Anda di halaman 1dari 17

Nilai:

PAPER PRAKTIKUM
EKOTEKNOLOGI SUMBER DAYA LAHAN DAN AIR
(VIII. Pembuatan Filter Air)

Oleh:
Hari, Tanggal Praktikum : Senin, 16 April 2018
Nama : Rusydah Ulfa Davega
NPM : 240110150016
Asisten Praktikum : 1. Neng Ririn Marlina
2. Suaiydah

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
A. Pendahuluan
Filtrasi adalah salah satu operasi yang penting dalam proses pemurnian air.
Meskipun penyaringan dan sedimentasi menghapus sebagian besar materi tersus
pensi,tetapi tidak efektif menghilangkan partikel halus, warna, mineral terlarut
dan mikroorganisme. Dalam penyaringan, air yang dilewatkan melalui media
filter untuk menghapus partikulat yang sebelumnya tidak dihapus oleh sedimen
tasi. Selama filtrasi, masalah kekeruhan dan jenis koloid dihapus atau tertahan di
media filter, presipitat warna, dan karakteristik kimia air berubah. Kandungan
bakteri air dari unit proses sebelumnya jauh berkurang karena adanya lapisan
zoologis aktif pada bagian atas material penyaringan. James Simpson membuat
filter pertama untuk Perusahaan Air Chelsea, London, pada 1829. Bentuk paling
awal adalah dari filter pasir lambat. Filter pasir cepat diperkenalkan pada 1900-
1910 (Punmia 1979).
Studi kasus pencemaran air sungai maupun air untuk minuman sehari-hari
dapat dikurangi dengan cara filtrasi air. Penanggulangan secara cepat dapat
dilakukan dengan cara melakukan penyaringan air dengan menggunakan beberapa
teknik penyaringan air bersih secara alami/buatan maupun modern/tradisional.
Tingkat kekeruhan sangat bervariasi sesuai sengan struktur atau kandungan
mineral dalam tanah dan pada masing-masing lokasi. Diperlukan pengamatan
khusus untuk dapat mengetahui kandungan mineral sumber air pada suatu lokasi.
Pada daerah yang memiliki sumber mata air permukaan tanah penelitian dapat
dilakukan lebih cepat, dibandingkan dengan daerah tanpa sumber mata air dimana
kemungkinan harus dilakukan melalui pengeboran terlebih dahulu.

B. Filtrasi Air
Filtrasi (disebut pula sebagai Penyaringan) adalah pembersihan partikel
padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada medium penyaringan, atau
septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Rentang filtrasi pada industri
mulai dari penyaringan sederhana hingga pemisahan yang kompleks. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas; aliran yang lolos dari saringan mungkin
saja cairan, padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnya lah yang
harus dipisahkan dari limbah cair sebelum dibuang. Di dalam industri, kandungan
padatan suatu umpan mempunyai range dari hanya sekadar jejak sampai
persentase yang besar. Seringkali umpan dimodifikasi melalui beberapa
pengolahan awal untuk meningkatkan laju filtrasi, misal dengan pemanasan,
kristalisasi, atau memasang peralatan tambahan pada penyaring seperti selulosa
atau tanah diatomae. Air adalah sumber mineral utama bagi makhluk hidup di
dunia ini, maka jika air yang terkonsumsi makhluk hidup tersebut tidak memenuhi
standar hal itu sangat mengganggu kelangsungan hidup makhluk hidup di bumi.
Secara biologis air yang baik yaitu air yang tidak berwarna, berbau dan berasa.
Air bisa didapat dari sumber-sumbernya. Sumber-sumber air antara lain dari
hujan, sumur, danau, waduk, sungai, dan sumber mata air.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pasir laut dapat
digunakan untuk penyaringan air secara sederhana. Sehingga untuk mendapatkan
air bersih bukanlah merupakan suatu hambatan karena penyaringan sederhana
padaumumnya mudah diperoleh secara alamiah, praktis dalam pembuatan dan
pengolahannya serta ekonomis baik dalam hal jangkauan tingkat pendapatan
masyarakat pedesaan atau dalam hal pemeliharaan dari alat tersebut. Mengingat
juga sumber air bersih masyarakat pedesaan pada umumnya masih banyak yang
tidak memenuhi syarat standard terutama secara fisik. Perubahan kondisi fisik
tersebut mungkin disebabkan karena sarana yang tidak baik, komposisi tanah
sekitar, pencemaran air bersih. Maka dengan demikian percobaan sistem
penyaringan air keruh menjadi air bersih secara sederhana, merupakan salah satu
cara untuk mamperoleh air layak konsumsi di pedesaan. Menurut Mega (2012),
tujuan dari filtrasi adalah sebagai berikut :
1. Memanfaatkan air kotor atau limbah untuk bisa digunakan kembali.
2. Mengurangi resiko meluapnya air kotor dan limbah.
3. Mengurangi keterbatasan air bersih dengan membuat filtrasi air.
4. Mengurangi penyakit yang diakibatkan oleh air kotor.
5. Membantu pemerintah untuk menggalakan air bersih.
Media filter atau penyaring air adalah bagian yang paling menentukan
kualitas dan keberhasilan dari proses penyaringan air. Jenis bahan media filter air
yang bagus menentukan kualitas hasil air. Jenis bahan media filter penyaring air
yang digunakan sangat penting karena merupakan komponen penting yang
berfungsi menetralisir atau menghilangkan zat-zat kimia maupun organik yang
ada di dalam air seperti air berbau, keruh, kekuningan, berminyak, berkarat, atau
berlumpur menjadi lebih baik dan layak untuk dikonsumsi. Biasanya bahan media
filter air yang umum adalah menggunakan campuran dengan sistem berlapis
seperti media pasir silika, media zeolite, media pasir aktif, media manganese
green sand dan media karbon aktif dll. Media filter air lainnya adalah jenis bahan
Active Carbon Purex. Dengan mekanisme daya serapnya, media Active Carbon
Purex mempunyai pori-pori lebih banyak sehingga lebih mampu menyaring
kotoran sekaligus zat kimia dan partikel-partikel kecil dalam air. Sistem kerjanya
yang menyerap kotoran dengan daya serap tinggi akan menghasilkan kualitas air
yang bagus.

C. Mekanisme Filtrasi Air


Menurut Punmia (1979), mekanisme filtrasi tergantung pada kualitas air,
karakteristik flok dari partikulat, media filter dan kecepatan filter. Adapun
mekanisme filtrasi antara lain: (Yudha, 2011)
1. Mekanisme penyaringan
Merupakan proses penyaringan zat padat berukuran besar agar dapat lolos
melewati media berpori yang biasanya terjadi di permukaan media filter. Proses
ini terjadi di permukaan filter dan tidak bergantung pada kecepatan filtrasi.
Clogging (mampet) pada unit filter akan mengurangi porositas media sehingga
secara teoritis dengan bertambahnya waktu akan meningkatkan headloss pada
filter.

2. Sedimentasi
Sedimentasi merupakan proses pengendapan partikel tersuspensi yang lebih
halus ukurannya daripada lubang pori pada permukaan butiran. Sehingga apabila
filtrasi berlangsung terus menerus maka akan dapat menyebabkan:
 Berkurangnya ukuran efektif pori-pori
 Kecepatan turunnya air berkurang
 Terjadinya endapan
 Dll
3. Adsorpsi
Adsorpsi adalah proses penghilangan zat pengotor organik dan anorganik
yang tidak teradsorpsi dalam air karena adanya gaya tarik-menarik antar partikel
pengotor dengan butiran media. Adsorpsi memegang peranan penting dalam
proses filtrasi, karena akan menghilangkan partikel yang lebih kecil daripada
partikel tersuspensi seperti partikel koloid dan partikel pengotor yang terlarut.
Prinsip proses adsorbsi adalah adanya perbedaan muatan antara permukaan
butiran dengan partikel pengotor di sekitarnya. Partikel koloid yang berasal dari
organik umumnya bermuatan negatif tidak akan teradsorbsi pada saat filter masih
bersih dan baru beroperasi.
Setelah filtrasi dan banyak partikel bermutan positif yang tertahan di butiran
partikel, filter menjadi terlalu jenuh dan bermutan positif. Sehingga terjadi
adsorpsi tingkat kedua, yaitu menarik partikel – partikel koloid yang bermuatan
negatif yang berasal dari koloidal organik, seperti anion NO3-, PO43-, dan lain –
lain. Apabila adsorpsi tingkat kedua ini telah mencapai kelewat jenuh, maka
muatan kembali menjadi negatif dan mengadsorpsi muatan positif dan seterusnya.
Semakin lama gaya penyebab adsorpsi menjadi menurun kekuatannya yang
diakibatkan karena semakin tebalnya kotoran yang menempel di permukaan filter,
begitu pula dengan efisiensi filter juga ikut turun. Sehingga hal ini mengakibatkan
banyak kotoran yang melewati filter begitu saja sehingga kualitas effluen
menurun dan diperlukan backwash. Proses adsorpsi ini mampu menghilangkan
partikel yang lebih kecil dari partikel tersuspensi seperti partikel koloid dan
molekul kotoran terlarut. Kemampuan adsorpsi hanya terjadi pada jarak yang
sangat pendek, tidak lebih dari 0.01 – 1 mm dari permukaan media.

4. Aktifitas kimia
Didalam filter ada aktifitas kimia, dikarenakan bereaksinya beberapa
senyawa kimia dengan oksigen maupun dengan bikarbonat.

5. Aktifitas biologis
Aktivitas ini disebabkan oleh mokroorganisme yang hidup didalam filter.
Secara alamiah mikroorganisme terdapat didalam air baku dan bila melalui filter
dapat tertahan pada butiran filter. Mikroorganisme ini dapat berkembang biak
dalam filter dengan sumber makanan yang berasal dari bahan organik dan
inorganik yang mengendap di butiran media. Makanan ini sebagian untuk proses
hidupnya (disimilasi) dan sebagian lagi digunakan untuk proses pertumbuhannya
(asimilasi).
Hasil asimilasi terbawa oleh air dan digunakan lagi oleh mikroorganisme
lain yang terletak lebih dalam. Dalam hal ini organic matter akan terurai, misalnya
ammonia → nitrit → nitrat yang akhirnya menjadi bahan inorganik seperti H2O,
CO2, nitrat, phosphat, dan lainnya (mineralisasi), yang akhirnya sebagian besar
keluar bersama effluen. Akibat terbatasnya suplai makanan dari air baku, maka
populasi bakteri yang dapat bertahan terbatas pula, dan pertumbuhan seperti ini
yang dijelaskan diatas diirngi pula dengan kematian bakteri. Bakteri yang mati ini
akan terbawa keluar pada saat pencucian filter.

D. Jenis Media Filter Air


Media filter merupakan bagian yang paling menentukan kualitas dan
keberhasilan dari proses penyaringan air, dimana media filter ini memiliki kualitas
atau grade dan jenis yang berbeda-beda baik produk lokal maupun impor.
Penentuan media filter penyaring dan penjernih air sangat tergantung dari kondisi
sumber air dan tujuan yang diinginkan dari proses penyaringan apakah untuk air
minum atau hanya untuk air bersih saja atau juga untuk bahan baku air produksi.
Media Filter dapat tersusun dari pasir silika alami, anthrasit, atau pasir garnet
(Mary dan Suryani, 2012).

Gambar 1. Jenis Media Filter Air


(Sumber: Doni, 2013)
Berikut ini adalah beberapa media filter air yang dapat digunakan untuk
menyaring air menjadi kualitas yang lebih baik:
1. Pasir Silika

Gambar 2. Pasir Silika


(Sumber: Apriyanti, E. 2013)
Pasir ini sangat berbeda dengan pasir pada umumnya. Media filter air yang
satu ini dapat digunakan secara efektif dalam melakukan penyaringan air. Selain
menyaring air pasir, silika dapat memisahkan air dan lumpur serta partikel-
partikel lainya yang terdapat di dalam air. Silica sand atau pasir silika menurut
kamus wikipedia adalah salah satu mineral yang umum ditemukan di kerak
kontinen bumi. Mineral ini memiliki struktur kristal heksagonal yang terbuat dari
silika trigonal terkristalisasi dengan skala kekerasan Mohs 7 dan densitas 2,65
g/cm³. Bentuk umum kuarsa adalah prisma segienam yang memiliki ujung
piramida segienam. Produk tambang silika sand ini dalam filterisasi berfungsi
untuk Menyaring lumpur, tanah dan partikel lainnya dalam air, biasanya
difungsikan sebagai pre-filter untuk diproses dengan filter berikutnya (Apriyanti,
E. 2013).

2. Ferrolite
Fungsi Ferrolite adalah Untuk menghilangkan kandungan besi tingkat tinggi
(Fe), bau besi yang menyengat, Mangan (Mn2+), warna kuning di air tanah atau
air PDAM atau air gunung. Kelebihan ferrolite diantaranya: waktu aktivasi media
untuk trial pertama sangat mudah dan sangat cepat, waktu cucinya juga sangat
singkat dibanding media filter lainnya (kecuali kasus khusus, umumnya tidak
perlu pre-treatment), kecepatan air bisa 10-30 m3/jam dimana ini merupakan 2
kali kecepatan rata-rata filter umumnya (Fauzan, 2010).

Gambar 3. Ferrolite atau Pasir Aktif


(Sumber: Apriyanti, E. 2013)
Ferrolite berfungsi untuk mengurangi kandungan kadar besi di dalam air.
Kandunggan kadar besi yang banyak pada air mengakibatkan air tersebut
memiliki bau karat, berwarna keruh atau kuning, dan munculnya minyak pada
permukaan air. Pasir aktif dalam istilah globalnya actived sand, mempunyai
fungsi sebagai pengikat unsur besi atau ferrum (Fe), mangan (Mn), serta sulfida
dalam air. Pasir aktif berbentuk padat, tahan terhadap tekanan air yang
dikeluarkan oleh pompa atau pressure pump. Hidrogen Sulfida (H2S) merupakan
salah satu penyebab bau dalam air, dapat difilter juga menggunakan pasir aktif.
Pasir aktif mengkatalis tiga polutan di atas menjadi senyawa yang tidak larut
dalam air, sehingga ketiga polutan di atas akan mengkristal dan terlepas dari
kandungan air, paling tidak akan mengurangi intensitasnya dalam air yang
melewati pasir aktif dalam filter (Adi, 2012).

3. Karbon Aktif
Karbon aktif adalah media filter air yang paling sering digunakan. Karbon
aktif dianggap sangat efektif dalam menyaring berbagai macam partikel asing
yang terkandung di dalam air seperti sedimen. Selain menyaring air, karbon aktif
tersebut dapat juga menghilangkan bau tidak sedap pada kandungan air. Terdapat
beberapa bahan karbon aktif yang biasa digunakan dalam proses penyaringan air
diantaranya yaitu: Batok kelapa, kelapa sawit dan batu bara.
Gambar 4. Karbon Aktif
(Sumber: Apriyanti, E. 2013)
Fungsi dari media filter karbon aktif adalah untuk Menghilangkan klorin
bebas dan senyawa organik yang menyebabkan bau, rasa dan warna juga
meningkatkan kadar oksigen dalam air. Karbon aktif berfungsi penyerap bau,
menghilangkan warna kuning dan unsur yang merugikan di dalam kandungan air.
Pembuatan karbon ini tanpa pencampuran kimia tertentu sehingga aman
digunakan untuk keperluan pemfilteran. karbon aktif atau active carbon memiliki
daya serap yang tinggi dan mudah menjernihkan air (Adi, 2012).

4. Pasir Zeolite

Gambar 5. Pasir Zeolite


(Sumber: Adi, 2012)
Media pasir ziolite berwarna agak kehijauan dan memberikan segar dalam
air, menjaga Ph atau keasaman air dan menambah mineral, mampu menyaring
besi namun dalam jumlah tidak banyak. Sering digunakan dalam aquarium dan
penjernihan air. Meskipun sama-sama berbentuk pasir akan tetapi pasir zeolit
memiliki kegunaan yang berbeda dengan pasir silika. Pasir zeolit lebih cocok
untuk digunakan pada tempat penyimpanan air terbuka atau bak terbuka seperti
kolam renang dan kolam ikan. Pasir ziolit memiliki kelebihan yang mampu
meningkatkan kadar oksigen yang ada dalam air, media filter air ini sangat cocok
untuk pengusaha ikan dan udang. Kadang orang juga menyebutnya dengan nama
pasir kucing. Karena bahan pasir ini juga sering digunakan sebagai tempat pup
kucing peliharaan.

5. Manganese Greensand (Mgs)

Gambar 6. Manganese Greensand (Mgs)


(Sumber: Apriyanti, E. 2013)
Fungsi mangan dalam proses penyaringan air adalah untuk mengurangi
kandungan mn 2+ mangan yang dilarutkan di dalam air. Kandungan mangan yang
berlebih dapat mengakibatkan bau tidak sedap pada air disertai permukaan air
yang berkilau seperti muncul minyak. MGS mempunyai keunggulan daya serap
terhadap polutan seperti hidrogen sulfida (H2S) yang sering menimbulkan bau.
Manganese green sand berbentuk zat padat, mampu menahan pressure pump dan
awet digunakan. Selain menyerap sulfida bahan media mgs ini juga mampu
menyerap kandungan besi (Fe) dan mangan (Mg).
Menurut Fauzan (2010), mangan greensand merupakan pasir khusus yang
dilapisi dengan bahan katalis. Mangan Greensand juga menggunakan lapisan ini
untuk bereaksi dengan zat besi, mangan dan hidrogen sulfida di dalam air dan
membentuk endapan yang kemudian terperangkap dalam media filter. Manganese
adalah produk olahan dari zeolit sand berfungsi untuk mengurangi zat besi dan
mangan dalam air, dalam air zat ini ditandai dengan perobahan warna air menjadi
kemerah-merahan bila diendapkan.

6. Resin

Gambar 7. Resin
(Sumber: Fauzan, 2010)
Resin merupakan produk olahan industri dan terdiri dari dua jenis yaitu :
a. Resin kation
Resin Kation berfungsi mengikat dan menyerap ion-ion positif seperti
kalsium (CA2+) dan Magnesiun (Mg2+) dalam air sehingga kandungan
kalsium dan magnesium dalam air bisa hilang atau berkurang, sehingga
air menjadi lembut atau biasa disebut dengan Softener,
b. Resin Anion
Fungsi dari resin anion adalah untuk menyerap ion-ion negatif dalam air
seperti HC03, CL, NO3, (SO4)2. Penggunaan resin kation dan resin anion
juga dijadikan media untuk demineralisasi air yaitu proses meminilisasi
atau menghilangkan kandungan mineral dalam air.
7. Cartridge Spun
Cartridge filter yang terbuat dari spun (Polypropylene = PP) yang dapat
diisi ulang yang berfungsi untuk menyaring atau memfilter air dari kandungan
lumpur, pasir, tanah sehingga menghasilkan air jernih bebas dari pencemaran
lumpur. Cartridge ini dapat mengurangi kandungan lumpur didalam air sehingga
keluaran air menjadi jernih. Namun akibatnya spun menjadi kuning atau hitam
dikarenakan kotoran yang tersangkut di dalam spun. Untuk itu diperlukan
perawatan untuk membersihkan kembali lumpur atau tanah atau pasir yang
tersangkut di permukaan spun. Perawatan ini dapat dilakukan sebulan sekali atau
bila dilihat sudah menghitam segeralah dibersihkan ulang. Bilamana pencucian
spun sudah tidak dapat dicuci lagi dikarenakan sudah jenuh maka saatnyalah
untuk segera diganti dengan spun yang baru. Kondisi ini biasanya terjadi setelah 6
bulan atau 1 tahun.

Gambar 8. Cartridge Filter


(Sumber: Fauzan, 2010)
Dilihat dari panjangnya cartridge spun terdiri dari 2 jenis ukuran yaitu
panjang 10 inchi dan 20 inchi. Dilihat dari kemampuan penyaringannya cartridge
spun ini mempunyai ukuran mulai dari 1 mikron, 5 mikron dan 10 mikron dan
harus dimasukkan kedalam housing filter yang sesuai dengan panjangnya yaitu
housing 10 inchi untuk spun 10inchi dan housing 20 inchi untuk spun 20 inchi.
Dengan ukuran sekecil ini maka lumpur, tanah dan pasir akan tersaring dimana
ukuran spun jauh lebih kecil dari ukuran tanah, pasir dan lumpur (Murdiyanto,
2017).
Berdasarkan jenis dan jumlah media yang digunakan pada penyaringan,
media filter maka dapat dikategorikan menjadi : (Fauzan, 2010)
1. Single media : salah satu jenis media seperti pasir silika, atau dolomit saja.
Filter cepat tradisional biasanya menggunakan pasir kwarsa. Pada sistem ini
penyaringan SS terjadi pada lapisan paling atas sehingga dianggap kurang
efektif karena sering dilakukan pencucian.
2. Dual media: misalnya digunakan pasir silika dan anthrasit. Filter dual media
sering digunakan filter dengan media pasir kwarsa di lapisan bawah dan
antharasit pada lapisan atas. Keuntungan dual media adalah :
a. Kecepatan filtrasi lebih tinggi (10-15 m/jam)
b. Periode pencucian lebih lama
c. Merupakan peningkatan filter single media (murah).
3. Multi media: misalnya digunakan pasir silika, anthrasit dan garnet atau
domolit. Fungsi multi media adalah untuk memfungsikan seluruh lapisan
filter agar berperan sebagai penyaring.
Susunan media berdasarkan ukurannya dibedakan menjadi :
1. Seragam (uniform), ukuran butiran media filter relatif sama dalam satu
bak.
2. Gradasi (stratified), ukuran butiran media tidak sama dan tersusun
bertingkat.
3. Tercampur (mixed), ukuran butiran media tidak sama dan bercampur.

E. Proses Pengolahan Air Keruh Menjadi Air Bersih


Menurut Apriyanti, E. (2013), pengolahan air bersih didasarkan pada sifat-
sifat koloid, yaitu koagulasi dan adsorbs. Air sungai atau air sumur yang keruh
mengandung lumpur koloidal dan kemungkinan juga mengandung zat-zat warna,
zat pencemar seperti limbah detergen dan pestisida. Bahan-bahan yang diperlukan
untuk pengolahan air adalah tawas (aluminium sulfat), pasir, korin atau kaporit,
kapur tahar, dan karbon aktif. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur
koloidal, sehingga lebih mudah disaring. Tawas juga membentuk koloidal Al
(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau zat-zat pencemar seperti
detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah terlalu tinggi,
maka selain tawas digunakan karbon akiif. Pasir berfungsi sebagai penyaring.
Klorin atau kaporlt berfungsi sebagai pembasmi hama (desinfektan), sedangkan
kapur tohor berguna untuk menaikkan pH yaitu untuk menetralkan keasaman
yanq terjadi karena penggunaan tawas. Sistem pengolahan air bersih dengan
sumber air baku sungai, tanah dan air pegunungan, dengan skala atau standar air
minum, memerlukan beberapa prosses. Mengenai prosses yang perlu diterapkan
tergantung dari kualitas air baku tersebut.
Proses yang diterapkan dalam sistem pengolahan air bersih antara lain,
proses penampungan air dalam bak penampungan air yang bertujuan sebagai tolak
ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran bak penampungan disesuaikan
dengan kebutuhan (debit air) yang mana ukuran bak 2 kali dari kebutuhan. Proses
oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar kadar-kadar logam berat
serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah terurai. Proses
pengendapan atau koagulasi, proses ini bisa dilakukan dengan menggunakan
bahan koagulan (hipokplorit atau PAC) dengan rumus kimia juga. Proses ini bisa
dilakukan dengan menggunakan teknik lamella plate. Proses filtrasi (karbon
aktif), proses ini bertujuan untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang masih
terkandung dalam air dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas air agar air yang
dihasilakan tidak mengandung bakteri (steril) dan rasa serta aroma air. Proses
terakhir adalah proses pembunuhan bakteri, virus, jamur, makroba dan bakteri
lainnya yang bertujuan mengurangi patogen yang ada, proses ini menggunakan
proses klorinator atau sterilisasi dengan menggunakan kaporit.

F. Pengolahan Air Sungai Dengan Filtrasi Air


Pengolahan air sungai yang tercemar atau air limbah dapat menggunakan
beberapa metode dan melalui beberapa proses, sehingga air dapat menjadi bersih
dan aman digunakan. Sistem water treatment atau pengolahan air bersih dengan
sumber air baku sungai, tanah dan air pegunungan, dengan skala atau standar air
minum, memerlukan beberapa proses. Mengenai proses yang perlu diterapkan
tergantung dari kualitas air baku tersebut. Proses yang diterapkan dalam sistem
pengolahan air bersih antara lain: (Harun, 2014)
1. Proses Screening atau proses penyaringan terhadap macam-macam sampah
seperti, plastik, dahan-dahan, kain dan besi. Proses penyaringan
menghilangkan secara manual objek-objek yang lebih besar. Derajat
kemiringan dari penyaring yang dipasang biasanya bervariasi bertujuan
mengefisiensikan proses penyaringan.
2. Proses Comminutor yaitu proses untuk menghancurkan benda padat yang
berukuran besar seperti bebatuan atau bahan-bahan organik kedalam ukuran
yang lebih kecil. Proses ini diperlukan agar tidak terjadi penyumbatan pada
saluran atau kerusakan akibat gesekan aliran yang diakibatkan adanya benda
padat tersebut diatas.
3. Proses Sendimentation atau proses pengendapan atau koagulasi, Proses ini
bertujuan agar kotoran, sampah yang sudah dihancurkan tadi mengendap di
bagian bawah. Proses penampungan air dalam bak penampungan air yang
bertujuan sebagai tolak ukur dari debit air bersih yang dibutuhkan. Ukuran
bak penampungan disesuaikan dengan kebutuhan (debit air) yang mana
ukuran bak 2 kali lebih besar dari kebutuhan.
4. Proses Oksidasi atau penambahan oksigen ke dalam air agar kadar-kadar
logam berat serta zat kimiawi lainnya yang terkandung dalam air mudah
terurai. Dalam proses ini ada beberapa perlakuan yang bisa dilakukan
seperti dengan penambahan oksigen dengan sistem aerasi (dengan
menggunakan alat aerator) dan juga dapat dilakukan dengan menggunakan
katalisator bahan kimia untuk mempercepat proses terurainya kadar logam
berat serta zat kimiawi lainnya (dengan menggunakan clorine, kaporite,
kapur dll.

Gambar 8. Proses Filtrasi Air Sungai


(Sumber: Harun, 2014)
5. Proses Filtrasi, Pada proses pengendapan tidak semua gumpalan kotoran
dapat diendapkan semua. Butiran gumpalan kotoran kotoran dengan ukuran
yang besar dan berat akan mengendap, sedangkan yang berukuran kecil dan
ringan masih melayang-layang dalam air. Untuk mendapatkan air yang
betul-betul jernih harus dilakukan proses penyaringan/filtrasi. Proses filtrasi
pada sistem pengolahan air sungai tercemar dilakukan dengan mengalirkan
air yang telah diendapkan kotorannya ke tahap okdidasi setelah itu baru air
dialirkan ke tahap filtrasi. Proses filtrasi ini bertujuan untuk menghilangkan
kotoran-kotoran yang masih terkandung dalam air dan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas air agar air yang dihasilkan tidak mengandung
bakteri (steril) dan rasa serta aroma air. Biasanya proses ini menggunakan
bahan/ media filter yang disesuaikan dengan kebutuhan baik debit maupun
kualitas air dengan media filter (PureTAG Super, silica sand, zeolite, dll).
6. Proses Desinfectant atau pembunuhan bakteri, virus, jamur, mikroba dan
bakteri lainnya yang tujuannya mengurangi patogen yang ada, proses ini
menggunakan proses chlorinator atau sterilisasi dengan menggunakan
kaporit dan bahan lainnya. Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan
untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen (penyebab
penyakit) yang ada dalam air sungai tercemar air limbah. Mekanisme
desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa/zat
tertentu, atau dengan proses fisik. Dalam menentukan senyawa atau zat
untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan yaitu: daya racun zat, waktu kontak yang diperlukan,
efektivitas zat, kadar dosis yang digunakan, tidak boleh bersifat toksik
(racun) terhadap manusia dan hewan, tahan terhadap air, faktor biayanya.
7. Proses disinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses
pengolahan limbah selesai (Proses terakhir dari Pengolahan air sungai
tercemar atau air limbah)
DAFTAR PUSTAKA

Adi. 2012. Jenis Media Filter Air yang Umum Digunakan. Terdapat pada :
http://www.utamawaterfilter.com/jenis-media-filter-air-yang-umum-di-
gunakan/ (Diakses pada tanggal 22 April 2018 pukul 13.50 WIB)

Apriyanti, E. 2013. Makalah Penjernihan Air Sederhana. http://erik-


apriyanti.blogspot.co.id/2013/09/makalah-penjernihan-air-sederhana-
oleh.html. (Diakses pada tanggal 22 April 2018 pukul 19.33 WIB)

Dwi, Made Ariyanti. 2014. Filtrasi Air Limbah. Terdapat pada :


https://mypapertext.wordpress.com/tag/filtrasi/ (Diakses pada tanggal 22
April 2018 pukul 14.00 WIB)

Doni. 2013. Jenis Filter Air. Terdapat pada :


http://www.avoriofilterair.com/2013/08/jenis-filter-air.html (Diakses pada
tanggal 22 April 2018 pukul 19.30 WIB)

Fauzan, Muhammad. 2010. Fungsi dan Jenis Media Filter Air. Terdapat pada:
http://filterairtirtamas.com/blog/media-filter-air/ (Diakses pada tanggal 22
April 2018 pukul 19.14 WIB)

Harun, Lamo. 2014. Pengolahan Air Sungai Tercemar. Terdapat pada:


http://nanosmartfilter.com/pengolahan-air-sungai-tercemar/ (Diakses pada
tanggal 22 April 2018 pukul 20:00 WIB)

Mary dan Suryani. 2012. Studi Pengolahan Air Melalui Media Filter Pasir
Kuarsa (Studi Kasus Sungai Malimpung). Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Unhas : Makassar.

Mega, Intan P. 2012. Filtrasi Air (Penjernihan Air). Terdapat pada:


https://intanmegapujiastuti.wordpress.com/2012/01/19/filtrasi-air-
penjernihan-air/ (Diakses pada tanggal 22 April 2018 pukul 13.29 WIB)

Murdiyanto. 2017. Cartridge Spun. Terdapat pada:


http://www.purewatercare.com/cartridge_spun.php?cartridge-spun (Diakses
pada tanggal 22 April 2018 pada pukul 22.02 WIB)

Yudha, Apriyanto. 2011. Mekanisme Filtrasi. Terdapat pada:


http://yudhaapriyanto.co.id/2011/11/mekanisme-filtrasi.html (Diakses pada
tanggal 22 april 2018 pukul 19:00 WIB)

Anda mungkin juga menyukai