Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstrak
Abstrak — Dunia finansial semakin berkembang dari tahun ke tahun, termasuk dengan teknologi yang
diaplikasikan di dalamnya. Teknologi tersebut membantu mempermudah segala transaksi finansial yang
dilakukan nasabah atau konsumen. Teknologi itu juga membuat proses inklusi dan literasi finansial menjadi
lebih mudah, terutama untuk suatu negara yang belum tinggi pemahaman masyarakatnya terhadap
finansial. Teknologi yang digunakan dalam bidang finansial secara khusus disebut financial technology
(fintech). Kemajuan fintech akan menentukan seberapa sophisticated-nya dunia finansial di masa depan.
Bahkan bisa saja ke depannya uang elektronik atau digital yang akan digunakan secara penuh untuk
bertransaksi.
Indonesia telah masuk ke dalam jajaran negara-negara mobile-first, dengan konsumsi data melalui ponsel pintar
(smart phone) dan perangkat selular lainnya melampaui data melalui broadband (wired network). Hal ini
mendorong gelombang start-up financial technology (fintech) yang mengembangkan situs-situs pembanding,
pengelolaan keuangan pribadi (personal financial management), aplikasi pinjaman dan investasi, pembayaran
peer-topeer (P2P) dan solusi korporat. Lembaga-lembaga keuangan pun membuka diri terhadap teknologi
digital dan mulai menawarkan produk dan layanan keuangan berbasis teknologi (Fintech)
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kegiatan pinjam meminjam uang secara Informasi yang dinilai turut berkontribusi terhadap
langsung berdasarkan perjanjian baik tertulis maupun pembangunan dan perekonomian nasional.
tidak tertulis merupakan praktik yang telah Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis
berlangsung di tengah kehidupan masyarakat. Pinjam Teknologi Informasi sangat membantu dalam
meminjam secara langsung banyak diminati oleh pihak meningkatkan akses masyarakat terhadapproduk jasa
yang membutuhkan dana cepat atau pihak yang karena keuangan secara online baik dengan berbagai pihak
sesuatu hal tidak dapat diberikan pendanaan oleh tanpa perlu saling mengenal. Keunggulan utama dari
industri jasa keuangan konvensional seperti Perbankan, Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
Pasar Modal, atau Perusahaan Pembiayaan. Informasi antara lain tersedianya dokumen perjanjian
Segala manfaat ekonomi, kerugian yang dalam bentuk elektronik secara online untuk
ditimbulkan, serta dampak hukum dari kegiatan pinjam keperluan para pihak, tersedianya kuasa hukum untuk
meminjam yang dilakukan secara langsung mempermudah transaksi secara online, penilaian risiko
sepenuhnya menjadi tanggung jawab para pihak sesuai terhadap para pihak secara online, pengiriman
dengan kesepakatan yang telah diperjanjikan. Praktik informasi tagihan (collection) secara online,
dimaksud dinilai masih terdapat banyak kelemahan penyediaan informasi status pinjaman kepada para
yang diantaranya seperti pelaksanaan kegiatan pinjam pihak secara online, dan penyediaan escrow account
meminjam dilakukan oleh para pihak yang sudah dan virtual account di perbankan kepada para pihak,
saling mengenal dan harus bertatap muka, subjektifitas sehingga seluruh pelaksanaan pembayaran dana
terhadap penilaian risiko gagal bayar, kesulitan dalam berlangsung dalam sistem perbankan. Atas hal ini,
penagihan pembayaran, maupun tidak adanya Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi
sistemasi pencatatan pelunasan pinjaman yang telah Informasi diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dana
dilakukan. tunai secara cepat, mudah, dan efisien, serta
Dalam era perkembangan ekonomi digital, meningkatkan daya saing.
masyarakat terus mengembangkan inovasi penyediaan Selain itu, Layanan Pinjam Meminjam Uang
layanan dalam kegiatan pinjam meminjam yang salah Berbasis Teknologi Informasi diharapkan dapat
satunya ditandai dengan adanya penyediaan Layanan menjadi salah satu solusi untuk membantu pelaku
Jasa Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi usaha skala mikro, kecil, dan menengah (UMKM)
1
dalam memperoleh akses pendanaan. Sampai dengan 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang
saat ini, belum ada peraturan perundang-undangan Berbasis Teknologi Informasi.
yang mengatur mengenai kegiatan bisnis layanan jasa Arti Fintech akan terus berkembang seiring
keuangan berbasis teknologi informasi. Kondisi dengan kemajuan teknologi informasi. Era Fintech
tersebut dikhawatirkan dapat menimbulkan kerugian akan membawa suatu kemungkinan pada hal-hal yang
bagi Pengguna. Oleh karena itu, regulasi kegiatan sebelumnya kita anggap tidak mungkin. Hal
bisnis Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis ini mungkin dapat terlihat ketika suatu koperasi,
Teknologi Informasi dinilai sudah sangat mendesak. yayasa, atau badan lainnya lebih dapat bersinergi
Berdasarkan pertimbangan tersebut, kegiatan usaha dengan pihak perbankan dalam melakukan penarikan
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi saldo nasabah untuk transaksi sehari-hari.
Informasi perlu diatur dan diawasi dalam rangka Semenjak awal tahun 2000-an, telah terjadi
perlindungan Pengguna, penyelenggaraan kegiatan fenomena fintech di dunia sebagai akibat dari
Layanan Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi revolusi industri fase ke-4. Hal itu yang dimaknai
Informasi, dan perlindungan kepentingan nasional sebagai digital revolution. Pendorong utamanya adalah
dengan tetap memberikan ruang bertumbuh bagi teknologi. Revolusi digital itu terjadi pada semua
perusahaan perintis (start up company) dalam rangka sektor bisnis, tapi jika ia diimplementasikan di
peningkatan inklusi keuangan di Indonesia. Peraturan sektor finansial atau keuangan, maka disebut fintech,
OJK ini antara lain berisi ketentuan untuk yang merupakan akronim dari kata financial dan
meminimalisasi risiko kredit, perlindungan technology.
kepentingan Pengguna seperti penyalahgunaan dana Pada awalnya, istilah fintech digunakan untuk
dan data Pengguna, dan perlindungan kepentingan teknologi yang dipakai pada back- end customer
nasional seperti kegiatan anti pencucian uang dan dan/atau institusi finansial yang sudah mapan.
pencegahan pendanaan terorisme, serta gangguan pada Namun, krisis keuangan tahun 2008, menyebabkan
stabilitas system keuangan. timbulnya sebuah pasar luas bagi perusahaan kecil
(khususnya startup) untuk menciptakan sebuah
produk inovatif, yang menyediakan solusi big data
B. Perkembangan Fintech di Indonesia bagi institusi-institusi finansial yang telah ada. Jadi,
Fintech adalah sebuah pengembangan dari semenjak akhir dekade pertama abad 21, istilah
teknologi keuangan pada sektor jasa keuangan yang fintech sudah berkembang melingkupi inovasi
muncul pada abad ke-21. Awalnya, istilah FinTech teknologi di sektor finansial, seperti inovasi di
diterapkan untuk penerapan teknologi back-end ke literasi finansial, personal banking, commercial
konsumen untuk transaksi keuangan. Sejak akhir banking, investasi dan sebagainya.
dekade pertama abad ke-21, istilah ini telah diperluas Di Indonesia, fintech merupakan suatu hal
untuk mencakup inovasi teknologi di sektor keuangan, terpopuler kedua setelah e-commerce. Malahan
termasuk inovasi dalam literasi keuangan dan menurut prediksi Menteri Komunikasi dan
pendidikan, perbankan ritel, investasi dan bahkan Informatika Rudiantara, jika startup-startup fintech
kripto-mata uang seperti bitcoin. tersebut menjadi semakin mapan di masa depan,
Istilah teknologi keuangan bisa berlaku untuk mereka yang akan turut merasakan keuntungan dari
setiap inovasi dalam cara orang bertransaksi, transaksi e-commerce yang nilainya akan mencapai
melakukan bisnis. Sejak revolusi internet dan revolusi US$135 miliar pada 2020. P e r u s a h a a n f i n t e c
internet mobile, bagaimanapun, teknologi keuangan h m e m b u a t produk-produk yang terbagi atas
telah tumbuh eksplosif, dan arti fintech, yang awalnya beberapa kategori, antara lain uang elektronik (e-
disebut sebagai penerapan teknologi komputer lanjutan money), pinjaman/ kredit (loan based crowdfunding
pada back office bank atau perusahaan perdagangan, atau lending), gadai (pledge), pembayaran (payment),
sekarang memiliki peran lebih luas pada komersial reward dan donation based crowdfunding,
keuangan. perencanaan keuangan (financial planning), pasar
Cara-cara baru pada sektor keuangan terus modal (capital market), internet banking.
bermunculan. Hal tersebut bertujuan untuk
memberikan peningkatan layanan. Peningkatan
penggunaan teknologi dalam industri keuangan
(fintech) diyakini dapat meningkatkan jangkauan
layanan keuangan. Munculnya fintech telah
menciptakan cara bagi semua entitas untuk memiliki
akses ke semua alat dan jasa keuangan dengan biaya
yang terjangkau.
Kini, teknologi perbankan dan keuangan di
era tahun 2000an telah berakhir dan bertransformasi
menjadi Fintech. Saat ini di Indonesia telah bertebaran
135 perusahaan startup Fintech yang sudah terdaftar di
OJK. Perusahaan startup Fintech di Indonesia di atur
melalui peraturan POJK-Nomor-77-POJK.01-
2
Pada awalnya, istilah fintech digunakan 2) Cybersecurity. Para pelaku Fintech yang tidak
untuk teknologi yang dipakai pada back-end customer memiliki lapisan pengamanan untuk perlindungan
dan/atau institusi finansial yang sudah mapan. Namun, terhadap cyber-attack dapat mengalami kerugian
krisis keuangan tahun 2008 menjadikan bank-bank besar. Sebagai contoh, kelemahan keamanan lokal
menyalurkan sumber daya mereka pada kebijakan baru dapat memungkinkan para hacker merusak jaringan
untuk memuaskan para regulator, namun hal ini perbankan lokal pada tahun 2014. Society for
membuat mereka tidak mempunyai sisa dana lagi Worldwide Interbank Financial
untuk inovasi. Telecommunication (SWIFT), yang jasanya telah
Sehingga timbullah sebuah pasar luas bagi digunakan di lebih dari 200 negara, melaporkan
perusahaan kecil (khususnya startup) untuk bahwa beberapa bank pernah mengalami serangan
menciptakan sebuah produk inovatif, yang tersebut dan para hacker mampu mengirimkan
menyediakan solusi big data bagi institusi-institusi pesan tipuan yang isinya permintaan untuk transfer
finansial yang telah ada. Jadi, semenjak akhir dana melalui layanan pesan SWIFT. Serangan
dekade pertama abad 21, istilah fintech sudah tersebut masih terus terjadi. Pada tahun 2016,
berkembang melingkupi inovasi teknologi di sektor SWIFT mengidentifikasi serangan malware di
finansial, termasuk inovasi di literasi dan edukasi Bangladesh, Ekuador, Filipina dan Vietnam,
finansial, retail atau personal banking, commercial dengan kerugian $101 juta di Bangladesh dan $12
banking, investasi dan bahkan crypto-currency juta di Ekuador. Bagi industri yang sudah maju
seperti bitcoin diperkirakan akan terus naik hingga seperti industri system pembayaran, startup Fintech
US$6-US$8 miliar pada 2018. Otoritas Jasa dapat memenuhi standar global yang tersedia
Keuangan (OJK) Indonesia mengklasifikasikan seperti PCIDSS. Namun demikian, untuk bidang-
perusahaan fintech dalam dua kategori, yaitu fintech bidang Fintech lainnya yang masih berkembang,
2.0 yang mencakup institusi finansial yang telah ada, terdapat keterbatasan panduan, baik di tingkat
seperti perbankan digital; dan FinTech 3.0 yang nasional maupun global, dimana perusahaan perlu
mencakup perusahaan pemulai (startup) dalam bisnis menjamin sistem keamanannya.
perdagangan elektronik secara digital (e-commerce)
yang belum tersentuh dalam FinTech 2.0. 3) Manajemen risiko. Berbagai model bisnis Fintech
menggunakan kriteria underwriting yang non-
C. Tantangan Spesifik Industri Fintech ortodoks, mengakibatkan risiko investasi lebih
Selain tantangan spesifik yang dihadapi tinggi bagi konsumen. Pihak regulator dalam
Indonesia, industri Fintech juga menghadapi hambatan konferensi tersebut menyebutkan bahwa mereka
global. Pembicara IFFC juga membahas beberapa perlu mengevaluasi langkah-langkah untuk
tantangan-tantangan besar, dengan fokus utama pada menjamin perlindungan konsumen. Sebagai contoh,
permasalahan keandalan data dan manajemen risiko: Entrepreneurial Finance Lab (EFL), berupaya
1) Keandalan Data. Kami melihat beberapa kasus menangani asimetri informasi yang dihadapi
manipulasi data oleh para pelaku Fintech di Cina, lembaga keuangan dalam proses screening terhadap
yang menyebabkan integritas data patut untuk usaha-usaha kecil. Untuk melakukannya,
dipertanyakan. Sebagai contoh, Ezubao, pemberi perusahaan pun membangun perangkat aplikasi
pinjaman secara daring (online) yang dibentuk oleh kredit biaya rendah berdasarkan psikometrik
seorang pengusaha Cina, Ding Ning, pada tahun melalui riset di Harvard Center for International
2014, dan dengan pesat menjadi pemberi pinjaman Development. Aplikasi ini mengandung
peer-to-peer terbesar di Cina. Perusahaan ini pertanyaan-pertanyaan psikometrik yang disusun
menarik 50 miliar yuan ($7.6 miliar) dari hampir 1 secara internal dan dilisensi oleh pihak ketiga,
juta investor dan nasabah platform peer-to-peer terkait perilaku, keyakinan, integritas dan kinerja,
Cina, yang relatif miskin dan tidak memiliki demikian pula pertanyaan-pertanyaan umum serta
pengalaman dengan lembaga keuangan. Perusahaan pengumpulan metada, seperti bagaimana pemohon
yang dimulai sebagai bisnis menjanjikan ini aplikasi berinteraksi dengan perangkat tersebut.
akhirnya berakhir tidak sesuai harapan. Risk Setelah mengidentifikasi pertanyaan yang dapat
controller Ezubao, Yong Lei, mengungkapkan pada memperkirakan potensi risiko kredit, EFL
tahun 2015 bahwa 95 persen dari proyek-proyek mengembangkan aplikasi komersial berdasarkan
perusahaan bukan merupakan proyek aktual. respon pada perangkat kredit psikometrik serta
Bahkan setelah menjanjikan return tahunan mulai perilaku selanjutnya. Melihat kecepatan
dari 9 persen hingga lebih dari 14 persen kepada pertumbuhan industri, regulator perlu mewaspadai
investor, Ding Ning menghabiskan dana lebih dari potensi risiko sistemik yang muncul seiring dengan
1 miliar yuan untuk pengeluaran pribadi. pencapaian industri tersebut. Pasar pemberi
Pemerintah segera membekukan aset perusahaan pinjaman P2P internet di Cina, misalnya, mulai
yang dinyatakan sebagai skema Ponzi (penipuan meluncurkan platform P2P pertamanya, PPdai pada
investasi)— sangat disayangkan, padahal terbesar tahun 2007 dan mulai merebak di tahun 2013.
di dunia dari segi jumlah depositor. Namun demikian, sejak pertengahan tahun 2015,
semakin banyak pula platform serupa yang mulai
berguguran. Sementara pinjaman P2P belum
3
merupakan bagian signifikan dalam sistem seperti deposit, pinjaman, dan suntikan modal,
keuangan, kendali risiko tetap menjadi perhatian maka dana atau uang tersebut harus disimpan di
khusus, Fintech seringkali kurang diposisikan sistem perbankan umum, bukan di lembaga
dengan baik dan tidak memiliki mekanisme, tim, keuangan nonbank,” tegasnya.
serta model risiko untuk membangun sistem Salah satu hal terpenting juga adalah
manajemen risiko yang komperehensif tentang meraih kepercayaan customer dan
sebagaimana terdapat pada lembaga-lembaga menjaganya dengan baik. Semuanya harus
keuangan biasa. diinvestasikan dalam hubungannya dengan
pengalaman customer, supaya mereka merasa bahagia
D. Peran Regulator untuk Perkembangan Fintech dan puas dengan adanya fintech, baik yang startup
Perkembangan bisnis fintech sangat berdiri sendiri maupun yang bekerja sama dengan
dipengaruhi oleh faktor kepercayaan (trust). Jika institusi finansial lainnya.
masyarakat tidak percaya, bisa dipastikan bahwa
bisnis mereka tidak akan berkembang. Sehingga, salah
II. TUJUAN DAN SASARAN
satu faktor penting untuk meningkatkan kepercayaan Tujuan Penulisan ini bertujuan untuk melihat
publik adalah adanya rezim pengaturan (regulatory bagaimana menciptakan sebuah konsep finansial
regime) untuk melindungi kepentingan umum di fintech yang menggunakan bantuan teknologi
satu sisi, namun tetap memperhatikan ruang informasi untuk menghadirkan layanan pinjam
pengembangan bisnis bagi industri di sisi lainnya. meminjam uang dengan mudah.
OJK, sebagai salah satu regulator fintech,
akan membentuk Satuan Tugas (Satgas)
III. BATASAN MASALAH
Pengembangan Inovasi Digital Ekonomi dan
Keuangan. Kemudian, lembaga ini juga akan Pada Penulisan paper ini ruang lingkup dan batasan
menerbitkan Peraturan OJK (POJK) untuk pelaku masalah hanya dibatasi pada industri FinTech di
Indonesia dan system FinTech di Indonesia.
industri fintech, supaya nantinya tercipta lingkungan
yang lebih kondusif bagi perkembangannya di
Indonesia. IV. METODOLOGI
Ketua Dewan Komisioner (DK) OJK Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini
Muliaman D. Hadad mengharapkan, kegiatan fintech merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif
bisa menjadi mainstream Untuk regulasi fintech, yang dikaitkan dengan tujuan penelitian mengenai
OJK akan menerapkan pendekatan “regulatory fintech di Indonesia.
sandbox”. Dengan pendekatan ini, semua pelaku A. Studi Pustaka
fintech diharapkan bisa mempunyai ruang Serangkaian kajian studi pustaka telah dilakukan
eksperimen yang cukup. Misalkan hanya ditawarkan yang dirangkum melalui jurnal, artikel, survei dan
pada nasabah tertentu dan tenor terbatas, sebelum halaman situs terkait teknologi FinTech dan
ditawarkan secara lebih luas lagi. Ini untuk hubungannya dengan hukum dan peraturan.
menghindari terjadinya massive failure yang dapat 1) Jurnal Artajasa edisi 65/Juli – Desember 2016
merugikan konsumen maupun stabilitas sektor jasa Infrastruktur teknologi informasi (TI) di
keuangan. Indonesia seharusnya semakin dikuatkan
“Pengembangan industri fintech ke dalam rangka mendukung perjalanan
depannya juga tidak akan berjalan baik tanpa perusahaan fintech di masa depan. Misalnya
koordinasi dan sinergi dari berbagai pemangku harus disediakan sistem aplikasi yang andal
kepentingan. Yakni regulator, institusi finansial, (mobile application, web application, artificial
investor, startup, inkubator, asosiasi industri, serta intelligence, robotic, big data analytics), koneksi
kalangan akademisi. Mulai dari penyediaan jaringan yang baik (broadband internet, 4G,
infrastruktur regulasi, dukungan insentif bagi Google Balloon), data center yang murah
pembiayaan usaha startup, hingga edukasi dan dan mumpuni (co-location, managed service,
pembinaan bagi para calon- calon pengusaha startup clouds computing), identitas penduduk yang
fintech. Ini sebagai langkah menuju fase yang lebih valid (KTP elektronik), dan teknik otentikasi
advance, yaitu fase banking anywhere,” ungkap yang kuat (cryptography, digital signature,
Muliaman. digital certificate, one time password,
Kemudian, BI menyatakan ada tiga hal biometric verification).
yang wajib dilakukan perusahaan fintech dalam
menjalankan bisnisnya. Gubernur BI, Agus 2) Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77
Martowardojo, mengatakan bahwa layanan keuangan /POJK. 01/2016 Tentang Layanan Pinjam
berbasis teknologi tersebut harus mempunyai Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi.
institusi dan badan hukum di Indonesia; dan kalau Menimbang 1). bahwa teknologi informasi
transaksinya di Indonesia harus menggunakan mata telah digunakan untuk mengembangkan
uang rupiah. “Misalkan kegiatan bisnis fintech-nya industri keuangan yang dapat mendorong
4
tumbuhnya alternatif pembiayaan bagi menyelenggarakan layanan. Terkait dengan data
masyarakat; 2).bahwa dalam rangka center, Penyelenggara FinTech Lending wajib
mendukung pertumbuhan Lembaga Jasa menempatkan pusat data dan pusat pemulihan
Keuangan Berbasis Teknologi Informasi bencana di Indonesia.
sehingga dapat lebih berkontribusi terhadap
perekonomian nasional; 3). bahwa berdasarkan V. PEMBAHASAN
pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam
huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan 1. Sistem FinTech Lending
Otoritas Jasa Keuangan tentang Lembaga Jasa Peer to Peer Lending merupakan sebuah
Keuangan Berbasis Teknologi Informasi; konsep finansial yang menggunakan bantuan teknologi
informasi untuk menghadirkan layanan pinjam
Pasal 5 Ayat (2) menyebutkan : Yang dimaksud meminjam uang dengan mudah. POJK atau Peraturan
dengan “penyelenggara layanan jasa keuangan Otoritas Jasa Keuangan menetapkan beberapa aturan
berbasis teknologi informasi” antara lain dalam pelaksanaan Peer to Peer Lending. Beberapa
penyelenggara layanan jasa keuangan berbasis aspek yang diatur oleh OJK termasuk kelembagaan,
teknologi informasi di bidang penyelenggaraan fintech (financial technology),
sistem pembayaran, perasuransian, dana produk, hingga penggunaan teknologi informasi.
Melalui artikel berikut, Finansialku akan menjabarkan
pensiun, lembaga keuangan mikro, pembiayaan,
modal ventura, pergadaian, atau penjaminan. sistem Peer to Peer Lending dan Fintech Lending.
Peer to Peer Lending merupakan suatu sistem
Dalam POJK 77/2016, layanan pinjam yang memungkinkan pendana dan peminjam untuk
meminjam berbasis teknologi informasi melakukan proses pinjam meminjam secara online.
didefinisikan sebagai penyelenggaraan layanan Sistem ini disebut peer to peer karena dilakukan oleh
jasa keuangan untuk mempertemukan pemberi sesama pengguna awam, dan bukanlah oleh lembaga
resmi seperti bank atau koperasi. Peer to Peer
pinjaman dengan penerima pinjaman dalam
Lending merupakan wadah untuk bertransaksi baik jika
rangka melakukan perjanjian meminjam dalam
Anda ingin meminjam sejumlah dana untuk
mata uang rupiah secara langsung melalui
mengembangkan bisnis, atau jika Anda ingin
sistem elektronik dengan menggunakan berinvestasi dengan meminjamkan sejumlah dana dan
jaringan internet. berperan sebagai investor. Peer to Peer
Lendingmerupakan sistem yang tepat jika Anda
3) Artikel youngsters.id menginginkan pinjaman pribadi yang cepat atau bagi
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam situs Anda yang memiliki dana berlebih dan masih bingung
resminya menyatakan telah hadirnya Peraturan kemana Anda ingin menginvestasikannya.
Otoritas Jasa keuangan Nomor 77
/POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam 2. Regulasi Terkait Peraturan Peer to Peer Landing
Meminjam Uang Berbasis Teknologi Informasi Salah satu perusahaan yang menjalankan Peer
dan diundangkan pada 29 Desember 2016. to Peer Lending yaitu KoinWorks, dimana perusahaan
Dalam aturan yang diunggah itu dinyatakan ini menyediakan platform untuk mempertemukan
Penyelenggara Layanan Pinjam Meminjam pendana dan peminjam. Peer to Peer
Uang Berbasis Teknologi Informasiadalah Lending memungkinkan untuk memberi keuntungan
badan hukum Indonesia yang menyediakan, finansial kepada dua belah pihak, baik Anda sebagai
mengelola, dan mengoperasikan Layanan pendana ataupun sebagai peminjam. Namun, serupa
Pinjam Meminjam Uang Berbasis Teknologi dengan kegiatan finansial lainnya, sistem ini juga
Informasi. Sementara untuk kepemilikan saham memiliki risiko sehingga Anda harus berhati-hati
Penyelenggara oleh warga negara asing dalam pelaksanaannya.
dan/atau badan hukum asing baik secara Sebelum dirilis secara resmi oleh OJK,
langsung maupun tidak langsung paling banyak skema Peer to Peer Lending sudah lama digunakan
85% di FinTech LendingPenyelenggara dan telah berkembang dengan sangat pesat. Peer to
berbentuk badan hukum perseroan terbatas dan Peer Lending sangat berpotensi dan berkontribusi
koperasi wajib memiliki modal disetor paling secara besar dalam peningkatan inklusi keuangan.
Namun, sebelumnya belum ada aturan yang membantu
sedikit Rp1 miliar pada saat pendaftaran.
menjembatani pendana dan peminjam dalam
Penyelenggara wajib memiliki modal disetor
bertransaksi menggunakan skema Peer to Peer
paling sedikit Rp2,5 miliar pada saat
Lending. Dibutuhkan sejumlah aturan demi keamanan
mengajukan permohonan perizinan. Sedangkan perusahaan dan peminjam dalam transaksi yang
batas maksimum pinjaman yang diberikan dilakukan, agar sistem ini dapat terus berkembang dan
adalah senilai Rp 2 miliar. tidak disalah gunakan oleh penggunanya. Oleh karena
Pemain FinTech Lending wajib menggunakan itu, OJK kemudian merilis sejumlah aturan terkait Peer
escrow account dan virtual account dalam
5
to Peer Lending sesuai pernyataan dari Ketua Dewan dengan baik. Semuanya harus diinvestasikan dalam
Komisioner OJK hubungannya dengan pengalaman customer, supaya
mereka merasa bahagia dan puas dengan adanya
3. Isu Isu yang Mendasari Peraturan Peer to Peer fintech, baik yang startup berdiri sendiri maupun yang
Lending bekerja sama dengan institusi finansial lainnya.
Menurut Dewan Komisioner OJK Selain itu, infrastruktur teknologi informasi (TI) di
peraturan Peer to Peer Lendingdidasari oleh beberapa Indonesia seharusnya semakin dikuatkan dalam rangka
isu strategis sebagai berikut: mendukung perjalanan perusahaan fintech di masa
depan. Misalnya harus disediakan sistem aplikasi yang
andal (mobile application, Manfaat Fintech untuk
1. Ditujukan untuk mengupayakan Indonesia Pada negara berkembang seperti Indonesia,
potensi Fintech (financial technology) dalam dengan tingkat penetrasi keuangan, fintech dapat
meningkatkan akses masyarakat terhadap berperan mempercepat perluasan jangkauan layanan
produk jasa keuangan. keuangan.
2. Fintech juga diupayakan agar dapat
membantu proses pembiayaan secara cepat, VII SARAN DAN MASUKAN
mudah, dan efisien.
3. Mengupayakan pengembangan bisnis pinjam Fintech memiliki prospek yang sangat luar biasa di
meminjam sehingga dapat menjadi salah satu Indonesia dilihat dari tingginya komitmen dari
solusi utama bagi peminjam untuk stakeholder dalam meningkatkan inklusi keuangan dan
mengembangkan usahanya. berinovasi. Komitmen juga dirasakan dari partisipasi
Peraturan Peer to Peer Lending diharapkan tinggi para pejabat Pemerintah serta para pemangku
dapat meningkatkan kepercayaan investor sehingga kepentingan industri terkait. Berikut saran dan
mau berinvestasi pada Fintech Lending. Dengan tujuan masukan penulis untuk kemajuan Fintech di Indonesia:
membantu pelaku UKM memperoleh dana untuk 1) Menetapkan satu pintu untuk Fintech
mengembangkan usahanya. Skema yang dirancang Perusahaan-perusahaan Fintech beroperasi dan
berupa proses peminjaman uang dimulai dari berhubungan dengan berbagai regulator terkait
peminjam yang akan mengajukan permintaan untuk (misalnya OJK untuk jasa keuangan, Menkominfo
meminjam sejumlah uang dari pihak Fintech Lending. untuk TI/teknologi, dan BI untuk pembayaran –
Permohonan Anda bisa diterima atau pun bagi sebagian pelaku). Para pelaku industri
ditolak, tergantung dari beragam faktor. Jika pengajuan meyakini bahwa dengan keberadaan regulator
Anda diterima, maka suku bunga pinjaman diterapkan utama yang bertindak sebagai otoritas industri
kemudian pengajuan pinjaman Anda akan dimasukkan terkait akan dapat memberikan arahan lebih jelas
dalam marketplace yang tersedia agar semua pendana dan memungkinkan mereka bertumbuh dengan
bisa melihat pengajuan pinjaman Anda. Kemudian lebih cepat. Para pelaku industri juga mendukung
akan dilanjutkan dengan verifikasi identitas oleh dan mendorong inisiatif peluncuran Inkubator
pihak Fintech lending yang menjadi salah satu syarat Fintech sebagaimana yang diumumkan oleh OJK
sebelum proses pencairan dana pinjaman dilakukan. dan KADIN pada IFFC 2016. Beberapa negara lain
Langkah ini dianjurkan oleh OJK demi keamanan telah menerapkan pendekatan serupa. Di
kedua pihak dalam bertransaksi dalam marketplace Singapura, Monetary Authority of Singapore
online, yang dalam kasus ini dibantu oleh Fintech (MAS) dan National Research Foundation (NRF)
Lending seperti KoinWorks. Dengan tujuan membentuk FinTech Office bersama tahun 2016
mengurangi penyalahgunaan sistem ini agar sistem ini sebagai suatu entitas virtual one-stop yang
terus berkembang dan tidak hilang ditelan teknologi- melayani seluruh bidang terkait Fintech. Di Inggris,
teknologi baru. Financial Conduct Authority (FCA) meluncurkan
Innovation Hub pada tahun 2014 sebagati pusat
VI KESIMPULAN panduan bagi para pelaku bisnis baru dan yang
telah ada (baik yang diatur maupun tidak) guna
Masalah regulasi atau peraturan terhadap membantu memahami kerangka regulasi serta
fintech juga harus diperhatikan oleh Pemerintah menyiapkan dan mengajukan permohonan
Indonesia. Terutama jika ada uang masyarakat yang otorisasi.
jadi bagian di dalamnya. “Yang merupakan ultimate
source of fund (di masa depan) sebenarnya tetap bank 2) Penyelarasan proses perizinan dan pendaftaran
account, dan ini yang harus dijaga Pemerintah. Sebab, Para pelaku industri mengusulkan pembagian peran
kalau produk fintech yang berupa virtual money atau yang jelas antara para regulator dalam mengelola
e-wallet, bisa saja kan uangnya raib diambil, atau Fintech di Indonesia, untuk meminimalkan
malah mereka “mencetak” uang dan menambah tumpang tindih sekaligus memperoleh kejelasan.
saldonya sendiri. Salah satu hal terpenting juga adalah Para pelaku Fintech yang ada saat ini beroperasi
tentang meraih kepercayaan customer dan menjaganya dengan beragam izin usaha, mulai dari konsultan
6
manajemen, jasa portal internet, hingga broker DAFTAR PUSTAKA
keuangan, dan masih banyak lagi. Di sisi lain,
model-model bisnis baru seperti pinjaman P2P, K. Widiasri, “Regulasi Telekomunikasi Indonesia Dalam
agregasi rekening atau pembayaran dengan Melindungi Konsumen Di Bidang Telekomunikasi
blockchain, membutuhkan perizinan yang lebih Menurut Hukum Positif Indonesia,” J. Ilm., 2014.
spesifik untuk memberi akses lebih luas terhadap
perlindungan yang diberikan oleh Pemerintah Jurnal Artajasa edisi 65/Juli – Desember 2016
terhadap perusahaan, tingkat kenyamanan lebih
tinggi bagi para pemangku kepentingan, serta Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 77
peluang ekspansi lebih besar. /POJK.01/2016 Tentang Layanan Pinjam Meminjam
Uang Berbasis Teknologi Informasi
3) Mendorong eksperimentasi melalui regulatory
sandbox Walter Pinem. 31 Desember 2016. Peraturan Peer to
Para pelaku industri mengharapkan kerangka Peer Lending Resmi Dirilis Oleh OJK.
regulasi yang memungkinkan percobaan sekaligus Koinworks.com – https://goo.gl/Tj5ucu
penawaran lapangan usaha bagi para pebisnis baru.
Sebagai referensi, Monetary Authority of Singapore Walter Pinem. 4 Oktober 2016. Semua yang Perlu
(MAS) menetapkan kerangka regulasi yang Anda Ketahui Tentang Peer to Peer Lending (P2P
memungkinkan perusahaan serta lembaga Lending). Koinworks.com – https://goo.gl/lJkzEZ
keuangan melakukan percobaan dengan solusi
Fintech, namun tetap pada lingkup dan durasi yang
ditetapkan dengan baik. Tetap mematuhi kerangka
regulasi yang ada, sebagai contoh, MAS sedikit
melonggarkan beberapa persyaratan khusus. Para
pelaku industri meyakini bahwa pendekatan serupa
juga dapat diterapkan di Indonesia untuk
menyeimbangkan kebutuhan atas inovasi dan
stabilitas keuangan; menerima kegagalan yang
mungin terjadi namun tetap dalam kendali.