan antara spora jantan (spora +) dan spora betina (spora -). Contohnya paku ekor
kuda (equisetum debile).
8

Berikut adalah skema pergiliran keturunan (metagenesis) tumbuhan paku.

Spora paku jatuh di tanah subur akan tumbuh menjadi protalium. Protalium memiliki rizoid
yang berfungsi untuk melekatkan diri pada tanah dan menghisap air serta mineral.
Protalium akan tumbuh menjadi gametofit yang menghasilkan anteridium dan arkegonium.
Anteridium menghasilkan spermatozoid sedangkan arkegonium menghasilkan ovum. Karena
protalium menghasilkan gamet, maka protalium merupakan

generasi gametofit. Setelah terjadi pembuahan pada ovum oleh spermatozoid, terbentuk
zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi tumbuhan paku. Daun-daun pada tumbuhan paku
akan menghasilkan spora, sehingga tumbuhan paku merupakan generasi sporofit. Bila
kotak spora pecah, spora-spora akan bertebaran dan jatuh. Spora yang jatuh pada tempat
yang sesuai akan tumbuh menjadi protalium kembali.

1.5 Manfaat Tumbuhan Paku

Manfaat dari tumbuhan paku antara lain :

1 Sebagai tanaman hiasan : Platycerium nidus (paku tanduk rusa) yang bentuknya
seperti tanduk rusa dan sering ditanam dengan ditempelkan pada pohon, Asplenium
nidus (paku sarang burung), Adiantum cuneatum (suplir), dan Selaginella wildenowii (paku
rane)

2 Sebagai bahan penghasil obat-obatan : Asipidium filix-mas dan Lycopodium clavatum

3 Sebagai sayuran : Marsilea crenata (semanggi) dan Salvinia natans (paku sampan =
kiambang). Beberapa tumbuhan paku ada yang diambil daunnya yang masih muda untuk
sayur

4 Sebagai pupuk hijau : Azolla pinnata yang hidup di sawah-sawah, bersimbiosis


dengan anabaena azollae (ganggang biru) yang dapat mengikat N2bebas di udara menjadi
senyawa yang dapat diserap oleh tumbuhan lain. Dengan demikian, Azolla pinnata dapat
dijadikan pupuk hijau yang kaya nitrogen.
5 Sebagai pelindungan tanaman di persemaian : Gleichenia linearis

6 Untuk tempat menanam anggrek, yaitu paku tiang (Alsophlia glauca)

7
9

Tumbuhan paku yang hidup di zaman Karbon telah memfosil. Fosil tersebut berupa batu
bara yang dapat dijadikan bahan bakar.
10

BAB II PENUTUP

2.1 Kesimpulan
Tumbuhan paku (Pterydophyta) merupakan tumbuhan berkormus dan berpembuluh yang
paling sederhana. Terdapat lapisan pelindung sel di sekeliling organ reproduksi, sistem
transpor internal, hidup di tempat yang lembap. Akar serabut berupa rizoma, ujung akar
dilindungi kaliptra. Sel-sel akar membentuk epidermis, korteks, dan silinder pusat (terdapat
xilem dan floem).

Batang tumbuhan paku tidak tampak karena terdapat di dalam tanah berupa rimpang,
sangat pendek, ada juga yang dapat mencapai 5 meter seperti pada paku pohon atau paku
tiang. Daun ketika masih muda melingkar dan menggulung. Beradasarkan bentuk dan
ukuran dan susunannya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil.
Berdasarkan fungsinya daun tumbuhan paku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil.

Spora tumbuhan paku dibentuk dalam kotak spora (sporangium). Kumpulan sporangium
disebut sorus. Sorus muda dilindungi oleh selaput yang disebut indusium. Berdasarkan
macam spora yang dihasilkan tumbuhan paku dibedakan menjadi tiga yaitu paku
homospora (isospora), paku heterospora dan paku peralihan. Paku homospora
menghasilkan satu jenis spora misalnya Lycopodium (paku kawat). Paku heterospora
menghasilkan dua jenis spora yang berlainan yaitu megaspora (ukuran besar) dan
mikrospora (ukuran kecil) misalnya Marsilea (semanggi) dan Selaginella (paku rane). Paku
peralihan merupakan peralihan antara homospora dan heterospora menghasilkan spora
dengan bentuk dan ukurannya sama tetapi berbeda jenis kelamin misalnya Equisetum
debile (paku ekor kuda).

Tumbuhan paku bereproduksi secara aseksual (vegetatif) dengan stolon yang menghasilkan
gemma (tunas). Gemma adalah anakan pada tulang daun atau kaki daun yang
mengandung spora. Reproduksi seksual (generatif) melalui pembentukan sel kelamin jantan
(gametangium jantan/anteridium) dan sel kelamin betina (arkegonium). Seperti pada lumut
tumbuhan paku juga mengalami pergiliran keturunan (metagenesis). Metagenesis tersebut
dibedakan antara paku homospora dan heterospora.

Tumbuhan paku dibedakan menjadi empat kelas yaitu Psilotophyta, Lycophyta,


Sphenophyta, dan Pterophyta (Filicinae).

Tumbuhan paku juga memiliki banyak sekali manfaat bagi kehidupan manusia. Contonhya
digunakan sebagai tanaman hias, untuk sayuran, dan sebagainya.

2.2 Saran

Banyak dari kita menganggap bahwa tumbuhan paku adalah tanaman pengganggu. Padahal
banyak sekali manfaat yang bisa di dapat dari tumbuhan paku itu sendiri. Contohnya
kelakai yang tumbuh di daerah basah dan tergenang memiliki banyak khasiat sebagai obat
penambah darah.

Dengan menganggap tumbuhan paku sebagai tanaman pengganggu maka secara

11
langsung sudah mengancam kelestarian tumbuhan paku juga. Oleh karena itu, diharapkan
kita untuk bisa menjaga kelestarian alam yang ada. Dan dengan mengetahui nama-nama
spesies tumbuhan paku serta mengenal jenis tumbuhannya kita juga dapat menambah
wawasan tentang kerajaan tumbuhan. Serta ikut memanfaatkan alam secara bijaksana.
12

DAFTAR PUSTAKA

Syamsuri, Istamar dkk. 2004.Sains Biologi SMP 1.Jakarta: Penerbit Erlangga

Saktiyono.1989.Biologi 1 Program Inti.Jakarta :Intan Pariwara


Syamsuri,Istamar dkk.2007. Biologi untuk SMA Kelas X.Jakarta:Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai