Anda di halaman 1dari 7

MENGANALISIS NEGARA SAUDARA KIRA-KIRA MASUK KELOMPOK

MANAKAH(POLITICAL STATE,LEGAL STATE,ATAU WELFARE STATE)

DOSEN PENGAMPU;
GAZALI RAHMAN,S.Sos.,M.Si

Oleh:

SRI HARTATI (1610413120020)

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2017
Suatu Analisa pendapat mengenai suatu sistem yang ada di Indonesia menurut saya adlah
welfare state,dalam konteksnya Tujuan pokok dari negara hukum modern (welfare state)
adalah mencapai keadilan bagi semua warga negaranya. Oleh karenanya alat administrasi
negara dalam melaksanakan fungsinya diberikan suatu kemerdekaan untuk bertindak

Maka dari itu, guna mencapai tujuan negara, negara hukum modern (welfare state)
mempunyai suatu bukti bahwa Indonesia menganut welfare state

1. Adanya perlindungan secara konstitusional,dalam arti bahwa konstitusi selain menjamin


hak-hak individu,harus menentukan juga cara prosedural untuk memperoleh perlindungan
atas hak-hak yang dijamin.Buktinya ada suatu tatanan undang-undang yang jelas menjamin
hak-hak individu maupun kelompok,terlebih pada undang-undang 1945 yang sdh jelas
tertuang hak-hak semua warga negara dari Alinia pertama sampai alinia terakhir disana
mencangkup seluruh pedoman dalam berkewarganegaraan.

2,Welfare State mengutamakan kepentingan seluruh rakyat.

Mengutamakan Rakyat berbicara cukup dalam, terutama dalam usaha melakukan reformasi
dan transformasi sistem ketatanegaraan di Indonesia. Wacana utama yang disodorkan oleh
Saurip Kadi, belum pernah dilontarkan oleh para akademikus, yakni isu reformasi
ketatanegaraan secara total. Ide besar yang diusung Jenderal Saurip adalah reformasi sistem
politik dan ketatenagaraan. Demokratisasi yang telah bergulir sejak reformasi 1998 ternyata
salah arah. Indikasinya, kehidupan rakyat makin jauh dari kualitas bermartabat. Saurip tak
hanya suka suka mengutuk kegelapan, tapi baginya yang lebih penting adalah menyalakan
lilin-lilin pengharapan dan optimisme. Mengutakan Rakyat tidak hanya berbicara tentang
kritik-kritik terhadap sistem pemerintahan dan ketatanegaraan, tapi juga berbicara tentang
langkah, bagaimana bangsa Indonesia dapat keluar dari jalan gelap. Kuncinya, sikap berani
membebaskan diri dari beban-beban masa lalu yang membelenggu.Dalam konteks
ketatanegaraan, Mengutamakan Rakyat mengajak bangsa Indonesia mengambil sikap tegas
dan konsisten terhadap pilihan sistem pemerintahan, apakah memilih sistem presidensil
ataukah mengambil pilihan sistem parlementer. Saurip Kadi juga cukup gelisah dengan
keberadaan partai-partai politik yang lebih sering memanfaatkan rakyat untuk kepentingan
segelintir elitnya, dibanding melakukan tugasnya melakukan agregasi kepentingan rakyat.
Pemilu belum menjadi sarana transfer kekuasaan dari rakyat (sebagai pemilik kedaulatan)
kepada pihak yang dipercaya, karena janji-janji waktu kampanye belum tentu diwujudkan
sebagai program pemerintah yang dibentuk oleh presiden pemenang pemilu.

Keberadaan lembaga perwakilan juga tak luput dari sorotan Jenderal Saurip. Maka tawaran
Saurip agar keberadaan fraksi di parlemen dihapus merupakan jawaban agar oligarki partai
segera dihentikan. Partai memang harus disehatkan. Penyederhanaan partai secara alami
harus dijalankan dengan berani mengambil pilihan sistem pemilihan umum distrik. Politik
hukum peraturan perundang-undangan politik, baik itu sistem kepartaian, sistem pemilihan
dan sistem perwakilan kita tidak berada dalam satu rel yang berkesinambungan sehingga
kelembagaan demokrasi belum sesuai dengan tuntutan kedaulatan rakyat. Untuk
menyembuhkannya diperlukan pendekatan yang holistik, tidak bisa sepotong-potong lagi
sehingga susunan kelembagaan demokrasi akan dapat saling berinteraksi secara harmonis.

Sistem perekonomian termasuk substansi yang secara mendalam disorot oleh Saurip Kadi.
Dia adalah sedikit jenderal yang memiliki perhatian terhadap persoalan-persoalan detail
ekonomi, bahkan sampai ke dalamnya. Semuanya berangkat dari tesis sederhana, bahwa
bangsa yang kaya dengan sumberdaya alam ini ternyata masih menjadi bangsa yang lemah
dan tidak diperhitungkan. Kekayaan alam bangsa ini masih lebih banyak digunakan untuk
melayani kaum pemodal, baik asing maupun domistik. Sampai di sini mungkin masih biasa,
karena sudah banyak intelektual yang mengemukakan hal itu. Tapi ketika berbicara tentang
solusi bagaimana politik hukum pengelolaan sumberdaya alam ini harus dibuat, maka itu
yang membedakan Jenderal Saurip dengan yang lainnya; lugas, sistematis, dan berani.

Dalam konteks pengelolaan keuangan negara, Saurip Kadi menyoroti bahwa dalam banyak
hal yang hanya melanjutkan model yang diterapkan kolonial. Maka kemudian ia
menyodorkan dekolonialisasi di bidang ekonomi. Dikatakan, model partisipasi perusahaan
yang diberi lisensi tambang dan kekayaan alam lainnya masih menggunakan model lama,
yaitu hanya dengan pajak dan belakangan ditambah program “community development”.
Rakyat, dalam hal ini, hanya diposisikan sebagai penonton semata, padahal hampir di semua
negara penganut paham demokrasi, rakyat secara langsung sudah ikut menikmati manfaat
keberadaan kekayaan alam dengan cara memasukkan kepentingan publik dalam perencanaan
nasional mulai dari master plan, corporat plan dan bisnis plan.

Mengutamakan Rakyat kemudian merekomendasikan agar pengelolaan keuangan negara ke


depan harus diletakkan dalam kerangka Indonesia Incorporated, yang menempatkan
kekayaan alam/aset sebagai kolateral untuk memanfaatkan sistem finansial global dengan
persyaratan instrumen moneter yang dibutuhkan oleh global. Dengan model ini, Jenderal
Saurip Kadi meyakinkan pembacanya bahwa berapa pun kebutuhan dana bisa diterapkan
melalui pasar uang sesuai kebutuhan nasional. Di bagian akhir, Saurip Kadi menyampaikan
pesan kuat, bahwa bangsa Indonesia tak punya alasan untuk kehilangan harapan, karena
sebenarnya masih banyak anak bangsa yang lebih memenangkan akal sehat dibanding
imajinasi

3 Adanya kemerdekaan bertindak dari alat administrasi negara. A.M. Donner mengatakan
bahwa yang dimaksud dengan kemerdekaan ini bukanlah kemerdekaan terhadap undang-
undang, karena alat administrasi negara tetap tunduk pada undang-undang. Melainkan
kemerdekaan dalam hal membuat penyelesaian, oleh karena undang-undang tidak membuat
spesifikasi.Penyelesaian hal-hal konkrit diserahkan pada alat administrasi negara.
Konsekuensi logis dengan diberikannya kemerdekaan bertindak tersebut, berarti bahwa
sebagian kekuasaan yang dipegang oleh badan legislatif (pembuat peraturan) dipindahkan ke
dalam tangan pemerintah (administrasi negara) sebagai badan eksekutif. Sehingga timbul apa
yang disebut executive supremacy. Tetapi hal ini tidak berarti bahwa administrasi negara
dengan begitu saja dapat melanggar undang-undang. Kemerdekaan administrasi negara
berarti bahwa administrasi negara dapat mencari kaidah-kaidah baru dalam lingkungan
undang-undang atau sesuai dengan jiwa undang-undang.

4. Adanya suatu lembaga hukum tata negara yang disebut delegasi perundang-undangan.
Pembuat undang-undang pusat sudah barang tentu kurang mampu untuk memperhatikan soal-
soal yang timbul di masing-masing bagian wilayah negara. Oleh karenanya undang-undang
pusat hanya dapat menyelesaikan soal-soal yang bersangkutan dalam garis besarnya saja.
Pemerintah sebagai alat administrasi negara diberi tugas menyelesaikan peraturan-peraturan
tersebut dengan keadaan d\sungguh-sungguh di masing-masing wilayah negara atau
menyesuaikan peraturan-peraturan tersebut dengan keadaan umum yang telah berubah
setelah peraturan-peraturan itu berlaku. Meskipun demikian perubahan ini tidak boleh
merupakan perubahan yang prinsipiil. Adanya delegasi perundang-undangan ini timbullah
asas desentralisasi dan dekonsentrasi.

Dalam suatu negara hukum modern, banyak terdapat badan kenegaraan yang mempunyai
fungsi lebih dari satu macam. Administrasi negara bila perlu dapat mengatur seperti badan
legislatif. Dalam beberapa hal kadang-kadang alat administrasi negara melaksanakan fungsi
mengadili, sebaliknya lembaga pengadilan dapat pula melaksanakan fungsi administrasi
negara (voluntaire jurisdictie)Negara Indonesia sejak memerdekaan diri pada tanggal 17
Agustus 1945 dari penjajahan sudah menyatakan diri sebagai negara hukum. Hal itu bisa
dilihat di dalam isi pembukaan UUD 1945.

5.pada welfare state dilaksanakannya pemilihan umum yang langsung Pemilihan umum
(pemilu) di Indonesia pada awalnya ditujukan untuk memilih anggota lembaga perwakilan,
yaitu DPR, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota. Setelah amendemen keempat UUD
1945 pada 2002, pemilihan presiden dan wakil presiden (pilpres), yang semula dilakukan
oleh MPR, disepakati untuk dilakukan langsung oleh rakyat dan dari rakyat sehingga pilpres
pun dimasukkan ke dalam rangkaian pemilu. Pilpres sebagai bagian dari pemilu diadakan
pertama kali pada Pemilu 2004. Pada 2007, berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun
2007, pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah (pilkada) juga dimasukkan sebagai
bagian dari rezim pemilu. Pada umumnya, istilah "pemilu" lebih sering merujuk kepada
pemilihan anggota legislatif dan presiden yang diadakan setiap 5 tahun sekali. Proses
pelaksanaan Pemilihan Langsung sama dengan proses pelaksanaan Pelelangan Umum
Secara Pascakualifikasi Metode Satu Sampul dengan Evaluasi Sistem Gugur kecuali:
a.waktu penayangan pengumuman dilakukan paling kurang 4 (empat) hari kerja melalui
website Kementerian/Lembaga/Pemerintah Daerah/ Institusi masing-masing dan papan
pengumuman resmi untuk masyarakat serta Portal Pengadaan Nasional melalui LPSE;dan
b.sanggahan dan sanggahan banding: masa sanggah dan jawaban sanggah paling lambat
3 (tiga) hari kerja; dan masa sanggah banding paling lambat 3 (tiga) hari kerja dan jawaban
sanggah banding paling lambat 5 (lima) hari kerja.diterbitkan paling lambat 4 (empat) hari
kerja setelah pengumuman pemenang apabila tidak ada sanggahan.

6. Bestuur Szrong (menyelenggarakan kesejahteraan).

Dalam soal kesejahteraan, Indonesia berusaha keras mencapainya dengan berbagai cara.
Program pemerintah Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, BPJS Kesehatan, Kredit
Untuk Rakyat, Dana Desa, Bantuan untuk penyandang Disabilitas, dsb secara konsisten
menyasar individu dan kelompok-kelompok masyarakat yang memang membutuhkan.

Selain dengan cara tersebut, berbagai riset ekonomi menunjukkan, pertumbuhan ekonomi
yang tinggi bisa membawa masyarakat yang kurang sejahtera menjadi lebih sejahtera.Pada
tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen. Tahun 2015 turun sedikit
menjadi 4,79 persen, sementara tahun 2016 diperkirakan akan naik menjadi 5,2 – 5,3 persen.

Angka-angka tersebut menunjukkan, meskipun ada kelesuan ekonomi secara global,


pertumbuhan ekonomi Indonesia masih cukup positif. Indonesia termasuk dalam kategori
negara berkembang dengan pertumbuhan yang stabil di tengah kelesuan global, dimana
ekonomi dunia hanya tumbuh pada kisaran 3,4 persen.Selain itu, berbagai kebijakan
pemerintah, seperti deregulasi, perpajakan, dan pembangunan infrastruktur untuk
meningkatkan daya saing juga menunjukkan keseriusan untuk menarik investasi yang
bermuara pada meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

5. Menjaga keamanan dalam arti luas, yaitu keamanan social dari seluruh lapangan
masyarakat.Negara Indonesia selalu turut serta ikut campur dalam semua kehidupan
masyarakat, mulai dari masalah perceraian, pembunuhan sampai korupsi dan teroris.
Pemerintah Indonesia juga selalu mengontrol supaya semua kegiatan masyarakat tetap
berjalan serasi, selaras dan seimbang sehingga setiap masyarakat merasa aman dan nyaman
tinggal di Indonesia.

Dari segi perekonomian, pemerintah Indonesia tidak mau melepas secara leluasa Indonesia ke
pasar bebas, karena hal itu akan berdampak buruk bagi masyrakat kecil dan bawah.
Pemerintah masih memegang kendali dalam urusan perekonomian dengan mengeluarkan
kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bagi masyarakat Indonesia.

Negara Indonesia sebagai negara hukum modern juga bisa dilihat dari bagaimana pemerintah
Indonesia selalu berusaha menjaga kesetabilan di dalam masyarakat. Penegakan keadilan
diperjuangkan oleh pemerintah untuk seluruh lapisan masyarakat Indonesia tanpa
memandang bulu.

Indonesia bisa disebut negara hukum modern bisa dilihat dari bagaimana di Indonesia itu
menganut trias plitica. Trias polica merupakan sebuah system pembagian kekuasaan ke
eskutif, legislative dan yudikatif. Jadi untuk masalah hukum atau peradilan ditangani oleh
yudikatif, misalanya oleh kejaksaan, KPK, MA dan lainnya. Sekali lagi saya tegaskan
Indonesia adalah negara hukum modern.
DAFTAR PUSTAKA

dari buku Pengantar Hukum Administrasi Negara Indonesia, Muchsan, SH)

Rahman,Gazali,Pengantar Imu Pemerintahan,Pustaka Banua,Banjarmasin,2015

http://legalstudies71.blogspot.co.id/2015/09/ciri-ciri-dari-negara-hukum-modern.html

http://dedetzelth.blogspot.co.id/2013/05/apakah-indonesia-negara-hukum-modern.html

https://www.belbuk.com/teori-negara-hukum-modern-p-54374.html

https://www.researchgate.net/publication/305195744_KONSEP_HUKUM_MODERN_SUA
TU_PERSPEKTIF_KEINDONESIAAN_INTEGRASI_SISTEM_HUKUM_AGAMA_DAN
_SISTEM_HUKUM_NASIONAL

https://id.wikipedia.org/wiki/Mengutamakan_Rakyat

http://www.presidenri.go.id/berita-aktual/indonesia-berbicara-stabilitas-dan-kesejahteraan-di-
ktt-g-7.html

http://habibiarifin.blogspot.co.id/2010/05/lembaga-pemerintahan-departemen-dan.html

Anda mungkin juga menyukai