Anda di halaman 1dari 81

BAB II

TATA CARA AKUNTANSI ANGGARAN,


PENDAPATAN-LRA, PENDAPATAN-LO, BELANJA DAN BEBAN

II.1. Akuntansi Anggaran


Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan
pengendalian manajemen pemerintah daerah yang digunakan untuk membantu
pengelolaan pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan.
Akuntansi anggaran dilaksanakan sesuai dengan struktur anggaran, yang
terdiri dari anggaran pendapatan, anggaran belanja dan anggaran pembiayaan.
Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi alokasi
estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang dijabarkan
menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan terdiri dari
penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.
Akuntansi anggaran diselenggarakan oleh entitas pelaporan dan entitas
akuntansi pada saat anggaran disahkan, anggaran dialokasikan, dan anggaran
direalisasikan.
Pengesahan anggaran ditandai dengan pengesahan dan penerbitan
Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) atau
Perubahan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (PAPBD). Pada saat
pengesahan APBD atau PAPBD akuntansi anggaran hanya diselenggarakan oleh
entitas pelaporan. Entitas akuntansi tidak melakukan pencatatan pada saat
pengesahan APBD atau PAPBD. Ilustrasi jurnal anggaran pada saat pengesahan
APBD atau PAPBD yang diselenggarakan oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Estimasi Pendapatan xxx
Cr Apropriasi Belanja xxx
Cr Surplus/Defisit xxx

Dr Estimasi Penerimaan Pembiayaan xxx


Dr Pembiayaan Netto xxx
Cr Apropriasi Pengeluaran Pembiayaan xxx

Tata Cara Pelaksanaan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang | 17


Pengalokasian APBD atau PAPBD merupakan pendistribusian anggaran dari
entitas pelaporan kepada entitas akuntansi. Pendistribusian ini dimaksudkan untuk
pengakuan hak dan kewajiban entitas akuntansi terhadap APBD atau PAPBD. Hak
entitas akuntansi terhadap APBD atau PAPBD adalah hak untuk menggunakan
anggaran sebesar maksimal anggaran belanja yang telah dialokasikan. Kewajiban
entitas akuntansi terhadap APBD atau PAPBD adalah kewajiban untuk menyetorkan
pendapatan daerah sebesar minimal pendapatan yang telah dialokasikan.
Pengalokasian APBD atau PAPBD dari entitas pelaporan kepada entitas
akuntansi ditandai dengan pengesahan DPA SKPD. Ilustrasi jurnal anggaran pada
saat pengalokasian APBD atau PAPBD yang diselenggarakan oleh BUD/PPKD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Alokasi Estimasi Pendapatan xxx
Cr Alokasi Apropriasi Belanja xxx
Ilustrasi jurnal anggaran pada saat pengalokasian APBD atau PAPBD yang
diselenggarakan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Estimasi Pendapatan Yang Dialokasikan xxx
Cr Utang Kepada BUD xxx

Dr Piutang Dari BUD xxx


Cr Allotment Belanja xxx
Dibawah disajikan ilustrasi implementasi jurnal anggaran untuk entitas
akuntansi dan entitas pelaporan.
Pada tanggal 5 Januari 2012, Pemerintah Kabupaten Subang menetapkan
Peraturan Daerah Tentang APBD Tahun Anggaran 2012. Dan pada tanggal 15
Januari 2012 DPA-SKPD ditetapkan dan disyahkan. Dibawah ini disajikan rincian
anggarannya.

Tata Cara Pelaksanaan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang | 18


Tata Cara Pelaksanaan Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang | 19
Entitas Akuntansi
Entitas Dinas Pemerintah
URAIAN Pengelolaan Dinas
Pelaporan Daerah
Keuangan dan Peternakan
Aset Daerah
PENDAPATAN DAERAH
PENDAPATAN ASLI DAERAH
Pajak daerah 0,00 181.200.000,00 0,00 181.200.000,00
Retribusi daerah 0,00 0,00 73.000.000,00 73.000.000,00
Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan 0,00 1.180.800,00 0,00 1.180.800,00
Lain-lain pendapatan asli daerah yang sah (jasa giro) 0,00 16.800.000,00 0,00 16.800.000,00
Jumlah Pendapatan Asli Daerah 0,00 199.180.800,00 73.000.000,00 272.180.800,00

PENDAPATAN DANA PERIMBANGAN


Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak 75.360.000,00 0,00 0,00 75.360.000,00
Dana alokasi umum 567.360.000,00 0,00 0,00 567.360.000,00
Dana alokasi khusus 1.920.000,00 0,00 0,00 1.920.000,00
Jumlah Transfer Pemerintah Pusat-Dana Perimbangan 644.640.000,00 0,00 0,00 644.640.000,00

LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH


Dana darurat 23.040.000,00 0,00 0,00 23.040.000,00
Jumlah Lain-lain Pendapatan Yang Sah 23.040.000,00 0,00 0,00 23.040.000,00

JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 667.680.800,00 199.180.800,00 73.000.000,00 939.860.800,00

Tata Cara Pelaksanaan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang | 20


BELANJA TIDAK LANGSUNG
Belanja pegawai 0,00 445.670.400,00 32.400.000,00 478.070.400,00
Bunga 1.600.000,00 0,00 0,00 1.600.000,00
Subsidi 11.424.000,00 0,00 0,00 11.424.000,00
Hibah 14.976.000,00 0,00 0,00 14.976.000,00
Bantuan sosial 39.552.000,00 0,00 0,00 39.552.000,00
Jumlah Belanja Tidak Langsung 67.522.000,00 445.670.400,00 32.400.000,00 545.622.400,00

BELANJA LANGSUNG
Belanja pegawai 0,00 55.000.600,00 5.005.000,00 60.005.600,00
Belanja barang dan jasa 0,00 102.000.000,00 12.522.500,00 114.522.500,00
Belanja modal peralatan dan mesin 0,00 129.760.600,00 22.703.500,00 152.464.100,00
Jumlah Belanja Langsung 0,00 286.761.200,00 40.231.000,00 326.992.200,00

JUMLAH BELANJA 67.522.000,00 732.431.600,00 72.631.000,00 872.614.600,00

SURPLUS/(DEFISIT) 600.128.000,00 (533.250.800,00) 369.000,00 67.246.200,00

PEMBIAYAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN
Penggunaan SILPA 39.691.200,00 0,00 0,00 39.691.200,00
Pencairan dana cadangan 3.062.600,00 0,00 0,00 3.062.600,00
Jumlah Penerimaan Pembiayaan 42.753.800,00 0,00 0,00 42.753.800,00

Tata Cara Pelaksanaan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang | 21


PENGELUARAN PEMBIAYAAN
Pengeluaran penyertaan modal 64,000,000.00 0,00 0,00 64,000,000.00
Pembayaran pokok utang yg jatuh tempo 16,000,000.00 0,00 0,00 16,000,000.00
Pengeluaran pinjaman kepada PDAM 30,000,000.00 0,00 0,00 30,000,000.00
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 110.000.000,00 0,00 0,00 110.000.000,00

PEMBIAYAAN NETTO (67.246.200,00) 0,00 0,00 (67.246.200,00)

SILPA/SIKPA 532.881.800,00 (533.250.800,00) 369.000,00 0,00

Tata Cara Pelaksanaan Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Subang | 22


Jurnal anggaran pada saat pengesahan APBD yang
diselenggarakan oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


5 Jan Dr Estimasi Pendapatan 939.860.800,00
Cr Apropriasi Belanja 872.614.600,0
Cr Surplus/Defisit 67.246.200,0

Estimasi Penerimaan
5 Jan Dr 42.753.800,00
Pembiayaan
Dr Pembiayaan Netto (67.246.200,00)
Cr Apropriasi Pengeluaran 110.000.000,0
Pembiayaan

Jurnal anggaran pada saat pengalokasian APBD yang


diselenggarakan oleh SKPD Dinas Pengelolaan Keuangan Dan Aset
Daerah adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Estimasi Pendapatan Yang 199.180.800,00
15 Jan
Dialokasikan
Cr Utang Kepada BUD 199.180.800,0

Dr Piutang Dari BUD 732.431.600,00


Cr Allotment Belanja 732.431.600,0

Jurnal anggaran pada saat pengalokasian APBD yang


diselenggarakan oleh SKPD Dinas Peternakan adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Estimasi Pendapatan Yang
15 Jan Dr 73.000.000,00
Dialokasikan
Cr Utang Kepada BUD 73.000.000,0

Dr Piutang Dari BUD 72.631.000,00


Cr Allotment Belanja 72.631.000,0

II.2. Akuntansi Pendapatan Daerah


Akuntansi pendapatan daerah akan menguraikan sumber,
mekanisme, dan perlakuan akuntansi terhadap pendapatan daerah.
Pendapatan daerah berasal dari pendapatan asli daerah,
pendapatan transfer, dan lain-lain pendapatan daerah yang sah.
Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan daerah yang
dihasilkan dari daerah itu sendiri yang terdiri dari :
a. pendapatan pajak daerah;
b. pendapatan retribusi daerah;
c. pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
dan
d. lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Pendapatan transfer merupakan pendapatan yang berasal dari
entitas pelaporan lain, seperti pemerintah pusat atau pemerintah provinsi
dalam rangka melaksanakan perimbangan keuangan pusat dan daerah.
Transfer dari pemerintah pusat terdiri dari dana perimbangan dan transfer
lainnya. Transfer dari pemerintah provinsi terdiri dari bagi hasil pajak dan
transfer lainnya yang berasal dari pemerintah provinsi.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah adalah pendapatan lainnya
selain pendapatan asli daerah dan pendapatan transfer, yang
diperkenankan menurut peraturan perundang-undangan, misalnya
pendapatan hibah dan penerimaan dana darurat.
Mekanisme penerimaan pendapatan asli daerah terdiri dari :
1. wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah membayar
pendapatan asli daerah yang terutang secara langsung ke
rekening kas umum daerah;
2. wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah membayar
pendapatan asli daerah yang terutang melalui rekening bendahara
penerimaan, dan bendahara penerimaan menyetorkan ke
rekening kas umum daerah; dan
3. wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah membayar
pendapatan asli daerah yang terutang melalui bendahara
penerimaan dan/atau bendahara penerimaan pembantu, dan
bendahara penerimaan dan/atau bendahara penerimaan
pembantu menyetorkan ke rekening kas umum daerah.
Mekanisme pendapatan transfer dan lain-lain pendapatan daerah
yang sah dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah.
Perlakuan akuntansi pendapatan daerah terdiri dari akuntansi
pendapatan-LRA dan akuntansi pendapatan-LO.

II.2.1. Akuntansi Pendapatan-LRA


Pendapatan-LRA adalah semua penerimaan rekening kas umum
daerah yang menambah saldo anggaran lebih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah daerah, dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah.
Akuntansi pendapatan-LRA disusun untuk memenuhi kebutuhan
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dan untuk keperluan
pengendalian bagi manajemen pemerintah daerah.
Pendapatan-LRA diakui pada saat diterima di rekening kas umum
daerah dan diklasifikasikan menurut jenis pendapatan daerah.
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa mekanisme penerimaan
pendapatan daerah dapat diterima langsung di kas umum daerah atau
diterima melalui bendahara penerimaan.
Apabila pendapatan daerah diterima langsung di kas umum
daerah, maka BUD/PPKD akan mengakui realisasi Pendapatan-LRA.
Sehingga, BUD/PPKD akan mendebet Kas di Kas Daerah dan mengkredit
Pendapatan-LRA. Atas transaksi ini, SKPD akan mengakui realisasi
Pendapatan-LRA dan penurunan Utang Kepada BUD. Sehingga, SKPD
akan mendebet Utang Kepada BUD dan mengkredit Pendapatan-LRA.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA
berupa pajak daerah yang diterima langsung di kas umum daerah oleh
BUD/PPKD adalah :
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Pendapatan-LRA Pajak Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan pajak daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA


berupa pajak daerah yang diterima langsung di kas umum daerah oleh
SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Utang Kepada BUD xxx
Cr Pendapatan-LRA Pajak Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan pajak daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA


berupa retribusi daerah yang diterima langsung di kas umum daerah oleh
BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Pendapatan-LRA Retribusi Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan retribusi daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA


berupa retribusi daerah yang diterima langsung di kas umum daerah oleh
SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Utang Kepada BUD xxx
Cr Pendapatan-LRA Retribusi Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan retribusi daerah)
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA
berupa hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (dividen),
seperti investasi menggunakan metode biaya (cost method) yang diterima
langsung di kas umum daerah oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Pendapatan-LRA Hasil Pengelolaan xxx
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan-
Dividen

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA


berupa hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (dividen),
seperti investasi menggunakan metode ekuitas (equity method) yang
diterima langsung di kas umum daerah oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Investasi Jangka Panjang xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA


berupa Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah yang diterima
langsung di kas umum daerah oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Pendapatan-LRA Lain-lain PAD yang Sah xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LRA


berupa Lain-lain PAD yang sah yang diterima langsung ke kas umum
daerah oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Utang Kepada BUD xxx
Cr Pendapatan-LRA Lain-lain PAD yang sah xxx
Apabila pendapatan daerah diterima melalui bendahara
penerimaan atau bendahara penerimaan pembantu, maka SKPD akan
mengakui adanya penerimaan kas di bendahara penerimaan berupa
Pendapatan-LRA yang ditangguhkan. Sehingga, SKPD akan mendebet
Kas di Bendahara Penerimaan dan mengkredit Pendapatan-LRA yang
Ditangguhkan, atas transaksi ini BUD/PPKD tidak melakukan pencatatan.
Pendapatan-LRA yang Ditangguhkan mencerminkan adanya
kewajiban bagi SKPD untuk menyetorkan penerimaan tersebut ke
rekening Kas Umum Daerah..
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pendapatan-LRA yang diterima
melalui bendahara penerimaan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Bendahara Penerimaan xxx
Cr Pendapatan-LRA Yang Ditangguhkan xxx

Apabila bendahara penerimaan melakukan penyetoran


Pendapatan-LRA yang Ditangguhkan ke rekening kas umum daerah,
maka SKPD akan mengakui realisasi Pendapatan-LRA dan penurunan
utang kepada BUD. SKPD akan mendebet Utang kepada BUD dan
mengkredit Pendapatan-LRA sesuai jenis pendapatan daerah. Selain
pencatatan diatas, SKPD harus melakukan jurnal balik atas penerimaan
kas yang semula ditampung dalam akun Pendapatan-LRA yang
Ditangguhkan. Jurnal balik dilakukan dengan mendebet Pendapatan-LRA
yang Ditangguhkan dan mengkredit Kas di Bendahara Penerimaan.
Atas transaksi penyetoran Pendapatan-LRA yang Ditangguhkan
ke rekening kas umum daerah oleh SKPD, BUD/PPKD akan mengakui
penerimaan kas daerah sebagai realisasi Pendapatan-LRA sesuai jenis
pendapatan daerah. Sehingga BUD/PPKD akan mendebet Kas di Kas
Daerah dan mengkredit Pendapatan-LRA sesuai jenis pendapatan
daerah.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan penerimaan kas daerah
sebagai realisasi Pendapatan-LRA oleh BUD/PPKD adalah :
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Pendapatan-LRA ………… xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat penyetoran Pendapatan-LRA yang


Ditangguhkan oleh bendahara penerimaan yang dilaksanakan oleh SKPD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Utang Kepada BUD xxx
Cr Pendapatan-LRA………… xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat jurnal balik atas penyetoran


Pendapatan-LRA yang Ditangguhkan oleh bendahara penerimaan yang
dilaksanakan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LRA Yang Ditangguhkan xxx
Cr Kas di Bendahara Penerimaan xxx

Pada tanggal pelaporan perlu dilakukan rekonsiliasi pendapatan-


LRA antara SKPD dan BUD/PPKD.
Akuntansi pendapatan-LRA dilaksanakan berdasarkan azas
bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah netonya, yaitu jumlah setelah dikompensasikan dengan
pengeluaran. Pencatatan azas bruto dapat dikecualikan dalam hal
besaran pengurang terhadap jenis pendapatan-LRA bersifat variable.
Apabila terdapat pengembalian pendapatan-LRA maka harus
dianalisis terlebih dahulu sifat pengembalian tersebut. Pengembalian yang
sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-
LRA pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dicatat
sebagai pengurang pendapatan-LRA. Sehingga, atas transaksi ini
BUD/PPKD akan mendebet Pendapatan-LRA sesuai jenis pendapatan
daerah dan mengkredit Kas di Kas Daerah, dan SKPD akan mendebet
Pendapatan-LRA sesuai jenis pendapatan daerah dan mengkredit Utang
kepada BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LRA
yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode
sebelumnya yang dilaksanakan oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LRA ………… xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LRA


yang sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan
pendapatan-LRA pada periode penerimaan maupun pada periode
sebelumnya yang dilaksanakan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LRA ………… xxx
Cr Utang Kepada BUD xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-


recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dicatat sebagai pengurang pendapatan-LRA
pada periode yang sama. Sehingga, atas transaksi ini BUD/PPKD akan
mendebet Pendapatan-LRA sesuai jenis pendapatan daerah dan
mengkredit Kas di Kas Daerah, dan SKPD akan mendebet Pendapatan-
LRA sesuai jenis pendapatan daerah dan mengkredit Utang kepada BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LRA
yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-
LRA pada periode penerimaan yang dilaksanakan oleh BUD/PPKD adalah
:

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LRA ………… xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LRA


yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-
LRA pada periode penerimaan yang dilaksanakan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LRA ………… xxx
Cr Utang Kepada BUD xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-


recurring) atas penerimaan pendapatan-LRA yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang saldo anggaran lebih pada
periode ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Sehingga, atas
transaksi ini BUD/PPKD akan mendebet Saldo Anggaran Lebih dan
mengkredit Kas di Kas Daerah, dan SKPD tidak melakukan pencatatan
atas transaksi ini.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LRA
yang sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-
LRA pada periode sebelumnya yang dilaksanakan oleh BUD/PPKD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Saldo Anggaran Lebih (Pengembalian
xxx
Pendapatan-LRA …………)
Cr Kas di Kas Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan


transaksi pendapatan-LRA adalah sebagai berikut :

Transaksi Dokumen Sumber

Pendapatan asli daerah untuk pajak a. Surat Tanda Bukti Pembayaran


daerah, retribusi daerah, hasil b. Bukti penerimaan lainnya yang sah
pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan, dan lain-lain pendapatan
yang sah

II.2.2. Akuntansi Pendapatan-LO


Pendapatan-LO adalah semua hak pemerintah daerah yang diakui
sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali.
Akuntansi pendapatan-LO disusun untuk melengkapi pelaporan
dari siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle).
Sehingga Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Akuntansi Pendapatan-LO menggunakan konsep transaksi Kantor
Pusat-Kantor Cabang (Home Office-Branch Office Transaction atau
disingkat HOBO). Yang bertindak sebagai Kantor Pusat adalah PPKD dan
yang bertindak sebagai Kantor Cabang adalah SKPD.
Sebagai konsekuensi dari pendekatan konsep HOBO ini,
diperlukan control pencatatan antara PPKD dan SKPD melalui akun
resiprokal (reciprocal account) yaitu akun RK-PPKD yang ada di SKPD
dan RK-SKPD yang ada di PPKD. RK-PPKD merupakan akun ekuitas
pada SKPD dengan saldo normal kredit (Cr). RK-SKPD merupakan akun
aset pada BUD/PPKD dengan saldo normal debet (Dr).
Pendapatan-LO diakui pada saat :
1. timbulnya hak atas pendapatan atau timbulnya hak untuk menagih
pendapatan yang diperoleh berdasarkan peraturan perundang-
undangan atau timbulnya hak untuk menagih imbalan atas suatu
pelayanan yang telah selesai diberikan berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
2. direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi atas
pendapatan atau adanya hak yang telah diterima oleh pemerintah
daerah tanpa terlebih dahulu adanya penagihan.
Perbedaan Pendapatan-LRA dengan Pendapatan-LO adalah
pada saat pengakuan. Pendapatan-LRA diakui pada saat kas diterima di
rekening kas umum daerah, sedangkan Pendapatan-LO diakui pada saat
timbulnya hak atas pendapatan tersebut atau adanya aliran masuk
sumber daya ekonomi.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LO berupa
pajak daerah pada saat Surat Ketetapan Pajak Daerah diterbitkan yang
dilaksanakan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang Pendapatan-LO Pajak Daerah xxx
Cr Pendapatan-LO Pajak Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan pajak daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LO berupa


retribusi daerah pada saat Surat Ketetapan Retribusi Daerah diterbitkan
yang dilaksanakan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang Pendapatan-LO Retribusi Daerah xxx
Cr Pendapatan-LO Retribusi Daerah xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan retribusi daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LO berupa


hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (dividen), seperti
investasi dengan menggunakan metode biaya (cost method) pada saat
pengumuman dividen oleh investee yang dilaksanakan oleh BUD/PPKD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang Pendapatan-LO Hasil xxx
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan-dividen
Cr Pendapatan-LO Hasil Pengelolaan xxx
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan-
dividen

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LO berupa


hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (dividen), seperti
investasi dengan menggunakan metode ekuitas (equity method) pada
saat pengumuman dividen oleh investee yang dilaksanakan oleh
BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang Pendapatan-LO Hasil xxx
Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan-dividen
Cr Investasi Jangka Panjang xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LO berupa


hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan (dividen), seperti
investasi dengan menggunakan metode ekuitas (equity method) pada
saat pengumuman laba oleh investee yang dilaksanakan oleh BUD/PPKD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Investasi Jangka Panjang xxx
Cr Pendapatan-LO Hasil Pengelolaan xxx
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan-
pengakuan laba
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan pendapatan-LO berupa
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yang dilaksanakan oleh
SKPD/BUD/PPKD, pada saat transaksi terjadi adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang Pendapatan-LO Lain-lain PAD
xxx
yang sah
Cr Pendapatan-LO Lain-lain PAD yang sah xxx

Mekanisme realisasi Piutang Pendapatan-LO dapat diterima


langsung di kas umum daerah atau diterima melalui bendahara
penerimaan SKPD. Karena pendekatan akuntansi Pendapatan-LO
menggunakan HOBO sebagaimana diuraikan diatas, maka realisasi
Piutang Pendapatan-LO baik yang diterima langsung di kas umum daerah
atau melalui bendahara penerimaan SKPD akan diperlakukan sama.
BUD/PPKD akan mengakui RK-SKPD berupa pendapatan-LO.
Sehingga, atas transaksi ini BUD/PPKD akan mendebet RK-SKPD dan
mengkredit Pendapatan-LO. SKPD akan mengakui realisasi piutang
dengan mendebet RK-PPKD dan mengkredit Piutang Pendapatan-LO.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat realisasi piutang pendapatan-LO
oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr RK-SKPD xxx
Cr Pendapatan-LO ………… xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat realisasi piutang pendapatan-LO


oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr RK-PPKD xxx
Cr Piutang Pendapatan-LO ………… xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Pada tanggal pelaporan perlu dilakukan rekonsiliasi pendapatan-


LO, RK-SKPD, dan RK-PPKD antara SKPD dan BUD/PPKD.
Akuntansi pendapatan-LO dilaksanakan berdasarkan azas bruto,
yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah
netonya, yaitu jumlah setelah dikompensasikan dengan pengeluaran.
Pencatatan azas bruto dapat dikecualikan dalam hal besaran pengurang
terhadap jenis pendapatan-LO bersifat variable.
Apabila terdapat pengembalian pendapatan-LO maka harus
dianalisis terlebih dahulu sifat pengembalian tersebut. Pengembalian yang
sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-LO
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya dicatat
sebagai pengurang pendapatan-LO. Sehingga, atas transaksi ini
BUD/PPKD akan mendebet Pendapatan-LO dan mengkredit RK-SKPD.
Dan atas transaksi ini SKPD akan mendebet Pendapatan-LO dan RK-
PPKD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LO yang
sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-LO
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya yang
dilaksanakan oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LO ………… xxx
Cr RK-SKPD xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LO yang


sifatnya normal dan berulang (recurring) atas penerimaan pendapatan-LO
pada periode penerimaan maupun pada periode sebelumnya yang
dilaksanakan oleh SKPD adalah :
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Dr Pendapatan-LO ………… xxx
Cr RK-PPKD xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-


recurring) atas penerimaan pendapatan-LO yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dicatat sebagai pengurang pendapatan-LO pada
periode yang sama. Sehingga, atas transaksi ini BUD/PPKD akan
mendebet Pendapatan-LO dan mengkredit RK-SKPD. Dan atas transaksi
ini SKPD akan mendebet Pendapatan-LO dan mengkredit RK-SKPD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LO yang
sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LO
pada periode penerimaan yang dilaksanakan oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LO ………… xxx
Cr RK-SKPD xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Ilustrasi jurnal pengembalian pendapatan-LO yang sifatnya tidak


berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LO pada periode
penerimaan yang dilaksanakan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LO ………… xxx
Cr RK-PPKD xxx
(sesuai dengan jenis pendapatan daerah)

Koreksi dan pengembalian yang sifatnya tidak berulang (non-


recurring) atas penerimaan pendapatan-LO yang terjadi pada periode
sebelumnya dibukukan sebagai pengurang ekuitas pada periode
ditemukannya koreksi dan pengembalian tersebut. Sehingga, atas
transaksi ini BUD/PPKD akan mendebet Ekuitas dan mengkredit Kas di
Kas Daerah, dan SKPD tidak melakukan pencatatan atas transaksi ini.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian pendapatan-LO yang
sifatnya tidak berulang (non-recurring) atas penerimaan pendapatan-LO
pada periode sebelumnya yang dilaksanakan oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Ekuitas xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan


transaksi pendapatan-LO adalah sebagai berikut :

Transaksi Dokumen Sumber

Pendapatan asli daerah untuk pajak a. Surat Ketetapan Pajak Daerah


daerah dan retribusi daerah b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah

Pendapatan asli daerah untuk hasil Surat ketetapan pembagian dividen


pengelolaan kekayaan daerah yang dari hasil Rapat Umum Pemegang
dipisahkan Saham BUMD atau entitas investasi
lainnya.

Berikut adalah ilustrasi ke-1 transaksi Pendapatan-LRA dan


Pendapatan-LO pada Dinas Peternakan selama tahun anggaran 201x.

Pada tanggal 15-Jan-1x, Dinas Peternakan menerbitkan Surat Ketetapan Retribusi


Daerah (SKRD) sebagai berikut :
a. SKRD No. 001 berupa retribusi pelayanan pasar hewan untuk CV Anugrah
sebesar Rp. 15.500.000,
b. SKRD No. 002 berupa retribusi pakan ternak untuk PT Pakan sebesar Rp.
35.500.500,
c. SKRD No. 003 berupa retribusi pakan ternak untuk PT Adinda sebesar Rp.
20.005.000,
Tanggal jatuh tempo 30 hari, denda 2% perbulan.
Jurnal atas transaksi pada tanggal 15-Jan-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Piutang Pendapatan-LO Retribusi 71.005.500
15-Jan-1x Dr
Daerah
Cr Pendapatan-LO Retribusi Daerah 71.005.500
(SKRD No : 001, 002, dan 003)

Pada tanggal 10-Feb-1x, Bendahara Penerimaan menerima pembayaran Surat


Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) No. 002 dari PT Pakan sebesar Rp. 35.500.500,
dan pada hari yang sama, bendahara melakukan penyetoran ke rekening kas umum
daerah

Jurnal atas transaksi pada tanggal 10-Feb-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Feb-1x Dr Kas di Bendahara Penerimaan 35.500.500
Cr Pendapatan yang Ditangguhkan 35.500.500
(Pada saat penerimaan)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Feb-1x Dr Pendapatan yang Ditangguhkan 35.500.500
Cr Kas di Bendahara Penerimaan 35.500.500
(Pada saat penyetoran)
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
10-Feb-1x Dr Utang kepada BUD 35.500.500
Cr Pendapatan-LRA Retribusi Daerah 35.500.500
(Pada saat pengakuan Pendapatan-LRA Retribusi Daerah)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Feb-1x Dr RK-PPKD 35.500.500
Piutang Pendapatan-LO Retribusi 35.500.500
Cr
Daerah
(Pada saat realisasi piutang Pendapatan-LO Retribusi Daerah)

Pada tanggal 15-Feb-1x, Bendahara Penerimaan menerima nota kredit pembayaran


Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) No. 001 dari CV Anugrah sebesar Rp.
15.500.000, dan nota kredit pembayaran Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD)
No. 003 dari PT Adinda sebesar Rp. 20.500.000

Jurnal atas transaksi pada tanggal 15-Feb-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Feb-1x Dr Utang kepada BUD 36.000.000
Cr Pendapatan-LRA Retribusi Daerah 36.000.000
(Pada saat pengakuan Pendapatan-LRA Retribusi Daerah)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Feb-1x Dr RK-PPKD 36.000.000
Piutang Pendapatan-LO Retribusi 36.000.000
Cr
Daerah
(Pada saat realisasi piutang Pendapatan-LO Retribusi Daerah)
Pada tanggal 01-Mar-1x, Dinas Peternakan menerbitkan Surat Ketetapan Lebih Bayar
Retribusi Daerah atas SKRD No. 003 kepada PT Adinda sebesar Rp. 495.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Piutang Pendapatan-LO Retribusi 495.000
01-Mar-1x Dr
Daerah
Cr RK-PPKD 495.000

Pada tanggal 10-Mar-1x, BUD mengembalikan kelebihan bayar Retribusi Daerah


kepada PT Adinda sebesar Rp. 495.000 berdasarkan SKLBRD

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Mar-1x Dr Pendapatan-LRA Retribusi Daerah 495.000
Cr Utang Kepada BUD 495.000

Berikut disajikan jurnal atas ilustrasi ke-1 pada Dinas Peternakan.

Pemerintah Kabupaten Subang


Jurnal Umum

SKPD : Dinas Peternakan Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Kode
No Tanggal Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Rekening
1 15-Jan-1x Piutang Pendapatan-LO 71.005.500
Retribusi Daerah
Pendapatan-LO Retribusi 71.005.500
Daerah

2 10-Feb-1x Kas di Bendahara 35.500.500


Penerimaan
Pendapatan yang 35.500.500
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Peternakan Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Ditangguhkan

3 10-Feb-1x Pendapatan yang 35.500.500


Ditangguhkan
Kas di Bendahara 35.500.500
Penerimaan

4 10-Feb-1x Utang kepada BUD 35.500.500


Pendapatan-LRA Retribusi 35.500.500
Daerah

5 10-Feb-1x RK-PPKD 35.500.500


Piutang Pendapatan-LO 35.500.500
Retribusi Daerah

6 15-Feb-1x Utang kepada BUD 36.000.000


Pendapatan-LRA Retribusi 36.000.000
Daerah

7 15-Feb-1x RK-PPKD 36.000.000


Piutang Pendapatan-LO 36.000.000
Retribusi Daerah

8 01-Mar-1x Piutang Pendapatan-LO 495.000


Retribusi Daerah
RK-PPKD 495.000

9 10-Mar-1x Pendapatan-LRA Retribusi 495.000


Daerah
Utang kepada BUD 495.000
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Peternakan Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx

Jumlah 285.997.500 285.997.500

Berikut adalah ilustrasi ke-2 transaksi Pendapatan-LRA dan


Pendapatan-LO pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah selama tahun anggaran 201x.

Pada tanggal 15-Jan-1x, Dinas Pendapatan menerbitkan Surat Ketetapan Pajak


Daerah (SKPD) sebagai berikut :
a. SKPD No. 001 berupa pajak hotel untuk Hotel Abadi sebesar Rp. 31.500.000,
b. SKPD No. 002 berupa pajak resotran untuk RM Purnama sebesar Rp.
50.500.500,
Tanggal jatuh tempo 30 hari, denda 2% perbulan.

Jurnal atas transaksi pada tanggal 15-Jan-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Piutang Pendapatan-LO Pajak 82.000.500
15-Jan-1x Dr
Daerah
Cr Pendapatan-LO Pajak Daerah 82.000.500
(SKPD No : 001, dan 002)

Pada tanggal 10-Feb-1x, Bendahara Penerimaan menerima pembayaran Surat


Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) No. 002 dari Hotel Abadi sebesar Rp. 31.500.000,
dan pada hari yang sama, bendahara melakukan penyetoran ke rekening kas umum
daerah

Jurnal atas transaksi pada tanggal 10-Feb-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Feb-1x Dr Kas di Bendahara Penerimaan 31.500.000
Cr Pendapatan yang Ditangguhkan 31.500.000
(Pada saat penerimaan)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Feb-1x Dr Pendapatan yang Ditangguhkan 31.500.000
Cr Kas di Bendahara Penerimaan 31.500.000
(Pada saat penyetoran)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Feb-1x Dr Utang kepada BUD 31.500.000
Cr Pendapatan-LRA Pajak Daerah 31.500.000
(Pada saat pengakuan Pendapatan-LRA Pajak Daerah)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Feb-1x Dr RK-PPKD 31.500.000
Piutang Pendapatan-LO Pajak 31.500.000
Cr
Daerah
(Pada saat realisasi piutang Pendapatan-LO Pajak Daerah)

Pada tanggal 15-Feb-1x, Bendahara Penerimaan menerima nota kredit pembayaran


Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD) No. 002 dari RM Purnama sebesar Rp.
50.500.500

Jurnal atas transaksi pada tanggal 15-Feb-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Feb-1x Dr Utang kepada BUD 50.500.500
Cr Pendapatan-LRA Pajak Daerah 50.500.500
(Pada saat pengakuan Pendapatan-LRA Pajak Daerah)

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Feb-1x Dr RK-PPKD 50.500.500
Piutang Pendapatan-LO Pajak 50.500.500
Cr
Daerah
(Pada saat realisasi piutang Pendapatan-LO Pajak Daerah)

Pada tanggal 10-Mar-1x, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menerima Surat Keputusan RUPS BPR (BUMD) berupa pengumuman deviden
sebesar Rp. 18.180.000.
Pencatatan penyertaan modal pemerintah daerah menggunakan metode ekuitas.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Piutang Pendapatan-LO Hasil 18.180.000
10-Mar-1x Dr Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan-deviden
Cr Investasi Jangka Panjang 18.180.000

Pada tanggal 11-Mar-1x, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menerima Surat Keputusan dari Menteri Keuangan tentang DAU sebesar Rp.
567.360.000, dana DAK sebesar Rp. 19.920.000.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Piutang Pendapatan-LO 567.360.000
11-Mar-1x Dr
Pendapatan Dana Alokasi Umum
Piutang Pendapatan-LO 19.920.000
Dr
Pendapatan Dana Alokasi Khusus
Pendapatan-LO Pendapatan 567.360.000
Cr
Dana Alokasi Umum
Pendapatan-LO Pendapatan 19.920.000
Cr
Dana Alokasi Khusus

Pada tanggal 31-Mar-1x, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menerima Surat Keputusan Pengumuman Laba BPR (BUMD).

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


31-Mar-1x Dr Investasi Jangka Panjang 18.180.000
Pendapatan-LO Hasil 18.180.000
Cr Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan-deviden

Pada tanggal 01-Apr-1x, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menerima Nota Kredit ke rekening Kas Umum Daerah dari BPR (BUMD) sebesar Rp.
18.800.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


01-Apr-1x Dr RK-PPKD 18.180.000
Piutang Pendapatan-LO Hasil 18.180.000
Cr Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan-deviden

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


01-Apr-1x Dr Utang Kepada BUD 18.180.000
Pendapatan-LRA Hasil 18.180.000
Cr Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan-deviden

Pada tanggal 01-Apr-1x, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menerima Nota Kredit ke rekening Kas Umum Daerah dari Departemen Keuangan
sebesar Rp. 567.360.000 sebagai realisasi DAU dan sebesar Rp. 19.920.000 sebagai
realisasi DAK

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


01-Apr-1x Dr RK-PPKD 587.280.000
Piutang Pendapatan-LO 567.360.000
Cr
Pendapatan Dana Alokasi Umum
Piutang Pendapatan-LO 19.920.000
Cr
Pendapatan Dana Alokasi Khusus

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


01-Apr-1x Dr Utang Kepada BUD 587.280.000
Pendapatan-LRA Pendapatan 567.360.000
Cr
Dana Alokasi Umum
Pendapatan-LRA Pendapatan 19.920.000
Cr
Dana Alokasi Khusus

Pada tanggal 10-Apr-1x, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menerima Surat Keputusan Gubenur tentang Dana Bagi Hasil Pajak sebesar Rp.
75.360.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Piutang Pendapatan-LO 75.360.000
10-Apr-1x Dr Pendapatan Dana Bagi Hasil
Pajak
Pendapatan-LO Pendapatan 75.360.000
Cr
Dana Bagi Hasil Pajak

Pada tanggal 30-Apr-1x, Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
menerima Nota Kredit dari BUD Provinsi sebesar Rp. 75.360.000 sebagai realisasi
Dana Bagi Hasil Pajak

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


30-Apr-1x Dr RK-PPKD 75.360.000
Piutang Pendapatan-LO 75.360.000
Cr Pendapatan Dana Bagi Hasil
Pajak

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


30-Apr-1x Dr Utang Kepada BUD 75.360.000
Pendapatan-LRA Pendapatan 75.360.000
Cr
Dana Bagi Hasil Pajak

Atas ilustrasi ke-2 diatas, dibawah ini disajikan jurnal Dinas


Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Kode
No Tanggal Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Rekening
1 15-Jan-1x Piutang Pendapatan-LO 82.000.500
Pajak Daerah
Pendapatan-LO Pajak 82.000.50
Daerah

2 10-Feb-1x Kas di Bendahara 31.500.000


Penerimaan
Pendapatan yang 31.500.00
ditangguhkan

3 10-Feb-1x Pendapatan yang 31.500.000


ditangguhkan
Kas di Bendahara 31.500.00
Penerimaan

4 10-Feb-1x Utang kepada BUD 31.500.000


Pendapatan-LRA Pajak 31.500.00
Daerah

5 10-Feb-1x RK-PPKD 31.500.000


Piutang Pendapatan-LO 31.500.00
Pajak Daerah

6 15-Feb-1x Utang kepada BUD 50.500.500


Pendapatan-LRA Pajak 50.500.50
Daerah

7 15-Feb-1x RK-PPKD 50.500.500


Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Piutang Pendapatan-LO 50.500.50
Pajak Daerah

8 10-Mar-1x Piutang Pendapatan-LO 18.180.000


Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan-deviden
Investasi Jangka Panjang 18.180.00

9 11-Mar-1x Piutang Pendapatan-LO 567.360.000


Pendapatan Dana
Alokasi Umum
Piutang Pendapatan-LO 19.920.000
Pendapatan Dana
Alokasi Khusus
Pendapatan-LO 567.360.00
Pendapatan Dana
Alokasi Umum
Pendapatan-LO 19.920.00
Pendapatan Dana
Alokasi Khusus

10 31-Mar-1x Investasi Jangka Panjang 18.180.000


Pendapatan-LO Hasil 18.180.00
Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan-
deviden

11 01-Apr-1x RK-PPKD 18.180.000


Piutang Pendapatan-LO 18.180.00
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah Yang
Dipisahkan-deviden
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx

12 01-Apr-1x Utang kepada BUD 18.180.000


Pendapatan-LRA Hasil 18.180.00
Pengelolaan Kekayaan
Daerah Yang Dipisahkan-
deviden

13 01-Apr-1x RK-PPKD 587.280.000


Piutang Pendapatan-LO 567.360.00
Pendapatan Dana
Alokasi Umum
Piutang Pendapatan-LO 19.920.00
Pendapatan Dana
Alokasi Khusus

14 01-Apr-1x Utang Kepada BUD 587.280.000


Pendapatan-LRA 567.360.00
Pendapatan Dana
Alokasi Umum
Pendapatan-LRA 19.920.00
Pendapatan Dana
Alokasi Khusus

15 10-Apr-1x Piutang Pendapatan-LO 75.360.000


Pendapatan Dana Bagi
Hasil Pajak
Pendapatan-LO 75.360.00
Pendapatan Dana Bagi
Hasil Pajak
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
16 30-Apr-1x RK-PPKD 75.360.000
Piutang Pendapatan-LO 75.360.00
Pendapatan Dana Bagi
Hasil Pajak

17 30-Apr-1x Utang Kepada BUD 75.360.000


Pendapatan-LRA 75.360.00
Pendapatan Dana Bagi
Hasil Pajak

Jumlah 2.369.641.500 2.369.641.50

Atas ilustrasi ke-1 dan ke-2 diatas, dibawah ini disajikan jurnal
transaksi oleh BUD/PPKD.

Pemerintah Kabupaten Subang


Jurnal Umum

SKPD : BUD/PPKD Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Kode
No Tanggal Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Rekening
1 10-Feb-1x Kas di Kas Daerah 35.500.000
Pendapatan-LRA Retribusi 35.500.000
Daerah

2 10-Feb-1x RK-SKPD (Dinas 35.500.000


Peternakan)
Pendapatan-LO Retribusi 35.500.000
Daerah

3 10-Feb-1x Kas di Kas Daerah 31.500.000


Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : BUD/PPKD Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Pendapatan-LRA Pajak 31.500.000
Daerah

4 10-Feb-1x RK-SKPD (DPPKAD) 31.500.000


Pendapatan-LO Pajak 31.500.000
Daerah

5 15-Feb-1x Kas di Kas Daerah 36.000.000


Pendapatan-LRA Retribusi 36.000.000
Daerah

6 15-Feb-1x RK-SKPD (Dinas 36.000.000


Peternakan)
Pendapatan-LO Retribusi 36.000.000
Daerah

7 15-Feb-1x Kas di Kas Daerah 50.500.500


Pendapatan-LRA Pajak 50.500.500
Daerah

8 15-Feb-1x RK-SKPD (DPPKAD) 50.500.500


Pendapatan-LO Pajak 50.500.500
Daerah

9 10-Mar-1x Pendapatan-LRA Retribusi 495.000


Daerah
Kas di Kas Daerah 495.000

10 10-Mar-1x Pendapatan-LO Retribusi 495.000


Daerah
RK-SKPD (Dinas 495.000
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : BUD/PPKD Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Peternakan)

11 01-Apr-1x Kas di Kas Daerah 18.180.000


Pendapatan-LRA Hasil 18.180.000
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan

12 01-Apr-1x RK-SKPD (DPPKAD) 18.180.000


Pendapatan-LO Hasil 18.180.000
Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan

13 01-Apr-1x Kas di Kas Daerah 587.280.000


Pendapatan-LRA 567.360.000
Pendapatan Dana Alokasi
Umum
Pendapatan-LRA 19.920.000
Pendapatan Dana Alokasi
Umum

14 01-Apr-1x RK-SKPD (DPPKAD) 587.280.000


Pendapatan-LO 567.360.000
Pendapatan Dana Alokasi
Umum
Pendapatan-LO 19.920.000
Pendapatan Dana Alokasi
Umum

15 30-Apr-1x Kas di Kas Daerah 75.360.000


Pendapatan-LRA 75.360.000
Pendapatan Dana Bagi
Hasil Pajak
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : BUD/PPKD Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
16 01-Apr-1x RK-SKPD (DPPKAD) 75.360.000
Pendapatan-LO 75.360.000
Pendapatan Dana Bagi
Hasil Pajak

Jumlah 1.669.631.000 1.669.631.000

II.3. Akuntansi Belanja


Belanja adalah semua pengeluaran kas dari rekening kas umum
daerah dan setara kas yang mengurangi saldo anggaran lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah daerah.
Mekanisme belanja daerah dapat dibedakan menjadi dua
mekanisme, yaitu : mekanisme belanja langsung (LS) dan mekanisme
belanja menggunakan uang persediaan (UP).
Mekanisme belanja langsung (LS) merupakan pembayaran yang
dilaksanakan setelah penagihan dari pihak ketiga diuji berdasarkan surat
pertanggungjawaban belanja dan kelengkapan bukti lainnya. Pada
dasarnya, mekanisme ini merupakan pengeluaran yang dapat diketahui
secara definitif segala sesuatu yang berkenan dengan pengeluaran
belanja dimaksud.
Mekanisme belanja langsung (LS) digunakan untuk pencairan
belanja gaji dan tunjangan, belanja bunga, belanja subsidi, belanja hibah,
belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, belanja bantuan keuangan,
belanja tidak terduga dan untuk pencairan belanja pengadaan barang dan
jasa melalui pihak ketiga. Termasuk dalam belanja pengadaan barang dan
jasa melalui pihak ketiga adalah belanja modal yang akan menghasilkan
aset tetap dan belanja pengadaan barang dan jasa non investasi yang
akan menghasilkan aset lancar.
Mekanisme belanja langsung (LS) diawali dengan penerbitan
Surat Perintah Membayar Langsung (SPM LS) disertai dengan
kelengkapannya yang ditujukan kepada Bendahara Umum Daerah (BUD)
atau kepada kuasanya. Berdasarkan SPM LS, BUD menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana Langsung (SP2D LS).
Entitas akuntansi menggunakan mekanisme pembayaran
langsung (LS) sesuai dengan DPA SKPD atau anggaran belanja yang
dialokasikan kepada entitas akuntansi.
Mekanisme belanja menggunakan uang persediaan dikenal
dengan mekanisme uang persediaan (UP), ganti uang persediaan (GU)
dan tambahan uang persediaan (TU) atau disingkat dengan UP/GU/TU.
Mekanisme belanja UP/GU/TU digunakan untuk pencairan belanja
pengadaan barang dan jasa melalui bendahara pengeluaran, termasuk
belanja modal yang akan menghasilkan aset tetap dan belanja pengadaan
barang dan jasa non investasi yang akan menghasilkan aset lancar.
Uang persediaan bersifat isi ulang (revolving), artinya apabila
uang persediaan telah dipertanggungjawabkan penggunaannya, maka
akan diganti atau diisi kembali. Pertanggungjawaban uang persediaan
ditandai dengan telah lengkapnya bukti pengeluaran secara definitive
serta jumlah penggunaan uang persediaan telah mencapai prosentase
tertentu sebagaimana ditetapkan dalam kebijakan pengelolaan keuangan
daerah.
Sebelum uang persediaan ini dibelanjakan dan
dipertanggungjawabankan, uang persediaan belum membebani rekening
belanja manapun.
Mekanisme pembayaran menggunakan uang persediaan diawali
dengan pengisian saldo awal uang persediaan. Pengisian saldo awal ini
dilakukan dengan penerbitan Surat Perintah Membayar Uang Persediaan
(SPM UP) yang disertai dengan dokumen kelengkapannya. SPM UP
ditujukan kepada BUD atau kepada kuasanya. Berdasarkan SPM UP,
BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana Uang Persediaan
(SP2D UP).
Penggantian atau pengisian kembali uang persediaan dilakukan
setelah uang persediaan digunakan dan dipertanggungjawabkan kepada
BUD. Penggantian uang persediaan dilakukan dengan penerbitan Surat
Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan (SPM GU) yang disertai
dengan dokumen kelengkapannya. SPM GU ditujukan kepada BUD atau
kepada kuasanya. Berdasarkan SPM GU, BUD menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana Ganti Uang Persediaan (SP2D GU).
Pada akhir tahun anggaran, harus dilakukan penutupan terhadap
uang persediaan. Penutupan uang persediaan dilakukan dengan
penerbitan Surat Perintah Membayar Ganti Uang Persediaan Nihil (SPM
GU Nihil) yang disertai dengan dokumen kelengkapannya. SPM GU Nihil
ditujukan kepada BUD atau kepada kuasanya. Berdasarkan SPM GU
Nihil, BUD menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana Ganti Uang
Persediaan Nihil (SP2D GU Nihil).
Apabila uang persediaan kurang untuk memenuhi kebutuhan kas,
maka dapat dilakukan penambahan uang persediaan. Panambahan uang
persediaan dilakukan dengan penerbitan Surat Perintah Membayar
Tambahan Uang Persediaan (SPM TU) yang disertai dengan dokumen
kelengkapannya. SPM TU ini ditujukan kepada BUD atau kepada
kuasanya. Berdasarkan SPM TU, BUD menerbitkan Surat Perintah
Pencairan Dana Tambahan Uang Persediaan (SP2D TU).
Setelah waktu penggunaan tambahan uang persediaan selesai
dan/atau berakhirnya tahun anggaran, harus dilakukan penutupan
terhadap tambahan uang persediaan. Penutupan tambahan uang
persediaan dilakukan dengan penerbitan Surat Perintah Membayar
Tambahan Uang Persediaan Nihil (SPM TU Nihil) yang disertai dengan
dokumen kelengkapannya. SPM TU Nihil ditujukan kepada BUD atau
kepada kuasanya. Berdasarkan SPM TU Nihil, BUD menerbitkan Surat
Perintah Pencairan Dana Tambahan Uang Persediaan Nihil (SP2D TU
Nihil).
Realisasi belanja daerah pada entitas akuntansi merupakan
pengeluaran kas dari rekening kas umum daerah yang digunakan untuk
realisasi belanja daerah yang telah dialokasikan kepada entitas akuntansi
berdasarkan DPA SKPD.

II.3.1. Pengakuan Realisasi Belanja


Belanja daerah diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas
umum daerah. Dibawah ini akan diuraikan mengenai pengakuan realisasi
belanja berdasarkan mekanisme belanja daerah.
Pertama, pengakuan realisasi belanja langsung (LS). Pengakuan
realisasi belanja langsung (LS) dilakukan pada saat kas dikeluarkan dari
kas umum daerah, yaitu pada saat diterbitkannya SP2D LS. SP2D LS
merupakan dokumen sumber untuk merekam belanja langsung (LS).
Entitas akuntansi menggunakan mekanisme belanja langsung
(LS) sesuai dengan belanja yang telah dialokasikan, yaitu untuk realisasi
belanja : (1) belanja gaji dan tunjangan; (2) belanja pengadaan barang
dan jasa melalui pihak ketiga yang akan menghasilkan aset tetap; dan (3)
belanja pengadaan barang dan jasa non investasi melalui pihak ketiga
yang akan menghasilkan aset lancar.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan belanja dengan
mekanisme belanja langsung (LS) belanja gaji dan tunjangan oleh SKPD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Pegawai xxx
Cr Piutang Dari BUD xxx
buku pembantu belanja pegawai dibuat sampai dengan rincian obyek belanja

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan belanja dengan


mekanisme belanja langsung (LS) belanja gaji dan tunjangan oleh
BUD/PPKD adalah :
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Dr Belanja Pegawai xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

Pada realisasi belanja gaji dan tunjangan, terdapat penerimaan


dan penyetoran pihak ketiga yang disebut sebagai penerimaan PFK dan
penyetoran PFK.
Penerimaan PFK pada belanja gaji dan tunjangan merupakan
potongan atas realisasi belanja gaji dan tunjangan yang dilakukan oleh
pemerintah daerah untuk kepentingan pihak lain.
Penyetoran PFK merupakan penyetoran kepada pihak lain atas
potongan realisasi belanja gaji dan tunjangan yang telah dilakukan oleh
pemerintah daerah. Penerimaan PFK dan penyetoran PFK merupakan
transaksi transito dan tidak dicatat oleh entitas akuntansi.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat penerimaan PFK dan penyetoran
PFK oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Penerimaan PFK xxx

Dr Pengeluaran PFK xxx


Cr Kas di Kas Daerah xxx

Mekanisme belanja langsung (LS) untuk realisasi belanja


pengadaan barang dan jasa melalui pihak ketiga yang menghasilkan aset
tetap merupakan belanja modal. Realisasi belanja ini dicatat dengan
mendebet belanja modal sesuai dengan aset tetapnya dan mengkredit
piutang dari BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan belanja dengan
mekanisme belanja langsung (LS) belanja pengadaan barang dan jasa
melalui pihak ketiga yang menghasilkan aset tetap oleh SKPD adalah :
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Dr Belanja Modal……. xxx
Cr Piutang Dari BUD xxx
Belanja modal dicatat sesuai dengan jenis asetnya

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan belanja dengan


mekanisme belanja langsung (LS) belanja pengadaan barang dan jasa
melalui pihak ketiga yang menghasilkan aset tetap oleh BUD/PPKD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Modal……. xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx
Belanja modal dicatat sesuai dengan jenis asetnya

Mekanisme belanja langsung (LS) untuk realisasi belanja


pengadaan barang dan jasa non investasi melalui pihak ketiga yang
menghasilkan aset lancar dicatat sebagai belanja barang.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan belanja dengan
mekanisme belanja langsung (LS) belanja pengadaan barang dan jasa
melalui pihak ketiga yang menghasilkan aset lancar oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Barang xxx
Cr Piutang Dari BUD xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan belanja dengan


mekanisme belanja langsung (LS) belanja pengadaan barang dan jasa
melalui pihak ketiga yang menghasilkan aset lancar oleh BUD/PPKD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Barang xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

Kedua, pengakuan realisasi belanja uang persediaan


(UP/GU/TU). Pengakuan realisasi belanja UP/GU/TU dilakukan pada saat
saat BUD atau kuasanya dalam hal ini unit yang menjalankan fungsi
perbendaharaan mengesahkan pertanggungjawaban penggunaan uang
persediaan.
Dengan demikian, pada saat diterbitkan SP2D UP dan SP2D TU,
pengeluaran kas dari rekening kas umum daerah belum diakui sebagai
realisasi belanja. Entitas akuntansi melakukan pengakuan realisasi
belanja atas penggunaan uang persediaan pada saat penggunaan uang
persediaan disetujui oleh BUD. Yaitu pada saat diterbitkan SP2D GU
dan/atau SP2D GU Nihil pada akhir tahun anggaran dan/atau SP2D TU
Nihil pada akhir periode TU atau pada akhir tahun anggaran.
SP2D GU dan/atau SP2D GU Nihil dan/atau SP2D TU Nihil
menunjukkan bahwa entitas akuntansi telah mempertanggungjawabkan
penggunaan uang persediaan.
Dibawah ini adalah jurnal yang terkait dengan realisasi belanja
menggunakan uang persediaan.
Mekanisme UP/GU/TU diawali dengan penerbitan SP2D UP untuk
mengisi saldo awal uang persediaan. Pengisian saldo awal uang
persediaan dilakukan dengan mendebet kas di bendahara pengeluaran
dan mengkredit uang muka dari BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat saldo uang persediaan oleh SKPD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Bendahara Pengeluaran xxx
Cr Uang Muka Dari BUD xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat saldo uang persediaan SKPD oleh


BUD/PPKD adalah :
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Dr Uang Muka ke SKPD xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

Pada saat dibelanjakan oleh entitas akuntansi, penggunaan uang


persediaan belum diakui sebagai belanja. Belanja diakui pada saat
dipertanggungjawabkan dan disahkan oleh BUD atau Kuasa BUD yang
menjalankan fungsi perbendaharaan yang ditandai dengan diterbitkannya
SP2D GU. Penggantiaan uang persediaan dilakukan dengan mendebet
belanja sesuai dengan jenis belanja dan mengkredit piutang dari BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat penggantian uang persediaan oleh
SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx
Cr Piutang Dari BUD xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat penggantian uang persediaan


SKPD oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

Selain pengisian saldo awal uang persedian, terdapat juga


pengisian tambahan uang persediaan. Hal ini ditandai dengan
diterbitkannya SP2D TU. Jurnal pengisian tambahan uang persediaan
dengan mendebet kas di bendahara pengeluaran dan mengkredit uang
muka dari BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengisian tambahan uang
persediaan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas Di Bendahara Pengeluaran xxx
Cr Uang Muka dari BUD xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengisian tambahan uang


persediaan SKPD oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Uang Muka Ke SKPD xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

Terhadap tambahan uang persediaan yang telah


dipertanggungjawabkan tidak diberikan penggantian atau pengisian
kembali uang persediaan. Sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban
tambahan uang persediaan diterbitkan SP2D TU Nihil dan sisa tambahan
uang persediaan yang belum digunakan dikembalikan ke kas umum
daerah. Jurnal pertanggungjawaban tambahan uang persediaan dilakukan
dengan mendebet belanja sesuai dengan jenis belanja dan mengkredit
piutang dari BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pertanggungjawaban tambahan
uang persediaan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx
Cr Piutang Dari BUD xxx

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Uang Muka dari BUD xxx
Cr Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pertanggungjawaban tambahan


uang persediaan SKPD oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx
Cr Uang Muka Ke SKPD xxx

Jurnal pengembalian sisa tambahan uang persediaan dilakukan


dengan mendebet uang muka dari BUD dan mengkredit kas dibendahara
pengeluaran.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian sisa tambahan uang
persediaan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Uang Muka Dari BUD xxx
Cr Kas Di Bendahara Pengeluaran xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian sisa tambahan uang


persediaan SKPD oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas Di Kas Daerah xxx
Cr Uang Muka ke SKPD xxx

Pada akhir tahun anggaran, pertanggungjawaban uang


persediaan tidak diberikan penggantian atau pengisian kembali uang
persediaan. Sebagai pengesahan atas pertanggungjawaban uang
persediaan diterbitkan SP2D GU Nihil dan sisa uang persediaan yang
belum digunakan dikembalikan ke kas umum daerah. Jurnal
pertanggungjawaban uang persediaan dilakukan dengan mendebet
belanja sesuai dengan jenis belanja dan mengkredit piutang dari BUD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pertanggungjawaban uang
persediaan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx
Cr Piutang Dari BUD xxx
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
Dr Uang Muka dari BUD xxx
Cr Kas di Bendahara Pengeluaran xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pertanggungjawaban uang


persediaan SKPD oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx
Cr Kas di Kas Daerah xxx

Jurnal pengembalian sisa uang persediaan dilakukan dengan


mendebet uang muka dari BUD dan mengkredit kas dibendahara
pengeluaran.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian sisa uang
persediaan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Uang Muka Dari BUD xxx
Cr Kas Di Bendahara Pengeluaran xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengembalian sisa uang


persediaan SKPD oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas Di Kas Daerah xxx
Cr Uang Muka Ke SKPD xxx

II.3.2. Koreksi Belanja


Walaupun pembayaran belanja telah dilakukan secara hati-hati,
namun masih dimungkikan terjadi kesalahan atau kelebihan belanja
sehingga harus ada koreksi atau penerimaan kembali belanja di kemudian
hari.
Koreksi atau penerimaan kembali belanja yang terjadi pada
periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai pengurang belanja pada
periode yang sama. Koreksi ini dilakukan dengan mendebet piutang dari
BUD dan mengkredit belanja sesuai dengan jenis belanjanya.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat koreksi atau penerimaan kembali
belanja pada periode yang sama dengan pengeluaran belanja oleh SKPD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang dari BUD xxx
Cr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat koreksi atau penerimaan kembali


belanja pada periode yang sama dengan pengeluaran belanja oleh
BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas Di Kas Daerah xxx
Cr Belanja Pegawai/Barang/Modal xxx

Koreksi atau penerimaan kembali belanja yang terjadi pada


periode berikutnya dibukukan sebagai penerimaan pendapatan lain-lain
PAD. Korersi ini dilakukan dengan mendebet utang kepada BUD dan
mengkredit Pendapatan-LRA Lain-lain PAD yang sah.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat koreksi atau penerimaan kembali
belanja pada periode berikutnya oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Utang Kepada BUD xxx
Cr Pendapatan-LRA Lain-lain PAD yang sah xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat koreksi atau penerimaan kembali


belanja pada periode berikutnya oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas Di Kas Daerah xxx
Cr Pendapatan-LRA Lain-lain PAD yang sah xxx

II.3.3. Pengukuran Belanja


Belanja dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan
membukukan pengeluaran bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya
setelah dikompensasikan dengan penerimaan.

II.3.4. Dokumen Sumber Akuntansi Belanja


Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan
transaksi belanja adalah sebagai berikut :

Transaksi Dokumen Sumber

Belanja dengan mekanisme LS SP2D; Nota Debit Bank; Bukti


Pengeluaran Lainnya yang sah

Belanja dengan mekanisme UP/GU/TU Bukti pengesahan SPJ

Penerimaan PFK SP2D dan Bukti Potongan

Pengeluaran PFK Surat setoran, Nota Kredit, Bukti


Potongan, dan Bukti Pengeluaran
Lainnya

II.4. Akuntansi Beban


Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa
pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi, yaitu dengan
mengelompokkan beban berdasarkan jenisnya yang terdiri dari :
1. beban pegawai,
2. beban persediaan,
3. beban jasa,
4. beban pemeliharaan,
5. beban perjalanan dinas,
6. beban bunga,
7. beban subsidi,
8. beban hibah,
9. beban bantuan sosial,
10. beban penyusutan,
11. beban transfer, dan
12. beban lain-lain.
Akuntansi Beban menggunakan konsep transaksi Kantor Pusat-
Kantor Cabang (Home Office-Branch Office Transaction atau disingkat
HOBO). Yang bertindak sebagai Kantor Pusat adalah PPKD dan yang
bertindak sebagai Kantor Cabang adalah SKPD.
Sebagai konsekuensi dari pendekatan konsep HOBO ini,
diperlukan control pencatatan antara PPKD dan SKPD melalui akun
resiprokal (reciprocal account) yaitu akun RK-PPKD yang ada di SKPD
dan RK-SKPD yang ada di PPKD. RK-PPKD merupakan akun ekuitas
pada SKPD dengan saldo normal kredit (Cr). RK-SKPD merupakan akun
aset pada BUD/PPKD dengan saldo normal debet (Dr).
Beban diakui pada saat :
(1) timbulnya kewajiban, yaitu pada saat terjadinya peralihan hak dari
pihak lain ke entitas akuntansi atau entitas pelaporan tanpa diikuti
keluarnya kas umum daerah. contohnya tagihan rekening telepon
dan rekening listrik yang belum dibayar entitas akuntansi.
(2) terjadinya konsumsi aset, yaitu pada saat pengeluaran kas
kepada pihak lain yang tidak didahului timbulnya kewajiban
dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional
pemerintah daerah.
(3) terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa, yaitu
pada saat penurunan nilai aset sehubungan dengan penggunaan
aset bersangkutan atau berlalunya waktu. Contoh penurunan
manfaat ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau
amortisasi.
Dibawah ini akan diuraikan mengenai ilustrasi jurnal beban yang
menggunakan mekanisme belanja langsung dan mekanisme belanja uang
persediaan.
Berikut adalah ilustrasi akuntansi beban dengan menggunakan
mekanisme belanja langsung.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan beban melalui
mekanisme langsung dengan dokumen sumber adalah SPP LS/Dokumen
Kontrak LS oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Beban ……… xxx
Cr Hutang ……… xxx
Sesuai dengan jenis beban

BUD/PPKD tidak melakukan pencatatan atas terbitnya SPP LS


oleh SKPD.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan beban melalui
mekanisme langsung dengan dokumen sumber SP2D LS oleh SKPD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Hutang …….. xxx
Cr RK-PPKD xxx

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan beban melalui


mekanisme langsung dengan dokumen sumber SP2D LS oleh BUD/PPKD
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Beban ……… xxx
Cr RK-SKPD xxx

Pengakuan beban persediaan dan beban penyusutan diawali


dengan pengadaan persediaan atau aset tetap. Ilustrasi jurnal untuk
mencatat pengadaan persediaan atau aset tetap melalui mekanisme
langsung dengan dokumen sumber SPP LS Barang dan Jasa/ Dokumen
Kontrak LS oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Persediaan/Aset Tetap ……… xxx
Cr Hutang Persediaan/Aset Tetap…….. xxx
Sesuai dengan jenis beban

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengadaan persediaan atau aset


tetap melalui mekanisme langsung dengan dokumen sumber SP2D LS
Barang dan Jasa oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Hutang Persediaan/Aset Tetap…….. xxx
Cr RK-PPKD xxx
Sesuai dengan jenis beban

Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengadaan persediaan atau aset


tetap melalui mekanisme langsung dengan dokumen sumber SP2D LS
Barang dan Jasa oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Persediaan/Aset Tetap…….. xxx
Cr RK-SKPD xxx
Sesuai dengan jenis beban

Beban persediaan adalah persediaan yang telah digunakan atau


yang telah dipakai. Beban persediaan dilaksanakan melalui jurnal
penyesuaian.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat beban persediaan melalui jurnal
penyesuaian oleh SKPD/BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Beban Persediaan xxx
Cr Persediaan xxx

Beban penyusutan dilakukan setiap akhir periode akuntansi, nilai


aset tetap disusutkan sesuai dengan umur ekonomis secara sistematis
dengan metode depresiasi yang telah ditetapkan.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat beban penyusutan melalui jurnal
penyesuaian oleh SKPD/BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Beban Penyusutan xxx
Cr Akumulasi Penyusutan Aset Tetap xxx

Berikut adalah ilustrasi jurnal beban dengan menggunakan


mekanisme belanja uang persediaan.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat pengakuan beban selain beban
persediaan dan beban penyusutan melalui mekanisme uang persediaan
oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Beban ……… xxx
Cr RK-PPKD xxx
Sesuai dengan jenis beban

BUD/PPKD tidak melakukan pencatatan atas transaksi beban


menggunakan uang persediaan SKPD.
Ilustrasi jurnal pada saat SKPD mempertanggungjawabkan uang
persediaan kepada BUD (GU/GU Nihil/TU Nihil) oleh BUD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Beban …….. xxx
Cr RK-SKPD xxx
Sesuai dengan jenis beban
Koreksi atas beban, termasuk penerimaan kembali beban, yang
terjadi pada periode beban dibukukan sebagai pengurang beban pada
periode yang sama.
Ilustrasi jurnal untuk mencatat koreksi beban pada periode beban
dibukukan oleh SKPD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr RK-PPKD xxx
Cr Beban …… xxx
Sesuai dengan jenis beban

Ilustrasi jurnal untuk mencatat koreksi beban pada periode beban


dibukukan oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr RK-SKPD xxx
Cr Beban …… xxx
Sesuai dengan jenis beban

Apabila koreksi atas beban diterima pada periode berikutnya,


koreksi atas beban dibukukan penambahan ekuitas. Ilustrasi jurnal untuk
mencatat koreksi beban pada periode berikutnya oleh BUD/PPKD adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Kas di Kas Daerah xxx
Cr Ekuitas xxx

Dokumen sumber yang digunakan sebagai dasar pencatatan


transaksi beban adalah sebagai berikut :

Transaksi Dokumen Sumber

Belanja dengan mekanisme LS SP2D; Nota Debit Bank; Bukti


Pengeluaran Lainnya yang sah

Belanja dengan mekanisme UP/GU/TU Bukti pengesahan SPJ


Pembelian Persediaan SP2D dan berita acara serah terima
persediaan

Pembelian Aset Tetap SP2D dan berita acara serah terima


aset tetap

Dibawah ini disajikan ilustrasi transaksi belanja dan beban pada


Dinas Peternakan dan Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan
Aset Daerah selama tahun anggaran 201x. Ilustrasi ke-1 Pada Dinas
Peternakan.

Pada tanggal 02-Jan-1x, Dinas Peternakan menerbitkan SPP LS Gaji dan


Tunjangan sebesar Rp. 15.400.000. Dan pada tanggal 05-Jan-1x diterima SP2D
LS Gaji dan Tunjangan dari BUD sebesar Rp. 15.400.000

Jurnal atas transaksi pada tanggal 02-Jan-1x dan 05-Jan-1x


adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


02-Jan-1x Dr Beban Pegawai 15.400.000
Cr Hutang Pegawai 15.400.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Jan-1x Dr Hutang Pegawai 15.400.000
Cr RK-PPKD 15.400.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Jan-1x Dr Belanja Pegawai 15.400.000
Cr Piutang Dari BUD 15.400.000

Pada tanggal 15-Feb-1x, diterima SP2D UP dari BUD sebesar Rp. 40.550.000.

Jurnal atas transaksi tanggal 15-Feb-1x adalah :


Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
15-Feb-1x Dr Kas di Bendahara Pengeluaran 40.550.000
Cr Uang Muka dari BUD 40.550.000

Pada tanggal 27-Feb-1x, diterbitkan SPP LS sebesar Rp. 14.800.000 untuk


pembayaran kepada PT Kertas Jaya atas penyediaan alat tulis kantor. Dan SPP LS
sebesar Rp. 27.000.000 untuk pembayaran kepada CV Mitra atas jasa konsultasi.

Jurnal atas transaksi tanggal 27-Feb-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


27-Feb-1x Dr Persediaan 14.800.000
Dr Beban Jasa 27.000.000
Cr Hutang Persediaan 14.800.000
Cr Hutang Jasa 27.000.000

Pada tanggal 03-Mar-1x, diterbitkan SP2DP LS sebesar Rp. 14.800.000 untuk


pembayaran kepada PT Kertas Jaya atas penyediaan alat tulis kantor. Dan SP2D
LS sebesar Rp. 27.000.000 untuk pembayaran kepada CV Mitra atas jasa
konsultasi.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


03-Mar-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 41.800.000
Cr Piutang dari BUD 41.800.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


03-Mar-1x Dr Hutang Persediaan 14.800.000
Dr Hutang Jasa 27.000.000
Cr RK-PPKD 41.800.000

Pada tanggal 8-Mar-1x, diterima SP2D GU sebesar Rp. 30.175.000 dengan rincian
pengesahan belanja (SPJ) adalah : (1) belanja telepon Rp. 1.000.000; (2) belanja
listrik Rp. 2.000.000; (3) belanja honorarium PPTK Rp. 8.000.000; (4) belanja
honorarium tim pengadaan barang dan jasa Rp. 2.000.000; (5) belanja perjalanan
dinas Rp. 17.175.000;

Jurnal atas transaksi tanggal 08-Mar-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


08-Mar-1x Dr Beban Jasa 3.000.000
Dr Beban Pegawai 10.000.000
Dr Beban Perjalanan Dinas 17.175.000
Cr RK-PPKD 30.175.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


08-Mar-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 30.175.000
Cr Piutang dari BUD 30.175.000

Pada tanggal 8-Jun-1x, diterima SP2D TU sebesar Rp. 3.200.000.

Jurnal atas transaksi tanggal 08-Jun-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


08-Jun-1x Dr Kas Di Bendahara Pengeluaran 3.200.000
Cr Uang Muka dari BUD 3.200.000

pada 05-Jul-1x, diterima SP2D TU Nihil dengan rincian pengesahan belanja (SPJ)
berupa belanja perjalanan dinas Rp. 3.000.000. dan SKPD mengembalikan sisa
tambahan uang persediaan

Jurnal atas transaksi tanggal 08-Mar-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Jul-1x Dr Beban Perjalanan Dinas 3.000.000
Cr RK-PPKD 3.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Jul-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 3.000.000
Cr Piutang dari BUD 3.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Jul-1x Dr Uang Muka dari BUD 3.200.000
Cr Kas Di Bendahara Pengeluaran 3.200.000

pada 08-Okt-1x, diterima SPP LS sebesar Rp. 50.000.000, untuk pembayaran


kepada PT Bangunan Indah atas pengadaan gedung kantor. Dan pada hari yang
sama diterima SP2D LS dari BUD sebesar Rp. Rp. 50.000.000 untuk pembayaran
kepada PT Bangunan Indah.
Jurnal atas transaksi tanggal 08-Okt-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


08-Okt-1x Dr Aset Gedung dan Bangunan 50.000.000
Hutang Aset Gedung dan 50.000.000
Cr
Bangunan

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Hutang Aset Gedung dan 50.000.000
08- Okt-1x Dr
Bangunan
Cr RK-PPKD 50.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


08-Okt-1x Dr Belanja Modal Gedung dan 50.000.000
Bangunan
Cr Piutang dari BUD 50.000.000

Pada 18-Des-1x, diterima SP2D GU Nihil dengan rincian pengesahan belanja (SPJ)
sebagai berikut (1) belanja listrik Rp. 6.000.000 (2) belanja alat tulis kantor Rp.
3.000.000 (3) belanja perjalan dinas Rp. 3.000.000. Selain itu Dinas Peternakan
mengembalikan sisa uang persediaan.

Jurnal atas transaksi tanggal 18-Des-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Des-1x Dr Persediaan 3.000.000
Dr Beban Jasa 6.000.000
Dr Beban Perjalanan Dinas 3.000.000
Cr RK-PPKD 12.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Des-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 12.000.000
Cr Piutang dari BUD 12.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Des-1x Dr Uang Muka dari BUD 40.550.000
Cr Kas Di Bendahara Pengeluaran 40.550.000

Pada 31-Des-1x, setelah dilakukan perhitungan, maka Persediaan yang digunakan


adalah Rp. 10.000.000 dan penyusutan gedung dan bangunan Rp. 3.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


31-Des-1x Dr Beban Persediaan 10.000.000
Cr Persediaan 10.000.000

Beban Penyusutan Gedung dan 3.000.000


Dr
Bangunan
Akumulasi Penyusutan Gedung 3.000.000
Cr
dan Bangunan
Dibawah ini disajikan ikhtisar jurnal transaksi Dinas Peternakan.

Pemerintah Kabupaten Subang


Jurnal Umum

SKPD : Dinas Peternakan Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Kode
No Tanggal Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Rekening
1 02-Jan-1x Beban Pegawai 15.400.000
Hutang Pegawai 15.400.000

2 05-Jan-1x Hutang Pegawai 15.400.000


RK-PPKD 15.400.000

3 05-Jan-1x Belanja Pegawai 15.400.000


Piutang Dari BUD 15.400.000
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Peternakan Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx

4 15-Feb-1x Kas di Bendahara 40.550.000


Pengeluaran
Uang Muka dari BUD 40.550.000

5 27-Feb-1x Persediaan 14.800.000


Beban Jasa 27.000.000
Hutang Persediaan 14.800.000
Hutang Jasa 27.000.000

6 03-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 41.800.000


Piutang dari BUD 41.800.000

7 03-Mar-1x Hutang Persediaan 14.800.000


Hutang Jasa 27.000.000
RK-PPKD 41.800.000

8 08-Mar-1x Beban Jasa 3.000.000


Beban Pegawai 10.000.000
Beban Perjalanan Dinas 17.175.000
RK-PPKD 30.175.000

9 08-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 30.175.000


Piutang dari BUD 30.175.000

10 08-Jun-1x Kas Di Bendahara 3.200.000


Pengeluaran
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Peternakan Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Uang Muka dari BUD 3.200.000

11 05-Jul-1x Beban Perjalanan Dinas 3.000.000


RK-PPKD 3.000.000

12 05-Jul-1x Belanja Barang dan Jasa 3.000.000


Piutang dari BUD 3.000.000

13 05-Jul-1x Uang Muka dari BUD 3.200.000


Kas Di Bendahara 3.200.000
Pengeluaran

14 08-Okt-1x Aset Gedung dan 50.000.000


Bangunan
Hutang Aset Gedung dan 50.000.000
Bangunan

15 08- Okt-1x Hutang Aset Gedung dan 50.000.000


Bangunan
RK-PPKD 50.000.000

16 08-Okt-1x Belanja Modal Gedung 50.000.000


dan Bangunan
Piutang dari BUD 50.000.000

17 18-Des-1x Persediaan 3.000.000


Beban Jasa 6.000.000
Beban Perjalanan Dinas 3.000.000
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : Dinas Peternakan Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
RK-PPKD 12.000.000

18 18-Des-1x Belanja Barang dan Jasa 12.000.000


Piutang dari BUD 12.000.000

19 18-Des-1x Uang Muka dari BUD 40.550.000


Kas Di Bendahara 40.550.000
Pengeluaran

20 31-Des-1x Beban Persediaan 10.000.000


Persediaan 10.000.000
Beban Penyusutan 3.000.000
Gedung dan Bangunan
Akumulasi Penyusutan 3.000.000
Gedung dan Bangunan

Jumlah 512.450.000 512.450.000

Dibawah ini disajikan ilustrasi ke-2 transaksi belanja dan beban


pada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah selama
tahun anggaran 201x.

Pada tanggal 02-Jan-1x, DPPKAD menerbitkan SPP LS Gaji dan Tunjangan


sebesar Rp. 45.400.000. Dan pada tanggal 05-Jan-1x diterima SP2D LS Gaji dan
Tunjangan dari BUD sebesar Rp. 45.400.000
Jurnal atas transaksi pada tanggal 02-Jan-1x dan 05-Jan-1x
adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


02-Jan-1x Dr Beban Pegawai 45.400.000
Cr Hutang Pegawai 45.400.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Jan-1x Dr Hutang Pegawai 45.400.000
Cr RK-PPKD 45.400.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Jan-1x Dr Belanja Pegawai 45.400.000
Cr Piutang Dari BUD 45.400.000

Pada tanggal 15-Feb-1x, diterima SP2D UP dari BUD sebesar Rp. 50.550.000.

Jurnal atas transaksi tanggal 15-Feb-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Feb-1x Dr Kas di Bendahara Pengeluaran 50.550.000
Cr Uang Muka dari BUD 50.550.000

Pada tanggal 01-Mar-1x, diterbitkan SPP LS sebesar Rp. 14.800.000 untuk


pembayaran kepada PT Kertas Jaya atas penyediaan alat tulis kantor. Dan SPP LS
sebesar Rp. 27.000.000 untuk pembayaran kepada CV Mitra atas jasa konsultasi.

Jurnal atas transaksi tanggal 01-Mar-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


01-Mar-1x Dr Persediaan 14.800.000
Dr Beban Jasa 27.000.000
Cr Hutang Persediaan 14.800.000
Cr Hutang Jasa 27.000.000

Pada tanggal 05-Mar-1x, diterbitkan SP2DP LS sebesar Rp. 14.800.000 untuk


pembayaran kepada PT Kertas Jaya atas penyediaan alat tulis kantor. Dan SP2D
LS sebesar Rp. 27.000.000 untuk pembayaran kepada CV Mitra atas jasa
konsultasi.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Mar-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 41.800.000
Cr Piutang dari BUD 41.800.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


05-Mar-1x Dr Hutang Persediaan 14.800.000
Dr Hutang Jasa 27.000.000
Cr RK-PPKD 41.800.000

Pada tanggal 18-Mar-1x, diterima SP2D GU sebesar Rp. 41.175.000 dengan rincian
pengesahan belanja (SPJ) adalah : (1) belanja telepon Rp. 10.000.000; (2) belanja
listrik Rp. 20.000.000; (3) belanja honorarium PPTK Rp. 8.000.000; (4) belanja
honorarium tim pengadaan barang dan jasa Rp. 2.000.000; (5) belanja perjalanan
dinas Rp. 1.175.000;

Jurnal atas transaksi tanggal 08-Mar-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Mar-1x Dr Beban Jasa 30.000.000
Dr Beban Pegawai 10.000.000
Dr Beban Perjalanan Dinas 1.175.000
Cr RK-PPKD 41.175.000
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
18-Mar-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 41.175.000
Cr Piutang dari BUD 41.175.000

Pada tanggal 10-Jun-1x, diterima SP2D TU sebesar Rp. 3.200.000.

Jurnal atas transaksi tanggal 10-Jun-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


10-Jun-1x Dr Kas Di Bendahara Pengeluaran 3.200.000
Cr Uang Muka dari BUD 3.200.000

pada 15-Jun-1x, diterima SP2D TU Nihil dengan rincian pengesahan belanja (SPJ)
berupa belanja perjalanan dinas Rp. 3.000.000. dan SKPD mengembalikan sisa
tambahan uang persediaan

Jurnal atas transaksi tanggal 15-Jun-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Jun-1x Dr Beban Perjalanan Dinas 3.000.000
Cr RK-PPKD 3.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Jun-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 3.000.000
Cr Piutang dari BUD 3.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


15-Jun-1x Dr Uang Muka dari BUD 3.200.000
Cr Kas Di Bendahara Pengeluaran 3.200.000
pada 18-Okt-1x, diterima SPP LS sebesar Rp. 20.000.000, untuk pembayaran
kepada PT Komputer atas pengadaan Desktop PC Acer. Dan pada hari yang sama
diterima SP2D LS dari BUD sebesar Rp. Rp. 20.000.000 untuk pembayaran kepada
PT Komputer.
Jurnal atas transaksi tanggal 18-Okt-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Okt-1x Dr Aset Peralatan dan Mesin 20.000.000
Cr Hutang Aset Peralatan dan Mesin 20.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18- Okt-1x Dr Hutang Aset Peralatan dan Mesin 20.000.000
Cr RK-PPKD 20.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Okt-1x Dr Belanja Modal Peralatan dan 20.000.000
Mesin
Cr Piutang dari BUD 20.000.000

Pada 18-Des-1x, diterima SP2D GU Nihil dengan rincian pengesahan belanja (SPJ)
sebagai berikut (1) belanja listrik Rp. 16.000.000 (2) belanja perjalan dinas Rp.
30.000.000. Selain itu DPPKAD mengembalikan sisa uang persediaan.

Jurnal atas transaksi tanggal 18-Des-1x adalah :

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Des-1x Dr Beban Jasa 16.000.000
Dr Beban Perjalanan Dinas 30.000.000
Cr RK-PPKD 46.000.000
Tanggal Uraian Ref Debet Kredit
18-Des-1x Dr Belanja Barang dan Jasa 46.000.000
Cr Piutang dari BUD 46.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


18-Des-1x Dr Uang Muka dari BUD 50.550.000
Cr Kas Di Bendahara Pengeluaran 50.550.000

Pada 31-Des-1x, setelah dilakukan perhitungan, persediaan yang digunakan adalah


Rp. 5.000.000 dan penyusutan peralatan dan mesin Rp. 1.000.000

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


31-Des-1x Dr Beban Persediaan 5.000.000
Cr Persediaan 5.000.000

Beban Penyusutan Peralatan dan 1.000.000


Dr
Mesin
Cr Akumulasi Peralatan dan Mesin 1.000.000

Dibawah ini disajikan ikhtisar jurnal transaksi Dinas Pendapatan


Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.
Pemerintah Kabupaten Subang
Jurnal Umum

SKPD : DPPKAD Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Kode
No Tanggal Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Rekening
02-Jan-1x Beban Pegawai 45.400.000
Hutang Pegawai 45.400.000

05-Jan-1x Hutang Pegawai 45.400.000


RK-PPKD 45.400.000

05-Jan-1x Belanja Pegawai 45.400.000


Piutang Dari BUD 45.400.000

Kas di Bendahara 50.550.000


15-Feb-1x
Pengeluaran
Uang Muka dari BUD 50.550.000

01-Mar-1x Persediaan 14.800.000


Beban Jasa 27.000.000
Hutang Persediaan 14.800.000
Hutang Jasa 27.000.000

05-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 41.800.000


Piutang dari BUD 41.800.000

05-Mar-1x Hutang Persediaan 14.800.000


Hutang Jasa 27.000.000
RK-PPKD 41.800.000
18-Mar-1x Beban Jasa 30.000.000
Beban Pegawai 10.000.000
Beban Perjalanan Dinas 1.175.000
RK-PPKD 41.175.000

18-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 41.175.000


Piutang dari BUD 41.175.000

Kas Di Bendahara 3.200.000


10-Jun-1x
Pengeluaran
Uang Muka dari BUD 3.200.000

15-Jun-1x Beban Perjalanan Dinas 3.000.000


RK-PPKD 3.000.000

15-Jun-1x Belanja Barang dan Jasa 3.000.000


Piutang dari BUD 3.000.000

15-Jun-1x Uang Muka dari BUD 3.200.000


Kas Di Bendahara 3.200.000
Pengeluaran

18-Okt-1x Aset Peralatan dan Mesin 20.000.000


Hutang Aset Peralatan 20.000.000
dan Mesin

Hutang Aset Peralatan 20.000.000


18- Okt-1x
dan Mesin
RK-PPKD 20.000.000
18-Okt-1x Belanja Modal Peralatan 20.000.000
dan Mesin
Piutang dari BUD 20.000.000

18-Des-1x Beban Jasa 16.000.000


Beban Perjalanan Dinas 30.000.000
RK-PPKD 46.000.000

18-Des-1x Belanja Barang dan Jasa 46.000.000


Piutang dari BUD 46.000.000

18-Des-1x Uang Muka dari BUD 50.550.000


Kas Di Bendahara 50.550.000
Pengeluaran

31-Des-1x Beban Persediaan 5.000.000


Persediaan 5.000.000

Beban Penyusutan 1.000.000


31-Des-1x
Peralatan dan Mesin
Akumulasi Peralatan dan 1.000.000
Mesin

Jumlah 615.450.000 615.450.000


Dibawah ini disajikan jurnal transaksi oleh BUD/PPKD atas
transaksi ilustrasi ke-1 dan ilustrasi ke-2.

Pemerintah Kabupaten Subang


Jurnal Umum

SKPD : BUD/PPKD Hal : xx


Kode Organisasi : x.xx.xx
Kode
No Tanggal Uraian Ref Debet (Rp) Kredit (Rp)
Rekening
1 05-Jan-1x Belanja Pegawai 60.800.000
Kas di Kas Daerah 60.800.000

2 05-Jan-1x Beban Pegawai 60.800.000


RK-SKPD 60.800.000

3 15-Feb-1x Uang Muka Ke SKPD 91.100.000


Kas di Kas Daerah 91.100.000

4 03-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 41.800.000


Kas Di Kas Daerah 41.800.000

5 03-Mar-1x Persediaan 14.800.000


Beban Jasa 27.000.000
RK-SKPD 41.800.000

6 05-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 41.800.000


Kas Di Kas Daerah 41.800.000

7 05-Mar-1x Persediaan 14.800.000


Beban Jasa 27.000.000
RK-SKPD 41.800.000

8 08-Mar-1x Beban Jasa 3.000.000


Beban Pegawai 10.000.000
Beban Perjalanan Dinas 17.175.000
RK-SKPD 30.175.000

9 08-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 30.175.000


Kas di Kas Daerah 30.175.000

10 18-Mar-1x Beban Jasa 30.000.000


Beban Pegawai 10.000.000
Beban Perjalanan Dinas 1.175.000
RK-SKPD 41.175.000

11 18-Mar-1x Belanja Barang dan Jasa 41.175.000


Kas di Kas Daerah 41.175.000

12 08-Jun-1x Uang Muka Ke SKPD 3.200.000


Kas di Kas Daerah 3.200.000

13 10-Jun-1x Uang Muka Ke SKPD 3.200.000


Kas di Kas Daerah 3.200.000

14 15-Jun-1x Belanja Barang dan Jasa 3.000.000


Uang Muka Ke SKPD 3.000.000

15 15-Jun-1x Kas di Kas Daerah 200.000


Uang Muka Ke SKPD 200.000

16 15-Jun-1x Beban Perjalanan Dinas 3.000.000


RK-SKPD 3.000.000

17 05-Jul-1x Belanja Barang dan Jasa 3.000.000


Uang Muka Ke SKPD 3.000.000

18 05-Jul-1x Kas di Kas Daerah 200.000


Uang Muka Ke SKPD 200.000

19 05-Jul-1x Beban Perjalanan Dinas 3.000.000


RK-SKPD 3.000.000

20 08-Okt-1x Belanja Modal Gedung 50.000.000


dan Bangunan
Kas di Kas Daerah 50.000.000

Aset Gedung dan 50.000.000


21 08- Okt-1x
Bangunan
RK-SKPD 50.000.000

22 18-Okt-1x Belanja Modal Peralatan 20.000.000


dan Mesin
Kas di Kas Daerah 20.000.000

Aset Peralatan dan 20.000.000


23 18- Okt-1x
Mesin
RK-SKPD 20.000.000

24 18-Des-1x Persediaan 3.000.000


Beban Jasa 6.000.000
Beban Perjalanan Dinas 3.000.000
RK-SKPD 12.000.000

25 18-Des-1x Beban Jasa 16.000.000


Beban Perjalanan Dinas 30.000.000
RK-SKPD 46.000.000

26 18-Des-1x Belanja Barang dan Jasa 12.000.000


Uang Muka ke SKPD 12.000.000

27 18-Des-1x Belanja Barang dan Jasa 46.000.000


Uang Muka ke SKPD 46.000.000

28 18-Des-1x Kas di Kas Daerah 28.550.000


Uang Muka ke SKPD 28.550.000

29 18-Des-1x Kas di Kas Daerah 4.550.000


Uang Muka ke SKPD 4.550.000

30 31-Des-1x Beban Persediaan 15.000.000


Persediaan 15.000.000

Beban Penyusutan 3.000.000


31 31-Des-1x
Gedung dan Bangunan
Akumulasi Penyusutan 3.000.000
Gedung dan Bangunan
Beban Penyusutan 1.000.000
32 31-Des-1x
Peralatan dan Mesin
Akumulasi Penyusutan 1.000.000
Peralatan dan Mesin

Jumlah 849.500.000 849.500.000

II.5. Akuntansi Surplus/Defisit-LRA


Surplus adalah selisih lebih pendapatan-LRA dan belanja selama
satu periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang pendapatan-LRA dan
belanja selama satu periode pelaporan. Selisih lebih atau kurang antara
pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos surplus/defisit.

II.6. Surplus/Defisit Dari Kegiatan Operasional


Surplus dari kegiatan operasional adalah selisih lebih antara
Pendapatan-LO dan Beban selama satu periode pelaporan. Defisit dari
kegiatan operasional adalah selisih kurang antara Pendapatan-LO dan
Beban selama satu periode pelaporan.
Selisih lebih/kurang antara Pendapatan-LO dan Beban selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pos Surplus/Defisit dari Kegiatan
Operasional.
Pendapatan dan beban yang sifatnya tidak rutin perlu
dikelompokkan tersendiri dalam kegiatan non operasional. Termasuk
dalam pendapatan/beban dari kegiatan non operasional antara lain
surplus/defisit penjualan aset non lancar, surplus/defisit penyelesaian
kewajiban jangka panjang, dan surplus/defisit dari kegiatan non
operasional lainnya.
Selisih lebih/kurang antara surplus/defisit dari kegiatan
operasional dan surplus/defisit dari kegiatan non operasional merupakan
surplus/defisit sebelum pos luar biasa.
Pos Luar Biasa disajikan terpisah dari pos-pos lainnya dalam
Laporan Operasional dan disajikan sesudah Surplus/Defisit sebelum Pos
Luar Biasa. Pos Luar Biasa memuat kejadian luar biasa yang mempunyai
karakteristik sebagai berikut :
a. kejadian yang tidak dapat diramalkan terjadi pada awal tahun
anggaran;
b. tidak diharapkan terjadi berulang-ulang; dan
c. kejadian diluar kendali entitas pemerintah.
Sifat dan jumlah rupiah kejadian luar biasa harus diungkapkan
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Surplus/Defisit-LO adalah penjumlahan selisih lebih/kurang antara
surplus/defisit kegiatan operasional, kegiatan non operasional, dan
kejadian luar biasa.
Saldo Surplus/Defisit-LO pada akhir periode pelaporan dipindahkan
ke Laporan Perubahan Ekuitas.
II.7. Jurnal Penutupan
Jurnal penutupan dilakukan setiap akhir periode akuntansi atau
pada akhir tahun anggaran yang digunakan untuk menutup rekening atau
akun anggaran, pendapatan-LO, pendapatan-LRA, belanja, beban dan
pembiayaan.
Entitas akuntansi harus melakukan penutupan terhadap akun
anggaran yang dialokasikan dan realisasi anggaran baik pendapatan-LO,
pendapatan-LRA, belanja maupun bebanya. Hal ini dilakukan karena akun
pendapatan-LO, pendapatan-LRA, belanja maupun bebanya tidak
berlanjut pada tahun berikutnya, sehingga saldo akun tersebut harus
dinihilkan melalui jurnal penutupan.
Jurnal penutupan anggaran pendapatan dilakukan dengan
mendebet utang kepada BUD dan mengkredit estimasi pendapatan yang
dialokasikan. Dibawah ini adalah jurnal penutupan anggaran pendapatan.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Utang kepada BUD xxx
Cr Estimasi pendapatan yg dialokasikan xxx

Jurnal penutupan realisasi pendapatan-LO dilakukan dengan


mendebet pendapatan-LO dan mengkredit utang kepada BUD-LO.
Dibawah ini adalah jurnal penutupan realisasi pendapatan-LO.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan-LO xxx
Cr Utang Kepada BUD-LO xxx

Jurnal penutupan realisasi pendapatan-LRA dilakukan dengan


mendebet pendapatan-LRA dan mengkredit utang kepada BUD- LRA.
Dibawah ini adalah jurnal penutupan realisasi pendapatan- LRA.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Pendapatan- LRA xxx
Cr Utang Kepada BUD- LRA xxx

Jurnal penutupan anggaran belanja dilakukan dengan mendebet


allotment belanja dan mengkredit piutang kepada BUD. Dibawah ini
adalah jurnal penutupan anggaran belanja.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Allotment belanja xxx
Cr Piutang kepada BUD xxx
Jurnal penutupan belanja dilakukan dengan mendebet piutang
dari BUD dan mengkredit belanja. Dibawah ini adalah jurnal penutupan
belanja.

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang dari BUD-LRA xxx
Cr Belanja….. xxx

Tanggal Uraian Ref Debet Kredit


Dr Piutang dari BUD-LO xxx
Cr Beban…. xxx

Anda mungkin juga menyukai