Anda di halaman 1dari 5

Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

Journal of Economic Education


http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jeec

MODEL MANAJEMEN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN MENUJU SBI DI SMPN 2


REMBANG

M. Djupri 

Prodi Pendidikan Ekonomi, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) atau Sekolah Bertaraf Internasional
Diterima Januari 2012 (SBI) banyak diminati oleh masyarakat. Akan tetapi, untuk mendapatkan pendidi-
Disetujui Februari 2012 kan tersebut diperlukan biaya yang tinggi. Dengan menggunakan pendekatan kuali-
Dipublikasikan Agustus 2012
tatif dengan rancangan studi kasus, penelitian ini untuk menganalisis pembiayaan
Keywords: SMPN 2 RSBI Rembang yang difokuskan pada: (1) budgeting (penganggaran), (2)
Budgeting accounting (akuntansi), dan (3) auditing (pertanggungjawaban dan pengawasan).
Accounting Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMPN 2 RSBI Rembang: (1) dalam proses
Audit budgeting pembiayaan pendidikan telah melibatkan pihak-pihak yang terkait, (2)
pencatatan/pembukuan penerimaan, penyimpanan dan penggunaan telah sesuai
dengan data, dan (3) pengawasan dan pertanggungjawaban dilaksanakan melalui
audit internal dan eksternal sekolah.Peneliti menyarankan supaya sekolah melibat-
kan pengurus Osis dalam tim sekolah untuk mendapatkan usulan yang berkenaan
dengan kebutuhan siswa dalam anggaran sekolah; sekolah memliki tenaga ahli IT
untuk membantu mengelola sistem informasi dan keuangan sekolah; Pemerintah
Kabupaten/Kota dapat membuat standar iuran masyarakat untuk RSBI/SBI agar
pembiayaan bisa transparan, dan anggaran dalam jumlah besar dari pemerintah
baik yang rutin maupun yang non rutin hendaknya tidak dikeluarkan pada bulan
akhir tahun. Dalam alternatif model manajemen pembiayaan pendidikan: tim pe-
nyusun anggaran sekolah dibentuk sebelum tahun pelajaran berjalan. Rancangan
anggaran dikonsultasikan ke dinas pendidikan kota/kabupaten, dan selanjutnya
dimintakan persetujuan komite sekolah sebagai perwakilan orang tua siswa dan
pengesahan dari dinas pendidikan agar Rancangan Pendapatan dan Belanja Se-
kolah (RAPBS) menjadi APBS.

Abstract
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) or Sekolah Bertaraf Internasional (SBI)
becomes favorites in society. However, to get that education, high cost is one of the requriments
.By using qualitative approach with case study , This research is purposed to find out the
funding in SMPN 2 RSBI Rembang which is focused on: (1) budgeting (2) accounting, and
(3) auditing. The results show that SMPN 2 RSBI Rembang: (1) in budgeting process, the
education cost has involved another party, (2) the revenue record, reserve and use have based
on data, and (3) auditing is done by internal and external audit of the school. The writer
suggests that the school should involve OSIS in team to gain suggestion regarding aspiration
from the students concerning students’ need in school budget; school has IT experts to help in
managing information and school finance; regional government can create the standard of
society contribution for RSBI, so, the transparency can be upheld, and the high amount of
routine and non-routine budget from government won’t be spent in the end of year. In alterna-
tive model of education cost management, the budgeting team is composed before new school
year. The plan is consulted to regional education service, then it’s acknowledged by school
committee as the representative of students’ parents and also from education service to convert
RAPBS to APBS.

© 2012 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2301-7341
Kampus Unnes Bendan Ngisor Semarang 50233
E-mail: pps@unnes.ac.id
M. Djupri / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

Pendahuluan baik. Pihak-pihak yang terlibat langsung dalam


pengelolaan keuangan sekolah pada jenjang se-
Salah satu masalah pokok dalam hal pem- kolah menengah, adalah kepala sekolah,wakil
biayaan pendidikan adalah bagaimana mencu- kepala sekolah bidang keuangan,dan bendahara
kupi kebutuhan sekolah disatu sisi, dan sisi lain sekolah. Sedangkan jika berkait dengan proyek
bagaimana melindungi masyarakat (khususnya yang bersumber dari masyarakat maka penge-
dari keluarga tidak mampu) dari hambatan biaya lolaan dana sekolah adalah komite sekolah dan
untuk memperoleh pendidikan. Publik menyo- bendahara komite sekolah (Harsono, 2007: 90).
roti keberadaan pembiayaan RSBI dirasa tinggi, Tahap kedua adalah pemeriksaan dan per-
namun di sisi lain RSBI banyak diminati masya- tanggungjawaban anggaran. Pemeriksaan adalah
rakat. Dukungan orang tua siswa pada RSBI san- suatu proses pengendalian dan penyesuaian jalan
gat besar, meskipun ada orang tua siswa merasa organisasi dari yang seadanya kepada yang seha-
biayanya mahal. rusnya. Pertanggungjawaban terhadap apa yang
Menurut Supriadi (2006: 6) “biaya pendi- telah dicapai sekolah apakah sesuai dengan tuju-
dikan merupakan salah satu komponen instru- an yang telah ditentukan atau belum sesuai tentu
mental (instrumental input) yang sangat penting penting karena dengan mengetahui hal tersebut
dalam penyelenggraan pendidikan (di sekolah)”. dapat diambil tindakan sesuai tingkat capaian
Menurut Mulyasa (2005:47), “keuangan dan tersebut. Proses ini menyangkut pertanggungja-
pembiayaan merupakan salah satu sumber daya waban penerimaan, penyimpanan dan pemba-
yang secara langsung menunjang efektifitas dan yaran atau penyerahan dana kepada pihak yang
efisiensi pengolahan pendidikan”. Dalam Un- berwenang. Butuh pertanggungjawaban peneri-
dang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 dijelaskan maan dan penggunaan anggaran dilaksanakan
bahwa biaya pendidikan adalah seluruh pengelu- dalam bentuk laporan kepada: (1) Kepala Dinas
aran yang berupa sumber daya (input) baik beru- Pendidikan kabupaten/kota; (2) Kepala Kantor
pa barang (natural) atau jasa (non natural). KPN; dan (3) pihak pemberi dana.
Dalam Undang-undang Nomor 32 Ta- SBI adalah sekolah yang sudah meme-
hun 2004 tentang Pemerintah Daerah dijelaskan nuhi dan melaksanakan standar nasional pendi-
bahwa pembiayaan pendidikan secara nasional dikan yang meliputi: standar isi, standar proses,
merupakan tanggungjawab antara pemerintah, standar kompetensi lulusan, standar pendidik
masyarakat, dan keluarga (orang tua siswa) dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
dan sumber bantuan lain. Berdasarkan undang- prasarana, standar pengelolaan, satndar pembia-
undang di atas, maka dapat dikatakan bahwa yaan, dan standar penilaian. Selanjutnya aspek-
sumber pembiayaan pendidikan baik pendidi- aspek SNP tersebut diperkaya, diperkuat, dikem-
kan dasar, menengah maupun pendidikan tinggi bangkan, diperdalam, diperluas melalui adaptasi
merupakan tanggungjawab antara pemerintah, standar pendidikan dari salah satu negara maju.
masyarakat, dan keluarga (orang tua siswa) dan Terkait dengan pembiayaan RSBI/SBI, bebe-
sumber bantuan lainnya. rapa usaha yang dapat ditempuh sekolah untuk
Budget (anggaran) adalah jumlah-jumlah pemenuhan kebutuhan biaya penyelenggaraan
yang direncanakan dan harus dicapai dimasa dan penggalian sumber-sumber biaya sebagai se-
yang akan datang sehingga budget merupakan kolah Rintisan SBI tersebut antara lain adalah:
hasil akhir dari rencana keuangan suatu seko- (a) menjalin kerja sama dengan komite sekolah
lah. Pengertian tersebut menegaskan bahwa pada dengan intensif untuk menggali sumber-sumber
prinsipnya budget bukanlah suatu tujuan, melain- dana yang ada di masyarakat, (b) melakukan ker-
kan sebagai suatu rencana ke dalam bentuk biaya ja sama dengan dunia usaha/industri, (c) mela-
untuk setiap kegiatan guna mencapai tujuan. kukan kegiatan yang menghasilkan keuntungan
Danumihardja (2004:134) mengatakan ekonomi, (d) mengoptimasikan penggunaan ban-
bahwa: “di dalam pembuatan Rencana Anggaran tuan yang diberikan dari pusat dan daerah, (e)
Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS) melibat- dan usaha lain yang relevan. Terkait dengan latar
kan beberapa unsur di antaranya: pihak sekolah, belakang di atas, biaya pendidikan merupakan
orang tua murid, dalam wadah komite sekolah salah satu unsur yang sangat sensitif, membu-
atau komite sekolah dan Dinas Pendidikan”. Ta- tuhkan perencanaan, pencatatan, pemeriksaan,
hap pertama adalah pencatatan anggaran. Pada dalam pengelolaannya sehingga diketahui sejauh
tahapan ini meliputi penerimaan dan penggu- mana ketepatan sasaran serta akuntabilitasnya.
naan keuangan sekolah. Transaksi penerimaan Pembiayaan pendidikan di SMPN 2 RSBI dirasa
maupun transaksi pengunaan harus dicatat, dike- oleh sebagian masyarakat relatif murah dan ber-
lompokkan secara benar melalui accounting yang

22
M. Djupri / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

mutu dibanding SMP setingkat dalam satu kabu- daftar kebutuhan. (2) Dokumen daftar kebutuhan
paten maupun kabupaten tetangga, dan hal ini tersebut dikirim kembali ke bagian urusan sara-
menarik untuk dikaji. na prasarana untuk diinventariskan, disortir, dan
Penelitian ini difokuskan pada masalah dikelompokkan. (3) Daftar kebutuhan yang telah
menajemen pembiayaan pendidikan di SMPN diinventariskan, disortir dan dikelompokkan di-
2 menuju SBI Kabupaten Rembang. Fokus pen- serahkan ke bendahara, untuk menyusun estima-
elitian secara operasional dijabarkan melalui si anggaran, untuk kemudian dituangkan dalam
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) Ba- dokumen RAPBS. (4) Dokumen RAPBS tersebut
gaimana budgeting (penganggaran) pembiayaan selanjutnya oleh Kepala Sekolah dan Komite di-
pendidikan menuju SBI SMPN 2 di Kabupaten rapatkan secara intern untuk dimintakan persetu-
Rembang; 2) Bagaimana accounting (pembuku- juan. (5) Dokumen RAPBS yang sudah lolos so-
an) pembiayaan pendidikan menuju SBI SMPN sialisasi akan disahkan menjadi dokumen APBS
2 di Kabupaten Rembang; 3) Bagaimana auditing dan disahkan oleh Kepala Sekolah, Komite dan
(pemeriksaan dan pertanggungjawaban) pem- Dinas Pendidikan. Setelah disempurnakan se-
biayaan pendidikan di SMPN 2 RSBI Kabupaten bagaimana disepakati dalam rapat bersama itu,
Rembang. selanjutnya dokumen RAPBS diajukan untuk
Penelitian ini bertujuan untuk mempero- mendapatkan persetujuan Dinas Pendidikan Ka-
leh model manajemen pembiayaan pendidikan bupaten.
menuju SBI, dan secara operasional penelitian Dalam catatan/pembukuan bahwa sum-
ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran ber biaya pendidikan di SMPN 2 RSBI Rembang
nyata tentang: 1) Budgeting pembiayaan pendidi- diperoleh dari berbagai sumber, yang secara ga-
kan menuju SBI SMPN 2 Rembang; 2) Accoun- ris besar terdiri atas sumber-sumber biaya Peme-
ting pembiayaan pendidikan menuju SBI SMPN rintah (APBN dan APBD) dan dari partisipasi
2 Rembang; 3) Auditing pembiayaan pendidikan masyarakat melalui Komite sekolah (Dokumen ,
menuju SBI SMPN 2 Rembang. 18/5/2011). Sekolah RSBI juga mendapat tam-
bahan dana yang diperuntukan khusus bagi RSBI
Metode yang berasal dari Pemerintah.
Penggunanan dana di SMP tersebut un-
Rancangan yang digunakan dalam pen- tuk keperluan operasional relatif sama dari tahun
elitian ini adalah studi kasus tentang budgeting, ke tahun(2009-2011) yaitu pada tahun pelajaran
accounting dan auditing pembiayaan pendidikan, 2008/2009 sebesar Rp. 687.407.461, tahun pe-
dan peneliti sebagai instrumen kunci. Ada tiga lajaran 2009/2010 sebesar Rp. 692.385.350 dan
teknik yang digunakan untuk mengumpulkan pada tahun 2010/2011 sebesar Rp. 432.545.267.
data dalam penelitian ini yaitu: (1) wawancara, Menurut Harsono (2007) bahwa budget
(2) observasi, dan (3) dokumentasi. Pemeriksaan sekolah adalah serangkaian rencana kegiatan se-
keabsahan data dengan triangulasi dengan me- kolah yang meliputi aspek-aspek perencanaan,
manfaatkan penggunaan sumber dan teori. pengkoordinasian, pelaksanaan, dan pengenda-
Analisis yang digunakan analisis lian kegiatan belajar dan mengajar pada waktu
data model interaktif, Miles dan Huberman tertentu pada waktu yang akan datang. Proses
(1984:21-23); analisis dilaksanakan melalui penyusunan budget sekolah itu seharusnya tidak
tiga alur kegiatan yang saling berkaitan satu hanya dilakukan oleh warga sekolah dalam hal
dengan lainnya. Tiga alur kegiatan itu adalah ini pihak internal selain itu juga melibatkan pihak
(1) reduksi data, (2) model data/data display, eksternal dalam hal ini komite sekolah dan staf
dan (3) penarikan kesimpulan atau verifikasi. ahli dibidang penganggaran.
Tahap-tahap yang ditempuh dalam pelaksanaan Pencatatan dalam manajemen pembia-
penelitian ini meliputi: (1) tahap persiapan, (2) yaan adalah suatu kegiatan yang harus dilakukan
tahap pelaksanaan, (3) tahap pembuatan laporan. suatu lembaga organisasi atau suatu sekolah. De-
mikian juga SMPN 2 RSBI Rembang telah mela-
Hasil dan Pembahasan lukan pembukuan/pencatatan. Menurut Arikun-
to (2008) bahwa:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa “Kegiatan kedua dalam manajemen pem-
pengelola SMPN 2 RSBI Rembang melakukan biayaan adalah pembukuan atau pengurusan
kegiatan perencanaan penganggaran sebagai keuangan. Pengurusan ini meliputi dua hal yaitu;
berikut: (1) Blangko isian kebutuhan yang telah pertama pengurusan yang menyangkut kewenan-
diisi (guru/karyawan) selanjutnya diserahkan ke gan menentukan kebijakan menerima atau men-
bagian terkait untuk dituangkan dalam dokumen geluarkan uang. Pengurusan ini dikenal dengan

23
M. Djupri / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

istilah pengurusan ketatausahaan. Pengurusan dukung oleh beberapa pendapat tersebut dibawah
kedua menyangkut urusan tindak lanjut dari uru- ini.
san pertama yakni, menerima, menyimpan, dan “… untuk pengawasan yang langsung yai-
mengeluarkan uang. Pengurusan ini tidak meny- tu dana dari pusat ataupun dana dari APBD I
angkut kewenangan menentukan, tetapi hanya dan II harus diperiksa yaitu yang pertama dari
melaksanakan, dan dikenal dengan istilah pengu- BAWASDA yang kedua Inspektorat atau Inpek-
rusan bendaharawan”. torat Provinsi atau dari BPKP semuanya ikut me-
Sumber dana dalam RAPBS di sekolah meriksa.” (KOM.W.04.08.1-4)
tingkat lanjutan pertama negeri (SLTPN) menu- “Dari Bawasda, dari direktorat dari BPKP
rut pendapat Supriadi (2010: 112) bahwa: juga dari Komite Sekolah, Bapak Kepala Sekolah
“Pemerintah masih menjadi andalan juga terlibat dalam pengawasan keuangan, apa-
utama dalam pembiayaan pendidikan SLTPN, kah untuk segera dilaksanakan atau tidak dilak-
terbukti dari 81% dana RAPBS bersumber dari sanakan.” (WKS.W.03.05.1-3)
pemerintah. Sebanyak 18% lainnya berasal dari Sekolah tidak hanya bertanggungjawab
para siswa yang dikelola langsung oleh sekolah kepada Pemerintah yang memberi uang dan
atau BP3, sedangkan 1% sisanya berasal dari wewenang. Sekolah sebagai pemegang amanat
sumber-sumber lain.” masyarakat sebagai pendidik generasi penerus,
Hal tersebut menunjukkan bahwa angga- seharusnya sekolah bertanggungjawab kepada
ran terbesar di sekolah negeri khususnya di SMP masyarakat mengenai pelaksanaan tugasnya.
berasal dari pemerintah. Penyelenggaran kelas Kegiatan pemeriksaan dilaksanakan sejak
RSBI pada tahun pelajaran 2009/2010 menga- perencanaan sampai dengan pelaksanaan peng-
lami peningkatan yang cukup tinggi bila diban- gunaan biaya pendidikan. Kegiatan ini meliputi
dingkan dengan tahun pelajaran 2008/2009 yaitu sub-sub pemerikasaan terhadap anggaran, dan
dari Rp. 819.166.693 menjadi Rp. 1.369.638.270. pemeriksaan terhadap pelakasanaan penggunaan
selisih pada penggunaan dana sebesar Rp. biaya.
550.471.577. Biaya pendidikan yang dibebankan
kepada orang tua siswa selama dua tahun tidak Simpulan
mengalami kenaikan, hal ini dapat dilihat dalam
dokumen APBS tahun pelajaran 2009/2010 dan Berdasarkan hasil penelitian dan pem-
tahun pelajaran 2010/2011. bahasan penelitian mengenai manajemen pem-
Berdasarkan data di lapangan bahwa ang- biayaan pendidikan di SMPN 2 RSBI Rembang
garan yang keluar tidak ada kepastian bulan dan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1) Pro-
tanggalnya (cair), hal ini pernah terjadi di SMPN ses penganggaran pendidikan di SMPN 2 RSBI
2 RSBI Rembang. Kepala Sekolah merasa ber- Rembang melibatkan banyak pihak, yaitu Ke-
salah bilamana sudah ada dalam mata angga- pala Sekolah, Wakil kepala, Penanggung jawab
ran (dalam APBS) tidak bisa melaksanakan ke- program, Kepala TU, Perwakilan Guru, Komite
giatan yang telah ada dalam RKS/RKAS, akan Sekolah, dan orang tua siswa dalam menyusun
tetapi anggaran yang telah ada dalam ketetapan RAPBS. Kepala sekolah bertanggungjawab mu-
dalam APBS sampai dengan bulan Desember lai dari pembentukan tim penyusunan RAPBS,
belum cair. Bilamana dana dari Pemerintah itu produk tim yang merupakan draf RAPBS untuk
keluar pada akhir bulan Desember itupun akan dibahas bersama dengan komite sekolah; 2) Da-
mengalami kesulitan dalam pengadministrasian, lam catatan bahwa biaya pendidikan di SMPN 2
walaupun sekolah sudah mengadakan kerjasa- RSBI Rembang berasal dari Pusat, Pemerintah
ma dengan pihak rekanan itupun sifatnya hanya Kabupaten, Pemerintah Provinsi, dan Komite
mengejar formalitas sedangkan aspek riilnya dila- Sekolah (orang tua siswa). Dari aspek pengelo-
pangan dikesampingkan. laan dana, para personel keuangan sekolah telah
Pemeriksaan dana pendidikan merupakan menggunakan sistem akuntansi. Laporan keuan-
bagian dari pertanggungjawaban atas penggu- gan kurang melibatkan teknologi informasi ber-
naan dana. Walaupun jika pihak donatur tidak basis komputer dalam sistem manajemen seko-
meminta laporan penggunaan dana, kepala seko- lah. Untuk penggunaan biaya, bendahara sekolah
lah tetap wajib menyampaikan laporan pertang- membuat laporan realisasi APBS untuk setiap
gungjawaban dana tersebut. Semua dana yang bulannya; 3) Pemeriksaan penggunaan anggaran
masuk ke sekolah diperiksa dan dipertanggung- pendidikan di SMPN 2 RSBI Rembang yang be-
jwabkan oleh sekolah. Dana komite atau dana rasal dari pemerintah dilaksanakan oleh Bawasda
yang berasal dari orang tua siswa dipertanggung- dan Inspektoral Jendral dan sebagian oleh kepala
jawaban kepada komite sekolah. Hal tersebut di- sekolah untuk diketahui. Sedangkan dana/biaya

24
M. Djupri / Journal of Economic Education 1 (1) (2012)

yang berasal dari orang tua siswa / wali dilapor- sekolah dibahas bersama komite sekolah agar
kan oleh sekolah dihadapan orang tua wali siswa mendapatkan masukan untuk perbaikan/revisi,
dalam rapat pleno, sebagai pertanggungjawaban (4) rancangan anggaran sekolah dikonsultasikan
komite dan sekolah kepada publik yaitu orang dengan pihak Dinas Pendidikan Kabupaten/
tua / wali siswa. Kota agar mendapat masukan untuk perbaikan/
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ter- revisi, (5) legalisasi/pengesahan dari masyarakat
sebut di atas dapat dikemukakan beberapa saran tentang anggaran sekolah harus dilakukan, dan
sebagai berikut: 1) Agar dalam pelaksanaan ke- mengenai waktunya bisa dilakukan bersamaan
giatan perencanaan penyusunan anggaran pen- dengan rapat pleno orang tua siswa bersama ko-
didikan dapat berjalan dengan optimal, hendak- mite sekolah, (6) dokumen RAPBS ditanda tan-
nya tidak hanya Kepala Sekolah, Wakil Kepala gani pihak sekolah dan Komite Sekolah sebagai
Sekolah, Penanggungjawab Program, Guru, dan perwakilan orang tua siswa, dan selanjutnya di-
Komite Sekolah, akan tetapi siswa juga harus di- mintakan pengesahan Kepala Dinas Pendidikan
libatkan melalui pengurus OSIS; 2) Agar dalam Kabupaten/Kota, dari RAPBS menjadi APBS
pelaksanaan pencatatan penerimaan, penyim- yang akan diterapkan/dilaksanakan pada tahun
panan dan penggunaan biaya pendidikan dapat yang akan datang.
berjalan dengan lancar seperti yang diharapkan Rekomendasi ini bila bisa dilakukan oleh
yaitu terpenuhinya pelayanan yang prima kepa- sekolah, maka sekolah akan banyak mendapat-
da semua pihak yang berkait dengan sekolah, kan beberapa keuntungan, diantaranya yaitu
dengan demikian sistem informasi manajemen sekolah sudah punya APBS sebagai pegangan
atau sistem informasi akuntansi, disarankan dalam pembiayaan pendidikan di sekolah diawal
agar sekolah memiliki staf ahli IT sendiri di bi- tahun pelajaran.
dang terkait, 3) Agar dalam pemeriksaan, per-
tanggungjawaban dan pelaporan penggunaan Daftar Pustaka
dana pendidikan tidak menyulitkan pada pihak
pengguna yaitu sekolah, maka pihak Pemerin- Arikunto, Suharsimi dan Lia Y. 2008. Manajemen Pen-
tah yang memberi dana untuk sekolah diharap- didikan. Yogyakarta: Adiya Media.
kan dapat mengeluarkan dana yang besar tidak Danumihardja, Mintarsih. 2004. Manajemen Keuangan
pada bulan akhir (Desember) tahun anggaran Sekolah. Jakarta: Uhamka Press.
Depdiknas. 2000. Pengkajian pembiayaan pendidikan dari
yang sedang berjalan. Dengan demikian maka
masa ke masa. Jakarta: Pusat Statistik Pendidi-
dana yang diberikan dapat diserap atau dapat kan.
digunakan untuk penyelesaian kegiatan/proyek -------- Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
dengan baik. Setelah diketahui beberapa kendala Sistem Pendidikan Nasional.
dalam penganggaran pembiayaan di di sekolah -------- Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang
dan berdasarkan teori/konsep tentang pengag- merupakan revisi terhadap Undang-Undang Nomor
garan, maka peneliti merekomendasikan tentang 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.
alternatif manajemen pembiayaan pendidikan Harsono. 2007. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan.Yo-
di sekolah yaitu tim penyusun anggaran sekolah gyakarta: Pustaka Book Publisher.
Supriadi, Dedi. 2006. Satuan Biaya Pendidikan Dasar
dibentuk sebelum tahun anggaran berjalan, (2)
dan Menengah. Bandung: PT. Remaja Rosda-
tim anggaran disusun dari perwakilan guru dan karya.
tata usaha sekolah yang sangat peduli sekolah,
(3) rancangan hasil kerja tim penyusun anggaran

25

Anda mungkin juga menyukai